Eksposisi
Kisah Para Rasul
oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH
PARA RASUL 5:12-42
I) Alasan pertumbuhan Gereja
abad pertama.
1) Ada banyak mujijat (ay 12,15,16).
Mujijat
memang tidak mempertobatkan, tetapi setidaknya mujijat menarik banyak orang
untuk datang, sehingga mereka bisa mendengar Firman Tuhan / Injil dan bertobat.
2)
Adanya kesatuan dalam gereja itu.
Ini
sebetulnya bisa terlihat dari ay 12b, tetapi Kitab Suci Indonesia, yang hanya
mengatakan ‘mereka selalu berkumpul’, salah terjemahan.
NASB: ‘and
they were all with one accord in Solomon’s portico’
(= dan mereka semua dengan satu hati / pikiran ada di serambi Salomo).
Kesatuan
ini penting karena menyebabkan orang krasan di gereja. Sudahkah saudara berjuang
untuk bersatu, memperhatikan dan mengasihi jemaat yang lain?
3) Ada
Pemberitaan Injil dan Firman Tuhan.
Dalam
ay 12 pada waktu mereka berkumpul, pasti juga ada pemberitaan Injil / Firman
Tuhan. Ini menyebabkan banyak orang bertobat dan gereja bertumbuh.
4)
Adanya disiplin Tuhan.
Ay 13:
‘tidak ada yang berani menggabungkan diri’. Apa sebabnya? Karena disiplin
yang Tuhan tunjukkan dalam Kis 5:1-11 (hukuman mati terhadap Ananias dan
Safira). Ini menyebabkan orang-orang yang tidak sungguh-sungguh percaya menjadi
takut untuk bergabung. Kelihatannya hal ini justru menghambat pertumbuhan
gereja! Tetapi bukan demikian halnya. Justru karena orang-orang yang tidak
sungguh-sungguh tidak berani bergabung, maka gereja menjadi murni. Gereja yang
dipenuhi orang kristen KTP pasti akan memberikan kesaksian yang jelek terhadap
dunia. Tetapi gereja abad pertama ini murni sehingga bisa memberikan kesaksian
yang baik terhadap dunia. Apa akibatnya? Ay 13: mereka dihormati orang. Ini
akhirnya mengakibatkan banyak orang yang justru datang kepada Tuhan (ay 14).
Penerapan:
Disiplin yang Tuhan lakukan di sini memang jarang terjadi
(sekalipun masih ada). Tetapi Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan disiplin
yang lain, yaitu siasat gerejani (Mat 18:15-17 1Kor 5:1-13). Ada 2 hal yang
perlu diketahui sehubungan dengan siasat gerejani ini:
II) Ada
serangan.
1) Ay 17-18.
a) Golongan Saduki ini adalah golongan mayoritas di dalam Sanhedrin
/ Mahkamah Agama. Mereka tidak percaya pada kebangkitan orang mati (bdk. Mat
22:23-33 Kis 23:6-10). Jadi jelas bahwa mayoritas dari Mahkamah Agama ternyata
adalah orang sesat! Ini pasti akan menyesatkan seluruh ‘gereja’.
Penerapan:
Karena
itu hati-hati dalam memilih majelis. Jangan mengangkat seseorang menjadi majelis
hanya karena ia kaya dan mempunyai gelar! Majelis tentu tidak harus orang suci,
tetapi setidaknya ia haruslah orang yang sungguh-sungguh percaya yang mempunyai
pengertian Firman Tuhan yang baik, dan mempunyai hati seorang murid (mau
belajar).
b) Kata Yunani yang diterjemahkan ‘iri hati’ (ay 17) adalah
ZELOS, yang artinya adalah sesuatu yang berkobar-kobar dalam hati [catatan: dari
kata Yunani ini diturunkan kata bahasa Inggris ‘zeal’
(= semangat)]. Kata ini bisa diartikan secara positif seperti dalam Yoh 2:17
2Kor 7:7 2Kor 11:2, tetapi juga bisa diartikan secara negatif seperti dalam Kis
13:45 dan dalam ay 17 ini.
NIV/NASB/RSV: ‘jealousy’
(= kecemburuan / iri hati).
KJV: ‘indignation’
(= kejengkelan / kemarahan).
Mungkin
kedua arti ini harus digabungkan. Mereka iri hati karena banyak orang mengikuti
rasul-rasul itu, dan mereka marah / jengkel karena rasul-rasul berkhotbah
tentang kebangkitan Yesus dan tidak mempedulikan larangan mereka dalam Kis 4.
Di sini terlihat bahwa orang-orang ini mempunyai semangat, tetapi
pengetahuan / pengertian Firman Tuhannya kacau, sehingga akhirnya semangat
mereka ditujukan untuk menentang kebenaran. Bandingkan dengan Amsal 19:2 yang
berkata: "tanpa pengetahuan, kerajinanpun
tidak baik". NIV: "It
is not good to have zeal without knowledge"
(= adalah tidak baik mempunyai semangat tanpa pengetahuan).
Celakanya, ada banyak orang yang pengetahuan / pengertian Firman
Tuhannya baik, tetapi loyo / tidak mempunyai semangat! Melayani Tuhan tidak mau,
memberitakan Injil tidak mau, berdoa malas, memberi persembahan enggan, dsb.
Apakah saudara adalah orang yang seperti itu?
c)
Rasul-rasul ditangkap dan dipenjarakan (ay 18).
Penerapan:
2) Ay 26-28.
Mujijat
yang terjadi dalam ay 19 itu jelas bagi mereka (perhatikan ay 23). Tetapi mereka
mengeraskan hati dan menangkap rasul-rasul itu lagi.
Pada
waktu menangkap mereka tidak menggunakan kekerasan karena takut kepada orang
banyak. Mereka tidak takut kepada Allah, tetapi takut kepada manusia. Ini
kebalikan dari apa yang Yesus katakan dalam Mat 10:28.
Akhirnya
rasul-rasul lalu dihadapkan kepada Mahkamah Agama dan kepada mereka dituduhkan 2
hal:
3) Ay 33: ‘tertusuk’ (bdk. Kis 7:54).
Mereka
menjadi sangat marah waktu mendengar ‘khotbah’ rasul-rasul dalam ay 29-32,
dan mereka bahkan ingin membunuh rasul-rasul itu.
Penerapan:
Seringkah
/ pernahkah saudara menjadi marah kepada pengkhotbah waktu saudara mendengar
Firman Tuhan? Kalau ya, saudara segolongan / sekwalitet dengan orang-orang itu.
Bertobatlah!
4) Ay
40: mereka menyesah rasul-rasul itu.
a) Dalam Ul 25:1-3 dikatakan bahwa hukuman cambuk hanya boleh
dilakukan sebanyak 40 x. Tetapi pada prakteknya, supaya jangan terjadi kelebihan
karena salah hitung, maka mereka hanya mencambuk sebanyak 39 x (bdk. 2Kor
11:24).
b)
Kata ‘menyesah’ (ay 40) dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata yang paling
keras untuk mencambuk.
c) Hal
ini sudah dinubuatkan oleh Yesus (Mat 10:17).
III) Sikap
Tuhan.
1) Menolong dengan mujijat (ay 19-20).
a) William Barclay (yang memang adalah orang yang anti mujijat)
menganggap ini belum tentu merupakan mujijat karena kata Yunani ANGGELOS bisa
diterjemahkan ‘malaikat’ atau ‘utusan’.
Tetapi
ay 23 jelas menunjukkan bahwa itu adalah mujijat.
b) Ini
adalah bagian yang bersifat descriptive
(= menggambarkan apa yang terjadi saat itu),
dan ini tidak boleh dianggap sebagai rumus. Tidak semua orang kristen yang masuk
penjara akan mengalami hal seperti itu. Yohanes Pembaptis juga masuk penjara dan
akhirnya dipenggal.
c)
Tujuan Allah melakukan mujijat itu: supaya baik rasul-rasul / gereja maupun
tokoh-tokoh Yahudi itu tahu bahwa Allah ada di pihak gereja / rasul-rasul.
2) Menolong dengan cara biasa / bukan mujijat (ay 33-39).
a) Allah memakai Gamaliel (guru Paulus - bdk. Kis 22:3) untuk
menolong rasul-rasul.
b)
Kata-kata / nasehat Gamaliel dalam ay 35-39 tidak sepenuhnya benar. Kesalahan
kata-kata Gamaliel:
c) Mahkamah Agama itu menerima kata-kata / nasehat Gamaliel.
d) Pertolongan Allah melalui Gamaliel ini tidak kelihatan sebagai
mujijat.
Penerapan:
Kalau
saudara minta tolong kepada Tuhan, jangan memaksa Tuhan / mendikte Tuhan untuk
melakukan mujijat. Ia bisa menolong dengan atau tanpa mujijat. Misalnya saudara
sakit, jangan lalu menolak dokter / obat, dan menuntut kesembuhan ilahi. Tuhan
bisa menyembuhkan saudara melalui mujijat / kesembuhan ilahi, tetapi Tuhan juga
bisa menyembuhkan saudara melalui dokter, obat, olah raga, diet dsb.
3) Membiarkan mereka (ay 40).
Kali
ini Tuhan tidak menolong rasul-rasul! Tuhan membiarkan mereka dicambuki.
Mengapa? Karena salib harus ada dalam kehidupan Kristen.
IV) Sikap
rasul-rasul.
1) Ay 21: mereka memberitakan Injil (mentaati perintah dalam ay
20).
Mereka
tidak berhenti memberitakan injil, mereka tidak menunda Pemberitaan Injil,
mereka tidak mengurangi Pemberitaan Injil, mereka juga tidak memberitakan Injil
secara diam-diam / sembunyi-sembunyi (ay 21,25). Padahal mereka baru
dipenjarakan.
Bandingkan
ini dengan sikap kebanyakan orang kristen jaman ini, yang sekalipun tidak pernah
dipenjara karena Injil, tetap takut untuk memberitakan Injil!
2) Ay
29-32: ini adalah jawaban terhadap kata-kata imam besar (ay 28).
a) Ay 29: harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
Ini berlawanan dengan sikap orang-orang Yahudi itu dalam ay 26.
b) Ay
30:
Kalau tadi dalam ay 28b terlihat bahwa mahkamah agama / imam besar
marah karena gara-gara rasul-rasul itu mereka dianggap sebagai pembunuh Kristus,
maka di sini rasul-rasul itu menegaskan bahwa memang mereka adalah pembunuh
Kristus. Rasul-rasul itu tidak mau berkompromi dalam persoalan dosa. Mereka
tidak mau mengatakan ‘dosa’ sebagai ‘tidak dosa’ ataupun menutup-nutupi
dosa mahkamah agama itu!
c) Ay 31a:
Penerapan: jangan hanya memperkenalkan Yesus sebagai Penolong / pemberi
berkat, tetapi terutama Yesus sebagai Juruselamat.
d) Ay 31b: ‘supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan
dosa’.
Kitab Suci Indonesia ini terjemahannya kurang tepat.
NASB: ‘to
grant repentance to Israel and forgiveness of sins’
(= memberikan pertobatan kepada Israel dan pengampunan dosa-dosa).
NIV: ‘that
he might give repentance and forgiveness of sins to Israel’
(= supaya Ia bisa memberikan pertobatan dan pengampunan dosa-dosa kepada
Israel).
Dari
terjemahan NIV maupun NASB terlihat bahwa baik ‘pertobatan’ maupun
‘pengampunan dosa’ adalah pemberian Yesus. Seluruh keselamatan kita adalah
pemberian Tuhan!
e) Ay
32:
3) Ay 41-42:
a) Mereka gembira (ay 41).
Ini
tidak berarti bahwa mereka tidak merasa sakit karena penyesahan itu. Mereka
pasti merasa sakit, tetapi mereka tetap gembira, mungkin karena mereka ingat
kata-kata Yesus dalam Mat 5:10-12.
b)
Tiap hari mereka memberitakan Injil di Bait Allah dan dari rumah ke rumah (ay
42).
Kesimpulan:
Sikap rasul-rasul tidak
tergantung sikap Tuhan. Apakah Tuhan menolong melalui mujijat atau menolong
dengan cara biasa, atau bahkan pada saat Tuhan tidak menolong dan membiarkan
mereka menderita, mereka tetap taat dengan terus memberitakan Injil!
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali