Eksposisi
Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1)
Setelah menyimpang sebentar untuk membicarakan kematian Yudas (ay 3-10),
maka sekarang dalam ay 11 ini Matius melanjutkan apa yang ia ceritakan
dalam ay 1-2.
2)
Pontius Pilatus adalah gubernur Yudea.
Setelah Herodes Archelaus (bdk. Mat 2:22) dibuang oleh Kaisar
Agustus, maka Yudea digabungkan dengan propinsi Romawi yang besar, yaitu Syria.
Dan Yudea lalu diperintah oleh wakil / utusan yang disebut procurator.
Pontius Pilatus adalah procurator yang ke 5. Ia sebetulnya berkedudukan
di Kaisarea seperti halnya dengan procurator yang lain (bdk. Kis 23:33
dan Kis 25:1,4,6,13). Tetapi pada hari raya Paskah, ia pergi ke Yerusalem
untuk menjaga keamanan / perdamaian di sana.
3)
Yesus di hadapan Pontius Pilatus.
Calvin: “Though
it was a shocking exhibition, and highly incompatible with the majesty of the
Son of God, to be dragged before the judgment-seat of a profane man, to be tried
on the charge of a capital offence, as a malefactor in chains; yet we ought to
remember that our salvation consists in the doctrine of the cross, which is
folly to the Greeks, and an offence to the Jews, (1Cor. 1:23)”
[= ] - hal 274-275.
Calvin: “For
the Son of God chose to stand bound before an earthly judge, and there to
receive sentence of death, in order that we, delivered from condemnation, may
not fear to approach freely to the heavenly throne of God. ... So then, the Son
of God stood, as a criminal, before a mortal man, and there permitted himself to
be accused and condemned, that we may stand boldly before God. His enemies,
indeed, endeavoured to fasten upon him everlasting infamy; but we ought rather
to look at the end to which the providence of God directs us. For if we
recollect how dreadful is the judgment-seat of God, and that we could never have
been acquitted there, unless Christ had been pronounced to be guilty on earth,
we shall never be ashamed of glorying in his chains”
(= ) - hal 275.
4)
Pertanyaan Pontius Pilatus ini muncul karena:
a) Tuduhan dari orang-orang Yahudi (bdk. Luk 23:1-2).
Calvin: “Nothing
could have been more odious than this crime to Pilate, whose greatest anxiety
was to preserve the kingdom in a state of quietness. ... In like manner, even at
the present day, Satan labours to expose the Gospel to hatred or suspicion on
this plea, as if Christ, by erecting his kingdom, were overturning all the
governments of the world, and destroying the authority of kings and
magistrates” (= )
- hal 276.
b)
Yesus menjelaskan bahwa kerajaanNya bersifat rohani (Yoh 18:36-37).
5)
Jawaban Yesus dalam ay 11b berarti ‘Ya’.
Memang ada yang menafsirkan bahwa jawaban ini berarti: ‘Engkau
yang mengatakan bahwa Aku adalah raja; Aku sendiri tidak mengatakan hal itu’.
Atau dengan kata lain, jawaban Yesus berarti bahwa Ia menyangkal kalau diriNya
adalah raja.
Tetapi penafsiran ini salah karena:
· tidak
cocok dengan Mat 26:63-66, karena kalau diartikan seperti itu, maka mengapa
orang-orang Yahudi itu menjadi marah dan menganggap Yesus menghujat Allah?
· tidak
cocok dengan Yoh 18:37b, karena kalau kata-kata Yesus dalam Yoh 18:37a
berarti ‘tidak’ maka Yoh 18:37b sama sekali tidak cocok diletakkan
disitu.
1)
Tuduhan terhadap Yesus adalah:
a) Luk 23:1-2,5 yaitu:
· menyesatkan
bangsa Yahudi.
· melarang
membayar pajak kepada kaisar (bdk. Mat 22:15-22).
· mengaku
bahwa diriNya adalah Kristus, yaitu raja.
· menghasut
rakyat.
b) Yoh 18:29-30 - Ia adalah penjahat.
Yoh 19:7 - Ia mengaku sebagai Anak Allah.
Yoh 19:12 - Ia mengaku sebagai raja.
2)
Yesus tidak mau menjawab tuduhan-tuduhan itu, padahal dalam berdebat dengan
orang-orang Yahudi itu Yesus tidak pernah kalah. Kalau saat itu Ia menjawab,
mereka pasti akan kalah. Ia tidak mau menjawab karena:
a)
Tidak ada gunanya berdebat dengan orang-orang yang bukan saja tidak mencari
kebenaran, tetapi bahkan berusaha menginjak-injak / menindas kebenaran.
b)
Ia mau menggenapi nubuat Kitab Suci tentang diriNya dalam Yes 53:7, yang
berbunyi: “Dia dianiaya, tetapi dia
membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang
dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang
menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya”.
c) Ia memang mau mati untuk menebus dosa kita.
3)
Yesus tidak menjawab tuduhan-tuduhan itu, tetapi anehnya, Pontius Pilatus tetap
bisa melihat bahwa Yesus tidak bersalah dan bahwa tokoh-tokoh Yahudi itulah yang
bersalah (ay 18 bdk. Luk 23:4,14,22 Yoh 18:38b
Yoh 19:4,6b).
Calvin: “The
integrity of Christ was such that the judge saw it plainly without any
defence” (= ketulusan / kejujuran Kristus
adalah sedemikian rupa sehingga hakim bisa melihatnya dengan jelas sekalipun
tidak ada pembelaan diri)
- hal 277.
Penerapan:
Mengapa kalau orang memfitnah kita, selalu ada banyak orang yang
mempercayai fitnahan itu? Salah satu sebab adalah: karena kita tidak hidup
seperti Kristus! Kalau saja kita bisa hidup seperti Dia, maka ada banyak
fitnahan dan gossip tentang diri kita yang tanpa kita jawabpun sudah nyata
kesalahannya, sehingga tidak akan dipercayai orang.
4)
Dalam Injil Lukas ada Luk 23:6-12 dimana Yesus dikirim oleh Pontius Pilatus
kepada Herodes (Antipas).
· Luk 23:6-7: Pontius Pilatus mengirimkan Yesus kepada
Herodes karena ia ingin melepaskan tanggung jawabnya!
Kalau saudara adalah orang yang tidak bertanggung jawab, saudara
tidak berbeda dengan Pontius Pilatus.
· Luk 23:8: Herodes senang karena sudah lama ia ingin
melihat Yesus. Tetapi ia ingin melihat Kristus, bukan karena ia percaya kepada
Yesus atau ingin mendengar firmanNya, tetapi hanya karena ia ingin melihat tanda
/ mujijat.
Ini seperti banyak orang kristen jaman ini yang hanya senang
melihat hal-hal yang spektakuler, tetapi sebetulnya tidak percaya kepada Yesus,
dan tidak rindu mendengar dan belajar firman Tuhan.
· Luk 23:9: Yesus tidak menjawabnya, dan tidak memberikan
tanda apapun. Memang, orang yang tidak mencari kebenaran, tidak perlu diberi
apa-apa! Kalau saudara pergi ke gereja tanpa suatu kerinduan untuk lebih
mengenal Tuhan / lebih mengerti firman Tuhan, maka tidak aneh kalau saudara
tidak mendapat apa-apa di gereja!
· Luk 23:11: Herodes lalu mengolok-olok Yesus dan setelah
itu mengembalikan Yesus kepada Pontius Pilatus.
1)
Ay 15: tidak diketahui dari mana asal usulnya tradisi pembebasan tawanan
pada hari raya ini. Dalam buku-buku Yahudi, hal ini tidak ada, sehingga mungkin
sekali tradisi ini berasal dari pihak Romawi (Pontius Pilatus).
· Calvin mengatakan bahwa ini adalah suatu kebiasaan jelek,
karena Tuhan tidak pernah mengajar untuk merayakan hari raya dengan membebaskan
orang jahat yang memang selayaknya dihukum.
· Pontius Pilatus adalah pemerintah kafir, tetapi ikut campur
dalam persoalan rohani, yaitu perayaan Paskah. Ini menyebabkan perayaan hari
raya itu menjadi tidak alkitabiah!
Penerapan:
Dalam perayaan Natal, Jum’at Agung, ataupun Paskah, sering gereja
/ orang kristen meminta pejabat (RT, RW, Lurah dsb) untuk memberikan sambutan /
amanat dsb. Kalau pejabat itu adalah orang kristen, maka hal itu bisa diterima.
Tetapi kalau pejabat itu adalah orang kafir, maka ini merupakan sesuatu yang
keliru karena kita membiarkan orang kafir ikut campur dalam perayaan hari raya
kristen! Biasanya sambutan / amanat yang mereka berikan juga salah dan tidak
alkitabiah, karena mereka memang tidak mengerti apa-apa!
2)
Ay 16-17:
a)
Sekalipun hal ini dilakukan oleh Pontius Pilatus untuk membebaskan Kristus,
tetapi ia jelas sudah berkompromi secara salah. Karena ia tahu bahwa Kristus
tidak bersalah dan orang-orang Yahudilah yang bersalah, maka seharusnya ia
melepaskan Kristus tanpa syarat! Dengan demikian orang akan mengenang Kristus
sebagai orang yang tidak bersalah. Tetapi dengan cara yang ia pakai, andaikata
caranya ini berhasil, dan Kristus bebas, maka orang banyak akan mengenang
Kristus sebagai penjahat yang bisa bebas hanya karena tradisi pelepasan penjahat
pada hari raya Paskah!
b) Nama penjahat itu:
Ay 16 (KS Indonesia): ‘Yesus Barabas’.
KJV/RSV/NIV/NASB/NKJV: 'Barabbas'.
Footnote RSV/NKJV: 'Jesus Barabbas'.
Ini disebabkan adanya perbedaan manuscript.
Sukar diketahui yang mana yang benar, tetapi dari ay 17,22
dimana untuk Yesus digunakan istilah ‘Yesus, yang disebut Kristus’
(untuk membedakan dengan ‘Yesus, yang disebut Barabas’), maka bisalah
ditarik kesimpulan bahwa Barabas juga mempunyai nama ‘Yesus’.
Adam Clarke mengatakan bahwa mungkin sekali pengcopy Kitab Suci
menghapus nama ‘Yesus’ dari ‘Yesus Barabas’, karena menganggap bahwa
Barabas, yang adalah penjahat itu, tidak pantas memakai nama ‘Yesus’.
Penerapan:
Kalau saudara / anak saudara menyandang nama Kristen, maka saudara
harus berusaha supaya saudara / anak saudara hidup sesuai dengan namanya!
c) Kejahatan Barabas:
· ay 16
- ‘terkenal kejahatannya’.
· Kis
3:14 - ‘pembunuh’.
· Mark
15:7 & Luk 23:19,25 - ‘pemberontak dan pembunuh’.
· Yoh
18:40 - ‘penyamun’.
Ini menunjukkan bahwa Pontius Pilatus memang sangat ingin melepaskan
Kristus, sehingga ia mencari orang yang sejahat mungkin dari penjaranya, dengan
harapan bahwa orang-orang Yahudi akan memilih supaya Kristuslah yang dibebaskan.
3)
Ay 18: ia tahu bahwa orang-orang Yahudi menuduh Kristus hanya karena dengki
/ iri hati!
a) Ini menunjukkan bahayanya iri hati!
Jangan meremehkan kalau dosa ini ada dalam diri saudara!
b) Pontius Pilatus tahu apa yang benar, tetapi takut melaksanakan hal yang benar itu! Seringkah saudara seperti itu? Kalau ya, apa bedanya saudara dengan Pontius Pilatus?
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali