Eksposisi Kisah Para Rasul
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH
PARA RASUL 4:23-31
I) Tindakan pada waktu
mengalami kesukaran.
Gereja abad pertama ini mengalami
kesukaran. Apa yang mereka lakukan pada waktu mengalami kesukaran?
1) Mereka (kedua rasul) mensharingkan kesukaran /
penderitaan kepada jemaat (ay 23). Ini adalah sesuatu yang penting pada waktu
kita mengalami kesukaran / penderitaan. Mengapa?
a) Mensharingkan berkat tok sama dengan menceritakan half
truth (= setengah kebenaran)
tentang kekristenan!
Kalau
semua orang kristen hanya mensharingkan berkat, itu akan menimbulkan
kesan bahwa ikut Kristus itu enak terus, dan ini jelas salah! Ini bukan hanya
salah tetapi juga berbahaya dan merugikan. Mengapa? Karena orang luar yang
mendapat kesan bahwa ikut Yesus itu enak terus, lalu mengikut Yesus, dan mereka
mendapati bahwa faktanya tidaklah demikian. Mereka akan merasa tertipu oleh
kekristenan, dan ini akan menyebabkan mereka membenci kekristenan dan
menganggapnya sebagai suatu dusta. Mereka bahkan mungkin akan menceritakan hal
ini kepada orang-orang lain.
b) Terus memendam semua kesukaran / penderitaan untuk diri sendiri,
bisa merusak diri sendiri, karena menyebabkan kita merasa tertekan, stress, dsb.
Tetapi kalau kita mensharingkan kesukaran / penderitaan itu, kita bisa
merasa lega.
c)
Dengan mensharingkan kesukaran / penderitaan yang kita alami, kita bisa
mendapatkan nasehat, penghiburan, pertolongan, dan dukungan doa.
Catatan:
2) Jemaat mau mendengar sharing tersebut (ay 24a).
a) Reaksi yang salah.
Seringkali
pada waktu ada orang mensharingkan problemnya, ada reaksi yang salah,
seperti:
Penerapan: Pada waktu saudara mendengar bahwa ada 10 gereja dirusak dan
dirampok, orang-orangnya dianiaya dan diperlakukan secara tidak senonoh,
bagaimana reaksi saudara?
Karena itulah, maka dalam hal-hal tertentu kita harus berhati-hati
untuk tidak sharing kepada sembarang orang.
b) Reaksi yang benar.
Bukan
hanya mau mendengar, tetapi juga harus ada kasih, simpati, mau menasehati,
menghibur, menolong dan mendoakan (bdk. Ro 12:15b - ‘menangislah
dengan orang yang menangis’;
1Kor 12:26a - ‘jika satu anggota
menderita, semua anggota turut menderita’).
Penerapan:
Renungkan, reaksi yang bagaimana yang ada dalam diri saudara pada waktu
mendengar sharing? Kalau saudara sering bereaksi secara salah, maukah
saudara mengubahnya?
3) Mengadakan persekutuan doa.
a) Mereka mendoakan rasul / hamba Tuhan (ay 29 bdk. Ef 6:18-20).
Banyak
jemaat mempunyai anggapan bahwa merekalah yang harus didoakan oleh hamba Tuhan,
bukan sebaliknya. Tetapi ini salah. Sekalipun hamba Tuhan memang mempunyai tugas
untuk mendoakan jemaat, tetapi jemaatpun mempunyai tugas untuk mendoakan hamba
Tuhan! Ingat bahwa hamba Tuhan bukanlah superman rohani! Ia juga adalah manusia
yang lemah, yang condong kepada dosa, yang sama sekali bukan tandingan dari
setan, sehingga kalau tidak didukung dalam doa, ia akan jatuh / hancur.
b)
Mereka berdoa dengan satu hati.
Dalam
ay 24 dikatakan bahwa mereka ‘berseru bersama-sama’.
NIV/RSV:
‘they raised / lifted their voices
together’ (= mereka menaikkan suara
mereka bersama-sama).
Baik
Kitab Suci Indonesia maupun NIV dan RSV salah terjemahan.
Kata
yang diterjemahkan ‘bersama-sama’ adalah HOMOTHUMADON, yang terjemahan
seharusnya adalah ‘with one accord’
(= dengan suara bulat, seia sekata).
Ini terjemahan yang diambil oleh KJV, NKJV, ASV, dan NASB.
Kata
Yunani yang sama digunakan dalam Kis 1:14 dan diterjemahkan ‘sehati’.
Beberapa
hal yang bisa dipelajari dari hal ini:
1Kor 14:16 berbunyi sebagai berikut: "Sebab,
jika engkau meng-ucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang
hadir sebagai pendengar dapat mengatakan ‘amin’ atas pengucapan syukurmu?
Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan?".
Ini adalah ayat yang melarang doa pengucapan syukur dengan bahasa
roh, karena pendengar yang tentu saja tidak mengerti doa itu tidak bisa
mengaminkan doa itu. Dari ayat ini terlihat suatu prinsip dalam persekutuan doa,
yaitu satu orang berdoa dengan suara keras, dan yang lain mendengarkan dan ikut
mengaminkan (tindakan mengaminkan ini cukup dilakukan dalam hati, bukan dengan
suara keras sehingga menganggu konsentrasi orang lain).
Supaya
saudara tidak menganggap bahwa ini sekedar merupakan tafsiran saya, saya berikan
tafsiran / komentar Calvin tentang ayat ini, dimana ia berkata:
"Paul’s expression, however, intimates, that some one of the
ministers uttered or pronounced prayers in a distinct voice, and that the whole
assembly followed in their minds the words of that one person, until he had come
to a close, and they all said Amen - to intimate, that the prayer offered up by
that one person was that of all of them in common" (= ungkapan Paulus
menunjukkan bahwa salah seorang pendeta menaikkan doa dengan suara yang jelas
dan seluruh jemaat mengikuti dalam pikiran mereka kata-kata dari orang itu,
sampai ia selesai, dan mereka semua berkata Amin - untuk menunjukkan bahwa doa
yang dinaikkan oleh satu orang itu adalah doa mereka semua).
Hal ini juga terlihat dari:
o
1Taw 16:7-36.
Dalam ay 7 ditunjukkan bahwa beberapa orang memimpin nyanyian
(dalam menyanyi bisa saja beberapa orang menyanyi bersama-sama, karena
kata-katanya sama, tetapi dalam berdoa tidak!); nyanyian itu ada dalam ay 8-36a,
lalu pada ay 36b jemaat mengucapkan ‘amin’.
o
Maz 106:1-48.
Sekalipun tidak disebutkan secara explicit, tetapi dari
kata-kata dalam mazmur ini terlihat bahwa itu adalah suatu doa. Pada ay 48b
(pada akhir dari doa itu) maka semua jemaat mengucapkan ‘amin’.
o
Ul 27:14-26.
Ini adalah pembacaan Firman Tuhan / ayat Kitab Suci. Beberapa orang
membacakannya (ay 14), dan setiap ayat ditutup dengan ‘amin’ oleh seluruh
jemaat.
Kalau orang kafir bersatu menentang gereja, sedangkan gereja
terpecah belah, maka gereja pasti kalah! Karena itu doakanlah dan usahakanlah
kesatuan, dimulai dengan gereja kita sendiri!
II) Hal-hal
yang bisa dipelajari dari isi doa mereka.
1) Mereka tidak mulai dengan menceritakan kesukaran mereka, tetapi
mereka mulai dengan menyadari dan mengakui Allah sebagai pencipta (ay 24b bdk.
dengan doa raja Hizkia dalam 2Raja-raja 19:15-dst).
Ini
adalah sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan khusus-nya pada waktu kita
berdoa untuk kesukaran kita. Kalau kita memulai doa kita dengan menceritakan
betapa besar kesukaran kita, maka besar kemungkinan bahwa isi doa itu sendiri
akan melemahkan iman kita, membuat kita kecil hati, putus asa, dsb. Tetapi kalau
kita memulai doa kita dengan menyatakan kemahakuasaan Allah sebagai pencipta,
maka kata-kata itu sendiri akan menguatkan iman kita. Setelah itu barulah kita
menyatakan permintaan kita, dan kita akan bisa lebih mempunyai iman pada saat
menaikkan permintaan itu.
Penerapan:
2) Mereka memandang pada rencana Allah dan pelaksanaannya (Providence
of God). Dari mana kita bisa melihat hal ini?
a) Ay 24: ‘Ya Tuhan’.
KJV/NASB:
Lord
(= Tuhan).
RSV/NIV: Sovereign Lord
(= Tuhan yang berdaulat).
Kata
bahasa Yunaninya adalah DESPOTES, dari mana kata bahasa Inggris despot
(= raja / penguasa lalim)
diturunkan.
Tentu
saja pada waktu kata ini digunakan untuk Tuhan, tidak dimaksudkan bahwa Tuhan
itu lalim. Yang ditekankan adalah otoritas, kuasa dan kedaulatan Tuhan dalam
memerintah seluruh alam semesta, dimana Ia tidak tergantung oleh siapapun /
apapun di luar diriNya.
b)
Allah sebagai pencipta (ay 24).
Kalau
Allah adalah pencipta, Allah pasti menguasai dan mengatur ciptaanNya itu dan
dengan demikian segala ciptaanNya tergantung kepada Dia!
c) Ay 27-28 jelas menunjukkan Rencana Allah dan Providence of
God!
Orang-orang
itu (Herodes dan Pontius Pilatus) berbuat dosa pada waktu mereka membunuh Yesus,
tetapi dengan itu mereka melaksanakan Rencana Allah (Ini tentu tidak bisa
diartikan bahwa mereka mentaati Allah. Mereka melakukan dosa dengan tujuan /
motivasi yang berbeda! Allah merencanakan kematian Yesus untuk menebus dosa
manusia. Mereka membunuh Yesus bukan supaya Yesus menjadi Penebus dosa!).
Ay 28:
‘kuasa
dan kehendakMu’.
NIV: ‘Your
power and will’ (= kuasa dan kehendakMu).
NASB: ‘thy
hand and thy purpose’ (= tanganMu dan
rencanaMu).
RSV: ‘thy
hand and thy plan’ (= tanganMu dan
rencanaMu).
KJV: ‘thy
hand and thy counsel’ (= tanganMu dan
rencanaMu).
Lukas
menambahkan kata ‘hand / tangan’ untuk menunjukkan bahwa segala
sesuatu terjadi tidak hanya karena adanya Rencana Allah, tetapi juga karena
adanya tangan / kuasa Allah yang mengatur semua itu (Providence of God).
Jadi, segala sesuatu (dalam arti kata yang mutlak!) bisa terjadi karena Allah
menetapkan dan melaksanakan ketetapanNya.
Karena
itu ada orang yang berkata : "A
Calvinist is a someone who sees God in everything"
(= Calvinist adalah seorang yang melihat Allah dalam segala sesuatu).
Kepercayaan pada Rencana Allah dan pelaksanaannya (Providence of
God) adalah sesuatu yang sangat penting pada waktu kita menghadapi problem!
Kalau kita menganggap bahwa segala sesuatu (atau hal-hal tertentu) terjadi
secara kebetulan, maka kita pasti akan kuatir. Tapi, kalau kita percaya bahwa
segala sesuatu bisa terjadi hanya kalau Allah sudah menentukan dan menggunakan
kuasaNya untuk melaksanakan ketentuanNya, maka kita tidak akan kuatir karena
kita tahu bahwa segala sesuatu ada dalam genggaman Allah yang mengasihi kita
(bdk. Ro 8:28).
Jemaat abad pertama itu percaya pada Rencana Allah dan
pelaksanaannya (Providence of God) sehingga mereka punya keyakinan yang
besar dalam kesukaran. Ini nyata dalam kata ‘sia-sia’ yang mereka ucapkan
dalam ay 25 akhir. Memang, semua yang melawan Rencana Allah, pasti gagal /
sia-sia!
3) Mereka mengingat / mengutip Firman Tuhan dalam doa (ay 25-26
bdk. Maz 2:1-2).
Jangan mengutip ayat dalam doa untuk ‘pamer ayat hafalan’ atau
untuk ‘berkhotbah dalam doa’.
Tetapi kita bisa mengutip ayat Kitab Suci dalam doa untuk
menguatkan keyakinan dalam doa, atau untuk mengclaim janji Tuhan.
Dalam bagian ini jemaat abad pertama menganggap bahwa ay 27-28
merupakan penggenapan nubuat Maz 2:1-2. Ini sesuatu yang penting! Dalam hidup
kita, kita harus bisa melihat hal-hal di sekeliling kita sebagai penggenapan
Firman Tuhan. Itu bisa menguatkan iman kita.
Misalnya:
Kalau kita hanya melihat hal-hal yang terjadi itu saja, kita akan
menjadi susah. Tetapi kalau kita bisa melihatnya sebagai penggenapan Firman
Tuhan, kita dikuatkan karena kita bisa makin yakin bahwa Alkitab memang adalah
Firman Tuhan yang benar!
4)
Mati terhadap diri sendiri.
Perhatikan
bahwa dalam doa itu, jemaat abad pertama ini tidak meminta supaya bebas dari
problem, dan bahkan tidak meminta perlindungan dari Tuhan terhadap ancaman
orang-orang Yahudi (permintaan ini mungkin ada tetapi secara implicit).
Jelas bahwa mereka tidak perduli pada diri mereka sendiri! Yang mereka minta
adalah:
Mereka minta keberanian untuk rasul-rasul yang baru saja
menunjukkan keberanian mereka (Kis 4:13). Ini jelas menunjukkan bahwa mereka
sadar bahwa tadi rasul-rasul itu bisa berani karena Tuhan memberikan keberanian.
Karena itu mereka minta keberanian lagi, supaya rasul-rasul itu tetap berani.
Perhatikan bahwa dua hal yang mereka minta ini justru adalah
hal-hal yang menyebabkan mereka mendapatkan kesukaran
(Kis 3). Tetapi sekarang mereka justru meminta 2 hal itu lagi! Ini betul-betul
menunjukkan bahwa mereka memang mati bagi diri sendiri dan hidup bagi Tuhan!
Ini adalah sikap yang penting dalam doa! Banyak orang berdoa dengan
sikap yang egois. Mereka tidak berdoa untuk kemuliaan Tuhan tetapi untuk
kesenangan diri sendiri!
Bagaimana dengan saudara? Dengan sikap bagaimana saudara berdoa?
III) Jawaban
Doa (ay 31).
1) Tempat itu goyang. Mujijat ini menunjukkan:
2) Mereka dipenuhi oleh Roh Kudus.
Berbeda
dengan baptisan Roh Kudus yang hanya bisa terjadi satu kali, kepenuhan Roh Kudus
bisa terjadi berulang-ulang.
3)
Mereka memberitakan Firman Tuhan dengan berani.
Ada
hubungan yang erat antara kepenuhan Roh Kudus dan pemberitaan Firman Tuhan!
Orang yang penuh Roh Kudus tidak mesti berbahasa Roh, tetapi ia mesti taat
kepada Tuhan. Di sini, ketaatan itu diwujudkan dengan memberitakan Firman Tuhan
dengan berani.
Orang yang penuh Roh Kudus pasti akan berani memberitakan Firman
Tuhan! Bagaimana dengan saudara?
4) Ay
33: ‘kuasa yang besar’.
Ini
menunjukkan bahwa mereka diberi kuasa untuk melakukan mujijat-mujijat sesuai
dengan permintaan mereka dalam ay 30.
Kesimpulan:
Tuhan mendengar dan mengabulkan doa mereka! Kalau dulu Tuhan bisa
melakukan hal itu, sekarangpun Ia bisa! Apakah saudara mempunyai problem /
kesukaran? Bawalah kepada Tuhan dalam doa dengan sikap yang sama seperti yang
ada pada jemaat abad pertama! Tuhan akan mendengar dan mengabulkan doa saudara!
Seseorang mengatakan : "Sorrow looks
back, worry looks around, faith looks up"
(= kesedihan melihat kebelakang, kekuatiran melihat ke sekeliling, iman melihat
ke atas). Dalam menghadapi segala problem, hadapilah dengan melihat ke atas /
berdoa! Maukah saudara melakukan hal itu?
-AMIN-
Bagi sdr yg telah
mendapat berkat dari artikel ini..mohon kiranya dapat membantu menyebarkan Pada
sdr2 kita yg lain, sehingga semakin banyak sdr kita yg juga bisa membaca artikel
ini dan mendapat berkat. Tuhan memberkati sdr.
Amin.
Joh 21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali