Eksposisi Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


EFESUS 6:1-4

I) Kewajiban anak.

Anak harus taat dan hormat kepada orang tua (ay 1-2). Mengapa anak harus taat kepada orang tua?

A)  Karena itu adalah sesuatu yang benar dalam pandangan umum.

Ay 1: ‘karena haruslah demikian’. Ini salah terjemahan!

NIV: ‘for this is right’ (= karena ini adalah benar).

Maksudnya itu adalah sesuatu yang benar di mana-mana. Tidak ada bangsa / suku bangsa yang menganggap kekurang ajaran / pemberontakan anak terhadap orang tua sebagai sesuatu yang benar. Semua menganggap ketaatan / hormat anak kepada orang tua sebagai sesuatu yang benar.

 

B)  Itu adalah perintah dari hukum ke 5 dari 10 Hukum Tuhan (Kel 20:12  Ul 5:16).

 

1)         Ada problem dengan ay 2.

Ay 2: ‘perintah yang penting seperti yang nyata dari perjanjian ini’.

Ini salah terjemahan!

NIV: ‘which is the first commandment with a promise’ (= yang merupakan perintah yang pertama yang disertai suatu janji).

Apa problemnya?

 

a)   Hukum ke 5 itu bukan hukum yang pertama yang disertai janji karena hukum ke 2 juga disertai janji.

Bdk. Kel 20:4-6 - “(4) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (5) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, (6) tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintahKu”.

 

                      Jawab:

 

1.   Janji dalam hukum ke 2 itu bersifat umum (untuk orang yang mengasihi Allah dan mentaati Allah. Jadi, sebetulnya bukan berhubungan dengan hukum ke 2 - tentang penyembahan berhala).

Keberatan: kata-kata itu tetap dilekatkan dengan hukum kedua, atau pertama.

 

2.   Kel 20:6 sebetulnya bukanlah suatu janji, tetapi suatu pernyataan tentang sifat Allah (baca Kel 20:5-6).

Saya setuju dengan penafsiran ini. Perhatikan baik-baik pengalimatan dari Kel 20:5-6 itu. Itu tidak diberikan sebagai janji, tetapi hanya sebagai pernyataan tentang sifat Allah.

 

Keberatan:

Kalau Kel 20:5-6 bukan suatu janji, maka hukum ke 5 bukanlah hukum pertama yang disertai janji, tetapi merupakan satu-satunya hukum yang disertai janji (bukan ‘the first commandment with a promise’ tapi ‘the only commendment with a promise’).

 

Jawab:

·        Ada yang mengartikan kata-kata ‘the first’ sebagai ‘yang pertama dari loh batu yang kedua’ (loh batu yang pertama berisi hukum 1-4 dan loh batu kedua berisi hukum ke 5-10).

Keberatan: orang Yahudi memba­gi 10 hukum itu menjadi 2 bagian yang sama. Jadi, loh batu pertama berisi hukum 1-5 dan loh batu kedua berisi hukum 5-10.

·        Paulus memikirkan bukan hanya 10 hukum Tuhan saja, tetapi seluruh 5 kitab Musa. Dalam 5 kitab Musa pasti banyak hukum lain yang disertai janji, sehingga hukum ke 5 itu adalah hukum pertama yang disertai janji-janji (bukan satu-satunya hukum yang disertai janji).

 

2)   Hukum ke 5 itu sebetulnya bukan hanya disertai janji tetapi juga disertai ancaman (Im 20:9  Ul 21:18-21). Tetapi di sini Paulus hanya menekankan janji, bukan ancaman.

 

3)         Janji itu: ‘bahagia dan panjang umur di bumi’ (ay 3).

NIV: that it may go well with you and that you may enjoy long life on the earth (= supaya kamu baik-baik dan supaya kamu bisa menikmati kehidupan yang panjang di bumi).

 

Jelas bahwa Paulus mengubah Kel 20:12 dan Ul 5:16.

Kel 20:12 - “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

Ul 5:16 - “Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

Kata-kata ‘tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu’ dalam Kel 20:12 dan Ul 5:16 itu, jelas menunjuk pada tanah Kanaan, dan ini hanya cocok untuk orang Yahudi / Israel saja. Karena itu Paulus mengubah menjadi ‘di bumi’ (ay 3). Ini cocok untuk semua orang Kristen.

 

Problem dengan janji ini: fakta tidak menunjukkan bahwa anak yang taat / hormat pada orang tua akan ‘bahagia / baik-baik dan panjang umur’. Fakta juga tidak menunjukkan bahwa anak yang kurang ajar akan menderita dan pendek umur.

 

Jawab:

·        Ada yang menafsirkan: Janji itu tak berlaku untuk individu tapi untuk masyarakat / bangsa. Jadi, bangsa yang tak menghormati orang tua tak akan tahan lama.

·        Ada yang menafsirkan bahwa janji itu adalah sesuatu yang umum, tapi tak berlaku secara mutlak.

·        William Hendriksen mengatakan bahwa ketaatan / hormat memang menyebabkan panjang umur, tapi itu hanya salah satu, bukan satu-satunya, faktor penentu panjang usia. Ada banyak faktor lain yang juga menentukan. Karena itulah, seringkali anak yang tak taat / hormat pada orang tua tetap pendek umur. Saya setuju dengan penafsiran ini.

 

C)Kol 3:20 ‘itulah yang indah di dalam Tuhan’. Ini salah terjemahan! NASB: ‘well pleasing to the Lord’ (= menyenangkan Tuhan).

 

BATAS KETAATAN:

# Firman Tuhan / kehendak Tuhan.

Ketaatan kepada orang tua bukanlah ketaatan yang tak terbatas se- perti ketaatan kepada Tuhan. Kol 3:20 ‘dalam segala hal’ harus digabungkan dengan Ef 6:1 ‘di dalam Tuhan’. Jadi, anak harus taat selama perintah orang tua tak bertentangan dengan kehendak Tuhan / Firman Tuhan.

 

# Usia.

  Sampai kapan seorang anak harus taat kepada orang tuanya?

  John Stott menganggap hal itu tergantung tradisi / budaya setem­pat. Di Romawi pada jaman Paulus, anak harus tunduk kepada orang tua selama orang tua masih hidup. Di Inggris pada abad 20, usia 18 tahun dianggap sudah dewasa dan bebas dari orang tua.

 

Ketaatan ada batasnya, tetapi hormat pada orang tua tak ada batas­nya. Jadi, kalaupun orang tua memberikan perintah yang bertentangan dengan Firman Tuhan, kita tak boleh mentaatinya, tetapi tetap harus menghormatinya!

 

II)KEWAJIBAN ORANG TUA:

 

- Ada yang menganggap bahwa kata ‘bapa’ dalam ay 4 hanya berarti bapa (ibu tak termasuk. Tapi lebih kebanyakan penafsir yang menganggap bahwa di dalam kata ‘bapa’ sudah termasuk ibu. Alasan­nya: Ibr 11:23 kata bah. Yunaninya seharusnya berarti bapa-bapa, tapi toh dalam bagian itu harus diterjemahkan sebagai ‘orang tua’ (ibu termasuk)).

 

- Anak disuruh taat / hormat kepada orang tua, tetapi orang tua tak disuruh untuk ‘gunakan’ otoritasnya. Seorang bapa bangsa Romawi pada abad pertama punya hak mutlak atas anaknya. Ia berhak menju­alnya sebagai budak, mempekerjakannya di ladang dengan rantai / borgol, mengghakimi mereka, menjatuhkan hukuman kepada mereka, bahkan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka. Ini tentu berten­tangan dengan Kitab Suci! Orang tua bertanggung jawab kepada Tuhan dalam menggunakan otoritasnya terhadap anak.

 

ADA DUA HAL YANG DIPERINTAHKAN TUHAN KEPADA ORANG TUA:

1)Secara negatif: ‘Jangan bangkitkan amarah di dalam hati anak- anakmu’ (ay 4).

     Bdk. Kol 3:21 ‘supaya jangan tawar hatinya’.

Kalau anak memang salah, dan orang tua menghukum, dan anak itu lalu marah, maka dalam hal ini tentu orang tua tak bersalah. Tapi ada tindakan-tindakan orang tua yang menyebabkan kemarahan yang sah di dalam diri anak, seperti:

- sikap tidak fair (tak mau kalah, tak mau mengaku salah, sekali­pun jelas salah!)

- pilih kasih.

- tak menepati janji kepada anak.

- menuntut anak melakukan sesuatu yang melebihi kekuatannya.

- mengucapkan kata-kata kasar / kotor / makian kepada anak.

- memperlakuakan anak secara kejam.

- mempermalukan anak di depan umum.

- sikap tak konsekwen, dll.

 

2)Secara positif: didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan’ (ay 3).

     NASB: ‘bring them up in the discipline and  instruction of the Lord’.

a)Disiplin = pendidikan dengan penekanan pada ‘koreksi’ terhadap anak.

                 Disiplin penting dan harus dilakukan (Ibr 12:5-11  Ams 13:24  Ams 22:15  Ams 23:13-14).

Cara mendisiplin: dengan rotan, bukan dengan tangan / benda- benda yang bisa membahayakan anak.

Saat mendisiplin: bukan waktu orang tua marah / emosi, tetapi waktu anak itu tidak ataat secara sengaja.

 

     b)Instruksi = ajaran mulut / verbal.

  Anak juga adalah manusia berdosa yang condong pada dosa. Tanpa instruksi, anak itu tidak akan datang pada Tuhan atau jadi baik degan sendirinya.

 

c)’dicipline and instruction of the Lord’.

- orang tua wajib memberikan pendidikan Kristen kepada anak. Kewajiban ini tak boleh dioperkan kepada sekolah Kristen / gereja!!

 

- disiplin / instruksi itu datang dari Tuhan yang ada di bela­kang orang tua. Ini harus disadari oleh anak waktu ia meneri­ma pendisiplinan / instruksi dari orang tua.

 

 

-o0o-

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali