Penginjilan
Pribadi
oleh
: Pdt. Budi Asali M.Div.
Tuhan menghendaki setiap orang kristen untuk melayani Dia sesuai
dengan karunia yang telah diberikan kepadanya oleh Tuhan (1Kor 12:7-11 Ro
12:6-8). Jadi tidak setiap orang kristen harus berkhotbah, menjadi guru sekolah
minggu, dsb. Tetapi Pemberitaan Injil adalah pelayanan yang harus dilakukan oleh
setiap / semua orang kristen (Mat 28:19 Kis 1:8 Kis 8:1,4).
Karena Pemberitaan Injil adalah perintah Tuhan bagi kita, maka
kalau kita tidak memberitakan Injil, kita berdosa (dosa pasif).
Perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
· Hak
5:23 - “‘Kutukilah kota Meros!’
firman Malaikat TUHAN, ‘kutukilah habis-habisan penduduknya, karena mereka
tidak datang membantu TUHAN, membantu TUHAN sebagai pahlawan’”.
Perhatikan bahwa kota Meros dikutuk oleh Tuhan bukan karena mereka
menyembah berhala, atau berzinah, dsb, tetapi karena pada waktu perang, mereka
hanya berdiam diri, padahal seharusnya mereka ikut berperang.
Demikian juga kalau dalam perang rohani melawan setan, saudara
tidak mau ikut berjuang melalui Pemberitaan Injil, maka saudara menghadapi
resiko yang sama dengan penduduk kota Meros.
· Yer
48:10 - “Terkutuklah orang yang
melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat
pedangNya dari penumpahan darah!”
Saya tidak mengerti mengapa Kitab Suci Indonesia menterjemahkan
bagian yang saya garisbawahi itu dengan menggunakan ‘Nya’ (dimulai dengan
huruf besar), dan bukannya ‘nya’. Kata ‘nya’ itu jelas bukan menunjukkan
kepada Tuhan tetapi kepada orang yang dikutuk itu.
· Yeh
3:18 - “Kalau Aku berfirman kepada
orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! --dan engkau tidak memperingatkan dia
atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya
yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam
kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari
padamu”.
· Mat
12:30 - “Siapa tidak bersama Aku, ia
melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan”.
Tuhan bisa memberitakan Injil sendiri (Kis 9:3-6); Dia juga bisa
memberitakan Injil melalui malaikat (Luk 2:8-14). Tetapi Ia tetap mau memakai
kita yang berdosa sebagai alatNya. Ini tidak boleh kita anggap sebagai suatu
beban yang memberatkan, tetapi sebagai suatu kehormatan (bdk. 1Tim 1:12-13 Ro
15:15-16 Gal 1:15-16).
Illustrasi:
Penyanyi New Zealand yang diminta menyanyi dalam pesta pernikahan Pangeran
Charles - Lady Di, merasakan hal itu bukan sebagai suatu beban, tetapi sebagai
suatu kehormatan.
Tuhan Yesus sendiri juga memberitakan Injil, dan bahkan Ia
mengatakan bahwa Ia datang untuk memberitakan Injil (Mark 1:38). Rasul-rasul,
yang adalah pengikutNya, meniru teladanNya, dengan juga memberitakan Injil,
sekalipun dimusuhi / dianiaya. Ini terlihat dalam seluruh Kitab Kisah Para
Rasul. Kalau kita adalah pengikut Kristus, maka kitapun harus meniru teladanNya
dalam memberitakan Injil (bdk. Yoh 13:15 Fil 2:5-8).
Konsep kita tentang hidup ini merupakan sesuatu yang penting. Kalau
konsep kita tentang hidup adalah: ‘karena hidup hanya satu kali, maka saya
harus menikmatinya’, maka mungkin saudara tidak akan pernah memberitakan
Injil. Tetapi ingat bahwa konsep hidup dalam Kitab Suci adalah: hidup merupakan
peperangan rohani. Karena hidup ini adalah peperangan rohani melawan setan, maka
kita tidak boleh hidup santai!
Dalam peperangan, sekalipun pertahanan adalah sangat penting,
tetapi kita tidak mungkin bisa menang kalau kita hanya bertahan. Kita juga harus
menyerang, dan Pemberitaan Injil adalah penyerangan dalam perang melawan setan
ini, karena melalui Pemberitaan Injil kita mengusahakan supaya anak-anak setan /
musuh-musuh Tuhan bisa menjadi anak-anak Tuhan.
Dalam Kitab Kisah Para Rasul, jumlah jemaat bertumbuh dengan pesat
(Kis 1:26 2:41,47 4:4 5:14 6:7) karena semua jemaat ikut memberitakan Injil.
Tetapi statistik menunjukkan bahwa pada jaman sekarang ini hanya
0,5 % orang kristen yang memberitakan Injil! Bandingkan dengan Saksi Yehovah
yang 65 % anggotanya aktif dalam memberitakan Injil sesatnya!
Tahun 1000 / hari
1 / tahun
---------------------------------------------------------
1
365.000
2 = 21
2
730.000
4 = 22
3
1.095.000
8 = 23
.
.
.
32
11.680.000
232 = 4,3 milyar.
33
12.045.000
233 = 8,6 milyar.
Dalam tabel di atas ini saya ingin membandingkan 2 keadaan:
· Keadaan
I adalah dimana di dunia ini hanya ada 1 orang kristen, yang adalah penginjil
yang hebat, yang setiap hari bisa membawa 1000 jiwa datang kepada Tuhan. Tetapi
orang-orang yang sudah bertobat itu tidak memberitakan Injil.
· Keadaan
II adalah dimana di dunia ini hanya ada 1 orang kristen, yang setiap tahun hanya
bisa membawa 1 jiwa datang kepada Tuhan. Tetapi setiap jiwa yang bertobat juga
memberitakan Injil dan setiap tahun masing-masing orang mendapat 1 jiwa.
Saudara bisa melihat bahwa dalam keadaan I, dalam 33 tahun, baru
sekitar 12 juta orang yang menjadi kristen. Ini belum mencakup seluruh penduduk
Jawa Timur. Tetapi dalam keadaan II, dalam 33 tahun, ada 8,6 milyar orang
kristen. Ini sudah lebih dari penduduk dunia saat ini!
Penerapan:
Kalau saudara selalu membiarkan Pendeta / Penginjil saja yang
memberitakan Injil, paling-paling pertumbuhan gereja / kekristenan akan
menyerupai keadaan I. Dan perlu diingat bahwa tidak ada pendeta / penginjil yang
bisa mempertobatkan 1000 orang setiap hari! Jadi, pertumbuhan gereja /
kekristenan akan sangat lambat. Tetapi kalau setiap orang kristen mau
memberitakan Injil, kita akan seperti keadaan II. Pertumbuhan gereja /
kekristenan akan cepat sekali!
Perlu juga diketahui bahwa kalau Injil tidak tersebar dengan cepat,
maka ada alternatifnya, yaitu: ajaran sesatlah yang akan tersebar!
Seorang yang bernama Daniel Webster berkata sebagai berikut:
“If
religious books are not widely circulated among the masses in this country, I do
not know what is going to become of us as a nation. If truth be not diffused,
error will be; if God and His Word are not known and received, the devil and his
works will gain the ascendancy; if the evangelical volume does not reach every
hamlet, the pages of a corrupt and licentious literature will; if the power of
the Gospel is not felt throughout the length and breadth of the land, anarchy
and misrule, degradation and misery, corruption and darkness, will reign without
mitigation or end” (= kalau buku-buku
agama / rohani tidak beredar secara luas di antara rakyat dalam negara ini, saya
tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita sebagai bangsa. Kalau kebenaran tidak
disebarkan, maka kesalahanlah yang akan tersebar; kalau Allah dan FirmanNya
tidak diketahui / dikenal dan diterima, setan dan pekerjaannya akan mendapatkan
kekuasaan / pengaruh; kalau buku-buku injili tidak mencapai setiap desa,
halaman-halaman yang jahat dan literatur yang tidak bermoral akan mencapainya;
kalau kuasa Injil tidak dirasakan diseluruh lebar dan panjang negara ini, maka
anarkhi dan pemerintahan yang salah, keburukan dan kesengsaraan, korupsi /
kejahatan / kecurangan dan kegelapan, akan memerintah tanpa pengurangan atau
akhir).
Seorang yang bernama Edmund Burke berkata:
“All
that is necessary for the triumph of evil is that good men do nothing”
(= semua yang dibutuhkan supaya kejahatan menang adalah bahwa orang-orang yang
baik tidak melakukan apa-apa)
- dikutip dari buku Saat Teduh ‘Streams in the Desert’, vol 2, June
13.
Semoga kedua kutipan di atas ini bisa mendorong setiap orang
kristen, terlebih lagi setiap hamba Tuhan, untuk lebih giat dalam memberitakan
Injil / Firman Tuhan. Mengapa? Karena memang salah satu alasan yang menyebabkan
ajaran-ajaran sesat bisa tersebar dan kejahatan bisa menang, adalah karena
banyak orang kristen maupun hamba Tuhan yang tidak / kurang memberitakan Injil /
Firman Tuhan!
Kitab Suci berkata bahwa:
· Semua
manusia berdosa (Ro 3:10-12,23).
· Karena
itu semua akan dihukum (Ro 6:23 Wah 21:8).
· Manusia
tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dengan perbuatan baiknya (Gal 2:16,21).
· Kristus
sudah mati menebus dosa kita sehingga dalam Kristus ada pengampunan / pembebasan
dari hukuman Allah (Yoh 3:16 Kis 10:43 Kis 13:38-39 Ro 8:1).
· Tetapi
orang-orang yang belum pernah mendengar tentang Kristus tidak bisa percaya
kepadaNya, dan karenanya tidak bisa diselamatkan (Ro 10:13-14 bdk. Ro 2:12).
Jadi merupakan tugas kita untuk memberitakan Injil kepada mereka
supaya mereka bisa mendengar Injil, lalu percaya dan diselamatkan dari murka
Allah.
Jadi, Pemberitaan Injil sebetulnya merupakan tindakan kasih kita
kepada orang yang belum diselamatkan. Ada banyak orang kristen yang melakukan
tindakan kasih hanya dengan menolong secara jasmani. Memang orang yang ditolong
akan senang karena ditolong secara jasmani, tetapi pada waktu mereka mati,
mereka tetap harus pergi ke neraka untuk membayar sendiri dosa-dosanya karena
mereka tidak mempunyai Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa. Apa gunanya
tindakan kasih yang seperti itu? Tindakan kasih yang terbesar yang bisa saudara
lakukan kepada orang yang belum percaya adalah Pemberitaan Injil! Tetapi
anehnya, atau lucunya, Pemberitaan Injil sering membuat orang yang diinjili
justru menjadi marah kepada kita. Di sini kita melihat secara jelas peranan dari
setan dalam diri orang-orang itu.
Ada orang yang berkata bahwa untuk memenangkan jiwa seseorang kita
tidak perlu memberitakan Injil kepadanya, tetapi cukup menunjukkan hidup yang
saleh, penuh dengan kasih dsb. Terhadap pandangan seperti ini, yang merupakan
pandangan dari banyak orang-orang Liberal, saya menjawab bahwa sekalipun hidup
saleh itu penting, tetapi itu tidak bisa menggantikan Injil!. 2 text di bawah
ini jelas menunjukkan bahwa tanpa firman / Injil tidak mungkin seseorang bisa
percaya.
Ro 10:13-14 - “Sebab,
barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana
mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana
mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia.
Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?”
Ro 10:17 - “Jadi, iman
timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”.
Tetapi mungkin mereka bisa menjawab dengan 1Pet 3:1-2 yang berbunyi
sebagai berikut: “Demikian juga kamu,
hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang
tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh
kelakuan istrinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup istri
mereka itu”.
Apakah ayat ini berarti bahwa kita bisa memenangkan jiwa hanya
dengan kesalehan, tanpa pemberitaan Injil? Calvin menjawab pertanyaan ini dengan
komentarnya tentang 1Pet 3:1-2 itu yang berbunyi sebagai berikut:
“But it
may seem strange that Peter should say, that a husband might be gained to the
Lord without a word; for why is it said, that ‘faith cometh by hearing?’
Rom. 10:17. To this I reply, that Peter’s words are not to be so understood as
though a holy life alone could lead the unbelieving to Christ, but that it
softens and pacifies their minds, so that they might have less dislike to
religion; for as bad examples create offences, so good ones afford no small
help. Then Peter shews that wives by a holy and pious life could do so much as
to prepare their husbands, without speaking to them on religion, to embrace the
faith of Christ” (= Tetapi kelihatannya
aneh bahwa Petrus berkata bahwa seorang suami bisa dimenangkan bagi Tuhan tanpa
perkataan; karena mengapa dikatakan bahwa ‘iman timbul dari pendengaran?’ Ro
10:17. Terhadap pertanyaan ini saya menjawab bahwa kata-kata Petrus tidak boleh
dimengerti seakan-akan suatu kehidupan yang kudus saja bisa membimbing orang
yang tidak percaya kepada Kristus, tetapi bahwa itu melunakkan dan menenangkan
pikiran mereka, sehingga mereka bisa berkurang dalam ketidaksenangannya terhadap
agama; karena sebagaimana teladan yang jelek menciptakan batu sandungan, begitu
juga teladan yang baik memberikan pertolongan yang tidak kecil. Maka Petrus
menunjukkan bahwa istri-istri, oleh kehidupan yang kudus dan saleh, bisa
melakukan begitu banyak untuk mempersiapkan suami-suami mereka, tanpa berbicara
kepada mereka tentang agama, untuk memeluk iman Kristus)
- hal 95-96.
Jadi jelaslah bahwa Petrus hanya memaksudkan bahwa hidup saleh itu
hanya bisa mempersiapkan seseorang untuk bisa menerima Kristus, tetapi
selanjutnya masih perlu disertai dengan pemberitaan Injil supaya mereka bisa
percaya.
Banyak orang berkata bahwa ada banyak jalan ke surga, dan Yesus
hanya merupakan salah satu jalan ke surga. Kalau hal ini benar, kita tidak perlu
memberitakan Injil. Tetapi karena Tuhan Yesus adalah satu-satunya jalan (bukan
salah satu jalan) ke surga (Yoh 14:6 Kis 4:12 1Yoh 5:11-12), maka kita harus
memberitakan Injil.
Catatan:
karena pentingnya kepercayaan terhadap kristus sebagai satu-satunya jalan ke
surga, maka hal ini akan saya bahas secara khusus dalam pelajaran yang akan
datang.
Pendidikan (termasuk pendidikan sex), hukuman penjara dsb, hanya
bisa mengubah seseorang dari luar, dan bahkan seringkali sama sekali tidak
mengubah manusia. Misalnya: sekalipun pendidikan sex di Amerika sangat hebat,
tetapi kebejatan moral / free sex makin menjadi-jadi.
Tetapi Pemberitaan Injil, kalau itu diterima, akan menyebabkan
seseorang berubah dari dalam (2Kor 5:17). Mengapa? Karena orang yang percaya
kepada Kristus pasti menerima Roh Kudus, dan Roh Kudus itu akan menguduskan
orang itu. Contoh:
· Saulus
/ Paulus.
· Zakheus
(Luk 19:1-10).
Ada rasa takut yang datang dari Tuhan (misalnya: takut berbuat
dosa), tetapi ada juga rasa takut yang datang dari setan (misalnya: takut
melayani, takut memberitakan Injil). Kalau kita menuruti rasa takut yang datang
dari setan itu, berarti kita tunduk kepada setan.
Saat inipun sudah banyak orang yang hanya senang mendengar khotbah
yang penuh dengan lelucon, kesaksian, dongeng dsb. Pada hakekatnya mereka bukan
menyenangi Firman Tuhan tetapi lelucon, kesaksian, dongeng, dsb. Jadi boleh
dikatakan bahwa nubuat dalam 2Tim 4:2-5 itu sudah menjadi kenyataan pada saat
ini. Tetapi bagaimanapun juga sekarang masih ada orang-orang yang mau mendengar
Injil / Firman Tuhan. Kita harus memanfaatkan kesempatan ini sebelum ‘malam’
tiba (Yoh 9:4). Saat itu kita sudah sama sekali tidak bisa memberitakan Injil.
Saat itu bisa terjadi pada saat Kristus datang kedua kalinya atau pada saat
kita mati, atau menjelang akhir jaman dimana manusia menjadi begitu bejatnya
sehingga sama sekali tidak mau mendengar Injil lagi.
Sebagai penutup
bagian ini, mari kita membaca 3 buah ayat Kitab Suci: Yer 20:9 Kis 4:20 1Kor
9:16.
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali