Golgotha School of Ministry

(Rungkut Megah Raya Blok D No 16)

Rabu, tgl 18 September 2013, pk 19.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

[HP: (031) 70641331 / (031) 60501331 / 081945588855]

Email: [email protected]

http://www.golgothaministry.org

 

Irresistible Grace(10)

 

(kasih karunia yang tidak bisa ditolak)

 

12)1Kor 12:2-3 - “(2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. (3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: ‘Terkutuklah Yesus!’ dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’, selain oleh Roh Kudus.”.

 

Adam Clarke tak beri apa-apa yang berarti dalam tafsirannya.

 

Lenski (tentang 1Kor 12:3): Whoever confesses Jesus as ‘Lord’ has the Holy Spirit in his heart (= Siapapun mengakui Yesus sebagai ‘Tuhan’ mempunyai Roh Kudus dalam hatinya).

Tafsiran ini sama sekali tak sesuai dengan kata-kata ayatnya, dan jelas membengkokkan arah dari ayat itu. Ayatnya berbicara tentang bagaimana seseorang bisa mengakui Yesus sebagai Tuhan, tetapi Lenski mempersoalkan apa akibatnya kalau seseorang mengakui Yesus sebagai Tuhan.

 

Charles Hodge (tentang 1Kor 12:3): “The word ku>riov (KURIOS), LORD, is that by which the word Jehovah is commonly rendered in the Greek version of the Old Testament. To say Jesus is the Lord, therefore, in the sense of the apostle, is to acknowledge him to be truly God. ... What the apostle says, is that no man can make this acknowledgment but by the Holy Ghost. This of course does not mean that no one can utter these words unless under special divine influence; but it means that no one can truly believe and openly confess that Jesus is God manifest in the flesh unless he is enlightened by the Spirit of God.” [= Kata KURIOS, TUHAN, adalah kata dengan mana kata Yehovah biasanya diterjemahkan dalam versi Yunani dari Perjanjian Lama. Karena itu, mengatakan Yesus adalah Tuhan, dalam arti dari sang rasul, adalah mengakui Dia sebagai sungguh-sungguh Allah. ... Apa yang sang rasul katakan, adalah bahwa tak seorangpun bisa membuat pengakuan ini kecuali oleh Roh Kudus. Ini tentu tidak berarti bahwa tak seorangpun bisa mengucapkan kata-kata ini kecuali di bawah pengaruh ilahi yang khusus; tetapi itu berarti bahwa tak seorangpun bisa percaya dengan sungguh-sungguh dan mengaku secara terbuka bahwa Yesus adalah Allah yang menyatakan diri dalam daging kecuali ia diterangi oleh Roh Kudus.].

Memang kalau cuma ‘mengucapkan’ (tanpa hatinya betul-betul percaya), tentu saja seadanya orang munafik bisa melakukannya.

Bdk. Mat 7:21-23 - “(21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.

Luk 6:46 - “‘Mengapa kamu berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?”.

 

Tetapi mengaku Yesus sebagai Tuhan / Allah dengan hati yang sungguh-sungguh percaya (bdk. Ro 10:9), tidak mungkin bisa terjadi kalau bukan karena Roh Kudus.

Ro 10:9 - “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”.

 

Calvin (tentang 1Kor 12:3): Having admonished them from their own experience, he sets before them a general doctrine, which he deduces from it; for what the Corinthians had experienced in themselves is common to all mankind - to wander on in error, previously to their being brought back, through the kindness of God, into the way of truth. Hence it is necessary that we should be directed by the Spirit of God, or we shall wander on for ever. From this, too, it follows, that all things that pertain to the true knowledge of God, are the gifts of the Holy Spirit. ... ‘no one can speak well of Christ, but by the Spirit of Christ.’ ... To ‘say that Jesus is the Lord,’ is to speak of him in honorable terms and with reverence, and to extol his majesty. Here it is asked - ‘As the wicked sometimes speak of Christ in honorable and magnificent terms, is this an indication that they have the Spirit of God?’ I answer - ‘They undoubtedly have, so far as that effect is concerned; but the gift of regeneration is one thing, and the gift of bare intelligence, with which Judas himself was endowed, when he preached the gospel, is quite another.’ Hence, too, we perceive how great our weakness is, as we cannot so much as move our tongue for the celebration of God’s praise, unless it be governed by his Spirit. (= Setelah menasehati mereka dari pengalaman mereka sendiri, ia meletakkan di depan mereka suatu doktrin / ajaran yang bersifat umum, yang ia simpulkan darinya; karena apa yang orang-orang Korintus telah alami dalam diri mereka sendiri adalah umum bagi semua umat manusia - mengembara dalam kesalahan, sebelum mereka dibawa kembali, melalui kebaikan Allah, ke dalam jalan kebenaran. Jadi, adalah perlu bahwa kita diarahkan oleh Roh Allah, atau kita akan mengembara selama-lamanya. Dari hal ini, juga mengikuti bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan pengetahuan yang benar tentang Allah, adalah karunia-karunia dari Roh Kudus. ... ‘Tak seorangpun bisa berbicara baik tentang Kristus, kecuali oleh Roh Kristus’. ... ‘Mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan’, berarti berbicara tentang Dia dalam istilah-istilah yang menghormat dan dengan rasa hormat / takut, dan meninggikan keagunganNya. Di sini ditanyakan - ‘Karena orang-orang jahat kadang-kadang berbicara tentang Kristus dalam istilah-istilah yang menghormat dan bagus sekali, apakah ini merupakan suatu petunjuk bahwa mereka mempunyai Roh Allah?’ Saya menjawab - ‘Tak diragukan bahwa mereka telah mengatakan hal seperti itu, sejauh hasilnya itu yang diperhatikan; tetapi karunia tentang kelahiran baru sangat berbeda dengan karunia tentang semata-mata kepandaian, dengan mana Yudas sendiri dikaruniai, pada waktu ia memberitakan Injil’. Karena itu, kami juga mengerti betapa besar kelemahan kita, karena kita tidak dapat menggerakkan lidah kita untuk memuji Allah, kecuali lidah itu dikuasai / diperintah oleh RohNya.).

 

Jadi kesimpulannya adalah: Allah bukan hanya memberikan hal-hal sehingga manusia BISA beriman, tetapi Ia betul-betul memberikan iman itu sendiri.

Jadi jelas bahwa Allah bukan hanya memberikan kasih karunia setengah-setengah sampai pada titik dimana manusia bisa memilih sendiri. Tidak! Ia memberikan kasih karunia sampai mereka percaya dan diselamatkan!

 

Calvin sendiri mempunyai pandangan bahwa iman tidak tergantung pada kehendak manusia!

 

Calvin (tentang Yoh 6:37): “In the first place, he says, that all whom the Father giveth him come to him; by which words he means, that faith is not a thing which depends on the will of men, so that this man and that man indiscriminately and at random believe, but that God elects those whom he hands over, as it were, to his Son; for when he says, that whatever is given cometh, we infer from it, that all do not come. Again, we infer, that God works in his elect by such an efficacy of the Holy Spirit, that not one of them falls away; for the word ‘give’ has the same meaning as if Christ had said, ‘Those whom the Father hath chosen he regenerates, and gives to me, that they may obey the Gospel.’” (= Pertama-tama, Ia katakan, bahwa semua orang yang Bapa berikan kepadaNya datang kepadaNya; dengan kata-kata mana Ia memaksudkan, bahwa IMAN BUKANLAH SESUATU YANG TERGANTUNG PADA KEHENDAK MANUSIA, sehingga orang ini atau orang itu secara tak pandang bulu dan secara acak, percaya, tetapi bahwa Allah memilih mereka yang boleh dikatakan Ia berikan kepada AnakNya; karena pada waktu ia mengatakan, bahwa ‘siapapun yang diberikan datang,’ kami menyimpulkan darinya, bahwa tidak semua datang. Lagi, kami menyimpulkan bahwa Allah bekerja dalam orang-orang pilihanNya dengan kemujaraban sedemikian rupa dari Roh Kudus, sehingga tak seorangpun dari mereka meninggalkan; karena kata ‘memberikan’ mempunyai arti yang sama seakan-akan Kristus telah berkata, ‘mereka yang telah Bapa pilih, Ia lahir-barukan, dan berikan kepadaKu, sehingga mereka bisa mentaati Injil’.).

 

Illustrasi:

Dalam hidup sehari-hari, kalau saya katakan sekarang saya membawa uang 1 juta dalam dompet saya, saudara tidak bisa memutuskan mau percaya atau tidak mau percaya. Tinggal saudara percaya atau tidak percaya. Tidak ada urusan dengan kemauan / kehendak! Jadi, iman bukanlah hasil dari keputusan manusia.

 

Kesaksian:

Kalau saya merenungkan pertobatan saya, tidak pernah ada saat dalam hidup saya dimana setelah mendengar Injil, saya menimbang-nimbang untung ruginya kalau saya beriman kepada Kristus, atau kalau saya menolak Kristus. Dan lalu, setelah sekian lama menimbang-nimbang maka akhirnya saya mengambil keputusan untuk percaya kepada Kristus! Tidak pernah ada saat seperti itu dalam kehidupan saya! Bagi saya ini omong kosong!

Yang terjadi dalam hidup saya adalah: setelah mendengar Injil secara bertahap, tahu-tahu saya mendapati bahwa diri saya sudah percaya kepada Kristus. Saya tidak ingat kapan persisnya saya percaya, tetapi saya tahu-tahu menyadari bahwa saya sudah percaya. Jadi jelas itu bukan keputusan dari kehendak bebas saya, sebagaimana yang dipercaya oleh orang-orang Arminian!

 

Bagaimana kalau orang mengatakan bahwa itu kan hanya didasarkan atas pengalamanmu? Pengalaman bukan dasar dari ajaran, karena tiap orang bisa punya pengalaman yang berbeda!

 

Saya menjawab:

 

a)  Ini sesuai dengan apa yang saya jelaskan dalam bagian ini, yaitu bahwa iman adalah anugerah Allah kepada orang-orang pilihanNya! Jadi, ayat-ayatnya jelas sangat banyak!

 

b) Dalam Alkitab tidak pernah ada pertanyaan Maukah engkau percaya?’. Yang ada adalah pertanyaan ‘Percayakah engkau / kamu ....?’. Mari kita lihat sederetan ayat di bawah ini:

 

1. Ayub 39:14 - Percayakah engkau kepadanya, karena kekuatannya sangat besar? Atau kauserahkankah kepadanya pekerjaanmu yang berat?.

 

2. Mat 9:28 - Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepadaNya dan Yesus berkata kepada mereka: ‘Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?’ Mereka menjawab: ‘Ya Tuhan, kami percaya.’.

 

3. Yoh 9:35 - Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: ‘Percayakah engkau kepada Anak Manusia?.

 

4. Yoh 11:26 - dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?.

 

5. Yoh 14:10 - Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaanNya..

 

6. Yoh 16:31 - Jawab Yesus kepada mereka: ‘Percayakah kamu sekarang?.

 

7. Kis 26:27 - Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka.’.

 

c)  Tetapi bagaimana dengan ayat-ayat yang mengandung kata-kata ‘mau / tidak mau percaya’ dan dalam bahasa Inggris ‘will / will not believe’?

 

1. Bil 14:11 - TUHAN berfirman kepada Musa: ‘Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepadaKu, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka!.

Kalau kita membandingkan dengan terjemahan-terjemahan Alkitab bahasa Inggris maka kita akan melihat bahwa dalam Alkitab-Alkitab bahasa Inggris memang ada kata ‘will’, tetapi menurut saya kata ‘will’ itu bisa diterjemahkan ‘akan’ dan bukannya ‘mau’.

KJV: ‘and how long will it be ere they believe me’ (= dan akan jadi berapa lama lagi sebelum mereka percaya kepadaKu?).

RSV: ‘And how long will they not believe in me’ (= Dan berapa lama lagi / sampai kapan mereka akan tidak percaya kepadaKu).

NIV: ‘How long will they refuse to believe in me’ (= Berapa lama mereka akan menolak untuk percaya kepadaKu).

NASB: ‘And how long will they not believe in Me’ (= Dan berapa lama mereka akan tidak percaya kepadaKu).

 

2. Yoh 10:38 - tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepadaKu, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.’.

Dalam terjemahan-terjemahan Alkitab bahasa Inggris kata ‘mau’ ini tidak ada.

KJV: ‘though ye believe not me’ (= sekalipun kamu tidak percaya kepadaKu).

RSV: ‘even though you do not believe me’ (= sekalipun kamu tidak percaya kepadaKu).

NIV: ‘even though you do not believe me’ (= sekalipun kamu tidak percaya kepadaKu).

NASB: ‘though you do not believe Me’ (= sekalipun kamu tidak percaya kepadaKu).

 

3. Mat 27:42 (KJV): ‘He saved others; himself he cannot save. If he be the King of Israel, let him now come down from the cross, and we will believe him.’ (= Ia menyelamatkan orang-orang lain; diriNya sendiri Ia tidak bisa menyelamatkan. Jika Ia adalah Raja Israel, biarlah Ia sekarang turun dari salib, dan kami mau / akan percaya kepadaNya).

Ini bisa diterjemahkan ‘kami akan percaya’ (= LAI).

Mat 27:42 -   "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepadaNya.”.

 

4. Yoh 11:48 (KJV): ‘If we let him thus alone, all men will believe on him: and the Romans shall come and take away both our place and nation.’ (= Jika kita membiarkanNya, semua orang akan percaya kepadaNya: dan orang-orang Romawi akan datang dan mengambil baik tempat dan bangsa kita).

Ini harus diterjemahkan ‘semua orang akan percaya’ (= LAI).

Yoh 11:48 - “Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepadaNya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita.’”.

 

5. Kel 4:1 (KJV): ‘And Moses answered and said, But, behold, they will not believe me, nor hearken unto my voice: for they will say, The LORD hath not appeared unto thee.’ (= Dan Musa menjawab dan berkata, Tetapi, lihatlah, mereka tidak mau / akan percaya kepadaku, ataupun mendengarkan suaraku: karena mereka akan berkata, TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu).

Ini bisa diterjemahkan ‘mereka tidak akan percaya’.

LAI: ‘mereka tidak percaya’.

Kel 4:1 - “Lalu sahut Musa: ‘Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?’”.

 

6. Kel 4:8 (KJV): ‘And it shall come to pass, if they will not believe thee, neither hearken to the voice of the first sign, that they will believe the voice of the latter sign.’ (= Dan akan terjadi, jika mereka tidak mau / akan percaya kepadamu, ataupun mendengarkan suara dari tanda yang pertama, mereka mau / akan percaya suara dari tanda yang belakangan).

Ini bisa diterjemahkan ‘jika mereka akan tidak percaya’ ... ‘mereka akan percaya’.

Kel 4:8 (LAI): “‘Jika mereka tidak percaya kepadamu dan tidak mengindahkan tanda mujizat yang pertama, maka mereka akan percaya kepada tanda mujizat yang kedua.”.

 

7. Kel 4:9 (KJV): ‘And it shall come to pass, if they will not believe also these two signs, neither hearken unto thy voice, that thou shalt take of the water of the river, and pour it upon the dry land: and the water which thou takest out of the river shall become blood upon the dry land.’ (= Dan akan terjadi, jika mereka juga tidak mau percaya kedua tanda ini, ataupun mendengarkan suaramu, engkau akan mengambil air dari sungai, dan mencurahkannya pada tanah yang kering: dan air yang engkau ambil dari sungai akan menjadi darah di tanah yang kering).

Ini bisa diterjemahkan ‘jika mereka tidak percaya’ (= LAI).

Kel 4:9 - “Dan jika mereka tidak juga percaya kepada kedua tanda mujizat ini dan tidak mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus mengambil air dari sungai Nil dan harus kaucurahkan di tanah yang kering, lalu air yang kauambil itu akan menjadi darah di tanah yang kering itu.’”.

 

8. Yes 7:9 (KJV): ‘And the head of Ephraim is Samaria, and the head of Samaria is Remaliah’s son. If ye will not believe, surely ye shall not be established.’ (= Dan kepala dari Efraim adalah Samaria, dan kepala dari Samaria adalah anak Remalya. Jika kamu tidak mau percaya, pasti kamu tidak akan diteguhkan / ditegakkan.).

Ini bisa diterjemahkan ‘Jika kamu tidak percaya’ (= LAI).

Yes 7:9 - “Dan Samaria ialah ibu kota Efraim, dan anak Remalya ialah kepala Samaria. Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya.’”.

 

9. Hab 1:5 (KJV): ‘Behold ye among the heathen, and regard, and wonder marvellously: for I will work a work in your days, which ye will not believe, though it be told you.’ (= Lihatlah di antara orang-orang kafir, dan perhatikanlah, dan terheran-heranlah: karena Aku akan mengerjakan suatu pekerjaan pada jamanmu, yang tidak akan kamu percayai, sekalipun itu diceritakan kepadamu.).

Ini harus diterjemahkan ‘tidak akan kamu percayai’ (= LAI).

Hab 1:5 - “Lihatlah di antara bangsa-bangsa dan perhatikanlah, jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan.”.

 

10.Luk 22:67 (KJV): ‘Art thou the Christ? tell us. And he said unto them, If I tell you, ye will not believe:’ (= Apakah Engkau adalah Kristus? Beritahukanlah kami. Dan Ia berkata kepada mereka, Jika Aku memberitahumu, kamu tidak akan percaya).

Ini harus diterjemahkan ‘kamu tidak akan percaya’ (= LAI).

Luk 22:67 - “katanya: ‘Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami.’ Jawab Yesus: ‘Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya;”.

 

11.Yoh 4:48 (KJV): ‘Then said Jesus unto him, Except ye see signs and wonders, ye will not believe.’ (= Maka Yesus berkata kepadanya, Kecuali kamu melihat tanda-tanda dan mujijat-mujijat, kamu tidak mau / akan percaya.).

Ini bisa diterjemahkan ‘kamu tidak akan percaya’.

Yoh 4:48 - “Maka kata Yesus kepadanya: ‘Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya.’”.

 

12.Yoh 20:25 (KJV): ‘The other disciples therefore said unto him, We have seen the Lord. But he said unto them, Except I shall see in his hands the print of the nails, and put my finger into the print of the nails, and thrust my hand into his side, I will not believe.’ (= Karena itu, murid-murid yang lain berkata kepadanya, Kami telah melihat Tuhan. Tetapi ia berkata kepada mereka, Kecuali aku melihat pada tanganNya tanda / jejak paku-paku, dan memasukkan jariku ke dalam tanda / jejak paku-paku, dan memasukkan tanganku ke dalam sisiNya, Aku tidak mau / akan percaya.).

Ini bisa diterjemahkan ‘Aku tidak akan percaya’ (= LAI).

Yoh 20:25 - “Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: ‘Kami telah melihat Tuhan!’ Tetapi Tomas berkata kepada mereka: ‘Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya.’”.

 

Memang dalam menterjemahkan kata ‘will’ ada beberapa kemungkinan, yaitu diterjemahkan ‘mau’, atau ‘akan’ atau tak diterjemahkan (dihapuskan).

 

Keberatan dari pihak Arminian.

 

Orang Arminian menganggap sebagai tak masuk akal kalau Allah menyuruh kita beriman, tetapi ternyata Allahlah yang memberikan iman itu.

 

John Owen: “The Arminians have but one argument, that ever I could meet with, whereby they strive to rob Christ of this glory of meriting and procuring for us faith and repentance; and that is, because they are such acts of ours as in duty and obedience to the precepts of the gospel we are bound to perform; and this they everywhere press at large, ‘usque et usque.’ In plain terms, they will not suffer their idol to be accounted defective in any thing that is necessary to bring us unto heaven.” [= Orang-orang Arminian hanya mempunyai satu argumentasi, yang pernah saya temui, dengan mana mereka berjuang / berusaha keras untuk merampok Kristus dari kemuliaan tentang keberjasaan dan bagaimana mendapatkan iman dan pertobatan; dan itu adalah, karena mereka (iman dan pertobatan) adalah tindakan-tindakan kita seperti dalam kewajiban dan ketaatan kepada ajaran-ajaran / perintah-perintah dari injil yang harus kita lakukan; dan ini mereka tekankan dimana-mana pada umumnya, ‘selalu dan terus menerus’. Dalam istilah-istilah yang jelas, mereka tidak akan membiarkan berhala mereka untuk dianggap cacat dalam hal apapun yang perlu untuk membawa kita ke surga] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 116 (AGES).

Catatan:

·        kata bahasa Latin ‘usque’ berarti ‘selalu’, ‘setiap saat’, ‘terus menerus’; dan kata bahasa Latin ‘et’ berarti ‘dan’ - Collins Latin Dictionary (Libronix).

·        Saya kira yang Owen maksudkan dengan ‘their idol’ (= berhala mereka) adalah ‘free will’ (= kehendak bebas).

 

John Owen: “Let us hear them pleading their cause: - ‘It is most certain that that ought not to be commanded which is wrought in us; and that cannot be wrought in us which is commanded. He foolishly commandeth that to be done of others who will work in them what he commandeth,’ saith their Apology.” (= Marilah kita mendengar mereka membela perkara mereka: - ‘Adalah paling pasti bahwa apa yang dibuat di dalam kita itu tidak boleh diperintahkan; dan itu tidak bisa dibuat di dalam kita yang diperintahkan. Ia secara tolol memerintahkan itu untuk dilakukan orang-orang lain yang akan mengerjakan dalam mereka apa yang ia perintahkan’, kata Apology mereka.) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 117-118 (AGES).

 

John Owen: “‘Faith and conversion cannot be our obedience, if they are wrought in us by God,’ say they at the Hague; and Episcopius, ‘That it is a most absurd thing to affirm that God either effects by his power, or procureth by his wisdom, that the elect should do those things that he requireth of them.’ So that where the Scripture calls faith the gift and work of God, they say it is an improper locution, inasmuch as he commands it; properly, it is an act or work of our own. ... The sum at which they aim is, that to affirm that God bestoweth any graces upon us, or effectually worketh them in us, contradicteth his word requiring them as our duty and obedience.” (= ‘Iman dan pertobatan tidak bisa merupakan ketaatan kita, jika mereka dikerjakan dalam kita oleh Allah’, kata mereka di Hague; dan Episcopius, ‘Bahwa itu adalah suatu hal yang paling menggelikan untuk menegaskan bahwa Allah, atau menghasilkan oleh kuasaNya, atau menyebabkan oleh hikmatNya, bahwa / sehingga orang-orang pilihan melakukan hal-hal itu yang Ia tuntut dari mereka’. Sehingga dimana Kitab Suci menyebut iman sebagai karunia dan pekerjaan dari Allah, mereka katakan itu sebagai suatu cara yang tidak benar untuk mengungkapkan pikiran, karena Ia memerintahkannya; secara tepat / benar, itu adalah suatu tindakan atau pekerjaan dari diri kita sendiri. ... Semua yang mereka tuju adalah, bahwa menegaskan bahwa Allah memberikan kasih karunia apapun kepada kita, atau secara efektif mengerjakan mereka di dalam kita, bertentangan dengan firmanNya yang menuntut mereka sebagai kewajiban dan ketaatan kita.) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 119 (AGES).

 

Di bawah ini adalah beberapa jawaban dari John Owen terhadap argumentasi Arminian yang telah ia berikan di atas:

 

1.  Dalam Ul 10:16 Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk menyunat hati mereka dan untuk tidak lagi bersikap tegar tengkuk. Tetapi dalam Ul 30:6 dikatakan bahwa Tuhanlah yang menyunat hati mereka supaya mereka mengasihi Tuhan.

Ul 10:16 - “Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.”.

Ul 30:6 - “Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup.”.

Jadi, apa yang Tuhan perintahkan, Ia sendiri lakukan di dalam mereka.

John Owen: “First, Deuteronomy 10:16, The Lord commandeth the Israelites to ‘circumcise the foreskin of their hearts, and to be no more stiff-necked;’ so that the circumcising of their hearts was a part of their obedience, - it was their duty so to do, in obedience to God’s command. And yet, in the 30th chapter, verse 6, he affirmeth that ‘he will circumcise their hearts, that they might love the LORD their God with all their hearts.’ So that, it seems, the same thing, in diverse respects, may be God’s act in us and our duty towards him.” - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 119-120 (AGES).

Catatan: Ini tidak saya terjemahkan, karena garis besarnya sudah saya berikan di atas.

 

2.  Dalam Yeh 18:31 Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk memperbaharui hati / roh mereka, tetapi dalam Yeh 36:26,27 Tuhan mengatakan bahwa Ialah yang melakukan hal itu di dalam mereka. 

Yeh 18:31 - “Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?”.

Yeh 36:26,27 - “(26) Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. (27) RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya.”.

Jadi, apa yang Tuhan perintahkan, Ia sendiri lakukan di dalam mereka.

 

John Owen: “Secondly, Ezekiel 18:31, ‘Make you a new heart and a new spirit: for why will ye die, O house of Israel?’ The making of a new heart and a new spirit is here required under a promise of a reward of life, and a great threatening of eternal death; so that so to do must needs be a part of their duty and obedience. And yet, Ezekiel 36:26,27, he affirmeth that he will do this very thing that here he requireth of them: ‘A new heart will I give you, and a new spirit will I put within you: and I will take away the stony heart out of your flesh, and I will give you an heart of flesh; and I will cause you to walk in my statutes,’ etc.” - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 120 (AGES).

Catatan: Ini tidak saya terjemahkan, karena garis besarnya sudah saya berikan di atas.

 

3.  Dalam banyak ayat bangsa Israel diperintahkan untuk takut kepada Tuhan. Tetapi dalam Yer 32:40 Tuhan berkata bahwa Ialah yang akan membuat mereka takut akan Dia.

Yos 24:14 - “Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepadaNya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.”.

Yer 32:40 - “Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh takut kepadaKu ke dalam hati mereka, supaya mereka jangan menjauh dari padaKu.”.

 

Jadi, lagi-lagi apa yang Tuhan perintahkan, Ia sendiri yang melakukannya di dalam mereka.

 

John Owen: “In how many places, also, are we commanded to ‘fear the Lord!’ which, when we do, I hope none will deny it to be a performance of our duty; and yet, Jeremiah 32:40, God promiseth that ‘he will put his fear in our hearts, that we shall not depart from him.’” (= ) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 120 (AGES).

Catatan: Ini tidak saya terjemahkan, karena garis besarnya sudah saya berikan di atas.

 

John Owen: “‘It is certain that when we do any thing, we do it,’ saith St. Augustine; ‘but it is God that causeth us so to do.’” (= ‘Adalah pasti bahwa pada waktu kita melakukan apapun, kita yang melakukannya’, kata Santo Agustinus; ‘tetapi adalah Allah yang menyebabkan kita melakukan seperti itu’.) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 121 (AGES).

 

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali