Eksposisi Injil Lukas
oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
LUKAS
4:1-4
I) Yesus di
padang gurun:
1) Yesus penuh dengan Roh Kudus, dan Roh Kudus memimpin Dia ke
padang gurun supaya dicobai oleh Iblis (Mat 4:1).
a) Ini menunjukkan bahwa kalau seseorang penuh dengan Roh Kudus /
dekat dengan Tuhan, itu tidak berarti bahwa ia bebas dari serangan setan. Setan
justru lebih senang menyerang orang yang dekat dengan Tuhan supaya orang itu
menjauh dari Tuhan! Kalau saudara memang sudah jauh dari Tuhan / sudah sesat,
setan tidak merasa terlalu perlu untuk menyerang saudara. Karena itu, kalau
hidup saudara relatif enak dan bebas dari serangan setan, maka saudara justru
harus melakukan introspeksi, karena mungkin sekali saudara justru sedang
tersesat!
b)
Sekalipun Roh Kudus memimpin Yesus ke padang gurun untuk dicobai Iblis, tetapi
Roh Kudus memenuhi Yesus untuk menjagaNya agar tidak jatuh dalam menghadapi
pencobaan.
Calvin:
"Christ was
separated from us, in this respect, by the perfection of his nature; though we
must not imagine him to have existed in that intermediate condition, which
belonged to Adam, to whom it was only granted, that it was possible for him not
to sin. We know, that Christ was fortified by the Spirit with such power, that
the darts of Satan could not pierce or wound him: that is, that it was
impossible for sin to fall upon him"
(= Kristus terpisah dari kita, dalam hal ini, oleh kesempurnaan hakekatNya;
sekalipun kita tidak boleh membayangkan bahwa Ia ada dalam kondisi yang
diberikan kepada Adam, yang hanya dianugerahi sedemikian rupa sehingga
memungkinkan ia untuk tidak berbuat dosa. Kita tahu, bahwa Kristus dibentengi
oleh Roh dengan kuasa sedemikian rupa, sehingga panah-panah Iblis tidak bisa
menusuk atau melukaiNya: artinya, adalah tidak mungkin bahwa Ia berbuat dosa).
c) Apa
tujuan Roh Kudus untuk sengaja membawa Yesus ke dalam pencobaan? Tujuan Roh
Kudus adalah:
Penerapan: kalau saudara mengalami pencobaan, maka Tuhan juga mengijinkan
saudara mengalami itu supaya saudara makin kuat.
Calvin:
"But if
Christ was tempted as the public representative of all believers, let us learn,
that the temptations which befall us are not accidental, or regulated by the
will of Satan, without God’s permission; but that the Spirit of God presides
over our contests as an exercise of our faith"
(= Tetapi jika Kristus dicobai sebagai wakil dari semua orang percaya, hendaklah
kita belajar, bahwa pencobaan-pencobaan yang menimpa kita tidaklah kebetulan,
atau diatur oleh kehendak Iblis, tanpa ijin Allah; tetapi bahwa Roh Allah
mengatur / mengontrol pertandingan kita sebagai latihan bagi iman kita).
Banyak orang yang berkata bahwa kalau Yesus memang tidak bisa
berbuat dosa, maka pencobaan-pencobaan itu tidak ada artinya bagi Dia, sehingga
Ia tidak merasakan hebatnya pencobaan. Tetapi ini salah, karena orang yang tidak
terkalahkan tidak berarti bahwa ia tidak bisa diserang. Juga perhatikan
kutipan-kutipan di bawah ini:
NICNT
mengutip Wescott yang mengomentari Ibr 2:18 sbb:
"Sympathy
with the sinner in his trial does not depend on the experience of sin, but on
the experience of the strength of the temptation to sin, which only the sinless
can know in its full intensity. He who falls yields before the last strain"
(= Simpati dengan orang berdosa dalam pencobaanya tidak tergantung pada
pengalaman tentang dosa, tetapi pada pengalaman tentang kekuatan pencobaan
kepada dosa, yang hanya orang yang tidak berdosa bisa mengetahuinya dalam
intensitasnya sepenuhnya. Ia yang jatuh, menyerah sebelum tekanan terakhir).
NICNT
juga kutip Plummer yang berkata:
"... a
rigtheous man, whose will never falters for a moment, may feel the
attractiveness of the advantage more keenly than the weak man who succumbs; for
the latter probably gave way before he recognised the whole of the
atractiveness" (= ... orang yang
benar, yang tidak pernah goyah sesaatpun, bisa merasakan daya tarik dari
keuntungan dengan lebih hebat / keras dari pada orang lemah yang menyerah /
mengalah; karena yang terakhir ini mungkin menyerah sebelum ia mengenal seluruh
daya tarik itu).
Dari 2 kutipan di atas ini NICNT menyimpulkan:
"If we bear
these considerations in mind we shall realise that the Saviour experienced the
violence of the attacks of temptation as no other human being ever did, because
all others are sinful and therefore not able to remain standing until the
temptations have exhausted all their terrible violence in assailing them"
(= Jika kita mengingat pertimbangan-pertimbangan ini, kita akan menyadari bahwa
sang Juruselamat mengalami hebatnya serangan pencobaan yang tidak pernah dialami
oleh orang lain, karena semua yang lain adalah orang berdosa dan karena itu
tidak bisa tetap berdiri sampai pencobaan-pencobaan itu menghabiskan seluruh
kekuatannya dalam menyerang mereka).
Contoh:
orang mengalami godaan sex. Kalau begitu ada godaan ia langsung menyerah, maka
jelas ia tidak merasakan seluruh kekuatan godaan itu. Tetapi kalau ia bertahan,
maka si penggoda akan menggunakan segala cara untuk menjatuhkan orang itu, dan
akibatnya ia betul-betul merasakan seluruh kekuatan godaan itu.
Renungkan: apakah saudara meneladani Kristus pada waktu menghadapi
pencobaan?
2) Yesus berpuasa 40 hari 40 malam (ay 2 bdk. Mat 4:2).
a) Bilangan 40 sering muncul dalam Kitab Suci, misalnya:
Demikian juga bilangan 3,7,12 sering muncul dalam Kitab Suci.
Terhadap hal ini kita harus hati-hati supaya kita tidak mempunyai kepercayaan
yang bersifat takhyul tentang bilangan-bilangan ini! Bdk. 1Tim 4:7 yang menyuruh
kita menjauhi takhyul! Ingat bahwa kepercayaan terhadap takhyul bukanlah dosa
yang remeh, karena ini menyangkut kepercayaan asing, sehingga tidak berbeda
dengan syncretisme
(= kepercayaan terhadap 2 agama atau lebih)
maupun kepercayaan terhadap berhala!
b) Dalam Kitab Suci, orang lain yang pernah melakukan puasa 40 hari
adalah Musa (Kel 34:28 Ul 9:9,18 Ul 10:10) dan Elia (1Raja-raja 19:8).
Tetapi rupa-rupanya puasa yang dilakukan Musa dan Elia bukanlah
puasa yang wajar tetapi melibatkan suatu mujijat, karena mereka berpuasa baik
terhadap makanan maupun minuman. Orang bisa hidup cukup lama tanpa makanan,
tetapi hanya tahan beberapa hari tanpa minuman.
c)
Bahwa Yesus berpuasa 40 hari 40 malam, tidak berarti bahwa kita juga harus
berpuasa seperti itu! Ini bagian yang bersifat descriptive (bersifat
menggambarkan), bukan didactic (bersifat mengajar). Contoh lain adalah ay
1 dimana Yesus yang penuh Roh Kudus dibawa ke padang gurun. Ini juga descriptive
sehingga tidak bisa diartikan bahwa orang yang dipenuhi Roh Kudus pasti akan
dipimpin ke padang gurun.
d)
Yesus hanya puasa terhadap makanan, bukan terhadap minuman. Ini bisa dilihat
dari:
Tradisi mengatakan bahwa Ia minum air pohon kaktus.
e)
Yesus baru merasa lapar setelah berpuasa 40 hari?
Luk
4:2 berbunyi: "Di situ Ia tinggal 40 hari lamanya dan tidak makan apa-apa
dan sesudah waktu itu Ia lapar". Bdk. Mat 4:2 yang berbunyi:
"Dan setelah berpuasa 40 hari dan 40 malam, akhirnya laparlah
Yesus".
Apakah
ini aneh / salah, bahwa Ia baru lapar setelah berpuasa 40 hari?
Sebetulnya tidak aneh ataupun salah! Seorang yang bernama Arthur Wallis, dalam
bukunya yang berjudul ‘God’s Chosen
Fast’ (= puasa pilihan Allah),
hal 77-78 menjelaskan akan adanya 3 tahap yang akan dialami seseorang kalau
melakukan puasa jangka panjang:
Pada tahap III ini orang yang tadinya lemas itu mulai pulih
kekuatannya, dan ia tidak lapar lagi. Pada tahap ini orangnya merasa bahwa ia
bisa puasa terus tanpa problem. Tetapi kalau puasa ini diteruskan, maka pada
saat tertentu, rasa lapar tahu-tahu muncul lagi dengan sangat hebatnya. Ini
menunjukkan bahwa lemak tubuh sudah habis, dan kalau puasa itu tetap diteruskan,
ini menjurus pada starvation
(= mati kelaparan).
Lamanya
tahap III ini tentu saja sangat berbeda untuk setiap orang, dan sangat
tergantung pada gemuk / kurusnya orang yang berpuasa. Orang gemuk, karena
cadangan lemak yang banyak, bisa bertahan lebih dari 40 hari, sedangkan orang
kurus mungkin hanya bertahan 20 hari.
Dari
sini bisa kita simpulkan, bahwa Yesus sudah sampai pada akhir dari tahap III,
dan karena itu tidak aneh / tidak salah kalau dikatakan bahwa ‘setelah
berpuasa 40 hari dan 40 malam, akhirnya laparlah Yesus’.
II) Setan dan pencobaan I:
1) Saat pencobaan:
Jadi, setelah kita mentaati Tuhan atau menerima suatu
pernyataan dari Tuhan, atau kalau kita akan melayani Tuhan / mentaati
Tuhan, setan pasti menyerang. Kalau saudara relatif tidak pernah diserang setan,
maka mungkin itu karena dalam hidup saudara tidak ada ketaatan!
2)
Kitab Suci tidak menjelaskan bagaimana caranya setan memberikan pencobaan ini
kepada Yesus. Mat 4:3 memang berkata: "Lalu datanglah si pencoba itu
dan berkata kepadaNya". Tetapi apakah ia menampakkan diri? Atau hanya
memperdengarkan suara? Kalau ia menampakkan diri, apakah ia muncul berbentuk
ular, atau manusia, atau malaikat? Ini tidak dijelaskan. Tetapi yang jelas
adalah: pencobaan ini bukannya muncul dalam pikiran / hati Yesus, karena kalau
itu terjadi, maka Ia sudah berdosa!
3) Ada 2 tafsiran tentang kata-kata ‘Jika Engkau Anak Allah’
(ay 3).
Ini
disebabkan karena kata Yunani yang diterjemahkan ‘jika’ adalah EI, yang bisa
diterjemahkan sebagai:
a) ‘If / Jika’.
Kalau
dipilih arti ini, maka pencobaan ini diberikan Iblis untuk meragukan keilahian
Yesus. Yesus baru saja dibaptis dimana ia mendapat pernyataan ilahi dari BapaNya
bahwa Ia adalah Anak Allah (Luk 3:21-22), dan sekarang Iblis berusaha membuat
Yesus untuk meragukan hal itu!
Penerapan:
Karena itu, hati-hatilah dengan semua keraguan terhadap Firman /
janji Tuhan!
b) ‘Since
/ karena’.
Kalau
dipilih arti ini maka jelas bahwa pencobaan I ini tidak dilakukan untuk
meragukan keilahian Yesus, tetapi mungkin sekedar mbombongi Yesus.
Penerapan:
Setan sering menyerang, dengan berkata:
Jangan menjadi seorang yang bombongan dengan mengikuti
godaan setan ini.
4) Setan mencobai Yesus untuk mengubah batu menjadi roti.
a) Tyndale:
"That they
were temptations implies that Jesus knew He had unusual powers. ‘It is no
temptation to us to turn stones into bread or leap from a Temple pinnacle’
(Barclay)" [= Bahwa hal-hal itu adalah
pencobaan, secara tidak langsung menunjukkan bahwa Yesus tahu bahwa Ia mempunyai
kuasa yang luar biasa. ‘Bukanlah pencobaan bagi kita untuk mengubah batu
menjadi roti atau untuk meloncat dari bubungan Bait Suci’ (Barclay)].
Dari
sini bisa juga ditarik kesimpulan bahwa makin besar kuasa / kekuatan yang ada
pada kita, makin banyak pencobaan yang bisa disodorkan oleh setan kepada kita!
Misalnya: orang miskin tidak akan merasakan piknik ke Tretes pada hari Minggu
sebagai suatu pencobaan, karena itu sama sekali di luar kemampuannya, tetapi
bagi orang kaya hal itu merupakan godaan. Karena itu, makin saudara kaya /
berkuasa, makin saudara harus mendekatkan diri kepada Tuhan dan belajar Firman
Tuhan, supaya saudara kuat menghadapi pencobaan yang semakin banyak itu.
b) Seperti Adam, Yesus dicobai dengan menggunakan makanan. Tapi
perbedaannya adalah:
Pulpit Commentary:
"It was some
wilderness, where nature affords no food or sustenance to man. What a contrast
to the happy garden where the first Adam was tempted! Messiah meets the tempter
in the most trying circumstances, and (in) the tempter’s defeat there is
promise of his defeat everywhere" (=
Itu adalah padang gurun dimana alam tidak menghasilkan makanan bagi manusia.
Alangkah kontrasnya dengan taman yang indah dimana Adam yang pertama dicobai.
Mesias menjumpai si pencoba dalam situasi yang paling berat, dan dalam kekalahan
si pencoba itu ada janji kekalahannya dimanapun).
c) Setan menyerang titik lemah (‘lapar’ diserang dengan
‘roti’).
Setan
tahu titik lemah kita dan setan selalu berusaha menyerang titik lemah kita.
Karena itu kita harus tahu titik lemah kita, dan selalu waspada dalam hal itu
dan setiap hari membentenginya dengan doa! Bahkan kalau perlu kita harus belajar
bagian Firman Tuhan yang khusus berhubungan dengan kelemahan kita itu. Misalnya
saudara mempunyai kelemahan dalam menguasai kemarahan saudara, maka carilah dan
bacalah buku-buku rohani yang membahas tentang kemarahan / penguasaan diri.
d)
Pencobaan untuk membuat batu menjadi roti ini sangat logis, karena saat itu
Yesus membutuhkan roti, tetapi tidak ada roti, dan tidak bisa membeli roti
ataupun membuat roti dengan cara biasa.
Hati-hati
dengan godaan yang logis! Misalnya: istrimu sudah jelek dan tidak memuaskan
kamu, dan kamu sebagai orang laki-laki mempunyai nafsu sex yang harus
disalurkan. Kalau ditahan terus nanti bisa stress / gila! Jadi, carilah wanita
lain / pelacur yang bisa memuaskan kamu.
e) Pencobaan ini mengarahkan Yesus dari hal rohani (puasa) ke hal
jasmani (roti). Setan juga sering mengarahkan perhatian kita hanya pada hal
jasmani!
Contoh:
Kalau saudara digoda oleh setan dengan mengarahkan diri saudara
pada hal-hal jasmani, ingatlah kata-kata Paulus yang berkata dalam 2Kor 4:18
sebagai berikut:
"Sebab kami
tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang
kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal".
f)
Pencobaan ini bertujuan supaya Yesus tidak mempercayakan diri kepada BapaNya,
tetapi menangani persoalan lapar itu dengan cara yang tidak halal yaitu dengan
menggunakan keilahianNya. Mengapa itu tidak halal? Karena pada waktu hidup di
dunia sebagai manusia Yesus tidak pernah menggunakan keilahianNya untuk
kepentinganNya sendiri. Kalau Ia selalu menggunakan keilahianNya untuk
kepentinganNya sendiri, maka Ia tidak akan bisa menderita bagi kita.
Setan juga selalu menyerang kita supaya kita tidak mempercayakan
diri kita kepada Allah, tetapi menangani sendiri dengan menggunakan cara yang
tidak halal (mencuri, korupsi, nyogok, berdusta, pergi ke dukun dsb).
g) Pulpit Commentary:
"The fallacy
which underlies this temptation is one to which men are now most prone, viz.
that ‘men must live’, and then this false principle passes through degrees
of comparison, and men say to themselves they must, if possible, live well, and
lastly, they must, is possible, live very well. But is it necessary that any of
us should live? Who has given us this revelation? May not God’s revelation be
that the best thing we could do would be to die for truth and
righteousness?" (= Sekarang banyak
orang paling condong pada pemikiran salah yang melandasi pencobaan ini, yaitu
bahwa ‘manusia harus hidup’, dan lalu prinsip salah ini melalui
tingkat-tingkat perbandingan, dan manusia berkata kepada diri mereka sendiri
bahwa jika mungkin mereka harus hidup baik / enak, dan terakhir, jika mungkin
mereka harus hidup sangat baik / enak. Tetapi haruskah kita hidup? Siapa yang
telah memberikan wahyu ini kepada kita? Tidak bisakah bahwa Wahyu Allah adalah
bahwa hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah mati untuk kebenaran?).
III) Jawaban Yesus:
1) Yesus menangkis serangan setan dengan berkata: "Ada
tertulis: ‘Manusia hidup bukan dari roti saja’" (ay 4).
a) Yesus menjawab dengan menggunakan Firman Tuhan yang Ia kutip
dari Ul 8:3.
Disini
kita lihat pentingnya pengertian terhadap Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah
senjata / pedang Roh (Ef 6:17) yang harus kita gunakan pada saat setan
menyerang.
Calvin:
"Those who
voluntarily throw away that armour, and do not laboriously exercise themselves
in the school of God, deserve to be strangled, at every instant, by Satan, into
whose hands they give themselves up unarmed"
(= Mereka yang secara sukarela membuang senjata itu, dan tidak melatih diri
mereka sendiri dengan susah payah dalam sekolah Allah, layak dijerat, pada
setiap saat, oleh Iblis, kedalam tangan siapa mereka menyerahkan diri mereka
sendiri tanpa senjata).
Penerapan:
Rajinlah
datang dalam Pemahaman Alkitab / belajar Firman Tuhan supaya bisa menggunakan
Firman Tuhan untuk menangkis serangan setan.
Contoh
menggunakan Firman Tuhan untuk menangkis serangan setan: saudara mengalami
penderitaan, lalu ada pikiran bahwa Allah tidak mengasihi saudara (ini serangan
setan). Maka saudara bisa menangkis / mendebat pikiran / serangan setan itu
dengan menggunakan Yoh 3:16 Ro 5:8 1Yoh 4:8 dsb. Jadi ini seperti berdebat
dengan diri sendiri.
b)
‘Manusia hidup bukan dari roti saja’ (ay 4).
Kata
‘saja’ dalam jawaban Yesus itu perlu diperhatikan. Yesus tidak berkata:
‘Manusia hidup bukan dari roti’. Tetapi Yesus berkata: ‘Manusia hidup
tidak dari roti saja’. Ini menunjukkan bahwa hal jasmani juga penting
dan tidak bisa diabaikan secara total, tetapi kita tidak boleh menekankan hal
jasmani saja (bdk. 1Tim 4:8).
2) Jawaban Yesus dalam Luk 4:4 ini tidak / kurang lengkap. Mat 4:4
memberikan jawaban yang lengkap, karena di situ ditambahkan kata-kata ‘tetapi
dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah’. Ada 2 penafsiran tentang
arti dari ‘setiap firman yang keluar dari mulut Allah’:
a) Ini menunjuk pada Firman Allah atau pengajaran Kitab Suci.
Kalau
diambil arti ini, maka seluruh jawaban Yesus itu maksudnya adalah: karena
manusia terdiri dari tubuh dan jiwa / roh, maka manusia hidup bukan dari roti
saja, tetapi juga dari Firman Allah / pengajaran Kitab Suci.
Tetapi
penafsiran ini rasanya tidak cocok dengan:
Setan menyuruh Yesus mengubah batu menjadi roti, dan Yesus
menjawab: manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari pengajaran Kitab Suci.
Ini rasanya jadi kacau!
"Jadi
Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna,
yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk
membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN".
Kalau
kata-kata ‘segala yang diucapkan TUHAN’ itu diartikan pengajaran Kitab Suci,
maka Ul 8:3 itu juga menjadi kacau artinya.
b) Calvin beranggapan bahwa kata-kata ini menunjuk pada ‘kehendak
Allah’.
Jadi
maksud Yesus adalah: sekalipun tidak ada roti, kalau Allah menghendaki Ia hidup,
Ia akan hidup.
Penafsiran
ini lebih cocok dengan konteks Luk 4:3-4 maupun Ul 8:3!
Calvin:
"In like
manner, the Apostle says, that he ‘upholdeth all things by his powerful
word’ (Heb i. 3); that is, the whole world is preserved, and every part of it
keeps its place, by the will and decree of Him, whose power, above and below, is
everywhere diffused" [= Dengan cara
yang sama, sang rasul berkata bahwa Ia ‘menopang segala yang ada dengan
firmanNya yang penuh kekuasaan’ (Ibr 1:3); artinya, seluruh dunia / alam
semesta dipelihara, dan setiap bagiannya dijaga pada tempatnya, oleh kehendak
dan ketetapanNya, yang kuasaNya, di atas dan di bawah, tersebar dimana-mana].
3) Jawaban ini menunjukkan:
a) Yesus tetap mengarah kepada hal rohani (kehendak Allah). Setan
mengarahkanNya pada hal jasmani, tetapi Yesus tetap mengarah pada hal rohani.
Ini harus diteladani! Betapapun kuatnya daya tarik dari hal-hal jasmani,
arahkanlah diri saudara pada hal-hal rohani!
b)
Kepercayaan Yesus kepada BapaNya. Ia tidak mau menggunakan keilahianNya / cara
yang tidak halal, dan Ia percaya BapaNya akan memeliharaNya.
4) Karena Kristus tidak mau mendapatkan roti dengan cara tidak
halal, akhirnya kita melihat bahwa malaikat-malaikat datang melayani Dia (Mat
4:11 Mark 1:13), tentunya juga dalam hal makanan.
Penerapan:
Tirulah
Yesus dalam hal ini; jangan mencari makan / uang dengan cara yang tidak halal,
seperti:
Maka Tuhan pasti akan mencukupi kebutuhan saudara! Bdk. Mat
6:25-34.
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali