kebaktian

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 31 Maret 2019, pk 08.00 & 17.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

Yesaya 52:13-53:12 (4)

 

YESAYA 53:3-4

 

Yes 53:3-4 - “(3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. (4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah..

 

53:3: “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.”.

 

1)         ‘Ia dihina dan dihindari orang’.

KJV: He is despised and rejected of men’ [= Ia dihina dan ditolak orang].

RSV/NIV: He was despised and rejected by men’ [= Ia dihina dan ditolak orang].

NASB: He was despised and forsaken of men’ [= Ia dihina dan ditinggalkan orang].

Ini menunjukkan bahwa Kristus ditolak oleh manusia.

Yoh 1:11 - Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya.”.

Yoh 3:19 - “Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.”.

 

2)         seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan.

KJV/RSV/NASB: a man of sorrows, and acquainted with grief [= seorang yang penuh kesengsaraan, dan yang terbiasa dengan kesedihan].

NIV: ‘a man of sorrows, and familiar with suffering [= seorang yang penuh kesengsaraan, dan akrab dengan penderitaan].

 

Barnes’ Notes: “The word render ‘grief,’ means usually sickness, disease (Deut. 7:15; 27:61; Isa. 1:5); but it also means anxiety, affliction (Eccl. 5:16); and then any evil or calamity (Eccl. 6:12).” [= Kata yang diterjemahkan ‘kesedihan’, biasanya berarti kesakitan, penyakit (Ul 7:15  27:61  Yes 1:5); tetapi itu juga berarti kekuatiran, kesusahan / penderitaan (Pkh 5:16); dan lalu sembarang bencana atau malapetaka (Pkh 6:12).] - hal 263.

 

Barnes’ Notes: “The idea is, that he was familiar with sorrow and calamity. It does not mean, as it seems to me, that he was to be himself sick and diseased; but that he was to be subject to various kinds of calamity, and that it was to be a characteristic of his life that he was familiar with it.” [= Gagasannya adalah bahwa Ia akrab dengan kesedihan dan bencana. Bagi saya itu tidak berarti bahwa Ia sendiri sakit / kena penyakit; tetapi bahwa Ia terkena oleh bermacam-macam bencana, dan bahwa itu menjadi ciri kehidupanNya sehingga Ia akrab dengan hal itu.] - hal 263.

 

3)         ‘sehingga orang menutup mukanya terhadap dia’.

Orang memalingkan mukanya dari Dia dan tidak mau memandangNya, atau karena penderitaanNya yang hebat, atau karena Ia sendiri dianggap menjijikkan.

 

4)         ‘dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.

Kata-kata ‘tidak masuk hitungan’ ini merupakan istilah yang kabur dan membingungkan. Karena itu bandingkan dengan terjemahan-terjemahan Alkitab bahasa Inggris di bawah ini.

KJV/RSV/NIV: and we esteemed him not [= dan kita tidak menghargainya].

NASB: ‘and we did not esteem Him’ [= dan kita tidak menghargaiNya].

Jadi, maksud dari kata-kata ‘tidak masuk hitungan’ adalah ‘tidak menghargai’.

 

Perlu saudara camkan bahwa sekalipun saudara tidak menghina, menolak, atau jijik terhadap Kristus, tetapi kalau saudara tidak menghargaiNya, itu sudah cukup untuk membuang saudara selama-lamanya ke dalam neraka! Ingat kata-kata Yesus dalam Mat 12:30a - “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku”.

 

5)         Seorang penafsir mengatakan bahwa:

a)   53:2 menyatakan secara negatif - orang tidak memandang / menginginkan Dia.

b)   53:3 menyatakan secara positif - orang menghinaNya, menolakNya, menutup muka (jijik) terhadapNya.

 

6)   Penerapan:

 

a)   Kalau Yesus pada waktu datang ke dunia untuk melayani manusia diperlakukan seperti itu, maka jangan terlalu heran jika pada waktu saudara melayani seseorang / suatu gereja / persekutuan, saudara juga diperlakukan seperti itu. Ingat bahwa seorang murid tidak lebih tinggi dari gurunya, dan seorang hamba tidak lebih tinggi dari tuannya (Mat 10:24).

 

b)   Sebaliknya kalau semua orang, termasuk orang-orang kafir yang tidak bertobat, menerima saudara dengan baik, itu justru menunjukkan bahwa saudara adalah nabi palsu.

 

Luk 6:22,23,26 - “(22) Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. (23) Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. ... (26) Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.’”.

 

53:4: “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.”.

 

1)   Setelah dalam 53:2-3 Yesaya membahas penderitaan Yesus, sekarang dalam 53:4 Yesaya menceritakan mengapa Ia mengalami semua penderitaan itu. Kristus dihina dan direndahkan, bukan karena Ia dihukum oleh Allah karena kesalahanNya, tetapi karena Ia memikul penyakit dan kesengsaraan kita.

 

Doktrin bahwa Yesus menjadi Pengganti (Substitute) kita dalam memikul hukuman dosa-dosa kita dari Allah, merupakan salah satu doktrin yang terpenting dalam penginjilan!

 

2)         ‘penyakit’.

KJV/RSV/NASB: ‘griefs’ [= kesedihan].

NIV: ‘infirmities’ [= kelemahan].

 

Ada 2 pandangan tentang bagian ini:

 

a)   Ada yang mempunyai pandangan bahwa kata ‘penyakit’ ini memang menunjuk pada penyakit jasmani. Ini biasanya merupakan pandangan golongan Pentakosta dan Kharismatik, yang biasanya menggunakan bagian ini untuk mendukung pandangan mereka bahwa orang kristen harus sembuh dari penyakit jasmani.

 

Dan ada dari mereka yang mendukung penafsiran ini dengan menggunakan Mat 8:15-17 - “(15) Maka dipegangNya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia. (16) Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. (17) Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: ‘Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita’.”.

 

Jadi, kelihatannya Mat 8:17 memang mendukung penafsiran bahwa kata ‘penyakit’ menunjuk pada ‘penyakit jasmani’. Pandangan seperti ini dianut oleh boleh dikatakan mayoritas orang Kristen dari kalangan Pentakosta dan Kharismatik, dan dijadikan sebagai dasar ‘keharusan kesembuhan dari penyakit’.

 

Bahkan Albert Barnes, yang bukan orang Pentakosta ataupun Kharismatik, mempunyai pandangan yang serupa. Tentang kata ‘penyakit’ / ‘grief’ ini ia berkata:

“It is translated ‘sickness’ (Deut. 28:61; 7:15;  2Chron. 21:15; 1Kings 17:17); ‘disease’ (Eccl. 6:2; 2Chron. 21:18; 16:12; Ex. 15:26); ‘grief’ (Isa. 53:3,4; comp. Jer. 16:4]. It is never in our version rendered ‘sin’, and never used to denote ‘sin’. ... Matthew (8:17) has rendered it ASTHENEIAS - ‘infirmities,’ and intended no doubt to apply it to the fact that the Lord Jesus healed diseases, and there can be no doubt that Matthew has used the passage, not by way of accomodation, but in the true sense in which it is used by Isaiah; and that it means that the Messiah would take upon himself the infirmities of men, and would remove their sources of grief. It does not refer here to the fact that he would take their sins. That is stated in other places (ver. 6,12).” [= Kata itu diterjemahkan ‘sickness’ / ‘penyakit’ (Ul 28:61  7:15  2Taw 21:15  1Raja 17:17); ‘disease’ / ‘penyakit’ (Pkh 6:2  2Taw 21:18  16:12  Kel 15:26); ‘kesedihan’ (Yes 53:3,4; bdk. Yer 16:4). Dalam versi kita kata itu tidak pernah diterjemahkan ‘dosa’, dan tidak pernah digunakan untuk menunjuk kepada ‘dosa’. ... Matius (8:17) telah menterjemahkannya ASTHENEIAS - ‘kelemahan’, dan tak diragukan lagi bermaksud untuk menerapkannya pada fakta bahwa Tuhan Yesus telah menyembuhkan penyakit-penyakit, dan tidak diragukan lagi bahwa Matius telah menggunakan text ini, bukan dengan cara penyesuaian, tetapi dalam arti yang benar dalam mana kata itu digunakan oleh Yesaya; dan bahwa itu berarti bahwa Sang Mesias akan mengambil kepada diriNya sendiri kelemahan-kelemahan manusia, dan akan menyingkirkan sumber kesedihan mereka. Di sini ini tidak menunjuk pada fakta bahwa Ia akan mengambil dosa-dosa mereka. Itu dinyatakan di tempat lain (ay 6,12).] - hal 265.

 

Bagi saya, tafsiran Barnes ini salah!

 

b)   Kata ‘penyakit’ ini menunjuk pada ‘penyakit rohani’ atau ‘dosa’.

Saya berpendapat bahwa kata ‘penyakit’ dalam Yes 53:4 harus diartikan secara rohani, dan menunjuk kepada dosa.

Alasannya:

 

1.   Kontexnya yaitu 53:4-6 jelas sekali membicarakan dosa-dosa manusia.

Yes 53:4-6 - “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.”.

 

2.   Arti ‘dosa’ itu harus diambil kalau kita membandingkannya dengan 1Pet 2:24-25 - “(24) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh. (25) Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.”.

 

Dalam ayat ini jelas bahwa Petrus yang mengutip Yes 53:5-6 ini beranggapan bahwa kata ‘sembuh’ pada akhir Yes 53:5 menunjuk pada kesembuhan rohani / keselamatan jiwa. Ia tidak membicarakan apapun yang bersifat jasmani di sini, tetapi sebaliknya semua bersifat rohani. Dengan demikian jelaslah bahwa ‘penyakit’ yang dimaksud dalam Yes 53:4 pastilah merupakan ‘penyakit rohani’ / dosa, dan tidak menunjuk pada ‘penyakit jasmani’.

 

Tetapi sekarang bagaimana dengan Mat 8:15-17 yang menunjukkan bahwa Matius mengutip Yes 53:4 ini dan menunjuk pada penyembuhan penyakit jasmani?

 

1.   Calvin: “Matthew quotes this prediction, after having related that Christ cured various diseases; though it is certain that he was appointed not to cure bodies, but rather to cure souls; for it is of spiritual disease that the Prophet intends to speak. But in the miracles which Christ performed in curing bodies, he gave a proof of the salvation which he brings to our souls. That healing had therefore a more extensive reference than to bodies, because he was appointed to be the physician of souls; and accordingly Matthew applies to the outward sign what belonged to the truth and reality.” [= Matius mengutip ramalan ini, setelah menceritakan bahwa Kristus menyembuhkan bermacam-macam penyakit; sekalipun sudah tentu bahwa Ia ditetapkan bukan untuk menyembuhkan tubuh, tetapi untuk menyembuhkan jiwa; karena adalah penyakit rohanilah yang dibicarakan oleh sang nabi. Tetapi dalam mujijat-mujijat yang dilakukan Kristus dalam menyembuhkan tubuh, Ia memberi suatu bukti tentang keselamatan yang Ia bawa kepada jiwa kita. Karena itu kesembuhan itu mempunyai hubungan yang lebih luas dengan jiwa dari pada tubuh, karena Ia ditetapkan sebagai dokter untuk jiwa; dan sesuai dengan itu Matius menerapkan pada tanda lahiriah apa yang termasuk pada kebenaran dan kenyataan.] - hal 115.

 

Jadi menurut Calvin, Yes 53:4 itu memang berbicara tentang penyakit rohani (dosa), tetapi dalam Mat 8:17, Matius mengutip Yes 53:4 itu dan menerapkannya pada kesem­buhan jasmani, karena Yesus memang sering melakukan sesuatu yang bersifat jasmani untuk mengajar suatu kebenaran rohani (Ini bukan suatu pengallegorian!).

Contoh:

a.   Ia mencelikkan mata orang buta dalam Yoh 9. Ini mengilustrasikan diriNya sebagai Terang dunia (Yoh 9:5).

b.   Ia membangkitkan orang mati / Lazarus (Yoh 11). Lalu Ia mengajar bahwa Ia adalah Kebangkitan dan Hidup (Yoh 11:25-26).

c.   Ia melipat gandakan roti (Yoh 6), lalu Ia mengajar bahwa Ia adalah Roti Hidup (Yoh 6:35).

 

Dalam Mat 8 juga demikian. Ia menyembuhkan secara jasmani (Mat 8:15-16) untuk menunjukkan diriNya sebagai penyembuh rohani / dosa (Mat 8:17 bdk. Yes 53:4-5).

Jadi, sebetulnya sekalipun Mat 8:15-16 berbicara tentang kesembuhan / penyakit jasmani, tetapi Mat 8:17 berbicara tentang kesembuhan / penyakit secara rohani, yaitu dosa. Karena itu Matius lalu menganggap ini sebagai penggenapan dari Yes 53:4-5!

 

2.   Pulpit Commentary: “The application which St. Matthew makes of this passage to our Lord’s miracles of healing (8:17) is certainly not the primary sense of the words, but may be regarded as a secondary application of them.” [= Penerapan yang dibuat oleh Matius tentang text ini terhadap mujijat penyembuhan Tuhan kita (8:17) jelas bukan merupakan arti utama dari kata-kata ini, tetapi boleh dianggap sebagai penerapan sekunder dari kata-kata itu.] - hal 295.

 

3)   Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya.

 

a)   KJV/RSV/NIV/NASB menterjemahkan kata ‘kesengsaraan’ dengan kata ‘sorrows’ [= kesedihan]. Yang dimaksudkan adalah kesengsaraan / kesedihan yang disebabkan karena dosa.

 

b)   Kalau kata ‘penyakit’ memang menunjuk kepada ‘dosa’, dan di sini dikatakan bahwa ‘penyakit kita ditanggungnya’, maka apakah dosa-dosa manusia memang ditumpahkan kepada Yesus?

Pada umumnya (atau bahkan mungkin semua) penafsir berpendapat bahwa bukan dosa itu sendiri yang ditumplekkan kepada Yesus, tetapi hanya hukuman dosanya saja.

 

E. J. Young: “It should be noticed that the consequences of sin and not sin itself are mentioned.” [= Harus diperhatikan bahwa konsekwensi dari dosa dan bukan dosa itu sendiri yang disebutkan.] - ‘The Book of Isaiah’, vol 3, hal 346.

 

Menurut saya kata-kata E. J. Young ini cocok dengan kata-kata ‘kesengsaraan kita yang dipikulnya’, tetapi tidak cocok dengan kata-kata ‘penyakit kitalah yang ditanggungnya’, karena yang terakhir ini tidak menunjuk pada konsekwensi dosa, tetapi menunjuk pada dosa itu sendiri.

 

Barnes (hal 265) menyoroti kata ‘ditanggungnya’. KJV/RSV: ‘borne’ (dari to bear). Ia lalu berkata bahwa kalau kata ini diterapkan pada penyakit (seperti kusta), maka itu tentu tidak berarti bahwa manusianya menjadi sembuh dan Yesusnya yang lalu jadi sakit kusta. Kalau diterapkan pada kerasukan setan, juga tidak berarti bahwa orangnya menjadi sembuh dan Yesusnya lalu kerasukan setan. Demikian juga pada waktu diterapkan pada dosa (seperti dalam Yes 53:12 - ‘Ia menanggung dosa banyak orang’), maka artinya tentu bukannya bahwa orangnya diampuni / disucikan, dan Kristusnya menjadi berdosa. Menurut Barnes, artinya adalah: “that he so took them upon himself as to remove from the sinner the exposure to punishment, and to bear himself whatever was necessary as a proper expression of the evil of sin.” [= bahwa Ia mengambilnya pada diriNya sendiri dengan maksud untuk menyingkirkan dari orang berdosa keterbukaan terhadap hukuman, dan menanggung sendiri apapun yang perlu sebagai ungkapan yang benar dari kejahatan dosa.] - hal 265.

Pembahasan tentang hal ini akan muncul lagi dalam pembahasan Yes 53:6 nanti.

 

c)   Perbedaan antara ‘solider’ dan ‘menggantikan’ (substitute).

E. J. Young: “when it is said that he bore our sickness, what is meant is not that he became a fellow sufferer with us, but that he bore the sin that is the cause of the evil consequences, and thus became our substitute.” [= ketika dikatakan bahwa Ia menanggung penyakit kita, yang dimaksudkan bukanlah bahwa Ia menjadi sesama penderita dengan kita, tetapi bahwa Ia menanggung dosa yang menjadi penyebab dari konsekwensi jahat / jelek, dan dengan demikian menjadi pengganti kita.] - ‘The Book of Isaiah’, vol 3, hal 346.

 

Mungkin E. J. Young menekankan hal ini, karena adanya kecenderungan golongan Liberal untuk mengatakan bahwa Yesus datang ke dunia untuk menyatakan solidaritasnya terhadap kita. Contoh: Pdt. Yohanes Bambang Mulyono dari GKI, dalam bukunya yang berjudul ‘Tuhan ajarlah aku’, berulang kali menyatakan hal itu, yang akan saya kutip di bawah ini:

1.   Hal 111: “Bila Yesus Kristus mau menderita sengsara, itu adalah karena Dia mau solider dengan manusia yang berada di bawah kuasa dosa. Sikap solider (senasib) inilah yang menyebabkan Anak Allah mau ikut menanggung hukuman dan kematian.”.

2.   Hal 274: “Di dalam Yesus Kristus, Allah menyatakan solidaritasNya dengan kehidupan dan penderitaan manusia. Itulah sebabnya Yesus Kristus dapat ikut menderita, sedih, kecewa, sakit, dan mengalami kematian di atas kayu salib. Ini berarti problema penderitaan manusia menjadi bagian dalam kehidupan Allah. ... Sampai saat ini Allah ikut solider dalam penderitaan orang-orang yang sedang ditimpa oleh malapetaka, ketidakadilan, kesewenang-wenangan, korban peperangan, korban bencana alam, dan sebagainya. Dalam sejarah kehidupan umat manusia, Allah kita adalah Allah yang menderita sebab ikut menanggung tragedi dan kegagalan manusia.”.

3.   Hal 280: “Anugerah Allah secara utuh dan sempurna dinyatakan di dalam Yesus Kristus, sebab Dialah Allah yang menjadi manusia untuk solider dengan menebus dosa manusia.”.

 

Menurut saya, solider berarti sikap setia kawan. Jadi kalau Yesus solider dengan kita, maka itu berarti bahwa pada waktu Yesus melihat kita menderita, maka Ia bersikap setia kawan dan mende­rita bersama-sama dengan kita. Ini jelas adalah salah / sesat, karena doktrin / konsep penebusan sebetulnya berarti: Kristus mati menggantikan kita, supaya kita bebas dari hukuman!

 

Louis Berkhof: “The sufferings of Christ were not just the sympathetic sufferings of a friend, but the substitutionary sufferings of the Lamb of God for the sin of the world.” [= Penderitaan Kristus bukan hanya penderitaan yang bersifat simpati / ikut merasakan dari seorang sahabat, tetapi penderitaan yang bersifat pengganti dari Anak Domba Allah untuk dosa dunia.] - ‘Systematic Theology’, hal 376.

 

4)         padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah’.

 

a)   ‘ditindas’.

KJV/RSV: ‘afflicted’ [= diberi penderitaan].

Alexander mengatakan bahwa kata ini dipakai untuk menunjuk kepada orang yang kena penyakit kusta. Ini menyebabkan orang Yahudi menganggap bahwa Mesias adalah orang yang kena kusta.

 

b)   Anak kalimat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang melihat penderitaan Kristus tidak mengerti bahwa Ia menderita bagi mereka. Mereka menyangka Ia menderita karena Ia adalah orang berdosa yang dihukum oleh Allah karena dosaNya sendiri. Karena itu mereka mengejekNya (Mat 27:39-44).

Ketidak-mengertian, apalagi dalam hubungan dengan Kristus / Injil, merupakan suatu keadaan yang sangat membahayakan, yang bisa membawa saudara ke neraka untuk selama-lamanya!

 

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

[email protected]

http://golgothaministry.org

Email : [email protected]

Khotbah2 di Youtube :

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ