Golgotha School of Ministry

(Rungkut Megah Raya Blok D No 16)

Rabu, tgl 15 Agustus 2012, pk 19.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

(HP: 7064-1331 / 6050-1331)

[email protected]

http://www.golgothaministry.org

 

Limited Atonement (17)

(Penebusan terbatas)

 

d)    2Pet 2:1 - “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka [KJV: ‘even denying the Lord that bought them’ (= bahkan menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka)] dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

 

Adam Clarke: “It is not certain whether God the Father be intended here, or our Lord Jesus Christ; for God is said to have purchased the Israelites, Exod. 15:16, and to be the Father that had bought them, Deut. 32:6, ... or they may point out Jesus Christ, who had bought them with his blood; ... It seems, however, more natural to understand the Lord that bought them as applying to Christ, ... and if so, this is another proof, among many, ... That through their own wickedness some may perish for whom Christ died” (= Tidak pasti apakah yang dimaksudkan di sini adalah Allah Bapa atau Tuhan kita Yesus Kristus; karena Allah dikatakan telah membeli orang-orang Israel, Kel 15:16, dan adalah Bapa yang telah membeli mereka, Ul 32:6, ... atau itu bisa menunjuk kepada Yesus Kristus, yang telah membeli mereka dengan darahNya; ... Tetapi kelihatannya lebih alamiah untuk menerapkan kata-kata ‘Tuhan yang telah membeli mereka’ kepada Kristus, ... dan jika demikian, ini merupakan satu bukti lagi, di antara banyak bukti, ... Bahwa melalui kejahatan mereka sendiri sebagian orang binasa untuk siapa Kristus telah mati) - hal 884.

Catatan: kata-kata ‘Penguasa yang telah menebus mereka’, oleh KJV diterjemahkan ‘the Lord that bought them’ (= Tuhan yang telah membeli mereka).

 

Kel 15:16 - “Ngeri dan takut menimpa mereka, karena kebesaran tanganMu mereka kaku seperti batu, sampai umatMu menyeberang, ya TUHAN, sampai umat yang Kauperoleh menyeberang”.

Kata ‘Kauperoleh’ oleh KJV/RSV/NASB diterjemahkan: ‘thou hast purchased’ (= telah Kaubeli); dan oleh NIV diterjemahkan: ‘you bought’ (= telah Kaubeli).

 

Ul 32:6 - “Demikianlah engkau mengadakan pembalasan terhadap TUHAN, hai bangsa yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau?”.

Kata ‘mencipta engkau’ oleh KJV diterjemahkan: ‘hath bought thee’ (= telah membeli engkau). NASB » KJV, sedangkan RSV/NIV » Kitab Suci Indonesia.

 

Pulpit Commentary: “The Lord had bought them; they were not their own, but his, bought with a price, ‘not with corruptible things, as silver and gold, but with the precious blood of Christ’ (1Pet. 1:18; see also the parallel passage Jude 4). These words plainly assert the universality of the Lord’s redemption. He ‘tasted death for every man’ (Heb. 2:9), even for those false teachers who denied him” [= Tuhan telah membeli mereka; mereka bukan milik mereka sendiri, tetapi milikNya, dibeli dengan suatu harga, ‘bukan dengan barang yang fana, seperti perak dan emas, tetapi dengan darah Kristus yang mahal / berharga’ (1Pet 1:18; lihat juga text paralelnya, Yudas 4). Kata-kata ini secara jelas menegaskan keuniversalan dari penebusan Tuhan. Ia ‘mencicipi / mengalami maut bagi semua / setiap orang’ (Ibr 2:9), bahkan untuk guru-guru palsu yang menyangkalNya itu] - hal 43.

 

Tanggapan:

2Pet 2:1 - “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

Kata-kata yang saya beri garis bawah ganda diterjemahkan oleh KJV sebagai berikut:

KJV: ‘even denying the Lord that bought them’ (= bahkan menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka).

 

Orang-orang yang dibicarakan dalam 2Pet 2:1 ini, jelas bukan orang kristen / orang pilihan, tetapi hanya orang kristen KTP. Ini terlihat dari beberapa fakta:

1.   Mereka disebut ‘guru-guru palsu’ (ay 1,3,17), dan mereka disamakan dengan ‘nabi-nabi palsu’ dalam Perjanjian Lama (ay 1).

2.   Adanya kalimat Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan (ay 1).

3.      Neraka telah disediakan untuk mereka.

2Pet 2:3,17 - “(3) Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda. ... (17) Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat.

4.   Penggambaran tentang kehidupan mereka dalam seluruh 2Pet 2 sama sekali tidak menunjukkan bahwa mereka adalah orang kristen yang sejati.

5.      Mereka digambarkan sebagai ‘anjing’ dan ‘babi’.

2Pet 2:22 - “Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: ‘Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.’”.

 

Jadi, digunakannya kata-kata ‘Penguasa yang telah menebus mereka’ / ‘Tuhan yang telah membeli mereka’ (KJV), tidak menunjukkan bahwa mereka adalah orang kristen yang sejati, tetapi hanya menggambarkan mereka menurut pengakuan mereka.

 

Alexander Nisbet: “‘That they should deny the Lord that bought them;’ which is not to be understood as if either Christ had died for such men (for then they could not have perished, John 10:11,28), or as if they had expressly denied Christ to be the Redeemer; for then could they not have prevailed as they did with professors of Christ (v 2), ... The meaning therefore is that they, being by profession and in their own and other’s esteem, redeemed ones, should vent such errors as would in substance tend to the denial of the sovereignty and Lordship of Christ over His people” [= ‘Bahwa mereka menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka’; yang tidak boleh dimengerti seakan-akan Kristus telah mati untuk orang-orang seperti itu (karena kalau demikian mereka tidak bisa binasa, Yoh 10:11,28), atau seakan-akan mereka secara explicit menyangkal Kristus sebagai Penebus; karena kalau demikian mereka tidak akan bisa diikuti oleh para pengaku Kristus (ay 2), ... Karena itu artinya adalah bahwa mereka mengaku sebagai orang-orang yang ditebus, dan juga dalam pandangan mereka sendiri ataupun orang-orang lain, mereka adalah orang-orang yang ditebus, tetapi mereka menyemburkan kesalahan-kesalahan yang pada hakekatnya merupakan penyangkalan terhadap kedaulatan dan keTuhanan dari Kristus atas umatNya] - hal 245.

 

Matthew Poole: “This is spoken not only of their pretences, that they should profess themselves redeemed by Christ, but in the style of the visible church, which should judge them to be so till they declared the contrary by their wicked actions; ... whosoever professeth himself to be redeemed by Christ, and yet denies him in his deeds, is said to deny the Lord that bought him” (= Ini dikatakan bukan hanya karena kepura-puraan mereka, dimana mereka mengaku diri mereka sendiri ditebus oleh Kristus, tetapi dalam gaya dari gereja yang kelihatan, yang harus menilai mereka demikian sampai mereka menyatakan sebaliknya oleh tindakan-tindakan mereka yang jahat; ... siapapun mengaku dirinya sendiri ditebus oleh Kristus, tetapi menyangkalNya dalam perbuatan-perbuatannya, dikatakan menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka) - hal 921.

 

Louis Berkhof: “that these false teachers are described according to their own profession and the judgment of charity. They gave themselves out as redeemed men, and were so accounted in the judgment of the Church while they abode in her communion” (= bahwa guru-guru palsu ini digambarkan menurut pengakuan mereka sendiri dan penghakiman / penilaian dari kasih. Mereka menyatakan diri mereka sendiri sebagai orang-orang yang ditebus, dan dianggap demikian dalam penghakiman / penilaian dari Gereja sementara mereka tinggal dalam persekutuan Gereja) - ‘Systematic Theology’, hal 397.

 

Kesimpulan tentang pembahasan 4 ayat di atas:

1.      Tentang Ro 14:15 dan 1Kor 8:11, saya menganggap bahwa itu hanya merupakan pengandaian, yang tidak betul-betul terjadi. Jadi dalam kedua ayat itu Paulus menasehati saudara yang kuat justru supaya saudara yang lemah tidak kehilangan keselamatannya.

2.      Tentang Ibr 10:29 dan 2Pet 2:1 saya berpendapat bahwa orang yang dibicarakan bukanlah orang Kristen yang sejati, tetapi orang kristen KTP, tetapi mereka digambarkan sesuai dengan pengakuan mereka, atau sesuai dengan kelihatannya.

 

4)          Kalau Kristus tidak mati untuk semua orang, maka penginjilan kepada semua orang merupakan suatu tawaran yang cuma pura-pura / tidak sungguh-sungguh, karena orang-orang itu tidak ditebus, dan karena itu tidak mungkin diselamatkan.

Catatan: serangan ini juga ditujukan terhadap doktrin tentang predestinasi.

 

Jawab:

 

a)      Tidak ada yang tidak sungguh-sungguh dengan penginjilan kepada semua orang.

Dalam penginjilan, kita hanya memberitakan Kristus yang tersalib, dan menyuruh pendengar kita untuk percaya kepadaNya, dan menjanjikan bahwa setiap orang yang percaya akan diselamatkan. Dan memang benar bahwa setiap orang yang percaya akan selamat. Orang pilihan pasti akan percaya (Kis 13:48  Yoh 10:16), sedangkan orang yang bukan pilihan, bagi siapa penebusan Kristus memang tidak ditujukan, tidak akan bisa percaya (Yoh 10:26), dan karena itu tidak akan diselamatkan.

 

Kis 13:48 - “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.

 

Yoh 10:16,26 - “(16) Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. ... (26) tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-dombaKu.

 

b)            Penginjilan merupakan perintah Tuhan.

 

William G. T. Shedd: The question arises: If the atonement of Christ is not intended to be universally applied, why should it be universally offered? The gospel offer is to be made to every man because … 1. It is the divine command ... God has forbidden his ministers to except any man in the offer (= Pertanyaan muncul: Jika penebusan Kristus tidak dimaksudkan untuk diterapkan / digunakan secara universal, mengapa itu harus ditawarkan secara universal? Penawaran injil harus dibuat kepada setiap orang karena ... 1. Itu merupakan perintah ilahi. ... Allah telah melarang para pelayanNya untuk mengecualikan orang manapun dalam penawaran itu) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, Vol II, hal 482.

Bdk. Mat 28:19  Kis 1:8.

 

c)      Satu-satunya cara penginjilan yang memungkinkan adalah memberitakan Injil kepada semua orang; merupakan suatu kemustahilan untuk memberitakan Injil hanya kepada orang-orang pilihan saja.

 

William G. T. Shedd: No offer of the atonement is possible but a universal offer. In order to be offered at all, Christ’s sacrifice must be offered indiscriminately. A limited offer of the atonement to the elect only would require a revelation from God informing the preacher who they are. As there is no such revelation and the herald is in ignorance on this point, he cannot offer the gospel to some and refuse it to others. In this state of things there is no alternative but to preach Christ to everybody or to nobody (= Tak ada penawaran dari penebusan yang memungkinkan kecuali penawaran yang bersifat universal. Supaya bisa ditawarkan, korban Kristus harus ditawarkan secara tidak membedakan. Suatu penawaran terbatas dari penebusan hanya kepada orang-orang pilihan, akan membutuhkan suatu wahyu / penyataan dari Allah untuk memberikan informasi kepada sang pengkhotbah siapa orang-orang pilihan itu. Karena tidak ada wahyu / penyataan seperti itu, dan orang yang memproklamirkan injil ada dalam ketidak-tahuan tentang hal ini, ia tidak bisa menawarkan injil kepada sebagian orang dan menolak untuk menawarkannya kepada orang-orang lain. Dalam keadaan ini tidak ada alternatif selain memberitakan Kristus kepada setiap orang atau tidak kepada siapa-siapa) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, Vol II, hal 482.

 

d)      Injil diberitakan supaya orang percaya kepada Kristus sebagai Juruselamat, bukan supaya mereka percaya pada predestinasi ataupun ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas).

 

William G. T. Shedd: “The offer of the atonement is universal, because, when God calls upon men universally to believe, he does call them to believe that they are elected, or that Christ died for them in particular (= Penawaran penebusan adalah universal, karena, pada waktu Allah memanggil mereka secara universal untuk percaya, Ia tidak memanggil mereka untuk percaya bahwa mereka dipilih, atau bahwa Kristus mati bagi mereka secara khusus) - ‘Dogmatic Theology’, Vol II, hal 485.

 

John Murray: “The doctrines of particular election, differentiating love, limited atonement do not erect any fence around the offer in the gospel” (= Doktrin tentang pemilihan khusus, kasih yang mengadakan pembedaan, penebusan terbatas, tidak mendirikan pagar apapun di sekeliling penawaran dalam injil) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 81.

 

e)      Hukum Tuhan yang lain diberitakan kepada semua orang tak peduli mereka bisa mentaatinya atau tidak; injil juga harus diberitakan tak peduli pendengarnya bisa percaya atau tidak.

Ketidak-mampuan manusia untuk taat / percaya kepada Kristus terjadi karena kesalahan manusia sendiri, dan itu tidak membuang atau mengurangi kewajibannya untuk taat / percaya kepada Kristus.

 

William G. T. Shedd: The atonement is to be offered to every man because it is the duty of every man to trust in it. The atonement is in this particular like the Decalogue. The moral law is to be preached to every man because it is every man’s duty to obey it. The question whether every man will obey it has nothing to do with the universal proclamation of the law. ... In like manner faith in Christ’s atonement should be required as a duty from every man, notwithstanding the fact that ‘no man can come unto Christ except the Father draw him’ (John 6:44); that ‘faith is not of ourselves, but is the gift of God’ (Eph. 2:8); and that Christ is ‘the author and finisher of faith’ (Heb. 12:2). Man’s inability without the grace of God to penitently trust in Christ’s atonement, being self-caused like his inability to perfectly keep the moral law without the same grace, still leaves his duty in the case binding upon him [= Penebusan harus ditawarkan kepada setiap orang karena itu adalah kewajiban dari setiap orang untuk mempercayainya. Penebusan dalam hal khusus ini adalah seperti 10 hukum Tuhan. Hukum moral harus diberitakan kepada setiap orang karena merupakan kewajiban setiap orang untuk mentaatinya. Persoalan apakah setiap orang akan mentaatinya tidak ada hubungannya dengan proklamasi universal dari hukum itu. ... Dengan cara yang sama iman kepada penebusan Kristus harus dituntut sebagai suatu kewajiban dari setiap orang, sekalipun dalam faktanya ‘tak seorangpun dapat datang kepada Kristus kecuali Allah menariknya’ (Yoh 6:44); dan juga ‘iman bukanlah dari diri kita sendiri, tetapi adalah pemberian Allah’ (Ef 2:8); dan bahwa Kristus adalah ‘pencipta dan penyelesai dari iman’ (Ibr 12:2). Ketidak-mampuan manusia tanpa kasih karunia Allah untuk dengan menyesal percaya kepada penebusan Kristus, disebabkan oleh dirinya sendiri seperti ketidak-mampuannya untuk mentaati secara sempurna hukum moral tanpa kasih karunia yang sama, tetap meninggalkan kewajibannya sebagai mengikat dia dalam kasus itu] - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, Vol II, hal 487-488.

 

Ibr 12:2 - “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah”.

KJV: Jesus the author and finisher of our faith (= Yesus pencipta / pemulai dan penyelesai dari iman kita).

NIV: Jesus, the author and perfecter of our faith (= Yesus, pencipta / pemulai dan penyempurna dari iman kita).

 

f)      Orang-orang pilihan pasti selamat, tetapi mereka tidak mungkin selamat kalau tidak percaya, dan mereka tidak mungkin percaya kalau tidak mendengar Injil, dan mereka tidak mungkin mendengar Injil kalau tidak ada yang memberitakan kepada mereka.

 

R. C. Sproul mengutip Ro 10:13-15 yang berbunyi sebagai berikut: “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? (15) Dan bagaimana mereka dapat memberitakanNya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: ‘Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!’”.

 

R. C. Sproul: We notice the logic of Paul’s progression here. He lists a series of necessary conditions for people to be saved. Without sending there are no preachers. Without preachers there is no preaching. Without preaching there is no hearing of the gospel. Without the hearing of the gospel there is no believing of the gospel. Without the believing of the gospel there is no calling upon God to be saved. Without the calling upon God to be saved there is no salvation. God not only foreordains the end of salvation for the elect, he also foreordained the means to that end. God has chosen the foolishness of preaching as the means to accomplish redemption. I suppose he could have worked out his divine purpose without us. He could publish the gospel in the clouds using his holy finger in skywriting. He could preach the gospel himself, in his own voice, shouting it from heaven. But that is not his choice. It is a marvelous privilege to be used by God in the plan of redemption. (= Kita memperhatikan logika dari kemajuan Paulus di sini. Ia mendaftar suatu seri dari kondisi / syarat yang perlu supaya orang-orang diselamatkan. Tanpa pengutusan di sana tidak ada pemberita. Tanpa pemberita, di sana tidak ada pemberitaan. Tanpa pemberitaan di sana tidak ada yang mendengar injil. Tanpa mendengar injil di sana tidak ada kepercayaan terhadap injil. Tanpa kepercayaan terhadap injil di sana tidak ada seruan kepada Allah untuk diselamatkan. Tanpa seruan kepada Allah untuk diselamatkan, di sana tidak ada keselamatan. Allah bukan hanya menentukan lebih dulu tujuan dari keselamatan untuk orang-orang pilihan, Ia juga menentukan lebih dulu cara / jalan menuju tujuan itu. Allah telah memilih kebodohan pemberitaan injil sebagai cara / jalan untuk mengerjakan / melengkapi penebusan. Saya anggap Ia bisa mengerjakan tujuan / rencana ilahiNya tanpa kita. Ia bisa mengumumkan injil di awan-awan menggunakan jariNya yang kudus dengan menulis di langit. Ia bisa memberitakan Injil sendiri, dalam / dengan suaraNya sendiri, meneriakkannya dari surga. Tetapi itu bukanlah pilihanNya. Merupakan suatu hak yang mengagumkan untuk dipakai oleh Allah dalam rencana penebusan.) - ‘Chosen by God’, hal 209-210.

 

R. C. Sproul: We must never underestimate the importance of our role in evangelism. Neither must we overestimate it. We preach. We bear witness. We provide the outward call. But God alone has the power to call a person to himself inwardly. I do not feel cheated by that. On the contrary, I feel comforted. We must do our job, trusting that God will do his (= Kita tidak boleh meremehkan pentingnya peranan kita dalam penginjilan. Kita juga tidak boleh menilainya terlalu tinggi. Kita memberitakan. Kita memberikan kesaksian. Kita menyediakan panggilan luar / lahiriah. Tetapi Allah saja yang mempunyai kuasa untuk memanggil seseorang kepada diriNya sendiri dari dalam. Saya tidak merasa ditipu oleh hal itu. Sebaliknya, saya merasa dihibur. Kita harus melakukan pekerjaan kita, sambil percaya bahwa Allah akan melakukan pekerjaanNya) - ‘Chosen by God’, hal 212.

 

Bdk. 1Kor 3:5-9 - “(5) Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. (6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. (8) Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. (9) Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah”.

 

g)      Memang mungkin kepercayaan terhadap doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas) ini agak ‘menyukarkan’ kita dalam memberitakan Injil.

Dalam pemberitaan Injil secara masal (melalui khotbah dsb) maka tak ada masalah. Kita bisa tetap mengatakan bahwa Kristus mati untuk ‘kalian’, tanpa memberi penjelasan siapa saja yang termasuk dalam ‘kalian’ itu. Masakan dari banyak orang yang hadir tak ada yang termasuk orang-orang pilihan? Jadi, itu bukan dusta.

Yang jadi ‘masalah’ adalah dalam penginjilan pribadi. Dulu, sebelum saya percaya pada doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas) ini, saya dengan mudah bisa berkata ‘Kristus mati untuk kamu, dan dengan demikian menujukan penebusan Kristus khusus untuk dia.

Tetapi sekarang, setelah saya percaya pada doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas) ini maka kalau saya mengatakan itu, kata-kata itu mungkin sekali merupakan dusta, karena saya tak tahu apakah ia orang pilihan atau bukan. Jadi, saya hanya bisa mengatakan secara umum, bahwa ‘Kristus mati untuk menebus dosa manusia.

 

Tetapi ‘masalah’ ini bukan masalah. Kalau kita memberitakan Injil dengan cara yang benar, saya percaya bahwa itu bukan hanya tetap akan diberkati, tetapi bahkan akan lebih diberkati (dari pada kalau kita memberitakan Injil dengan cara yang salah)!

Jangan lupa bahwa pertobatan orang yang kita injili tidak tergantung kata-kata kita, tetapi tergantung pekerjaan Roh Kudus, dan Roh Kudus pasti akan lebih senang bekerja kalau kita memberitakan kebenaran.

 

John Murray: “Sinners do not come to Christ because they first believe that they have been elected. They come to Christ and only then may they believe that they were chosen in Christ before the foundation of the world. The same is true in the matter of the atonement. It cannot be declared to men indiscriminately that, in the proper sense of the term, Christ died for them. The belief of this proposition is the primary act of faith. Only in commitment to Christ as freely offered may we come to know that he died for our sins unto our redemption” (= Orang-orang berdosa tidak datang kepada Kristus karena mereka lebih dulu percaya bahwa mereka telah dipilih. Mereka datang kepada Kristus dan hanya pada saat itu mereka percaya bahwa mereka telah dipilih dalam Kristus sebelum dunia dijadikan. Hal yang sama adalah benar dalam persoalan penebusan. Tidak bisa dinyatakan kepada manusia tanpa pembedaan / pandang bulu bahwa, dalam arti yang benar dari istilah itu, bahwa Kristus mati untuk mereka. Kepercayaan tentang usul / hal ini adalah tindakan utama dari iman. Hanya dalam komitmen kepada Kristus sebagaimana ditawarkan dengan cuma-cuma, kita bisa tahu bahwa Ia mati untuk dosa-dosa kita untuk penebusan kita) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 84.

 

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali