Khotbah Pekabaran Injil

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


Kasih Allah

Roma 5:8

 

I) Penderitaan bukan bukti bahwa Allah tidak kasih.

Pernahkah saudara merenungkan apakah Allah mengasihi saudara atau tidak? Kalau saudara adalah orang kaya, sehat, hidup enak, keluarga saudara rukun, dsb, maka mungkin tidak terlalu sukar bagi saudara untuk percaya bahwa Allah mengasihi saudara. Tetapi kenyataannya semua orang punya penderitaannya sendiri-sendiri, bahkan ada orang-orang yang menderita sangat hebat. Apakah orang-orang ini bisa merasakan bahwa Allah mengasihi mereka?

Saya pernah membaca tentang rekor dunia lamanya masuk rumah sakit. Ada orang yang masuk rumah sakit waktu usia 3 tahun, dan baru keluar dari rumah sakit itu pada waktu dia mati pada usia hampir 103 tahun. Jadi ia ada di rumah sakit selama hampir satu abad! Kalau saudara adalah orang itu, apakah saudara bisa percaya bahwa Allah mengasihi saudara?

Sekitar 20 tahun yang lalu, saya pernah punya teman dari luar kota yang kos di rumah familinya di Surabaya. Suatu hari, seluruh familinya yang berjumlah 7 orang pergi ke Malang, meninggalkan ia sendirian di rumah. Dalam perjalanan, hujan lebat membuat kali kecil di pinggir jalan meluap, dan mobil selip, lalu masuk kali yang mengalir deras. 4 mayat langsung diketemukan di situ, 2 lainnya di Pasuruan, dan 1 terhilang selama-lamanya. Waktu saya pergi ke rumahnya, saya melihat 6 buah peti mati berjejer. Kalau saudara adalah teman saya itu, bisakah saudara pada saat seperti itu percaya bahwa Allah mengasihi saudara?

Mungkin saudara tidak pernah merasakan sakit selama 1 abad, atau ditinggal mati seluruh keluarga, tetapi mungkin saudara mempunyai penderitaan yang lain. Bisa dalam bentuk kemiskinan, atau keluarga yang berantakan, anak yang rusak, problem pekerjaan / study, kesendirian / kesepian, dsb. Atau bisa juga saudara mengalami penderitaan batin, hati yang gelisah, tidak damai, kuatir, dsb. Apakah penderitaan-penderitaan yang saudara alami itu menyebabkan saudara beranggapan bahwa Allah tidak mengasihi saudara, atau bahkan bahwa Allah tidak peduli kepada saudara atau benci kepada saudara?

Perlu saudara ketahui bahwa pada waktu Allah pertama kalinya menciptakan manusia, yaitu Adam dan Hawa, maka Allah tidak memberikan penderitaan apapun kepada mereka. Tetapi mereka lalu berbuat dosa. Mereka makan buah yang oleh Tuhan dilarang untuk dimakan. Sebagai hukuman karena dosa mereka, maka penderitaan masuk ke dalam dunia. Jadi, penderitaan ada dalam dunia, bukan karena kesalahan Allah, tetapi karena kesalahan manusia sendiri. Karena itu jelaslah bahwa adanya penderitaan dalam hidup kita tidak boleh dijadikan dasar untuk berkata bahwa Allah tidak mengasihi kita, atau bahkan benci kepada kita.

II) Bukti kasih Allah.

1) Ro 5:8 berkata: "Allah menunjukkan kasihNya kepada kita oleh karena Kristus ...".

Jadi bukti pertama dari kasih Allah adalah Kristus. Kristus adalah Allah sendiri yang rela menjadi manusia karena cintaNya kepada kita. Peristiwa Allah menjadi manusia, atau turun dari sorga ke dunia, jelas merupakan suatu penurunan luar biasa, yang jelas memberikan penderitaan. Orang dengan mudah bisa naik, tetapi sukar untuk bisa turun. Kalau saudara sudah biasa hidup di kota, tidur di kasur yang empuk, pakai AC, mau minum tinggal ambil di lemari es, mau masak pakai kompor Elpiji / microwave oven, dsb. Lalu tahu-tahu saudara mesti turun ke desa yang termasuk daerah minus dimana tidak ada listrik; saudara harus tidur di tikar di tanah; pada waktu kepanasan jangankan AC, kipas anginpun tidak ada; kalau mau minum mesti menimba air di sumur atau mengambil di sungai; kalau mau masak mesti mengumpulkan kayu bakar lalu mem-buat api, dsb, maka itu semua tentu merupakan penderitaan. Padahal itu baru turun dari kota ke desa. Bayangkan pada waktu Yesus harus turun dari sorga ke dunia. Ini tentu merupakan penurunan yang jauh lebih hebat, dan karenanya melibatkan penderitaan yang hebat. Tapi Ia mau mengalaminya demi kita, dan itu menunjukkan cintaNya kepada kita.

2) Kita baca Ro 5:8 itu lagi: "Allah menunjukkan kasihNya kepada kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita ...".

Ini bukti kedua kasih Allah kepada kita! Kalau tadi Allah itu sudah rela menjadi manusia, maka sekarang, Allah yang sudah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus itu, lalu rela mati bagi kita.

2 hal yang akan saya bahas:

a) Mengapa Dia harus mati bagi kita?

Karena kita adalah manusia berdosa, dan Allah itu adil, sehingga harus menghukum manusia berdosa. Yesus ingin supaya kita jangan sampai dihukum, dan supaya kita tidak dihukum, Ia yang harus memikul hukuman kita. Karena itulah maka Ia mati di kayu salib. Kalau kita tahu mengapa Yesus mati bagi kita, maka jelas bagi kita bahwa kematianNya itu menunjukkan kasihNya kepada kita.

Illustrasi:

Pada waktu Yesus rela mencurahkan darahNya bagi kita, Ia me-nunjukkan cinta yang lebih hebat dari pada cinta anak laki-laki itu, karena anak laki-laki itu merelakan darahNya untuk adiknya, se-dangkan Yesus merelakan darah / nyawaNya untuk kita yang adalah musuh-musuhNya, karena kita adalah manusia berdosa yang selalu menyakiti hatiNya melalui dosa-dosa kita.

Apa yang teman tuan tanah itu rela alami dan lakukan demi budak itu, mirip dengan apa yang Kristus rela alami dan lakukan demi kita. Kristus rela mengalami penderitaan dan kematian yang sangat mengerikan di kayu salib untuk memikul hukuman kita, supaya kita bisa bebas dari hukuman.

b) Cara kematianNya.

Ada 2 hal yang sangat mengerikan yang Yesus alami, yaitu:

Cobalah merenungkan bagaimana rasanya orang dicambuki, ditembus paku pada tangan dan kaki, dan dibiarkan tergantung dalam keadaan seperti itu selama berjam-jam. Kitalah yang seharusnya mengalami semua itu sebagai hukuman atas dosa-dosa kita, tetapi Yesus rela mengalami semua itu demi kita! Bahwa Ia rela mengalami kedua hal ini untuk memikul hukuman dosa kita, menunjukkan kasih-Nya yang luar biasa kepada kita.

3) Ro 5:8 berbunyi: "Allah menunjukkan kasihNya kepada kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa".

Kalau Ia mau mati bagi orang baik, yang taat kepada Dia, mencintai Dia, maka itu sebetulnya sudah kasih, tetapi itu tidak terlalu mengherankan. Tetapi bahwa Ia mau mati bagi kita ketika kita masih berdosa, itu betul-betul luar biasa. Dan inilah keluarbiasaan kasih Allah! Kalau saudara mengasihi seseorang, maka pasti dalam diri orang itu ada sesuatu yang baik yang menyebabkan saudara mengasihiNya, mungkin wajahnya, bentuk tubuhnya, sifatnya, kepandaiannya, dsb. Tetapi Allah mencintai kita dan rela berkorban bagi kita tanpa melihat kebaikan dalam diri kita.

Sekalipun saudara tidak peduli kepadaNya, benci kepadaNya, acuh tak acuh kepadaNya, tidak pernah ke gereja, tidak senang mendengar Firman Tuhan terus berbuat dosa, dsb, Allah tetap mencintai saudara! Itu Ia buktikan dengan rela mati bagi saudara ketika saudara masih berdosa.

III) Tanggapan kita terhadap kasih Allah.

Kalau saudara sudah mendengar, mengerti dan menyadari akan kasih Allah kepada saudara, maka sekarang saudara perlu memberikan tanggapan ter-hadap kasih Allah itu.

1) Tanggapan yang salah.

Saudara bisa menanggapi kasih Allah itu dengan menolak, acuh tak acuh, atau tidak percaya. Kalau demikian, perlu saya tekankan bahwa sekalipun Allah mengasihi saudara yang berdosa, tetapi kalau kasihNya itu terus-menerus ditolak, maka ada satu saat dimana Allah harus menjalankan keadilanNya dengan menghukum orang yang menolak kasihNya itu, dan membuang orang itu ke dalam neraka!

Seorang penafsir bernama Ironside, dalam komentarnya tentang Kis 4:12, mengatakan: "Remember, it must be Christ or hell, and to neglect the one is to choose the other" (= Ingat, harus Kristus atau neraka, dan mengabaikan yang satu berarti memilih yang lain).

Saudara tidak perlu memusuhi atau membenci Kristus, membakar gereja atau menganiaya orang kristen. Cukup dengan mengabaikan Kristus, itu sudah berarti bahwa saudara memilih neraka! Sekalipun saudara adalah simpatisan kristen, rajin ke gereja, memberi persembahan untuk gereja, dsb, tetapi kalau saudara mengabaikan Kristusnya, saudara sudah memilih neraka!

2) Tanggapan yang benar.

Saudara bisa menanggapinya dengan benar, yaitu dengan percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi saudara.

Saudara harus percaya bahwa Yesus adalah Allah yang sudah menjadi manusia, dan sudah mati disalib untuk semua dosa-dosa saudara. Kalau saudara percaya, maka saudara akan diampuni dan tidak mungkin dihukum. Saudara dijamin akan masuk ke sorga, kapanpun saudara mati.

Yoh 3:16 - "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi beroleh hidup yang kekal".

Ro 8:1 - "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus".

Beberapa halangan untuk percaya kepada Yesus:

a) Saudara mungkin berkata: Kok gampang sekali untuk selamat?

Jawabnya: memang gampang, karena Kristus sudah membayar mahal itu semua itu, yaitu dengan mengorbankan nyawaNya sendiri.

Illustrasi:

Seorang penginjil memberitakan Injil kepada seorang pekerja tambang. Pada waktu pekerja tambang itu mendengar bahwa untuk bisa diselamatkan ia hanya perlu percaya kepada Yesus, ia berkata ‘Hanya percaya dan saya selamat? Kok gampang sekali?’. Penginjil itu lalu bertanya: ‘Dimana kamu bekerja?’. Pekerja tambang itu menjawab: ‘Puluhan atau bahkan ratusan meter di bawah permukaan tanah’. Penginjil itu bertanya lagi: ‘Wah, tentu sukar sekali bagi kamu untuk turun ke sana lalu naik lagi ke atas’. Pekerja itu menjawab: ‘Tidak sukar sama sekali. Karena perusahaan saya telah memasang sebuah lift, dan saya hanya tinggal masuk ke dalam lift itu dan lift itu akan membawa saya naik atau turun’. Lalu penginjil itu berkata: ‘Sama seperti perusahaanmu sudah bersusah payah memasang lift, sehingga sekarang bagi kamu tinggal gampangnya, demikian juga Kristus sudah bersusah payah, menderita dan mati di kayu salib untuk menyediakan keselamatan bagimu, sehingga sekarang bagi kamu tinggal gampangnya. Kamu hanya perlu masuk ke dalam Yesus / percaya kepada Yesus, dan Yesus akan mengangkat kamu ke surga!’

b) Saudara mungkin mau percaya, tetapi bingung karena banyaknya macam gereja / aliran pada jaman ini.

Jawabnya: Keselamatan saudara tidak tergantung gereja, tetapi tergantung pada apakah saudara percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat saudara atau tidak.

Illustrasi:

Pada waktu ia hidup, John Wesley, pendiri gereja Metodist, juga bingung karena banyaknya aliran gereja. Suatu hari ia bermimpi dan dalam mimpinya itu ia dibawa ke pintu gerbang neraka. Di sana ada seorang malaikat yang menjaga, dan ia lalu bertanya: ‘Apakah di sini ada orang Katolik?’. Malaikat menjawab: ‘Banyak’. John Wesley bertanya lagi: ‘Apakah ada orang Calvinist?’. Malaikat menjawab: ‘Banyak’. ‘Apa ada orang Baptist?’. ‘Banyak’. Akhirnya John Wesley bertanya: ‘Apakah ada orang Methodist?’. Malaikat menjawab: ‘Juga banyak’.

Lalu John Wesley dibawa ke pintu gerbang surga. Di sana ada malaikat lain yang menjaga, dan ia bertanya kepada malaikat itu: ‘Apakah di sini ada orang Katolik?’. Malaikat menjawab: ‘Tidak ada’. John Wesley bertanya lagi: ‘Apakah ada orang Calvinist?’. Malaikat menjawab: ‘Tidak ada’. ‘Apa ada orang Baptist?’. ‘Tidak ada’. Akhirnya John Wesley bertanya: ‘Apakah ada orang Methodist?’. Malaikat menjawab: ‘Juga tidak ada’. Dengan bingung dan putus asa John Wesley bertanya: ‘Kalau begitu siapa yang ada di dalam sana?’. Malaikat menjawab: ‘Orang yang percaya kepada Yesus’.

Illustrasi ini menunjukkan bahwa saudara masuk surga bukan karena mengikuti gereja ini atau itu, aliran ini atau itu, tetapi karena percaya kepada Yesus. Ini memang tidak menunjukkan bahwa saudara tidak perlu memilih gereja yang benar, tetapi bagaimanapun keselamatan saudara bukan tergantung pada aliran gereja tetapi tergantung pada apakah saudara percaya kepada Yesus atau tidak!

c) Saudara mungkin percaya, tetapi mau menunda.

Jawab: Saudara tidak tahu kapan saudara akan mati, dan kematian bisa datang secara mendadak. Kalau itu terjadi, dan saudara belum percaya kepada Yesus, saudara akan masuk neraka selama-lamanya!

Illustrasi: Suatu hari ada seseorang yang bermimpi tentang adanya suatu konperensi setan. Konperensi itu dipimpin oleh Iblis sendiri dan bertujuan untuk mencari siasat yang jitu supaya manusia tidak percaya kepada Yesus dan binasa / masuk neraka. Lalu ada seorang setan yang mengusulkan: ‘Baiklah kita membujuk manusia supaya tidak percaya akan adanya Tuhan’. Iblis berkata: ‘Tidak. Manusia merasa dalam hatinya bahwa Tuhan itu ada. Siasat itu tidak akan berhasil’. Setan lain mengusulkan: ‘Baiklah kita mengatakan kepada manusia bahwa mereka itu terlalu jahat untuk bisa diampuni’. Iblis menolak usul itu dengan berkata: ‘Justru kalau manusia sadar bahwa dirinya jahat, itu akan membawa mereka kepada Tuhan. Usul itu masih kurang baik’. Akhirnya seorang setan berkata: ‘Baiklah kita mengatakan kepada manusia bahwa Tuhan itu ada, dan Tuhan itu mencintai mereka yang berdosa, dan bahwa Injil itu benar adanya’. Iblis menjawab: ‘Tetapi bagaimana hal itu bisa membinasakan mere-ka?’. Setan itu melanjutkan siasatnya: ‘Kita akan mengatakan kepada manusia bahwa sekalipun semua itu benar, dan mereka harus per-caya, tetapi masih ada cukup waktu. Mereka tidak perlu percaya sekarang’. Iblis senang sekali dengan usul itu, dan memerintahkan supaya usul itu dilaksanakan.

Ini menyebabkan banyak orang yang pada waktu mendengar Injil, lalu menunda untuk datang kepada Yesus. Tetapi tiba-tiba mereka men-dapat kecelakaan atau serangan jantung, yang membuat mereka mati secara mendadak, sehingga tidak ada kesempatan untuk bertobat. Akhirnya mereka terhilang selama-lamanya di dalam neraka, hanya karena mereka menunda untuk percaya kepada Yesus!

Karena itu janganlah turuti bujukan setan supaya menunda keper-cayaan kepada Yesus. Datanglah kepada Yesus dan percayalah dan terimalah Dia sebagai Juruselamat saudara sekarang juga. Maukah saudara?

- AMIN -


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali