Eksposisi Surat
Paulus kepada Jemaat di Efesus
oleh
: Pdt. Budi Asali M.Div.
Anak
harus taat dan hormat kepada orang tua (ay 1-2). Mengapa anak harus taat kepada
orang tua?
A)
Karena itu adalah sesuatu yang benar dalam pandangan umum.
Ay
1: ‘karena haruslah demikian’.
Ini salah terjemahan!
NIV:
‘for this is right’ (= karena ini
adalah benar).
Maksudnya
itu adalah sesuatu yang benar di mana-mana. Tidak ada bangsa / suku bangsa yang
menganggap kekurang ajaran / pemberontakan anak terhadap orang tua sebagai
sesuatu yang benar. Semua menganggap ketaatan / hormat anak kepada orang tua
sebagai sesuatu yang benar.
B)
Itu adalah perintah dari hukum ke 5 dari 10 Hukum Tuhan (Kel 20:12
Ul 5:16).
1)
Ada problem dengan ay 2.
Ay
2: ‘perintah yang penting seperti yang nyata dari perjanjian ini’.
Ini
salah terjemahan!
NIV:
‘which is the first commandment with a
promise’ (= yang merupakan perintah yang pertama yang disertai suatu
janji).
Apa
problemnya?
a)
Hukum ke 5 itu bukan hukum yang pertama yang disertai janji karena hukum
ke 2 juga disertai janji.
Bdk.
Kel 20:4-6 - “(4) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai
apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada
di dalam air di bawah bumi. (5) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah
kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang
membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan
keempat dari orang-orang yang membenci Aku, (6) tetapi Aku menunjukkan kasih
setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang
berpegang pada perintah-perintahKu”.
Jawab:
1.
Janji dalam hukum ke 2 itu bersifat umum (untuk orang yang mengasihi
Allah dan mentaati Allah. Jadi, sebetulnya bukan berhubungan dengan hukum ke 2 -
tentang penyembahan berhala).
Keberatan:
kata-kata itu tetap dilekatkan dengan hukum kedua, atau pertama.
2.
Kel 20:6 sebetulnya bukanlah suatu janji, tetapi suatu pernyataan
tentang sifat Allah (baca Kel 20:5-6).
Saya
setuju dengan penafsiran ini. Perhatikan baik-baik pengalimatan dari Kel 20:5-6
itu. Itu tidak diberikan sebagai janji, tetapi hanya sebagai pernyataan tentang
sifat Allah.
Keberatan:
Kalau
Kel 20:5-6 bukan suatu janji, maka hukum ke 5 bukanlah hukum pertama yang
disertai janji, tetapi merupakan satu-satunya hukum yang disertai janji (bukan ‘the
first commandment with a promise’ tapi ‘the only commendment with a
promise’).
Jawab:
·
Ada yang mengartikan kata-kata ‘the first’
sebagai ‘yang pertama dari loh batu yang kedua’ (loh batu yang pertama
berisi hukum 1-4 dan loh batu kedua berisi hukum ke 5-10).
Keberatan:
orang Yahudi membagi 10 hukum itu menjadi 2 bagian yang sama. Jadi, loh batu
pertama berisi hukum 1-5 dan loh batu kedua berisi hukum 5-10.
·
Paulus memikirkan bukan hanya 10 hukum Tuhan saja,
tetapi seluruh 5 kitab Musa. Dalam 5 kitab Musa pasti banyak hukum lain yang
disertai janji, sehingga hukum ke 5 itu adalah hukum pertama yang disertai
janji-janji (bukan satu-satunya hukum yang disertai janji).
2)
Hukum ke 5 itu sebetulnya bukan hanya disertai janji tetapi juga disertai
ancaman (Im 20:9 Ul 21:18-21). Tetapi di sini Paulus hanya menekankan janji,
bukan ancaman.
3)
Janji itu: ‘bahagia dan panjang umur di bumi’ (ay 3).
NIV: ‘that it may go well with you and that you may enjoy long life on the
earth’ (= supaya kamu baik-baik dan supaya kamu bisa menikmati
kehidupan yang panjang di bumi).
Jelas
bahwa Paulus mengubah Kel 20:12 dan Ul 5:16.
Kel 20:12
- “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah
yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu”.
Ul 5:16
- “Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu
oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang
diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu”.
Kata-kata
‘tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu’
dalam Kel 20:12 dan Ul 5:16 itu, jelas menunjuk pada tanah Kanaan, dan ini hanya
cocok untuk orang Yahudi / Israel saja. Karena itu Paulus mengubah menjadi ‘di
bumi’ (ay 3). Ini cocok untuk semua orang Kristen.
Problem
dengan janji ini: fakta tidak menunjukkan bahwa anak yang taat / hormat pada
orang tua akan ‘bahagia / baik-baik dan panjang umur’. Fakta juga tidak
menunjukkan bahwa anak yang kurang ajar akan menderita dan pendek umur.
Jawab:
·
Ada yang menafsirkan: Janji itu tak berlaku untuk
individu tapi untuk masyarakat / bangsa. Jadi, bangsa yang tak menghormati orang
tua tak akan tahan lama.
·
Ada yang menafsirkan bahwa janji itu adalah sesuatu
yang umum, tapi tak berlaku secara mutlak.
·
William Hendriksen mengatakan bahwa ketaatan /
hormat memang menyebabkan panjang umur, tapi itu hanya salah satu, bukan
satu-satunya, faktor penentu panjang usia. Ada banyak faktor lain yang juga
menentukan. Karena itulah, seringkali anak yang tak taat / hormat pada orang tua
tetap pendek umur. Saya setuju dengan penafsiran ini.
C)Kol
3:20 ‘itulah yang indah di dalam Tuhan’.
Ini salah terjemahan! NASB: ‘well
pleasing to the Lord’ (= menyenangkan Tuhan).
BATAS
KETAATAN:
#
Firman Tuhan / kehendak Tuhan.
Ketaatan
kepada orang tua bukanlah ketaatan yang tak terbatas se- perti ketaatan kepada
Tuhan. Kol 3:20 ‘dalam segala hal’
harus digabungkan dengan Ef 6:1 ‘di
dalam Tuhan’. Jadi, anak harus taat selama perintah orang tua tak
bertentangan dengan kehendak Tuhan / Firman Tuhan.
#
Usia.
Sampai kapan seorang anak harus taat kepada orang tuanya?
John Stott menganggap hal itu tergantung tradisi / budaya setempat. Di
Romawi pada jaman Paulus, anak harus tunduk kepada orang tua selama orang tua
masih hidup. Di Inggris pada abad 20, usia 18 tahun dianggap sudah dewasa dan
bebas dari orang tua.
Ketaatan
ada batasnya, tetapi hormat pada orang tua tak ada batasnya. Jadi, kalaupun
orang tua memberikan perintah yang bertentangan dengan Firman Tuhan, kita tak
boleh mentaatinya, tetapi tetap harus menghormatinya!
II)KEWAJIBAN
ORANG TUA:
-
Ada yang menganggap bahwa kata ‘bapa’
dalam ay 4 hanya berarti bapa (ibu tak termasuk. Tapi lebih kebanyakan penafsir
yang menganggap bahwa di dalam kata ‘bapa’
sudah termasuk ibu. Alasannya: Ibr 11:23 kata bah. Yunaninya seharusnya
berarti bapa-bapa, tapi toh dalam bagian itu harus diterjemahkan sebagai
‘orang tua’ (ibu termasuk)).
-
Anak disuruh taat / hormat kepada orang tua, tetapi orang tua tak disuruh untuk
‘gunakan’ otoritasnya. Seorang bapa bangsa Romawi pada abad pertama punya
hak mutlak atas anaknya. Ia berhak menjualnya sebagai budak, mempekerjakannya
di ladang dengan rantai / borgol, mengghakimi mereka, menjatuhkan hukuman kepada
mereka, bahkan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka. Ini tentu bertentangan
dengan Kitab Suci! Orang tua bertanggung jawab kepada Tuhan dalam menggunakan
otoritasnya terhadap anak.
ADA
DUA HAL YANG DIPERINTAHKAN TUHAN KEPADA ORANG TUA:
1)Secara
negatif: ‘Jangan bangkitkan amarah di
dalam hati anak- anakmu’ (ay 4).
Bdk. Kol 3:21 ‘supaya jangan tawar hatinya’.
Kalau
anak memang salah, dan orang tua menghukum, dan anak itu lalu marah, maka dalam
hal ini tentu orang tua tak bersalah. Tapi ada tindakan-tindakan orang tua yang
menyebabkan kemarahan yang sah di dalam diri anak, seperti:
-
sikap tidak fair (tak mau kalah, tak mau mengaku salah, sekalipun jelas
salah!)
-
pilih kasih.
-
tak menepati janji kepada anak.
-
menuntut anak melakukan sesuatu yang melebihi kekuatannya.
-
mengucapkan kata-kata kasar / kotor / makian kepada anak.
-
memperlakuakan anak secara kejam.
-
mempermalukan anak di depan umum.
-
sikap tak konsekwen, dll.
2)Secara
positif: didiklah mereka dalam ajaran dan
nasihat Tuhan’ (ay 3).
NASB: ‘bring them up in the discipline
and instruction of the Lord’.
a)Disiplin
= pendidikan dengan penekanan pada ‘koreksi’ terhadap anak.
Disiplin penting dan harus dilakukan (Ibr 12:5-11
Ams 13:24 Ams 22:15
Ams 23:13-14).
Cara
mendisiplin: dengan rotan, bukan dengan tangan / benda- benda yang bisa
membahayakan anak.
Saat
mendisiplin: bukan waktu orang tua marah / emosi, tetapi waktu anak itu tidak
ataat secara sengaja.
b)Instruksi = ajaran mulut / verbal.
Anak juga adalah manusia berdosa yang condong pada dosa. Tanpa instruksi,
anak itu tidak akan datang pada Tuhan atau jadi baik degan sendirinya.
c)’dicipline
and instruction of the Lord’.
-
orang tua wajib memberikan pendidikan Kristen kepada anak. Kewajiban ini tak
boleh dioperkan kepada sekolah Kristen / gereja!!
-
disiplin / instruksi itu datang dari Tuhan yang ada di belakang orang tua. Ini
harus disadari oleh anak waktu ia menerima pendisiplinan / instruksi dari
orang tua.
-o0o-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali