Hari Ulang Tahun GKRI EXODUS

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


Ulang Tahun V 1997

dan

kebaktian perdana

YOSUA 11:1-13:7

I) Kemenangan Yosua.

1)   Koalisi besar untuk menghadapi Yosua (11:1-5).

a)   Yabin, raja Hazor, mengajak banyak raja-raja Kanaan yang lain untuk bersatu menghadapi Yosua (11:1-3).

b)   Kekuatan mereka.

·        11:4 - ‘seperti pasir di tepi laut banyaknya’. Ini hyperbole / gaya bahasa yang melebih-lebihkan.

Mula-mula Yosua berperang melawan Yerikho (Yos 6), lalu Ai (Yos 7-8), lalu gabungan Yerusalem, Hakron, Yarmut, Lakhis, Eglon (Yos 10), dan sekarang gabungan raja-raja dalam 11:1-4, yang tentaranya digambarkan seperti pasir di laut dengan sangat banyak kuda dan kereta.

Jadi perlawanan menjadi makin lama makin hebat.

Penerapan:

Jangan heran kalau serangan setan / pencobaan / ujian dalam hidup saudara / gereja kita menjadi makin lama makin hebat! Jangan menjadi mundur / kecewa / tawar hati, tetapi tekunlah berperang!

·        11:4 - ‘beserta sangat banyak kuda dan kereta’.

Musuh mempunyai sangat banyak kuda dan kereta, Israel tidak. Ini menyebabkan mereka bersandar kepada Tuhan. Dalam Ul 17:16 Tuhan justru melarang raja Israel mempunyai banyak kuda. Dengan demikian mereka terus bersandar kepada Tuhan. Bdk. Maz 20:8-9  147:10-11.

c)   Mengapa raja-raja dalam 11:1-4 ini tidak bersatu dengan koalisi 5 raja dalam Yos 10:1-5, padahal raja-raja dalam 11:1-4 ini sejak 9:1-2 sudah sepakat untuk melawan Yosua.

Jika raja-raja dalam 11:1-4 ini sejak dulu sudah bersatu dengan raja-raja yang sudah dikalahkan oleh Yosua dalam Yos 10, maka kekuatan mereka akan sangat besar.

Calvin berkata bahwa mereka tidak bersatu dari dulu karena Tuhan mengatur sehingga hal itu tidak terjadi, dan dengan demikian membatasi pencobaan untuk Israel supaya mereka tidak putus asa.

Jadi, sekalipun perang / pencobaan yang kita alami makin lama makin hebat, tetapi 1Kor 10:13 tetap berlaku.

1Kor 10:13 - “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.

2)   Tuhan memberikan Firman Tuhan (11:6).

a)   Tuhan memberikan janji (11:6a).

Tuhan memberi janji seperti yang sudah-sudah, yaitu bahwa Ia akan menyerahkan musuh ke tangan Yosua (bdk. Yos 1:5  6:2  8:1  10:8). Jadi ini adalah pengulangan janji untuk kesekian kalinya.

Calvin: “... as often as he reiterates his promises men are reminded of their forgetfulness, or their sloth, or their fickleness. ... And yet such is our perverse fastidiousness, that to hear the same thing twice is usually felt to be irksome” (= sesering Ia mengulangi janjiNya, manusia diingatkan akan kemudah-lupaannya, atau kelambanannya, atau keplin-planannya. ... Dan begitu besar kecerewetan kita yang jahat / suka melawan sehingga mendengar hal yang sama dua kali biasanya dirasakan sebagai sesuatu yang menjengkelkan / membosankan).

b)   Tuhan memberikan perintah (11:6b).

11:6 - kuda ... lumpuhkan.

NIV/NASB/RSV: hamstring.

KJV: hough.

Arti: to cut the sinews behind the hoofs (= memotong otot / tendon di belakang kuku).

Dengan tindakan ini, sekalipun kuda itu tidak mati, tetapi tidak bisa dipakai perang.

3)   Jalannya peperangan.

a)   Yosua dan seluruh tentaranya menyerang musuh dengan tiba-tiba dan mengalahkan mereka (11:7).

Jadi, terlihat bahwa Yosua bukan hanya mengerahkan seluruh kekuatan yang ada, tetapi juga menggunakan taktik.

Adanya janji Tuhan bahwa ia akan menang, bahkan adanya iman terhadap janji Tuhan itu, tidak membuat Yosua lalu berperang dengan asal-asalan.

b)   Yosua lalu kembali, menyerang dan mengalahkan Hazor (11:10-11).

11:10b (NIV): ‘Hazor has been the head of all these kingdoms’ (= Hazor adalah kepala / pemimpin dari semua kerajaan ini).

Ini alasan mengapa Yosua kembali dan merebut Hazor lebih dulu.

c)   Setelah itu Yosua menyerang dan mengalahkan kota-kota milik raja-raja yang lain (11:12-15).

Dalam perang melawan kota-kota itu diberi keterangan dalam 11:19-20, bahwa tidak ada kota yang berdamai dengan Israel selain Gibeon, karena Tuhan mengeraskan mereka, supaya mereka ditumpas / jangan dikasihani.

Ada beberapa hal yang perlu dimengerti dalam persoalan Allah mengeraskan hati.

·        Sekalipun ini menunjukkan tindakan Allah dalam melaksanakan penentuan binasa bagi orang-orang tertentu yang pasti akan terjadi, tetapi pada saat yang sama orang itu dengan sukarela akan melakukan hal-hal yang jahat, sehingga Allah bisa menghancurkan mereka secara benar.

Calvin: “it was wonderfully arranged by the secret providence of God, that, being doomed to destruction, they should voluntarily offer themselves to it, and by provoking the Israelites be the cause of their own ruin” (= itu diatur secara sangat bagus oleh pengaturan rahasia dari Allah, sehingga, karena mereka ditetapkan / ditakdirkan pada kehancuran, mereka dengan sukarela menyerahkan diri mereka kepada hal itu, dan dengan membuat marah orang Israel menjadi penyebab dari kehancuran mereka sendiri).

·        pengerasan hati merupakan tindakan negatif, bukan positif, dari Allah.

Pulpit Commentary: “The Divine act is negative rather than positive. It lies in the withholding of restraining or delivering grace. And there is no injustice in this - nothing unrighteous in God thus allowing the heart to harden itself” (= Tindakan ilahi ini adalah negatif, bukannya positif. Itu terletak dalam menahan kasih karunia yang mengekang atau membebaskan. Dan tidak ada ketidakbenaran / ketidakadilan dalam Allah dalam mengijinkan hati itu untuk mengeraskan dirinya sendiri seperti itu).

R. L. Dabney: “... God does nothing to those thus passed by, to make their case any worse, or to give any additional momentum to their downward course. He leaves them as they are” (= ... Allah tidak melakukan apa-apa kepada mereka yang dilewatiNya, untuk membuat keadaan mereka menjadi lebih buruk, atau untuk memberikan tambahan momentum pada kejatuhan mereka. Ia membiarkan mereka sebagaimana adanya mereka) - ‘Lectures in Systematic Theology’, hal 239.

R. L. Dabney: “When it is said that God hardens the non-elect, it is not, and cannot be intended, that He exerts positive influence upon them to make them worse. ... God is only the negative cause of hardening - the positive depravation comes only from the sinner’s own voluntary feelings and acts. And the mode in which God gives place to, or permits this self-inflicted work, is by righteously withholding His restraining word and Spirit; and second, by surrounding the sinner (through His permissive providence) with such occasions and opportunities as the guilty man’s perverse heart will voluntarily abuse to increase his guilt and obduracy” [= Ketika dikatakan bahwa Allah mengeraskan orang yang bukan pilihan, itu bukanlah, dan tidak bisa dimaksudkan, bahwa Ia menggunakan pengaruh positif pada mereka untuk membuat mereka makin jelek. ... Allah hanyalah merupakan penyebab negatif dari pengerasan - kebejadan positif datang hanya dari perasaan dan tindakan sukarela dari orang berdosa itu. Dan cara dimana Allah memberi tempat, atau mengijinkan pekerjaan yang timbul dengan sendirinya ini, adalah dengan secara benar menahan firman dan RohNya yang mengekang; dan kedua, dengan melingkupi orang berdosa itu (melalui ProvidenceNya yang mengijinkan) dengan kejadian dan kesempatan yang akan disalahgunakan secara sukarela oleh orang yang hatinya bengkok dan salah untuk meningkatkan kesalahannya dan kebandelannya] - ‘Lectures in Systematic Theology’, hal 242-243.

·        Peristiwa yang sama yang melunakkan orang Gibeon sehingga mau berdamai dengan Israel, telah mengeraskan raja-raja yang lain sehingga terus berperang melawan Israel.

Pulpit Commentary: “The same act of Providence which hardens one heart softens another. Prosperity will harden one in selfish, worldly satisfaction, and soften another to grateful devotion and active benevolence. Adversity will harden one in discontent and unbelief, while it softens another to penitence and trust” (= Tindakan pengaturan / providence yang sama yang mengeraskan hati seseorang melunakkan yang lain. Kekayaan akan mengeraskan seseorang dalam kepuasan hati yang bersifat egois dan duniawi, dan melunakkan yang lain penyembahan yang penuh syukur dan perbuatan baik yang aktif).

·        Makin seseorang itu berbuat dosa, makin ia dikeraskan.

Pulpit Commentary: “He has so ordained, that if a man’s heart is not softened by His loving-kindness, it is hardened. The man who resists the pleadings of His Spirit becomes insensible to their influence. The man who succumbs to temptation becomes incapable of resistance, indifferent to the beauty of holiness” (= Ia telah menetapkan sedemikian, sehingga jika hati seseorang tidak dilunakkan oleh kebaikannya yang penuh kasih, maka hati itu akan dikeraskan. Orang yang menolak permintaan dari RohNya menjadi tidak dapat merasakan pengaruhnya. Orang yang mengalah pada pencobaan menjadi tidak mempunyai kemampuan bertahan, dan menjadi acuh tak acuh terhadap keindahan kekudusan).

·        Tuhan memang melarang Israel berdamai dan mengadakan perjanjian dengan orang Kanaan (Kel 23:32  Ul 7:2). Tetapi jika orang Kanaan mau damai dan orang Israel tetap menghancurkan mereka, maka:

§         mungkin akan ada perasaan bersalah dalam diri orang Israel.

§         Israel pasti akan dikecam banyak orang.

Karena itu Tuhan mengatur sehingga orang Kanaan tidak mau damai sehingga Israel bisa dengan benar menghancurkan mereka.

d)   Yosua juga menghancurkan orang Enak (11:21-22).

Ini adalah bangsa raksasa (Bil 13:28,33). Dulu orang Enak ini menakutkan para pengintai pada waktu mereka mengintai tanah Kanaan; tetapi sekarang ternyata mereka bisa dikalahkan dengan bersandar kepada Tuhan.

Pulpit Commentary: “the worst part of the giants was the terror they could inspire” (= bagian terburuk dari raksasa adalah rasa takut yang bisa mereka ilhamkan).

e)   Hal-hal lain yang perlu diketahui tentang peperangan ini:

·        Yosua mentaati Tuhan.

Yosua mentaati Tuhan dengan membunuh semua orang, melumpuhkan kuda, dan menghancurkan kereta (11:8b-12,14b-15,17b,21-22). Bandingkan dengan ketidaktaatan Saul dalam 1Sam 15).

Penerapan:

Dalam perang rohani sekarang ini, kita harus meniru Yosua dalam hal ketaatannya kepada Tuhan. Peranglah sambil terus mentaati Tuhan; jangan menggunakan cara-cara duniawi, baik dalam mendapatkan uang untuk pembangunan gereja, maupun dalam mendapatkan jiwa / jemaat baru.

Ada 2 hal yang perlu dipersoalkan dalam penumpasan yang Yosua lakukan ini:

§         Pembunuhan / penumpasan yang Yosua lakukan bukanlah dosa karena itu diperintahkan oleh Tuhan. Jadi bisa dikatakan bahwa Yosua berfungsi sebagai algojo yang melaksanakan hukuman mati yang datang dari Tuhan.

§         Perintah Tuhan seperti itu tidak akan terjadi lagi pada jaman sekarang.

·        perang itu lama (11:18).

Mula-mula menghadapi Yerikho (Yos 6), Ai (Yos 7-8), dan 5 raja (Yos 10), mereka menang dengan cukup cepat. Tetapi sekarang mereka berperang cukup lama. Diperkirakan dari Yos 14:7-10, dimana Kaleb berusia 85 tahun, dan ia berusia 40 tahun pada waktu dilarang masuk Kanaan, dan 38 atau 40 tahun dilewati di padang gurun, maka bisa disimpulkan bahwa perang ini berlangsung 7 atau 5 tahun.

Catatan: Bil 14:33-34 mengatakan bahwa mereka harus mengembara 40 tahun di padang gurun, tetapi banyak penafsir mengatakan bahwa mereka mengembara hanya 38 tahun.

Bandingkan perang yang lama ini dengan Ul 7:22 dimana Tuhan berkata bahwa Ia akan mengusir musuh perlahan-lahan supaya jangan binatang hutan berkembang biak melebihi Israel. Jadi di sini kita melihat kebijaksanaan Tuhan dalam mengatur segala sesuatu.

Penerapan:

Kita sudah cukup lama (sekitar 5 tahun) berjuang untuk mendapatkan gedung, dan baru sekarang berhasil. Kalau Tuhan mau, saya percaya Dia bisa memberikan dalam waktu 5 detik. Tetapi kalau Dia baru memberikan dalam 5 tahun, Dia pasti mempunyai kebijaksanaan sendiri.

·        Sampai bagian ini, Yosua belum menguasai seluruh Kanaan.

Dalam 11:23 memang dikatakan bahwa Yosua ‘merebut seluruh negeri’. Tetapi ini tidak boleh diartikan bahwa Yosua betul-betul sudah menguasai seluruh tanah Kanaan, karena dalam 13:1 jelas dikatakan ada banyak daerah yang belum dikuasai. Demikian juga dalam kitab Hakim-hakim.

Perhatikan bahwa dalam 11:23 itu dikatakan ‘Yosua merebut seluruh negeri sesuai dengan Firman Tuhan’.

Calvin mengatakan bahwa kata-kata yang dicetak miring membatasi penafsiran dari kata-kata yang digarisbawahi. Firman Tuhan menjanjikan bahwa mereka akan merebut Kanaan perlahan-lahan (Ul 7:22  Kel 23:29-30), dan karena itu kata-kata ‘merebut seluruh negeri’ harus ditafsirkan berdasarkan janji itu.

Atau bisa juga ditafsirkan bahwa secara umum mereka sudah menang, tidak ada yang dikuatirkan bisa mengalahkan Yosua. Tetapi sebetulnya ada banyak yang belum diduduki (13:1).

Illustrasi: Timor Timur sudah lama ‘dikalahkan’ dan menjadi wilayah Indonesia. Tetapi masih ada orang-orang yang tidak tunduk dan melakukan perang gerilya.

II) Penerapan / analogi dalam kehidupan kita.

Yosua sudah berhasil menguasai Kanaan sampai tingkat tertentu, tetapi masih ada daerah yang belum dikuasai. Biarpun bagian yang sudah dikuasai itu lalu dibagi-bagi, tetapi ini tidak berarti bahwa Yosua / Israel lalu bersikap santai seakan-akan tugas mereka sudah selesai. Dia berjuang terus untuk menuntaskan apa yang belum tuntas. Dalam kitab Hakim-hakim kita melihat bahwa karena apa yang belum tuntas itu tidak dituntaskan, akhirnya itu menjadi jerat bagi Israel.

Analogi dalam hidup kita:

1)   Dalam hidup kita secara pribadi.

Kalau saudara belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara, saudara belum punya apa-apa di surga. Bertobatlah dan percayalah kepada Kristus atau saudara akan masuk ke neraka!

Kalau saudara sudah percaya kepada Yesus, maka saudara memang sudah selamat dan sudah mempunyai kavling di surga. Tetapi saudara masih harus bertumbuh dalam iman, pengudusan, pelayanan, dsb. Kalau tidak kavling itu tidak dibangun!

2)   Dalam kehidupan gereja kita.

Banyak kemajuan dalam 5 tahun ini, tetapi tetap ada banyak kekurangan yang harus diperjuangkan. Misalnya: puji-pujian, sharing, persekutuan, terlibatnya jemaat dalam pelayanan, pengajakan orang luar ke gereja (khususnya dalam kebaktian PI).

3)   Dalam persoalan gedung gereja.

Kita sudah punya gedung gereja, tetapi hutangnya masih banyak dan bahkan terus bertambah. Kita sudah bisa menggunakan gedung ini untuk Kebaktian, Pemahaman Alkitab, Persekutuan Pemuda. Tetapi Kebaktian anak belum bisa dilakukan di gedung ini karena tempatnya belum selesai dan ACnya belum ada. Semua ini membutuhkan doa dan juga persembahan saudara.

4)   Dalam persoalan pelayanan.

Kita sudah berkembang dalam pelayanan firman: mimbar, kaset, makalah / buku makalah, internet, radio, majalah. Tetapi juga ada ‘daerah yang belum diduduki’, karena rencana mendirikan sekolah theologia untuk awam dan toko buku Kristen, belum terwujud. Ini membutuhkan dana, dan orang yang mau dan melayani dalam bidang ini.

Kesimpulan.

Tuhan sudah berperang bagi kita, sehingga kita bisa seperti sekarang ini. Kita boleh bersukaria atas semua ini, dan kita patut bersyukur dan memuji Tuhan atas semua ini. Tetapi ingat bahwa perjuangan kita belum selesai. Masih ada ‘daerah yang belum kita duduki’ dan itu akan menjadi jerat kalau itu dibiarkan. Maukah banyak berdoa dan berjuang, dalam melayani maupun memberi persembahan, untuk menuntaskan apa yang belum tuntas itu?

 

-AMIN-


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali