Golgotha
School of Ministry
(Rungkut
Megah Raya Blok D No 16)
Rabu,
tgl 20 Juni 2012, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(HP:
7064-1331 / 6050-1331)
d)
Pembahasan 2Kor 5:14-15.
2Kor 5:14-15
- “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami
telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua
orang, maka mereka
semua sudah mati.
(15) Dan Kristus telah mati untuk semua
orang, supaya mereka
yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah
mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.
Penafsiran Arminian.
Barnes’ Notes (tentang 2Kor 5:14): “The
phrase ‘for all,’ (uper panton,) obviously means for all mankind; for every man. This
is an exceedingly important expression in regard to the extent of the atonement
which The Lord Jesus made, ... it demonstrates also that the atonement was
general, and had, in itself considered, no limitation, and no particular
reference to any class or condition of men, and no particular applicability to
one class more than to another. There was nothing in the nature of the atonement
that limited it to any one class or condition; there was nothing in the design
that made it, any more applicable to one portion of mankind than to another” [= Ungkapan ‘untuk semua’ (HUPER PANTON), jelas berarti
untuk semua umat manusia; untuk setiap orang. Ini merupakan suatu ungkapan / pernyataan
yang sangat penting berkenaan dengan luas dari penebusan yang dibuat oleh Tuhan
Yesus, ... itu juga menunjukkan bahwa penebusan adalah umum, dan ditinjau
dalam dirinya sendiri, tidak mempunyai batasan, dan tidak mempunyai hubungan khusus dengan golongan atau
kondisi / syarat apapun dari manusia, dan tidak ada kecocokan khusus untuk satu
golongan lebih dari untuk golongan yang lain. Tidak ada apapun dalam sifat dasar
dari penebusan yang membatasinya pada satu golongan atau kondisi / syarat
manapun; tidak ada apapun dalam rancangan yang membuatnya, lebih dapat dipakai
pada satu bagian dari umat manusia dari pada bagian umat manusia yang lain] - hal 851.
Catatan: Albert
Barnes bukan Arminian murni, bahkan ia lebih condong pada Calvinisme dari pada
pada Arminianisme. Dari 5 points Calvinisme ia hanya menolak point ke 3 tentang ‘Limited
Atonement’ (= Penebusan Terbatas) ini.
Adam Clarke (tentang 2Kor 5:14):
“‘If
one died for all, then were all dead.’ The first
position the apostle takes for granted; namely, that Jesus Christ died for all
mankind. This no apostolic man nor primitive
Christian ever did doubt or could doubt”
(= ‘Jika satu orang sudah mati untuk semua, maka semua orang sudah mati’. Posisi
pertama yang dianggap pasti oleh sang rasul, yaitu bahwa Yesus Kristus telah
mati untuk semua umat manusia. Ini tak seorang
rasul atau orang Kristen primitif / awal pernah meragukan atau bisa meragukan).
Penafsiran Reformed.
Ada beberapa hal yang perlu dibahas tentang text ini:
2Kor 5:14-15
- “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami
telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka
semua sudah mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang,
supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi
untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.
1. 2Kor 5:14
- “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa
jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua
sudah mati”.
Kata ‘mati’
yang ditujukan untuk ‘semua orang’
/ ‘mereka’ di sini, jelas tidak
menunjuk pada kematian jasmani, tetapi kematian rohani. Dan
kematian rohani ini bukan dalam arti ‘mati
dalam dosa’ tetapi ‘mati
terhadap dosa’.
Baik Albert Barnes, Adam Clarke, maupun Lenski,
menafsirkan bahwa ‘mereka semua sudah mati’ berarti ‘semua
manusia mati dalam dosa’.
Lenski (tentang 2Kor 5:14): “Christ
died for all men with two mighty results: the one
that all died; the other that all who live should live for him” (= Kristus
mati untuk semua orang dengan dua hasil / akibat yang hebat: yang satu supaya semua orang mati; yang lain supaya semua orang yang hidup, hidup bagi
Dia).
Perhatikan kata-kata Lenski yang saya garis-bawahi.
Menurut saya ini penafsiran yang tidak masuk akal. Apakah Kristus mati SUPAYA
semua orang mati / berdosa???? Bukankah itu terbalik??? Seharusnya ‘karena
semua orang berdosa maka Kristus mati’. Jelas bahwa kata-kata ‘mereka
semua sudah mati’ tidak bisa diartikan seperti penafsiran Arminian ini,
yaitu ‘mati dalam dosa’.
Seharusnya diartikan seperti penafsiran Reformed, yaitu ‘mati terhadap dosa’.
John
Owen:
“All
those of whom the apostle treats are proved to be dead, because Christ died for
them: ... What death is it which here is spoken of? Not
a death natural, but spiritual; ... not that which is in sin, but that
which is unto sin” (= Semua mereka yang dibicarakan oleh
sang rasul dibuktikan sebagai mati, karena Kristus telah mati untuk mereka: ...
Kematian apa yang dibicarakan di sini? Bukan kematian
alamiah, tetapi kematian rohani; ... bukan kematian dalam dosa, tetapi
kematian terhadap dosa) - ‘The
Works of John Owen’, vol 10, hal 351.
Calvin (tentang
2Kor 5:14-15): “‘If one died for all.’ This
design is to be carefully kept in view - that ‘Christ died for us, that we might die to ourselves.’ The
exposition is also to be carefully noticed - that to ‘die to ourselves is to live to Christ;’ or if you would have it
at greater length, it is to renounce ourselves, that we may live
to Christ; for Christ redeemed us with this view - that he might have us
under his authority, as his peculiar possession” (= ‘Jika satu orang sudah mati untuk semua orang’. Rancangan ini harus terus
diperhatikan - bahwa ‘Kristus telah mati untuk kita, supaya kita bisa mati
bagi diri kita sendiri’. Exposisi / penjelasannya juga harus diperhatikan
dengan seksama - bahwa ‘mati bagi diri kita sendiri adalah hidup bagi Kristus’; atau jika
engkau menginginkannya dengan lebih panjang / lebih jelas, itu adalah menyangkal
diri kita sendiri, sehingga kita bisa hidup bagi Kristus; karena Kristus
menebus kita dengan pandangan ini - supaya Ia bisa memiliki kita di bawah
otoritasNya, sebagai milikNya yang khusus).
Jadi
berbeda dengan penafsiran Arminian, yang membedakan ay 14b dan ay 15nya, maka
penafsiran Calvin menganggap bahwa ay 15 merupakan penjelasan lebih lanjut
dari ay 14b.
2Kor 5:14-15
- “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami
telah mengerti, bahwa jika
satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.
(15) Dan Kristus
telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk
dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.
Catatan: bagian yang
saya beri garis bawah ganda merupakan penjelasan dari bagian yang saya beri
garis bawah tunggal.
Karena itu kata-kata ‘semua orang’ ini hanya bisa menunjuk kepada orang-orang
percaya.
2. 2Kor 5:15
- “Dan Kristus telah mati untuk semua orang,
supaya mereka
yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah
mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.
Kata-kata ‘semua
orang’ menunjuk kepada orang-orang yang sama dengan kata ‘mereka’,
untuk siapa Kristus dibangkitkan (ay 15 akhir). Dan kalau Kristus
dibangkitkan untuk ‘mereka’, maka ‘mereka’ pasti dibenarkan (Ro 4:25).
Karena itu, ini pasti menunjuk kepada ‘orang-orang yang percaya’.
John
Owen:
“The
resurrection of Christ is here conjoined with his death: ‘He died for them,
and rose again.’ Now, for whomsoever Christ riseth, he riseth for their
‘justification,’ Rom. 4:25; and they must be justified, chap. 8:34. Yea, our
adversaries themselves have always confessed that the fruits of the resurrection
of Christ are peculiar to believers” (= Di sini kebangkitan Kristus
digabungkan dengan kematianNya: ‘Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka’.
Sekarang, untuk siapapun Kristus bangkit, Ia bangkit untuk ‘pembenaran’ mereka, Ro 4:25; dan mereka harus
dibenarkan, pasal 8:34. Ya, musuh-musuh kita sendiri selalu mengaku bahwa buah-buah
dari kebangkitan Kristus merupakan sesuatu yang khas untuk orang-orang percaya)
- ‘The Works of John Owen’, vol
10, hal 351.
Ro 4:25 - “yaitu
Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita”.
KJV: ‘and was
raised again for our justification’ (= dan dibangkitkan untuk pembenaran kita).
Ro 8:34
- “Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit,
yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?”.
3.
Kontext juga menunjukkan bahwa orang-orang ini menunjuk kepada
orang-orang percaya / pilihan.
2Kor 5:14-21
- “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami
telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka
semua sudah mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka
yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah
mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. (16) Sebab itu kami tidak lagi menilai
seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus
menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilaiNya demikian. (17) Jadi
siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah
datang. (18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah
mendamaikan kita
dengan diriNya dan
yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah
mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan
pelanggaran mereka.
Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini
adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan
perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu
didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya
menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Orang-orang
yang hidup bagi Kristus, yang dibicarakan oleh Paulus dalam ay 15 ini
adalah:
a.
Orang-orang yang telah menjadi ciptaan baru (ay 17).
b.
Orang-orang yang diperdamaikan dengan Allah (ay 18).
c.
Orang-orang terhadap siapa Allah tidak memperhitungkan pelanggarannya (ay 19).
d.
Orang-orang yang dibenarkan oleh Allah (ay 21).
Karena
itu, ini pasti menunjuk kepada orang-orang percaya saja.
e)
Pembahasan 1Tim 2:3-6.
1Tim 2:3-6
- “(3) Itulah yang baik dan yang
berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki
supaya semua orang diselamatkan dan
memperoleh pengetahuan akan kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah
dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, (6) yang telah menyerahkan diriNya
sebagai tebusan bagi semua manusia:
itu kesaksian pada waktu yang ditentukan”.
Adam
Clarke (tentang 1Tim 2:4): “Because
he wills the salvation of all men; therefore, he wills that all men should be
prayed for. In the face of such a declaration, how can any Christian soul
suppose that God ever unconditionally and eternally reprobated any man?”
(= Karena Ia menghendaki keselamatan dari semua
orang; karena itu, Ia menghendaki bahwa semua orang harus didoakan. Menghadapi
suatu pernyataan seperti itu, bagaimana jiwa Kristen manapun bisa menganggap
bahwa Allah pernah, secara tak bersyarat dan secara kekal, menentukan binasa
orang manapun?).
Adam
Clarke (tentang 1Tim 2:6): “As
God is the God and father of all (for there is but one God, 1 Tim 2:5), and
Jesus Christ the mediator of all, so he gave himself a ransom for all; i.e., for
all that God made, consequently for every human soul; unless we could suppose
that there are human souls of which God is not the Creator; for the argument of
the apostle is plainly this: 1. There is one God; 2. This God is the Creator of
all; 3. He has made a revelation of his kindness to all; 4. He will have all men
to be saved, and come unto the knowledge of the truth; and 5. He has provided a
Mediator for all, who has given himself a ransom for all. As surely as
God has created all men, so surely has Jesus Christ died for all men. This is a
truth which the nature and revelation of God unequivocally proclaim” [= Karena Allah adalah
Allah dan Bapa dari semua orang (karena disana hanya ada satu Allah, 1Tim 2:5),
dan Yesus Kristus Pengantara dari semua orang, maka Ia menyerahkan diriNya
sendiri sebagai tebusan bagi semua orang; yaitu,
untuk semua orang yang Allah buat / cipta, dan
karena itu untuk setiap jiwa manusia; kecuali
kita menganggap bahwa ada jiwa-jiwa manusia tentang siapa Allah bukan
Penciptanya; karena argumentasi dari sang rasul jelas adalah ini: 1. Di sana ada
satu Allah; 2. Allah ini adalah Pencipta dari semua orang; 3. Ia telah membuat
wahyu / penyataan dari kebaikanNya kepada semua orang; 4. Ia menghendaki semua
orang diselamatkan, dan datang pada pengetahuan tentang kebenaran; dan 5. Ia
telah menyediakan seorang Pengantara untuk semua orang, yang telah menyerahkan
diriNya sebagai tebusan untuk semua orang. Sama
pastinya seperti Allah telah menciptakan semua orang, demikian juga pastinya
Yesus Kristus mati untuk semua orang. Ini adalah suatu kebenaran yang
alam dan wahyu Allah nyatakan dengan tegas].
Catatan: saya tak mengerti, Clarke mendapatkan point
ke 2 dan ke 3 itu dari mana, karena textnya sama sekali tak mempersoalkan bahwa
Allah adalah Pencipta, maupun bahwa Allah telah mewahyukan kebaikanNya kepada
semua orang.
Padahal
perhatikan tafsirannya tentang kata ‘tebusan’
dalam 1Tim 2:6.
Adam
Clarke (tentang 1Tim 2:6): “The
word lutron
signifies a ransom paid for the redemption of a captive; and antilutron,
the word used here, and applied to the death of Christ, signifies that
ransom which consists in the exchange of one person for another, or the
redemption of life by life;”
(= Kata LUTRON berarti suatu tebusan yang dibayarkan untuk penebusan dari
seorang tawanan; dan ANTILUTRON, kata yang digunakan di sini, dan diterapkan
pada kematian Kristus, berarti tebusan itu yang
terdiri dari pertukaran satu orang dengan orang yang lain, atau penebusan dari
nyawa dengan nyawa).
Kalau
ini makna dari ‘tebusan’ dan Yesus Kristus memberikan ‘tebusan’ untuk
semua orang, maka ini harus menjadi ajaran Universalisme, yang jelas adalah
ajaran sesat!
Lenski
(tentang 1Tim 2:4): “It
is a severe indictment when in his Commentary Calvin says regarding this passage
that all who use it to oppose his doctrine of absolute predestination ‘are
subject to puerile hallucination,’ that Paul means that no people or class of
men are excluded from salvation ..., that Paul is speaking only of the different
races of men and not of individuals as such, and that he also wishes the class
of kings and rulers to be included. But this is a universal statement of the
Scriptures. ... The truth that God wants all men to be saved is corroborated by
the fact that Christ ‘gave himself a ransom for
all’ (v. 6), and that God provides the efficacious means of grace and
salvation for all. The passive ‘to be saved’ certainly does not mean to be
saved by somebody else than ‘our Savior God.’ ... When men reject this
blessed universal will which also includes them (Matt. 23:37), the subsequent
will sends them to judgment and to perdition: Matt. 23:38; Mark 16:16. The
dogmaticians do not divide the will of God nor assert that God has two wills;
they divide only the objects with which God’s will deals as the Scriptures
themselves do”
[= Merupakan
suatu tuduhan yang keras pada waktu dalam tafsirannya Calvin
berkata berkenaan dengan text ini bahwa semua orang yang menggunakannya untuk
menentang doktrinnya tentang predestinasi mutlak ‘ada di bawah kendali dari
halusinasi yang kekanak-kanakan’, bahwa Paulus
memaksudkan bahwa tak ada bangsa atau golongan orang dikeluarkan dari
keselamatan ..., bahwa Paulus sedang berbicara hanya tentang bangsa-bangsa yang
berbeda dari manusia dan bukan tentang individu-individu, dan bahwa ia juga
menginginkan golongan dari raja-raja dan penguasa-penguasa / pembesar-pembesar
dimasukkan. Tetapi ini adalah suatu pernyataan universal dari Kitab Suci.
... Kebenaran bahwa Allah menghendaki semua orang diselamatkan dikuatkan oleh
fakta bahwa Kristus ‘menyerahkan diriNya sendiri sebagai tebusan bagi semua
orang’ (ay 6), dan bahwa Allah menyediakan cara kasih karunia yang efektif
dan keselamatan bagi semua orang. Bentuk pasif ‘diselamatkan’ pasti tidak
berarti diselamatkan oleh seseorang lain dari pada ‘Allah Juruselamat kita’.
... Pada waktu manusia menolak kehendak universal
yang diberkati ini, yang juga mencakup mereka (Mat 23:37), kehendak
yang berikut / sesudahnya akan mengirimkan mereka pada penghakiman dan
kehncuran / neraka: Mat 23:38; Mark 16:16. Ahli-ahli
dogmatik tidak membagi kehendak Allah ataupun menegaskan bahwa Allah mempunyai 2
kehendak; mereka hanya membagi obyek yang ditangani oleh kehendak Allah
seperti yang Kitab Suci sendiri lakukan].
Mat 23:37-38
- “(37) ‘Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan
melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu
mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di
bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. (38) Lihatlah rumahmu ini akan
ditinggalkan dan menjadi sunyi”.
Mark 16:16
- “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang
tidak percaya akan dihukum”.
Catatan:
1.
Saya menganggap Lenski tidak menjawab argumentasi Calvin yang mengatakan
bahwa text ini bukan berbicara tentang individu-individu tetapi tentang
golongan-golongan manusia (bagian yang saya beri garis bawah tunggal). Tetapi ia
langsung menegaskan, tanpa argumentasi, bahwa ini adalah pernyataan yang
sifatnya universal (bagian yang saya beri garis bawah ganda).
2.
Di bagian bawah dari kutipan dari Lenski di atas, ia menolak adanya dua
kehendak Allah, tetapi menunjukkan bahwa Allah bisa mengubah kehendakNya yang
ditolak oleh manusia itu.
3.
Lenski berkata
“Allah menyediakan cara kasih
karunia yang efektif dan keselamatan
bagi semua orang”. Kalau efektif, itu pasti berhasil; dan ini menjadi Universalisme,
yang merupakan ajaran sesat!
Lenski
(tentang 1Tim 2:4): “The
fact that God, our Savior, wants all men to be saved and come to realization of
truth is the reason that our praying for all men is excellent and acceptable in
his sight”
(= Fakta bahwa Allah, Juruselamat kita, menghendaki semua
orang diselamatkan dan sampai pada realisasi tentang kebenaran adalah
alasan bahwa doa kita untuk semua orang
adalah sangat bagus dan diterima / diperkenan di hadapanNya).
Catatan: kalau kata-kata ‘semua orang’ diartikan seperti penafsiran Calvin, yaitu
‘semua golongan orang’, maka baik doa kita untuk ‘semua orang’,
maupun kehendak Allah untuk menyelamatkan ‘semua orang’, harus diartikan
sesuai dengan penafsiran itu.
Sekarang
kita akan melihat pembahasan John Owen, tetapi sebelumnya, mari kita melihat
dulu kontext dari text yang dibahas secara keseluruhan.
1Tim
2:1-6 - “(1) Pertama-tama aku menasihatkan:
Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,
(2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan
tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. (3) Itulah yang baik dan
yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, (4) yang menghendaki
supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan
kebenaran. (5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara
antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
(6) yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia:
itu kesaksian pada waktu yang ditentukan”.
Catatan: perhatikan ada 3 x kata-kata ‘semua
orang / manusia’ dalam text ini, yaitu dalam ay 1, ay 4, ay 6. Sebetulnya
untuk ay 6, hanya ada kata ‘semua’;
kata ‘orang / manusia’ tidak ada. Tetapi dalam ay 1 dan ay 4 kata ‘orang’
memang ada.
Ada
2 hal yang dibahas oleh John Owen:
1.
Apa yang dimaksud dengan ‘kehendak Allah’ di sini.
John
Owen mengatakan (hal 344) bahwa istilah ‘kehendak Allah’ mempunyai 2
kemungkinan arti, yaitu:
a.
Rencana kekal dari Allah.
b.
Perintah Allah.
Catatan: tak ada yang menganggap bahwa Allah punya 2
kehendak seperti yang dituduhkan oleh Lenski. Yang ada adalah: kalau kata-kata
‘kehendak Allah’ itu muncul, maka ada 2 kemungkinan arti. Sebetulnya ada
kemungkinan arti yang ketiga, yaitu hal yang, kalau terjadi, menyenangkan
Allah.
Kalau
dari 2 arti di atas kita mengambil arti kedua, maka arti ayat ini adalah sebagai
berikut: Allah memerintahkan semua manusia untuk menggunakan cara-cara dengan
mana mereka bisa mendapatkan keselamatan. Dengan demikian ayat ini menjadi sama
seperti Kis 17:30 - “Dengan
tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan
kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat”.
KJV: ‘And the
times of this ignorance God winked at; but now commandeth all men every
where to repent’ (= Allah pura-pura tidak melihat jaman kebodohan ini;
tetapi sekarang memerintahkan semua orang di mana-mana untuk bertobat).
John
Owen sendiri memilih arti pertama, dimana ‘kehendak
Allah’ menunjuk pada ‘rencana
kekal dari Allah’. Alasan Owen adalah: kehendak Allah dalam 1Tim 2:4
itu merupakan dasar / landasan dari doa kita dalam 1Tim 2:1-2. Bdk. 1Yoh 5:14
- “Dan
inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita,
jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut
kehendakNya”.
Kalau
diambil arti ke 3, maka itu tak bertentangan dengan predestinasi maupun ‘Limited
Atonement’ (= Penebusan Terbatas).
2.
Siapa ‘semua orang’ / ‘semua
manusia’ di sini.
Jelas
bahwa ‘semua orang / manusia’ di
sini tidak berarti betul-betul ‘semua
dan setiap orang di seluruh dunia’, karena:
a.
Paulus sendiri menggunakan kata-kata ‘semua
orang’ dalam ay 1. Dalam arti apa? Perhatikan ay 2nya! Untuk
jelasnya lihat 1Tim 2:1-2 secara keseluruhan: “(1)
Pertama-tama aku menasihatkan:
Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua
orang, (2) untuk raja-raja
dan untuk semua
pembesar, agar kita
dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan”.
John Owen menyimpulkan dari sini (hal 346) bahwa
yang dimaksud dengan ‘semua orang’
adalah ‘orang-orang dari semua jenis,
kedudukan, kondisi, dan tingkatan’.
Calvin juga menafsirkan secara sama.
Calvin (tentang
1Tim 2:4): “the
Apostle simply means, that there is no people and no rank in the world that is
excluded from salvation; because God wishes that the gospel should be proclaimed
to all without exception. Now the preaching of the gospel gives life; and hence
he justly concludes that God invites all equally to partake salvation. But the
present discourse relates to classes of men, and not to individual persons; for
his sole object is, to include in this number princes and foreign nations. That
God wishes the doctrine of salvation to be enjoyed by them as well as others, is
evident from the passages already quoted, and from other passages of a similar
nature” (= sang Rasul hanya memaksudkan, bahwa disana tidak ada bangsa atau rangking / pangkat di dunia yang
dikeluarkan dari keselamatan; karena
Allah menginginkan supaya injil diproklamirkan kepada semua orang tanpa kecuali.
Pemberitaan injil memberikan kehidupan; dan karena itu ia secara benar
menyimpulkan bahwa Allah mengundang semua orang secara sama untuk mengambil
bagian dalam keselamatan. Tetapi
pembicaraan sekarang ini berhubungan dengan semua golongan manusia, dan bukan
dengan pribadi-pribadi / individu-individu; karena satu-satunya obyeknya adalah,
mencakup dalam bilangan / jumlah ini pangeran-pangeran dan bangsa-bangsa asing. Bahwa Allah ingin doktrin keselamatan untuk dinikmati
oleh mereka maupun oleh orang-orang lain, adalah jelas dari text yang sudah
dikutip, dan dari text-text lain yang sifatnya mirip).
Bdk. 1Tim 2:1-2 - “(1)
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan
syukur untuk semua
orang, (2) untuk raja-raja
dan untuk semua
pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram
dalam segala kesalehan dan kehormatan.”.
Di sini Paulus menyuruh berdoa bukan hanya untuk
orang-orang yang baik kepada mereka, tetapi juga kepada raja dan pembesar, yang
biasanya dibenci oleh orang-orang Kristen, karena golongan orang ini menindas
mereka. Dan mengingat saat itu Israel dijajah Romawi, maka jelas bahwa raja-raja
dan pembesar-pembesar itu adalah orang-orang Romawi / non Yahudi.
Bandingkan perintah Paulus untuk mendoakan
penggede-penggede non Yahudi ini dengan Yer 29:7 - “Usahakanlah kesejahteraan kota
ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab
kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”.
Catatan: ‘kota’ yang dimaksudkan adalah ‘Babel’.
Calvin (tentang
1Tim 2:5): “as
there is one God, the Creator and Father of all, so he says that there is but
one Mediator, through whom we have access to the Father; and that this Mediator
was given, not only to one nation, or to a small number of persons of some
particular rank, but to all; because the fruit of the sacrifice, by which he
made atonement for sins, extends to all. ... The universal term ‘all’
must always
be referred to classes of men, and not to persons; as if he had said, that not
only Jews, but Gentiles also, not only persons of humble rank, but princes also,
were redeemed by the death of Christ” [= sebagaimana disana ada satu Allah, Pencipta dan Bapa dari semua
orang, demikian juga ia berkata bahwa disana hanya ada satu Pengantara, melalui
siapa kita mendapatkan jalan masuk kepada Bapa; dan bahwa Pengantara ini
diberikan, bukan
hanya bagi satu bangsa, atau bagi sejumlah kecil orang-orang dari kedudukan
tertentu, tetapi bagi semua;
karena buah dari korban, dengan mana Ia membuat penebusan untuk dosa-dosa,
diperluas kepada semua. ... Istilah universal ‘semua’ harus selalu dihubungkan dengan golongan-golongan manusia, dan bukan kepada pribadi-pribadi; seakan-akan ia telah mengatakan, bahwa bukan
hanya orang-orang Yahudi, tetapi juga orang-orang non Yahudi, bukan hanya
orang-orang dari kedudukan rendah, tetapi juga pangeran-pangeran, ditebus oleh kematian Kristus].
b. Kita
diharuskan berdoa untuk ‘semua orang’,
padahal dari antara ‘semua orang’
itu pasti ada orang-orang yang ditentukan untuk binasa dan yang melakukan dosa
yang membawa maut, tentang siapa kita tidak diperintahkan untuk berdoa (Owen,
hal 346) .
1Yoh 5:16 - “Kalau
ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan
maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya,
yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang
mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa”.
c. ‘Semua orang yang diselamatkan’
(ay 4a) pasti sama dengan orang-orang yang ‘memperoleh
pengetahuan akan kebenaran’ (ay 4b).
Padahal
Kitab Suci jelas menunjukkan bahwa Tuhan tidak
menghendaki semua orang memperoleh pengetahuan tentang kebenaran. Ini
terlihat dari:
·
Maz 147:19-20 - “(19) Ia
memberitakan firmanNya kepada Yakub, ketetapan-ketetapanNya dan hukum-hukumNya kepada Israel. (20) Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukumNya tidak
mereka kenal.
Haleluya!”.
·
Kis 14:16,30 - “(16) Dalam
zaman yang lampau Allah
membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing,
... (30) Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan,
maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus
bertobat”.
·
Kol 1:26 - “yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad
dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang
kudusNya”.
·
Mat 11:25-26 - “(25)
Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit
dan bumi, karena semuanya itu Engkau
sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang
berkenan kepadaMu”.
·
Mat 13:10-17 - “(10) Maka
datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata
kepada mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga,
tetapi kepada mereka tidak.
(12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia
berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya
akan diambil dari padanya. (13) Itulah
sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun
melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar
dan tidak mengerti.
(14) Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar
dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak
menanggap. (15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat
mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya
jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan
mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
(16) Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.
(17) Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak
nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya,
dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya”.
Owen
(hal 347) juga mengatakan bahwa ‘semua
manusia’ dalam 1Tim 2:6 juga harus berarti sama dengan kata-kata ‘semua
orang’ dalam 1Tim 2:1b,4. Dan Owen lalu menyimpulkan bahwa ‘semua
manusia’ di sini harus diartikan sebagai ‘semua orang pilihan, dari semua jenis / golongan’, dan ia
membandingkan ini dengan Wah 5:9 yang ia katakan sebagai ayat penafsir dari 1Tim
2:6 ini.
Wah 5:9
- “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak
menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah
disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan
kaum dan bangsa”.
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali