(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)
Minggu, tgl 30 April 2023, pk 09.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
kehidupan nabi-nabi palsu(4)
Yudas 8-13(4)
Yudas 8-13 - “(8) Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga. (9) Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’ (10) Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka. (11) Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah. (12) Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali. (13) Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri; mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya.”.
4) Ay 12-13: “(12) Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali. (13) Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri; mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya.”.
Dalam ay 12-13 ini Yudas memberikan bermacam-macam penggambaran tentang orang-orang sesat itu:
a) ‘Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri’ (ay 12a).
1. ‘Perjamuan kasihmu’.
a. Pada abad-abad awal dari kekristenan, dalam gereja ada perjamuan kasih yang disebut ‘love feast’ [= pesta kasih]. Ini diadakan demi persekutuan, dan juga demi orang miskin, sebagai ketaatan terhadap kata-kata Kristus dalam Luk 14:12-13.
Luk 14:12-14 - “(12) Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: ‘Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. (13) Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. (14) Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.’”.
Jadi, setiap orang membawa makanan, orang yang kaya membawa banyak, orang yang miskin membawa sedikit, dan semua makanan itu lalu dimakan bersama-sama.
Tetapi lalu terjadi hal-hal yang buruk seperti dalam 1Kor 11:21-22 dan Yudas 12 ini.
1Kor 11:21-22 - “(21) Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk. (13) Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji.”.
Ay 12: “Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.”.
b. Sama seperti ay 4, ay 12 ini menunjukkan bahwa orang-orang sesat itu menyusup ke dalam gereja. Ay 12a ini bahkan menunjukkan bahwa mereka aktif dalam gereja.
2. ‘noda’.
Benarkah terjemahan ‘noda’ ini?
a. Ada penafsir yang menganggap bahwa terjemahan ‘noda’ ini tepat.
Orang-orang ini disebut ‘noda’ bukan hanya karena mereka itu kotor dalam diri mereka sendiri, tetapi juga karena mereka menodai / mempermalukan seluruh gereja (bdk. Ibr 12:15 - ‘mencemarkan banyak orang’).
Dalam gereja yang paling murnipun pasti ada noda seperti ini. Untuk mengurangi orang-orang seperti ini, maka gereja harus mempunyai ketegasan terhadap orang-orang brengsek dalam gereja.
Calvin: “And at this day I wish there were more judgment in some good men, who, by seeking to be extremely kind to wicked men, bring great damage to the whole church.” [= Dan pada saat ini saya berharap bahwa ada kemampuan menilai / menghakimi yang lebih baik dalam beberapa orang baik, yang, dengan berusaha berbuat sangat baik kepada orang-orang jahat, membawa kerusakan besar bagi seluruh gereja.].
Ada penafsir yang membandingkan sebutan ‘noda’ di sini dengan Ul 32:5 - “Berlaku busuk terhadap Dia, mereka bukan lagi anak-anakNya, yang merupakan noda, suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit.”.
b. Kebanyakan penafsir menganggap terjemahan ‘noda’ ini kurang tepat.
Bdk. 2Pet 2:13 - “dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu.”.
Dalam 2Pet 2:13 kata Yunani yang dipakai adalah SPILOI, yang artinya memang adalah ‘noda’, tetapi dalam Yudas 12 ini kata Yunani yang dipakai adalah SPILADES yang sekalipun juga bisa berarti ‘noda’ tetapi juga bisa berarti ‘batu karang yang tersembunyi’.
NASB: ‘hidden reefs’ [= batu karang yang tersembunyi].
ASV: ‘hidden rocks’ [= batu-batu karang yang tersembunyi].
Ini menunjuk pada batu karang yang ada di laut, yang bagian atasnya hanya sedikit di bawah permukaan air. Karena itu tentu saja batu karang seperti ini sangat berbahaya bagi kapal yang tidak berhati-hati.
c. Saya jauh lebih setuju dengan terjemahan ‘batu karang yang tersembunyi’ dari pada terjemahan ‘noda’, karena dalam ay 12-13 ini Yudas memberikan 5 penggambaran. 4 penggambaran yang terakhir semuanya diambil dari ‘nature’ [= alam], yaitu awan, pohon, ombak dan bintang. Kalau penggambaran pertama ini adalah ‘noda’, maka itu menjadi tidak sesuai dengan 4 penggambaran yang terakhir, karena ‘noda’ tidak termasuk ‘nature’ [= alam]. Tetapi kalau penggambaran pertama ini adalah ‘batu karang’, maka itu sesuai dengan 4 penggambaran yang terakhir, karena ‘batu karang’ jelas termasuk ‘nature’ [= alam].
3. ‘mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri’.
a. Kata Yunani yang diterjemahkan ‘tidak malu-malu’ adalah APHOBOS, dan NASB secara hurufiah menterjemahkannya ‘without fear’ [= tanpa takut]. Ini bisa diartikan:
(1) Tanpa takut kepada Allah.
(2) Tanpa takut / malu kepada jemaat yang lain.
b. Sedangkan kata-kata ‘hanya mementingkan dirinya sendiri’ terjemahan seharusnya adalah: ‘feeding themselves’ [= memberi makan diri mereka sendiri].
Dalam perjamuan kasih yang harus dipentingkan sebetulnya adalah persekutuan / perhatian terhadap orang lain, bukan makannya. Tetapi orang-orang sesat ini menunjukkan keegoisan mereka dengan tidak malu-malu untuk makan sebanyak-banyaknya, dan mereka melakukan hal ini tanpa mempedulikan apakah orang lain kebagian makanan atau tidak. Orang-orang seperti ini jelas merusak / memalukan gereja!
Mestinya orang kristen memikirkan apa yang bisa mereka berikan untuk Tuhan / gereja, bukan apa yang bisa mereka ambil dari gereja!
Bandingkan dengan kata-kata Presiden John F. Kennedy: “Ask not what your country can do for you - ask what you can do for your country” [= Jangan bertanya apa yang negaramu bisa lakukan bagimu - tanyakan apa yang kamu bisa lakukan bagi negaramu] - https://www.jfklibrary.org/learn/education/teachers/curricular-resources/ask-not-what-your-country-can-do-for-you
Bandingkan keegoisan orang-orang sesat itu dengan kasih dalam persekutuan dalam Kis 2:44-47 & Kis 4:32-37.
Kis 2:44-47 - “(44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, (45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. (46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, (47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”.
Kis 4:32-37 - “(32) Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. (33) Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. (34) Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa (35) dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. (36) Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. (37) Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.”.
Penerapan:
(a) Gereja jaman sekarang juga sering mengadakan perjamuan kasih, sekalipun mungkin dalam pelaksanaannya bukan setiap jemaat membawa makanan ke gereja, tetapi gereja yang menyediakan makanannya. Atau kadang-kadang dalam acara seperti Natal, atau HUT gereja dsb, gereja mengadakan pesta. Dalam acara makan bersama seperti itu apakah saudara mengutamakan makanannya atau persekutuannya? Dan kalau saudara makan apakah saudara juga mengambil sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan orang lain kebagian atau tidak?
Saya tahu dalam satu gereja bahkan ada majelis yang setiap acara makan selalu membawa satu susun rantang, dan begitu acara makan dimulai ia langsung mengisi rantangnya untuk nanti dibawa pulang, dan setelah itu ia masih makan lagi di sana. Kalau saudara adalah orang seperti itu, bertobatlah dari sikap tidak tahu malu itu, dan kalau dalam gereja ada orang seperti itu, pendeta atau majelis wajib menegur orang seperti itu!
Dan dalam gereja kitapun sekarang ada orang-orang brengsek dan tidak tahu malu seperti itu!
(b) Kadang-kadang gereja membiayai makan dari para pekerja gereja yang sedang melayani, misalnya dalam rapat atau dalam pelayanan penginjilan / paduan suara keluar kota, dsb. Ini memang sesuai dengan kata-kata Musa yang dikutip oleh Paulus “Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik” (1Kor 9:9).
Tetapi hal ini lalu disalahgunakan oleh banyak orang kristen dengan makan makanan yang mahal-mahal mumpung dibiayai gereja! Bahkan ada gereja yang mengadakan rapat majelis di luar kota, di hotel, dengan mengajak seluruh keluarganya, atas biaya gereja. Ini tidak berbeda dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang sesat di sini.
(c) Ada banyak gereja yang membayar rekening telpon dan listrik untuk hamba Tuhannya. Tetapi ada banyak hamba Tuhan yang lalu menyalahgunakan hal ini dengan menggunakan telpon dan listrik seenaknya karena toh gereja yang membayar. Hamba Tuhan yang seperti ini tidak berbeda dengan orang-orang sesat pada jaman Yudas!
4. Perhatikan beberapa komentar di bawah ini.
Thomas Manton:
a. “it is an odious filthiness to make religion serve our bellies, and to turn charity into luxury.” [= merupakan suatu kekotoran yang menjijikkan kalau kita membuat agama melayani perut kita, dan kalau kita mengubah kemurahan hati menjadi kemewahan.] - hal 275.
b. “When men aim at nothing but their own ease and pleasure, they set the belly in God’s stead.” [= Pada waktu orang hanya mengincar kesenangan dan kenikmatan mereka sendiri, mereka meletakkan perut sebagai pengganti Allah.] - hal 275.
Bandingkan kata-kata Manton ini dengan 2 ayat di bawah ini:
Ro 16:18a - “sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri.”.
Fil 3:19b - “Tuhan mereka ialah perut mereka,”.
Thomas Manton: “In the use of pleasures and outward comforts there should be much caution.” [= Dalam penggunaan kenikmatan dan kesenangan lahiriah harus ada kewaspadaan.] - hal 277.
Bandingkan dengan Ayub, yang setiap kali anak-anaknya selesai mengadakan pesta, lalu mempersembahan korban (Ayub 1:5).
Bdk. juga Luk 21:34 - “‘Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.”.
Penerapan: apakah saudara waspada pada saat sedang mengalami kesenangan / kemewahan?
b) ‘mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin’ (ay 12b).
Awan menjanjikan hujan, tetapi ternyata tidak memberikan setetes airpun. Artinya: orang-orang itu kelihatannya hebat dan menjanjikan, tetapi tidak memberikan / menghasilkan apapun yang baik.
Bdk. Amsal 25:14 - “Awan dan angin tanpa hujan, demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah yang tidak pernah diberikannya.”.
Kata-kata yang saya garis-bawahi itu oleh KJV diterjemahkan ‘false gift’ [= hadiah / karunia palsu].
Bandingkan juga dengan Ul 32:2 - “Mudah-mudahan pengajaranku menitik laksana hujan, perkataanku menetes laksana embun, laksana hujan renai ke atas tunas muda, dan laksana dirus hujan ke atas tumbuh-tumbuhan.”.
Ayat ini membandingkan pengajaran Firman Tuhan dengan hujan.
Jadi sepertinya orang-orang sesat ini menjanjikan dalam pengajaran Firman, tetapi ternyata nol besar.
Penerapan: Ada banyak orang yang kelihatannya menjanjikan dalam pengajaran Firman, misalnya orang yang pandai / ber-IQ tinggi, mempunyai gelar doktor theologia (Ph. D.), dsb, tetapi ternyata sama sekali tidak ada gunanya dalam gereja, dan bahkan merusak gereja dengan ajaran sesatnya.
Karena itu jangan terlalu cepat terpikat dengan kepandaian / IQ yang tinggi maupun gelar theologia. Sekalipun 2 hal ini memang penting, tetapi harus disertai kwalitas yang lain, seperti hikmat, theologia yang benar, karunia berkhotbah / mengajar, kerohanian yang baik, dsb.
c) ‘mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali’ (ay 12c).
1. Kata-kata ‘mati sama sekali’ terjemahan hurufiahnya adalah ‘twice dead’ [= mati dua kali], tetapi mungkin sekali artinya memang adalah ‘mati sama sekali’.
2. ‘yang terbantun dengan akar-akarnya’.
NIV/NASB: ‘uprooted’ [= tercabut dengan akar-akarnya].
Kata-kata ini seharusnya terletak pada akhir ay 12, setelah kata-kata ‘twice dead’ [= mati dua kali / mati sama sekali].
3. Pohon seharusnya menghasilkan buah, tetapi pohon pada musim gugur kehilangan semua daun dan buah. Ini masih ditambahi istilah ‘twice dead’ [= mati dua kali / mati sama sekali] dan ‘uprooted’ [= tercabut dengan akar-akarnya]. Semua ini menunjukkan betapa tidak bergunanya pohon itu.
Sebetulnya dalam gereja tidak ada orang yang tidak berguna. Hanya ada dua golongan orang: yang berguna dan yang merusak (bukan sekedar tidak berguna)! Bdk. Mat 12:30.
d) ‘Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri’ (ay 13a).
‘Ombak laut’ adalah sesuatu yang kelihatan hebat, tetapi hanya menghasilkan buih dan bahkan kotoran di pantai.
‘Ombak laut’ juga menunjukkan keadaan hati yang gelisah, tanpa damai.
Bdk. Yes 57:20-21 - “(20) Tetapi orang-orang fasik adalah seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tetap tenang, dan arusnya menimbulkan sampah dan lumpur. (21) Tiada damai bagi orang-orang fasik itu, firman Allahku.”.
Jadi, orang-orang sesat ini bukan saja hatinya sendiri yang tidak damai, tetapi mereka juga merusak damai dalam gereja yang mereka masuki.
e) ‘mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya’ (ay 13b).
1. Kata-kata ‘bintang-bintang’ terjemahannya kurang.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘wandering stars’ [= bintang-bintang yang mengembara].
Pulpit Commentary: “We are to think of comets, whose course strikes us as erratic, and that after shining for a time, are lost in the darkness.” [= Kita harus berpikir tentang komet, yang lintasannya kelihatannya tak teratur / tak menentu, dan yang setelah bersinar untuk suatu waktu, hilang dalam kegelapan.] - hal 41.
Jadi penafsir ini beranggapan bahwa yang dimaksud ‘bintang yang mengembara’ di sini adalah sebuah komet, karena komet sepertinya mempunyai lintasan yang tidak beraturan, muncul sekali selama beberapa saat, lalu lenyap dalam kegelapan untuk selama-lamanya.
Catatan: Memang sebetulnya komet bukanlah bintang, dan komet tidak hilang selama-lamanya. Ia muncul setiap beberapa puluh atau beberapa ratus tahun sekali. Tetapi perlu diingat bahwa Kitab Suci bukan kitab ilmu pengetahuan, dan karena itu Kitab Suci menggambarkan sesuai dengan pandangan dan pengertian orang jaman itu. Bagi mereka komet adalah bintang, dan setelah muncul sementara waktu lalu terhilang selama-lamanya.
2. Bagian terakhir dari ay 13b ini menunjukkan akhir dari orang-orang sesat itu, yaitu masuk ke dalam kegelapan kekal.
Jadi berbeda dengan ke 4 penggambaran sebelumnya yang hanya menunjukkan kondisi / kebrengsekan / ketidakbergunaan orang-orang sesat itu, maka penggambaran yang ke 5 ini juga menunjukkan akhir mereka.
Seorang penafsir membandingkan bagian ini dengan kata-kata ‘siksaan api kekal’ dalam ay 7, dan mengatakan bahwa neraka memang digambarkan sebagai api kekal maupun kegelapan kekal.
Berbeda dengan banyak penafsir yang menganggap bahwa api adalah simbol, penafsir ini menganggap bahwa api adalah sesuatu yang hurufiah / bukan simbol. Argumentasinya:
“Fire is evidently the only word in human language which can suggest the anguish of perdition. It is the only word in the parable of the wheat and the tares which our Lord did not interpret (Matt. 13:36-43). He said: ‘The field is the world,’ ‘the enemy ... is the devil,’ ‘the harvest is the end of the world,’ ‘the reapers are the angels.’ But we look in vain for such a statement as, ‘the fire is ...’ The only reasonable explanation is that fire is not a symbol. It perfectly describes the reality of the eternal burnings.” [= Api jelas merupakan satu-satunya kata dalam bahasa manusia yang bisa menunjukkan penderitaan dari penghukuman akhir / neraka. Itu adalah satu-satunya kata dalam perumpamaan gandum dan lalang yang tidak ditafsirkan oleh Tuhan kita (Mat 13:36-43). Ia berkata: ‘ladang ialah dunia’, ‘musuh ... ialah Iblis’, ‘waktu menuai ialah akhir zaman’, para penuai ialah malaikat’. Tetapi kita mencari dengan sia-sia pernyataan seperti ini, ‘api ialah ...’. Satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah bahwa api bukanlah simbol. Itu secara sempurna menggambarkan kenyataan dari pembakaran kekal.] - S. Maxwell Coder, ‘Jude: The Acts of The Apostates’, hal 82.
Catatan: sebetulnya argumentasi orang ini mudah untuk dipatahkan. Tidak ada kata-kata ‘api adalah ...’ karena dalam dunia ini memang barangnya tidak ada! Semua yang ada di surga atau neraka memang sangat berbeda dengan apapun yang ada dalam dunia ini!
Kelima point / penggambaran tentang orang-orang sesat itu menunjukkan bahwa sekalipun mereka kelihatannya hebat, tetapi mereka bukan hanya tidak berguna, tetapi bahkan merugikan gereja / kekristenan.
Coba renungkan tentang diri saudara sendiri: saudara berguna bagi gereja / kekristenan, atau tidak berguna, atau merugikan?
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali