Eksposisi Injil Yohanes

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


Yohanes 20:24-31

Ay 24: “Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ”.

1)   Mungkin kesedihan karena kematian Yesus menyebabkan Tomas menyendiri. Hal ini sebetulnya tidak salah. Salahnya adalah bahwa ia melakukan hal itu secara kelewat batas, sehingga ia sama sekali tidak bersekutu dengan saudara-saudara seimannya.

2)   Membolosnya Tomas dari persekutuan dengan saudara-saudara seimannya ini menyebabkan Tomas tidak menerima berkat dan sukacita yang diterima oleh murid-murid lain, karena penampakan Yesus yang terjadi pada saat itu!

Matthew Henry: “by his absence he missed the satisfaction of seeing his Master risen, and of sharing with the disciples in their joy upon that occasion. Note, Those know not what they lose who carelessly absent themselves from the stated solemn assemblies of Christians” (= karena absennya ia tidak mendapatkan kepuasan dari melihat Tuannya bangkit, dan tidak ikut ambil bagian dengan murid-murid dalam sukacita mereka pada peristiwa itu. Perhatikan, Mereka tidak tahu mereka kehilangan apa pada waktu mereka secara ceroboh absen dari perkumpulan khidmat yang ditetapkan dari orang-orang Kristen).

Adam Clarke: “by absenting himself from the company of the disciples, he lost this precious opportunity of seeing and hearing Christ; and of receiving (at this time) the inestimable blessing of the Holy Spirit” [= dengan absennya ia dari kumpulan murid-murid, ia kehilangan kesempatan yang berharga untuk melihat dan mendengar Kristus; dan untuk menerima (pada saat ini) berkat yang tak ternilai dari Roh Kudus].

William Hendriksen: “By not being present he had missed the joy of seeing the risen Lord, and of hearing him speak words of peace. Indeed, he had missed the peace itself” (= Dengan tidak hadir ia tidak menerima sukacita berkenaan dengan melihat Tuhan yang bangkit, dan tidak mendengar Ia mengucapkan kata-kata damaiNya. Ia bahkan gagal menerima damai itu sendiri) - hal 463.

Penerapan:

Saudara tidak akan pernah tahu berapa banyak sukacita dan berkat Tuhan yang gagal saudara terima karena saudara membolos dari Kebaktian maupun Pemahaman Alkitab! Karena itu jangan membolos! Tetapi kalau toh terpaksa tidak bisa hadir, mengingat di gereja ini ada rekaman cassette dan makalah khotbah, maka usahakanlah untuk mendengar cassette dan mempelajari makalahnya!

3)   Ada penafsir yang bahkan beranggapan bahwa dengan absennya, Tomas bukan saja tidak menerima hal yang baik, tetapi ia mendapatkan hal yang buruk.

Adam Clarke: “Thomas had lost much good, and gained much evil, and yet was insensible of his state. Behold the consequences of forsaking the assemblies of God’s people! Jesus comes to the meeting - a disciple is found out of his place, who might have been there; and he is not only not blessed, but his heart becomes hardened and darkened through the deceitfulness of sin” (= Tomas kehilangan banyak hal yang baik, dan mendapatkan banyak hal yang buruk / jahat, tetapi ia tidak sadar akan keadaannya. Lihatlah konsekwensi dari tindakan meninggalkan perkumpulan umat Allah! Yesus datang ke pertemuan itu - seorang murid didapati tidak di tempatnya, yang sebetulnya bisa ada di sana; dan ia bukan hanya tidak diberkati, tetapi hatinya menjadi keras dan gelap melalui tipu daya dari dosa).

Kalau pada akhirnya ia toh menerima berkat dan sukacita yang sama, itu terjadi hanya karena kasih karunia Kristus. Tetapi ingat, bahwa tidak selalu hal itu terjadi. Seringkali, berkat / sukacita yang gagal kita dapatkan karena absennya kita dalam kebaktian / Pemahaman Alkitab, tidak akan kita dapatkan selama-lamanya.

Ay 25: “Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: ‘Kami telah melihat Tuhan!’ Tetapi Tomas berkata kepada mereka: ‘Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya.’”.

1)   Mengapa orang sukar percaya pada kebangkitan?

a)   Karena setan bekerja.

Setan selalu bekerja pada saat manusia mendengar suatu kebenaran rohani.

Ada suatu fakta yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu bahwa pada waktu seseorang mendengar sesuatu dari surat kabar, majalah, TV, bahkan iklan dan gossip, ia dengan mudah percaya, tanpa meminta bukti. Tetapi kalau seseorang mendengar firman Tuhan, maka seringkali ia tidak mau percaya sebelum ada buktinya! Mengapa? Jelas karena dalam kasus pertama, ia mendengar sesuatu yang bersifat jasmani / duniawi, sehingga setan tidak merasa perlu untuk bekerja. Tetapi dalam kasus kedua, ia mendengar suatu kebenaran rohani sehingga setan merasa perlu untuk bekerja supaya orang itu tidak percaya!

Percaya pada kebangkitan orang mati adalah sesuatu yang penting, karena kalau orang menganggap bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian, maka ia pasti akan hidup semaunya sendiri.

Bdk. 1Kor 15:32b - “Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka ‘marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati’”.

Kepercayaan pada kebangkitan Yesus dari antara orang mati, lebih-lebih merupakan sesuatu yang sangat vital untuk keselamatan kita. Ini terlihat dari Ro 10:9-10 yang berbunyi: “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”.

Itu sebabnya dalam pemberitaan Injil, selain menekankan kematian Kristus untuk dosa-dosa kita, Paulus juga menekankan kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Ini terlihat dari 1Kor 15:3-4 yang berbunyi: “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”.

Karena itu jelaslah bahwa pada waktu seseorang mendengar Firman Tuhan, baik tentang kebangkitan orang mati maupun tentang kebangkitan Kristus, setan pasti akan bekerja mati-matian untuk membuat orang itu tidak percaya.

b)   Hal itu dianggap tidak rasionil / tidak masuk akal.

Ini biasanya merupakan anggapan dari orang-orang yang membanggakan rasionya / kepandaiannya. Tetapi, kalau mereka sampai pada kesimpulan seperti itu, saya berpendapat bahwa itu menunjukkan kalau sebetulnya mereka justru kurang tajam / kurang teliti dalam menganalisa. Mengapa?

1.   Jelas sekali bahwa dalam menganalisa persoalan kebangkitan, mereka tidak memperhitungkan kuasa Allah yang tidak terbatas!

Kalau mereka memperhitungkan kemahakuasaan Allah, maka jelaslah bahwa mereka tidak akan menyimpulkan bahwa kebangkitan adalah sesuatu yang tidak masuk akal.

Bandingkan dengan Kis 26:8 dimana Rasul Paulus berkata: “Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?”. Juga bandingkan dengan Luk 1:37 - “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.’”.

2.   Sebetulnya kelahiran seseorang ke dalam dunia, adalah suatu peristiwa yang lebih ajaib, dan lebih ‘tidak masuk akal’, dibandingkan dengan peristiwa kebangkitan. Bagaimana bisa begitu? Perhatikan kata-kata Blaise Pascal di bawah ini:

“What reason have atheists for saying that we cannot rise again? Which is the more difficult, to be born, or to rise again? That what has never been, should be, or that what has been, should be again? Is it more difficult to come into being than to return to it? (= Apa alasan orang-orang atheis untuk mengatakan bahwa kita tidak dapat bangkit kembali? Yang mana yang lebih sukar, dilahirkan atau bangkit kembali? Sesuatu yang tidak pernah ada, menjadi ada, atau sesuatu yang sudah ada, menjadi ada lagi? Apakah lebih sukar untuk menjadi ada dari pada untuk kembali ada?) - ‘The Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 566.

Keterangan: Saya kira kalimat terakhir (yang digarisbawahi) susunannya terbalik! Tetapi, bagaimanapun juga maksud dari orang itu jelas sekali. Kelahiran adalah suatu peristiwa dimana seseorang yang tadinya tidak ada, lalu menjadi ada. Ini jelas lebih ajaib / lebih tidak mungkin / lebih sukar dari peristiwa kebangkitan, dimana seseorang yang tadinya sudah ada, lalu menjadi ada lagi! Tetapi anehnya, semua orang percaya pada kelahiran, tetapi tidak percaya pada kebangkitan!

c)   Ketidakpercayaan pada Firman Tuhan, dan tidak adanya pekerjaan Roh Kudus dalam diri mereka.

Orang yang betul-betul percaya pada Firman Tuhan, pasti tidak akan sukar untuk mempercayai kebangkitan. Tetapi manusia, yang condong kepada dosa, tidak mungkin bisa percaya pada Firman Tuhan maupun kebangkitan kalau Roh Kudus tidak bekerja dalam dirinya dan memberikan iman kepadanya.

2)   Mengapa Tomas tak percaya kebangkitan Yesus?

Selain ketiga alasan di atas, ada juga alasan-alasan lain:

a)   Karena Tomas tidak hadir bersama murid-murid yang lain, ketika Yesus menampakkan diri kepada mereka (ay 24  bdk. ay 19-23).

b)   Tomas adalah seorang skeptis (seorang yang selalu ragu-ragu dan tidak gampang percaya), dan juga secara alamiah adalah seorang pesimis (selalu meninjau masa depan secara negatif).

Ini terlihat dalam Yoh 11:16, dan terlihat lagi di sini!

1.   Murid-murid yang lain, yang jumlahnya adalah 10 orang, bercerita kepada Tomas bahwa mereka telah melihat Yesus (ay 25a).

Matthew Henry: “Note, The disciples of Christ should endeavour to build up one another in their most holy faith, both by repeating what they have heard to those that were absent, that they may hear it at second hand, and also by communicating what they have experienced. Those that by faith have seen the Lord, and tasted that he is gracious, should tell others what God has done for their souls” (= Perhatikan, Murid-murid Kristus harus berusaha untuk saling membangun dalam iman mereka yang paling kudus, baik dengan mengulangi apa yang telah mereka dengar kepada mereka yang absen, supaya mereka bisa mendengar dari tangan kedua, dan juga dengan menyampaikan apa yang mereka alami. Mereka yang oleh iman telah melihat Tuhan, dan mengecap bahwa Ia itu murah hati, harus memberi tahu yang lain apa yang telah Allah lakukan untuk jiwa mereka).

2.   Tetapi Tomas tetap tidak percaya (ay 25b).

Ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari kata-kata Tomas dalam ay 25b itu:

a.   Ada sesuatu yang bagus dalam sikap / kata-kata Tomas ini, yaitu bahwa ia jujur / tidak munafik tentang ketidak-percayaannya. Ia tidak berpura-pura untuk percaya, sekalipun 10 murid yang lain percaya bahwa Yesus sudah bangkit dari antara orang mati.

William Barclay: “He would never still his doubt by pretending that they did not exist. He was not the kind of man who would rattle off a creed without understanding what it was all about” (= Ia tidak pernah mau menenangkan keraguannya dengan berpura-pura bahwa hal itu tidak ada. Ia bukanlah jenis orang yang mau mengucapkan pengakuan iman tanpa mengerti tentang hal itu).

Penerapan:

Apakah saudara sering pura-pura percaya padahal saudara ragu-ragu, atau bahkan tidak percaya? Kemunafikan saudara akan menyebabkan tidak adanya orang menolong saudara dalam hal itu, tetapi sebaliknya, keterusterangan saudara akan memudahkan saudara-saudara seiman saudara untuk menolong saudara!

b.   Tetapi ketidakpercayaan Tomas yang diungkapkan dengan kata-kata seperti itu, juga bisa berakibat negatif terhadap orang-orang lain. Jadi, kalau mau menyatakan ketidak-percayaan, lakukan itu kepada orang-orang yang teguh imannya, bukan kepada orang-orang kristen baru / lemah.

c.   Sikap Tomas yang ingin melihat baru percaya ini bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci / Firman Tuhan.

Ibr 11:1 - Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

2Kor 5:7 - “sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”.

Yoh 11:40 - “Jawab Yesus: ‘Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?’”.

d.   Kata-kata Tomas ini menunjukkan betapa keras kepalanya Tomas itu!

Ay 25 akhir: ‘Aku tidak akan percaya’.

NIV: ‘I will not believe’ (= Aku tidak mau percaya).

Dan kalau dilihat dalam bahasa Yunaninya maka di sini digunakan 2 x kata ‘tidak’ (OU ME), yang menunjukkan suatu penekanan.

Adam Clarke: “His unbelief became obstinate: he was determined not to believe on any evidence that it might please God to give him: he would believe according to his own prejudices, or not at all” (= Ketidak-percayaannya menjadi tegar tengkuk: ia berketetapan untuk tidak percaya karena bukti apapun yang Allah berkenan berikan kepadanya: ia mau percaya menurut prasangka / pandangannya sendiri, atau tidak sama sekali).

e.   Ketidakpercayaan Tomas ini adalah sesuatu yang aneh dan keterlaluan, karena:

·        Ia pasti tahu bahwa dalam Perjanjian Lamapun ada orang-orang yang bangkit dari kematian (1Raja 17:17-24  2Raja 4:18-37  2Raja 13:21).

·        Ia sendiri melihat Yesus membangkitkan orang mati sebanyak 3 x (Mark 5:21-43  Luk 7:11-17  Yoh 11).

·        Pada waktu Yesus mati, banyak orang kudus bangkit dari kubur (Mat 27:52-53).

·        Yesus sudah berulang-ulang memberitakan / menubuatkan tentang kematian dan kebangkitanNya (Yoh 2:18-22  Mat 16:21  Mat 17:22-23  Mat 20:18-19  Mat 26:2).

·        Ada 10 murid laki-laki yang bersaksi bahwa mereka telah melihat Yesus!

f.    Ini menunjukkan bahwa dalam diri orang percaya selalu bisa ada ketidak-percayaan tertentu.

George Hutcheson: “Unbelief is strangely rooted in the heart of all men, yea, even of godly men and disciples, so that they may frequently fall into that sin, and be very pertinacious in it” (= Ketidak-percayaan secara aneh berakar dalam hati semua manusia, ya, bahkan orang-orang saleh dan murid-murid, sehingga mereka bisa sering jatuh ke dalam dosa itu, dan sangat berkeras hati di dalamnya) - hal 424.

g.   Ini menunjukkan dalamnya kejatuhan Tomas. Ia menjadi seperti orang kafir! Kalau rasul saja bisa jatuh seperti itu, lebih-lebih orang kristen biasa! Karena itu jangan sembarangan menghakimi pada saat saudara melihat orang jatuh!

Calvin: “The same thing happens sometimes with many persons; for they grow wanton for a time, as if they had cast off all fear of God, so that there appears to be no longer any faith in them; but as soon as God has chastised them with a rod, the rebellion of their flesh is subdued, and they return to their right senses” (= Hal yang sama kadang-kadang terjadi dengan banyak orang; mereka hidup sembarangan untuk suatu jangka waktu tertentu, seakan-akan mereka telah membuang semua rasa takut kepada Allah, sehingga kelihatannya tidak lagi ada iman dalam diri mereka; tetapi begitu Allah menghajar mereka dengan tongkat, pemberontakan daging mereka ditundukkan, dan mereka kembali sadar).

Calvin lalu memberi contoh tentang kejatuhan Daud (berzinah dengan Batsyeba, membunuh Uria dsb).

h.   Jaman sekarang juga banyak orang seperti Tomas.

John G. Mitchell: “I’ve had people say the same thing to me. ‘Unless I can see God do something, unless I feel it, unless God answer my prayers, I won’t believe.’ They are lying down their terms for faith instead of believing what He has declared. This is not ignorance or even honest doubt. It is nothing other than intellectual pride. My friend, there’s not a day that you don’t live by faith. You don’t sit down and examine everything. We take the word of people in many things. Teachers, salesmen, mechanics, referees - we trust them to know their business” (= Aku mendengar orang-orang mengatakan hal yang sama kepadaku. ‘Kecuali aku bisa melihat Allah melakukan sesuatu, kecuali aku merasakannya, kecuali Allah menjawab doa-doaku, aku tidak akan / mau percaya’. Mereka meletakkan syarat-syarat mereka untuk iman dan bukannya percaya apa yang telah Ia nyatakan. Ini bukan ketidak-tahuan atau keraguan yang jujur. Ini bukan lain merupakan kesombongan intelektual. Temanku, tidak ada hari dimana engkau tidak hidup dengan iman. Engkau tidak duduk dan memeriksa segala sesuatu. Kita mempercayai kata-kata dari orang-orang dalam banyak hal. Guru-guru, penjual-penjual, ahli-ahli mesin, wasit-wasit - kita mempercayai bahwa mereka tahu urusan mereka) - hal 397.

Ay 26-27: “(26) Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’. (27) Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’”.

1)   Setelah kebangkitanNya Yesus hanya kadang-kadang saja memunculkan diriNya.

Setelah kebangkitanNya, Yesus tidak terus menerus bersama dengan murid-muridNya. Ia hanya kadang-kadang saja menampakkan diri kepada mereka. Mengapa? Untuk menunjukkan kepada murid-muridNya bahwa Ia tidak dibangkitkan untuk hidup sama seperti dulu sebelum Ia mati.

Matthew Henry: “He deferred his next appearance for some time, to show his disciples that he was not risen to such a life as he had formerly lived, to converse constantly with them but was as one that belonged to another world, and visited this (world?) only as angels do, now and then, when there was occasion. Where Christ was during these eight days, and the rest of the time of his abode on earth, it is folly to enquire, and presumption to determine” [= Ia menunda pemunculan selanjutnya untuk sementara waktu, untuk menunjukkan murid-muridNya bahwa Ia tidak dibangkitkan kepada kehidupan seperti yang dulu Ia jalani, untuk berbicara terus menerus dengan mereka, tetapi sebagai seseorang yang termasuk dalam dunia yang lain, dan mengunjungi (dunia?) ini seperti yang dilakukan oleh malaikat-malaikat, hanya kadang-kadang, dimana ada kesempatan. Dimana Kristus berada selama 8 hari ini, dan sisa waktu selama Ia tinggal di bumi, merupakan hal yang bodoh untuk dipertanyakan, dan merupakan suatu kesombongan untuk menentukannya].

2)   Yesus menunggu selama 1 minggu.

a)   Ay 26: ‘8 hari kemudian’.

Maksudnya adalah 8 hari setelah ay 19. Hari pertama adalah hari Minggu. 8 hari setelah itu / hari ke 8 setelah itu juga adalah hari Minggu! (bandingkan dengan Yesus yang mati pada hari Jum’at, lalu bangkit pada hari ke 3 yang adalah hari Minggu - itulah cara mereka menghitung hari!). Jadi Yesus membiarkan Tomas selama 1 minggu.

Ada yang mengatakan bahwa kata-kata ‘8 hari kemudian’ menunjuk pada hari Senin malam.

Pulpit Commentary: “‘Eight days’ having fully elapsed might bring them to the evening of the second day of the second week” (= ‘Delapan hari’ telah sepenuhnya berlalu membawa mereka kepada malam dari hari yang kedua dari minggu yang kedua) - hal 476.

Tetapi saya berpendapat ini salah. Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini (3 ayat ini paralel):

·        Luk 9:28 - Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa”.

·        Mat 17:1 - Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja”.

·        Mark 9:2 - Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka”.

Cara mengharmoniskan bagian-bagian yang kelihatannya bertentangan / kontradiksi ini:

1.   Luk 9:28 mengatakan kira-kira delapan hari’.

2.   Matius dan Markus hanya menghitung hari-hari yang ada di antara Mat 16:21-28 dan Mat 17:1, sedangkan Lukas juga menghitung hari-hari dimana Mat 16:21-28 dan Mat 17:1 terjadi.

b)   Mengapa Yesus membiarkan Tomas selama 1 minggu?

1.   Untuk memberi kesempatan kepada Tomas untuk bertobat dari ketidak-percayaannya terhadap kebangkitan Yesus. Mungkin selama itu, karena melihat pada sukacita yang ada dalam diri murid-murid yang lain, Tomas bisa berubah dan menjadi percaya. Tetapi ternyata Tomas tetap tidak bertobat.

2.   Supaya Tomas merasakan akibat ketidak-percayaannya.

George Hutcheson: “however the Lord will help and cure the unbelief of his own, yet when they are wilful and peremptory in it, it is righteous with him to let them lie under it for a time, till they feel the evil and bitterness of it” (= bagaimanapun Tuhan akan menolong dan menyembuhkan ketidak-percayaan dari orang-orang milikNya, tetapi pada waktu mereka sengaja dan tak mau berubah di dalamnya, adalah benar dengan Dia untuk membiarkan mereka berada di bawahnya untuk sementara waktu, sampai mereka merasakan kejahatan dan kepahitan dari hal itu) - hal 424.

3.   Untuk menekankan perubahan Sabat dari Sabtu menjadi hari pertama (Minggu).

Barnes’ Notes: “‘And after eight days again’. That is, on the return of the first day of the week. From this it appears that they thus early set apart this day for assembling together, and Jesus countenanced it by appearing twice with them. It was natural that the apostles should observe this day, but not probable that they would do it without the sanction of the Lord Jesus. His repeated presence gave such a sanction, and the historical fact is indisputable that from this time this day was observed as the Christian Sabbath. See Acts 20:7; 1 Cor. 16:2; Rev. 1:10.” (= ‘Dan setelah 8 hari lagi’. Yaitu, pada kembalinya hari pertama dari suatu minggu. Dari sini kelihatannya mereka demikian awal memisahkan hari ini untuk berkumpul bersama-sama, dan Yesus menyetujuinya dengan muncul 2 x bersama mereka. Adalah sesuatu yang wajar bahwa rasul-rasul memperingati hari ini, tetapi tidak mungkin bahwa mereka melakukan hal itu tanpa persetujuan dari Tuhan Yesus. KehadiranNya yang terulang memberikan persetujuan seperti itu, dan fakta historis tidak dapat dibantah bahwa sejak saat ini hari ini diperingati sebagai Sabat Kristen. Lihat Kis 20:7; 1Kor 16:2; Wah 1:10).

Jadi Barnes beranggapan bahwa rasul-rasul yang lebih dulu melakukan perubahan Sabat, dan Yesus lalu merestuinya. Tetapi saya lebih condong pada pandangan dari beberapa penafsir di bawah ini.

William Hendriksen: “Did the Lord wait until Sunday evening in order to encourage his disciples to observe that day - and not some other day - as day of rest and worship? That would seem probable” (= Apakah Tuhan menunggu sampai Minggu malam untuk mendorong murid-muridNya untuk menghormati hari itu - dan bukannya hari yang lain - sebagai hari istirahat dan ibadah? Itu kelihatannya memungkinkan) - hal 464.

Matthew Henry: “He deferred it so long as seven days. And why so? ... that he might put an honour upon the first day of the week, and give a plain intimation of his will, that it should be observed in his church as the Christian sabbath, the weekly day of holy rest and holy convocations. That one day in seven should be religiously observed was an appointment from the beginning, as old as innocency; and that in the kingdom of the Messiah the first day of the week should be that solemn day this was indication enough, that Christ on that day once and again met his disciples in a religious assembly” (= Ia menunda itu selama 7 hari. Dan mengapa demikian? ... supaya Ia bisa meletakkan suatu penghormatan pada hari pertama dari suatu minggu, dan memberikan suatu isyarat yang jelas dari kehendakNya, bahwa hari itu harus diperingati / dihormati dalam gerejaNya sebagai Sabat Kristen, hari libur mingguan dan pertemuan kudus mingguan).

Jamieson, Fausset & Brown: “‘And after eight days’ - that is, on the eighth or first day of the following week. They themselves probably met every day during the preceding week, but their Lord designedly reserved His second appearance among them until the recurrence of His resurrection-day, that He might thus inaugurate the delightful sanctities of THE LORD’S DAY (Rev. 1:10).” [= ‘Dan setelah 8 hari’ - yaitu, pada hari ke 8 atau hari pertama dari minggu berikutnya. Mereka sendiri mungkin bertemu setiap hari dalam sepanjang minggu yang lalu, tetapi Tuhan mereka dengan terencana menahan pemunculanNya yang kedua di antara mereka sampai kembalinya hari kebangkitanNya, supaya dengan demikian Ia bisa melantik kekudusan yang menggembirakan dari HARI TUHAN (Wah 1:10)].

Jelas bahwa inisiatif perubahan Sabat itu tidak mungkin datang dari rasul-rasul, yang lalu disetujui oleh Yesus. Inisiatif itu datang dari Yesus sendiri, yang secara sengaja dan terencana melakukan 2 x pemunculan pada hari Minggu, dan dengan demikian memberikan isyarat yang jelas tentang hal itu.

3)   Yesus menampakkan diri lagi (ay 26-27).

a)   Mereka semua, termasuk Tomas, sedang berkumpul (ay 26).

1.   Tomas ada bersama para murid yang lain.

Matthew Henry: “though he had withdrawn himself once, yet not a second time. When we have lost one opportunity, we should give the more earnest heed to lay hold on the next, that we may recover our losses. It is a good sign if such a loss whet our desires, and a bad sign if it cool them” (= sekalipun ia telah menarik diri sekali, tetapi tidak untuk kedua-kalinya. Pada waktu kita kehilangan satu kesempatan, kita harus memberi perhatian yang lebih untuk memperoleh kesempatan berikutnya, supaya kita bisa memulihkan kehilangan kita. Merupakan suatu tanda yang baik jika kehilangan seperti itu merangsang keinginan kita, dan suatu tanda yang buruk jika itu mendinginkannya).

Penerapan:

Bagaimana kalau saudara gagal ikut Pemahaman Alkitab / Kebaktian? Apakah saudara terangsang untuk berjuang supaya tidak gagal dalam acara berikutnya, atau justru sebaliknya?

2.   Tomas tidak dikucilkan oleh para murid. Para murid yang lain ingin menolong Tomas yang sedang jatuh.

Bandingkan dengan kata-kata Yesus kepada Petrus dalam Luk 22:32 - “tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.’”.

George Hutcheson: “It is the duty of Christ’s followers not to lose or cast off any, though weak and unbelieving, so long as they can get them along with them in any duty, and so long as there is any hope of their amendment, and being reclaimed; ... Where this condescendence is wanting, many may be lost who otherwise would be recovered” (= Merupakan kewajiban dari pengikut-pengikut Kristus untuk tidak kehilangan atau membuang siapapun, sekalipun lemah dan tak percaya, selama mereka bisa bersamanya dalam kewajiban / tugas apapun, dan selama disana ada pengharapan tentang perbaikan mereka, dan pengharapan untuk memperoleh mereka kembali; ... Dimana / Pada waktu sikap merendahkan diri ini tidak ada, banyak orang bisa terhilang padahal mereka sebetulnya bisa dipulihkan) - hal 424.

Tetapi orang yang sedang jatuh dalam iman seperti ini berbeda dengan orang kristen yang sesat dalam hal iman. Orang kristen yang sesat dalam hal iman, dan tetap berkeras dalam kesesatannya sekalipun telah diberikan bimbingan / nasehat, memang harus dikucilkan.

3.   Ay 26 mirip sekali dengan ay 19, dan memang merupakan pengulangan dari ay 19! Jadi, ini adalah pengulangan ‘warta berita’, khusus untuk Tomas!

b)   Yesus menampakkan diri dan mengijinkan Tomas merabaNya.

Ay 27: “Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’”.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1.   Di sini Tomas diberi mujijat sesuai permintaannya, tetapi ingat bahwa tidak setiap orang yang menginginkan mujijat / bukti lalu diberi mujijat / bukti oleh Tuhan. Bandingkan dengan:

·        Luk 16:27-31 - “(27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, (28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. (29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. (30) Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. (31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.’”.

·        1Kor 1:22-23 - “(22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan”.

Karena itu kalau saudara hanya mau percaya kepada Yesus hanya kalau saudara melihat mujijat, sikap itu bisa membawa saudara ke neraka!

2.   Dalam ay 27 (bdk. ay 25), Yesus berkata tentang ‘tanganNya’:

·        bukan ‘pergelangan tangan’. Jadi, yang dipaku adalah tangan, dan bukan pergelangan tangan! Ada orang yang mengatakan bahwa dalam kedokteran kata ‘tangan’ menunjuk pada seluruh lengan atas sampai tangan, dan karena itu adalah mungkin bahwa yang dimaksud dengan ‘tangan’ di sini adalah ‘pergelangan tangan’. Problem dari pandangan ini adalah: mungkinkah rasul Yohanes, yang adalah seorang nelayan, menggunakan istilah ‘tangan’ dengan arti yang dimaksud oleh ilmu kedokteran modern?

·        apakah kaki Yesus tidak dipaku? Dari Maz 22:17b dan Luk 24:39-40, terlihat dengan jelas bahwa kaki Yesus juga dipaku!

Maz 22:17 - “mereka menusuk tangan dan kakiku”.

Luk 23:39-40 - “(39) Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaKu.’ (40) Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kakiNya kepada mereka”.

Catatan: ingat bahwa Maz 22 adalah Mazmur tentang salib (perhatikan ay 2,8-9,16,19).

3.   Kata-kata Yesus dalam ay 27 ini sangat sesuai dengan tuntutan Tomas dalam ay 25b, dan ini menunjukkan bahwa Yesus mendengar kata-kata Tomas itu, dan ini membuktikan bahwa Ia memang hidup.

Wycliffe Bible Commentary: “By his very language the Lord revealed that he knew what Thomas had asserted. Therefore he must have been alive when the doubting apostle spoke those words about the hands and the side” (= Oleh kata-kataNya Tuhan menyatakan bahwa Ia tahu apa yang ditegaskan oleh Tomas. Karena itu Ia pasti telah hidup pada waktu rasul yang ragu-ragu ini mengucapkan kata-kata tentang tangan dan sisi / rusuk).

4.   Sikap Yesus terhadap orang yang jatuh.

Apa yang Yesus lakukan terhadap Tomas ini menunjukkan bahwa Yesus memang menggenapi Yes 42:3 - “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum”.

Matthew Henry: “He will not break the bruised reed, but, as a good shepherd, gathers that which was driven away, Ezek. 34:16. We ought thus to bear the infirmities of the weak, Rom. 15:1-2.” [= Ia tidak akan memutuskan buluh yang patah terkulai (Yes 42:3), tetapi, seperti seorang gembala yang baik, mengumpulkan domba-domba yang hilang / tersesat, Yeh 34:16. Demikianlah kita harus menanggung kelemahan dari orang-orang yang lemah, Ro 15:1-2].

Yesus tidak menegur dengan keras, tetapi dengan lemah lembut. Ini adalah sesuatu yang harus kita tiru dalam menghadapi orang yang jatuh! Mengapa? Karena tujuan kita adalah untuk mengangkat orang itu dari kejatuhan, dan bukan untuk menghancurkannya.

Dalam 1Kor 5:1-13 Paulus memerintahkan pengucilan terhadap orang-orang kristen yang hidup dalam dosa-dosa yang hebat. Tetapi dalam 2Kor 2:5-8 ia berkata: “(5) Tetapi jika ada orang yang menyebabkan kesedihan, maka bukan hatiku yang disedihkannya, melainkan hati kamu sekalian, atau sekurang-kurangnya - supaya jangan aku melebih-lebihkan -, hati beberapa orang di antara kamu. (6) Bagi orang yang demikian sudahlah cukup tegoran dari sebagian besar dari kamu, (7) sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat. (8) Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia”.

Bandingkan dengan:

·        Amsal 25:15 - “Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah lembut mematahkan tulang”.

·        Gal 6:1 - “Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan”.

c)   Yesus menghendaki supaya Tomas percaya pada kebangkitanNya (ay 27 akhir).

1.   Ay 27 ini merupakan suatu teguran.

Seseorang mengatakan:

“to suspend our believing upon our sight is reproof-worthy” (= menggantungkan kepercayaan kita pada penglihatan adalah sesuatu yang layak dicela).

2.   Yesus menegur Tomas di depan semua murid yang lain.

George Hutcheson: “Such as have publicly sinned to the offending of others should be publicly dealt with, to take with and amend their fault, that so their recovery may strengthen those whom their failings were ready to weaken; therefore doth Christ deal with and seek to reclaim Thomas, in presence of all the disciples, to whom he had professed his wilful unbelief” [= Orang-orang yang yang berbuat dosa di depan umum sehingga menyinggung / menyandungi orang-orang lain, harus ditangani di depan umum, dibicarakan (?) dan diperbaiki kesalahannya, sehingga dengan demikian pemulihan mereka bisa menguatkan mereka yang siap dilemahkan oleh kegagalan mereka; karena itu Kristus menangani dan berusaha untuk memperoleh Tomas kembali, di depan semua murid-murid, kepada siapa ia telah mengaku ketidak-percayaannya yang disengaja / keras kepala] - hal 424,425.

Dalam persoalan peneguran, banyak orang hanya memperhatikan Mat 18:15-17 yang berbunyi: “(15) ‘Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. (16) Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. (17) Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai”.

Padahal ada ayat lain yang juga harus diperhatikan, yaitu 1Tim 5:20 yang berbunyi: “Mereka yang berbuat dosa hendaklah kautegor di depan semua orang agar yang lain itupun takut”.

d)   Kata-kata Yesus ini menunjukkan betapa pentingnya kepercayaan pada kebangkitan Yesus!

Tasker (Tyndale): “The injunction ‘be not faithless’ implies that there can be no permanent faith in Jesus except faith in Him as the risen Lord who still bears the scars of His atoning death. Thomas was therefore faced with the alternative either of Christian faith or unbelief” (= Perintah ‘jangan engkau tidak percaya’ secara implicit menunjukkan bahwa di sana tidak bisa ada iman yang permanen kepada Yesus kecuali iman kepada Dia sebagai Tuhan yang bangkit yang tetap memiliki bekas-bekas luka dari kematianNya yang menebus. Karena itu Tomas dihadapkan pada pilihan, iman Kristen atau ketidak-percayaan) - hal 227.

Ay 28: “Tomas menjawab Dia: ‘Ya Tuhanku dan Allahku!’”.

Reaksi Tomas:

1)   Tomas percaya.

Tadi ia mengatakan bahwa ia tidak mau percaya kecuali ia mencucukkan jari dan tangan ke dalam bekas paku dan tombak pada tangan dan rusuk / lambung Yesus. Ini menyebabkan banyak orang mempertanyakan: apakah Tomas meraba lubang paku / tombak itu atau tidak?

a)   Ada yang menganggap ya. Alasannya:

·        Yesus memerintahnya untuk meraba (ay 27).

·        Sekalipun ay 28 memang tidak menceritakan bahwa Tomas meraba / mencucukkan jari dan tangannya, itu tidak membuktikan bahwa ia tidak meraba / mencucukkan jarinya. Dalam Luk 24:39-43, pada waktu Yesus mempersilahkan murid-murid untuk meraba, juga tidak diceritakan bahwa mereka meraba, tetapi toh dari 1Yoh 1:1 kelihatannya Yohanes meraba Yesus.

1Yoh 1:1 - “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup - itulah yang kami tuliskan kepada kamu”.

·        Ketidak-percayaan Tomas terlalu kuat untuk bisa disembuhkan tanpa hal itu.

Adam Clarke: “‘Reach hither thy finger, and thrust it into my side: and be not faithless, but believing.’ And it is very probable that Thomas did so; for his unbelief was too deeply rooted to be easily cured” (= ‘Raihkanlah jarimu kemari, dan cucukkanlah ke dalam rusukKu: dan janganlah engkau tidak percaya, tetapi percayalah’. Dan adalah sangat mungkin bahwa Tomas melakukan demikian; karena ketidak-percayaannya berakar terlalu dalam untuk disembuhkan dengan mudah).

b)   Ada yang menganggap tidak. Alasannya:

·        ay 28 tidak mengatakan bahwa ia meraba.

·        ay 29: ‘Engkau telah melihat Aku’, bukan ‘Engkau telah meraba Aku’.

Saya lebih condong pada pandangan ini.

2)   Menyebut Yesus ‘Tuhanku dan Allahku’ (ay 28).

Ay 28: ‘Tomas menjawab Dia.

NASB / Lit: “Thomas answered and said to him (= Tomas menjawab dan berkata kepada Dia).

Jelaslah bahwa:

a)   Kata-kata ini tidak ditujukan kepada Bapa.

b)   Kata-kata ini bukan sekedar kata-kata yang terlontar karena kaget, yang pada dasarnya tidak ditujukan kepada siapa-siapa. Kalau itu hanya sekedar kata-kata yang terlontar karena kaget, maka:

·        itu merupakan pelanggaran terhadap hukum ke 3 dari 10 hukum Tuhan, dan Yesus pasti tidak akan mengucapkan ay 29 terhadap orang yang melanggar hukum ke 3 tersebut.

Barnes’ Notes: “In this passage the name God is expressly given to Christ, in his own presence and by one of his own apostles. ... If this was not the meaning of Thomas, then his exclamation was a mere act of profaneness, and the Saviour would not have commended him for taking the name of the Lord his God in vain” (= Dalam text ini nama Allah secara jelas diberikan kepada Kristus, pada saat Ia sendiri hadir, dan oleh satu dari rasul-rasulNya sendiri. ... Jika ini bukan maksud dari Tomas, maka seruan ini semata-mata merupakan tindakan kecemaran / tidak hormat, dan sang Juruselamat tidak akan memuji dia untuk penyebutan nama Tuhan Allahnya dengan sia-sia).

Thomas Whitelaw: “in a Jew such a use of the divine name would have been regarded as sinful” (= dalam diri seorang Yahudi penggunaan nama ilahi seperti itu akan dianggap sebagai berdosa) - hal 438.

·        Yesus tidak mungkin mengatakan ay 29a: ‘Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya’.

Kedua penafsiran salah di atas sering dipaksakan kepada ayat ini untuk menghindari keilahian Yesus. Tetapi penafsiran-penafsiran itu pasti salah. Kata-kata Tomas itu jelas ditujukan kepada Yesus.

Ada lagi orang-orang sesat yang menganggap bahwa kata ‘Tuhanku’ ditujukan kepada Yesus sedangkan kata ‘Allahku’ ditujukan kepada Bapa. Ini jelas juga omong kosong dan merupakan suatu penafsiran yang dipaksakan. Kedua sebutan itu jelas ditujukan kepada Yesus.

Pulpit Commentary: “When Thomas cried, ‘My Lord and my God!’ the two appellations were unquestionably addressed to one and the same Person, who stood before him” (= Pada waktu Tomas berteriak, ‘Tuhanku dan Allahku!’, tidak diragukan bahwa kedua sebutan / panggilan / gelar itu ditujukan kepada Pribadi yang satu dan yang sama, yang berdiri di depannya) - hal 488.

Dengan demikian:

1.   Ia mengakui Yesus sebagai Tuhan (bdk. Ro 10:9  1Kor 12:3) dan sebagai Allah.

Adam Clarke: “The resurrection from the dead gave them the fullest proof of the divinity of Christ” (= Kebangkitan dari orang mati memberikan mereka bukti yang paling penuh tentang keilahian dari Kristus).

Bdk. Ro 1:4 - “dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.

Catatan: ingat bahwa istilah ‘Anak Allah’ bagi Yesus menunjukkan keilahian Yesus (bdk. Yoh 5:18  Yoh 10:33  Mat 14:33).

C. H. Spurgeon: “This is a most plain and hearty confession of the true and proper Deity of our Lord Jesus Christ. It is as much as a man could say if he wished to assert indisputably and dogmatically that Jesus is indeed God and Lord. We find David saying, ‘O Lord of hosts, my King, and my God,’(Psalm 84:3) and in another place (Psalm 35:23) he says, ‘My God and my Lord,’ terms only applicable to Jehovah. Such expressions were known to Thomas, and he as an Israelite would never have applied them to any person whom he did not believe to be God” [= Ini adalah pengakuan yang paling jelas dan sungguh-sungguh tentang KeAllahan yang sejati dan benar dari Tuhan Yesus Kristus. Itu adalah hal tertinggi / terbanyak yang bisa dikatakan seseorang jika ia ingin menegaskan secara tak terbantah dan secara dogmatis bahwa Yesus memang adalah Allah dan Tuhan. Kita mendapatkan Daud berkata: ‘ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku’ (Maz 84:4) dan di tempat lain (Maz 35:23) ia berkata: ‘ya Allahku dan Tuhanku’, istilah-istilah yang hanya dapat digunakan bagi Yehovah. Ungkapan-ungkapan seperti itu diketahui oleh Tomas, dan ia sebagai seorang Israel tidak akan pernah menerapkannya kepada siapapun yang tidak ia percayai sebagai Allah] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 6, hal 494.

Maz 84:4 - “Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbahMu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!”.

Maz 35:23 - “Terjagalah dan bangunlah membela hakku, membela perkaraku, ya Allahku dan Tuhanku!”.

2.   Ia mengakui Yesus sebagai ‘Tuhanku dan Allahku!

Penerapan:

Apakah saudara mengakui Yesus sama seperti ini?

3)   Calvin mengatakan bahwa kata-kata Tomas ini menunjukkan bahwa tadi imannya bukannya musnah sama sekali.

Calvin: “so sudden an exclamation shows that faith was not wholly extinguished in him, though it had been choked; for in the side or hands of Christ he does not handle Christ’s Divinity, but from those signs he infers much more than they exhibited. Whence comes this, but because, after forgetfulness and deep sleep, he suddenly comes to himself? This shows, therefore, the truth of what I said a little ago, that the faith which appeared to be destroyed was, as it were, concealed and buried in his heart” (= seruan yang mendadak seperti itu menunjukkan bahwa iman tidak seluruhnya padam dalam dia, sekalipun itu dicekik; karena pada rusuk atau tangan dari Kristus ia tidak menangani keilahian Kristus, tetapi dari tanda-tanda itu ia menyimpulkan jauh lebih banyak dari yang ditunjukkan. Dari mana datangnya ini, kecuali karena, setelah pelupaan dan tidur yang dalam, ia tiba-tiba sadar? Karena itu, ini menunjukkan kebenaran dari apa yang baru saya katakan, bahwa iman yang kelihatannya hancur seakan-akan bersembunyi dan dikubur dalam hatinya) - hal 276.

4)   Pengakuan Tomas ini adalah pengakuan pertama tentang Yesus sebagai Allah, dan pengakuan yang luar biasa ini melampaui / lebih baik dari reaksi semua murid lain yang percaya kebangkitan Kristus sebelum Tomas.

George Hutcheson: “God may ofttimes make the last to be first, in their outstripping others who were before them; for here Thomas, who had miscarried so far, giveth a fairer confession than any of the rest had done” (= Allah bisa sering membuat yang terakhir menjadi yang pertama, dengan melampaui orang-orang lain yang ada di depan mereka; karena di sini Tomas, yang telah gagal begitu jauh, memberi suatu pengakuan yang lebih indah dari yang telah dilakukan oleh murid-murid yang lain) - hal 425.

F. F. Bruce: “Thomas might have been slower than his fellow-disciples to come to faith in the risen Christ, but when he did so, his faith was expressed in language which went beyond any that they had used” (= Tomas mungkin lebih lambat dari rekan murid-murid yang lain untuk datang kepada iman kepada Kristus yang bangkit, tetapi pada waktu ia melakukan demikian, imannya dinyatakan dengan kata-kata yang melampaui apapun yang telah mereka gunakan) - hal 394.

Word Biblical Commentary: “So it comes about that the most outrageous doubter of the resurrection of Jesus utters the greatest confession of the Lord who rose from the dead. His utterance does not simply acknowledge the reality of the resurrection of Jesus, but expresses its ultimate meaning, i.e., as revelation of who Jesus is. Yet it is not an abstract theological definition concerning the person of Christ. The personal pronoun is of vital importance ‘my Lord, and my God.’ He confesses to the risen Jesus that he belongs to him as his willing subject; he adores him and henceforth will serve him as he deserves” (= Demikianlah terjadi bahwa orang ragu-ragu yang paling memalukan tentang kebangkitan Yesus mengucapkan pengakuan terbesar tentang Tuhan yang bangkit dari orang mati. Ucapannya tidak sekedar mengakui kenyataan dari kebangkitan Yesus, tetapi menyatakan artinya yang tertinggi, yaitu sebagai penyataan / wahyu tentang siapa Yesus itu. Tetapi ini bukan suatu definisi theologia yang abstrak mengenai pribadi Kristus. Kata ganti orangnya sangat penting. ‘Tuhanku dan Allahku’. Ia mengaku kepada Tuhan yang bangkit bahwa ia adalah milikNya sebagai subyeknya yang tunduk; ia memujaNya dan mulai saat itu akan melayani Dia / beribadah kepadaNya seperti yang layak Ia dapatkan).

5)   Pengakuan / iman Tomas ini seharusnya menyebabkan semua orang yang tak percaya kepada kebangkitan Yesus, menjadi percaya.

Barnes’ Notes: “Many now are unwilling to believe because they do not see the Lord Jesus, and with just as little reason as Thomas had. The testimony of those eleven men - including Thomas who saw him alive after he was crucified; who were willing to lay down their lives to attest that they had seen him alive; who had nothing to gain by imposture, and whose conduct was removed as far as possible from the appearance of imposture, should be regarded as ample proof of the fact that he rose from the dead” (= Sekarangpun banyak orang tidak mau percaya karena mereka tidak melihat Tuhan Yesus, dan dengan alasan yang sama sedikitnya seperti yang dipunyai Tomas. Kesaksian dari 11 orang itu, termasuk Tomas, yang melihatNya hidup setelah Ia disalibkan; yang rela untuk meletakkan / menyerahkan nyawa mereka untuk menegaskan bahwa mereka telah melihatNya hidup; yang tidak mendapatkan keuntungan apa-apa oleh penipuan seperti ini, seharusnya dianggap sebagai bukti yang cukup tentang fakta bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati).

Ay 29: “Kata Yesus kepadanya: ‘Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.’”.

1)   Apakah kata-kata Yesus dalam ay 29 ini bertentangan dengan Mat 13:16 - “Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar”? Calvin mengatakan: ‘Tidak’, karena dalam Mat 13:16 ini Kristus tidak berbicara semata-mata tentang melihat / mendengar Kristus secara jasmani, tetapi secara rohani. Kontext dari Mat 13:16 itu memang secara jelas menunjukkan hal itu.

2)   Ay 29a: ‘karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya’.

a)   Sebetulnya murid-murid lainpun juga begitu (bdk. ay 8  Luk 24:9-11).

b)   Mengapa disebut ‘percaya’ padahal sudah melihat? Bandingkan dengan:

·        2Kor 5:7 - “sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”.

·        Ibr 11:1 - “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”.

Illustrasi: kalau saya berkata kepada saudara bahwa saya mempunyai uang 1 milyar, dan saudara percaya hanya berdasarkan kata-kata saya itu, maka saudara memang percaya kepada saya. Tetapi kalau saya menunjukkan surat deposito dari bank atas nama saya dengan jumlah 1 milyar, dan saudara percaya akan hal itu, apakah itu bisa disebut ‘percaya’? Rasanya tidak. Itu bukan ‘percaya’, tetapi ‘tahu’.

Lalu mengapa Tomas tetap disebut percaya, sekalipun sudah melihat? Karena pada waktu Allah membangunkan ia dari ‘tidur’nya ia ingat kembali pada ajaran / Firman Tuhan tadinya ia percayai.

Calvin: “it was not by mere touching or seeing that Thomas was brought to believe that Christ is God, but, being awakened from sleep, he recalled to remembrance the doctrine which formerly he had almost forgotten. Faith cannot flow from a merely experimental knowledge of events, but must draw its origin from the word of God” (= bukan semata-mata karena menyentuh atau melihat Kristus Tomas percaya bahwa Kristus adalah Allah, tetapi karena dibangunkan dari tidurnya, ia ingat ajaran yang tadinya hampir ia lupakan. Iman tidak bisa mengalir dari semata-mata pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman dari peristiwa-peristiwa, tetapi harus mendapatkan asal usulnya dari firman Allah) - hal 278.

Mungkin bisa ditambahkan bahwa kalaupun seseorang melihat Yesus bisa saja ia tetap tidak percaya, dan menganggapNya sebagai hantu / setan dan sebagainya. Jadi memang tetap dibutuhkan pekerjaan Allah supaya Tomas bisa percaya.

c)   Kata-kata ini mengandung teguran.

Matthew Henry: “if no evidence must be admitted but that of our own senses, and we must believe nothing but what we ourselves are eye-witnesses of, farewell all commerce and conversation. If this must be the only method of proof, how must the world be converted to the faith of Christ? He is therefore justly blamed for laying so much stress upon this” (= jika tidak ada bukti yang diterima kecuali dari pancaindera kita, dan kita tidak boleh mempercayai apapun kecuali apa yang kita saksikan sendiri, selamat tinggal kepada semua perdagangan dan pembicaraan. Jika ini harus merupakan satu-satunya metode pembuktian, bagaimana dunia harus dipertobatkan kepada iman kepada Kristus? Karena itu ia secara benar dipersalahkan karena memberikan tekanan yang begitu besar pada hal ini).

3)   Kata-kata Yesus dalam ay 29a, secara implicit menunjukkan bahwa Ia menerima pengakuan Tomas pada ay 28, dan ini membuktikan bahwa Yesus memang adalah Tuhan dan Allah sendiri!

Adam Clarke: “Dr. Pearce says here: ‘Observe that Thomas calls Jesus his God, and that Jesus does not reprove him for it, though probably it was the first time he was called so.’ And, I would ask, could Jesus be jealous of the honour of the true God - could he be a prophet - could he be even an honest man, to permit his disciple to indulge in a mistake so monstrous and destructive, if it had been one?” (= Dr. Pearce berkata di sini: ‘Perhatikan bahwa Tomas menyebut Yesus Allahnya, dan bahwa Yesus tidak memarahinya untuk hal itu, sekalipun mungkin itu adalah untuk pertama kalinya Ia disebut demikian’. Dan saya bertanya: bisakah Yesus sangat menghormati Allah yang benar - bisakah Ia adalah seorang nabi - bisakah Ia bahkan adalah seorang manusia yang jujur, dengan mengijinkan muridNya menuruti hatinya dalam suatu kesalahan yang begitu besar dan menghancurkan / merusak, seandainya kata-kata Tomas itu memang adalah suatu kesalahan seperti itu?).

Memang, kalau Yesus bukan Tuhan / Allah, tetapi tidak menegur Tomas, dan sebaliknya mau menerima pengakuan Tomas tentang diriNya sebagai Tuhan dan Allah, maka Ia betul-betul adalah orang brengsek! Yang mana yang saudara percayai, ‘Yesus adalah Tuhan / Allah’, atau ‘Yesus adalah orang brengsek’?

4)   Ay 29b: ‘Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya’.

Bdk. 1Pet 1:8a - “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihiNya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihatNya”.

a)   Ini menunjukkan bahwa kalau kita bisa percaya pada saat makin tak ada bukti (asal hal itu dinyatakan oleh Firman Tuhan), maka makin dipuji iman kita itu.

George Hutcheson: “The less sensible evidence there be of the object of faith, (provided it be revealed in the word,) there is the greater blessedness in believing thereof; and such faith will be the more excellent and commendable in Christ’s sight” [= Makin kurang masuk akal bukti yang ada tentang obyek dari iman, (asal itu dinyatakan dalam firman), makin diberkati kepercayaan terhadapnya; dan iman seperti itu makin bagus dan terpuji dalam pandangan Kristus] - hal 426.

Contoh: Abraham yang tetap beriman sekalipun ia sudah tua dan rahim Sara telah tertutup (Kej 18:11  Ro 4:19).

Ro 4:18-21 - “(18) Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: ‘Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.’ (19) Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah (dalam TB1-LAI yang kuno: ‘telah menjadi lemah zakarnya’), karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. (20) Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, (21) dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan”.

Kej 18:11 - “Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid”.

b)   Tuhan lebih senang kita tidak melihat tetapi percaya, dan karena itu Ia menampakkan diriNya setelah kebangkitan itu hanya kepada relatif sedikit orang.

Matthew Henry: “he never showed himself alive after his resurrection to all the people, Acts 10:40-41. We should have said, ‘Let his ignominious death be private, and his glorious resurrection public.’ But God’s thoughts are not as ours; and he ordered it that his death should be public before the sun, by the same token that the sun blushed and hid his face upon it. But the demonstrations of his resurrection should be reserved as a favour for his particular friends, and by them be published to the world, that those might be blessed who have not seen, and yet have believed” (= Ia tidak pernah menunjukkan diriNya sendiri hidup setelah kebangkitanNya kepada seluruh bangsa, Kis 10:40-41. Kita seharusnya berkata: ‘Hendaklah kematianNya yang memalukan / hina bersifat rahasia / tidak terbuka untuk umum, dan kebangkitanNya yang mulia bersifat umum’. Tetapi pikiran Allah bukan pikiran kita; dan Ia menetapkan / mengaturnya bahwa kematianNya harus bersifat umum di depan matahari, begitu pula bahwa matahari menjadi malu dan menyembunyikan wajahnya terhadapnya. Tetapi demonstrasi dari kebangkitanNya harus dibatasi sebagai suatu kebaikan untuk sahabat-sahabatNya yang khusus, dan oleh mereka dipublikasikan kepada dunia, supaya mereka yang tidak melihat tetapi percaya, bisa diberkati).

Kis 10:40-41 - “Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati”.

Setelah kebangkitanNya Yesus memang menampakkan diri hanya kepada relatif sedikit orang, paling banyak 500 orang (1Kor 15:6). Mengapa Ia tidak menampakkan diri kepada Pontius Pilatus, Herodes, para tentara Romawi, orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat, imam-imam, Sanhedrin / Mahkamah Agama, masyarakat Yahudi, atau singkatnya kepada dunia? Bukankah kalau Ia melakukan hal itu semua menjadi Kristen? Ia tidak melakukannya, karena Ia tidak ingin manusia percaya setelah melihat. Ia ingin manusia percaya sekalipun tidak melihat. Kita harus percaya hanya berdasarkan pemberitaan Firman Tuhan.

Saudara tidak pernah melihat Yesus. Tetapi saudara mendengar tentang Dia, kematianNya, kebangkitanNya, dari Kitab Suci / Firman Tuhan. Maukah saudara percaya, sekalipun tidak melihat?

F. F. Bruce: “since the apostolic generation passed from earth, all believers in the crucified and risen Lord have believed without seeing, and to them is assured the special blessing here pronounced by him” (= sejak generasi rasul-rasul meninggalkan bumi, semua orang percaya kepada Tuhan yang tersalib dan bangkit telah percaya tanpa melihat, dan bagi mereka dipastikan berkat khusus yang diucapkan olehNya di sini) - hal 394.

Ay 30-31: “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-muridNya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya”.

1)   Ada penafsir yang beranggapan bahwa yang dibicarakan di sini adalah tanda-tanda yang ditulis oleh Yohanes berkenaan dengan kebangkitan Kristus, tetapi ada yang menganggap bahwa ini merupakan seadanya tanda. Saya lebih condong pada pandangan yang kedua.

2)   Persoalan problem text dan terjemahan dari bagian ini.

Tasker (Tyndale): “The verb translated ‘believe’ is found in some MSS in the present tense, and in others in the aorist. If the distinction is to be pressed, the former, read by most editors, would give the sense ‘that you may continue to believe’ and the latter ‘that you may come to believe’” (= Kata kerja yang diterjemahkan ‘percaya’ ditemukan dalam sebagian manuscripts dalam present tense, dan dalam manuscripts yang lain dalam aorist / past tense. Jika perbedaan itu mau ditekankan, yang pertama, diterima oleh kebanyakan editor, akan memberikan arti ‘supaya engkau bisa terus percaya’ dan yang terakhir ‘supaya engkau menjadi percaya’) - hal 228.

Hendriksen menterjemahkan: ‘that you may continue to believe that Jesus is the Christ, the Son of God, and in order that believing you may continue to have life in his name’ (= supaya engkau bisa terus percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah, dan supaya dengan percaya engkau bisa terus mempunyai hidup dalam namaNya).

Dan William Hendriksen mengatakan pada saat itu ada ajaran sesat (Cerinthus) yang menyangkal keilahian Yesus, dan rasul Yohanes menuliskan Injilnya supaya orang-orang kristen tetap percaya kepada Kristus, dan tetap mempunyai hidup karena iman kepada Kristus.

3)   Kata ‘Anak Allah’ menunjukkan keilahian Kristus.

Calvin: “as the name, Son of God, belongs only to Christ, it follows that he is a Son, not by adoption, but by nature: and, therefore, under this name is comprehended the eternal Divinity of Christ” (= karena nama ‘Anak Allah’ hanya merupakan milik Kristus, sebagai akibatnya Ia adalah seorang Anak, bukan karena adopsi, tetapi secara alamiah: dan karena itu di bawah nama ini dicakup keilahian kekal dari Kristus) - hal 282.

Bandingkan dengan:

·        Yoh 5:18 - “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah.

·        Mat 14:33 - “Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ‘Sesungguhnya Engkau Anak Allah.’”.

Calvin: “And, indeed, he who, after having received those striking proofs, which are to be found in the Gospel, does not perceive Christ to be God, does not deserve to look even at the sun and the earth, for he is blind amidst the brightness of noonday ” (= Dan memang, ia yang telah menerima bukti-bukti yang menyolok yang didapatkan dalam Injil, tetapi tidak merasa / mengerti Kristus sebagai Allah, tidak layak untuk bahkan melihat pada matahari dan bumi, karena ia buta di tengah-tengah terangnya tengah hari) - hal 282.



-AMIN-

Bagi sdr yg telah mendapat berkat dari artikel ini..mohon kiranya dapat membantu menyebarkan Pada sdr2 kita yg lain, sehingga semakin banyak sdr kita yg juga bisa membaca artikel ini dan mendapat berkat. Tuhan memberkati sdr. Amin.

 

Joh 21:17  Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.


e-mail us at [email protected]