Pembahasan mengenai Aliran Kharismatik

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


KHARISMATIK 6

HARUSKAH KITA BERBAHASA ROH?

Menghadapi pertanyaan 'Haruskah orang kristen berbahasa Roh?', mayoritas orang Kharismatik akan menjawab: 'Ya, orang kristen harus berbahasa Roh!'.

Lihat 2 kutipan di bawah ini!

"Berbicara dalam Bahasa Roh hendaknya merupakan semacam arus air yg tidak boleh menjadi kering, karena ia akan memperkaya kehi-dupan rohani seseorang secara pribadi" (Buku 'Tujuh Langkah untuk Me-nerima Roh Kudus' karangan Kenneth E. Hagin, hal 13) .

"Bahasa lidah itu harus seperti aliran sungai yang tak pernah kering, karena dengannya akan memperkaya kehidupan kerohanian dan kekristenan kita" (Buku 'The Holy Spirit / Roh Kudus' terbitan School of Ministry GBI Bethany, hal 27).

Alasan-alasan yang dikemukakan:

1) Bahasa Roh adalah bukti baptisan Roh / kepenuhan Roh (Kis 2:4 Kis 10:46). Bahkan ada penulis Kharismatik yang mengatakan bahwa bukti dari baptisan Roh / kepenuhan Roh bukanlah buah Roh, tetapi bahasa Roh.

Untuk ini lihat kutipan di bawah ini:

"Ada beberapa orang yang mengajarkan bahwa 'buah Roh' itulah bukti seseorang telah atau belum menerima Roh Kudus. Sebenarnya, pengujian tentang 'buah Roh' ini harus ditolak karena bertentangan dengan Alkitab dengan alasan: buah Roh bukanlah pengujian yang diterapkan oleh para rasul itu sendiri. Kis 10:45-46; Kis 8:14-20; Kis 19:6. Apakah yang menyakinkan Petrus, Paulus dan rasul-rasul yang lain itu bahwa bangsa-bangsa lain juga dapat mengalami keselamatan melalui iman kepada Yesus? Satu hal hanya satu alasan: yaitu ke-nyataan bahwa mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh. Dalam seluruh pertanggungjawaban itu, tidak pernah ada anjuran sedikitpun, baik dari Petrus atau rasul yang lain, untuk mencari bukti atau tanda lain dalam kehidupan mereka selain kenyataan bahwa mereka berkata-kata dalam bahasa roh. Di sana tidak ada pertanyaan tentang buah Roh. Dalam hal ini para rasul betul-betul logis. Bukan karena buah Roh tidak penting, tetapi karena buah Roh itu berdasarkan sifatnya sungguh-sungguh berbeda dari karunia. Karunia diterima sebagai suatu tindakan iman; sedangkan buah Roh dihasilkan melalui proses yang perlahan-lahan dan setahap demi setahap, dimana di dalamnya termasuk menanam, meme-lihara, dan mengusahakannya. Baptisan Roh Kudus adalah karunia (suatu pengalaman tersendiri) yang diterima dengan iman. Bukti seseorang telah menerima karunia ini, ialah bahwa ia berkata-kata dalam bahasa roh. Sedangkan salah satu tujuan penting karunia ini diberikan ialah agar memungkinkan seseorang menghasilkan buah roh yang lebih baik daripada yang pernah dapat dihasilkannya. Tidak salah untuk memberikan tekanan pada pentingnya buah roh. Yang salah adalah bila kita mengacaukan antara karunia dan buah roh, mengacaukan bukti penerimaan karunia dengan tujuan karunia itu diberikan" (Buku 'The Holy Spirit / Roh Kudus' terbitan School of Ministry GBI Bethany, hal 31).

Jawaban saya:

a) Bahasa Roh yang asli, karena itu merupakan suatu karunia, hanya bisa dimiliki oleh orang kristen yang sejati (demikian juga dengan semua karunia yang lain). Karena itu, dalam Kis 10, pada waktu Petrus melihat orang-orang itu berbahasa Roh, ia yakin bahwa orang-orang itu sudah mengalami baptisan Roh / menerima Roh Kudus. Tetapi persoalannya, kalau Petrus bisa membedakan asli tidaknya bahasa Roh itu, kita tidak bisa atau sukar sekali bisa membedakannya! Karena itu bahasa Roh sukar dijadikan ukuran apakah seseorang itu sudah menerima Roh Kudus atau tidak.

b) Kis 2:4 dan Kis 10:46 adalah bagian Kitab Suci yang bersifat descriptive (menggambarkan apa yang terjadi pada saat itu). Bagian semacam ini tidak bisa dijadikan rumus! Bahwa Yesus berpuasa 40 hari / malam, tidak berarti bahwa orang kristen harus juga melakukan hal itu. Bahwa Yesus hanya mempunyai 12 murid, tidak berarti bahwa seorang pendeta hanya boleh mempunyai 12 jemaat. Bahwa Petrus bisa berjalan di atas air, tidak berarti bahwa orang kristen sekarang harus bisa berjalan di atas air. Mengapa? Karena semua ini adalah bagian Kitab Suci yang bersifat descriptive. Ini tidak boleh dijadikan rumus / norma dalam hidup kita!

Dalam Luk 1:67 dikatakan bahwa Zakharia penuh Roh Kudus dan ia lalu bernubuat. Juga dalam Kis 19:6 dikatakan ada orang-orang yang me-nerima Roh Kudus dan mereka lalu berbahasa Roh dan bernubuat. Apakah semua ini juga mau dijadikan rumus, dan kita lalu percaya bahwa orang yang mempunyai Roh Kudus harus bernubuat? Tentu saja tidak, karena bagian-bagian ini juga merupakan bagian Kitab Suci yang bersifat descriptive!

Dalam Kitab Suci juga ada peristiwa-peristiwa lain di mana orang percaya kepada Kristus (jelas mereka menerima baptisan Roh Kudus - bdk. Kis 2:38), tetapi tidak mengalami bahasa Roh (Kis 2:41 Kis 8:36-38 Kis 16:14-15,31-33). Stefanus yang penuh Roh Kudus (Kis 7:55) juga tidak pernah dikatakan berbahasa Roh.

c) Kitab Suci jelas mengatakan bahwa 'buah' adalah bukti pertobatan yang sejati! (Mat 3:7-10 Mat 7:16-20). Tugas Roh Kudus memang memimpin kita ke dalam kebenaran (Yoh 16:13). Juga jelas bahwa buah Roh Kudus (Gal 5:22,23) adalah hasil pekerjaan Roh Kudus dalam diri kita. Tidak adanya buah Roh menunjukkan secara jelas bahwa seseorang belum bertobat / menerima Roh Kudus! Pandangan ini sejalan dengan kata-kata Yakobus yang berbunyi 'iman tanpa perbuatan adalah mati / kosong' (Yak 2:17,26), dan juga dengan ajaran Tuhan Yesus tentang pokok anggur dan rantingnya (Yoh 15:1-8 - perhatikan bahwa ranting yang tidak berbuah, yang akhirnya dipotong dan dibakar itu, jelas menggambarkan orang kristen KTP yang tidak mengeluarkan buah Roh Kudus).

Ada banyak orang Kharismatik yang mengaku telah dibaptis Roh Kudus / penuh Roh Kudus karena telah berbahasa Roh. Tetapi kehidupan mereka tidak berbeda sedikitpun dari orang kafir. Bahkan sering mereka mempu-nyai kepercayaan yang jelas tidak injili / tidak alkitabiah, seperti:

Orang-orang seperti itu, sekalipun sudah berbahasa roh, jelas belum sungguh-sungguh bertobat (dengan demikian jelas juga bahwa bahasa roh mereka pasti palsu). Kalau mereka betul-betul bertobat, buah Roh pasti ada!

2) Bahasa Roh membangun iman orang yang berbicara di dalam bahasa Roh itu (1Kor 14:4 Yudas 20).

Jawaban saya:

a) Yudas 20 tidak berbicara tentang Bahasa Roh! Demikian juga dengan Ro 8:26 dan Ef 6:18!

'Berdoa di dalam Roh' berarti 'doa yang dipimpin oleh Roh Kudus'. Ini adalah doa biasa, bukan doa dengan bahasa Roh! Perlu saudara ketahui bahwa istilah 'bahasa Roh' dalam Kitab Suci selalu ditunjukkan dengan menggunakan kata bahasa Yunani GLOSSA, dan kata ini tidak muncul baik dalam Yudas 20 maupun Ro 8:26 dan Ef 6:18! Karena itu adalah sangat tidak beralasan untuk mengatakan bahwa istilah 'berdoa di dalam Roh' dalam Yudas 20 ataupun Ro 8:26 dan Ef 6:18 menunjuk pada 'doa dalam bahasa Roh'.

b) Bahasa Roh adalah salah satu karunia-karunia Roh Kudus (1Kor 12:7- 11,27-30). Tujuan karunia-karunia itu adalah untuk membangun jemaat / gereja (1Kor 12:7 1Kor 14:5,12,17,26 Ef 4:11-12 1Pet 4:10).

Tuhan tidak pernah memberikan karunia yang berguna untuk mem-bangun diri kita sendiri. Semua karunia diberikan untuk membangun gereja / tubuh Kristus dan bukannya diri sendiri!

Illustrasi: Dalam tubuh tidak ada anggota tubuh yang mempunyai kegunaan / fungsi hanya untuk dirinya sendiri, Semua anggota berfungsi untuk seluruh tubuh atau untuk anggota tubuh yang lain!

Lalu apa arti 1Kor 14:4? Ini adalah sindiran / bahasa sinis. Surat Korintus memang banyak mengandung sindiran / bahasa sinis. (1Kor 4:8,10 2Kor 10:1,2 2Kor 11:1,5b 2Kor 12:12-13). Jadi, adalah sangat beralasan untuk mengatakan bahwa 1Kor 14:4 juga suatu sindiran / bahasa sinis! Mungkin maksud Paulus dengan 1Kor 14:4 adalah untuk menunjukkan ketidakbergunaan bahasa Roh, dan sekaligus untuk menyerang / me-nyindir keegoisan orang Korintus. Tetapi ia sama sekali tidak memak-sudkan bahwa bahasa Roh akan membangun diri sendiri!

c) Yang membangun iman bukanlah bahasa Roh, tetapi Firman Tuhan, ka- rena Firman Tuhan adalah makanan rohani! (1Kor 3:2 Ibr 5:!2-14 1Pet 2:2-3).

3) Bahasa Roh menyucikan diri kita.

Lihat kutipan di bawah ini:

"Kalau orang yang menerima Roh Kudus masih belum berubah sifatnya, pasti pada hari itu mereka tidak berdoa dalam bahasa roh dan tidak melakukan persekutuan yang mantap dengan Allah. Saya tahu betul hal ini berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri.

Akan tetapi apabila seseorang mau membuang waktu cukup untuk melakukan persekutuan dengan Allah, berbicara dalam bahasa roh, maka ia akan memperoleh kesadaran yang dalam tentang keha-diran dan bermukimnya Tuhan di dalam dirinya, sehingga tidak mung-kin lagi ia berkata-kata atau berbuat sesuatu yang tidak pantas" (Buku 'Tujuh Langkah Untuk Menerima Roh Kudus' karangan Kenneth E. Hagin, hal 19).

Penyucian diri itu terjadi dalam hal-hal seperti:

a) Membuang egoisme. Kalau seseorang berdoa biasa, maka ia akan ber- doa untuk kepentingan dirinya. Ini doa yang egois! Tetapi, kalau sese-orang berdoa dengan bahasa Roh, Roh Kuduslah yang memberikan kata-katanya, sehingga ia bebas dari egoisme.

b) Menguasai lidah. Lihat 2 buah kutipan di bawah ini:

Kita melihat kehidupan murid Yesus sendiri yang bernama Petrus. Sebelum ia penuh dengan Roh Kudus walaupun ia adalah seorang murid tetapi ia tidak dapat menjinakkan dan menguasai lidahnya (ia berjanji mau mati untuk Yesus mau masuk penjara demi Yesus, tetapi pada akhirnya dia meng-khianati Yesus). Lidah Petrus penuh dusta dan kutuk; tetapi setelah ia penuh dengan Roh Kudus, maka Petrus berubah, dengan ucapan lidahnya sekali berkotbah dapat memper-tobatkan 3000 orang sekaligus (Kis 2:41). Dengan perkataan lidahnya dia bangkitkan orang lumpuh (Kis 3:6); Lidah seseorang yang penuh dengan urapan Roh kudus akan menjadi lidah yang terjinakkan lagi lidah yang penuh dengan kuasa Allah" (Buku 'Holy Spirit / Roh Kudus' terbitan School of Ministry GBI Bethany, hal 29).

c) Dalam hal-hal lain. bahasa Roh mengingatkan kita bahwa Roh Kudus berada di dalam kita, dan ini menyebabkan kita menahan diri dari dosa. Lihat kutipan di bawah ini:

"Dengan berbahasa lidah kita akan senantiasa diingatkan bahwa Roh Kudus di dalam kita. Dan ini akan mempengaruhi seluruh roda kehidupan kita sehari-hari ke arah kehidupan yang serba positif (kalau engkau berbahasa lidah, kau akan sadar adanya Roh Kudus di dalammu, maka Dia akan menjadi rem akan perbuatan jahat najis, dosa yang akan kau kerjakan). Tak mungkin sese-orang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan akan mendukakan Roh Kudus. Tak mungkin seorang percaya berbahasa lidah sambil berzina, mencuri, marah, dll. Bahasa lidah akan senantiasa mengingatkan kita bahwa ada Roh Kudus di dalam kita" (Buku 'Holy Spirit / Roh Kudus' terbitan School of Ministry GBI Bethany, hal 27,28).

Jawaban saya:

a) Kita toh tidak mungkin berbicara / berdoa dengan bahasa Roh 24 jam / hari. Lalu bagaimana dengan egoisme dan penggunaan lidah yang salah pada saat kita tidak berbahasa Roh?

b) Kitab Suci tidak pernah mengajar bahwa bahasa Roh itu bisa menyucikan kita. Bahasa Roh adalah suatu karunia! Tujuannya untuk pelayanan, bukan untuk menyucikan diri!

c) Kitab Suci berkata bahwa Firman Tuhanlah yang dipakai oleh Roh Kudus untuk menyucikan kita (Yer 23:29 Maz 119:9 Yoh 15:3 Ef 6:17).

d) Mengingat bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita memang penting untuk usaha menyucikan diri (bdk. 1Kor 3:16 1Kor 6:19-20). Tetapi, kita bisa mengingat bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita tanpa mengguna-kan bahasa Roh!

e) Doa dengan bahasa Roh memang tidak egois. Tetapi doa dengan bahasa Roh pada hakekatnya tidak meminta apa-apa. Kata-kata dalam doa itu tidak berasal dari diri kita sendiri dan tidak kita mengerti! Jadi, kita sendiri tidak meminta apa-apa. Pada-hal Yesus memerintahkan kita untuk me-minta kepadaNya (Mat 7:7 Yoh 16:24). Kalau kita tidak meminta apa-apa, kita justru berdosa!

f) Doa biasa (tanpa menggunakan bahasa Roh) tidak harus merupakan doa yang egois. Kalimat pertama yang Yesus ucapkan di atas kayu salib ('Ya Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat' - Luk 23:34) jelas merupakan suatu doa biasa, tetapi sama sekali tidak kelihatan egoisme dalam doa ini!

4) Kita tidak tahu bagaimana seharusnya kita berdoa. Dalam doa dengan ba- hasa Roh, Roh Kudus menolong kita untuk berdoa (Ro 8:26 1Kor 14:14 diterjemahkan 'rohku, dengan bantuan Roh Kudus dalam diriku, berdoa....').

Orang-orang Kharismatik tertentu juga mengatakan bahwa:

"Sementara berdoa dalam bahasa roh itu saya meletakkan satu kepalan tanganku atas yang lainnya; lalu terasa seperti ada suatu tarikan yang kuat sekali yang hendak menyeret tanganku ke samping. Dengan sekuat tenaga yang ada padaku saya ber-usaha mengepalkan tanganku, akan tetapi secara bergantian tangan saya itu ditarik lagi ke sebelah samping yang lainnya. Hal yang sama terjadi 3x berturut-turut. Lalu Roh Tuhan berbicara kepada saya: 'Orang yang cara berdoanya keliru akan membuat semua hal meleset dari tempat seharusnya'. Sebab kita tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa" (Buku 'Tujuh Langkah untuk Me-nerima Roh Kudus' karangan Kenneth E. Hagin, hal 22).

Jawaban saya:

a) Ro 8:26 tidak mempersoalkan doa dengan bahasa Roh! Kata bahasa Yunani GLOSSA yang selalu muncul kalau Kitab Suci memaksudkan 'bahasa Roh' ternyata tidak muncul dalam Ro 8:26 ini. Jadi ayat ini tidak berbicara tentang 'doa dalam bahasa Roh' tetapi berbicara tentang doa biasa! Dalam doa biasapun kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus!

b) Pada waktu mau menafsirkan 1Kor 14:14 kita harus membaca seluruh kontexnya lebih dulu! Bacalah 1Kor 14:13-17, bahkan lebih baik lagi, bacalah seluruh 1Kor 14!! Saudara akan melihat bahwa 1Kor 14 mene-kankan bahwa nubuat lebih penting / berguna daripada bahasa Roh! 1Kor 14:13-17 justru menekankan pentingnya penggunaan akal / otak dalam memuji / bersyukur / berdoa! Jadi, jelas bahwa ayat ini tidak mungkin mendukung penggunaan bahasa Roh dalam doa!

c) Kitab Suci tidak pernah menuntut posisi doa tertentu!! Tidak mungkin Roh Kudus lalu menuntut apa yang tidak dituntut oleh Kitab Suci, atau me-nyalahkan apa yang tidak disalahkan oleh Kitab Suci. Saya yakin bahwa pengalaman Kenneth Hagin yang ia ceritakan di atas, sekedar me-rupakan isapan jempolnya, atau diberikan oleh setan!

5) Paulus berkata bahwa pengucapan syukur dengan menggunakan bahasa Roh adalah sesuatu yang sangat baik (1Kor 14:17).

Jawaban saya:

Ini jelas adalah suatu penafsiran yang hanya memperhatikan suatu bagian ayat, tetapi mengabaikan kontexnya! Kontex dari ayat yang dipersoalkan (1Kor 14:13-17) justru menekankan penggunaan akal / pikiran!

Juga perhatikan kata 'sekalipun' dalam 1Kor 14:17 itu! Ini jelas hanya meru-pakan suatu pengandaian! Jadi, maksud Paulus adalah 'andaikatapun peng-ucapan syukurmu (yang menggunakan bahasa Roh) itu sangat baik, itu sia-sia karena tidak ada yang mengerti'.

6) Paulus bersyukur atas bahasa Roh dan Paulus banyak berbahasa Roh (1Kor 14:18).

Jawaban saya:

a) Paulus memang tidak menghina bahasa Roh. Ini terlihat dari kata- katanya dalam 1Kor 14:5a,18,39b.

b) Tapi bagaimanapun dalam 1Kor 14:18 ini Paulus tidak mendorong orang untuk berbahasa Roh! Lalu apa arti 1Kor 14:18 ini? Perlu kita ingat bahwa dalam seluruh 1Kor 14 Paulus menekankan bahwa nubuat lebih penting / berguna dari bahasa Roh. Orang Korintus bisa saja lalu menganggap bahwa Paulus mengatakan demikian karena Paulus iri hati dengan bahasa Roh yang dimiliki oleh orang Korintus. Tetapi ternyata Paulus sendiri banyak berbahasa Roh! Ia bersyukur akan hal itu, karena seandainya ia tidak pernah berbahasa Roh, maka mungkin sekali orang Korintus akan menuduhnya iri hati. Tetapi karena ia sendiri banyak berbahasa Roh, maka tidak ada alasan bagi orang Korintus untuk menganggap Paulus iri hati.

c) 1Kor 14:18 ini jelas tidak mengharuskan orang kristen berbahasa Roh! Sekalipun Paulus banyak berbahasa Roh dan andaikatapun ia bersyukur atas hal itu, itu tidak berarti orang kristen harus berbahasa Roh!

7) Paulus suka supaya semua orang Korintus berbahasa Roh (1Kor 14:5).

Jawaban saya:

a) Bacalah seluruh 1Kor 14:5! Kalau 1Kor 14:5 itu lalu ditafsirkan seakan-akan Paulus mengharuskan orang kristen untuk berbahasa Roh, maka konsekwensinya orang kristen juga harus bernubuat! Tetapi jarang atau bahkan tidak ada orang Kharismatik yang berpendapat seperti itu!

b) Perhatikan kata-kata 'lebih daripada itu' dalam 1Kor 14:5. Penekanan 1Kor 14:5 adalah: nubuat lebih penting daripada bahasa roh!! Jadi, 1Kor 14:5 ini bisa diucapkan dengan kata-kata sendiri sebagai berikut: 'Aku senang semua kamu berbahasa Roh. Itu tidak jelek! Tetapi aku lebih senang lagi kalau kamu semua bernubuat! Itu jauh lebih baik!'

8) 1Kor 14:22a berkata bahwa bahasa Roh adalah tanda untuk orang yang tak beriman. Seorang penulis Kharismatik mengartikan ayat ini sebagai berikut: orang yang mempersoalkan / menolak bahasa Roh menandakan orang itu tidak ada iman kesana. Lihat kutipan di bawah ini.

"Yang terakhir sekarang adalah: Mengapa Paulus berkata bahwa 'bahasa roh adalah tanda untuk orang yang tidak beriman?' 1Kor 14:22. Yang jelas Paulus tidak bermaksud mengatakan bahwa orang yang berkata-kata dengan bahasa roh itu orang yang tidak beriman, karena ayat-ayat sebelumnya Paulus menunjukkan bahwa bahasa roh itu penting untuk membangun diri sendiri, dan Paulus suka kalau semua orang berbahasa roh seperti dia yang berbahasa roh lebih dari semua orang Korintus. Yang dimaksudkan Paulus adalah: Jika ada orang yang tidak percaya atau mempersoalkan bahkan menolak dan menentang bahasa roh, itu adalah 'tanda' bahwa mereka adalah orang yang tidak ada iman ke sana . Jadi bahasa roh adalah patokan yang mendasar; jika menolak, itu tanda tidak ada iman" (Dari buku 'The Holy Spirit / Roh Kudus' terbitan School of Ministry GBI Bethany, hal 34).

Jawaban saya:

a) Tafsiran ini jelas sekali membengkokkan arti ayat itu! Lagi pula, kalau 1Kor 14:22a ditafsirkan seperti itu, bagaimana kita harus mengartikan 1Kor 14:22b? Disamping itu, apa artinya kata-kata 'tidak ada iman ke sana'? Ini suatu istilah baru dalam dunia Theologia!

b) 1Kor 14:22a memang tidak berarti bahwa orang-orang yang berbahasa Roh itu adalah orang yang tidak beriman. Rasul-rasul berbahasa Roh dalam Kis 2. Dan jelas bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman!

c) Lalu apa arti 1Kor 14:22a? Ada 2 kemungkinan arti:

Baca 1Kor 14:21 dan bandingkan dengan Yes 28:9-12. Dalam Yes 28 itu orang-orang Israel / Yahudi tidak mau percaya / taat pada waktu mendengar Firman Tuhan dalam bahasa mereka sendiri. Karena itu Tuhan berkata melalui Yesaya bahwa Ia akan berfirman dengan menggunakan bahasa asing (bangsa asing yang akan menindas mereka).

Saya lebih condong pada penafsiran yang kedua, tetapi yang manapun dari dua arti ini yang benar, itu tetap menahan orang kristen dari peng-gunaan bahasa Roh di dalam gereja, yang merupakan kumpulan orang beriman!

9) Bahasa Roh adalah bahasa rahasia, sehingga setanpun tidak mengerti (1Kor 14:2). Karena itu penting sekali bagi kita untuk berdoa dengan bahasa Roh!

Jawaban saya:

Kita perlu menyelidiki arti kata 'rahasia' (Inggris: mystery; Yunani: MUS-TERION) yang digunakan dalam 1Kor 14:2 ini.

Kata ini dipakai juga dalam Ro 16:25 1Kor 2:7 Ef 3:3 dan Kol 1:26. Untuk bisa mengerti artinya bacalah Ro 16:25-27 1Kor 2:7 Ef 3:2-6 Kol 1:25-27! Dari bagian-bagian itu jelaslah bahwa 'mystery / rahasia' itu adalah berita Injil! Dahulu memang tersembunyi, tetapi saat itu sudah dinyatakan oleh Allah.

Tetapi mengapa dalam 1Kor 14:2 dikatakan bahwa orang itu berkata-kata kepada Allah? Ini lagi-lagi hanya suatu sindiran / bahasa sinis! Dengan kata lain, Paulus berkata: 'Kamu yang berbahasa Roh, kamu sebetulnya mem-beritakan Injil, tetapi karena tidak ada yang mengerti kamu, kamu pada hakekatnya sedang berkhotbah kepada Allah!'

Jelas bahwa 1Kor 14:2 tidak bisa diartikan seakan-akan 'bahasa Roh adalah bahasa rahasia yang tak dimengerti oleh siapapun juga termasuk setan'!

10) Doa menggunakan bahasa Roh adalah doa yang sempurna, karena kata- katanya diberikan oleh Roh Kudus.

Jawaban saya:

a) Kita memang harus berdoa sesuai kehendak Tuhan, supaya doa kita bisa dikabulkan oleh Tuhan (1Yoh 5:14). Tetapi kita hanya bisa mengetahui kehendak Allah kalau kita belajar Firman Tuhan! Jadi, dengan belajar Firman Tuhan kita bisa menyempurnakan doa kita.

b) Dalam doa biasapun, Roh Kudus membantu kita! (Ro 8:26)

c) Kalau toh doa kita tidak sempurna, Allah akan menyempurnakan / me-nyensor doa itu. Ia hanya akan mengabulkan permintaan kita yang baik (Mat 7:11). Jadi, tidak ada yang perlu dikuatirkan!!

d) Orang-orang yang berdoa dalam bahasa Roh itu pada hakekatnya tidak meminta apa-apa kepada Tuhan. Mereka beranggapan bahwa Roh Kudus yang memberikan kata-kata itu dan mereka tidak mengerti apa-apa tentang doanya.

11) Yes 28:11-12. Yang dimaksud tempat perhentian / peristirahatan adalah doa dengan bahasa Roh!

Jawaban saya:

Yes 28:11 merupakan nubuat bahwa Allah akan menggunakan orang yang berbahasa asing untuk mengajar bangsa Israel. Jadi, sebetulnya ayat ini bukanlah nubuat akan datangnya bahasa Roh!

Yes 28:12 lebih-lebih lagi tidak berbicara tentang bahasa Roh! Kata-kata 'tempat perhentian / peristirahatan' artinya sama seperti kata 'kelegaan' dalam Mat 11:28.

12) Dalam Mark 16:17 dikatakan bahwa bahasa Roh adalah tanda orang ber-iman.

Jawaban saya:

a) Perlu diketahui bahwa Mark 16:9-20 sangat diperdebatkan keasliannya (yang memperdebatkan hal ini bukanlah orang liberal yang tidak menghargai otoritas Kitab Suci, tetapi orang-orang injili / alkitabiah). Memang mungkin sekali Mark 16:9-20 bukanlah bagian orisinil dari Kitab Suci tetapi merupakan suatu penambahan! Alasannya:

Catatan: Kitab Suci Indonesia menulis baik Mark 16:8b maupun Mark 16:9-20 (KJV / RSV / NIV / NASB tidak ada yang menulis Mark 16:8b).

Contoh:

Mark 16:9, secara hurufiah: 'the first day' (= hari pertama).

Mark 16:2, secara hurufiah: 'day one' (= hari satu).

b) Kalaupun Mark 16:9-20 itu mau diterima sebagai Kitab Suci, maka kita perlu memperhatikan bahwa dalam Mark 16:17-18, ada 5 tanda yang menyertai orang kristen:

Tanda ke 3 dan ke 4 tidak di claim oleh kebanyakan orang Kharismatik. Mereka hanya menekankan pengusiran setan, penyembuhan penyakit, dan bahasa Roh. Mengapa? Ini menunjukkan ketidak-konsekwenan!

c) Kalau bahasa Roh merupakan tanda orang beriman, mengapa Stefanus (Kis 6-7) tidak pernah berbahasa Roh? Dan apakah semua orang Pro-testan (termasuk John Calvin, Martin Luther, Billy Graham, dsb) tidak beriman? Dan apakah selama lebih dari 18 abad, dalam gereja tidak ada orang beriman? (Ingat bahwa bahasa Roh baru mulai populer pada awal abad 20, dan makin menjadi-jadi mulai sekitar 1960-an).

Ada orang Kharismatik yang lalu berkata: 'orang-orang Protestan itu bukannya tidak beriman, tetapi tidak dewasa dalam iman'. Tetapi ini tidak masuk akal sebab:

Kesimpulan:

Semua dasar yang dipakai untuk mengatakan bahwa orang kristen harus berbahasa Roh, ternyata tidak bisa dipertanggungjawabkan. Karena itu saya menyimpulkan bahwa orang kristen tidak harus berbahasa Roh! Ini sesuai dengan:

1) 1Kor 12:7-11, yang berbunyi sebagai berikut:

"Tetapi kepada tiap-tiap orang diberikan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengeta-huan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk ber-nubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia mem-berikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan ke-pada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang se-cara khusus, seperti yang dikehendakiNya".

.

2) 1Kor 12:28-30 yang berbunyi sebagai berikut:

"Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: per-tama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berkata-kata dengan bahasa roh, atau untuk menaf-sirkan bahasa roh?

Pertanyaan dalam 1Kor 12:29-30 ini jelas harus dijawah dengan 'tidak'!

Karena itu, kalau saudara tidak bisa berbahasa Roh, jangan menjadikan hal itu suatu alasan untuk meragukan iman saudara, ataupun untuk meragukan sudah tidaknya saudara dibaptis dengan Roh Kudus! Yang penting adalah bahwa saudara percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan; sedangkan berbahasa Roh atau tidak, itu tidak penting!


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali