kebaktian online

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 6 September 2020, pk 09.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

daniel 1:1-21(7)

 

Dan 1:5a,8-16 - (5a) Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. ... (8) Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya. (9) Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu; (10) tetapi berkatalah pemimpin pegawai istana itu kepada Daniel: ‘Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan makanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat dari pada orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu aku dianggap bersalah oleh raja.’ (11) Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi Daniel, Hananya, Misael dan Azarya: (12) ‘Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum; (13) sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu.’ (14) Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari. (15) Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja. (16) Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu memberikan sayur kepada mereka..

 

c.   Rasa takut pemimpin pegawai istana.

Ay 10: tetapi berkatalah pemimpin pegawai istana itu kepada Daniel: ‘Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan makanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat dari pada orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu aku dianggap bersalah oleh raja.’.

 

Calvin: This, therefore, is the meaning, - the prefect, though he did not dare to comply with Daniel’s request, yet treated both him and his companions kindly by not endangering their lives. He says, - he ‘was afraid of the king who had ordered the food.’ He is not to be blamed as if he feared man more than the living God, for he could not have any knowledge of God. [= Karena itu, ini adalah artinya, - pemimpin pegawai istana itu, sekalipun tidak berani untuk bertindak sesuai dengan permohonan Daniel, tetapi memperlakukan baik dia maupun kawan-kawannya dengan baik dengan tidak membahayakan hidup / nyawa mereka. Ia berkata, - ia ‘takut kepada raja yang telah memerintahkan untuk menyuplai makanan itu’. Ia tidak bisa disalahkan seakan-akan ia lebih takut kepada manusia dari pada Allah yang hidup, karena ia tidak bisa mempunyai pengetahuan / pengenalan apapun tentang Allah.].

 

Kalau itu membahayakan untuk pemimpin pegawai istana, apalagi untuk Daniel dan kawan-kawannya! Tetapi mereka tetap berani meresikokan nyawa mereka! Kalau kita hanya mau taat pada saat ketaatan itu tidak memberikan resiko apapun, itu adalah ketaatan ‘murahan’!

 

The Biblical Illustrator: The favour of God was more to him than life. We do not wonder after this, that, at a later period of his life, he calmly went on - praying with his face towards Jerusalem, even though the den of lions was to be his portion for so doing.[= Persetujuan / kesenangan Allah adalah lebih baginya dari pada hidup / nyawanya. Kita tidak heran berkenaan akan hal ini, bahwa pada suatu masa belakangan dari hidupnya, ia dengan tenang terus berdoa dengan wajahnya menghadap ke Yerusalem, sekalipun gua singa harus menjadi bagiannya karena melakukan hal itu.].

 

Bdk. Gal 1:10 - Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus..

 

Kis 5:29 - Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: ‘Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia..

 

d.   Usul Daniel kepada penjenang.

Ay 11-13: Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang yang telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi Daniel, Hananya, Misael dan Azarya: (12) ‘Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum; (13) sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu.’.

 

(1)       Daniel ‘turun banding’.

Ay 11: “penjenang”.

KBBI: penjenang = pengawas / mandor.

 

KJV menuliskan ‘Melzar’ dan YLT menuliskan ‘Meltzar’. Kedua terjemahan ini hanya mentransliterasikan huruf-huruf Ibraninya ke dalam huruf-huruf Latin. Kelihatannya keduanya menganggap kata itu sebagai nama orang.

 

Tetapi Kitab Suci bahasa Inggris yang lain menganggap kata itu sebagai suatu jabatan, kurang lebih sama seperti Alkitab Indonesia. Dan kelihatannya penafsir-penafsir lebih setuju dengan terjemahan ini.

 

Jadi di bawah pemimpin pegawai istana itu ada penjenang / pengawas / mandor. Dan pada waktu pemimpin pegawai istana itu menolak untuk mengabulkan permohonan Daniel, Daniel tidak putus asa dan berhenti. Sekarang ia mencoba untuk meminta kepada mandor / pengawas. Boleh dikatakan Daniel ‘turun banding’ (kebalikan dari ‘naik banding’)!

 

(2)       Ini menunjukkan ketekunan Daniel.

 

Calvin: And here Daniel’s singular constancy is observable, who after trying the matter once in vain, did not cease to pursue the same object. It is a clear and serious proof of our faith, when we are not fatigued when anything adverse occurs, and never consider the way closed against us. [= Dan di sini kesetiaan / keteguhan hati Daniel yang luar biasa patut diperhatikan, yang setelah satu kali mengusahakan persoalan itu dengan sia-sia, tidak berhenti untuk mengejar tujuan yang sama. Merupakan suatu bukti iman kita yang jelas dan serius pada waktu kita tidak bosan / melemah pada waktu apapun yang tidak menyenangkan / berkebalikan muncul / terjadi, dan tidak pernah menganggap jalannya tertutup terhadap kita.].

 

(3) Ia mencoba untuk meminta kepada mandor itu untuk mengadakan percobaan selama 10 hari, untuk mengganti makanan raja itu hanya dengan ‘sayur’ dan ‘air’.

 

Ay 12: sayur.

KJV/ASV: “pulse” [= biji / benih].

RSV/NIV/NASB/NKJV/YLT: “vegetables” [= sayuran].

 

Ada yang menafsirkan ini sebagai sayur yang tumbuh dari benih-benih / biji-bijian (Jamieson, Fausset & Brown), tetapi ada juga yang menafsirkan ini sebagai benih-benih / biji-bijian itu sendiri seperti gandum, jelai dan sebagainya.

 

Saya mengganggap perbedaan tafsiran tentang kata ini tidak terlalu penting. Yang jelas sayur atau biji-bijian dan itu bukan makanan yang sesehat seperti makanan dan anggur raja.

 

Waktu percobaan dibatasi 10 hari, karena masa itu dianggap sebagai masa yang aman. Artinya, kalaupun mereka menjadi kurang sehat karena hanya makan sayur dan air, tetapi penurunan kesehatan mereka tidak akan terlalu kelihatan. Jadi raja tidak akan tahu akan hal itu.

 

(4) Calvin yakin bahwa permintaan Daniel dalam hal ini kepada mandor itu, bukan berasal dari dirinya sendiri tetapi dari Tuhan.

 

Calvin: Besides, without the slightest doubt, when Daniel brought this forward, he was directed by God’s Spirit to this act of prudence, and was also impelled to make this request. By the singular gift of the Holy Spirit Daniel invented this method of bending the mind of the servant under whose care he was placed. We must hold, then, that this was not spoken rashly or of his own will, but by the instinct of the Holy Spirit. It would not have been duty but rashness, if Daniel had been the author of this plan, and had not been assured by the Lord of its prosperous issue. Without doubt he had some secret revelation on the subject; and if the servant allowed him and His associates to feed on pulse, it was a happy answer to his prayers. Hence, I say, he would not have spoken thus, except under the guidance and command of the Spirit. And this is worthy of notice, since we often permit ourselves to do many things which turn out badly, because we are carried away by the mere feelings of the flesh, and do not consider what is pleasing to God. It is not surprising, then, when men indulge in various expectations, if they feel themselves deceived at last, since every one occasionally imposes upon himself by foolish hopes, and thus frustrates his designs. Indeed, it is not our province to promise ourselves any success. Hence let us notice how Daniel had not undertaken or approached the present business with any foolish zeal; and did not speak without due consideration, but was assured of the event by the Spirit of God.” [= Disamping, tanpa keraguan yang terkecil, pada waktu Daniel mengajukan hal ini, ia diarahkan oleh Roh Allah pada tindakan bijaksana ini, dan juga didesak untuk membuat permohonan ini. Oleh karunia yang luar biasa dari Roh Kudus Daniel menemukan cara ini untuk membengkokkan pikiran dari pelayan di bawah perhatian / tanggung jawab siapa ia ditempatkan. Jadi, kita harus mencamkan bahwa ini tidak diucapkan dengan tergesa-gesa / tanpa berpikir atau dari kehendaknya sendiri, tetapi oleh dorongan dari Roh Kudus. Itu bukanlah kewajiban tetapi ketergesa-gesaan, seandainya Daniel adalah pencipta dari rencana ini dan tidak diyakinkan oleh Tuhan tentang hasilnya yang menyenangkan. Tidak diragukan ia mempunyai wahyu rahasia tertentu tentang hal ini; dan jika pelayan itu mengizinkannya dan teman-temannya untuk makan benih / biji-bijian, itu merupakan suatu jawaban yang menyenangkan terhadap doa-doanya. Karena itu, saya katakan, ia tidak akan telah berbicara seperti itu, kecuali di bawah pimpinan dan perintah dari Roh. Dan ini layak diperhatikan, karena kita sering mengizinkan diri kita sendiri untuk melakukan banyak hal yang berakhir secara buruk, karena kita digerakkan semata-mata oleh perasaan daging, dan tidak mempertimbangkan apa yang menyenangkan / memperkenan bagi Allah. Jadi tidaklah mengejutkan pada waktu orang-orang terlibat dalam bermacam-macam pengharapan, jika mereka merasa diri mereka sendiri tertipu pada akhirnya, karena setiap orang kadang-kadang membawa / menawarkan kepada dirinya sendiri oleh pengharapan-pengharapan yang bodoh, dan dengan demikian menghancurkan / menggagalkan rancangan-rancangannya. Memang, bukanlah daerah kita untuk menjanjikan diri kita sendiri sukses apapun. Jadi hendaklah kita memperhatikan bagaimana Daniel tidak memulai atau mendekati / mengusulkan urusan saat ini dengan semangat bodoh apapun; dan tidak berbicara tanpa pertimbangan yang seharusnya, tetapi diyakinkan tentang hasil akhirnya oleh Roh Allah.].

 

Bandingkan dengan pendeta yang memerintahkan covid 19 itu supaya diam / tenang. Kegagalannya menunjukkan itu pasti bukan dari Allah, tetapi dari dirinya sendiri.

 

(5)       Daniel menempuh jalan / cara damai.

 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang ay 21): Firmness in faith is consistent with gentleness of demeanour. Many, under the pretext of faithfulness in bearing testimony, cover over a spirit of ostentation and love of opposition. Daniel did not court martyrdom for its own sake, but sought, by conciliatory means, to maintain a conscience void of offence, without the least compromise of principle.[= Keteguhan dalam iman konsisten dengan kelembutan tingkah laku. Banyak orang, dengan alasan kesetiaan dalam memberikan kesaksian, menutupi / menyembunyikan suatu roh pamer dan cinta permusuhan / pertentangan. Daniel tidak mengejar kematian syahid demi hal itu sendiri, tetapi mengusahakan, oleh cara-cara yang bersifat damai, untuk memelihara suatu hati nurani yang bebas dari pelanggaran, tanpa kompromi prinsip yang terkecil.].

 

The Bible Exposition Commentary: The four Jewish students didn’t threaten anybody, stage a protest, or try to burn down a building. They simply excelled in their studies, acted like gentlemen, and asked Melzar to test them for ten days by feeding them only water and vegetables. [= Keempat pelajar Yahudi itu tidak mengancam siapapun, mengatur dan melaksanakan suatu protes, atau berusaha untuk membakar suatu bangunan. Mereka hanya melampaui yang lain dalam pembelajaran mereka, bertindak sebagai orang yang sopan, dan meminta Melzar untuk menguji mereka selama 10 hari dengan memberi mereka makan hanya air dan sayur.].

 

Bandingkan dengan seandainya orang Indonesia dibuang ke China dan disuruh makan babi. Pasti demo berjilid-jilid!

 

The Bible Exposition Commentary: Throughout Scripture you will find courageous people who had to defy authority in order to obey God, and in every case, they took the wise and gentle approach. ‘If it is possible, as far as it depends on you, live at peace with everyone’ (Rom 12:18, NIV). [= Dalam sepanjang Kitab Suci kamu akan mendapati orang-orang yang berani yang harus menentang otoritas / orang yang berkuasa untuk mentaati Allah, dan dalam setiap kasus, mereka mengambil pendekatan yang bijaksana dan lembut. ‘Jika memungkinkan, sejauh itu tergantung kepadamu, hiduplah dalam damai dengan setiap orang’ (Ro 12:18, NIV).].

 

Ro 12:18 - Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!.

 

Contoh: Paulus dalam Kis 26.

 

Kis 26:2-3,24-25 - “(2)Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi pertanggungan jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku, (3) terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar. ... (24) Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: ‘Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila.’ (25) Tetapi Paulus menjawab: ‘Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!.

 

Tetapi awas, jangan lakukan ini dengan sikap menjilat!

 

Bdk. 1Pet 2:13-17 - “(13) Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, (14) maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. (15) Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh. (16) Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. (17) Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!”.

 

Tetapi kita juga bisa mendapatkan text-text dimana nabi-nabi, dan bahkan Yesus sendiri, menggunakan sikap yang berbeda.

 

1Raja 22:13-16 - “(13) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu, berkata kepadanya: ‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.’ (14) Tetapi Mikha menjawab: ‘Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan.’ (15) Setelah ia sampai kepada raja, bertanyalah raja kepadanya: ‘Mikha, apakah kami boleh pergi berperang melawan Ramot-Gilead atau kami membatalkannya?’ Jawabnya kepadanya: ‘Majulah dan engkau akan beruntung, sebab TUHAN akan menyerahkannya ke dalam tangan raja.’ (16) Tetapi raja berkata kepadanya: ‘Sampai berapa kali aku menyuruh engkau bersumpah, supaya engkau mengatakan kepadaku tidak lain dari kebenaran demi nama TUHAN?’.

 

1Raja 18:17-18 - “(17) Segera sesudah Ahab melihat Elia, ia berkata kepadanya: ‘Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?’ (18) Jawab Elia kepadanya: ‘Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan engkau ini telah mengikuti para Baal..

 

Luk 13:31-32 - “(31) Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: ‘Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.’ (32) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai..

 

e.   Penjenang menyetujui usul Daniel.

Ay 14: Didengarkannyalah permintaan mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari..

 

Keil & Delitzsch: In this proposal Daniel trusted in the help of God, and God did not put his confidence to shame. [= Dalam usul ini Daniel percaya pada pertolongan Allah, dan Allah tidak mempermalukan keyakinannya.].

 

f.    Hasil percobaan 10 hari itu.

Ay 15-16: (15) Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja. (16) Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur yang harus mereka minum, lalu memberikan sayur kepada mereka..

 

Adam Clarke: “Though a vegetable diet might have produced that healthiness of the system in general, and of the countenance particularly, as mentioned here; yet we are to understand that there was a special blessing of God in this, because this spare diet was taken on a religious account.” [= Sekalipun suatu diet sayuran bisa menghasilkan kesehatan dari sistim itu secara umum, dan secara khusus dari penampilan wajah, seperti disebutkan di sini; tetapi kita harus menganggap bahwa di sana ada suatu berkat khusus dari Allah dalam hal ini, karena diet yang kurang / sedikit ini diambil berdasarkan suatu alasan relijius.].

 

Calvin: It is clear enough that there is no necessary virtue in bread to nourish us; for we are nourished by God’s secret blessing, as Moses says, ‘Man lives not by bread alone,’ (Deuteronomy 8:3,) implying that the bread itself does not impart strength to men, for the bread has no life in it; how then can it afford us life? As bread possesses no virtue by itself, we are nourished by the word of God; and because God has determined that our life shall be sustained by nourishment, he has breathed its virtue into the bread - but, meanwhile, we ought to consider our life sustained neither by bread nor any other food, but by the secret blessing of God. For Moses does not speak here of either doctrine or spiritual life, but says our bodily life is cherished by God’s favor, who has endued bread and other food with their peculiar properties. [= Adalah cukup jelas bahwa di sana tidak ada kebaikan yang perlu dalam roti untuk memelihara / menguatkan kita; karena kita dipelihara / dikuatkan oleh berkat rahasia Allah, seperti Musa katakan, ‘Manusia hidup bukan dari roti saja’, (Ul 8:3), yang menunjukkan secara tidak langsung bahwa roti itu sendiri tidak memberikan kekuatan kepada manusia, karena roti itu tidak mempunyai kehidupan di dalamnya; lalu bagaimana roti itu bisa memberikan kehidupan kepada kita? Karena roti tidak mempunyai kebaikan dalam dirinya sendiri, kita dipelihara / dikuatkan oleh firman Allah; dan karena Allah telah menentukan bahwa kehidupan kita akan ditopang oleh gizi, Ia telah menghembuskan kebaikannya ke dalam roti itu - tetapi pada saat yang sama, kita harus menganggap kehidupan kita ditopang bukan oleh roti atau oleh makanan lain apapun, tetapi oleh berkat rahasia dari Allah. Karena Musa di sini tidak berbicara atau tentang doktrin / ajaran atau kehidupan rohani, tetapi berkata bahwa kehidupan jasmani kita dikuatkan / diberi gizi oleh kebaikan Allah, yang telah menyediakan / memberikan roti dan makanan lain dengan sifat-sifat khas mereka.].

 

Penerapan:

Dalam dunia medis / kesehatan ada kata-kata ‘You are what you eat!’ [= Kamu adalah apa yang kamu makan!]. Makanan sehat membuat kita sehat, dan makanan tidak sehat membuat kita sakit / tidak sehat! Orang yang tidak peduli tentang makanannya sama saja dengan tak peduli tentang kesehatannya.

Lebih-lebih dalam masa pandemi covid 19 ini dimana kita harus meningkatkan imunitas tubuh kita. Untuk ini memang ada hal-hal yang tak termasuk makanan, seperti:

 

(1) Harus olah raga. Itu sudah dari dulu saya lakukan, karena saya memang senang olah raga.

 

(2) Harus tidur secara cukup (7-8 jam). Ini yang saya merasa frustrasi untuk melakukan karena saya justru punya insomnia.

 

(3) Hindari stress, harus senang / gembira. Ini seringkali juga sukar karena di rumah terus itu menimbulkan kebosanan.

 

Selain itu termasuk dalam makanan / minuman, ini mencakup vitamin, mineral dan sebagainya.

Kita dianjurkan minum vit D3, vit C, vit E, dan lalu, kalau tak salah, juga Zinc.

Vit D3 saya sudah minum sejak lama, vit E juga sudah minum, Zinc ada dalam multivitamin yang saya gunakan. Vit C dulu saya anggap cukup dari buah, tetapi karena sukar belanja buah, dan banyak jenis buah yang saya tidak berani makan karena takut tercemar virus, maka sekarang saya minum vit C juga.

Dan kita disuruh menghindari / mengurangi makanan / minuman yang banyak gula, garam, dan trans fat.

 

Menurut saya, kalau saudara tergolong orang yang mampu mengusahakan, saudara juga harus melakukannya.

 

Tetapi masalahnya, bagaimana kalau saudara tergolong orang yang, jangankan beli vitamin dan suplemen, beli makanan sehat saja tidak mampu. Bisanya beli supermi yang jelas termasuk makanan tidak sehat.

 

Kalau seperti itu, bersandarlah kepada Tuhan, yang dalam kasus Daniel dan kawan-kawannya, bisa memberi kesehatan yang lebih baik kepada mereka, dari pada orang-orang yang makan makanan dan anggur raja.

 

Saya teringat akan masa sukar saya dimana karena gegeran dengan istri, dan fitnahan dari pihak mereka, saya bukan hanya dikeluarkan dari Gereja tetapi juga pelayanan saya dihabisi. Saya tidak minum vitamin, suplemen dan sebagainya. Saya makan makanan sangat sederhana, karena harus semurah mungkin. Tetapi kesehatan saya pada saat itu sangat bagus!! Padahal sekarang dengan semua makanan sehat dan vitamin dan suplemen, kesehatan saya kalah jauh dibandingkan dengan saat itu!

 

Jadi, apakah orang mampu atau tidak mampu mengusahakan makanan sehat dan vitamin / suplemen, semuanya harus bersandar kepada Tuhan! Jangan bersandar pada makanan sehat, vitamin dan suplemen itu. Tetaplah bersandar kepada Tuhan berkenaan dengan kesehatan saudara.

 

Sekarang mari kita terapkan dalam dunia rohani.

Dengan tidak bisanya gereja mengadakan Kebaktian dan Pemahaman Alkitab biasa, maka saudara hanya bisa dapat firman dari HP (Kebaktian Online). Jangan malas, tetaplah cari firman itu, sekalipun dengan cara yang kurang enak. Apakah fakta bahwa kita dalam masa pandemi ini menerima firman kurang dari biasanya, harus membuat iman kita jadi lemah? Tidak! Ingat ayat ini.

 

1Kor 3:6-7 - “(6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.”.

 

Menanam dan menyiram tetap harus dilakukan, karena kalau tidak, lalu apanya yang tumbuh? Tetapi pada saat itu dilakukan, yang menanam dan menyiram jauh kalah penting dibandingkan dengan Allah yang memberi pertumbuhan! Mereka bisa saja rajin menanam dan menyiram, tetapi kalau Allah tidak memberkati, tidak bakal ada yang tumbuh!

 

Jadi, sama seperti dalam hal makanan jasmani. Kita harus mengusahakan makanan yang sehat. Tetapi kita bisa makan makanan sehat atau tidak, kita tetap harus mengharapkan kesehatan jasmani dari Tuhan! Dan dalam hal rohani, juga seperti itu. Kita harus mengusahakan untuk mendapatkan firman yang bagus sebanyak-banyaknya. Tetapi apakah kita mendapat banyak atau sedikit, pertumbuhan tetap tergantung kepada Tuhan! Jadi berharaplah, dan berdoalah tentang hal itu kepada Tuhan.

 

 

-bersambung-

 

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali