Eksposisi
Kisah Para Rasul
oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH
RASUL 22:24-23:11
I) Paulus di
markas (22:24-29).
1)
Kepala pasukan itu tidak mengerti mengapa orang-orang Yahudi itu marah kepada
Paulus.
Ada 2 kemungkinan mengapa ia tidak mengerti
:
a)
Ia tidak mengerti bahasa Ibrani sedangkan Paulus menggunakan bahasa Ibrani
(22:2).
b)
Ia mengerti bahasa Ibrani, tetapi ia tidak mengerti latar belakang bangsa
Yahudi yang begitu sombong / bangga tentang keberadaan mereka sebagai bangsa
pilihan Allah. Dan karena itu ia tidak mengerti mengapa kata-kata Paulus dalam
22:17-21 menyebabkan mereka marah.
2)
Kepala pasukan itu menyuruh menyiksa Paulus untuk mencari tahu tentang hal itu
(22:24b).
Kata ‘memeriksa’ dalam bahasa Yunaninya adalah ANETAZESTHAI,
dan kata ini biasanya digunakan untuk menunjuk pada pemeriksaan terhadap logam
dimana logamnya diperiksa / ditest dengan menggunakan api. Jadi ini menunjukkan
pemeriksaan yang disertai siksaan supaya orang yang diperiksa mengaku.
3)
Pada waktu mau disesah, Paulus mengatakan bahwa ia adalah warga negara Roma
sehingga ia tidak jadi disesah (22:24-29).
Pada saat itu memang ada hukum yang melarang untuk mencambuki warga
negara Roma, dan pelanggaran terhadap hukum ini sanksinya adalah hukuman mati!
Cicero mengatakan:
“It is
a misdeed for a Roman citizen to be bound; it is a crime for him to be beaten;
it is almost as bad as to murder a father to kill him” (=
mengikat / membelenggu seorang warga negara Roma adalah suatu kelakuan buruk;
memukulinya adalah suatu kejahatan; membunuhnya hampir sama buruknya dengan
membunuh ayahnya sendiri).
Tetapi kepala pasukan itu tetap ingin menyelidiki tuduhan
orang-orang Yahudi terhadap Paulus, dan karena itu ia menghadapkan Paulus ke
hadapan Mahkamah Agama Yahudi (22:30).
II) Paulus di
hadapan Mahkamah Agama (23:1-10).
A) 23:1-5:
1)
‘Hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah’ (23:1).
Artinya: Paulus selalu hidup sesuai dengan apa yang ia anggap
benar, atau sesuai dengan apa yang ia anggap adalah kehendak Tuhan. Hal seperti
ini sebetulnya harus ada dalam diri setiap orang kristen. Apakah saudara hidup
seperti itu?
Tetapi kalau hal itu tidak disertai dengan pengetahuan yang benar
tentang kebenaran / kehendak Allah, maka akan menyebabkan kita justru melakukan
hal-hal yang jahat (bdk. Yoh 16:2).
Karena itu, saudara harus belajar Firman Tuhan dengan tekun!
2)
Imam besar menyuruh orang menampar Paulus sehingga menghentikan pembelaan /
penjelasan Paulus (23:2).
Penerapan:
Kalau saudara sedang marah kepada istri / anak / pegawai / pembantu
dsb, dan mereka berusaha memberikan penjelasan / pembelaan diri, pernahkah
saudara lalu justru jadi tambah marah sehingga lalu membentak mereka /
menggebrak meja dsb dan dengan itu menghentikan penjelasan / pembelaan mereka?
Ingatlah bahwa menghentikan pembelaan / penjelasan dari orang yang saudara
tuduh, adalah sesuatu yang salah karena justru akan menyebabkan saudara tidak
bisa mengetahui kebenaran.
3)
23:3 - “Membalas itu Paulus berkata
kepadanya: ‘Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur
putih-putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat,
namun engkau melanggar hukum Taurat oleh perintahmu untuk menampar aku’”.
a) ‘Membalas
itu’. Ini salah
terjemahan!
NIV/NASB: ‘Then Paul said to him’ (= Maka Paulus berkata
kepadanya).
Jadi, ayat ini tidak menunjukkan bahwa Paulus mengucapkan kata-kata
itu untuk membalas tamparan tersebut!
b) ‘Allah akan
menampar engkau’.
· sekalipun
saat itu Allah tidak melakukan sesuatu apapun, tetapi Paulus tetap yakin akan
keadilan Allah, yang pasti akan menghukum orang yang bersalah.
· ada
penafsir-penafsir yang menganggap bahwa kata-kata Paulus ini adalah suatu
nubuat. Dan apa yang Paulus katakan itu memang terjadi. Adam Clarke mengatakan
bahwa 5 tahun setelah itu imam besar Ananias mati dibunuh.
c) ‘tembok yang
dikapur putih-putih’.
Kata-kata Yesus tentang orang Farisi dan ahli Taurat dalam Mat
23:27 lebih keras lagi dari kata-kata Paulus ini, karena Yesus mengatakan bahwa
mereka seperti ‘kuburan yang
dilabur putih’. Tetapi
arti kedua kata-kata ini adalah sama, yaitu menunjukkan bahwa mereka adalah
orang yang munafik, yang selalu berusaha supaya diri mereka kelihatan bagus dari
luarnya saja.
Penerapan:
Janganlah hanya berusaha supaya diri saudara terlihat bagus dari
luar, tetapi berusahalah untuk bisa bagus dari luar dan dalam!
d)
Kata-kata Paulus dalam 23:3b itu memang benar.
Dengan menyuruh orang untuk menampar Paulus yang sedang memberikan
pembelaan, maka Ananias memang melanggar hukum Taurat seperti Ul 16:18-20
17:4 dsb. Ananias sedang mengadili berdasarkan Taurat, tetapi ia sendiri
melanggar Taurat. Ini sikap yang tidak konsekwen!
Penerapan:
Seringkah saudara bersikap tidak konsekwen? Misalnya: saudara
memberikan peraturan di rumah / kantor saudara, tetapi saudara sendiri tidak
mempedulikan peraturan itu.
4)
23:4 - “Dan orang-orang yang hadir di situ
berkata: ‘Engkau mengejek Imam Besar Allah?’”.
Ini adalah kecaman yang salah karena tidak fair / tidak adil.
Mengapa mereka tidak mengecam imam besar Ananias yang menyuruh orang untuk
menampar Paulus?
Kalau si A memukul si B, dan si B lalu membalas, maka adalah tidak
adil kalau kita hanya menegur si B (kecuali kalau kita tidak kenal si A). Tetapi
hal seperti ini sering terjadi! Kalau orang tua melakukan hal yang salah kepada
orang muda, dan orang muda itu lalu memberikan reaksi yang terlalu keras, maka
kita seringkali hanya menegur orang mudanya, tetapi membiarkan orang tuanya!
Kalau Pendeta / Majelis melakukan hal yang salah sehingga jemaat menyerangnya,
maka seringkali kita menegur jemaatnya, tetapi membiarkan kesalahan dari pendeta
/ mejelis itu! Ini semua adalah sikap yang tidak fair / tidak adil!
5)
23:5 - “Jawab Paulus: ‘Hai saudara
-saudara aku tidak tahu, bahwa ia adalah Imam Besar. Memang ada tertulis:
Janganlah engkau berkata jahat tentang seorang pemimpin bangsamu!’”.
Apa artinya kata-kata Paulus ini? Ada yang menafsirkan kata-kata
Paulus ini secara hurufiah / apa adanya, yaitu Paulus betul-betul minta maaf
atas sikap kerasnya terhadap Imam Besar, karena tadinya ia tidak tahu bahwa itu
adalah Imam Besar. Bahkan dalam 23:5b ia lalu mengutip Kel 22:28 untuk
menunjukkan bahwa apa yang tadi ia lakukan itu merupakan suatu tindakan yang
bertentangan dengan Firman Tuhan.
Keberatan terhadap penafsiran ini:
a) Kalau saudara perhatikan 23:5 itu, maka saudara bisa melihat bahwa
Paulus tidak meminta maaf. Ini aneh! Kalau ia memang merasa salah, mengapa ia
tidak berkata ‘maafkan aku’?
b) Paulus adalah seorang rasul, dan rasul adalah jabatan tertinggi
dalam gereja (bdk. 1Kor 12:28 Ef 4:11). Jadi, apapun kedudukan Ananias, Paulus
tetap lebih tinggi. Lalu mengapa Paulus menyesal karena ia telah menghardik
‘bawahannya’ yang berbuat salah?
c) Tidak mungkin Paulus tidak tahu bahwa Ananias adalah Imam
Besar! Paulus sendiri dulunya adalah seorang aktivist dalam Yudaisme, dan
setelah menjadi kristenpun ia sangat terbeban untuk menyelamatkan orang-orang
yang menganut Yudaisme. Jadi tidak mungkin ia tidak mengikuti perkembangan
Yudaisme sehingga tidak tahu siapa imam besarnya. Juga dalam 21:26,27 ia sudah
pergi ke Bait Allah. Ini tidak memungkinkan ia tidak tahu siapa Imam Besarnya.
Juga perlu saudara sadari bahwa Imam Besar mempunyai pakaian yang berbeda dengan
yang lain sehingga pasti akan mudah diketahui.
d) Setelah kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, maka tidak adalagi
Imam Besar, karena Yesuslah yang menjadi satu-satunya Imam Besar / Pengantara
antara Allah dan manusia (bdk. 1Tim 2:5 Ibr 4:14-10:22). Mungkinkah
di sini Paulus masih mengakui keimaman dari Ananias dan dengan demikian menghina
keimaman Kristus?
e) Kalau memang Paulus menghormati Ananias, maka ini menunjukkan bahwa
nabi palsu yang mempunyai jabatan tinggi tetap harus dihormati. Padahal dalam
sepanjang Kitab Suci kita tidak pernah menjumpai ada nabi / rasul asli yang
menghormati nabi palsu. Mereka justru selalu bersikap keras terhadap para nabi
palsu! Karena itu adalah aneh kalau di sini Paulus menghormati Ananias yang
jelas-jelas adalah nabi palsu. Bdk. Gal 1:6-9 2Yoh 9-11.
Karena itu Calvin dan beberapa penafsir lainnya mengikuti
penafsiran Agustinus yang mengatakan bahwa kata-kata Paulus dalam 23:5 ini
bersifat irony (= ejekan). Jadi Paulus menjawab kecaman dalam 23:4 itu
dengan sinis dan mengejek: “Aku tidak tahu kalau orang seperti itu bisa adalah
imam besar!”. Dan karena ini adalah kata-kata sinis, ini tidak bisa disebut
sebagai dusta.
Kutipan dari Kel 22:28 itu ia berikan justru untuk menunjukkan
bahwa Paulus tidak mengakui Ananias sebagai pemimpin.
Dengan demikian jelaslah bahwa Kis 23:5 ini tidak boleh dijadikan
dasar untuk mengatakan bahwa jemaat harus tetap menghormati seorang pendeta yang
adalah nabi palsu!
Calvin: “So
it is not only lawful for the faithful at this day to shake off from their
shoulders the Pope’ s yoke, but they must do it of necessity, seeing they
cannot obey his laws unless they forsake God” [=
Jadi orang-orang yang setia pada saat ini (orang kristen) bukan hanya boleh
untuk membuang kuk Paus dari bahu mereka, tetapi mereka harus melakukan hal itu,
mengingat bahwa mereka tidak bisa mentaati hukum-hukum Paus kecuali mereka
meninggalkan Allah].
Penerapan:
Bagaimana sikap saudara terhadap pendeta-pendeta yang liberal, yang
tidak pernah memberitakan Injil, yang bahkan mengajarkan bahwa Kitab Suci
bukanlah Firman Allah atau bahwa Yesus bukanlah satu-satunya jalan ke surga?
Ingat bahwa mereka adalah antek-antek setan! Jangan menghormati mereka (2Yoh 9-11),
dan jangan takut untuk menentang mereka!
B) 23:6-10:
1)
Doktrin orang Saduki bertentangan dengan orang Farisi (23:8).
a)
Orang Saduki tidak percaya pada kebangkitan, maupun pada malaikat / roh. Mereka
percaya bahwa pahala maupun hukuman diterima manusia dalam hidup ini.
Betul-betul ajaib bahwa orang-orang sesat seperti ini bisa menjadi
anggota-anggota mahkamah Agama! Tetapi ini menunjukkan bahwa saudara tidak
perlu terlalu heran kalau pada jaman ini ada pendeta, komisi theologia, sinode
dari suatu gereja yang terdiri dari orang-orang yang sesat!
b)
Dalam pertentangan ini jelas bahwa orang Farisilah yang benar (bdk. Mat 22:23-33).
Tetapi mereka hanya benar secara intelektual, dan merekapun sebenarnya
termasuk orang-orang sesat, karena mereka menolak Yesus sebagai Mesias,
Juruselamat, dan Tuhan.
Penerapan:
Hati-hati dengan orang yang hanya mempunyai pengertian intelektual
yang benar, tetapi sebetulnya tetap sesat! Kelihatannya mereka pro saudara
tetapi saudara harus tetap waspada karena mereka tetap adalah anak-anak setan!
2)
Paulus tahu akan pertentangan itu dan ia menggunakan hal itu (23:6), sehingga
menimbulkan perpecahan di antara kedua golongan itu (23:7,9,10a), dimana
orang-orang Farisi itu lalu memihak Paulus (23:9).
Ada 2 hal yang perlu dipelajari:
a)
Perpecahan mudah terjadi kalau doktrin berbeda / bertentangan.
Karena itu, untuk menghindari perpecahan maka:
· kita
harus mengusahakan kesatuan doktrin dan ini hanya bisa tercapai kalau:
* Ada
1 pendeta yang mendominasi ajaran dalam gereja.
Tentu ini seharusnya adalah gembala sidang gereja itu. Gereja yang
menggunakan banyak pengkhotbah secara bergilir, pasti akan mempunyai jemaat yang
bukan saja theologianya akan menjadi ‘gado-gado’, tetapi juga berbeda /
bertentangan satu dengan yang lain.
* Seluruh
jemaat mengikuti Kebaktian maupun Pemahaman Alkitab dengan setia dan rajin.
Orang yang tidak hadir dalam Kebaktian / Pemahaman Alkitab, akan mempunyai
kekurangan dalam pengertian, dan ini tetap akan menimbulkan perbedaan /
pertentangan doktrin! Karena itu rajinlah menghadiri baik Kebaktian maupun
Pemahaman Alkitab!
· kita
harus bisa membedakan antara perbedaan / pertentangan yang bersifat prinsip dan
yang remeh. Kalau itu bersifat prinsip, maka itu patut dipertengkarkan, tetapi
kalau itu remeh, harus bisa ditoleransi!
b) Benarkah tindakan Paulus ini?
· Ia
‘mengadu kambing’! Sedangkan orang kristen seharusnya menjadi pembawa damai
/ peacemakers (Mat 5:9).
· Ia
mengaku diri sebagai orang Farisi, sedangkan ia sudah menjadi orang kristen.
· Ia
mengatakan bahwa ia dihadapkan ke Mahkamah Agama karena kepercayaannya terhadap
kebangkitan orang mati, padahal tuduhan sebenarnya tidak demikian (bdk.
21:21,28).
Calvin mengatakan bahwa di sini Paulus melakukan suatu kelicikan
yang dibungkus dengan kepura-puraan, dan itu tidak jauh dari dusta.
Tetapi ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan:
¨ Tadi Paulus mau menggunakan cara yang benar, tetapi ternyata
ia ditampar. Karena itu ia menggunakan cara ini.
¨ Tidak salah bagi Paulus untuk menyelamatkan diri dari
penyesahan dengan mengaku diri sebagai warga negara Roma. Lalu mengapa salah
untuk melepaskan diri dengan mengaku sebagai orang Farisi? Orang Farisi disebut
dengan sebutan itu karena mereka merupakan grup yang terpisah dari orang-orang
lain, karena mereka berusaha mati-matian untuk melaksanakan hukum Taurat sampai
pada detail-detail yang sekecil-kecilnya. Bukankah setelah menjadi
kristenpun Paulus berusaha mentaati hukum-hukum Tuhan sampai pada detail-detailnya?
¨ Tuduhan utama terhadap Paulus memang ada dalam 21:21,28,
tetapi disamping itu ada banyak tuduhan yang lain (21:34), sehingga mungkin saja
persoalan kepercayaan terhadap kebangkitan juga dituduhkan.
3)
Kepala pasukan lalu menyelamatkan Paulus dari kekacauan itu (23:10).
III) Tuhan
berfirman kepada Paulus (23:11).
Orang yang terus menerus mengalami problem, kesukaran dan penderitaan,
bisa saja lalu kehilangan sukacita, semangat dan bahkan merasa Tuhan tidak
menyertainya. Mungkin sekali itulah yang dialami oleh Paulus saat itu sehingga
Tuhan lalu memberikan Firman kepadanya untuk menguatkannya.
Kata ‘kuatkanlah hatimu’ di sini menggunakan kata Yunani yang
sama dengan dalam Yoh 16:33.
Dalam 23:11 ini Tuhan secara nyata menunjukkan bahwa Ia tetap
menyertai Paulus.
Tetapi, sebetulnya, baik pada waktu ada di markas, maupun pada
waktu ada di hadapan Mahkamah Agama, sekalipun Tuhan tidak menampakkan diri
atau berfirman kepada Paulus, jelas bahwa Tuhan tetap beserta dengan Paulus
karena Tuhanlah yang mengatur sehingga Paulus lolos.
Dari semua ini bisalah disimpulkan bahwa pada saat dimana penyertaan
Tuhan itu tidak nyata atau bahkan sama sekali tidak terlihat, Tuhan tetap
beserta dengan Paulus.
Ini bukan hanya berlaku untuk Paulus, tetapi juga untuk kita!
Karena itu, baik dalam keadaan dimana penyertaan Tuhan tampak jelas atau tidak
tampak sama sekali, percayalah bahwa Tuhan tetap menyertai / melindungi saudara!
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali