(Rungkut
Megah Raya Blok D No 16)
Rabu,
tgl 29 Juni 2011, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(HP:
7064-1331 / 6050-1331)
http://www.golgothaministry.org
Unconditional Election
(Pemilihan
tanpa syarat)
Pelajaran 6
29 Juni 2011
b) Kalau Rencana Allah secara umum tidak bisa berubah / gagal, maka
jelas bahwa Predestinasi, yang merupakan sebagian dari Rencana Allah, juga tidak
bisa berubah / gagal.
Dan tidak bisa gagalnya Predestinasi juga didukung
secara khusus oleh ayat-ayat Kitab Suci di bawah ini:
1. Kis 13:48 - “Mendengar
itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan
firman Tuhan; dan semua
orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang
kekal, menjadi percaya”.
Perhatikan bahwa di sini tidak dikatakan bahwa ‘sebagian
orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal menjadi percaya’,
tetapi ‘semua
orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi
percaya’.
2. Yoh 17:12 - “Selama
Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah
Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak
ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah
ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab
Suci”.
Bagian yang saya garisbawahi itu menunjukkan secara
jelas bahwa tidak ada orang pilihan yang bisa binasa / masuk neraka! Hanya orang
yang bukan pilihan yang akan binasa.
3. Ro 11:25 - “Sebab,
saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu
mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah
yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk”.
Tujuan
Allah menegarkan Israel / Yahudi adalah supaya Injil bisa diberitakan kepada
orang-orang non Yahudi, sehingga menyelamatkan orang pilihan Allah di kalangan
bangsa-bangsa non Yahudi itu. Dan Ro 11:25 ini menunjukkan bahwa Israel akan
tetap tegar, sampai ‘jumlah yang penuh dari
bangsa-bangsa lain telah masuk’! Selama ada satu saja orang pilihan di
antara bangsa-bangsa non Yahudi yang belum diselamatkan, Allah tetap menegarkan
Israel, dan Allah bekerja untuk mencari dan mempertobatkan satu orang itu.
Setelah itu baru Tuhan bekerja untuk mempertobatkan Israel / Yahudi (itupun
tentu hanya orang Israel / Yahudi yang termasuk orang pilihan).
Bandingkan
ini dengan Luk 21:24b - “dan
Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai
genaplah zaman bangsa-bangsa itu”.
Tentang
kata-kata ‘zaman bangsa-bangsa’ itu ‘New
Geneva Study Bible’ memberi komentar sebagai berikut: “This
may mean the time when the Gentiles will have their triumph over Israel, or the
time when the gospel is preached to the Gentiles, or both”
(= Ini bisa berarti waktu dimana bangsa-bangsa non Yahudi akan mendapatkan
kemenangan atas Israel, atau waktu dimana Injil
diberitakan kepada bangsa-bangsa non Yahudi, atau kedua-duanya).
‘Zaman
bangsa-bangsa’ ini tidak akan genap sebelum setiap orang non Yahudi yang adalah orang
pilihan Allah, diselamatkan!
4. Ro 8:29-30 - “(29)
Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari
semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu,
menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (30) Dan mereka yang ditentukanNya
dari semula, mereka itu juga dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka
itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga
dimuliakanNya”.
Sebetulnya
tanpa dijelaskanpun ayat ini sudah jelas menunjukkan bahwa orang yang dipilih /
ditentukan oleh Allah itu pada akhirnya pasti akan dimuliakan.
Tetapi
ada satu hal lain yang menarik yang bisa didapatkan dari ayat ini, yaitu bahwa
Ro 8:29-30 ini menggunakan kata-kata kerja dalam bentuk lampau (past
tense).
NIV: “For those God foreknew he also predestined
to be conformed to the likeness of his Son, that he might be the firstborn among
many brothers. And those he predestined,
he also called; those he called,
he also justified; those he justified,
he also glorified” (= Karena mereka yang diketahuiNya lebih dulu, juga
dipredestinasikanNya untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia
menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang
dipredestinasikanNya, juga dipanggilNya; mereka yang dipanggilNya, juga
dibenarkanNya; mereka yang dibenarkanNya, juga dimuliakanNya).
Memang
tidak aneh kalau ‘foreknew’
(= diketahui lebih dulu) dan ‘predestined’
(= dipredestinasikan) ada dalam bentuk lampau, karena itu memang terjadi pada
masa yang lampau, tetapi mengapa ‘called’
(= dipanggil), ‘justified’ (=
dibenarkan), dan ‘glorified’ (=
dimuliakan), juga ada dalam bentuk lampau? Loraine Boettner memberikan
penafsiran yang menarik tentang hal ini dimana ia berkata: “Paul
has cast the verse in the past tense because with God the purpose is in
principle executed when formed, so certain is it of fulfillment” (= Paulus
telah melemparkan ayat itu ke dalam past tense karena dengan Allah, maksud /
tujuan / rencana itu pada dasarnya dilaksanakan pada saat dibentuk, begitu
pastinya penggenapan tujuan itu) - ‘The
Reformed Doctrine of Predestination’, hal 85-86.
c)
Konsekwensi dari pasti terjadinya Predestinasi.
1.
Keselamatan kita tidak terletak dalam tangan kita, tetapi dalam kehendak
/ keputusan Allah.
Memang dari
sudut manusia, seseorang selamat karena ia percaya kepada Yesus. Tetapi dari
sudut Allah, seseorang bisa percaya dan selamat, karena ia sudah dipilih oleh
Allah.
Loraine
Boettner mengutip kata-kata Martin Luther:
“God’s
decree of predestination is firm and certain; and the necessary resulting from
it is, in like manner, immovable, and cannot but take place. For
we ourselves are so feeble, that if the matter were left in our hands, very few,
or rather none, would be saved; but Satan would overcome us all”
(= Ketetapan Allah tentang Predestinasi adalah teguh dan pasti; dan karena itu
tidak berubah, dan tidak bisa tidak terjadi. Karena
kita sendiri adalah begitu lemah, sehingga kalau persoalannya diletakkan dalam
tangan kita, sangat sedikit, bahkan tidak ada, yang akan selamat; tetapi Setan
akan mengalahkan kita semua)
- ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 187.
Bandingkan
kata-kata ini, khususnya pada bagian yang saya garisbawahi, dengan ajaran Pdt.
Jusuf B. S. dalam bukunya ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’ (hal 11-13,15-20),
dimana secara berulangkali dan secara bertele-tele menyatakan bahwa Allah
selalu menghendaki keselamatan manusia, setan selalu menghendaki kebinasaan
manusia, dan karena itu keselamatan manusia tergantung pada manusia itu sendiri,
apakah ia mau percaya kepada Yesus atau tidak.
2.
Kalau seseorang belum percaya kepada Yesus, memang tidak bisa diketahui
apakah ia orang pilihan atau bukan. Sekalipun ia sudah lama menolak Kristus,
tetap belum tentu bahwa ia adalah orang yang tidak dipilih (reprobate).
Karena siapa tahu ia akan bertobat? Hanya kalau seseorang menolak Kristus sampai
mati, barulah jelas bahwa ia termasuk orang yang tidak dipilih.
Tetapi, kalau
seseorang bisa menjadi orang kristen yang sejati (betul-betul percaya kepada
Yesus), ia bisa yakin bahwa ia adalah orang pilihan.
Pdt.
Jusuf B. S. berulang-ulang berkata bahwa orang tidak bisa tahu apakah ia adalah
orang pilihan atau bukan.
·
“sebab
siapa yang tahu dengan pasti keputusan Allah tentang dirinya?”
(hal 37).
·
“Mereka
tidak akan tahu kalau mereka sudah dipilih akan selamat atau tidak. Saul
mula-mula begitu berapi-api dan penuh dengan Roh, akhirnya bunuh diri dan mati
dalam dosanya, terhilang. Siapa dapat mengira kalau Saul yang begitu berapi-api,
penuh dengan Roh Allah akhirnya binasa? Juga aktif, berapi-api seperti Yudas
Iskariot, Iskandar, Ananias, Safira, dan lain-lain, tetapi akhirnya binasa.
Begitu pula dengan mereka. Mana mungkin mereka tahu kalau mereka termasuk
pilihan Tuhan yang akan selamat sebelum mereka mati”
(hal 35-36).
Catatan:
Nama ‘Iskandar’
berasal dari 1Tim 1:20 dalam Kitab Suci Indonesia Terjemahan Lama. Dalam
Terjemahan Baru orang itu disebut ‘Alexander’.
Cara
pengajaran Pdt. Jusuf B. S. ini betul-betul menggelikan karena ia
memasukkan ajaran Arminian (tentang kemungkinan untuk murtad) ke dalam pemikiran
orang Calvinist pada waktu memperkirakan apakah dirinya termasuk orang pilihan
atau tidak. Dalam Calvinisme tidak dipercaya adanya orang kristen sejati
yang bisa murtad! Karena itu, orang kristen yang sejati bisa yakin bahwa ia
pasti selamat dan bahwa ia adalah orang pilihan.
Tetapi
dalam persoalan meyakini diri sendiri sebagai orang pilihan, ada suatu
peringatan yang sangat penting untuk diperhatikan.
Charles
Haddon Spurgeon:
“We
have known more than once in our day of some men who pretended to know their
election by their impudence. They had got into their head the presumption that
they were elected, and though they lived on in sin, and still did as they liked,
they imagined they were God’s chosen. This is what I call presuming upon
election by sheer impudence. We know of others, alas! who have imagined
themselves to be elect, because of the visions that they have seen when they
have been asleep or when they have been awake - for men have walking dreams -
and they have brought these as evidence of their election” (= Kita
sering tahu akan adanya orang-orang yang menganggap dirinya tahu pemilihan
mereka oleh kelancangan mereka. Mereka
memasukkan kesombongan ke dalam kepala mereka bahwa mereka telah dipilih, dan
sekalipun mereka terus hidup dalam dosa, dan tetap melakukan seperti yang mereka
senangi, mereka mengira / mengkhayalkan bahwa mereka
adalah orang-orang pilihan Allah. Ini adalah apa yang saya sebut mengira
/ menduga tentang pemilihan dengan kelancangan / kekurangajaran. Kita
tahu tentang orang-orang lain yang mengira /
mengkhayalkan bahwa diri mereka adalah orang pilihan, karena penglihatan yang
telah mereka lihat pada saat mereka tidur atau pada waktu mereka sedang sadar /
bangun - karena manusia bisa mimpi sambil berjalan - dan
mereka menggunakan hal-hal ini sebagai bukti pemilihan mereka) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 7, hal 13
Camkan
kata-kata Spurgeon ini! Hanya kalau saudara betul-betul adalah orang yang
percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan, dan iman itu
memang terbukti dengan adanya perbuatan baik / ketaatan, maka saudara boleh
yakin / percaya bahwa saudara adalah orang pilihan.
Tetapi:
·
kalau saudara
sekedar adalah orang yang mengaku percaya kepada Kristus, tetapi terus hidup
dalam dosa, dan bahkan mencintai dosa,
·
atau kalau
saudara sekedar adalah orang yang rajin pergi ke gereja, dibaptis, melayani /
mempunyai jabatan tinggi dalam gereja,
·
atau kalau
saudara sekedar adalah orang yang ada dalam keluarga kristen selama puluhan
atau bahkan ratusan tahun,
·
atau kalau
saudara sekedar adalah orang yang berbahasa Roh, yang sukar dipastikan asli
tidaknya,
·
atau kalau
saudara sekedar adalah orang yang mengalami pertolongan Tuhan / kesembuhan
secara mujijat / kesembuhan ilahi,
·
atau kalau
saudara sekedar adalah orang yang pernah mendapat penglihatan,
·
atau kalau
saudara sekedar adalah orang yang percaya pada doktrin tentang Predestinasi,
maka jangan
terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa saudara adalah orang pilihan.
4)
Reprobation (= penentuan
binasa).
Kita
sudah membahas banyak tentang pemilihan / penentuan untuk selamat yang Allah
lakukan (election). Sekarang kita akan
membahas tentang Reprobation (=
penentuan binasa).
a)
Calvin sendiri jelas percaya pada doktrin reprobation
/ penentuan binasa ini.
Ini
terlihat dari kutipan-kutipan dari kata-kata Calvin di bawah ini:
·
“...
eternal life is foreordained for some, eternal
damnation for others”
(= ... hidup yang kekal ditentukan lebih dulu untuk sebagian manusia, penghukuman
kekal untuk yang lain) -
‘Institutes of the Christian Religion’,
Book III, Chapter XXI, no 5.
·
“...
predestination, by which God adopts some to hope of life, and
sentences others to eternal death” (= ...
predestinasi, dengan mana Allah mengadopsi sebagian manusia kepada pengharapan
kehidupan, dan memvonis yang lain pada kebinasaan kekal)
-
‘Institutes of the Christian Religion’,
Book III, Chapter XXI, no 5.
·
“Indeed
many, as if they wished to avert a reproach from God, accept election in such
terms as to deny that anyone is condemned. But they do this very ignorantly and
childishly, since election itself could not stand except as set over against
reprobation”
(= Memang banyak orang, karena mereka tidak ingin Allah dicela, menerima
pemilihan dalam
istilah-istilah sedemikian rupa sehingga menolak
adanya penentuan binasa. Tetapi mereka melakukan hal ini secara bodoh
dan kekanak-kanakan, karena pemilihan itu
sendiri tidak bisa berdiri / bertahan kecuali diimbangi oleh penentuan binasa)
-
‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter XXIII,
no 1.
·
Calvin
(tentang Mal 1:2-3): “As to reprobation, I know that many greatly dislike this doctrine - that some are
rejected, and that yet no cause can be found in themselves why they thus remain
disapproved by God. But there is here need of docility and of a meek spirit, to
which Paul also exhorts us, when he says, “O man, who art thou who answerest against God?” (Romans
9:20.) For were it lawful to investigate the cause, surely Paul, who had
been taken up to the third heaven, might have showed us the way; but he is here
silent and drives us away from the indulgence of a bold and an over curious
spirit. Since the Holy Spirit by the mouth of Paul restrains the presumption of
men, that they may not dare to go beyond this step - that God hardens whom he
wills and rejects whom he wills, why do men leap beyond this, except they
wilfully seek to carry on war with God?”
(= ).
·
Calvin
(tentang Mal 1:2-3): “and yet they pretend modesty,
and under this pretext they seek to bury the doctrine of election; we ought,
they say, to speak soberly of mysteries. This last sentence I allow fully; but
what is our sobriety but our docility? that is, when we embrace what God
declares in his word, and never allow ourselves to investigate more than what he
teaches us. But they would extinguish God’s word; nay, they dare openly to
pronounce blasphemies against God, and to find fault with the Spirit, who has
spoken by the prophets and the apostles. We indeed see that there
are many devils who preach modesty, when their object is to suppress the
light and this chief doctrine, the main basis of our salvation; and they extort
wicked edicts from the ignorant and the slumbering, as though it were in the
power of men, by babbling about things unknown, and by
barbarously mixing all things together, to thrust God as it were from his
celestial throne. This is horribly monstrous, and ought to be detested by
all; for it would be better that all the empires of the world should be
swallowed up in the lowest depths, than that mortal creatures should raise
themselves up as it were into heaven, and attempt to penetrate into the secret
things of God. But, however, when the whole world either
assail this doctrine by barking, or seek to subvert it by threats and
terrors, or when all in various ways manifest their rage, and when they roll
thunders who seem to themselves to be very powerful, it behoves us to hold fast
this doctrine, that God alone is the author of our salvation, because he has
been pleased freely to elect us, and also that he possesses power over all the
human race, so that some, according to his will, are elected and some are
rejected, and that he ever acts justly, and holds secret the cause both of
election and of reprobation. But it is no wonder that we are so blind, for we
are stupid by nature, nay, blind altogether; and were we angels, it would be
still our duty reverently to regard the manifold wisdom of God, which no human
minds, no, not even angelic minds, can fully comprehend” (= ).
b)
Dasar dari doktrin reprobation.
1.
Ini merupakan konsekwensi logis dari doktrin pemilihan (election).
Ada
orang-orang yang percaya pada ‘single predestination’, dimana mereka
hanya percaya bahwa Allah menentukan / memilih sebagian manusia untuk
diselamatkan, tetapi Allah tidak menetapkan sisanya untuk dibinasakan.
Tetapi ini adalah pandangan yang tidak konsekwen dari
orang yang kurang bisa menggunakan logikanya, karena doktrin reprobation
memang merupakan konsekwensi logis dari doktrin election.
Kalau hanya sebagian manusia yang dipilih / ditetapkan untuk selamat, sedangkan
setelah mati hanya ada surga dan neraka, maka tidak bisa tidak, orang yang tidak
dipilih untuk selamat sama dengan ditetapkan untuk binasa. Karena itu kita harus
percaya bukan pada ‘single
predestination’ tetapi pada ‘double
predestination’, dimana selain kita percaya bahwa Allah memilih
sebagian manusia untuk diselamatkan, kita juga percaya bahwa Allah menetapkan
sisanya untuk dihukum.
Louis
Berkhof:
“The
decree of election inevitably implies the decree of reprobation. ... If He has
chosen or elected some, then He has by that very fact also rejected others” (= Ketetapan
tentang pemilihan secara tak terhindarkan menunjuk pada ketetapan tentang reprobation.
... Jika Ia telah memilih sebagian, maka oleh fakta itu Ia juga telah menolak
yang lain)
- ‘Systematic Theology’, hal
117-118.
Loraine
Boettner:
“The
very terms ‘elect’ and ‘election’ imply the terms ‘non-elect’ and
‘reprobation’”
(= Istilah-istilah ‘orang pilihan’ dan ‘pemilihan’ secara tidak langsung
menunjuk pada ‘orang yang bukan pilihan’ dan ‘penentuan binasa’)
- ‘The Reformed Doctrine of
Predestination’, hal 104.
2.
Adanya banyak orang yang mati tanpa mendapatkan kesempatan untuk
bertobat.
Dalam
Perjanjian Lama, hampir semua orang non Yahudi tidak selamat dan dalam
Perjanjian Baru juga banyak orang mati sebelum mendengar Injil. Jelas bahwa
mereka ini tidak mendapat kesempatan bertobat, dan karena itu termasuk reprobate / orang yang ditentukan untuk binasa.
3.
Ayat-ayat Kitab Suci yang mendasari doktrin reprobation.
·
Amsal 16:4
- “TUHAN membuat segala sesuatu
untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuatNya untuk hari
malapetaka”.
·
Mat 11:20-24 - “(20)
Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia
paling banyak melakukan mujizat-mujizatNya: (21) ‘Celakalah engkau Khorazim!
Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi
mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka
bertobat dan berkabung. (22) Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman,
tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. (23) Dan
engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau
akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi
mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih
berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: (24) Pada hari
penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan dari pada
tanggunganmu’”.
Yesus berkata
bahwa kalau di Tirus, Sidon, dan Sodom ada mujijat-mujijat terjadi, seperti
yang terjadi di Khorazim, Betsaida dan Kapernaum, maka Tirus, Sidon, dan Sodom
pasti sudah bertobat. Tetapi mengapa Tuhan dalam kenyataannya tidak memberi
mujijat-mujijat itu kepada mereka? Jelas karena mereka termasuk reprobate!
John
Calvin: “Among
the people of Nineveh [cf. Matthew 12:41] and of Sodom, as Christ testifies, the
preaching of the gospel and miracles would have accomplished more than in Judea
[Matthew 11:23]. If God wills that all be saved, how does it come to pass that
he does not open the door of repentance to the miserable men who would be better
prepared to receive grace?”
(= belum
diterjemahkan)
- ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter 24, no
15.
·
Mat 11:25
- “Pada waktu itu berkatalah
Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya
itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi
Engkau nyatakan kepada orang kecil”.
·
Yes 6:9-10
- “(9) Kemudian firmanNya:
‘Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi
mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! (10)
Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah
matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat
dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu
berbalik dan menjadi sembuh’”. Bdk. Mat 13:10-15
Mark 4:12 Luk 8:10
Yoh 12:37-40 Kis 28:26-27 Ro
11:7-8.
Mat 13:10-15
- “(10)
Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau
berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ (11) Jawab Yesus: ‘Kepadamu
diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. (12) Karena siapa yang mempunyai,
kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak
mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. (13) Itulah
sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun
melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar
dan tidak mengerti. (14) Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi:
Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan
melihat, namun tidak menanggap. (15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan
telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya
jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan
mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka’”.
Ro 11:7-8 - “(7) Jadi bagaimana? Israel
tidak memperoleh apa yang dikejarnya, tetapi orang-orang yang terpilih telah
memperolehnya. Dan orang-orang yang lain telah tegar
hatinya, (8) seperti ada tertulis: ‘Allah membuat mereka tidur nyenyak,
memberikan mata untuk tidak melihat dan telinga untuk tidak mendengar, sampai
kepada hari sekarang ini’”.
Komentar Calvin tentang
ayat-ayat ini:
“Observe that he directs his voice to them but in
order that they may become even more deaf; he kindles a light but
that they may be made even more blind; he sets forth doctrine but
that they may grow even more stupid; he employs a remedy but so
that they may not be healed” (= Perhatikan bahwa Ia menujukan suaraNya kepada
mereka tetapi supaya mereka menjadi makin tuli;
Ia menyalakan cahaya tetapi supaya mereka menjadi makin
buta; Ia menyatakan doktrin / ajaran tetapi
supaya mereka menjadi makin bodoh; Ia menggunakan obat tetapi
supaya mereka tidak disembuhkan)
- ‘Institutes of the Christian
Religion’, Book III, Chapter XXIV, no 13.
·
Yoh 17:12
- “Selama Aku bersama mereka,
Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan
kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang
binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan
untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci”.
Dalam ayat ini sebetulnya
terjemahan Kitab Suci Indonesia terlalu keras. Bandingkan dengan NASB yang
memberikan terjemahan hurufiah: “and not one of them perished
but the son of perdition” (= dan tidak seorangpun dari
mereka yang binasa selain anak kehancuran / neraka).
Dalam ‘Webster’s New World Dictionary’ dikatakan bahwa istilah ‘perdition’
bisa diterjemahkan bermacam-macam:
*
‘complete and irreparable loss; ruin’ (= kehilangan yang lengkap dan tidak bisa
dibetulkan; kehancuran).
*
‘the loss of a soul or of hope for salvation;
damnation’ (= kehilangan jiwa atau pengharapan untuk selamat;
penghukuman / pengutukan).
*
‘the place or condition of damnation; hell’ (= tempat atau kondisi penghukuman; neraka).
·
Ro 9:13,17,18,21-22
- “(13)
seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci
Esau.’ ... (17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: ‘Itulah
sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasaKu di
dalam engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.’ (18) Jadi Ia
menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendakiNya dan Ia
menegarkan hati siapa yang dikehendakiNya. ... (21) Apakah tukang
periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang
sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu
benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa? (22) Jadi, kalau
untuk menunjukkan murkaNya dan menyatakan kuasaNya, Allah menaruh kesabaran yang
besar terhadap benda-benda kemurkaanNya, yang telah
disiapkan untuk kebinasaan”.
B. B. Warfield: “Certainly St. Paul as
explicitly affirms the sovereignty of reprobation as of election, ... if he
represents God as sovereignly loving Jacob, he represents Him equally as
sovereignly hating Esau; if he declares that He has mercy on whom He will, he
equally declares that He hardens whom He will”
(= Santo Paulus memang menegaskan kedaulatan dari reprobation secara sama explicitnya dengan kedaulatan dari election,
... jika ia menggambarkan Allah secara berdaulat mengasihi Yakub, ia secara sama
menggambarkanNya secara berdaulat membenci Esau; jika ia menyatakan bahwa Ia
mempunyai belas kasihan bagi siapa yang Ia kehendaki, ia secara sama menyatakan
bahwa Ia mengeraskan siapa yang Ia kehendaki) - ‘Biblical
and Theological Studies’, hal 317.
·
1Pet 2:8 - “Mereka tersandung padanya,
karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk
itu mereka juga telah disediakan”.
Kitab Suci terjemahan Indonesia ini salah
terjemahan. Perhatikan terjemahan-terjemahan bahasa Inggris di bawah ini:
*
NASB: “for
they stumble because they are disobedient to the word, and to this doom they
were also appointed”
(= karena mereka tersandung karena mereka tidak taat kepada firman, dan
pada tujuan / nasib ini mereka juga telah ditetapkan).
*
NIV: “They
stumble because they disobey the message - which is also what they were
destined for”
(= Mereka tersandung karena mereka tidak mentaati pesan / firman - yang
juga merupakan apa yang telah ditentukan untuk mereka).
*
KJV: “even
to them which stumble at the word, being disobedient: whereunto also they
were appointed”
(= bahkan bagi mereka yang tersandung pada firman, karena tidak taat: untuk
mana mereka juga telah ditetapkan).
*
RSV: “for
they stumble because they disobey the word, as they were destined to do” (= karena mereka tersandung
karena mereka tidak mentaati firman, sebagaimana
mereka telah ditentukan untuk melakukannya).
·
Yudas 4
- “Sebab ternyata ada orang
tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang
yang telah lama ditentukan
untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang
menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka,
dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus”.
Calvin
menganggap ini menunjuk pada penetapan yang kekal dari Allah, dengan kata lain
dalam Rencana Allah orang-orang itu telah ditentukan untuk dihukum.
Tetapi
dalam ayat ini kata ‘ditentukan’
sebetulnya juga merupakan kata yang terlalu keras, karena dalam bahasa Yunaninya
digunakan kata PROGEGRAMMENOI yang artinya
adalah: ‘having
been previously written’ (= telah
dituliskan lebih dulu).
Bandingkan
dengan NIV yang menterjemahkan bagian ini secara hurufiah: “For
certain men whose condemnation was written about long ago ...” (= Karena
orang-orang tertentu yang penghukumannya sudah dituliskan sejak dahulu).
Adanya
kata ‘dituliskan’ ini menyebabkan adanya orang-orang yang menganggap bahwa
ini tidak menunjuk pada ketetapan yang kekal dari Allah, tetapi pada Perjanjian
Lama maupun nubuat dari Yesus dan rasul-rasul (Misalnya Mat 18:7).
Tetapi
seorang penafsir Calvinist / Reformed bernama Thomas Manton, dalam buku
tafsirannya tentang surat Yudas, memberikan komentar sebagai berikut:
“The
meaning of the metaphor is to show that these decrees are as certain and
determinate as if he had a book wherein to write them” (= Arti dari
kiasan ini adalah untuk menunjukkan bahwa ketetapan-ketetapan ini adalah sama
pasti dan tertentunya seperti kalau ia mempunyai sebuah buku dimana ia
menuliskannya).
Jadi
Thomas Manton tidak menganggap ini menunjuk pada tulisan Kitab Suci / Firman
Tuhan, tetapi sebagai suatu kiasan yang menunjukkan suatu kepastian.
Mengapa
dasar Kitab Suci dari reprobation
hanya sedikit, atau setidaknya lebih sedikit dibandingkan dengan dasar dari election?
Louis Berkhof menjawab sebagai berikut: “Since the Bible is primarily a
revelation of redemption, it naturally does not have as much to say about
reprobation as about election. But what it says is quite sufficient” (= Karena
Alkitab terutama merupakan wahyu tentang penebusan, secara alamiah Alkitab tidak
berbicara tentang reprobation sebanyak
tentang election. Tetapi apa yang
Alkitab katakan sudah cukup) - ‘Systematic
Theology’, hal 118.
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali