(Rungkut Megah Raya Blok D No 16)
Rabu, tgl 16 Oktober 2019, pk 19.00
Pdt.
Budi Asali, M. Div.
II) Kenaikan ke surga.
A)Hal-hal
yang terjadi pada waktu Kristus naik ke surga.
1)
Perpindahan tempat.
Perlu
dicamkan bahwa surga bukanlah sekedar merupakan suatu kondisi, tetapi
betul-betul suatu tempat (baca Yoh 14:2-5 dan perhatikan bahwa kata
‘tempat’ muncul berulang-ulang).
Yoh
14:2-5 - “(2) Di
rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika
tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke
situ untuk menyediakan tempat
bagimu. (3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ
dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku
akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu,
supaya di tempat di mana Aku berada,
kamupun berada. (4) Dan ke mana Aku pergi,
kamu tahu jalan ke situ.’ (5) Kata Tomas
kepadaNya: ‘Tuhan, kami tidak tahu ke mana
Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?’”.
Tentang
‘ascension’ / ‘kenaikan Kristus
ke surga’, Charles Hodge berkata sebagai berikut:
“It
was a local transfer of his person from one place to another; from earth to
heaven. Heaven is therefore a place. ... If Christ has a true body, it must
occupy a definite portion of space. And where Christ is, there is the
Christian’s heaven.”
[= Itu merupakan perpindahan tempat dari
pribadiNya dari satu tempat ke tempat lain; dari bumi ke surga. Karena itu, surga
adalah suatu tempat. ... Jika Kristus mempunyai tubuh yang
sungguh-sungguh, tubuh itu harus menempati suatu ruangan / tempat tertentu. Dan
dimana Kristus ada, di situlah surga orang kristen.]
- ‘Systematic Theology’, Vol II,
hal 630, 631.
Herman
Hoeksema:
“This
ascension must be conceived as consisting definitely in a change of place. In
His human nature Christ departed from the earth and went into heaven both in
body and soul. After His ascension He is according to His human nature no longer
on earth, but in heaven only. This must be emphasized especially over against
the Lutherans, who teach what is called the ubiquity of the human nature of
Christ after His resurrection and ascension into heaven.” [= Kenaikan
ini harus dipahami sebagai perubahan tempat.
Dalam hakekat manusiaNya, Kristus meninggalkan bumi dan pergi ke surga baik
tubuh dan jiwaNya. Setelah kenaikanNya maka menurut
hakekat manusiaNya Ia tidak lagi di bumi tetapi hanya di surga. Ini
harus ditekankan khususnya menghadapi golongan Lutheran, yang mengajarkan apa
yang disebut kemaha-adaan dari hakekat manusia Kristus setelah kebangkitan dan
kenaikanNya ke surga.]
- ‘Reformed Dogmatics’, hal 420.
Herman
Hoeksema:
“Heaven
is a definite place, and not merely a condition.” [= Surga
adalah tempat yang tertentu, dan bukan semata-mata merupakan suatu kondisi /
keadaan.]
- ‘Reformed Dogmatics’, hal 422.
2)
Perubahan / pemuliaan lebih lanjut pada hakekat manusia Kristus.
Perubahan
/ pemuliaan itu dimulai pada saat kebangkitanNya dan disempurnakan pada waktu
kenaikanNya ke surga.
Untuk
ini perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
a)
Yoh 7:39 - kata ‘dimuliakan’
di sini jelas menunjuk pada kenaikan ke surga (bdk. Yoh 16:7).
Yoh 7:39
- “Yang
dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya;
sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.”.
Yoh 16:7
- “Namun
benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku
pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu
tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia
kepadamu.”.
b)
Kis 9:3-5 Kis 22:6-8
Kis 26:12-15 Wah 1:12-16
menunjukkan bahwa pada waktu Paulus dan Yohanes melihat Yesus (ini terjadi
setelah Yesus naik ke surga), Yesusnya jauh lebih
mulia dari pada waktu Ia sudah bangkit tetapi belum naik ke surga.
Kis 9:3-5
- “(3) Dalam
perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya
memancar dari langit mengelilingi dia. (4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah
olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ‘Saulus, Saulus, mengapakah engkau
menganiaya Aku?’ (5) Jawab Saulus: ‘Siapakah Engkau, Tuhan?’ KataNya:
‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu.”.
Kis 22:6-8
- “(6)
Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu
tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang
menyilaukan dari langit mengelilingi aku. (7) Maka rebahlah aku ke
tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus,
mengapakah engkau menganiaya Aku? (8) Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? KataNya:
Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu.”.
Kis
26:12-15 - “(12)
‘Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari
imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik, (13) tiba-tiba, ya raja
Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di
tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari
langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku. (14) Kami semua
rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam
bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu
menendang ke galah rangsang. (15) Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata
Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.”.
Wah 1:12-16
- “(12)
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku
berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. (13) Dan di
tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah
yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
(14) Kepala dan rambutNya putih bagaikan bulu yang
putih metah, dan mataNya bagaikan nyala api. (15) Dan kakiNya mengkilap bagaikan
tembaga membara di dalam perapian; suaraNya bagaikan desau air bah. (16) Dan di
tangan kananNya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulutNya keluar sebilah
pedang tajam bermata dua, dan wajahNya bersinar-sinar bagaikan matahari yang
terik.”.
B)Fungsi
kenaikan Kristus ke surga.
1)
Untuk menunjukkan bahwa misiNya untuk menebus dosa kita sudah selesai
(Yoh 17:4-5).
Yoh
17:4-5 - “(4) Aku
telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan
pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya. (5) Oleh
sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku padaMu sendiri dengan kemuliaan yang
Kumiliki di hadiratMu sebelum dunia ada.”.
Bapa,
yang mengutus Yesus untuk turun ke dunia dan membereskan dosa manusia, pasti
tidak akan mau menerima Yesus kembali di surga, kalau misi Yesus itu belum
selesai. Bahwa Bapa menerima Yesus kembali di surga, menunjukkan bahwa misi
penebusan dosa manusia itu memang sudah selesai.
Jadi, sama seperti kebangkitan, maka
kenaikan Yesus ke surga juga merupakan fakta / faktor yang menjamin
keselamatan orang percaya.
Bicara
tentang jaminan keselamatan orang percaya, mari kita memperhatikan kata-kata
Calvin di bawah ini.
Calvin:
“Hence
arises a wonderful consolation: that we perceive judgment to be in the hands of
him who already destined us to share with him the honor of judging (cf. Matt.
19:28)! Far indeed is he from mounting his judgment seat to condemn us! How
could our most merciful Ruler destroy his people? How could the Head scatter his
own members? How could our Advocate condemn his clients? For if the apostle
dares exclaim that with Christ interceding for us there is no one who can come
forth to condemn us (Rom. 8:34,33), it is much more true, then, that Christ as
Intercessor will not condemn those whom he has received into his charge and
protection. No mean assurance, this - that we shall be brought before no other
judgment seat than that of our Redeemer, to whom we must look for our
salvation!”
[= Karenanya muncul suatu penghiburan yang sangat indah: bahwa kita memahami
bahwa penghakiman ada di tanganNya yang telah mentakdirkan kita untuk bersama
dengan Dia melakukan kehormatan penghakiman (bdk. Mat 19:28)! Jauhlah dari
padaNya untuk naik ke kursi penghakimanNya untuk menghukum kita! Bagaimana
Pemerintah kita yang paling berbelaskasihan itu bisa menghancurkan rakyatNya?
Bagaimana Kepala bisa menyebarkan / menyemburatkan anggota-anggotaNya sendiri?
Bagaimana Pengacara kita bisa menghukum kliennya? Karena jika sang rasul berani
menyerukan bahwa dengan Kristus membela kita maka tidak ada orang yang akan
menggugat / menghukum kita (Ro 8:34,33), maka lebih benar lagi, bahwa
Kristus sebagai Pembela tidak akan menghukum mereka yang telah Ia terima ke
dalam tanggung jawab dan perlindunganNya. Ini bukanlah keyakinan yang tidak
berarti bahwa kita tidak akan dibawa ke depan kursi penghakiman dari siapapun
selain kursi penghakiman Penebus kita, kepada siapa kita harus memandang untuk
keselamatan kita!] - ‘Institutes
of the Christian Religion’, Book II, chapter XVI, 18.
2)
Untuk mempersiapkan tempat di surga bagi kita yang percaya kepadaNya (Yoh
14:2).
Yoh
14:2 - “Di rumah
BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya
kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan
tempat bagimu.”.
3)
Untuk menunjukkan bahwa kita yang percaya kepadaNya juga akan naik ke
surga (Yoh 14:2-3 Yoh 17:24
Ef 2:6).
Yoh
14:2-3 - “(2) Di
rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya
kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (3) Dan
apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan
datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya
di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”.
Yoh 17:24
- “Ya Bapa, Aku
mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku,
mereka yang telah Engkau berikan kepadaKu, agar mereka memandang kemuliaanKu
yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum
dunia dijadikan.”.
Ef 2:6
- “dan di
dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan
kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,”.
KJV:
‘And hath raised us up together, and
made us sit together in heavenly places in Christ Jesus’ [= Dan telah
membangkitkan kita bersama-sama, dan mendudukkan kita bersama-sama di
tempat-tempat surgawi dalam Kristus Yesus].
Sama
seperti kebangkitanNya, demikian juga kenaikanNya ke surga merupakan pola yang
akan diikuti oleh semua orang yang percaya kepadaNya.
Herman
Hoeksema mengomentari Ef 2:4-6 dengan berkata sebagai berikut:
“We
must remember that Christ is our head, both in the juridical and in the organic
sense of the word. ... His ascension is of central significance. He is the head
of the body, the church. As such He represents all the elect. As the head of His
own in the forensic sense of the word, He entered into death, bore all our
iniquities on the accursed tree, blotted out all our sins, and obtained eternal
righteousness. His righteousness is our righteousness; His death is our death;
His resurrection is our resurrection. And so in that legal sense of the word His
ascension is our ascension. ... But He is also the head of the body in the
organic sense. We are members of His body; and we can never be separated from
Him, our head. That He went to heaven means that centrally we are in heaven. He
will not return to us, but He will draw us unto Himself, that we may also be
where He is. And so we look up toward heaven by faith in the consciousness of
our inseparable union with Christ our head, and confess that we have our flesh
in heaven as a sure pledge that He as the head will also take up to Himself us
His members.”
[= Kita harus ingat bahwa Kristus adalah kepala kita, baik dalam arti yuridis /
hukum maupun dalam arti organik. ... KenaikanNya mempunyai arti yang pokok /
utama / dasar. Ia adalah kepala dari tubuh, yaitu gereja. Sebagai kepala Ia
mewakili semua orang pilihan. Sebagai kepala dari milikNya dalam arti hukum, Ia
mengalami kematian, memikul semua kesalahan kita pada salib yang terkutuk,
menghapus semua dosa kita, dan mendapatkan kebenaran kekal. KebenaranNya adalah
kebenaran kita; kematianNya adalah kematian kita; kebangkitanNya adalah
kebangkitan kita. Dan dengan demikian dalam arti hukum kenaikanNya adalah
kenaikan kita. ... Tetapi Ia juga adalah kepala dari tubuh dalam arti organik.
Kita adalah anggota-anggota dari tubuhNya; dan kita tidak pernah bisa dipisahkan
dari Dia, kepala kita. Bahwa Ia pergi ke surga berarti bahwa secara dasari kita
ada di surga. Ia tidak akan kembali kepada kita, tetapi Ia akan menarik kita
kepada diriNya sendiri, supaya kita bisa berada dimana Ia ada. Dan dengan
demikian kita melihat ke atas ke surga dengan iman dalam kesadaran akan kesatuan
yang tak terpisahkan antara kita dengan Kristus, kepala kita, dan mengaku bahwa
kita mempunyai daging kita di surga sebagai suatu jaminan yang pasti bahwa Ia
sebagai kepala juga akan mengumpulkan kita anggota-anggotaNya kepada diriNya
sendiri.] - ‘Reformed
Dogmatics’, hal 425-426.
Calvin:
“the
Lord by his ascent to heaven opened the way into the Heavenly Kingdom, which had
been closed through Adam (John 14:3). Since he entered heaven in our flesh,
as if in our name, it follows, as the apostle says, that in a sense we already
‘sit with God in the heavenly places in him’ (Eph. 2:6), so that we do not
await heaven with a bare hope, but in our Head already possess it.” [= Tuhan
oleh kenaikanNya ke surga membuka jalan ke dalam Kerajaan Surgawi, yang telah
ditutup melalui Adam (Yoh 14:3). Karena Ia masuk ke surga dalam daging kita,
seakan-akan dalam nama kita, akibatnya, seperti dikatakan oleh sang rasul, bahwa
dalam arti tertentu kita sudah ‘duduk
dengan Allah dalam tempat-tempat surgawi dalam Dia’ (Ef 2:6), sehingga
kita tidak menantikan surga dengan suatu harapan semata-mata, tetapi sudah
memilikinya
dalam Kepala kita.]
- ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, chapter XVI,
16.
4)
Supaya Roh Kudus turun (Yoh 16:7).
Yoh 16:7
- “Namun
benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku
pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu,
tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”.
Jadi
Kristus tidak lagi menyertai orang percaya secara
jasmani, tetapi secara rohani
(Mat 26:11 Yoh 14:16,18,19).
Mat 26:11
- “Karena
orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku
tidak akan selalu bersama-sama kamu.”.
Yoh
14:16,18 - “(16) Aku
akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, ... (18)
Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku
datang kembali kepadamu.”.
Dengan
demikian Ia bisa menggenapi janjiNya dalam ayat-ayat seperti Mat 18:20
Mat 28:20b.
Mat 18:20
- “Sebab di
mana dua atau tiga orang berkumpul dalam NamaKu, di situ Aku ada di
tengah-tengah mereka.’”.
Mat
28:20 - “dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman.’”.
C)Mungkinkah
manusia Yesus yang sudah naik ke surga itu kembali ke dunia dan menampakkan diri
di dunia, sebelum kedatanganNya yang keduakalinya?
Dalam
tafsirannya tentang Ef 4:10, Calvin berkata: “as
respects his body, the saying of Peter holds true, that ‘the heaven must
receive him until the times of restitution of all things, which God hath spoken
by the mouth of all his holy prophets since the world began.’ (Acts 3:21.)”
[= berkenaan dengan tubuhNya, kata-kata Petrus tetap benar bahwa ‘surga harus
menerimaNya sampai saat pemulihan segala sesuatu, yang telah difirmankan Allah
oleh mulut dari semua nabi-nabi kudusNya sejak dunia ada’. (Kis 3:21).]
- hal 276.
Kis 3:21
- “Kristus
itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan
nabi-nabiNya yang kudus di zaman dahulu.”.
Catatan:
kata yang diterjemahkan ‘tinggal’
seharusnya artinya adalah ‘receive’ [= menerima].
NASB: ‘whom heaven must receive until the period of restoration of all things ...’ [= yang harus diterima di surga sampai masa pemulihan segala
sesuatu ...].
Dan di sini saya ingin memberi banyak komentar dari para
penafsir tentang Kis 3:21 ini.
F. F. Bruce (NICNT): “Jesus,
their Messiah, ... had been received up into the divine presence, and would
remain there until the consummation of all that the prophets, from the earliest
days, had foretold.” [= Yesus, Mesias mereka, ... telah diterima
ke dalam hadirat ilahi, dan akan tinggal di sana sampai penyempurnaan dari semua
yang sudah diramalkan / dinubuatkan oleh nabi-nabi sejak semula.] - ‘The Book of
the Acts’, hal 91.
Adam
Clarke:
“he
has ascended unto heaven, ... and there he shall continue till he comes again to
judge the quick and the dead.”
[= Ia telah naik ke surga, ... dan Ia akan terus di sana sampai Ia datang lagi
untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.]
- hal 707.
J.
A. Alexander: “In the mean time, i.e. until God shall send Christ and the times of
refreshing from his presence, he is committed to the heavens ... Till this great
cycle has achieved its revolution, and this great remedial process has
accomplished its design, the glorified body of the risen and ascended Christ not
only may but must, as an appointed means of that accomplishment, be resident in
heaven, and not on earth.” [=
Sementara itu, yaitu sampai Allah mengirim Kristus dan saat penyegaran dari
hadiratNya, Ia dibatasi di surga ... Sampai siklus yang besar ini telah mencapai
siklus lengkap, dan proses penyembuhan yang besar ini telah menyelesaikan
tujuannya, tubuh yang dimuliakan dari Kristus yang telah bangkit dan naik ke
surga itu bukan hanya bisa / boleh, tetapi harus, sebagai suatu cara yang
ditetapkan untuk penyelesaian itu, tinggal di surga, dan bukan di bumi.] - hal 116,118.
Matthew
Poole:
“‘Whom
heaven must receive;’ that is, contain after it hath received him, as a real
place doth a true body; for such Christ’s body was, which was received into
heaven: and heaven is the place and throne of this King of kings and Lord of
lords, where he shall reign until he hath put all his enemies under his feet,
1Cor. 15:25.” [= ‘Yang
surga harus menerima’; artinya, menahan setelah surga menerimaNya, sebagai
suatu tempat yang nyata menerima suatu tubuh yang sungguh-sungguh; karena
begitulah tubuh Kristus itu, yang diterima di dalam surga: dan surga merupakan
tempat dan takhta dari Raja dari segala raja dan Tuhan dari segala tuhan, dimana
Ia akan memerintah sampai Ia telah meletakkan semua musuhNya di bawah kakiNya,
1Kor 15:25.] - hal 393.
Catatan:
1) Penampakan
Yesus kepada Saulus (Kis 9), dan kepada rasul Yohanes (Wah 1), mungkin
merupakan penampakan ilahi atau sekedar suatu penglihatan (bdk. Kis 26:19
Wah 1:19 Wah 9:17).
Kis 26:19 - “Sebab
itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang
dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat.”.
Wah 1:19 - “Karena
itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini.”.
Wah 9:17 - “Maka demikianlah aku melihat dalam penglihatan ini kuda-kuda dan orang-orang yang
menungganginya; mereka memakai baju zirah, merah api dan biru dan kuning
belerang warnanya; kepala kuda-kuda itu sama seperti kepala singa, dan dari
mulutnya keluar api, dan asap dan belerang.”.
2) Tidak
semua orang setuju dengan penafsiran-penafsiran di atas tentang Kis 3:21 ini.
III) Duduk di sebelah kanan Allah.
A)Arti
kalimat ini.
Kata-kata
ini tidak boleh diartikan secara hurufiah. Kata-kata ini berarti:
1)
Kristus menduduki / mendapat tempat terhormat / termulia di surga.
2)
Kristus ikut memerintah atas Gereja dan alam semesta.
Kata
‘duduk’ tidak boleh diartikan bahwa Kristus beristirahat / bermalas-malasan
di surga. Ini terlihat dari Kitab Suci yang tidak selalu mengatakan bahwa
Kristus duduk di sebelah kanan Allah.
a)
Ro 8:34 (NIV): ‘is at the right hand of God’
[= ada di sebelah kanan Allah].
b)
1Pet 3:22 (NIV): ‘is at God's right hand’
[= ada di sebelah kanan Allah].
c)
Kis 7:56 - ‘berdiri
di sebelah kanan Allah’.
B)Pekerjaan
yang dilakukan oleh Kristus di surga ialah:
1)
Memerintah sebagai Raja.
2)
Berfungsi sebagai Imam / Pengantara (Ibr 4:14
Ibr 7:24,25 Ibr 8:1-6
1Yoh 2:1).
Ibr 4:14
- “Karena
kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung,
yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh
berpegang pada pengakuan iman kita.”.
Ibr 7:24-25
- “(24)
Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamatNya tidak dapat beralih kepada
orang lain. (25) Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua
orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi
Pengantara mereka.”.
Ibr 8:1-6
- “(1) Inti
segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam
Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang
Mahabesar di sorga, (2) dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam
kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. (3) Sebab setiap
Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena
itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. (4) Sekiranya Ia di bumi
ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada
orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. (5) Pelayanan
mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti
yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah:
‘Ingatlah,’ demikian firmanNya, ‘bahwa engkau membuat semuanya itu menurut
contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu.’ (6) Tetapi
sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia
menjadi Pengantara dari perjanjian yang
lebih mulia, yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.”.
1Yoh
2:1 - “Anak-anakku,
hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika
seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang
pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.”.
3)
Berfungsi sebagai Nabi melalui Roh Kudus dan hamba-hambaNya (Yoh 16:7-15
Yoh 14:26).
Yoh
16:7-15 - “(7) Namun
benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku
pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu,
tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. (8) Dan kalau Ia
datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa,
kebenaran dan penghakiman; (9) akan dosa, karena mereka tetap tidak
percaya kepadaKu; (10) akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu
tidak melihat Aku lagi; (11) akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah
dihukum. (12) Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang
kamu belum dapat menanggungnya. (13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri,
tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan
memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. (14) Ia
akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya
dari padaKu. (15) Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya;
sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu
apa yang diterimanya dari padaKu.’”.
Yoh 14:26
- “tetapi
Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah
yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan
kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”.
IV) Kedatangan Kristus yang
keduakalinya.
A)Kedatangan
Kristus yang keduakalinya adalah suatu tahap pemuliaan.
Ada
orang yang berpendapat bahwa:
1)
KedatanganNya yang keduakalinya bukanlah suatu tahap pemuliaan.
2)
Duduknya Kristus di sebelah kanan Allah adalah puncak / tahap terakhir
pemuliaan Kristus.
Tetapi
ini salah. Titik tertinggi pemuliaan Kristus belum tercapai sampai Ia, yang
menderita oleh tangan manusia, kembali sebagai Hakim, dan menghakimi /
menghukum orang berdosa yang menolakNya.
Disamping
itu, ayat-ayat di bawah ini menunjukkan bahwa kedatangan Kristus yang
keduakalinya itu adalah suatu pemuliaan.
a)
Yoh 5:22-23 menunjukkan bahwa Penghakiman (ini terjadi pada
kedatanganNya yang keduakalinya) diberikan oleh Bapa kepada Anak supaya orang
menghormati Anak, sama seperti mereka menghormati Bapa.
Yoh 5:22-23
- “(22)
Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah
menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, (23) supaya semua orang
menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa
tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.”.
b)
Fil 2:9-11 menunjukkan bahwa ada satu saat semua lutut akan bertelut
dan semua lidah akan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Ini akan terjadi
pada kedatangan Yesus yang keduakalinya dan ini jelas merupakan suatu pemuliaan.
Fil 2:9-11
- “(9)
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di
atas segala nama, (10) supaya dalam nama Yesus
bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada
di bawah bumi, (11) dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’
bagi kemuliaan Allah, Bapa!”.
c)
2Tes 1:10 menyatakan secara explicit
bahwa Yesus datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang kudusNya
dan untuk dikagumi oleh semua orang percaya. Ini jelas menunjukkan suatu
pemuliaan.
2Tes
1:10 - “apabila Ia
datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara
orang-orang kudusNya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya,
sebab kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai.”.
B)Istilah-istilah
Kitab Suci yang menunjuk pada kedatangan Kristus yang keduakalinya.
1)
PAROUSIA yang berarti:
a)
Kehadiran (presence), atau,
b)
Kedatangan yang mendahului kehadiran (a
coming preceding a presence).
Kata
ini digunakan dalam Mat 24:3,27,37,39
1Kor 15:23 1Tes 2:19
1Tes 3:13 1Tes 4:15 1Tes 5:23 2Tes 2:1
Yak 5:7-8 2Pet 3:4.
2)
APOCALUPSIS yang menekankan fakta bahwa kedatangan kedua itu akan
menyatakan sesuatu yang sebelumnya tersembunyi dalam diri Kristus.
Kata
ini digunakan dalam 2Tes 1:7 1Pet
1:7,13 1Pet 4:13.
3)
EPIPHANEIA yaitu penampilan yang mulia dari Tuhan (the
glorious appearing of the Lord).
Kata
ini digunakan dalam 2Tes 2:8
1Tim 6:14 2Tim 4:1,8 Tit
2:13.
C)Cara
kedatangan kedua.
1)
Secara jasmani.
2)
Bisa dilihat.
Bdk.
Mat 24:30 Kis 1:11
Wah 1:7.
D)Tujuan
kedatangan kedua.
1)
Menghakimi dunia.
2)
Menyempurnakan keselamatan orang percaya.
Bdk.
Mat 25:31-46.
E)Saat
kedatangan kedua:
Dari
ayat-ayat seperti Mat 24:36,42-44 dan 2Pet 3:10, jelaslah bahwa kita
tidak bisa mengetahui kapan hari kedatangan kedua itu akan terjadi.
Karena itu, kalau ada orang yang berani
meramalkan tanggal atau bulan atau tahun kedatangan Yesus yang keduakalinya,
itu pasti adalah nabi palsu atau orang yang sangat kacau pengertian Kitab
Sucinya!
Dari
banyaknya tanda-tanda akhir jaman yang sudah terjadi, kita paling-paling bisa
berkata bahwa kedatangan Kristus yang kedua itu sudah dekat.
Perlu
juga diingat bahwa bagi Tuhan satu hari sama dengan seribu tahun, dan seribu
tahun sama dengan satu hari (2Pet 3:8), sehingga, apa yang dekat bagi Tuhan bisa
saja masih lama bagi kita.
Tetapi
mengingat bahwa Yesus berkata bahwa Ia akan datang pada saat yang tidak kita
duga, maka kita semua harus mempersiapkan diri setiap saat, sehingga kapanpun
Ia datang, kita ada dalam keadaan siap sedia (Mat 24:44)!
Catatan:
Tentang
kedatangan Kristus yang keduakalinya ini hanya dibahas secara singkat, karena
sebetulnya ini termasuk dalam Eschatology [= Doktrin tentang akhir jaman].
-TAMAT-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ