oleh
: Pdt. Budi Asali M.Div.
Pertama-tama
kita perlu tahu bahwa tujuan Pemberitaan Injil adalah membawa orang kepada
Kristus, bukan sekedar kepada gereja!
Charles
Haddon Spurgeon: “we
do not consider soul-winning to be accomplished by hurriedly inscribing more
names upon our church-roll, ... we may do more harm than good at this point. To
introduce unconverted persons to the church, is to weaken and degrade it, and
therefore an apparent gain may be a real loss”
(= kami tidak menganggap bahwa pemenangan jiwa itu tercapai dengan cepat-cepat
menuliskan lebih banyak nama dalam daftar gereja, ... kita bisa / mungkin lebih
melakukan kerusakan dari pada kebaikan pada titik ini. Memasukkan orang-orang
yang belum bertobat ke gereja, adalah melemahkan dan merusakkannya, dan karena
itu sesuatu yang kelihatannya adalah keuntungan sebetulnya adalah suatu
kerugian) - ‘The Soul Winner’, hal 16-17.
Pemberitaan
Injil biasanya dimulai dengan pembicaraan tentang hal-hal yang biasa yang lalu
dibelokkan ke hal-hal yang bersifat rohani.
Tujuan kita di sini bukanlah untuk menghakimi dia, tetapi
menyadarkan dia bahwa dia adalah manusia yang berdosa. Ini penting, karena
tanpa kesadaran akan dosa, ia tidak akan merasa butuh Yesus sebagai Juruselamat
dosa.
Untuk menghindari timbulnya kesan bahwa kita menghakimi dia, maka
perlu kita tunjukkan kepada dia bahwa kita juga adalah orang yang berdosa sama
seperti dia.
Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa semua manusia adalah manusia
berdosa: Ro 3:10-12,23.
Ayat-ayat yang bisa digunakan untuk menyadarkan dia dari dosa-dosa
tertentu: Kel 20:3-17 (10 hukum Tuhan) Mat 5:28 Mat 5:44 Mat 22:37-39.
Kalau saudara memberitakan Injil kepada orang yang sudah memeluk
agama lain, maka dalam penyadaran dosa ini sebaiknya saudara tidak menggunakan
hukum-hukum / larangan-larangan yang ada hanya dalam Kristen, seperti jika
ditampar pipi kanan harus memberikan yang kiri, dsb. Sebaiknya saudara
menggunakan hukum-hukum yang diakui baik dalam Kristen maupun dalam agamanya.
Misalnya jangan berdusta, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan membenci /
dendam, dsb.
Allah itu adil, dan karena itu Ia pasti menghukum manusia berdosa.
Ini perlu ditekankan khususnya menghadapi orang yang terlalu menyoroti /
menekankan kasih Allah, tetapi melupakan / mengabaikan kesucian dan keadilan
Allah (bdk. Nahum 1:3 - “TUHAN itu
panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari
hukuman orang yang bersalah”).
Wujud hukuman dosa:
1) Penderitaan (Ke 3:6-8,16-19).
Ini bisa merupakan penderitaan fisik (kemiskinan, penyakit / rasa
sakit, dsb) maupun penderitaan batin (gelisah, sumpek, takut, kuatir, problem
keluarga, kematian keluarga / orang yang dicintai, kegagalan, dsb).
2) Neraka / hukuman kekal (Ro 6:23 Wah 21:8 Mat 25:46).
Ceritakan bahwa hukuman di neraka bukan hanya hebat, tetapi juga
berlangsung selama-lamanya (Luk 16:19-31 Wah 14:11 Wah 20:10 Wah 21:8).
Jangan sungkan menceritakan ini, seakan-akan saudara menakut-nakuti
dia!
Penekanan di sini adalah kasih Allah. Karena Allah adil maka Ia
harus menghukum dosa (point II di atas), tetapi karena Ia kasih, Ia ingin
manusia terbebas dari hukuman itu. Karena itu Ia sendiri menjadi manusia (Yesus
Kristus) dan mati di salib untuk menebus dosa umat manusia.
Ayat-ayat yang bisa digunakan antara lain: Yes 53:4-6 Mark 10:45 Ro
5:8 Gal 3:13 1Pet 1:18-19.
Illustrasi:
Dua saudara kembar, satu jadi hakim, satunya lagi jadi penjahat. Penjahat
diadili dan dijatuhi hukuman mati, karena hakim harus adil. Tetapi karena kasih,
hakim lalu tukar tempat dengan penjahat dan ia menjalani hukuman mati yang ia
sendiri jatuhkan.
1)
Ayat-ayat yang bisa digunakan: Yoh 3:16 Kis 16:31 Yoh 1:12 Wah 3:20.
Jangan terlalu membedakan antara ‘percaya kepada Yesus’ dan
‘menerima Yesus’. Dua hal ini sebetulnya sama saja.
2) Apa / siapa yang harus dipercaya?
a) Ia harus percaya ajaran Kitab Suci tentang
Yesus.
Kitab Suci sering menggunakan istilah bahasa Yunani PISTEUO HOTI
yang berarti ‘believe that’ (= percaya bahwa). Contoh: Yoh 20:31 Ro
10:9 1Yoh 5:1.
Sebetulnya ia harus percaya segala sesuatu yang dikatakan Kitab
Suci tentang Tuhan Yesus, tetapi ada hal-hal yang harus ditonjolkan, yaitu:
1. Yesus adalah Allah / Tuhan sendiri dalam arti yang
setinggi-tingginya (Yoh 1:1 Yoh 20:28 Ro 9:5 Tit 2:13 Ibr 1:8). Bagian yang
saya garisbawahi itu perlu ditekankan mengingat adanya ajaran Saksi Yehovah, dan
juga ajaran orang-orang seperti Pdt Bambang Nursena, yang mengatakan bahwa Yesus
adalah Allah, tetapi lebih rendah dari Bapa / Yehovah.
2. Yesus telah menjadi manusia (Yoh 1:14). Ini Ia lakukan supaya
Ia bisa menderita dan mati untuk dosa umat manusia. Tetapi ini tidak berarti
bahwa Ia kehilangan keilahianNya! Setelah inkarnasi dan seterusnya Yesus adalah
100 % Allah dan 100 % manusia.
3. Yesus hidup suci (2Kor 5:21).
4. Yesus menderita dan disalibkan sampai mati untuk menebus semua
dosa umat manusia (Yes 53:4-6 Yoh 19:30 Kol 2:13). ‘Semua dosa’ berarti
mencakup dosa asal, dosa yang lalu, dosa sekarang, dan dosa yang akan datang
terus sampai kita mati, tanpa kecuali! Ini perlu ditekankan, karena tanpa
mengerti dan percaya hal ini, ia tidak akan pernah yakin akan keselamatannya.
5. Yesus bangkit secara jasmani dari antara orang mati (Ro
10:9-10).
6. Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga (Yoh 14:6 Kis 4:12
1Yoh 5:11,12).
b)
Ia harus percaya kepada Yesus.
Kitab Suci sering menggunakan kata bahasa Yunani PISTEUO (= believe
/ percaya), yang diikuti dengan kata depan EN / EIS / EPI (= in /
kepada). Misalnya Yoh 3:16 Yoh 3:36 Kis 10:43 Kis 16:31.
Jadi, jelas bahwa orang yang betul-betul beriman, tidak hanya
percaya segala sesuatu tentang Yesus, tetapi juga harus percaya kepada
Yesus!
Untuk melihat perbedaan 2 hal ini, saya memberikan illustrasi
sebagai berikut: saudara tahu dan percaya banyak hal tentang saya.
Misalnya bahwa saya adalah seorang pendeta, mempunyai 1 istri, 1 anak, lahir
tahun 1954 dsb. Tetapi kalau suatu kali saya datang kepada saudara dan mau
meminjam uang sebesar Rp 100 juta dari saudara tanpa bon / bukti apapun, apakah
saudara mau meminjamkannya? Kalau ya, itu berarti saudara percaya kepada
saya. Kalau tidak itu berarti saudara hanya percaya tentang saya.
3)
Kalau ia mau menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat, maka kita ajak dia berdoa
untuk mengundang Tuhan Yesus / menyatakan iman kepada Yesus.
Sebelum kita melanjutkan dengan langkah berikutnya, kita perlu
memeriksa imannya dengan menanyakan tentang keyakinan keselamatannya.
4)
Hati-hati untuk tidak mengganti doktrin ‘salvation by faith’ (=
keselamatan oleh iman) dengan doktrin sesat ‘salvation by works’ (=
keselamatan oleh perbuatan baik). Ini sering terjadi kalau orang berkata: lho
kok enak dosa dihapus begitu saja? Kalau berdosa lagi bagaimana?, dsb.
Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa keselamatan itu hanya karena iman
adalah: Ro 3:24 (perhatikan kata ‘cuma-cuma’) Ro 3:27-28 Gal 2:16,21 Ef
2:8-9.
Sejak pemberitaan Injil yang pertama Yesus diberitakan sebagai
Juruslamat dan sebagai Tuhan (Luk 2:11). Jadi jelas bahwa pemberitaan tentang
Yesus sebagai Tuhan adalah sesuatu yang penting. Menerima Yesus sebagai Tuhan
berarti mentaati segala perintahnya (Luk 6:46). Ini berarti bahwa orang itu
harus bertobat dari segala dosanya, baik dosa aktif (melakukan apa yang
dilarang), maupun dosa pasif (tidak melakukan apa yang diperintahkan).
Pertobatan dari dosa merupakan bukti iman yang sejati (Yak
2:17,26), tetapi ini tidak menyelamatkan. Yang menyebabkan kita diselamatkan
adalah iman kita kepada Kristus.
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali