By Pdt. Budi Asali MDIV.

eschatology (7)

5)  Pandangan Reformed: langsung masuk surga atau neraka.

 

a)  Surga dan neraka bukan anya kondisi, tetapi juga lokasi.

 

Yoh 14:2-3 - “(2) Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (3) Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada”.

 

Pulpit: Surga adalah suatu tempat tertentu. Yesus ada di sana dalam tubuhNya yang telah dimuliakan.

 

Hoeksema: Kenaikan ini harus dipahami sebagai perubahan tempat. Dalam hakekat manusiaNya, Kristus meninggalkan bumi dan pergi ke surga baik tubuh dan jiwaNya. Setelah kenaikanNya maka menurut hakekat manusiaNya Ia tidak lagi di bumi tetapi hanya di surga.

 

Hoeksema: Surga adalah tempat yang tertentu, dan bukan semata-mata merupakan suatu kondisi / keadaan.

 

Charles Hodge: Itu merupakan perpindahan tempat dari pribadiNya dari satu tempat ke tempat lain; dari bumi ke surga. Karena itu, surga adalah suatu tempat. ... Jika Kristus mempunyai tubuh yang sungguh-sungguh, tubuh itu harus menempati suatu ruangan / tempat tertentu. Dan dimana Kristus ada, di situlah surga orang kristen.

 

b)  Pandangan Reformed tentang intermediate state.

 

WCF Ch XXXII, no 1: Tubuh2 manusia, setelah kematian, kembali menjadi debu, dan mengalami pembusukan: tetapi jiwa2 mereka, yang tidak mati ataupun tidur, karena mempunyai keberadaan yang tidak bisa mati, langsung kembali kepada Allah yang memberikan jiwa2 itu: jiwa2 dari orang benar, pada saat itu disempurnakan dalam kekudusan, diterima ke dalam surga yang tertinggi, dimana mereka memandang wajah Allah, dalam terang dan kemuliaan, menunggu penebusan penuh dari tubuh2 mereka. Dan jiwa2 orang jahat dibuang ke dalam neraka, dimana mereka tinggal dalam penyiksaan dan kegelapan total, disimpan untuk penghakiman pada hari besar. Disamping kedua tempat ini, untuk jiwa2 yang terpisah dari tubuh2 mereka, KS tidak mengakui adanya tempat yang lain.

 

Calvin: tidak ada yang lebih baik dari pada meninggalkan tubuh, supaya kita bisa mencapai hubungan yang dekat dengan Allah, dan bisa dengan sungguh2 dan terbuka menikmati kehadiranNya.

 

L Berkhof: Posisi yang umum dari Gereja Reformed adalah bahwa jiwa2 dari orang2 percaya setelah kematian segera / langsung masuk kepada kemuliaan dari surga. ... Jika orang benar segera masuk ke dalam keadaan kekal mereka, maka harus dianggap bahwa ini juga benar untuk orang jahat.

 

Dabney: Kami telah menegaskan hal itu, sebagai doktrin dari Alkitab, bahwa jiwa2 dari orang-orang percaya langsung masuk ke dalam kemuliaan.

 

Charles Hodge: Jiwa dari orang percaya tidak musnah / berhenti mempunyai keberadaan pada saat kematian. Jiwa itu tidak tenggelam / terbenam ke dalam keadaan tidak sadar. Jiwa itu tidak pergi ke api penyucian; tetapi, setelah disempurnakan dalam kekudusan, jiwa itu langsung masuk ke dalam kemuliaan. Begitu jiwa itu absen dari tubuh, jiwa itu hadir bersama Tuhan.

 

Shedd: tidak ada perbedaan yang hakiki antara Firdaus dan surga. ... tidak ada perbedaan yang hakiki antara Hades dengan neraka.

 

Shedd: Maka, hakekat dari pandangan Reformed adalah bahwa keadaan antara kematian dan kebangkitan untuk orang yang diselamatkan adalah Surga tanpa tubuh, dan keadaan akhir untuk orang yang diselamatkan adalah Surga dengan tubuh; bahwa keadaan antara kematian dan kebangkitan untuk orang yang terhilang adalah Neraka tanpa tubuh, dan keadaan akhir untuk orang yang terhilang adalah Neraka dengan tubuh. Dalam doktrin tentang akhir jaman Reformed atau Calvinisme, tidak ada Hades di antara Surga dan Neraka, dimana orang baik dan orang jahat tinggal bersama2. Pada waktu keberadaan duniawi ini berakhir, satu-satunya tempat dan keadaan adalah Surga dan Neraka. Firdaus adalah suatu bagian dari Surga; Hades adalah suatu bagian dari Neraka.

 

Hoeksema: segera setelah kematian keadaan dan kondisi dari baik orang saleh dan orang jahat ditentukan selama2nya, dan yang pertama masuk ke dalam keadaan kemuliaan yang disadari, sementara yang terakhir turun ke dalam lubang neraka.

 

L Berkhof: Alkitab memberikan sangat sedikit terang langsung pada subyek ini. Satu2nya text yang bisa betul2 dipertimbangkan di sini adalah perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus dalam Luk 16, dimana HADES menunjuk kepada neraka, tempat penyiksaan kekal. Sebagai tambahan pada bukti langsung ini juga ada bukti tak langsung. Jika orang benar masuk ke dalam keadaan kekal mereka secara langsung / dengan segera, maka kita juga harus menganggap bahwa ini juga benar bagi orang jahat.

 

Dabney: Merupakan kemuliaan dari injil, bahwa injil itu memberikan kemenangan atas kematian. Atas / terhadap orang benar, makhluk yang mempunyai perasaan, dan yang berharap dan mempunyai rasa takut, kematian tidak berkuasa. Hanya tubuh yang jatuh ke bawah serangannya; tetapi ketika itu terjadi, tubuh itu tidak sadar akan serangan itu. Apapun yang ada dalam kubur, dengan kesuraman dan ulatnya, yang merupakan hal yang menjijikkan bagi manusia; dengan semua itu EGO / diri orang itu sendiri tidak mempunyai bagian. Sementara ulat2 menghancurkan daging yang tidak mempunyai kesadaran, roh yang sadar telah melayang kepada terang dan beristirahat di dada sang Juruselamatnya.

 

Pkh 12:7 - “dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya”.

 

c)         Dasar dari pandangan Reformed ini.

 

1.   Paulus percaya bahwa begitu ia mati, ia langsung masuk surga.

 

a.   2Kor 5:1 - “Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia”.

NIV/NASB: ‘we have a building from God’.

 

Charles Hodge: Present tense, EKHOMEN, digunakan karena peristiwa yang satu langsung mengikuti yang lain; di sana tidak ada selang waktu yang terlihat di antara hancurnya kemah duniawi dan masuknya ke rumah surgawi. Begitu jiwa meninggalkan tubuh, jiwa itu ada (is) di surga. ... Karena itu pada saat mati, jiwa memasuki rumah yang pembangunnya adalah Allah.

 

b.   2Kor 5:8b: ‘terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan’.

NASB: ‘to be at home with the Lord’ (= ada di rumah bersama Tuhan).

NIV: ‘at home with the Lord’ (= di rumah bersama Tuhan).

Lit: ‘to come home to the Lord’ (= pulang ke rumah kepada Tuhan).

 

c.   Fil 1:23 - “Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik”.

 

2.   Yesus menjanjikan bahwa penjahat yang bertobat di kayu salib akan masuk ke Firdaus (= surga) pada hari itu juga.

Luk 23:43 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’”.

 

Charles Hodge: Karena itu, tidak bisa ada keraguan bahwa firdaus adalah surga, dan karena itu pada waktu Kristus menjanjikan penjahat yang sekarat itu bahwa hari itu ia akan berada di firdaus, Ia menjanjikan bahwa ia akan berada di surga. Bapa2 gereja membuat perbedaan antara firdaus dan surga, dan perbedaan ini merupakan sesuatu yang tidak ditemukan dalam KS.

 

L Berkhof: Dalam terang dari 2Kor 12:3,4 ‘Firdaus’ hanya bisa menunjuk pada surga.

 

2Kor 12:2-4 - “(2) Aku tahu tentang seorang Kristen; 14 tahun yang lampau - entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - orang itu tiba2 diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. (3) Aku juga tahu tentang orang itu, - entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - (4) ia tiba2 diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia”.

 

3.   Doa Stefanus pada saat mau mati menunjukkan bahwa ia yakin bahwa pada saat mati, ia langsung masuk surga.

 

Kis 7:59 - “Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: ‘Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.’”.

 

4.   Beberapa ayat dalam kitab Wahyu menunjukkan orang2 yang masuk surga padahal itu terjadi sebelum kebangkitan orang mati.

 

Wah 4:4 - “Dan sekeliling takhta itu ada 24 takhta, dan di takhta2 itu duduk 24 tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka”.

 

Wah 5:8 - “(8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah ke 4 makhluk dan ke 24 tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing2 memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus”.

 

Wah 6:9,11 - “(9) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa2 mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki. ... (11) Dan kepada mereka masing2 diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan2 pelayan dan saudara2 mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka”.

 

5.   Ini berlaku untuk orang-orang jaman PB maupun PL.

 

L Berkhof: Sehubungan dengan penggambaran yang jelas dari PB ini, telah diusulkan bahwa orang2 percaya PB diberi hak lebih dari orang2 percaya PL dengan langsung masuk ke dalam kebahagiaan surga. Tetapi bisa dipertanyakan: Apa dasarnya untuk menganggap adanya perbedaan seperti itu?.

 

a.   Elia dan Henokh dikatakan naik ke surga / diangkat (2Raja 2:1,11  Kej 5:24  Ibr 11:5). Abraham dikatakan ada di surga (Luk 16:22).

 

b.   Bil 23:10 - “Siapakah yang menghitung debu Yakub dan siapakah yang membilang bondongan2 Israel? Sekiranya aku mati seperti matinya orang-orang jujur dan sekiranya ajalku seperti ajal mereka!”.

 

c.   Maz 17:15 - “Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajahMu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupaMu”.

 

d.   Maz 49:14-16 - “Inilah jalannya orang2 yang percaya kepada dirinya sendiri, ajal orang2 yang gemar akan perkataannya sendiri. Sela Seperti domba mereka meluncur ke dalam dunia orang mati, digembalakan oleh maut; mereka turun langsung ke kubur, perawakan mereka hancur, dunia orang mati menjadi tempat kediaman mereka. Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan menarik aku. Sela”.

 

KJV: ‘But God will redeem my soul from the power of the grave: for he shall receive me. Selah.’ (= Tetapi Allah akan menebus jiwaku dari kuasa kubur: karena Ia akan menerima aku. Sela).

 

e.   Maz 73:24,26 - “(24) Dengan nasihatMu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. ... (26) Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama2nya”.

 

f.    Amsal 14:32 - “Orang fasik dirobohkan karena kejahatannya, tetapi orang benar mendapat perlindungan karena ketulusannya”.

 

KJV: ‘The wicked is driven away in his wickedness: but the righteous hath hope in his death (= Orang jahat diusir dalam kejahatannya: tetapi orang benar mempunyai pengharapan dalam kematiannya).

 

g.   Amsal 15:24 - “Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah”.

 

6.   Cerita tentang Lazarus dan orang kaya (Luk 16:19-31).

 

Mat 8:11 - “Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama2 dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga”.

 

NASB: ‘many shall come from east and west, and recline at the table with Abraham, and Isaac, and Jacob, in the kingdom of heaven’ (= banyak orang akan datang dari timur dan barat, dan bersandar / berbaring di meja dengan Abraham, dan Ishak, dan Yakub, di dalam Kerajaan sorga).

 

A. H. Strong: Di sini bisa ditanyakan banyak pertanyaan yang tak bisa dijawab: apakah orang kaya itu mempunyai suatu tubuh sebelum kebangkitan orang mati, atau apakah gambaran tentang suatu tubuh ini hanya merupakan suatu kiasan? Apakah jiwa tetap merasakan tubuhnya dari mana jiwa itu dipisahkan sementara, atau apalah jiwa dalam intermediate state mempunyai tubuh sementara? Bagaimanapun kita menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, adalah jelas bahwa orang kaya itu menderita, sementara masa percobaan masih berlangsung bagi saudara2nya di bumi / dunia.

 

Luk 16:22-24 - “(22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat2 ke pangkuan (dada) Abraham. (23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuan (dada)nya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini”.

 

A. H. Strong: Dalam perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus, tubuh dikuburkan, tetapi tetap siksaan terhadap jiwa digambarkan sebagai bersifat fisik. Di sini Yesus menyesuaikan ajaranNya dengan konsep2 dari jamanNya, atau lebih tepat, menggunakan kiasan yang bersifat materi untuk menyatakan kenyataan / fakta rohani.

 

7.   Yudas 1:7 - “sama seperti Sodom dan Gomora dan kota2 sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan2 yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang”.

 

telah menanggung’ bukan ‘akan menanggung’.

Yunani: HUPECHOUSAI - ‘present participle’ - ‘sedang mengalami / menanggung’.

 

8.   Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama2nya”.

 

Wah 19:20 - “Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama2 dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda2 di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup2 ke dalam lautan api yang menyala2 oleh belerang”.

 

a.   Pada waktu Iblis dimasukkan ke neraka dalam Wah 20:10, binatang & nabi palsu itu sudah di sana (bdk. Wah 19:20).

 

b.   Iblis baru akan masuk ke neraka pada akhir jaman / kedatangan Yesus yang keduakalinya!

 

Mat 8:29b - ‘Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?’).

 

2Pet 2:4 - “Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat2 yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua2 yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman”.

 

·        ‘neraka’ - TARTARUS.

 

·        Bagian ini tidak boleh ditafsirkan >< Mat 8:29  Mat 25:41  Wah 20:10.

 

·        2Pet 2:4 pada bagian akhirnya berbunyi: ‘dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua2 yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman’.

 

d)  Setelah seseorang masuk ke surga / neraka, maka tidak bisa ada perubahan tempat.

 

1.   Luk 16:26 - “Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang”.

 

Hendriksen: akan menjadi jelas bahwa satu kebenaran besar / agung yang ditekankan di sini adalah bahwa sekali seseorang telah mati, setelah jiwanya terpisah dari tubuhnya, kondisinya, apakah diberkati atau dikutuk, tetap selama-lamanya. Tidak ada hal yang disebut ‘kesempatan kedua’.

 

L Berkhof: KS menggambarkan keadaan orang2 yang tidak percaya setelah kematian sebagai suatu keadaan yang tetap. Text yang paling penting untuk dipertimbangkan dalam persoalan ini adalah Luk 16:19-31.

 

2.   Yudas 13 - “Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri; mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama2nya”.

 

3.   2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama2nya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.

 

4.   KS mengatakan ‘hidup yang kekal’ dan ‘hukuman yang kekal’.

·        ‘api yang tidak terpadamkan’ (Mat 3:12b  Mark 9:43b,48).

·        ‘api yang kekal’ (Mat 25:41  Yudas 7).

·        ‘siksaan yang kekal’ (Mat 25:46).

·        ‘ulat-ulatnya tidak akan mati’ (Mark 9:44,46,48).

·        ‘siang malam tidak henti-hentinya’ (Wah 14:11).

·        ‘siang malam sampai selama-lamanya’ (Wah 20:10).

 

Shedd: Andaikata Kristus bermak­sud untuk mengajar bahwa hukuman yang akan datang itu bersi­fat memperbaiki dan bersifat sementara, Ia akan membandingkannya dengan ulat yang bisa mati, dan bukannya dengan ulat yang tidak bisa mati; dengan api yang bisa padam, dan bukannya dengan api yang tidak dapat dipadamkan.

 

Spurgeon: Kepandaian manusia telah menjembatani banyak jurang besar. Hampir tidak ada sungai yang begitu lebar yang tidak bisa diseberangi; atau aliran air yang deras yang tidak bisa dilalui. Di atas air terjun Kolumbia, manusia telah menggantung jalan dari besi, dan bunyi lokomotif terdengar di atas gemuruh Niagara. Minggu yang baru lalu ini saya melihat rantai pertama membentang antara Bristol Avon dan Clifton; manusia telah membuat jembatan menyeberangi jurang itu, sehingga manusia segera bisa menyeberangi jurang yang dulunya hanya bisa diseberangi oleh burung yang bersayap. Tetapi ada satu jurang yang tidak pernah bisa diseberangi oleh kepandaian dan teknologi manusia; ada satu jurang yang tidak pernah bisa diseberangi oleh sayap manapun; itu adalah jurang yang memisahkan dunia sukacita dalam mana orang2 benar menang; dari tanah kesedihan dalam mana orang2 jahat merasakan tajamnya pedang Yehovah. ... disana terbentang suatu jurang yang besar sehingga tidak bisa ada jalan dari satu dunia ke dunia yang lain.

 

Spurgeon: Roh-roh yang terhilang dalam neraka dikurung untuk selama-lamanya.

 

Spurgeon: Engkau tidak menyukai rumah Allah; engkau akan dihalangi untuk memasukinya. Engkau tidak mencintai Sabat; engkau dihalangi untuk memasuki Sabat yang kekal.

 

Spurgeon: Sebagaimana tidak ada apapun yang bisa datang dari neraka ke surga, demikian juga tidak ada apapun yang bisa datang dari surga ke neraka. ... Tidak, Lazarus tidak diijinkan untuk mencelupkan ujung jarinya dalam air untuk memberikan tetesan penyejuk kepada lidah yang disiksa oleh api. Tidak setetes air surgawipun bisa menyeberangi jurang itu. Maka, lihatlah orang berdosa, surga adalah istirahat, istirahat yang sempurna - tetapi tidak ada istirahat di neraka; itu merupakan pekerjaan berat dalam api, tetapi tidak ada kesenangan, tidak ada damai, tidak ada tidur, tidak ada ketenangan; yang ada adalah angin topan selama2nya, badai yang kekal, angin ribut yang tidak henti-hentinya. Dalam penyakit yang terburuk, ada istirahat, kekejangan dari penderitaan, tetapi lalu istirahat yang tenang. Tetapi tidak ada istirahat dalam siksaan neraka.

 

Spurgeon: Surga adalah tempat persekutuan yang manis dengan Allah ... Tidak ada persekutuan dengan Allah dalam neraka. Di sana ada doa-doa, tetapi mereka tidak dijawab; ada air mata, tetapi tidak diterima; ada jeritan untuk belas kasihan, tetapi semuanya merupakan sesuatu yang menjijikkan bagi Tuhan.

 

Spurgeon: berkat2 surgawi tidak bisa menyeberang dari daerah surgawi ke rumah penjara neraka. Tidak, itu adalah kesedihan tanpa keringanan, kesengsaraan tanpa pengharapan, dan inilah kepedihannya - itu adalah kematian tanpa akhir.

 

Spurgeon: Hanya ada satu hal yang saya ketahui dimana surga itu seperti neraka, yaitu bahwa itu bersifat kekal. ‘Murka yang akan datang, murka yang akan datang, murka yang akan datang’ untuk selama2nya dan selama2nya menghabiskan dirinya sendiri, tetapi tidak pernah habis.

 

e)        Keberatan terhadap pandangan ini dan jawabannya.

 

1.   2Pet 2:9 - “maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang2 saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang2 jahat untuk disiksa pada hari penghakiman”.

 

Calvin: Dengan kalimat ini (yang saya garis bawahi) ia menunjukkan bahwa begitu mengatur penghakimanNya sehingga bersabar terhadap orang jahat untuk sementara waktu, tetapi tidak akan membiarkan mereka tidak dihukum. Demikianlah ia membetulkan ketergesa-gesaan, dengan mana kita biasa terbawa, khususnya pada waktu kekejaman / kekejian dari kejahatan melukai / menyakiti kita secara menyedihkan, karena pada saat itu kita berharap Allah mengguntur tanpa penundaan; dan pada waktu Ia tidak berbuat demikian, Ia kelihatannya bukan lagi Hakim dunia ini. Supaya kebebasan sementara dari hukuman kejahatan ini tidak mengganggu kita, Petrus mengingatkan kita bahwa suatu hari penghakiman telah ditetapkan oleh Tuhan; dan karena itu orang jahat tidak bakal akan lolos dari penghukuman., sekalipun penghukuman itu tidak langsung diberikan. Ada penekanan pada kata ‘menyimpan’, seolah-olah ia berkata bahwa mereka tidak akan lolos dari tangan Allah, tetapi seakan2 diikat dengan rantai yang tersembunyi, sehingga pada saat tertentu mereka bisa ditarik kepada penghakiman. ... ia meminta kita untuk bersandar pada pengharapan tentang penghakiman akhir sehingga dalam pengharapan dan kesabaran kita bisa bertempur sampai mati.

 

Tuhan menyimpan orang-orang jahat itu bukan pada saat mereka mati atau setelah mereka mati, tetapi pada saat mereka hidup.

 

a.   Ayat itu tidak mengatakan bahwa orang2 jahat itu sudah mati.

 

b.   Ay 9a membicarakan tentang orang2 saleh itu dalam keadaan hidup, dan karena itu jelas bahwa ay 9b juga membicarakan orang2 jahat itu dalam keadaan hidup.

 

2.   Kalau orang mati langsung masuk ke surga / neraka secara langsung, apa gunanya penghakiman akhir jaman?

 

L Berkhof: Kadang2 digambarkan seakan2 nasib kekal manusia tergantung pada penghakiman pada hari terakhir, tetapi ini jelas merupakan suatu kesalahan. Hari penghakiman tidak dibutuhkan untuk mencapai suatu keputusan mengenai pahala atau hukuman setiap orang, tetapi hanya untuk pengumuman keputusan yang khidmat, dan untuk menyatakan keadilan Allah di hadapan manusia dan malaikat.

 

L Berkhof: Sebagian orang menganggap bahwa penghakiman akhir sama sekali tidak perlu, karena nasib setiap orang ditentukan pada saat kematiannya. ... anggapan yang mendasari argumentasi ini, yaitu bahwa penghakiman akhir itu tujuannya untuk memastikan keadaan yang akan datang dari manusia, adalah sepenuhnya salah. Penghakiman akhir itu tujuannya adalah menunjukkan di hadapan semua makhluk rasionil kemuliaan yang dinyatakan dari Allah dalam suatu tindakan formil / resmi dan bersifat hukum / pengadilan, yang di satu sisi memuliakan kekudusan dan kebenaranNya, dan di sini lain kasih karunia dan belas kasihanNya. Selain itu, harus dicamkan bahwa penghakiman pada hari terakhir berbeda dengan penghakiman pada kematian dari setiap individu dalam lebih dari satu hal. Itu tidak akan terjadi secara rahasia, tetapi bersifat umum; itu tidak berkenaan dengan jiwa saja, tetapi juga dengan tubuh; itu tidak berhubungan dengan satu individu saja, tetapi dengan semua manusia.

 

Dabney: Pada pandangan pertama, bisa terlihat bahwa tujuan / rencana dari kebenaran dan pemerintahan Allah dipuaskan secara cukup oleh pembagian akhir dari pahala dan hukuman kepada manusia, pada saat mereka secara berturut2 meninggalkan kehidupan ini. Tetapi kemuliaanNya yang bersifat menyatakan / menerangkan tidak hanya membutuhkan hal ini, tetapi suatu tindakan penghakiman / pengadilan yang lebih formil, dengan mana penangananNya yang benar, kudus, dan penuh belas kasihan akan ditunjukkan secara bersama2 di hadapan alam semesta.

 

Hoeksema: di sana ada penghakiman individu dan bersifat pendahuluan segera setelah kematian, yang akan dilaksanakan dalam penghukuman orang jahat dan dalam ‘kemuliaan antara’ dari orang2 kudus bersama dengan Kristus. ... akan ada penghakiman akhir dari semua manusia dan malaikat pada akhir jaman.

 

Shedd: Menurut KS, akan ada suatu penghakiman pribadi pada saat kematian, dan suatu penghakiman umum pada hari terakhir.

 

·        Pkh 12:7 - “dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya”.

 

·        Ibr 9:27 - “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi”.

 

Shedd: Penghakiman pribadi pada saat kematian dan penghakiman umum pada hari terakhir akan sama, karena dalam intermediate state tidak ada perubahan karakter moral, dan karena itu tidak ada perubahan dalam hal hukuman yang diberikan pada saat kematian.

 

Murray: KS tidak memberikan bukti bahwa akan ada perubahan kondisi moral dan rohani dalam intermediate state. Manusia dihakimi pada akhirnya menurut hal-hal yang dilakukan di dalam tubuh.

 

3.   Mengapa pada penghakiman akhir jaman ada orang2 yang merasakan suatu surprise terhadap penghakiman tersebut?

 

Mat 7:21-23 - “(21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.

 

Mat 25:37,39,44 - “(37) Maka orang2 benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? ... (39) Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? ... (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?”.

 

L Berkhof: Surprise / kejutan yang ditunjukkan oleh beberapa text berkenaan dengan dasar pada mana penghakiman itu diberikan dan bukan dengan penghakiman itu sendiri.

 

Wah 20:12 - “Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu”.

 

4.   Penghakiman kelihatannya diberikan pada akhir jaman.

 

·        Yoh 5:28-29 - “(28) Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, (29) dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum”.

 

·        2Kor 5:10 - “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat”.

 

·        Wah 20:12 - “Dan aku melihat orang2 mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang2 mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab2 itu”.

 

-o0o-

  -AMIN-


 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali