(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)
Minggu, tgl 8 November 2009, pk 17.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(HP: 7064-1331 / 6050-1331)
Luk 18:1-8 - “(1) Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka
untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. (2)
KataNya: ‘Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah
dan tidak menghormati seorangpun. (3) Dan di kota itu ada seorang janda yang
selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
(4) Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam
hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun,
(5) namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia,
supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.’ (6) Kata
Tuhan: ‘Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! (7) Tidakkah
Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru
kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (8) Aku
berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak
Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’”.
1) Kita
harus berdoa dengan tidak jemu-jemu (ay 1).
a)
‘tidak jemu-jemu’.
NIV:
‘not give up’ (= tidak menyerah).
NASB:
‘not to lose heart’ (= tidak
kehilangan / kecil hati).
RSV: ‘not lose heart’ (= tidak kehilangan /
kecil hati).
KJV:
‘not to faint’ (= tidak menjadi
lemah).
Dengan
menggabungkan terjemahan-terjemahan ini, kita bisa mendapatkan pengertian yang
lebih baik tentang maksud ayat ini.
The
Bible Exposition Commentary: New Testament:
“Praying
contrasted with fainting (v. 1). If we don’t pray, we will faint; it’s as
simple as that! The word faint describes a believer who loses heart and gets so
discouraged that he or she wants to quit. ... Take your choice: do you want to
pray - or faint?” [= Berdoa dikontraskan dengan
menjadi lemah (ay 1). Jika kita tidak berdoa, kita akan menjadi lemah; begitu
sederhana! Kata ‘menjadi lemah’ menggambarkan seorang percaya yang
kehilangan hati / semangat dan menjadi begitu kecil hati sehingga ia ingin
berhenti. ... Tentukanlah pilihanmu: apakah engkau ingin berdoa - atau menjadi
lemah?].
b)
Secara implicit ini menunjukkan bahwa doa bisa ditunda jawabannya untuk
waktu yang cukup lama (karena kalau tidak, untuk apa kita disuruh untuk terus
berdoa tanpa jemu-jemu, tidak menyerah, dengan tidak kecil hati dsb?).
Kadang-kadang pada saat kita
berdoa hanya ada keheningan dan kelihatannya tak ada jawaban apapun.
Kadang-kadang jawabannya kelihatannya justru menunjukkan kemarahan Tuhan.
Kadang-kadang keadaan makin memburuk setelah kita berdoa. Perhatikan beberapa
text di bawah ini.
Mat 15:21-26 - “(21)
Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. (22) Maka
datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: Kasihanilah aku,
ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat
menderita. (23) Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu
murid-muridNya datang dan meminta kepadaNya: Suruhlah ia pergi, ia mengikuti
kita dengan berteriak-teriak. (24) Jawab Yesus: Aku diutus hanya kepada
domba-domba yang hilang dari umat Israel. (25) Tetapi perempuan itu mendekat
dan menyembah Dia sambil berkata: Tuhan, tolonglah aku. (26) Tetapi Yesus
menjawab: Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan
melemparkannya kepada anjing.”.
Catatan:
tetapi kalau kita meneruskan bacaan ini, kita melihat bahwa Yesus akhirnya
mengabulkan doa perempuan Kanaan ini (Mat 15:27-28).
Maz 65:6a - “Dengan
perbuatan-perbuatan yang dahsyat dan dengan keadilan Engkau menjawab kami, ya
Allah yang menyelamatkan kami”.
KJV: ‘By
terrible things in righteousness wilt thou answer us, O God of our
salvation’ (= Dengan / oleh hal-hal yang mengerikan dalam kebenaran Engkau akan
menjawab kami, ya Allah keselamatan kami).
Catatan:
kata ‘terrible’ bisa berarti
‘dahsyat’, ‘buruk sekali’, ‘mengerikan’, ‘sama sekali tidak
menyenangkan’.
Yer 8:15 - “Kita
mengharapkan damai, tetapi tidak datang sesuatu yang baik, mengharapkan waktu
kesembuhan, tetapi yang ada hanya kengerian!”.
The
Biblical Illustrator (New Testament): “They
must never give over praying, but ‘pray always.’ And Satan sometimes plies
distressed souls to give up with it, as what they may see they will do no good
with, for that God will not hear them. But that is a deceit of hell which ye
must never yield to” (= Mereka tidak pernah boleh
menyerah dalam berdoa, tetapi ‘berdoa senantiasa’. Dan Iblis kadang-kadang
membengkokkan / memaksa jiwa-jiwa yang tertekan untuk menyerah dengan itu, pada
saat mereka melihat bahwa mereka itu tidak akan mendatangkan kebaikan, karena
Allah tidak akan mendengarkan mereka. Tetapi itu adalah suatu tipuan dari neraka
terhadap apa engkau tidak pernah boleh menyerah).
Penundaan
jawaban doa bisa terjadi karena bermacam-macam hal:
1. Karena
waktu Tuhan belum sampai, atau karena Tuhan punya rencana tertentu dengan
penundaan tersebut.
Contoh:
a. Yoh 11.
Andaikata Yesus langsung mengabulkan permintaan Maria dan Marta, maka yang akan
terjadi hanyalah penyembuhan Lazarus dari penyakitnya. Tetapi dengan Yesus
menunda (Yoh 11:6), akhirnya yang terjadi adalah pembangkitan Lazarus dari
antara orang mati. Ini adalah sesuatu yang lebih membawa kemuliaan bagi Tuhan.
b. Kej 40-41.
Sekalipun tidak diceritakan, tetapi pasti Yusuf berdoa untuk meminta Tuhan
mengeluarkannya dari penjara. Tetapi Tuhan menunda pengabulan doa Yusuf, dengan
membuat juru minuman lupa sampai 2 tahun (Kej 40:23
41:1,9-11).
Andaikata
tidak ada penundaan ini, paling-paling Yusuf dibebaskan begitu saja. Tetapi
dengan adanya penundaan ini, akhirnya Yusuf berhasil menafsirkan mimpi Firaun,
lalu menjadi penguasa kedua di Mesir, sehingga bisa dipakai oleh Allah untuk
memelihara Yakub dan keturunannya selama 7 tahun kelaparan.
2. Karena
adanya serangan / pekerjaan setan.
Daniel 10:12-13
- “(12) Lalu katanya kepadaku: ‘Janganlah takut, Daniel, sebab telah
didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat
pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh
karena perkataanmu itu. (13) Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh
satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari
pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di
sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia”.
a. Tentu saja setan
hanya bisa melakukan hal seperti ini kalau Tuhan mengijinkan dia untuk
melakukannya!
b. Orang-orang
Kharismatik memberikan ‘pemecahannya’ supaya setan tak bisa mencegah jawaban
doa kita, yaitu dengan berdoa dalam bahasa roh. Menurut mereka ini tak
dimengerti oleh setan! Lucunya, doa bahasa roh ini juga tidak dimengerti oleh
mereka yang menaikkan doa itu, dan bahkan oleh Tuhan!
Catatan: saya percaya adanya bahasa Roh,
tetapi saya tidak percaya pada ‘doa dengan bahasa Roh’! Bahasa Roh sama
sekali bukan untuk berdoa!
3. Karena
Tuhan menguji ketekunan kita dalam berdoa / berharap kepada Tuhan (Luk 18:1-8).
Karena
itu, kalau doa saudara belum dikabulkan Tuhan, teruslah berdoa!
2) Ada
penafsir yang menghubungkan Luk 18:1-8 ini dengan kontex sebelumnya, yaitu
Luk 17:20-37, yang berbicara tentang kedatangan Yesus yang keduakalinya
(bdk. Luk 18:8 - ‘jika Anak Manusia itu datang’), dan mengatakan
bahwa kita harus bertekun dalam doa sampai Yesus datang keduakalinya!
1)
Hakim.
Ia
digambarkan sebagai orang yang:
a)
Tidak takut kepada Allah (ay 2).
b)
Tidak menghormati manusia (ay 2).
NIV:
nor cared about men (= tidak peduli
pada manusia).
NASB:
did not respect man (= tidak
menghormati manusia)
KJV:
neither regarded man (= tidak
menganggap / menghormati manusia).
c)
Tidak peduli pada firman Tuhan yang mengharuskan membela
/ menolong janda.
Dalam
Perjanjian Lama ada banyak ayat yang menyuruh bangsa Israel memperhatikan /
menolong janda / anak yatim piatu, orang asing, orang miskin dan sebagainya
Tetapi hakim ini tidak peduli hal itu dan ia tak mau menolong janda itu (ay 4a).
d)
Mengasihi dirinya sendiri (ay 4b-5).
Ia
mengabulkan permintaan janda itu, bukan karena ia kasihan kepada janda itu /
mengasihi janda itu, bukan juga karena ia mau bertindak membela keadilan, tetapi
hanya supaya ia tak diganggu lagi!
Penerapan:
kalau ada orang yang selalu menjengkelkan saudara, pernahkah saudara
berdoa untuk pertobatan orang itu, bukan karena saudara mengasihi dia,
tetapi hanya supaya saudara tidak diganggu lagi olehnya?
e)
Lalim (ay 6).
RSV/NASB:
unrighteousness (= ketidak-benaran).
KJV/NIV:
unjust (= tidak adil).
Kesimpulan:
hakim ini adalah orang yang sangat brengsek!
2) Janda.
Ia
adalah orang miskin yang tak punya apa-apa, dan ia tak punya hubungan apa-apa
dengan hakim itu!
3) Mula-mula
permintaan janda itu diabaikan oleh hakim itu, tetapi karena janda itu tekun
meminta, akhirnya hakim mengabulkan permintaannya (ay 4-5).
1) Allah.
Barclay:
“It
does not liken God to an unjust judge; it contrasts him to such a person”
(= Perumpamaan ini tidak menyamakan
Allah dengan hakim yang tak adil; perumpamaan ini mengkontraskan Dia dengan
orang semacam itu).
Catatan:
bandingkan dengan Mat 7:9-11 / Luk 11:5-13 yang juga merupakan
perumpamaan yang mengkontraskan.
Mat
7:9-11 - “(9) Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya,
jika ia meminta roti, (10) atau memberi ular, jika ia meminta ikan? (11) Jadi jika
kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi
Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang
meminta kepadaNya.’”.
Jadi,
kalau hakim itu tidak adil / tidak benar, tak mempedulikan orang lain, mengasihi
dirinya sendiri, dsb, maka sebaliknya Allah adalah adil / benar, mencintai
manusia, bahkan rela berkorban demi manusia.
2) Kita /
orang kristen.
Ay 7
menyebut kita / orang kristen dengan sebutan ‘orang-orang pilihan’.
Ini
lagi-lagi kontras dengan janda dalam perumpamaan tadi, karena kalau janda itu
tak ada hubungan apa-apa dengan hakim, maka kita adalah orang-orang pilihan
Allah, yang dipilih dan dikasihi Allah dengan kasih yang kekal!
The
Biblical Illustrator (New Testament): “God
is just, and this man was unjust. This petitioner was a lonely widow and a
stranger; God was dealing with His own elect. The woman came uninvited;
Christians are pressed with invitations to ask, and knock, and seek. The unjust
judge never agreed to listen to the widow; God has promised, over and over
again, that it shall be granted to those that ask. The judge may have had
relations with this woman’s adversary ...; God is in open and declared
conflict, ... with our adversary, ... Hence, the whole teaching of the story is
directed towards our encouragement thus: If we would persist with a wicked judge
that regarded nobody, God nor man, then surely we would press our prayers with
God. What is the duty then? Simply, go on praying” (= Allah
itu adil, dan orang ini tidak adil. Pemohon ini adalah seorang janda yang
sendirian dan seorang asing / tak dikenal; Allah menangani orang-orang
pilihanNya sendiri. Perempuan itu datang tanpa diundang; orang-orang Kristen
didesak dengan undangan-undangan untuk meminta, dan mengetuk, dan mencari. Hakim
yang tidak adil itu tidak pernah menyetujui untuk mendengarkan janda itu; Allah
telah berjanji, berulang-ulang, bahwa yang meminta akan diberi. Hakim itu
mungkin mempunyai hubungan dengan musuh / lawan dari janda ini ...; Allah berada
dalam konflik terbuka dan dinyatakan, ... dengan lawan kita, ... Jadi, seluruh
pengajaran dari cerita ini diarahkan untuk memberi semangat kepada kita seperti
ini: Jika kita bertekun dengan seorang hakim yang jahat yang tidak mempedulikan
siapapun, Allah atau manusia, maka tentulah kita akan mendesakkan doa-doa kita
kepada Allah. Lalu apa kewajiban kita? Sederhana, teruslah berdoa).
The
Bible Exposition Commentary: New Testament:
“Consider
the contrasts. To begin with, the woman was a stranger, but we are the children
of God, and God cares for His children (Luke 11:13). The widow had no access to
the judge, but God’s children have an open access into His presence and may
come at any time to get the help they need (Eph 2:18; 3:12; Heb 4:14-16;
10:19-22). The woman had no friend at court to help get her case on the docket.
All she could do was walk around outside the tent and make a nuisance of herself
as she shouted at the judge. But when Christian believers pray, they have in
heaven a Saviour who is Advocate (1 John 2:1) and High Priest (Heb 2:17-18), who
constantly represents them before the throne of God. When we pray, we can open
the Word and claim the many promises of God, but the widow had no promises that
she could claim as she tried to convince the judge to hear her case. We not only
have God’s unfailing promises, but we also have the Holy Spirit, who assists
us in our praying (Rom 8:26-27). Perhaps the greatest contrast is that the widow
came to a court of law, but God’s children come to a throne of grace (Heb
4:14-16). She pled out of her poverty, but we have all of God’s riches
available to us to meet our every need (Phil 4:19). ... That should encourage us
to pray!” [= Perhatikan kontrasnya. Pertama-tama,
perempuan itu adalah orang asing / tak dikenal, tetapi kita adalah anak-anak
Allah, dan Allah peduli / sayang kepada anak-anakNya (Luk 11:13). Janda itu
tidak punya jalan masuk kepada sang hakim, tetapi anak-anak Allah mempunyai
jalan masuk yang terbuka ke dalam hadiratNya dan boleh datang kapanpun untuk
mendapatkan pertolongan yang mereka butuhkan (Ef 2:18; 3:12; Ibr 4:14-16;
10:19-22). Perempuan itu tidak mempunyai sahabat di pengadilan untuk menolongnya
untuk memasukkan perkaranya ke dalam acara pengadilan. Semua yang bisa ia
lakukan adalah berjalan keliling tenda dan membuat gangguan sendiri pada saat ia
berteriak kepada hakim itu. Tetapi pada saat orang-orang percaya Kristen berdoa,
mereka mempunyai di surga seorang Juruselamat yang adalah seorang Pengacara
(1Yoh 2:1) dan Imam Besar (Ibr 2:17-18), yang secara terus menerus mewakili
mereka di depan takhta Allah. Pada waktu kita berdoa, kita bisa membuka Firman
dan mengclaim banyak janji Allah, tetapi janda itu tidak mempunyai
janji-janji yang bisa ia claim pada waktu ia mencoba untuk meyakinkan sang hakim
untuk mendengarkan perkaranya. Kita bukan hanya mempunyai janji-janji Allah yang
tak akan gagal, tetapi kita juga mempunyai Roh Kudus, yang membantu kita dalam
doa kita (Ro 8:26-27). Mungkin kontras yang terbesar adalah bahwa janda itu
datang ke suatu pengadilan, tetapi anak-anak Allah datang kepada takhta kasih
karunia (Ibr 4:14-16). Ia memohon dari kemiskinannya, tetapi kita mempunyai
seluruh kekayaan Allah tersedia bagi kita untuk memenuhi / mencukupi setiap
kebutuhan kita (Fil 4:19). Maksudnya jelas. ... Itu harus mendorong kita untuk
berdoa!].
Luk
11:13 - “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada
anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada
mereka yang meminta kepadaNya.’”.
Ef
2:18 - “karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk
kepada Bapa”.
Ef
3:12 - “Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah
dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepadaNya”.
Ibr
4:14-16 - “(14) Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah
melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang
pada pengakuan iman kita. (15) Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam
besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama
dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. (16) Sebab itu marilah
kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita
menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada
waktunya”.
Ibr 10:19-22
- “(19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh
keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (20) karena Ia telah membuka jalan
yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri, (21)
dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. (22) Karena
itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan
iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang
jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni”.
1Yoh
2:1 - “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan
berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara
pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil”.
Catatan: kata ‘pengantara’
diterjemahkan dari kata Yunani PARAKLETOS, yang bisa berarti ‘pengacara’,
‘pembela’, ‘penolong’.
Ibr
2:17-18 - “(17) Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan
dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas
kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. (18)
Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat
menolong mereka yang dicobai”.
Ro 8:26-27
- “(16) Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita
tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk
kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (27) Dan Allah
yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai
dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus”.
Fil
4:19 - “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaanNya dalam Kristus Yesus”.
3) Allah
pasti mengabulkan doa kita.
Ay
7-8: “(7) Tidakkah Allah akan
membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan
adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (8) Aku berkata kepadamu:
Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang,
adakah Ia mendapati iman di bumi?’”.
Penekanan
text ini: kalau hakim yang begitu brengsek, mau mengabulkan permintaan janda
yang tak punya hubungan apa-apa dengan dia, hanya karena ketekunannya dalam
meminta, maka lebih-lebih lagi Allah yang kasih itu akan mengabulkan doa
orang pilihannya yang mau berdoa dengan tekun!
The
Bible Exposition Commentary: New Testament:
“He
argued from the lesser to the greater. ‘If a poor widow got what she deserved
from a selfish judge, how much more will God’s children receive what is right
from a loving Heavenly Father!’” (= Ia
berargumentasi dari yang lebih kecil kepada yang lebih besar. ‘Jika seorang
janda miskin mendapatkan apa yang layak ia dapatkan dari seorang hakim yang
egois, lebih-lebih anak-anak Allah akan menerima apa yang benar dari seorang
Bapa surgawi yang penuh kasih!’).
Perhatikan
ay 7-8 lagi: “(7)
Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang
malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong
mereka? (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka.
Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’”.
a)
Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan tentang ay 7-8 ini:
1.
Ay 7a: ‘membenarkan’.
NIV/NASB:
bring about justice (= mengadakan
keadilan).
Yesus
mengucapkan ini, mungkin karena pada saat itu banyak orang kristen ditindas /
diperlakukan dengan tidak adil. Dengan kata-kata ini Yesus mendorong mereka
untuk berdoa dengan tekun supaya Allah menegakkan keadilan bagi mereka.
2.
‘orang-orang pilihanNya’.
Matthew
Henry: “There
are a people in the world that are God’s people, his elect, his own elect, a
choice people, a chosen people” (= Ada
orang-orang dalam dunia yang adalah umat Allah, orang-orang pilihanNya,
orang-orang pilihanNya sendiri, orang-orang pilihan, orang-orang yang dipilih).
Bdk.
Ef 1:4-5 - “(4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum
dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya. (5) Dalam
kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi
anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya”.
3.
Ay 7b: ‘Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong
mereka?’.
NIV:
‘will he keep putting them off?’
(= akankah Ia terus menerus menunda mereka?).
RSV/NASB:
‘will he delay long over them?’ (=
akankah Ia menunda lama terhadap mereka?).
KJV/NKJV:
‘though he bear(s) long with them?’
(= sekalipun Ia panjang sabar terhadap mereka?).
Ada
penafsir-penafsir yang mengambil terjemahan KJV dan mengartikan bagian ini
sebagai berikut: sekalipun Allah sabar terhadap orang-orang jahat yang menindas
orang kristen itu, tetapi karena orang kristennya tekun berdoa, maka Allah
mengabulkan doa itu dan bertindak untuk menegakkan keadilan.
4.
Ay 8a: ‘segera’.
Ini
tidak berarti bahwa jawaban doa tidak bisa ditunda sampai lama sekali! Tetapi
bagaimana kita mengharmoniskan hal ini dengan kata ‘segera’ dalam ay 8 ini? Ada beberapa penafsiran:
a. Ada yang mengartikan
‘segera’ ini sebagai ‘mendadak’.
b. Jangan lupa bahwa
bagi Tuhan 1 hari adalah seribu tahun, dan seribu tahun adalah satu hari (2Pet 3:8).
c. Penundaan Allah
bukanlah suatu penundaan tanpa aktivitas, tetapi penundaan yang mempersiapkan!
The
Bible Exposition Commentary: New Testament:
“How,
then, do we explain delays in answers to prayer, especially when Jesus said that
God would ‘avenge (give them justice) speedily’? (Luke 18:8). Remember that
God’s delays are not the delays of inactivity but of preparation. God is
always answering prayer, otherwise Rom 8:28 could not be in the Bible. God works
in all things at all times, causing all things to work together to accomplish
His purposes. The moment we send Him a request that is in His will (see 1 John
5:14-15), God begins to work. We may not see it now, but one day the answer will
come” [= Lalu bagaimana kita menjelaskan
penundaan jawaban terhadap doa, khususnya pada waktu Yesus berkata bahwa Allah
akan ‘membalas (memberi mereka keadilan) dengan cepat / segera’? (Luk 18:8).
Ingatlah bahwa penundaan Allah bukanlah penundaan dari ketidak-aktifan, tetapi
dari persiapan. Allah selalu menjawab doa, kalau tidak, maka Ro 8:28 tidak bisa
ada dalam Alkitab. Allah bekerja dalam segala hal pada segala waktu, menyebabkan
segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk mencapai rencanaNya. Pada saat kita
mengirimkan kepadaNya suatu permohonan yang sesuai dengan kehendakNya (lihat
1Yoh 5:14-15), Allah mulai bekerja. Kita mungkin tidak melihatnya sekarang,
tetapi suatu hari jawaban itu akan datang].
Dari
3 penafsiran ini saya sangat condong pada yang ke 3.
5.
Ay 8b: ‘jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman
di bumi?’.
Orang-orang
yang menganut ajaran Dispensationalisme mengatakan bahwa ay 8b ini
menunjukkan bahwa pada kedatangan Yesus yang keduakalinya tidak ada iman di
bumi, karena orang percaya sudah diangkat ke surga (mengalami Rapture).
Keberatan
terhadap pandangan ini:
a. Yesus tak berkata
bahwa pada kedatanganNya yang kedua bakal tak ada iman di bumi! Yesus hanya
‘menguatirkan’ terjadinya hal itu. Dan Ia mengajarkan bagian ini justru
dengan tujuan supaya hal itu tidak terjadi!
b. Ini adalah
penafsiran yang out of context karena
tak sesuai dengan tujuan perumpamaan ini.
Saya
berpendapat bahwa kata ‘iman’ di sini harus ditafsirkan sesuai dengan
kontexnya, yaitu: iman yang bertekun dalam doa / pengharapan yang tekun kepada
Allah.
b)
Ay 7-8 ini bisa menimbulkan penafsiran yang salah yang harus
dihindari.
Ay 7-8:
“(7) Tidakkah Allah akan
membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan
adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? (8) Aku berkata
kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika
Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?’”.
1. Ada
orang yang berpendapat bahwa ketekunan adalah satu-satunya syarat yang
menyebabkan doa dikabulkan. Jadi sekalipun permintaan kita jelek, asal kita
tekun, kita akan mendapatkannya. Ini jelas salah karena bertentangan dengan:
a. Mat 7:11 yang
mengatakan bahwa Tuhan hanya memberikan yang baik kepada kita.
Mat
7:11 - “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada
anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik
kepada mereka yang meminta kepadaNya.’”.
b. 1Yoh 5:14 mengatakan
bahwa Allah hanya mengabulkan doa kita kalau doa itu sesuai dengan kehendak /
rencanaNya.
1Yoh 5:14
- “Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan
doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya”.
2. Ada
orang yang berkata bahwa kalau kita berdoa dengan tekun, maka kita bisa mengubah
kehendak Tuhan. Ini merupakan pandangan Arminian, dan ini salah, karena kehendak
Allah, dalam arti Rencana Allah yang kekal, tidak bisa berubah!
Bil 23:19
- “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia,
sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau
berbicara dan tidak menepatinya?”.
1Sam 15:29
- “Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu
menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal.’”.
Maz 33:10-11
- “(10) TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan
suku-suku bangsa; (11) tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan
hatiNya turun-temurun”.
Yes 14:24,26-27
- “(14) TUHAN semesta alam telah
bersumpah, firmanNya: ‘Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan
terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana: ...
(26) Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh bumi, dan itulah tangan
yang teracung terhadap segala bangsa. (27) TUHAN semesta alam telah
merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? TanganNya telah teracung,
siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?”.
Yes 25:1
- “Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan
syukur bagi namaMu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah
melaksanakan rancanganMu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu”.
Yes 43:13
- “Juga seterusnya Aku tetap Dia, dan
tidak ada yang dapat melepaskan dari tanganKu; Aku melakukannya, siapakah
yang dapat mencegahnya?”.
Yes 46:10-11
- “(10) yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman
purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: KeputusanKu akan sampai,
dan segala kehendakKu akan Kulaksanakan, (11) yang memanggil burung buas
dari timur, dan orang yang melaksanakan putusanKu dari negeri yang jauh. Aku
telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah
merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya”.
Yer 4:28
- “Karena hal ini bumi akan berkabung, dan langit di atas akan menjadi
gelap, sebab Aku telah mengatakannya, Aku telah merancangnya, Aku tidak akan
menyesalinya dan tidak akan mundur dari pada itu.’”.
Dan
perhatikan juga Mat 6:10 dan Mat 26:39,42 yang menunjukkan bahwa kita
harus menyesuaikan doa kita dengan kehendak Tuhan, dan bukan sebaliknya!
Mat
6:10 - “datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di
sorga”.
Mat
26:39,42 - “(39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya:
‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu,
tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki.’ ... (42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa,
kataNya: ‘Ya BapaKu jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku
meminumnya, jadilah kehendakMu!’”.
Ada
orang yang menganggap bahwa dalam kasus Hizkia, doa Hizkia berhasil mengubah
kehendak Allah (Yes 38:1-8 2Taw
32:24-26 2Raja 20:1-11).
Tetapi ini lagi-lagi salah, karena bertentangan dengan banyak ayat di atas. Saya
berpendapat bahwa dalam kehendak / Rencana yang kekal dari Allah memang sudah
direncanakan bahwa Hizkia akan sakit, lalu ia akan berdoa, dan ia akan
disembuhkan sehingga bisa hidup 15 tahun lagi. Dengan demikian doa Hizkia tidak
mengubah kehendak Allah, tetapi sebaliknya sesuai dengan kehendak Allah.
Calvin:
“they
ought to be importunate in their prayers to God the Father, till they at length
draw from him what He would otherwise appear to be unwilling to give. Not
that by our prayers we gain a victory over God, and bend him slowly and
reluctantly to compassion, but because the actual facts do not all at once make
it evident that he graciously listens to our prayers”
(= mereka harus mendesak dan terus menerus dalam doa-doa
mereka kepada Allah Bapa, sampai akhirnya mendapatkan dari Dia apa yang kelihatannya
Ia tidak mau berikan. Bukan bahwa oleh doa-doa kita kita mendapatkan kemenangan
atas Allah, dan membengkokkan Dia dengan perlahan-lahan dan dengan segan pada
belas kasihan, tetapi karena fakta-fakta yang sesungguhnya sama sekali tidak
menunjukkan dengan jelas bahwa Ia dengan murah hati mendengarkan doa-doa kita).
Jadi, dalam mendengarkan doa
kita, Allah sering kelihatannya tidak mempedulikan doa kita. Hanya pada
waktu kita bertekun dalam doa, maka Ia akan mengabulkan doa kita dan dengan itu
menunjukkan bahwa sebetulnya dari tadipun Ia mendengar, tetapi memperlihatkan
sikap tak peduli hanya untuk menguji kita.
Catatan: pandangan
Reformed tentang doa ini TIDAK BOLEH menjadikan kita tidak tekun dalam doa,
karena kita menyimpulkan terlalu cepat bahwa doa kita tidak sesuai dengan
kehendak / rencana Allah!
IV)
Ketekunan dalam doa.
Sekarang mari kita perhatikan secara khusus ketekunan dari
janda itu.
Ketekunan
janda itu terlihat dari:
1)
Ay 3: ‘selalu datang’.
2)
Ay 4: ‘beberapa waktu lamanya’. Tetapi ia tak putus asa.
3)
Ay 5: ‘terus saja ia datang’.
4)
Ay 5b: ‘dan akhirnya menyerang aku’.
NIV/NASB/RSV:
‘wear me out’ (= melelahkan /
menjemukan aku).
KJV:
‘weary me’ (= melelahkan /
menjemukan aku).
Sekalipun
terjemahan Kitab Suci Indonesia berbeda dengan yang bahasa Inggris, tetapi Kitab
Suci Indonesia di sini tak bisa disalahkan karena kata Yunani yang dipakai
adalah HUPOPIAZEI, yang bisa berarti:
a)
Memukul pada bagian di bawah mata sehingga mata menjadi biru (kata ini
juga digunakan dalam 1Kor 9:27, lihat terjemahan NIV / NASB).
b)
Lelah karena desakan yang terus menerus.
Ada
yang menggabungkan kedua arti ini dan menafsirkan sebagai berikut: janda itu
mengganggu terus sehingga hakim itu tak bisa tidur, sehingga matanya menjadi
biru seperti bekas dipukul.
5)
Selanjutnya, dalam ay 7 Yesus menggunakan istilah ‘siang
malam’, yang jelas juga menunjukkan ketekunan. Ini menunjukkan sedikitnya
kita harus berdoa 2 x sehari untuk hal yang kita inginkan!
Semua
hal ini betul-betul menunjukkan ketekunan yang luar biasa dari janda itu, dan
ini harus kita tiru dalam kehidupan doa kita!
Bdk.
Yes 62:6-7 - “(6) Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah
Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka
tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada
Sion, janganlah kamu tinggal tenang (7) dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang,
sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di
bumi”.
Kata-kata ‘jangan
biarkan Dia tinggal tenang’ pada awal ay 7, oleh KJV diterjemahkan ‘give
Him no rest’ (= jangan beri Dia istirahat).
Banyak
orang yang berdoa dengan tekun dan mereka berhasil!
Contoh:
·
perempuan Kanaan dalam Mat 15:21-28.
·
Elia dalam 1Raja 18:42-45.
·
jemaat gereja abad I dalam Kis 12:5.
·
Israel dalam Hakim 20:18-48 (baca cerita ini!!).
Karena
itu kita semua harus berdoa dengan tekun:
¨
dalam persoalan pengudusan diri kita.
¨
dalam menghadapi problem-problem kita.
¨
dalam persoalan gereja / pelayanan.
¨
dalam meminta pertobatan orang yang kita kasihi.
¨
dsb.
Maukah
saudara berdoa dengan tekun?
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali