oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH
RASUL 19:1-7
I) Paulus
kembali ke Efesus.
1)
Paulus kembali ke Efesus dan dengan demikian ia menepati janjinya dalam Kis
18:21.
Penerapan:
Apakah saudara sering berjanji, baik kepada teman bisnis, atau
kepada pacar / istri / anak-anak saudara, atau kepada Tuhan? Dan apakah saudara
selalu menepati janji-janji itu?
2) Jemaat Efesus adalah orang-orang yang:
a) Rindu mendengar Firman Tuhan (Kis 18:20).
Apakah
saudara juga mempunyai kerinduan terhadap Firman Tuhan? Dan apakah kerinduan itu
cukup besar untuk mendorong saudara untuk mencari Firman Tuhan, dan datang dalam
acara Pemahaman Alkitab?
b) Tidak egois / tidak memaksakan kehendak mereka, baik kepada Paulus
(Kis 18:20-22), maupun kepada Apolos (Kis 18:27).
Mereka pasti menginginkan supaya Paulus / Apolos tetap bersama
mereka dan mengajar Firman Tuhan kepada mereka, tetapi mereka toh merelakan
Paulus / Apolos untuk pergi dan memberitakan Firman Tuhan kepada orang lain.
Tuhan tentu melihat semua itu, dan karena itu Tuhan justru selalu
memberkati mereka dengan hamba Tuhan yang mengajarkan Firman Tuhan kepada
mereka. Pada waktu Paulus meninggalkan mereka, maka Apolos masuk ke Efesus
untuk mengajar Firman Tuhan di sana. Pada waktu Apolos meninggalkan mereka,
maka Tuhan mengembalikan Paulus ke sana untuk mengajar Firman Tuhan kepada
mereka!
Penerapan:
Adalah sesuatu yang baik kalau saudara rindu pada Firman Tuhan,
tetapi janganlah saudara lalu menjadi egois dengan menghendaki hamba Tuhan yang
baik hanya untuk diri saudara sendiri. Jadilah seperti jemaat Efesus
dalam hal ini, maka Tuhan pasti akan memberikan Firman Tuhan kepada saudara!
3) Di Efesus, Paulus bertemu dengan beberapa orang
‘murid’ (ay 1).
a)
Mereka pasti adalah orang Yahudi, karena mereka dibaptis dengan baptisan
Yohanes (ay 3).
b)
Asal usul mereka tidak terlalu jelas. Ada beberapa kemungkinan:
· mereka
‘bertobat’ karena ajaran Yohanes Pembaptis sendiri.
· mereka
adalah teman-teman Apolos / orang-orang yang segrup dengan Apolos, dan mungkin
sama-sama datang dari Alexandaria.
· mereka
adalah orang-orang yang ‘bertobat’ karena penginjilan yang kurang sempurna
dari Apolos, yang pada waktu itu mempunyai pengertian yang kurang tentang
dasar-dasar kekristenan (Kis 18:25-26).
Saya mempunyai kecondongan bahwa pandangan ke 3 inilah yang
benar. Alasan saya: Kis 18:24-28 diceritakan untuk menjelaskan mengapa ada
‘murid’ seperti ini dalam Kis 19:1-7.
c)
Mereka adalah orang kristen KTP.
· Memang
mereka disebut ‘murid’ dalam ay 1, dan dalam ay 2 Paulus
mengatakan ‘ketika kamu menjadi percaya’.
· Orang
yang menganggap bahwa mereka adalah orang kristen yang sejati, menggunakan
bagian ini sebagai dasar untuk mengatakan bahwa ada kemungkinan adanya ‘gap
/ selang waktu’ antara saat seseorang percaya Yesus dan saat ia menerima Roh
Kudus.
Tetapi ajaran seperti ini salah, karena dari ayat-ayat seperti Yoh 7:38-39
Ef 1:13 Kis 2:38 Gal 3:2,5 Gal 3:26
Gal 4:6 terlihat dengan jelas bahwa penerimaan Roh Kudus harus terjadi pada
saat seseorang percaya kepada Yesus.
· Kata
‘murid’ dan ‘percaya’ memang tidak selalu menunjuk pada orang kristen
sejati (bdk. Yoh 6:66 Kis 8:13 Yoh 2:23-25 1Yoh
2:19).
· Kalau
kita tidak membedakan orang kristen asli dan palsu dalam Kitab Suci maka kita
akan mendapatkan banyak ajaran yang salah, seperti orang kristen bisa murtad /
terhilang, atau adanya selang waktu antara percaya dan menerima Roh Kudus, dsb.
· Orang-orang
Yahudi ini pasti adalah orang kristen KTP, karena dalam ay 4 Paulus, dengan
menggunakan kata-kata Yohanes Pembaptis, menginjili mereka dan menyuruh mereka
percaya kepada Yesus.
II) Dialog
Paulus dengan para murid itu.
A)
Paulus bertanya: sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu percaya?
(ay 2a).
Ada 2 penafsiran tentang arti dari kata ‘Roh Kudus’ di sini:
1)
Kata ‘Roh Kudus’ menunjuk pada karunia-karunia Roh Kudus yang bersifat
mujijat (seperti karunia bahasa roh, karunia bernubuat dsb).
Alasan penafsiran ini adalah: dalam ay 2b mereka berkata bahwa
mereka belum pernah mendengar tentang adanya Roh Kudus. Padahal sebagai orang
Yahudi, apalagi yang dibaptis dengan Baptisan Yohanes, tidak mungkin mereka
tidak pernah mendengar tentang adanya Roh Kudus, karena Roh Kudus itu ada dalam
Perjanjian Lama maupun dalam ajaran Yohanes Pembaptis (bdk. Kej 1:2
Mat 3:11 Yoh 1:32-34 Yoh 3:34). Jadi, pastilah yang
dimaksud dengan Roh Kudus di sini bukanlah diri dari Roh Kudus, tetapi
karunia-karuniaNya yang bersifat mujijat.
2)
Kata ‘Roh Kudus’ menunjuk kepada diri Roh Kudus.
Alasan: Paulus menanyakan pertanyaan dalam ay 2a karena ia
curiga akan kekristenan dari orang-orang itu (kontex menunjukkan hal itu).
Karena itu, tidak mungkin ia bertanya tentang karunia-karunia Roh Kudus yang
bersifat mujijat, karena itu bukanlah syarat orang percaya. Ia pasti bertanya
tentang penerimaan Roh Kudusnya sendiri, karena penerimaan Roh Kudus terjadi
pada saat orang percaya kepada Yesus (lihat ayat-ayat dalam I,3c di atas).
Alasan lain: akan terlihat nanti pada penjelasan-penjelasan
selanjutnya (lihat II,C di bawah).
Saya setuju dengan pandangan yang ke 2 ini. Dan kalau pandangan ke
2 ini benar, maka ayat ini juga menunjukkan bahwa penerimaan Roh Kudus terjadi
pada saat seseorang percaya kepada Yesus. Terjemahan Indonesia yang mengatakan
‘Sudahkah kamu menerima Roh Kudus,
ketika kamu menjadi percaya?’ adalah terjemahan yang kurang tepat. Demikian juga terjemahan KJV
yang berbunyi “Have ye received the
Holy Ghost since ye believed?” (=
Sudahkah kamu menerima Roh Kudus sejak kamu percaya?).
Kata-kata ‘sudahkah kamu menerima’ memungkinkan bahwa orang itu
menerima Roh Kudus beberapa saat setelah percaya.
Terjemahan yang seharusnya adalah seperti terjemahan NASB / NIV /
RSV yang berbunyi: “Did you receive the
Holy Spirit when you believed”? (= apakah
kamu menerima Roh Kudus pada saat kamu percaya?).
Kata-kata ‘did you receive’ dalam bahasa Yunaninya
menggunakan aorist tense, bukan perfect tense. Dan aorist tense
ini menunjuk pada titik tertentu / saat tertentu pada masa lampau, dan dari
kalimatnya terihat dengan jelas bahwa saat yang dimaksudkan adalah saat mereka
percaya.
B)
Mereka menjawab: belum, bahkan kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus
(ay 2b).
Tidak mungkin mereka betul-betul tidak pernah mendengar akan adanya
Roh Kudus, karena Perjanjian Lama maupun ajaran Yohanes Pembaptis banyak
mengandung Roh Kudus. Lalu apa maksud jawaban mereka ini? Ada beberapa kemungkinan
/ penafsiran:
1)
Kata ‘Roh Kudus’ menunjuk pada karunia-karunia Roh Kudus yang bersifat
mujijat.
2)
Pada saat mereka bertobat / dibaptis, mereka tidak mendengar Roh Kudus
disebut-sebut / diajarkan. Jadi mereka tidak pernah mendengar tentang Roh Kudus,
hanya pada saat pertobatan / pembaptisan mereka, bukannya dalam sepanjang hidup
mereka.
Alasan penafsiran ini: terjemahan ay 2b ini secara hurufiah
berbunyi: ‘we heard not if there
is a Holy Spirit’ (= kami tidak mendengar
jika ada Roh Kudus). Kata
‘heard’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan aorist tense yang
selalu menunjuk pada satu titik / saat tertentu di masa lampau, dan dalam hal
ini menunjuk pada saat pertobatan / pembaptisan mereka.
3)
Mereka belum pernah mendengar bahwa Roh Kudus telah diberikan / dicurahkan.
Mereka tentu tahu ajaran Yohanes Pembaptis dalam Mat 3:11, yang mengatakan bahwa
Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus. Tetapi mereka tidak tahu bahwa kata-kata
itu sudah digenapi pada hari Pentakosta (Kis 2).
Arti ini sesuai dengan terjemahan dari ASV yang berbunyi: ‘Nay,
we did not so much as hear whether the Holy Spirit was given’
(= Tidak, kami tidak mendengar bahwa Roh Kudus telah diberikan). Kata ‘given’ (= diberikan) sebetulnya memang
tidak ada, tetapi ditambahkan dengan alasan: Yoh 7:39, yang juga
berbicara tentang Roh Kudus, terjemahan hurufiahnya seharusnya adalah ‘for
the Spirit was not yet’ (= karena Roh itu
belum ada), tetapi dalam
penterjemahan juga ditambah dengan kata ‘given’ [bdk. NASB: ‘for
the Spirit was not yet given’ (=
karena Roh itu belum diberikan)].
Saya condong pada pandangan yang ke 3 ini.
C)
Paulus bertanya: kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis? (ay
3a).
Setelah mendengar bahwa mereka belum menerima Roh Kudus dan tidak
tahu bahwa Roh Kudus telah dicurahkan, maka Paulus menanyakan ten-tang baptisan
mereka.
Bahwa Paulus tahu-tahu bertanya tentang baptisan, menunjukkan bahwa
kata-kata ‘Roh Kudus’ dalam ay 2a tadi tidak berarti ‘karunia-karunia
Roh Kudus yang bersifat mujijat’ (karena baptisan tidak berhubungan dengan
pemberian karunia-karunia Roh Kudus yang bersifat mujijat), tetapi berarti
‘Roh Kudus’ sendiri (karena baptisan, tentu saja yang disertai pertobatan
yang sejati, berhubungan dengan penerimaan Roh Kudus - bdk. Kis 2:38 - “Bertobatlah
dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus
Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”).
D) Mereka menjawab: dengan baptisan Yohanes (ay 3b).
1)
Kalau mereka memang adalah orang-orang yang ‘bertobat’ karena penginjilan
dari Apolos, maka mungkin saja bahwa Apoloslah yang membaptis mereka dengan
baptisan Yohanes.
2)
Baptisan Yohanes memang tidak berhubungan dengan Roh Kudus. Ini terlihat secara
tidak langsung (implicit) dalam Mat 3:11 dimana Yohanes sendiri
mengatakan bahwa ia hanya membaptis dengan air, tetapi akan datang Yesus yang
akan membaptis dengan Roh Kudus.
3)
Yohanes Pembaptis melayani / mengajar supaya orang banyak datang kepada Yesus
(ay 4b bdk. Yoh 1:6-7,23,26-27,29-37 3:25-30,31-36), tetapi orang-orang ini
bukannya datang kepada Kristus, tetapi berhenti pada diri Yohanes.
Penerapan:
· Gereja
/ hamba Tuhan yang benar harus berfungsi untuk membawa orang kepada Kristus,
bukan pada gereja / hamba Tuhan itu sendiri. Apakah ini betul-betul merupakan
tujuan saudara dalam melayani Tuhan?
· Banyak
orang tidak datang kepada Kristus, tetapi hanya berhenti pada gereja /
pendetanya! Bagaimana dengan saudara? Sudahkah saudara datang kepada Kristus?
Ingat bahwa gereja / hamba Tuhan tidak bisa menyelamatkan saudara! Hanya Kristus
yang bisa menyelamatkan saudara! Karena itu, datanglah kepada Dia!
E) Paulus menjelaskan (ay 4).
Terjemahan ay 4a kurang tepat!
NIV: ‘John’s baptism was a baptism of repentance’ (=
baptisan Yohanes adalah baptisan pertobatan).
NASB: ‘John baptized with the baptism of repentance’ (=
Yohanes membaptis dengan baptisan pertobatan).
Arti dari kata-kata Paulus dalam ay 4 ini adalah untuk
menunjukkan bahwa pelayanan Yohanes Pembaptis hanyalah mempersiapkan orang saja.
Sedangkan tujuannya adalah membawa orang-orang yang telah dipersiapkan itu untuk
datang kepada Kristus.
Jadi, dengan penjelasan ini Paulus juga mendorong mereka untuk
datang kepada Kristus sesuai dengan tujuan pelayanan Yohanes Pembaptis.
Penerapan:
· Keberanian
Paulus untuk mengabarkan Injil kepada ‘orang kristen’ adalah sesuatu yang
harus ditiru! Kalau
saudara bertemu dengan orang yang sudah puluhan tahun menjadi kristen, atau
seorang majelis, atau bahkan seorang pendeta, yang saudara yakini sebagai orang
kristen KTP, beranikah saudara memberitakan Injil kepada dia?
· Kalau
saudara adalah orang kristen yang sejati, dan suatu waktu ada orang kristen lain
yang menginjili saudara, jangan tersinggung! Saya mempunyai kecurigaan yang kuat
bahwa orang kristen yang tersinggung pada waktu diinjili adalah orang kristen
KTP. Kalau ada orang menginjili saudara, ingatlah bahwa orang itu sedang
mentaati Tuhan, dan saudara sebetulnya harus bersyukur / bersukacita bahwa ada
orang yang mentaati Tuhan dengan memberitakan Injil!
III) Hasil
dari dialog ini.
1) Orang-orang itu dibaptis dalam nama Tuhan Yesus (ay
5).
a)
Apakah ini adalah formula baptisan?
Ada gereja / hamba Tuhan yang menganggap kata-kata ‘dalam nama
Tuhan Yesus’ di sini adalah formula baptisan, sehingga mereka lalu membaptis
dengan mengucapkan: ‘dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yaitu Tuhan Yesus
Kristus’.
Ada 2 kesalahan dari kepercayaan / praktek ini:
· Kata-kata
itu salah secara theologis! Bapa, Anak, dan Roh Kudus tidak sama dengan Tuhan
Yesus Kristus!
· Kata-kata
‘dalam nama Tuhan Yesus’ bukanlah formula baptisan! Di sini kata-kata itu
berarti ‘dengan otoritas Tuhan Yesus’, karena Yesuslah yang memerintahkan
untuk membaptis. Satu-satunya formula baptisan, yaitu: ‘dalam nama Bapa, Anak,
dan Roh Kudus’, yang seharusnya diucapkan oleh setiap hamba Tuhan pada waktu
membaptis, ada dalam Mat 28:19. Ini sudah digunakan oleh semua gereja sejak
abad I dan tidak boleh diubah oleh siapapun juga!
b)
Apakah di sini terjadi pengulangan baptisan?
· Ada
yang menganggap: tidak!
Untuk ini ada bermacam-macam alasan / penafsiran:
* Kitab
Suci tidak pernah menceritakan pengulangan baptisan terhadap orang yang telah
dibaptis dengan baptisan Yohanes.
* Yesus
dibaptis dengan baptisan Yohanes untuk menyamakan diri dengan kita. Kalau
baptisan Yohanes ternyata berbeda dengan baptisan kristen, maka baptisan
terhadap Yesus itu tidak menyamakan diriNya dengan kita.
* Kata-kata
Paulus tidak berhenti pada ay 4. Ay 5 masih merupakan kata-kata Paulus
(Catatan: dalam bahasa Yunaninya, tidak ada tanda petik pembuka / penutup dalam
ay 4). Jadi, ‘mereka’ dalam ay 5 sama kata ‘orang banyak’
dalam ay 4. Jadi, setelah orang banyak itu mendengar ajaran Yohanes
Pembaptis, maka mereka dibaptis dalam nama Yesus, yang menunjukkan bahwa
mereka percaya kepada Yesus / bersatu dengan Yesus.
* Ay 5
itu bukan baptisan dengan air, tetapi baptisan Roh Kudus. Ay 6 ditambahkan
sebagai interpretasi dari ay 5.
· Ada
orang yang menganggap: Ya!
Macam-macam alasan dan penafsiran:
* Pada
waktu Petrus membaptis 3000 orang pada hari Pentakosta (Kis 2:41), maka
orang-orang itu tidak ditanyai apakah mereka sudah dibaptis dengan baptisan
Yohanes atau tidak. Bahkan, dalam Kitab Suci tidak pernah ada baptisan kristen
yang didahului dengan menanyai orangnya apakah ia sudah pernah dibaptis dengan
baptisan Yohanes atau tidak. Jadi, bisa saja terjadi pengulangan baptisan!
* Tidak
ada dasar Kitab Suci untuk mengatakan bahwa baptisan Yesus harus sama dengan
baptisan kita. Dan jelas bahwa baptisan Yohanes mempunyai perbedaan-perbedaan
tertentu dibandingkan dengan baptisan Kristen.
* Ay
5 bukanlah kata-kata Paulus, tetapi kata-kata Lukas sebagai penulis kitab Kisah
Rasul ini. Jadi jelaslah bahwa kata ‘mereka’ dalam ay 5 menunjuk kepada
12 orang Yahudi yang sedang diinjili oleh Paulus.
* Dalam
seluruh Kitab Suci, kata-kata ‘dibaptis dalam nama Yesus’ tidak pernah
menunjuk kepada baptisan Roh Kudus. Pasti menunjuk pada baptisan air!
Saya condong pada pandangan ini!
Catatan: baptisan Yohanes boleh diulang, tetapi baptisan kristen tidak!
Ada orang yang rela dibaptis ulang karena berpikir: ‘Toh tidak ada
jeleknya’. Siapa bilang tidak ada jeleknya? Dengan mengulang baptisan, itu
berarti saudara menghina baptisan yang pertama!
2) Paulus menumpangkan tangan atas mereka (ay 6a).
Banyak orang menggunakan bagian ini untuk mengatakan bahwa supaya
seorang kristen menerima Roh Kudus, maka harus ada seorang hamba Tuhan yang
mendoakan dan memberikan penumpangan tangan atas dia. Tetapi di atas sudah saya
berikan dasar-dasar Kitab Suci yang menunjukkan bahwa setiap orang kristen yang
sungguh-sungguh percaya Yesus, pasti sudah menerima Roh Kudus pada saat ia
percaya! Jadi, jelas bahwa penafsiran ini tidak bisa dipertanggung jawabkan!
Ada 2 penafsiran tentang bagian ini:
a)
Orang yang menganggap bahwa ay 5 adalah kata-kata Paulus (yang berarti tidak
terjadi pengulangan baptisan), menafsirkan ay 6a sebagai sidi dari baptisan
Yohanes yang telah mereka terima.
b)
Orang yang menganggap ay 5 sebagai kata-kata Lukas (yang berarti terjadi
pengulangan baptisan), menafsirkan ay 6a sebagai sidi dari baptisan
kristen yang baru saja mereka terima.
3)
Roh Kudus turun atas mereka, dan mereka lalu berbahasa roh dan ber-nubuat (ay
6b-7).
a)
Ini adalah sesuatu yang bersifat descriptive (= menggambarkan).
Bagian Kitab Suci yang bersifat didactic (= mengajar) memang
harus dijadikan norma / hukum dalam hidup kita. Misalnya: Fil 4:4 dan 1Tes
5:17-18 berlaku untuk setiap orang kristen. Tetapi bagian yang bersifat descriptive
(= menggambarkan) sama sekali tidak boleh dijadikan hukum / norma!
Misalnya: Yesus dan Petrus bisa berjalan di atas air. Ini memang
betul-betul terjadi, dan Tuhan bisa saja melakukannya lagi pada jaman ini.
Tetapi ini tidak berarti bahwa setiap orang beriman harus bisa berjalan di atas
air!
Contoh lain: Yesus membangkitkan orang mati, Yesus berpuasa 40
hari, Yesus menyembuhkan orang sakit, dan juga orang yang menerima Roh Kudus
lalu berbahasa Roh (Kis 2:4 10:44-46 19:6).
· Kis
2 - ada bunyi angin, lidah api, dan bahasa roh.
· Kis
10 - hanya ada bahasa roh.
· Kis
19 - ada bahasa roh dan nubuat.
Tiga peristiwa ini berbeda-beda! Kalau saudara mau menjadikannya
sebagai norma, bagian yang mana yang saudara anggap sebagai norma? Kis 2,
Kis10, atau Kis 19? Jelas bahwa tidak satupun dari bagian-bagian itu bisa
dijadikan norma / hukum! Itu adalah bagian yang bersifat descriptive! Dan
karena itu, jangan menggunakan bagian ini untuk mengharuskan orang kristen
berbahasa roh!
b)
Jumlah mereka 12 orang. Apakah 12 orang yang berbahasa roh & bernubuat di
sini menyalahi 1Kor 14:27-33 (maximum 2-3 orang dan harus satu per satu)?
Perlu saudara pertimbangkan hal-hal ini:
· Mungkin
saja mereka berbahasa roh secara bergantian.
· Ini
tidak terjadi dalam kebaktian, sedangkan 1Kor 14:27-33 jelas berlaku untuk
kebaktian (perhatikan kata-kata ‘dalam pertemuan jemaat’ dalam 1Kor 14:28).
· Pada
saat itu 1Kor 14:27-33 belum ada!
Kesimpulan:
Mata Paulus yang
jeli itu bisa membedakan orang kristen yang sungguh-sungguh dan palsu. Ini
menyebabkan ia lalu memberitakan Injil kepada orang krsiten yang palsu itu, dan
akhirnya orang-orang itu betul-betul percaya dan diselamatkan!
Penerapan:
1)
Kita juga harus jeli untuk membedakan orang kristen yang sejati dan yang palsu.
Bukan dengan tujuan menghakimi mereka yang palsu, tetapi untuk memberitakan
Injil kepada mereka! Maukah saudara?
2)
Kalau saudara adalah orang kristen KTP seperti orang-orang itu, tirulah mereka
dengan betul-betul datang kepada Yesus!
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali