Eksposisi Injil Matius

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


MATIUS 21:23-32

Matius 21:23-27

Ay 23:

1)   Dalam Mat 21:23 dikatakan bahwa para imam dan tua-tua Yahudi mendatangi Yesus ‘ketika Ia mengajar’.

Ini sama dengan Luk 20:1, tetapi berbeda dengan Mark 11:27 yang mengatakan ‘ketika berjalan di Bait Allah’.

Pengharmonisan:

2)   Para tokoh Yahudi itu mempertanyakan dengan kuasa mana Yesus melakukan ‘hal-hal itu’.

Yang dimaksud dengan ‘hal-hal itu’ mencakup beberapa hal:

3)   Mereka tidak mempedulikan apakah ajaran Yesus itu baik / benar / sesuai Kitab Suci atau tidak. Yang mereka persoalkan adalah: atas otoritas siapa Yesus bertindak / mengajar (karena secara resmi Yesus bukan imam / ahli Taurat). Jadi, dengan kata lain, mereka mau menjalankan organisasi yang strict / ketat tanpa mempedulikan apakah hal itu menghambat kebenaran atau tidak.

Penerapan:

*        dengan melarang orang awam berkhotbah, padahal orang itu mempunyai karunia berkhotbah dan mempunyai pengajaran yang baik.

*        dengan menentukan bahwa pendeta harus punya gelar S.Th. padahal ada orang yang hanya mempunyai gelar B.Th. / Sm.Th. tetapi mempunyai karunia dan ajaran yang baik.

4)   Pertanyaan para imam dan tua-tua ini merupakan pertanyaan tolol. Orang yang hanya berusaha untuk mencari-cari kesa­lahan orang lain, memang sering bertindak tolol!

Mujijat-mujijat yang Yesus lakukan (ay 14) sebetulnya jelas membuktikan keilahian Yesus, dan itulah otoritasNya!

5)   Pertanyaan yang mereka ajukan itu sebetulnya merupakan pertanyaan yang penting, asal diajukan dengan motivasi yang baik! Pertanyaan itu perlu ditanyakan kepada:

Ay 24-25a:

1)   Yesus tidak menjawab pertanyaan mereka secara langsung, tetapi Ia menjawab mereka dengan balas memberikan perta­nyaan.

2)   Yesus bertanya tentang Yohanes Pembaptis karena Yohanes Pembaptis mengakui Yesus sebagai Anak Allah (Yoh 1:32-34). Jadi, kalau mereka mengakui bahwa Yohanes Pembaptis dari Allah, maka mereka harus mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, sehingga tentu mempunyai otoritas untuk melakukan apa yang Ia lakukan.

3)   Kata-kata ‘baptisan Yohanes’ dalam ay 25 adalah suatu synecdoche (suatu gaya bahasa dimana yang sebagian mewakili seluruhnya). Jadi, yang dimaksudkan adalah selu­ruh pelayanan Yohanes Pembaptis. Dengan kata lain, Yesus menanyakan apakah Yohanes Pembaptis adalah seorang nabi / pelayan Tuhan atau bukan.

Ay 25b-27:

1)   Kesalahan mereka:

a)   Ini jelas adalah pragmatism, yaitu suatu ajaran yang hanya mementingkan hasil akhir, tanpa mempedulikan benar tidaknya jalan yang ditempuh untuk mencapai hasil akhir tersebut.

Banyak orang mempraktekkan Pragmatism. Contoh:

·        orang yang ngerpek, menyuap guru, membeli soal ujian, asal bisa lulus.

·        orang yang bekerja / berdagang dengan menghalalkan segala cara, asal mendapat untung.

Tetapi orang kristen jelas tidak dibenarkan menganut paham seperti ini!

b)   Minat mereka bukan mengucapkan apa yang benar, tetapi apa yang menguntungkan mereka. Tetapi, apakah saudara tidak pernah berbuat seperti ini? Dalam bekerja, dagang dsb?

c)   Mereka adalah orang yang menekankan taktik / politik / kebijaksanaan duniawi sehingga tidak mempedulikan kebenaran.

William Barclay: “If a man consults expediency rather than principle, his question will be, not, ‘what is the truth?’, but, ‘what is it safe to say?’. .... If a man knows the truth, he is under obligation to tell it, though the heavens should fall” (= kalau seseorang mempersoalkan keuntungan / man­faat lebih dari prinsip, pertanyaannya bukanlah ‘apakah kebenaran?’, tetapi ‘apa yang aman untuk dikatakan?’. ... Kalau seseorang mengetahui kebenaran, ia wajib untuk mengatakannya sekalipun langit harus runtuh).

Penerapan:

Dalam pengadilan terdakwa / saksi disumpah untuk mengucap­kan ‘the truth, the whole truth, and nothing but the truth’ (= kebenaran, seluruh kebenaran, dan tak ada yang lain kecuali kebenaran). Orang kristen harus belajar untuk berbicara seperti itu, dalam kehidupan sehari-hari!

2)   Mereka takut kepada orang banyak, tetapi tidak kepada Allah, sehingga mereka berani berdusta. Ini salah! Bandingkan dengan Mat 10:28!

Matius 21:28-32:

1)   Di sini  ada suatu textual problem (ada perbedaan antara manuscript-manuscript bahasa Yunani).

a)   Kitab Suci Indonesia / NASB.

Anak I: berkata ya, tetapi tak pergi.

Anak II: berkata tidak, tetapi akhirnya pergi.

Yang lebih baik: yang terakhir.

b)   KJV / RSV / NIV.

Anak I: berkata tidak, tetapi akhirnya pergi.

Anak II: berkata ya, tetapi tidak pergi.

Yang lebih baik: yang pertama.

Sukar untuk ditentukan yang mana yang benar.

Dalam pembahasan di bawah ini saya mengikuti Kitab Suci Indonesia!

2)   Anak I: berkata ya, tetapi tidak pergi (ay 29).

a)   Dalam NIV, jawabannya adalah: ‘I will, sir’ (= Aku mau, tuan).

Untuk kata ‘sir’ digunakan kata bahasa Yunani KURIOS.

Jadi, jawaban anak itu kelihatannya sopan sekali!

b)   Anak itu belum tentu berdusta. Mungkin sekali pada saat ia memberikan jawaban itu, ia betul-betul mau pergi, tetapi kemudian ia tak mempunyai kekuatan, kemauan, keteguhan hati untuk melaksanakan janjiNya (bandingkan dengan orang-orang yang dengan sungguh-sungguh berjanji dalam KKR, Camp, Retreat dsb, tetapi lalu tak melaksana­kan janji itu).

c)   Siapa yang dimaksud dengan anak I?

Kata ‘kamu’ dalam ay 31, jelas menunjuk pada para tokoh Yahudi dalam ay 23! Mereka, secara lahiriah, bersikap seolah-olah selalu mau taat kepada Tuhan, tetapi ternya­ta mereka tidak taat!

3)   Anak II: berkata tidak, tetapi akhirnya pergi (ay 30).

a)   Jawaban ‘aku tidak mau’ ini sangat kasar / tidak sopan sama sekali, menggambarkan orang yang tidak peduli / tidak menghormati hukum-hukum Tuhan.

b)   Kata ‘menyesal’ seharusnya adalah ‘bertobat’.

c)   Akhirnya ia pergi / taat pada perintah bapanya.

d)   Yang dimaksud dengan anak II ini adalah para pelacur dan pemungut cukai (ay 31-32).

Mula-mula mereka adalah orang-orang yang bejad yang tak mempedulikan hukum-hukum Tuhan. Tetapi mereka lalu bertobat dan mau taat.

4)   ‘mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah’ (ay 31).

Artinya:

Jadi dengan perumpamaan ini Yesus membandingkan para tokoh agama yang selalu menganggap diri mereka baik itu, dengan para ‘sampah masyarakat’ yang mau bertobat, dan Yesus berkata bahwa para ‘sampah masyarakat’ yang telah bertobat itu, lebih baik dari mereka. Jelaslah bahwa perumpamaan ini merupakan teguran / serangan yang keras sekali terhadap para tokoh agama itu!

5)   Penerapan untuk jaman ini.

Ada orang-orang yang dulu tak peduli pada Yesus, gereja, kekristenan, dosa dsb. Tetapi mereka akhirnya bertobat dan menjadi orang kristen yang baik.

Ada juga orang-orang yang dari kecil sudah menjadi ‘orang kristen’, sudah dibaptis, sudah pergi ke gereja dsb. Mereka kelihatan bagus, tetapi sebetulnya mereka belum percaya, mereka tidak cinta Tuhan, tak mentaati Tuhan dsb.

Renungkan: saudara termasuk golongan yang mana?


-AMIN-


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali