Eksposisi
Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1) Mereka bertunangan (ay 18).
Ay 18 yang menunjukkan bahwa mereka masih ada dalam keadaan
bertunangan / belum menikah, sesuai dengan:
· ay 20b
yang menunjukkan bahwa malaikat itu berkata supaya Yusuf tidak takut mengambil
Maria sebagai istri.
· ay 24
yang menunjukkan ketaatan Yusuf terhadap Firman yang disampaikan oleh malaikat,
dimana ia lalu mengambil Maria sebagai istrinya.
Tetapi dalam ay 19 dimana Yusuf disebut ‘suami’ dan Maria disebut ‘istri’,
dan juga dari istilah ‘menceraikan’, kelihatannya mereka sudah menikah.
Hal-hal yang kelihatannya bertentangan ini bisa dimengerti dan
diharmoniskan kalau kita mengerti tradisi di tempat itu pada jaman itu.
Dalam tradisi mereka ada beberapa tahap menuju pernikahan:
a)
Pertunangan I (engagement).
Pertunangan I ini terjadi pada waktu dua orang yang dipertunangkan
itu masih kecil, dimana mereka dipertunangkan oleh orang tua mereka, dan mereka
belum saling kenal. Pertunangan I ini bisa dibatalkan.
b)
Pertunangan II (bethrotal).
Pertunangan II ini terjadi setelah dua orang tadi sudah cukup umur.
Pada saat pertunangan II ini mereka sudah disebut ‘suami
istri’, tetapi mereka belum tinggal bersama dan mereka belum boleh
melakukan hubungan sex.
Bdk. Ul 22:23-24 - “(23)
Apabila ada seorang gadis yang masih perawan dan yang sudah bertunangan -
jika seorang laki-laki bertemu dengan dia di kota dan tidur dengan dia, (24)
maka haruslah mereka keduanya kamu bawa ke luar ke pintu gerbang kota dan kamu
lempari dengan batu, sehingga mati: gadis itu, karena walaupun di kota, ia tidak
berteriak-teriak, dan laki-laki itu, karena ia telah memperkosa isteri
sesamanya manusia. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari
tengah-tengahmu”.
Perhatikan bahwa dalam ay 23nya disebutkan ‘bertunangan’ tetapi dalam ay 24nya disebut sebagai ‘istri’.
Dalam tradisi Yahudi saat itu, pemutusan pertunangan II ini
dianggap sebagai perceraian dan dianggap sebagai dosa. Pertunangan II ini hanya
berlangsung 1 tahun.
c)
Pernikahan.
Pada saat itu, Yusuf dan Maria ada pada masa pertunangan II
dan karena itu ay 18 tidak bertentangan dengan ay 19,20,24.
2) Mereka (‘orang tua’ Yesus) adalah orang-orang
yang saleh.
a)
Yusuf.
Ia adalah seorang yang:
· tulus
hati (benar), tidak mau mencemarkan nama Maria (ay 19).
Padahal sakit hati karena merasa dikhianati oleh pacar adalah
sesuatu yang sangat sering menyebabkan orang lalu merusak nama baik pacar yang
tadinya ia cintai, apalagi kalau ia sudah mengambil keputusan untuk memutuskan
hubungan dengan pacarnya itu. Tetapi Yusuf, sekalipun merasa dikhianati dan
sudah mengambil keputusan untuk menceraikan Maria, tidak mau mencemarkan nama
Maria. Karena itulah maka ia bermaksud menceraikan Maria dengan diam-diam.
Penerapan:
Apakah saudara sering merusak nama baik seseorang melalui
penyebaran gossip / fitnah?
· tidak
gegabah.
Ini terlihat dari ay 20 dimana ia ‘mempertimbangkan’ maksudnya untuk menceraikan Maria.
Penerapan:
Apakah saudara sering melakukan hal-hal tertentu dengan gegabah /
tidak berpikir panjang? Mungkin dalam hal melampiaskan emosi / kemarahan
saudara, atau dalam hal membeli barang, atau dalam hal menerima / menolak suatu
ajaran / praktek. Kalau ya, perhatikanlah Amsal 19:2b yang berbunyi: ‘orang
yang tergesa-gesa akan salah langkah’.
· ia
percaya pada Firman Tuhan, yang disampaikan malaikat Tuhan kepadanya melalui
mimpi (ay 20-24).
Ada beberapa hal yang perlu dibahas di sini:
¨
tidak semua / sembarang mimpi
bisa dianggap sebagai petunjuk dari Tuhan!
Calvin: “we
must understand that dreams of this sort differ widely from natural dreams; for
they have a character of certainty engraven on them, and are impressed with a
divine seal, so that there is not the slightest doubt of their truth. ... the
dreams which come from God are accompanied by the testimony of the Spirit, which
puts beyond a doubt that it is God who speaks”
(= kita harus mengerti bahwa mimpi dari jenis ini sangat berbeda dengan mimpi
biasa; karena mimpi ini mempunyai sifat yang pasti terukir padanya, dan dibuat
menjadi berkesan dengan suatu meterai ilahi, sehingga tidak ada keraguan
sedikitpun tentang kebenarannya. ... mimpi yang datang dari Allah disertai oleh
kesaksian Roh, yang membuat orangnya tidak ragu-ragu bahwa Allahlah yang
berbicara) - hal 96-97.
¨
kata-kata malaikat itu
sebetulnya amat tidak masuk akal. Coba renungkan: andaikata saudara menjadi
Yusuf, dimana tunangan saudara tahu-tahu menjadi hamil, apakah saudara bisa
mempercayai kata-kata malaikat yang menyatakan bahwa kehamilan itu dari Roh
Kudus (ay 20b)? Hebatnya, Yusuf percaya pada Firman Tuhan yang disampaikan
oleh malaikat itu.
Penerapan:
Tuhan sering memberi Firman yang sukar diterima oleh akal.
Misalnya:
* bahwa
Ia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi
anak-anakNya (Ro 8:28). Kadang-kadang tidak terlalu sukar mempercayai hal
ini, tetapi kadang-kadang problem yang kita alami begitu banyak, berat dan
membingungkan, dan bahkan kelihatannya berakibat negatif terhadap diri kita dan
kerohanian kita. Pada saat seperti itu Ro 8:28 kelihatannya amat tidak
masuk akal. Maukah saudara tetap mempercayainya?
* bahwa
Ia selalu mau mengampuni dosa kita yang percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat
kita (1Yoh 1:9). Kadang-kadang tidak sukar bagi kita untuk percaya pada hal
ini. Tetapi pada saat-saat tertentu, misalnya pada waktu kita melakukan dosa
yang sangat hebat / terkutuk, atau pada saat kita melakukan dosa yang sama
berulang-ulang hingga ribuan kali (karena itu merupakan kelemahan kita), maka
sukar bagi kita untuk percaya bahwa Allah tetap mau mengampuni dosa itu. Pada
saat seperti itu maukah saudara percaya pada Firman yang ‘tak masuk akal’
itu?
· ia
taat pada Firman Tuhan (ay 24-25).
Hal-hal yang perlu disoroti tentang ketaatannya:
* ia
taat secara langsung / tidak menunda (ay 24).
Renungkan: apakah saudara juga selalu taat secara langsung, atau
apakah saudara sering menunda ketaatan saudara? Mungkin dalam hal menyerahkan
diri untuk dibaptis, atau dalam hal melayani Tuhan / memberitakan Injil, atau
dalam hal memberikan persembahan persepuluhan?
* Yusuf
menikah dengan Maria.
Kata-kata dalam ay 24 akhir yang mengatakan bahwa Yusuf ‘mengambil
Maria sebagai istrinya’,
jelas menunjuk pada per-nikahan Yusuf dan Maria. Ini perlu ditekankan untuk
mengha-dapi ajaran gila dari Pdt. Yusuf Roni, yang begitu menekankan keperawanan
abadi dari Maria, sehingga mengatakan bahwa Yusuf dan Maria tidak pernah
menikah, dan bahkan menantang pendengarnya untuk menunjukkan di Kitab Suci
bagian mana Yusuf dan Maria pernah menikah! Rupa-rupanya dia tidak pernah
membaca bagian Kitab Suci ini!
* ia
tidak malu mengambil Maria sebagai istri, padahal Maria sudah mengandung sebelum
mereka menikah, dan Maria bukan mengandung dari dia. Apakah ia tidak
mempertimbangkan apa kata para tetangga, keluarga, dan teman kalau mereka
melihat bahwa Maria melahirkan anak sekalipun baru menikah selama 5 bulan?
Renungkan: apakah saudara sering tidak mentaati Firman Tuhan karena
malu? Apakah saudara sering tidak memberitakan Injil karena malu?
* ia
rela untuk tidak bersetubuh dengan Maria sampai Yesus lahir (ay 25). Ini
penting karena perempuan yang melahirkan Yesus haruslah seorang perawan.
Bandingkan ay 23 dengan Yes 1:14. Menikah tetapi tidak bersetubuh jelas
merupakan sesuatu pengorbanan! Tetapi Yusuf rela mengalami semua itu!
Renungkan: apakah saudara mau mentaati Firman Tuhan kalau hal itu
membutuhkan pengorbanan? Apakah saudara tetap ke gereja sekalipun hujan? Apakah
saudara tetap ke gereja kalau tidak ada kendaraan sehingga harus mengeluarkan
ongkos taxi?
* ia
menamakan anak itu Yesus sesuai dengan Firman yang disampaikan oleh malaikat (ay
23-25).
b)
Maria.
Ia mau dipakai oleh Tuhan untuk mengandung dan melahirkan Yesus
(Luk 1:38), padahal jelas semua ini akan menimbulkan salah pengertian dari
banyak orang, termasuk dari Yusuf, dan bahkan pasti akan menimbulkan banyak
ejekan dan hinaan kepadanya. Ini menunjukkan kerelaan Maria dalam berkorban bagi
Tuhan.
Penerapan:
Tuhan tidak bisa dan tidak mau memakai orang yang tidak mau
berkorban bagi Dia. Kalau saudara merasa sukar / berat untuk berkorban bagi
Tuhan, renungkan penderitaan dan pengorbanan yang Yesus sudah lakukan bagi saudara
pada waktu Ia menebus dosa saudara di atas kayu salib. Kalau Ia sudah berkorban
seperti itu bagi saudara, sudah seharusnya saudarapun mau berkorban bagi Dia!
c)
Yusuf dan Maria adalah orang-orang yang saleh, tapi mereka sama sekali bukan
orang suci!
Kitab Suci memang sering menceritakan tentang orang yang saleh,
yang bahkan dikatakan tidak bercela, seperti Nuh (Kej 6:9), Ayub (Ayub 1:1,8
2:3), Zakharia dan Elisabet (Luk 1:6), dsb. Tetapi kalau Kitab Suci
mengatakan bahwa mereka itu saleh, maksudnya bukanlah bahwa mereka itu suci /
tanpa dosa, tetapi saleh dalam perbandingan dengan orang-orang lain. Tetapi
kalau kehidupan mereka dibandingkan dengan kehidupan Yesus, atau dengan Firman
Tuhan, maka jelas bahwa mereka adalah orang-orang yang berdosa, sesuai dengan
ayat-ayat seperti:
· Pengkhotbah 7:20
- “Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang
yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!”.
· Ro 3:10-12,23
- “(10) seperti ada tertulis: ‘Tidak ada
yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak
ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka
semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. ... (23)
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”.
Tetapi perlu diketahui bahwa tentang Yusuf maupun Maria, Kitab Suci
tidak pernah mengatakan bahwa mereka itu suci atau tidak bercela.
Orang sering menganggap bahwa Maria harus suci supaya Yesus bisa
lahir suci. Tetapi ini salah karena:
1.
Kesucian Yesus terjadi karena pekerjaan Roh Kudus (lihat point II, 4 di bawah),
bukan karena kesucian Maria.
2.
Kalau supaya Yesus suci Maria harus suci, maka konsekwensinya adalah: supaya
Maria suci, kedua orang tua Maria harus suci. Dan supaya kedua orang tua Maria
harus suci, maka keempat kakek nenek Maria juga harus suci. Kalau ini
diteruskan, akhirnya Adam dan Hawapun juga harus suci! Ini jelas adalah hal yang
bertentangan dengan Kitab Suci, yang orang Katolikpun pasti tidak mau
menerimanya. Tetapi kalau mereka menolak ini, mereka menjadi tidak konsisten.
d)
Ketaatan mereka menyebabkan penderitaan tetapi dari situ timbul kemuliaan /
kebahagiaan (bdk. Luk 1:46-49). Kehidupan Kristus sendiri juga demikian. Ia
harus melalui penderitaan dan salib, dan setelah itu baru timbul kebangkitan
dan kemuliaan. Itu juga jalan yang harus kita tempuh. Ketaatan dan pelayanan
yang harus kita lakukan demi Tuhan pasti membawa penderitaan, tapi akhirnya
membawa kemuliaan bagi kita. Bandingkan dengan 2 ayat di bawah ini:
· Ro 8:18
- “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan
zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan
dinyatakan kepada kita”.
· 2Kor 4:17
- “Sebab penderitaan ringan yang sekarang
ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh
lebih besar dari pada penderitaan kami”.
Kalau dalam 2Kor 4:17 Paulus menyebutkan ‘penderitaan
ringan’, itu
bukan karena penderitaannya betul-betul ringan (bdk. 2Kor 1:8b-9a yang
menunjukkan hebatnya penderitaan Paulus), tetapi hanya dalam perbandingan dengan
besarnya kemuliaan yang menantikan dia.
Penerapan:
¨ Semua ini menunjukkan bahwa ajaran Theologia Kemakmuran dan
sejenisnya yang banyak diajarkan oleh gereja-gereja / pendeta-pendeta jaman
sekarang, adalah tidak benar. Kitab Suci tidak pernah mengajarkan bahwa kalau
kita ikut Yesus maka kita akan jadi kaya, sukses, bebas dari semua problem, dsb.
¨ Kalau saudara banyak mengalami penderitaan, janganlah kecewa
dan putus asa. Bertekunlah dan bersabarlah dalam menghadapi kesukaran itu,
karena ada saatnya kemuliaan yang Tuhan janjikan akan menjadi milik saudara.
3) Kehidupan mereka setelah kelahiran Yesus.
Mereka hidup seperti suami istri biasa, dan mereka pasti juga
melakukan hubungan sex dan memperoleh anak-anak dari pernikahan itu. Ini
terlihat dari:
a)
Ay 24-25 mengatakan bahwa mereka tidak bersetubuh ‘sampai
Yesus lahir’. Secara implicit
ini menunjukkan bahwa setelah Yesus lahir, mereka melakukan persetubuhan itu.
Illustrasi:
kalau dikatakan bahwa anak saudara libur sampai tanggal 5 Januari 1997,
maka itu berarti bahwa setelah itu mereka tidak lagi libur.
Tasker (Tyndale): “The prima facie meaning
of this verse would seem to be that after Mary’s firstborn son was born Joseph
had normal sexual intercourse with her; and, as McNeile points out, the Greek
construction used here ‘always implies in the New Testament that the negatived
action did, or will, take place after the point of time indicated by the
particle’” (= Arti yang utama / kuat
dari ayat ini kelihatannya adalah bahwa setelah kelahiran anak sulung Maria,
Yusuf melakukan hubungan sex yang normal dengannya; dan seperti ditunjukkan oleh
McNeile, konstruksi bahasa Yunani yang digunakan di sini “selalu menunjukkan
dalam Perjanjian Baru bahwa tindakan yang bertentangan terjadi, atau akan
terjadi setelah saat yang ditunjukkan oleh kata ‘sampai’”)
- ‘The Gospel According to St. Matthew’, hal 36.
A. T. Robertson: “Joseph lived in
continence with Mary till the birth of Jesus. Matthew does not say that Mary
bore no other children than Jesus. ‘Her firstborn’ is not genuine here, but
is a part of the text in Luke 2:7. The perpetual virginity of Mary is not taught
here. Jesus had brothers and sisters and the natural meaning is that they were
younger children of Joseph and Mary and not children of Joseph by a previous
marriage” (= Yusuf hidup dalam pertarakan
dengan Maria sampai kelahiran Yesus. Matius tidak mengatakan bahwa Maria tidak
melahirkan anak-anak selain Yesus. Kata-kata ‘yang sulung’ di sini tidak
merupakan bagian asli / orisinil, tetapi merupakan bagian dari text dalam Luk 2:7.
Keperawanan abadi dari Maria tidak diajarkan di sini. Yesus mempunyai
saudara-saudara laki-laki dan perempuan dan arti yang wajar adalah bahwa mereka
adalah anak-anak yang lebih muda dari Yusuf dan Maria dan bukan anak-anak Yusuf
dari pernikahan sebelumnya)
- ‘Word Pictures in the New Testament’, vol 1, hal 12-13.
Catatan:
A. T. Robertson memberikan penafsiran berdasarkan versi KJV, yang mempunyai
tambahan kata-kata ‘yang sulung’.
Ay 25 (KJV): ‘And knew her not till she had brought forth her
firstborn son: and he called his name JESUS’ (= Dan tidak mengenalnya
sampai ia telah melahirkan anaknya yang sulung: dan ia menamakanNya
Yesus).
b)
Luk 2:7 mengatakan bahwa Yesus adalah anak sulung.
Memang bisa saja bahwa Yesus adalah anak sulung dan sekaligus anak
tunggal. Tetapi Mat 13:55-56 menceritakan adanya saudara-sau-dara Yesus,
sehingga penafsiran yang logis adalah bahwa saudara-saudara Yesus itu adalah
anak-anak Yusuf dan Maria setelah kelahiran Yesus, seperti yang dikatakan oleh
A. T. Robertson di atas.
c)
Hubungan sex antara suami istri adalah sesuatu yang diharuskan oleh Tuhan
(Amsal 5:18,19 1Kor 7:3-5). Jadi, tidak mungkin Tuhan menyu-ruh Yusuf
menikahi Maria tetapi melarangnya bersetubuh dengan Maria sampai
selama-lamanya.
Karena itu, menyebut / menganggap Maria sebagai ‘perawan
yang abadi’
seperti yang dilakukan oleh kalangan Roma Katolik, dan juga oleh Gereja Orthodox
Syria (Bambang Noorsena, Jusuf Roni, dsb), jelas merupakan sesuatu yang tidak
Alkitabiah!
Catatan:
Kalau saudara mau tahu lebih banyak tentang perbedaan pandangan Roma Katolik dan
Kristen Protestan tentang Maria, bacalah buku saya yang berjudul ‘Roma
Katolik versus Kristen Protestan’.
1) Inkarnasi berbeda dengan reinkarnasi.
Kekristenan percaya adanya inkarnasi, yaitu pada waktu Yesus yang
adalah Allah itu menjadi manusia. Tetapi kekristenan menolak adanya reinkarnasi,
karena hal itu jelas bertentangan dengan Ibr 9:27 yang berbunyi: “Dan
sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu
dihakimi, ...”.
Kalau reinkarnasi itu memang ada, maka manusia tidak mungkin
ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, tetapi banyak kali.
Saya pernah membaca di surat kabar tentang suatu keluarga yang
mempunyai anak kecil. Mula-mula anak kecil itu normal, tetapi setelah ia mulai
bisa bicara, maka ia mulai berbicara tentang masa lalunya, baik tempat
tinggalnya, namanya, kematiannya, dsb. Mula-mula orang tuanya tidak menggubris
hal itu, tetapi karena anak itu terus berbicara tentang hal itu, mereka menjadi
penasaran dan lalu menyelidiki ke tempat yang diceritakan oleh anak kecil itu.
Ternyata memang cerita anak itu benar. Sekarang pertanyaannya: apakah peristiwa
ini membuktikan adanya reinkarnasi? Saya berpendapat jawabannya adalah
‘tidak’! Mungkin sekali orang yang mati itu mempunyai kuasa gelap /
kerasukan setan, dan pada waktu ia mati, setannya pindah kepada anak kecil itu,
sehingga segala informasi tentang orang yang mati itu lalu dimiliki oleh anak
kecil itu.
2)
Inkarnasi berbeda dengan kelahiran, sekalipun inkarnasi terjadi melalui
kelahiran.
Perbedaannya adalah:
a)
Inkarnasi adalah tindakan aktif; kelahiran adalah tindakan pasif.
b)
Inkarnasi menunjukkan pre-existence (= keberadaan sebelumnya);
kelahiran tidak.
3) Pada saat inkarnasi, Allah menjadi manusia.
Perlu kita ingat bahwa kata ‘menjadi’ ini bisa digunakan dalam
2 arti:
a) Kalau kita berkata ‘nasi sudah menjadi bubur’, maka itu
berarti bahwa mula-mula hanya ada nasi, dan setelah itu hanya ada bubur,
sedangkan nasinya hilang / tidak ada lagi.
b) Kalau saya berkata ‘tahun 1993 saya menjadi pendeta’,
maka itu berarti mula-mula ada saya, dan pada tahun 1993 dan selanjutnya saya
tetap ada / tidak hilang, tetapi lalu ditambahi dengan jabatan pendeta.
Kalau kita berbicara tentang ‘Allah yang menjadi manusia’, maka
kita harus mengambil arti ke 2 dari kata ‘menjadi’ tersebut! Jadi, pada
waktu Allah menjadi manusia, keilahian Yesus tidak hilang / tidak berkurang
sedikitpun, tetapi Ia justru ketambahan hakekat manusia pada diriNya. Karena itu
kita mempercayai bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh
manusia, atau dengan kata lain, Ia adalah 100 % Allah dan 100 %
manusia. Ini memang merupakan sesuatu yang melampaui akal kita, tetapi perlu
kita ingat bahwa Yesus / Allah memang melampaui akal kita. Ajaran tentang
Allah (Kristologi maupun doktrin Allah Tritunggal) yang masuk akal dan bisa
dimengerti sepenuhnya, justru adalah ajaran yang tidak masuk akal. Bagaimana
mungkin otak / akal kita yang terbatas bisa mengerti sepenuhnya Allah yang tidak
terbatas?
4)
Yesus dilahirkan oleh Maria yang mengandung dari Roh Kudus (ay 18, 21,25).
Beberapa hal yang perlu dibahas:
a)
Yesus memang adalah anak Maria, tetapi Ia bukanlah anak Yusuf. Kalau Ia adalah
anak Yusuf dan Maria, maka:
· Ia
bukanlah Allah dan manusia, tetapi manusia biasa.
· pastilah
Ia lahir sebagai orang yang berdosa, dan kalau Ia berdosa maka Ia tidak bisa
menebus dosa kita.
Karena itu, doktrin kristen tentang ‘Virgin Birth’ (=
kelahiran Kristus dari seorang perawan) adalah doktrin dasar yang sangat penting
dan harus dipertahankan. Tetapi sekarang banyak gereja / pendeta Liberal yang
sudah meninggalkan doktrin ini, padahal dengan meninggalkan doktrin ini, mereka
sudah meninggalkan kekristenan.
Contoh: William Barclay yang memberikan komentar sebagai berikut :
“This
passage tells us how Jesus was born by the action of the Holy Spirit. It tells
us what we call the Virgin Birth. This is a doctrine which presents us with many
difficulties; and our Church does not compel us to accept it in the literal and
the physical sense. This is one of the doctrines on which the Church says that
we have full liberty to come to our own conclusion. ... what it stresses is not
so much that Jesus was born of a woman who was a virgin, as that the birth of
Jesus is the work of the Holy Spirit” (=
Text ini memberi tahu kita bagaimana Yesus dilahirkan oleh tindakan dari Roh
Kudus. Ini memberi tahu kita tentang apa kita sebut kelahiran dari perawan. Ini
adalah ajaran yang memberikan kepada kita banyak kesukaran; dan gereja kami /
kita tidak memaksa kita untuk menerimanya dalam arti hurufiah dan fisik. Ini
adalah salah satu dari ajaran-ajaran tentang mana Gereja mengatakan bahwa kita
mempunyai kebebasan penuh untuk menyimpulkannya sendiri. ... apa yang
ditekankannya bukanlah bahwa Yesus dilahirkan oleh seorang perempuan yang adalah
seorang perawan, tetapi bahwa kelahiran Yesus merupakan pekerjaan dari Roh
Kudus) - ‘The Gospel of Mathhew’, hal 20.
Ini jelas merupakan penafsiran sesat yang sama sekali tidak
menghargai otoritas Kitab Suci, dan ini menunjukkan kesesatan William Barclay!
Gereja manapun yang tidak mengharuskan doktrin kelahiran Yesus dari seorang
perawan, adalah gereja yang sesat!
b)
‘Maria mengandung dari Roh Kudus’ bukan berarti bahwa Allah / Roh Kudus
melakukan hubungan sex dengan Maria dan menyebabkannya mengandung melalui
hubungan sex itu. Dalam dongeng-dongeng kafir kita sering membaca tentang dewa
yang berhubungan sex dengan manusia sehingga mempunyai anak. Tetapi kekristenan
tidak mengajarkan hal seperti itu. ‘Maria mengandung dari Roh Kudus’,
artinya Roh Kudus melakukan suatu mujijat sehingga perawan Maria itu mengandung
tanpa hubungan sex dengan siapapun.
c)
Bahwa Maria mengandung dari Roh Kudus, ini belum menjamin bahwa Yesus bisa lahir
suci (Yoh 3:6 Ayub 25:4). Yesus bisa suci karena sejak saat
pertama Ia ada dalam kandungan Maria, Roh Kudus sudah menguduskanNya /
menyucikanNya dan Roh Kudus terus menjaga / menguasai Dia sehingga Dia tidak
bisa berbuat dosa (Yes 11:2 Luk 1:35 Yoh 1:14 Yoh
3:34 Ibr 9:14).
Karena itu jelas bahwa Maria tidak harus suci supaya Kristus suci.
Kesucian Kristus disebabkan oleh pekerjaan Roh Kudus, bukan oleh kesucian Maria!
5)
Kelahiran Yesus dari perawan Maria merupakan penggenapan dari Yes 7:14.
a) Ada yang berpendapat (misalnya Calvin) bahwa kelahiran Kristus
adalah satu-satunya penggenapan Yes 7:14 dan ada pula yang beranggapan
bahwa Yes 7:14 mempunyai 2 penggenapan; yang pertama dalam kelahiran anak
Yesaya (Yes 8:3-4) dan yang kedua dalam kelahiran Yesus Kristus. Saya
setuju dengan pandangan Calvin.
b) Ada yang menganggap bahwa Yes 7:14 tidak mengatakan
‘perawan’ tetapi ‘perempuan muda’. Tetapi Calvin membantah anggapan ini
dan menganggapnya tidak meyakinkan, dan Calvin menambahkan:
· Yesaya
menyebut hal itu sebagai ‘tanda’, yaitu mujijat. Kalau itu hanya berupa
seorang perempuan muda yang akan mengandung dan melahirkan, lalu dimana
mujijatnya?
· Juga,
mengapa hanya dikatakan bahwa seorang perempuan muda akan mengandung dan
melahirkan, tanpa disebutkan laki-laki atau suaminya? Ini pasti menunjukkan
bahwa yang dimaksud adalah ‘perawan’ bukan ‘perempuan muda’.
6) Saat dan tempat kelahiran Kristus tidak diketahui
dengan pasti.
Saat dan tempat kelahiran Kristus tidak penting. Yang penting
adalah fakta bahwa Yesus Kristus, Juruselamat dunia, sudah lahir! Karena itu
janganlah fanatik dengan tanggal 25 Desember pada waktu saudara merayakan Natal.
Ada banyak tujuan kedatangan Yesus ke dalam dunia, seperti
memberitakan Injil / Firman Tuhan, memberikan teladan hidup, dsb.
Tetapi tujuan utama kedatangan Yesus ke dalam dunia ini
adalah untuk menyelamatkan umatNya dari dosa (ay 21). Secara tidak
langsung ini menunjukkan bahwa kalau Yesus tidak datang, maka umat manusia tidak
akan bisa selamat.
Karena itu dalam beriman kepada Yesus, hal inilah yang harus
ditekankan. Saudara harus percaya kepadaNya sebagai Juruselamat dosa, bukan
sekedar sebagai pelaku mujijat, teladan, pemberi berkat, penyembuh penyakit dsb.
Demikian juga dalam penginjilan, hal inilah yang harus saudara
tekankan! Kalau dalam penginjilan saudara terus berbicara tentang kesembuhan
ilahi / mujijat, maka saudara akan menghasilkan ‘petobat’ yang hanya percaya
kepada Yesus sebagai dokter / penyembuh / pelaku mujijat. Itu tidak
menyelamatkan dia! Tetapi kalau dalam penginjilan saudara menceritakan kematian
Kristus untuk menebus dosa, maka saudara akan menghasilkan petobat sejati yang
betul-betul percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dosa.
Sekarang mari kita bahas ay 21 ini:
1) Nama ‘Yesus’.
Firman Tuhan menyuruh Yusuf menamai Anak itu Yesus, karena ‘Dialah
yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka’
(ay 21).
a)
Yesus artinya sama dengan Yosua, yang berarti ‘Yahweh adalah keselamatan’.
William Barclay: “Jesus is the Greek form
of the Jewish name Joshua, and Joshua means Jehovah is salvation”
(= Yesus adalah bentuk Yunani dari nama Yahudi Yosua, dan Yosua berarti
‘Yehovah adalah keselamatan’) - hal 19.
Pulpit Commentary: “‘Jesus.’ It is the
Greek form of the familiar ‘Joshua;’ but it has a significance and a
history. It is really Hoshea, or Hoshua, ‘the Helper,’ with the name of God
added as a prefix, Je-hoshua, shortened to Joshua. So it means in full, ‘God
our helper.’ But, in the dream, a very full translation of the name was given.
It was said to declare Messiah’s mission to be ‘saving the people from their
sins,’ and ‘from their sins’ is designedly set in contrast with ‘from
their troubles,’ so that the moral and spiritual character of the mission
should be made quite plain. ... It is the fact that our supreme need arises out
of our sins that decides the sphere of the Divine helping”
(= ‘Yesus’. Ini merupakan bentuk Yunani dari nama ‘Yosua’ yang begitu
dikenal; tetapi nama itu mempunyai arti dan sejarah. Sebetulnya itu adalah
Hosea, atau Hosua, ‘sang Penolong’, dengan nama Allah ditambahkan sebagai
awalan, Ye-hosua, disingkat / dipendekkan menjadi Yosua. Jadi artinya secara
lengkap, ‘Allah penolong kita’. Tetapi dalam mimpi, diberikan suatu
terjemahan yang sangat lengkap / penuh dari nama itu. Diucapkan untuk menyatakan
missi Mesias sebagai ‘menyelamatkan umatNya dari dosa mereka’, dan kata-kata
‘dari dosa mereka’ secara sengaja dikontraskan dengan ‘dari kesukaran
mereka’, sehingga sifat moral dan rohani dari missi itu dibuat jadi jelas. ...
Fakta bahwa kebutuhan kita yang tertinggi muncul dari dosa-dosa kita yang
menentukan ruang lingkup / bidang dari pertolongan Ilahi) - hal 28.
Catatan:
· Dalam
Ibr 4:8 muncul nama ‘Yosua’, tetapi sebetulnya dalam bahasa Yunani ini
adalah ‘Yesus’. Ini menunjukkan bahwa Yosua (Ibrani) = Yesus (Yunani).
· Bil 13:16
- “Itulah nama orang-orang yang disuruh
Musa untuk mengintai negeri itu; dan Musa menamai Hosea bin Nun itu Yosua”.
‘Yosua’ di sini seharusnya adalah ‘Yehosua’.
b)
Dari ay 21 ini sebetulnya sudah terlihat bahwa kita harus mempercayai Yesus
sebagai Juruselamat dosa, dan bukan sekedar sebagai penyembuh penyakit, pelaku
mujijat, pemberi berkat jasmani, dsb. Bdk. 1Kor 15:19 - “Jikalau
kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita
adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia”.
2) ‘Menyelamatkan’.
Artinya adalah:
a)
Menebus dari dosa, mengampuni dosa, membebaskan dari hukuman.
b)
Membebaskan dari perhambaan dosa (Yoh 8:34-36 1Pet 2:24).
Dengan demikian kita yang tadinya tidak bisa berbuat baik, sekarang
bisa berbuat baik. Dengan kata lain, kita mengalami pengudusan.
Orang Kristen yang sejati harus mengalami kedua hal di atas ini.
Tetapi jaman sekarang banyak orang kristen yang yakin kalau dosanya sudah
diampuni, tetapi hidupnya sama sekali tidak berubah. Kalau saudara adalah orang
seperti itu ingatlah bahwa Yakobus berkata bahwa iman tanpa perbuatan adalah
mati (Yak 2:17,26)! Juga perhatikan kutipan-kutipan kata-kata J. C. Ryle
dalam bukunya yang berjudul ‘Holiness’ (= kekudusan) di bawah ini:
· “A
‘saint’, in whom nothing can be seen but worldliness or sin, is a kind of
monster not recognized in the Bible” (=
‘orang kudus’, dalam diri siapa tidak terlihat apapun kecuali keduniawian
atau dosa, adalah sejenis monster yang tidak dikenal dalam Alkitab)
- hal 19.
· “I
do not understand how a man can be a true believer unto whom sin is not the
greatest burden, sorrow and trouble” (=
Aku tidak mengerti bagaimana seseorang bisa adalah orang percaya yang sejati
kalau bagi dia dosa bukanlah beban, kesedihan dan kesukaran yang terbesar)
- hal 38, kata-kata ini dikutip J. C. Ryle dari John Owen.
· “I
fear it is sometimes forgotten that God has married together justification and
sanctification. They are distinct and different things, beyond question, but one
is never found without the other. All justified people are sanctified, and all
sanctified are justified. What God has joined together let no man dare to put
asunder” (= Aku takut bahwa kadang-kadang
dilupakan kalau Allah telah mengawinkan pembenaran dan pengudusan. Tidak usah
diragukan bahwa mereka memang adalah 2 hal yang berbeda, tetapi yang satu tidak
pernah ada tanpa yang lain. Semua orang yang dibenarkan juga dikuduskan, dan
semua yang dikuduskan juga dibenarkan. Apa yang telah dipersatukan Allah jangan
ada yang berani menceraikannya)
- hal 46.
· “He
and sin must quarrel, if he and God are to be friends”
(= Ia dan dosa harus bertengkar, kalau ia mau berteman dengan Allah)
- hal 68.
3) ‘UmatNya’.
Ini tidak bisa diartikan orang Yahudi saja, tetapi harus diartikan
‘orang pilihan Allah dari semua bangsa’. Yesus memang tidak datang hanya
untuk bangsa Yahudi saja. Ini terlihat dengan jelas dari ayat-ayat seperti Kej 12:3
Mat 28:19 Kis 1:8 Kis 10:34-35 Roma 11:11-24.
4) Cara Kristus menyelamatkan.
Ia menyelamatkan kita dari dosa dengan jalan mati di atas kayu
salib untuk menebus dosa kita. Karena Ia mau mati inilah maka Ia harus
dilahirkan.
“YESUS
MATI SUPAYA KITA BISA HIDUP”.
“ANAK
ALLAH MENJADI MANUSIA SUPAYA MANUSIA BISA MENJADI ANAK ALLAH”.
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali