Pemahaman Alkitab

 

(online)

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

 

(Rungkut Megah Raya Blok D No 16)

 

Selasa, tanggal 5 September 2023, pk 18.30

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

Kharismatik 13

 

Roh jahat

 

I) Roh jahat dan benda.

 

Banyak orang Kharismatik yang beranggapan bahwa seadanya patung, gambar / lukisan (apalagi yang menggambarkan naga / ular, orang yang matanya menyeramkan, dsb), bahkan souvenir-souvenir sekalipun adalah benda-benda yang mengandung roh jahat dan karena itu harus ditengking dan bahkan dimusnahkan.

 

Tanggapan saya:

 

1)   Kitab Suci memerintahkan pemusnahan berhala / benda-benda yang berhubungan dengan kuasa gelap, bukan seadanya patung (Ul 7:1-5  Ul 12:3  Kel 32:20  Kis 19:19).

 

Mengapa benda-benda itu harus dimusnahkan?

 

a)   Apakah karena benda-benda itu ‘ada isinya’ sehingga bisa ‘mengganggu’?

Pertanyaan ini sukar dijawab, karena Kitab Suci tidak pernah mengatakan tentang adanya benda yang ‘ada isinya’ sehingga bisa ‘mengganggu’. Tetapi Kitab Suci juga tidak pernah mengatakan bahwa hal seperti itu tidak mungkin terjadi. Jadi kemungkinan ini masih tetap terbuka.

 

Memang Hab 2:19 seakan-akan mengatakan bahwa patung berhala itu ‘tidak ada isinya’.

 

Hab 2:18-19 - “(18) Apakah gunanya patung pahatan, yang dipahat oleh pembuatnya? Apakah gunanya patung tuangan, pengajar dusta itu? Karena pembuatnya percaya akan buatannya, padahal berhala-berhala bisu belaka yang dibuatnya. (19) Celakalah orang yang berkata kepada sepotong kayu: ‘Terjagalah!’ dan kepada sebuah batu bisu: ‘Bangunlah!’ Masakan dia itu mengajar? Memang ia bersalutkan emas dan perak, tetapi roh tidak ada sama sekali di dalamnya..

 

Kata Ibrani yang digunakan adalah RUAKH, hanya Lembaga Alkitab Indonesia dan YLT yang menterjemahkan ‘spirit’ / ‘roh’, semua Alkitab bahasa Inggris yang saya gunakan menterjemahkan ‘breath’ [= nafas].

 

Kalau tetap mau diartikan sebagai ‘roh’, saya berpendapat bahwa kata ‘roh’ di sini bukan menunjuk kepada roh setan, tetapi roh dari patung itu sendiri. Jadi maksudnya patung berhala itu mati, dan karena itu tidak bisa berbuat apa-apa. Kata ‘mati’ untuk patung berhala itu kontras dengan kata ‘hidup’ untuk Allah!

 

Jadi ayat ini lagi-lagi tidak berbicara apakah patung berhala ada isinya atau tidak ada isinya.

 

Bandingkan dengan:

 

Yer 10:14 - Setiap manusia ternyata bodoh, tidak berpengetahuan, dan setiap pandai emas menjadi malu karena patung buatannya. Sebab patung tuangannya itu adalah tipu, tidak ada nyawa di dalamnya,.

 

Yer 51:17 - Setiap manusia ternyata bodoh, tidak berpengetahuan, dan setiap pandai emas akan menjadi malu karena patung buatannya. Sebab patung tuangannya itu adalah tipu, tidak ada nyawa di dalamnya,.

 

Kata Ibrani yang dipakai dalam dua ayat ini juga RUAKH, tetapi di sini Lembaga Alkitab Indonesia menterjemahkan ‘nyawa’ dan semua Alkitab bahasa Inggris yang saya pakai menterjemahkan ‘breath’ [= nafas].

 

b)   Supaya benda-benda itu tidak disembah, baik oleh mereka sendiri maupun oleh orang lain (Ul 7:4-5).

 

Ul 7:3-5 - “(3) Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; (4) sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari padaKu, sehingga mereka beribadah kepada allah lain. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan memunahkan engkau dengan segera. (5) Tetapi beginilah kamu lakukan terhadap mereka: mezbah-mezbah mereka haruslah kamu robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, tiang-tiang berhala mereka kamu hancurkan dan patung-patung mereka kamu bakar habis.”.

 

Jadi, patung / benda yang termasuk berhala (patung Maria / Yesus / orang suci yang disembah, keris, jimat, hu, patkwa, cincin / batu pusaka, dsb) harus dihancurkan sekalipun benda-benda itu terbuat dari emas dsb (Kel 32:20  Ul 7:25).

 

Kel 32:20 - Sesudah itu diambilnyalah anak lembu yang dibuat mereka itu, dibakarnya dengan api dan digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan disuruhnya diminum oleh orang Israel..

 

Ul 7:25 - Patung-patung allah mereka haruslah kamu bakar habis; perak dan emas yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu..

 

Kalau dalam keristenan ada orang yang extrim kiri dengan menyuruh menghancurkan seadanya patung, maka perlu diingat akan adanya orang yang extrim kanan, yang dengan mengandalkan ‘iman’ atau kuasa Tuhan, lalu tetap menyimpan benda-benda yang seharusnya dihancurkan. Lebih-lebih kalau benda-benda itu terbuat dari emas / perak, maka ada orang tamak yang menggunakan ‘iman’ sebagai kedok, dan tetap menyimpan benda-benda seperti itu.

 

Kalau saudara adalah orang seperti itu, perhatikanlah Ul 7:25-26 yang berbunyi: “(25) Patung-patung allah mereka haruslah kamu bakar habis; perak dan emas yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu. (26) Dan janganlah engkau membawa sesuatu kekejian masuk ke dalam rumahmu, sehingga engkaupun ditumpas seperti itu; haruslah engkau benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu, sebab semuanya itu dikhususkan untuk dimusnahkan.’”.

 

2)   Kitab Suci tidak melarang pembuatan seadanya patung! Yang dilarang adalah pembuatan patung untuk disembah (Kel 20:4-5).

 

Kel 20:4-5 - “(4) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (5) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,.

 

Perlu diketahui bahwa Kel 20:4 dan Kel 20:5 tidak boleh dipisahkan, seakan-akan Kel 20:4 melarang pembuatan patung dan Kel 20:5 melarang penyembahan patung. Ini penafsiran yang salah!

 

Kel 20:4 dan Kel 20:5 harus digabungkan sehingga artinya adalah: dilarang membuat patung untuk disembah.

 

Bahwa membuat patung (yang tidak untuk disembah) tidak dilarang oleh Kitab Suci terlihat dari:

 

a)   Tuhan sendiri menyuruh membuat patung ular tembaga (Bil 21:4-9). Patung ini nantinya memang dihancurkan, tetapi itu terjadi karena akhirnya patung itu disembah (2Raja 18:4).

 

Bil 21:4-9 - “(4) Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. (5) Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: ‘Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.’ (6) Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. (7) Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: ‘Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkanNya ular-ular ini dari pada kami.’ Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. (8) Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.’ (9) Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup..

 

2Raja 18:4 - Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan..

 

b)   Tuhan menyuruh membuat patung kerub / malaikat pada tutup tabut perjanjian (Kel 25:18-20).

 

Kel 25:18-20 - “(18) Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. (19) Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya. (20) Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu..

 

Karena itu jelas bahwa kita tidak perlu menghancurkan seadanya patung, lukisan, souvenir, dsb. Tetapi juga harus diingat bahwa ada daerah-daerah, seperti pulau Bali, dimana pembuatan patung / souvenir dilakukan dengan menggunakan kuasa gelap.

 

Dr. Kurt Koch, dalam bukunya yang berjudul ‘Occult ABC’, berkata:

“Objects carved from new wood and those which were not consecrated to any deity are not dangerous. Unfortunately, it is the custom in some areas, like the island of Bali, to consecrate even the newly carved figures of gods to some demon.” [= Benda yang dipahat dari kayu yang baru dan yang tidak pernah dipersembahkan kepada dewa manapun, tidaklah berbahaya. Sayangnya, ada daerah-daerah, seperti pulau Bali, yang mempunyai kebiasaan untuk mempersembahkan bahkan patung-patung dewa yang baru dipahat kepada setan / roh jahat.] - ‘Occult ABC’, hal 290.

 

3)   Kita memang tidak boleh bersikap gegabah terhadap benda-benda yang ada kuasa gelapnya (misalnya dengan sengaja menyimpan benda-benda seperti itu), tetapi kita juga tidak boleh terlalu takut terhadap benda-benda itu. Kita percaya bahwa Yesus sudah menang atas setan dan Ia melindungi kita (Maz 23:4).

 

Maz 23:4 - Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku..

 

Perlu diketahui bahwa:

 

a)   Di Indonesia, petani memberi persembahan kepada Dewi Sri, yang dianggap sebagai Dewi padi (https://id.wikipedia.org/wiki/Dewi_Sri).

 

b)   Banyak restoran, toko, dsb yang menggunakan kuasa gelap untuk membuat dagangannya laris.

 

Hal-hal ini tidak mungkin bisa kita hindari, sehingga kalau Tuhan tidak menjaga kita dan Ia mengijinkan hal-hal itu dipakai oleh setan untuk menyerang / merasuk kita, maka pasti semua orang kristen sudah kerasukan setan.

 

Jadi jelaslah bahwa kita tidak boleh terlalu takut, seakan-akan seadanya barang bisa menyebabkan kita dirasuk setan. Kita mempunyai Tuhan yang maha kuasa yang melindungi kita! Tanpa ijinNya, setan tidak bisa mengganggu / merugikan kita sama sekali!

 

II) Roh jahat dan manusia.

 

A)  Roh jahat dan orang sakit.

Banyak orang Kharismatik yang berpendapat bahwa orang bisa sakit disebabkan oleh pekerjaan setan, sehingga setiap kali mereka menghadapi orang sakit, mereka menengking setan.

 

Tanggapan saya:

 

1)   Kitab Suci memang mengajarkan adanya orang yang sakit karena kerasukan setan, misalnya dalam Luk 11:14.

 

Luk 11:14 - Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak..

 

2)   Kitab Suci juga mengatakan bahwa setan juga bisa memberi penyakit tanpa merasuk, misalnya dalam kasus Ayub (Ayub 2:7-8) dan Paulus (2Kor 12:7).

 

Ayub 2:7-8 - “(7) Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya. (8) Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu..

 

2Kor 12:7 - Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri..

 

3)   Tetapi Kitab Suci juga mengatakan bahwa ada penyakit biasa yang tidak berhubungan dengan setan, misalnya dalam Kej 48:1.

Hal ini juga terlihat dari Mat 4:24 yang membedakan ‘orang yang menderita penyakit’ dengan ‘orang yang kerasukan setan’.

 

Kej 48:1 - Sesudah itu ada orang mengatakan kepada Yusuf: ‘Ayahmu sakit!’ Lalu dibawanyalah kedua anaknya, Manasye dan Efraim..

 

Mat 4:24 - Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepadaNya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka..

 

Kesimpulannya: Orang menjadi sakit tidak selalu disebabkan oleh pekerjaan setan / kerasukan setan. Ini perlu saudara ingat baik pada saat saudara sendiri sakit maupun pada saat saudara menghadapi orang lain yang sakit.

 

B)  Roh jahat dan orang yang berbuat dosa.

Banyak orang Kharismatik yang berpendapat bahwa seseorang berbuat dosa karena adanya roh jahat dalam diri orang itu (roh zinah, roh dusta, dsb). Ini bahkan bisa terjadi pada diri orang kristen / anak Allah. Supaya dosa itu bisa dihilangkan, maka roh jahat itu harus ditengking. Ada penulis buku yang bersaksi bahwa dari dirinya pernah ditengking 99 macam roh jahat, dan lalu tinggal 1 roh jahat, yang lalu juga ditengking dan akhirnya semua roh jahat dalam dirinya (jadi suci mendadak?).

 

Bahkan ada yang percaya bahwa suatu keadaan yang tidak menyenangkan (misalnya menjadi perawan tua) bisa terjadi karena adanya roh jahat (roh perawan tua) dalam diri orang itu.

 

Dan ada juga yang percaya bahwa pada waktu kita berbuat baik, itu terjadi karena ada roh yang baik (roh kasih, roh kesabaran, dsb).

 

Dasar-dasar Kitab Suci yang mereka pakai:

 

a)         Tentang roh yang baik:

1.   Kel 28:3 - ‘roh keahlian’.

2.   Ul 34:9 - ‘roh kebijaksanaan’.

3.   Maz 51:14 - ‘roh yang rela’.

4.   Yes 28:6 - ‘roh keadilan’.

5.   Ro 8:15 (NASB) - ‘a spirit of adoption’ [= roh adopsi].

6.   1Kor 4:21 (NIV) - ‘a gentle spirit’ [= roh yang lembut].

7.   2Kor 4:13 - ‘roh iman’.

8.   2Tim 1:7 - ‘roh kekuatan, kasih, ketertiban’.

9.   1Pet 3:4 - ‘roh yang lemah lembut dan tenteram’.

 

b)         Tentang roh yang jahat:

1.   Bil 5:14,30 - ‘roh cemburu’.

2.   1Raja 22:21-23 - ‘roh dusta’.

3.   Yes 19:14 - ‘roh kekacauan’.

4.   Hos 4:12 & 5:4 - ‘roh perzinahan’.

5.   Zakh 13:2 - ‘roh najis’.

6.   Ro 8:15 (NASB) - ‘a spirit of slavery’ [= roh perbudakan].

7.   Ro 11:8 (NIV) - ‘a spirit of stupor’ [= roh tidur / pingsan / teler].

8.   Gal 5:20 - ‘roh pemecah’.

9.   2Tim 1:7 - ‘roh ketakutan’.

10. 1Yoh 4:6 - ‘roh yang menyesatkan’.

 

Tanggapan saya:

 

1)   Kitab Suci tidak pernah mengajarkan bahwa keadaan yang tidak menyenangkan seperti menjadi perawan tua / tidak menikah dsb, disebabkan oleh suatu dosa ataupun disebabkan oleh roh jahat. Jangan lupa bahwa Yesus sendiri tidak pernah menikah.

Memang ada orang yang karena dosanya (hidupnya jahat) akhirnya tidak ada yang mau menikah dengannya, sehingga ia menjadi perawan tua. Tetapi ini tentu tidak berlaku umum!

 

2)   Hal-hal yang baik dalam diri kita (kasih, kesabaran, dsb) terjadi karena pekerjaan Roh Kudus (Gal 5:22-23). Bandingkan juga Kel 28:3 dan Kel 31:3, maka akan terlihat bahwa keahlian itu datang dari Allah.

 

Gal 5:22-23 - “(22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”.

 

Kel 28:3 - “Haruslah engkau mengatakan kepada semua orang yang ahli, yang telah Kupenuhi dengan roh keahlian, membuat pakaian Harun, untuk menguduskan dia, supaya dipegangnya jabatan imam bagiKu.”.

 

Kel 31:2-3 - “(2) ‘Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, (3) dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan,”.

 

Kitab Suci tidak pernah mengajar akan adanya roh-roh (selain dari Roh Kudus) yang membuat kita menjadi baik! Kita memang percaya akan adanya malaikat, tetapi malaikat tidak menolong kita untuk menjadi baik. Hanya Roh Kudus yang menolong kita untuk menjadi baik.

 

3)   Kata ‘roh’ dalam bahasa Ibraninya adalah RUAKH dan dalam bahasa Yunaninya adalah PNEUMA. Kedua kata ini artinya bisa bermacam-macam:

 

a)   Roh.

Ini bisa menunjuk pada roh manusia, malaikat, setan / roh jahat, maupun Roh Allah.

 

b)   Angin (Kej 8:1  Yoh 3:8).

 

Kej 8:1 - Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, dan Allah membuat angin (Ibrani: RUAKH) menghembus melalui bumi, sehingga air itu turun..

 

Yoh 3:8 - Angin (Yunani: PNEUMA) bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.’.

 

c)   Nafas (Ayub 19:17  2Tes 2:8).

 

Ayub 19:17 - Nafasku (Ibrani: RUAKH) menimbulkan rasa jijik kepada isteriku, dan bauku memualkan saudara-saudara sekandungku..

 

2Tes 2:8 - pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas (Yunani: PNEUMA) mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali..

 

d)   Pikiran / kecondongan pikiran / sikap.

Contoh:

1.   Kata ‘jiwa’ dalam Bil 14:24 seharusnya adalah ‘roh’ (Ibrani: RUAKH), dan ini menunjuk pada cara berpikir / sikap.

2.   Kata ‘hati’ dalam 1Raja 21:5 seharusnya juga adalah ‘roh’ (Ibrani: RUAKH), dan ini menunjuk pada pikiran / hati.

3.   Yes 57:15 (NIV): ‘but also with him who is contrite and lowly in spirit to revive the spirit of the lowly’ [= tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati].

Di sini kata ‘spirit’ yang pertama jelas menunjuk pada sikap hati.

4.   Amsal 17:27 - ‘berkepala dingin’ (NIV: is even tempered). Dalam bahasa Ibraninya sebetulnya ayat ini mengandung kata RUAKH, dan ini tentu juga menunjuk pada sikap hati.

5.   Kata ‘hati’ dalam Kej 41:8 [NIV: mind {= pikiran}] dalam bahasa Ibraninya adalah RUAKH dan ini menunjuk pada hati / pikiran.

6.   Kata ‘jiwa’ dalam Maz 32:2 dalam bahasa Ibraninya adalah RUAKH dan ini menunjuk pada kecondongan hati / pikiran.

7.   Kata ‘roh’ dalam 2Kor 12:18 (Yunani: PNEUMA) menunjuk pada hati / pikiran / tujuan.

8.   Kata ‘roh’ dalam Fil 1:27 (Yunani: PNEUMA) menunjuk pada hati / pikiran / tujuan.

 

e)   Semangat (Yos 2:11  Yos 5:1  Yes 19:3  Luk 1:17).

Sebetulnya ini juga termasuk dalam no d) di atas, karena semangat juga merupakan kecondongan hati / pikiran.

 

Kesimpulan:

Setelah melihat banyaknya arti dari kata RUAKH / PNEUMA maka jelas bahwa: kata-kata ‘roh dusta’ belum tentu menunjuk, atau bahkan pasti tidak menunjuk, pada setan yang mempunyai keahlian mendorong manusia pada dusta. Orang yang mempunyai roh dusta adalah orang yang hati / pikirannya condong pada dusta! Hal yang sama berlaku untuk roh zinah, roh pemecah, dsb.

 

Problem:

1.   Hakim 9:23 (NIV/NASB): ‘God sent an evil spirit’ [= Allah mengirimkan roh jahat].

Kata ‘roh’ di sini berasal dari kata Ibrani RUAKH dan bisa diartikan roh jahat, tetapi bisa juga sekedar diartikan ‘pikiran’.

2.   2Raja 19:7.

Ini juga sama. Kata RUAKH bisa diartikan roh jahat atau sekedar ‘pikiran’.

3.   1Raja 22:21-23.

Ada macam-macam penafsiran:

a.   Ada yang mengatakan bahwa ini cuma penglihatan / perumpamaan.

b.   Ada yang mengatakan bahwa ‘roh’ ini adalah malaikat.

c.   Ada yang menafsir ‘roh’ itu adalah setan.

 

Bagaimanapun, ketiga bagian Kitab Suci ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa orang kristen bisa mempunyai roh jahat, karena ketiga orang yang diceritakan di sini bukanlah orang percaya.

 

4)         Kita harus membedakan antara ‘dikuasai setan’ dan ‘dirasuk setan’.

 

a)   ‘Dikuasai setan’ adalah suatu keadaan dimana setan membujuk seseorang sehingga orang itu tunduk dengan kemauannya, dan mengikuti setan dengan sukarela.

Contoh: Kis 5:3  1Tim 4:1  2Tim 2:26 menunjukkan orang-orang yang dikuasai setan.

 

Kis 5:3 - Tetapi Petrus berkata: ‘Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?.

 

1Tim 4:1 - Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.

 

2Tim 2:26 - dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya..

 

b)   ‘Dirasuk setan’ adalah suatu keadaan dimana setan menguasai secara paksa. Orang itu belum tentu menyerahkan kemauannya kepada setan, tetapi ia terpaksa tunduk.

 

Kalau tidak ada hal-hal yang luar biasa yang jelas menunjukkan kerasukan setan, maka kita tidak boleh sembarangan berkata bahwa seseorang itu dirasuk setan.

 

Orang kristen yang sejati bisa dikuasai setan, tetapi tidak bisa dirasuk setan. Dan menghadapi orang yang dikuasai setan, Kitab Suci tidak pernah mengajar untuk menengking setan.

 

5)   Orang kristen yang sejati tidak mungkin bisa tetap mempunyai kuasa gelap atau dirasuk setan, dan karenanya tidak membutuhkan doa pelepasan / penengkingan.

 

Dasar pandangan ini:

 

a)   Dalam Kitab Suci tidak pernah ada orang yang setelah jadi kristen yang sungguh-sungguh lalu bisa dirasuk setan atau tetap mempunyai roh jahat dalam dirinya, sehingga membutuhkan penengkingan / doa pelepasan dsb!

 

Raja Saul dan Yudas Iskariot sering dianggap sebagai orang yang sudah percaya yang lalu dirasuk setan, tetapi ini jelas salah karena mereka berdua jelas bukan orang yang sungguh-sungguh percaya!

 

Juga Mat 16:23 sering ditafsirkan seakan-akan Petrus saat itu dirasuk setan.

 

Mat 16:23 - Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: ‘Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.’.

 

Tetapi ini merupakan penterjemahan / penafsiran yang salah. Kata-kata Yesus pada saat itu secara hurufiah berbunyi: ‘Go behind me satan’ [= Pergilah ke belakangKu, Iblis].

 

Pada waktu itu Petrus sedang menghalangi Yesus yang mau pergi ke Yerusalem dan karena itu Yesus menegur Petrus dengan keras (bukan menegur / menengking setan; hanya saja Petrus disebut ‘setan’) dan menyuruhnya pergi ke belakangNya (mengikut Dia, bukan memimpin Dia).

 

b)   Yesus adalah Terang dunia (Yoh 8:12  Yoh 9:5).

 

Yoh 8:12 - Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kataNya: ‘Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.’.

 

Kalau Yesus masuk ke dalam diri kita, bagaimana mungkin setan yang adalah kegelapan / penguasa kegelapan bisa bertahan dalam diri kita? Pada waktu terang masuk, gelapnya otomatis pergi!

 

c)   Sebagai orang percaya, kita adalah Bait Roh Kudus (1Kor 6:19), bukan bait setan (Catatan: kata ‘bait’ artinya ‘rumah’). Jadi tidak mungkin setan tetap menghuni diri kita bersama-sama dengan Roh Kudus.

 

1Kor 6:19 - Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?.

 

d)   Kalau Allah mengijinkan orang kristen dirasuk setan, maka 1Kor 10:13, yang mengajarkan bahwa Allah berjanji menyensor pencobaan yang kita alami supaya tidak lebih dari kekuatan kita, sudah dilanggar.

 

1Kor 10:13 - Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya..

 

6)   Ajaran tentang adanya roh zinah, roh dusta dsb ini mengkambing-hitamkan setan / mengoper kesalahan kepada setan, seakan-akan yang salah bukanlah orang yang berzinah, tetapi roh zinahnya.

Pengoperan kesalahan seperti ini sama seperti yang dilakukan oleh Hawa dalam Kej 3:13.

 

Kej 3:13 - Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: ‘Apakah yang telah kauperbuat ini?’ Jawab perempuan itu: ‘Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.’.

 

Tetapi sebagaimana saat itu Allah tetap menghukum Hawa, demikian juga kita tidak akan terlepas dari hukuman dengan jalan mengkambing-hitamkan setan!

 

Sekalipun kita berbuat dosa / jatuh ke dalam dosa karena bujukan setan, tetapi kitalah yang berbuat dosa dan kitalah yang bertanggung jawab! Jadi jangan mengoperkan kesalahan saudara kepada setan!

 

7)         Pengudusan adalah suatu proses yang berlangsung seumur hidup.

 

a)   Pengudusan tentu berhubungan dengan ‘buah Roh Kudus’ dalam Gal 5:22-23.

Tidak ada buah yang langsung besar dan matang. Semua buah mula-mula kecil, lalu menjadi makin besar dan makin matang melalui suatu proses. Karena itu pengudusan dalam diri orang Kristen juga merupakan suatu proses, yang berlangsung seumur hidup.

Padahal kalau ajaran Kharismatik tentang penengkingan roh dusta, roh zinah dsb itu memang benar, maka kita bisa menengking semua roh jahat dalam diri kita dan menjadi suci dalam sekejap mata! Ini jelas tidak mungkin!

 

b)   Pengudusan kilat dengan cara menengking setan itu juga bertentangan dengan:

 

1.   Ayat-ayat seperti Mat 26:41  Ro 7:15-19  Gal 5:17, yang menunjukkan bahwa dalam hidup orang kristen yang salehpun selalu ada konflik antara baik dan jahat.

 

Mat 26:41 - Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.’.

 

Ro 7:15-19 - “(15) Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. (16) Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. (17) Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. (18) Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. (19) Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat..

 

Gal 5:17 - Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging - karena keduanya bertentangan - sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki..

 

2.   Ibr 12:23b yang menunjukkan bahwa penyempurnaan pengudusan terjadi pada saat / setelah kita mati.

 

Ibr 12:23 - dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,.

 

c)   Pengudusan kita terjadi melalui Firman Tuhan, doa / bersandar kepada Roh Kudus, usaha menguduskan diri, iman, menjauhi pencobaan dsb. Kitab Suci tidak pernah mengajarkan cara pengudusan dengan penengkingan setan / roh jahat!

 

d)   Pengudusan tentu juga berhubungan dengan cara menghadapi godaan setan yang ada dalam Yak 4:7-8 dan 1Pet 5:8-9.

 

Yak 4:7-8 - “(7) Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! (8) Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!.

 

1Pet 5:8-9 - “(8) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (9) Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama..

 

Mengapa dalam kedua bagian itu Tuhan tidak menyuruh menengking setan yang menggoda kita?

 

e)   Saya sering mendengar adanya orang / pendeta / pengkhotbah yang bersaksi bahwa setelah roh jahat diusir dari diri mereka, mendadak mereka yang tadinya senang berzinah lalu menjadi sama sekali tidak tertarik kepada perempuan lain dan hanya mencintai dan tertarik kepada istrinya sendiri.

 

Menurut saya ini adalah sekedar suatu bualan / omong kosong dari orang yang ingin meninggikan / menyombongkan kesucian dirinya sendiri dengan menggunakan cerita dusta! Mengapa saya berpendapat demikian? Alasannya adalah:

 

1.   Seperti sudah saya katakan di atas, pengudusan adalah suatu proses, sehingga tidak bisa terjadi secara mendadak!

 

2.   Dalam Gal 5:22-23 dikatakan bahwa hal yang ke sembilan dari buah Roh Kudus adalah ‘penguasaan diri’. Kalau orangnya sudah tidak tertarik kepada perempuan lain, dan hanya mencintai dan tertarik kepada istrinya sendiri, maka jelas bahwa penguasaan diri tidak dibutuhkan!

 

3.   Mat 26:41  Ro 7:15-19  Gal 5:17 jelas menunjukkan bahwa daya tarik dosa terus ada dalam diri kita.

 

Mat 26:41 - Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.’.

 

Ro 7:15-19 - “(15) Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. (16) Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. (17) Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. (18) Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. (19) Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat..

 

Gal 5:17 - Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging - karena keduanya bertentangan - sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki..

 

Karena itu dalam diri orang kristen seharusnya tetap ada keinginan berbuat dosa, tetapi karena pertolongan Roh Kudus, ia bisa menguasai dirinya sehingga tidak melakukan dosa itu.

 

 

-o0o-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali