Pemahaman Alkitab
(Rungkut
Megah Raya, blok D no 16)
Rabu,
tanggal 19 Februari 2014, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
II Timotius 2:1-26(14)
2Tim 2:14-26
- “(14) Ingatkanlah dan
pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan
Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak
berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya. (15) Usahakanlah supaya
engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu,
yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu. (16) Tetapi
hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah
kefasikan. (17) Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara
mereka termasuk Himeneus dan Filetus, (18) yang telah menyimpang dari
kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan
dengan demikian merusak iman sebagian orang. (19) Tetapi dasar yang diletakkan
Allah itu teguh dan meterainya ialah: ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya’
dan ‘Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan
kejahatan.’ (20) Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari
emas dan perak, melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk
maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. (21) Jika
seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot
rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai
tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia. (22) Sebab itu
jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai
bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
(23) Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau
tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, (24) sedangkan seorang
hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang.
Ia harus cakap mengajar, sabar (25) dan dengan lemah lembut dapat menuntun
orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada
mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,
(26) dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari
jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.”.
Ay
19: “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah:
‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya’ dan ‘Setiap orang yang menyebut nama Tuhan
hendaklah meninggalkan kejahatan.’”.
KJV:
‘Nevertheless the foundation of God
standeth sure, having this seal, The Lord knoweth them that are his. And, Let
every one that nameth the name of Christ depart
from iniquity.’ (= Tetapi fondasi Allah berdiri teguh, mempunyai meterai
ini, Tuhan mengenal mereka yang adalah milikNya. Dan, Hendaklah setiap orang
yang menyebut nama Kristus meninggalkan
kejahatan).
RSV:
“But God’s firm foundation stands,
bearing this seal: ‘The Lord knows those who are his,’ and, ‘Let every one
who names the name of the Lord depart from
iniquity.’” (= Tetapi fondasi yang teguh dari Allah berdiri / bertahan,
memuat meterai ini: ‘Tuhan mengenal mereka yang adalah milikNya’, dan,
‘Hendaklah setiap orang yang menyebut nama Tuhan
meninggalkan kejahatan’.).
NIV:
“Nevertheless, God’s solid foundation
stands firm, sealed with this inscription: ‘The Lord knows those who are
his,’ and, ‘Everyone who confesses the name
of the Lord must turn away from
wickedness.’” (= Tetapi, fondasi yang kuat dari Allah berdiri teguh,
dimeteraikan dengan tulisan ini: ‘Tuhan mengenal mereka yang adalah
milikNya’, dan, ‘Setiap orang yang mengakui nama Tuhan
harus berbalik dari kejahatan’.).
NASB:
“Nevertheless, the firm foundation of
God stands, having this seal, ‘The Lord knows those who are His,’ and,
‘Everyone who names the name of the Lord is to
abstain from wickedness.’” (= Tetapi, fondasi yang teguh dari Allah
berdiri / bertahan, mempunyai meterai ini, ‘Tuhan mengenal mereka yang adalah
milikNya’, dan, ‘Setiap orang yang menyebut nama Tuhan
harus menjauhkan diri dari kejahatan’.).
1)
“Tetapi dasar yang diletakkan Allah
itu teguh”.
Untuk
kata ‘dasar’ atau ‘fondasi’, tafsirannya sangat bervariasi, dan sukar
dipastikan yang mana yang benar.
Calvin
menafsirkan bahwa ini adalah simbol dari predestinasi.
Calvin:
“And first he reminds us of the
election of God, which he metaphorically calls a foundation, expressing by this
word the firm and enduring constancy of it. Yet all this tends to prove the
certainty of our salvation, if we are of the elect of God. As if he had said,
‘The elect do not depend on changing events, but rest on a solid and immovable
foundation; because their salvation is in the hand of God.’ For as ‘every
plant which the heavenly Father hath not planted must be rooted up,’ (Matthew
15:13,) so a root, which has been fixed by his hand, is not liable to be injured
by any winds or storms.” [= Dan pertama-tama ia mengingatkan
kita tentang pemilihan Allah, yang secara kiasan ia sebut suatu dasar / fondasi,
dengan menyatakan dengan kata ini kekonstanan yang teguh dan bertahan darinya.
Tetapi semua ini cenderung untuk membuktikan kepastian dari keselamatan kita,
jika kita adalah orang-orang pilihan Allah. Seakan-akan ia telah berkata,
‘Orang-orang pilihan tidak tergantung pada peristiwa-peristiwa yang
berubah-ubah, tetapi bersandar pada suatu dasar / fondasi yang kuta dan tak bisa
digerakkan; karena keselamatan mereka ada dalam tangan Allah’. Karena seperti
‘setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa surgawi harus dicabut’, (Mat
15:13), demikian juga suatu akar, yang telah ditancapkan oleh tanganNya, tidak
bisa dilukai / dirugikan oleh angin atau badai apapun.].
Mat 15:13
- “Jawab Yesus: ‘Setiap tanaman yang
tidak ditanam oleh BapaKu yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.”.
William
Hendriksen mengatakan bahwa ada banyak penafsiran tentang arti dari kata
‘dasar / fondasi’ ini, seperti Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
(Alkitab), kebangkitan jasmani, agama Kristen. Lalu ia memberikan 3 arti yang ia
anggap paling penting:
a)
Pemilihan dari kekekalan.
Tentang
arti ini William Hendriksen mengatakan bahwa arti ini tidak bisa dibuang sama
sekali, karena dalam ay 10 Paulus baru menyebutkan tentang pemilihan. Jadi
tidak diragukan bahwa kasih ilahi yang mempredestinasikan memang masuk di sini,
khususnya dalam kata-kata ‘Tuhan
mengenal siapa kepunyanNya’.
Tetapi
William Hendriksen mengatakan bahwa tidak ada tempat lain dimana Paulus menyebut
pemilihan suatu dasar / fondasi. Juga kata-kata yang kedua, yaitu ‘Setiap
orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan’
tidak cocok dengan arti ini, dan kontext juga tidak menuntut arti ini.
b)
Kristus sendiri.
William
Hendriksen mengatakan bahwa Kristus memang disebut sebagai dasar / fondasi dalam
1Kor 3:10-12.
1Kor
3:10-12 - “(10)
Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai
seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain
membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan,
bagaimana ia harus membangun di atasnya. (11) Karena tidak ada seorangpun yang
dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu
Yesus Kristus. (12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan
emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,”.
Tetapi
Hendriksen mengatakan bahwa kita tidak bisa selalu mengartikan secara sama
kiasan-kiasan yang diberikan oleh Paulus. Dalam Ef 2:20 Kristus bukan disebut
sebagai dasar / fondasi tetapi ‘batu penjuru’.
Ef
2:20 - “yang
dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai
batu penjuru.”.
c)
Gereja.
William
Hendriksen menerima arti ini.
William
Hendriksen: “With
respect to (3): I consider this view to be correct. The church, established upon the bedrock of God’s predestinating love,
is his foundation, his building well-founded. Reasons for adopting this
view: a. This harmonizes most beautifully with the context: God’s true
church consists of those who are his, those who stand aloof from unrighteousness
(note the seal!). By calling the church ‘God’s solid
foundation,’ Paul stresses its permanency and immobility. Some, indeed,
have wandered away, etc., but the true
church is immovable! b. This is consistent with I Tim. 3:15. There, too,
the church is called ‘the foundation’
or ‘the support’ (there ἑδραίωμα,
here in II Tim. 2:19 θεμέλιος).”
[= Berkenaan dengan (3): Saya menganggap pandangan ini sebagai benar. Gereja,
didirikan di atas batuan dasar dari kasih yang mempredestinasikan dari Allah,
adalah fondasi / dasarnya, bangunannya didasarkan dengan baik. Alasan-alasan
untuk mengambil pandangan ini: a. Ini harmonis secara indah dengan kontext:
Gereja yang benar dari Allah terdiri dari orang-orang yang adalah milikNya,
mereka yang berdiri jauh dari ketidak-benaran (perhatikan meterainya!). Dengan
menyebut gereja ‘dasar / fondasi yang teguh dari Allah’, Paulus menekankan
kepermanenannya dan ketidak-bergerakannya. Memang sebagian telah menyimpang /
tersesat, dsb., tetapi gereja yang benar tidak bisa digerakkan! b. Ini konsisten
dengan 1Tim 3:15. Di sana gereja juga disebut ‘fondasi’ atau ‘penopang’
(disana HEDRAIOMA, di sini dalam 2Tim 2:19 THEMELIOS)].
1Tim
3:15 - “Jadi
jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai
keluarga Allah, yakni jemaat (gereja)
dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar (HEDRAIOMA)
kebenaran.”.
William
Hendriksen: “But
what is meant by this ‘solid foundation’? Among the many answers that have
been given - such as, the Old and New Testaments, the bodily resurrection, the
Christian religion, etc. - the following are, perhaps, the most important: (1)
Election from eternity; (2) Christ himself; (3) the church. With
respect to (1): This idea cannot be altogether discarded. Paul has just made
mention of election (verse 10). No doubt the idea of the divine predestinating
love does enter in - notice especially the words, ‘The Lord knows (from
everlasting) those who are his’ -; nevertheless, nowhere else does the
apostle call election a foundation. Besides, the second inscription on
the seal (verse 19b) is hardly in keeping with this interpretation, and the
context does not demand it. With respect to (2): It is true that Christ is
called the foundation in I Cor. 3:10–12. Nevertheless, this does not
settle the matter. One cannot always ascribe exactly the same meaning to
Paul’s metaphors. Thus, in Eph. 2:20 Christ is not called the foundation but
‘the chief cornerstone.’ Here in II Tim. 2:19 there is nothing to suggest
that Christ is regarded as the foundation. With respect to (3): I consider
this view to be correct. The church, established upon the bedrock of
God’s predestinating love, is his foundation, his building well-founded.
Reasons for adopting this view: a. This harmonizes most beautifully with the
context: God’s true church consists of those who are his, those who
stand aloof from unrighteousness (note the seal!). By calling the church
‘God’s solid foundation,’ Paul stresses its permanency and
immobility. Some, indeed, have wandered away, etc., but the true church
is immovable! b. This is consistent with I Tim. 3:15. There, too, the church
is called ‘the foundation’ or ‘the support’ (there ἑδραίωμα,
here in II Tim. 2:19 θεμέλιος).” (= ).
Matthew
Henry:
“It may be a great comfort
to us that the unbelief of men cannot make the promise of God of no effect.
Though the faith of some particular persons be overthrown, yet ‘the foundation
of God standeth sure’ (v. 19); it is not possible that they should deceive the
elect. Or it may be meant of the truth itself, which they impugn. All the
attacks which the powers of darkness have made upon the doctrine of Christ
cannot shake it; it stands firm, and weathers all the storms which have been
raised against it.” (= Bisa merupakan suatu penghiburan yang besar bagi kita bahwa
ketidakpercayaan manusia tidak bisa membuat janji Allah sia-sia / tak berhasil.
Sekalipun iman dari beberapa orang-orang tertentu dirobohkan, tetapi ‘dasar /
fondasi Allah berdiri teguh’ (ay 19); adalah tidak mungkin bahwa mereka menipu
orang-orang pilihan. Atau itu bisa berarti kebenaran itu sendiri,
yang mereka ragukan. Semua serangan-serangan yang kuasa kegelapan telah buat
terhadap ajaran Kristus tidak bisa menggoncangkannya; itu berdiri teguh, dan
melalui / menahan semua badai yang telah dibangkitkan terhadapnya.).
Barnes’
Notes:
“The meaning is, that though
some had been turned away by the arts of these errorists, yet the foundation of
the church which God had laid remained firm; compare Eph 2:20, ‘And are built
upon the foundation of the apostles and prophets, Jesus Christ himself being the
chief cornerstone.’ As long as this foundation remained firm, there was no
reason to be troubled from the few instances of apostasy which had occurred;” (= Artinya adalah,
bahwa sekalipun beberapa telah berbalik oleh keahlian dari orang-orang yang
salah / sesat ini, tetapi dasar / fondasi dari gereja yang Allah telah letakkan
tetap teguh; bandingkan dengan Ef 2:20, ‘Dan dibangun di atas dasar para rasul
dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru’. Selama dasar /
fondasi ini tetap teguh, di sana tak ada alasan untuk menjadi terganggu dari
sedikit / beberapa contoh-contoh kemurtadan yang telah terjadi;).
2)
“dan meterainya ialah:”.
Calvin:
“‘Having this seal.’ ... Paul
means, that under the secret guardianship of God, as a signet, is contained the
salvation of the elect, as Scripture testifies that they are ‘written in the
book of life.’ (Psalm 69:28; Philippians 4:3.)”
[= ‘mempunyai meterai ini’. ... Paulus memaksudkan bahwa di bawah
perlindungan rahasia dari Allah, seperti sebuah segel / meterai, ada keselamatan
dari orang-orang pilihan, seperti Kitab Suci saksikan bahwa mereka ‘tertulis
dalam kitab kehidupan’ (Maz 69:29; Fil 4:3)].
Maz 69:29
- “Biarlah mereka dihapuskan dari kitab
kehidupan, janganlah mereka tercatat bersama-sama dengan orang-orang yang
benar!”.
Fil
4:3 - “Bahkan,
kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena
mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan
Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam
kitab kehidupan.”.
Barnes’
Notes:
“‘Having this seal.’ Or
rather a seal with this inscription. The word ‘seal’ is sometimes used to
denote the instrument by which an impression is made, and sometimes the
impression or inscription itself. A seal is used for security (Matt 27:66), or
as a mark of genuineness; Rev 9:4. The seal here is one that was affixed to the
FOUNDATION, and seems to refer to some inscription ON the foundation-stone which
always remained there, and which denoted the character and design of the
edifice. The allusion is to the custom, in rearing an edifice, of inscribing the
name of the builder and the design of the edifice on the cornerstone.” [= ‘Mempunyai segel /
meterai ini’. Atau lebih tepat suatu segel / meterai dengan tulisan ini. Kata
‘segel / meterai’ kadang-kadang digunakan untuk menunjuk pada alat dengan
mana suatu cetakan dibuat, dan kadang-kadang menunjuk pada cetakan atau tulisan
itu sendiri. Suatu segel / meterai digunakan untuk keamanan (Mat 27:66), atau
sebagai suatu tanda keaslian; Wah 9:4. Meterai di sini adalah meterai yang
dilekatkan pada FONDASI, dan kelihatannya menunjuk pada suatu tulisan PADA batu
fondasi yang selalu tetap di sana, dan yang menunjukkan karakter dan rancangan
dari gedung. Kiasan ini menunjuk pada kebiasaan, dalam mendirikan suatu gedung,
dengan menuliskan nama dari si pembangun dan rancangan dari gedung itu pada batu
penjuru.].
Mat 27:66
- “Maka pergilah mereka dan dengan
bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya.”.
Wah 9:4
- “Dan
kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi
atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak
memakai meterai Allah di dahinya.”.
William
Hendriksen: “God’s
foundation has a seal (not merely
an inscription!). Now a seal may indicate
authority and thus may protect
or at least warn against all
tampering. Thus, the tomb of Jesus was sealed (Matt. 27:66). Again, it may be a
mark of ownership. ‘Set me as a seal upon thy heart’ (Song of Solomon
8:6). Or it may authenticate a legal decree or other document, certifying
and guaranteeing its genuine
character. Thus, the decree of Xerxes was sealed (Esther 3:12; cf. I Cor. 9:2).
When we now read that God’s solid foundation, the church, has a seal, it is
probably unwarranted to apply only one
of these three ideas to this
seal. The seal by which believers are sealed protects, indicates ownership, and
certifies, all three in one! Cf. Rev. 7:2–4. God the Father protects
them, so that none are lost. He has known
them as his own from all eternity (the context calls for this idea). God the Son
owns them. They were given
to him. Moreover, he bought or redeemed them with his precious blood. This idea of ownership is
clearly expressed here (‘the Lord knows those
who are his’). And God the Holy Spirit certifies that they are, indeed, the sons of God (Rom. 8:16).
This divine protection, ownership, and certification seals them!” [= Dasar / fondasi Allah mempunyai
sebuah meterai (bukan semata-mata suatu tulisan!). Sebuah meterai bisa
menunjukkan otoritas dan dengan demikian bisa melindungi atau setidaknya
memperingati terhadap semua perusakan. Demikianlah, kubur Yesus dimeteraikan
(Mat 27:66). Lalu itu bisa merupakan suatu tanpa kepemilikan. ‘Taruhlah aku seperti meterai pada
hatimu’ (Kid 8:6). Atau itu bisa menegakkan / mengesahkan suatu ketetapan
hukum atau dokumen yang lain, menyatakan dan menjamin sifatnya yang asli.
Demikianlah, ketetapan dari Ahasyweros
dimeteraikan (Ester 3:12; bdk. 1Kor 9:2). Pada waktu kita sekarang membaca bahwa
dasar / fondasi yang teguh / kuat dari Allah, gereja, mempunyai sebuah meterai,
itu mungkin tidak beralasan untuk menerapkan hanya satu dari tiga gagasan
tentang meterai ini. Meterai dengan mana orang-orang percaya dimeteraikan
melindungi, menunjukkan kepemilikan, dan menyatakan / menjamin, ketiganya dalam
satu! Bdk. Wah 7:2-4. Allah Bapa melindungi mereka, sehingga tak seorangpun
hilang. Ia telah mengenal mereka sebagai milikNya sejak kekekalan (kontextnya
meminta gagasan ini). Allah Anak memiliki mereka. Mereka diberikan kepadaNya.
Selanjutnya, Ia membeli mereka atau menebus mereka dengan darahNya yang mahal.
Gagasan kepemilikan ini dengan jelas dinyatakan di sini (‘Tuhan mengenal
mereka yang adalah milikNya’). Dan Allah Roh Kudus menyatakan / menjamin bahwa
mereka memang adalah anak-anak Allah (Ro 8:16). Perlindungan ilahi, kepemilikan,
dan penjaminan ini memeteraikan mereka!].
Catatan:
Dalam Ester 3:8 Ahasyweros
disebut Xerxes oleh NIV.
a)
“‘Tuhan mengenal siapa
kepunyaanNya’”.
Bdk.
Mat 7:21-23 - “(21) Bukan setiap orang yang berseru
kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang
melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang
akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan
mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23)
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku
tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat
kejahatan!’”.
Bdk.
Yoh 10:14 - “Akulah gembala yang baik dan Aku
mengenal domba-dombaKu dan domba-dombaKu mengenal Aku”.
Barnes’
Notes:
“‘The Lord knoweth them that are his.’
This is one of the inscriptions on the foundation-stone of the church, which
seems to mark the character of the building. It always stands there, no matter
who apostatizes. It is at the same time a fearful inscription - showing that no
one can deceive God; that he is intimately acquainted with all who enter that
building; and that in the multitudes which enter there, the friends and the foes
of God are intimately known. He can separate his own friends from all others,
and his constant care will be extended to all who are truly his own, to keep
them from falling. This has the APPEARANCE of being a quotation, but no such
passage is found in the Old Testament in so many words. In Nah
1:7, the following words are found: ‘And he knoweth them that trust in him;’
and it is possible that Paul may have had that in his eye; but it is not
necessary to suppose that he designed it as a quotation. A phrase somewhat
similar to this is found in Num. 16:5, ‘the Lord will show who are his,’
rendered in the Septuagint, ‘God knoweth who are his;’ and Whitby supposes
that this is the passage referred to. But whether Paul had these passages in
view or not, it is clear that he meant to say that it was one of the fundamental
things in religion, that God knew who were his own people, and that he would
preserve them from the danger of making shipwreck of their faith.” (= ‘Tuhan
mengenal mereka yang adalah kepunyaanNya’. Ini adalah satu dari tulisan pada
batu fondasi dari gereja, yang kelihatannya menandai karakter dari bangunan. Itu
selalu berdiri di sana, tak peduli siapa yang murtad. Itu pada saat yang sama
merupakan suatu tulisan yang menakutkan - menunjukkan bahwa tak seorangpun bisa
menipu Allah; bahwa Ia tahu secara mendalam semua orang yang memasuki bangunan
itu; dan bahwa dalam banyak orang yang masuk di sana, sahabat-sahabat dan
musuh-musuh Allah dikenal secara mendalam. Ia bisa memisahkan sahabat-sahabatNya
sendiri dari semua yang lain, dan perhatianNya yang terus menerus akan diperluas
kepada semua orang yang benar-benar adalah milikNya, untuk menjaga mereka dari
kejatuhan. Ini kelihatannya merupakan suatu kutipan, tetapi tidak ada text seperti
itu ditemukan dalam Perjanjian Lama dalam begitu banyak kata-kata. Dalam Nahum
1:7, ditemukan kata-kata sebagai berikut: ‘Dan Ia mengenal orang-orang yang
percaya kepadaNya’; dan adalah mungkin bahwa Paulus mempunyai itu dalam
pandangannya; tetapi tidaklah perlu untuk menganggap bahwa ia merancangkannya
sebagai suatu kutipan. Suatu ungkapan yang agak serupa dengan ini ditemukan
dalam Bil 16:5, ‘TUHAN akan memberitahukan, siapa kepunyaanNya’,
diterjemahkan dalam Septuaginta, ‘Allah mengenal siapa kepunyaanNya’; dan
Whitby menganggap bahwa ini adalah text yang ditunjuk. Tetapi apakah Paulus
mempunyai text-text ini dalam pandangannya atau tidak, adalah jelas bahwa ia
bermaksud untuk mengatakan bahwa itu adalah salah satu dari hal-hal dasari dalam
agama, bahwa Allah mengenal siapa yang adalah kepunyaanNya, dan bahwa Ia akan
memelihara / melindungi mereka dari bahaya kekandasan iman mereka.).
b)
“dan ‘Setiap orang yang menyebut
nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.’”.
RSV/NIV/NASB
menuliskan ‘Lord’ (= Tuhan), sama
seperti Kitab Suci Indonesia. Tetapi KJV menuliskan ‘Christ’
(= Kristus).
Di
sini perbedaan terjadi karena perbedaan manuscript-manuscript, dan Adam Clarke
mengatakan bahwa hampir semua manuscript-manuscript yang penting, dan juga
versi-versi yang utama, menuliskan ‘Lord’
(= Tuhan).
Barnes’
Notes:
“The foundation has two inscriptions -
the first implying that God knows all who are his own people; the other, that
all who are his professed people should depart from evil. This is not found in
so many words in the Old Testament, and, like the former, it is not to be
regarded as a quotation. The meaning is, that it is an elementary principle in
the true church, that all who become members of it should lead holy lives. It
was also true that they WOULD lead holy lives, and amidst all the defections of
errorists, and all their attempts to draw away others from the true faith, those
might be known to be the true people of God who DID avoid evil.” (= Fondasi itu
mempunyai dua tulisan - yang pertama menunjukkan bahwa Allah mengenal semua
orang yang adalah umatNya sendiri; tulisan yang lain, bahwa semua orang yang
adalah orang-orang yang mengakuiNya harus meninggalkan kejahatan. Ini tidak
ditemukan dalam begitu banyak kata dalam Perjanjian Lama, dan seperti yang
terdahulu, itu tidak boleh dianggap sebagai suatu kutipan. Artinya adalah, bahwa
merupakan suatu prinsip dasar dalam gereja yang benar, bahwa semua yang menjadi
anggota-anggotanya harus menjalani kehidupan yang kudus. Juga adalah benar bahwa
mereka akan menjalani kehidupan
yang kudus, dan di tengah-tengah semua cacat dari orang-orang yang salah /
sesat, dan semua usaha mereka untuk menjauhkan orang-orang lain dari iman yang
sejati, mereka akan dikenal sebagai umat yang sejati dari Allah yang memang
menghindari kejahatan.).
Bdk.
Luk 6:46 - “‘Mengapa kamu berseru kepadaKu:
Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?”.
Mat
7:21-23 - “(21)
Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22)
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah
kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan
banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang
kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu,
kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.
Tit
2:14 - “yang
telah menyerahkan diriNya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala
kejahatan dan untuk menguduskan bagi diriNya suatu umat, kepunyaanNya
sendiri, yang rajin berbuat baik.”.
Pulpit
Commentary: “One
is, ‘THE LORD KNOWETH THEM THAT ARE HIS,’ taken verbatim
from the LXX. of Num 16:5: the other is, ‘LET EVERY ONE THAT NAMETH THE NAME
OF THE LORD DEPART FROM UNRIGHTEOUSNESS,’ This is nowhere to be found in the
Old Testament. The first part of the verse is indeed equivalent to
Ku/rie
to\ o)noma/ sou o)noma/zomen in Isa 26:13, but there is
nothing to answer to the second part. The passages quoted by commentators from
Num 16:26 and Isa 52:11 are far too general to indicate any particular
reference. Possibly the motto is one of those ‘faithful sayings’ before
referred to. The two inscriptions, taken together, show the two sides of the
Christian standing - God’s election, and man’s holiness (comp. 1 John 1:6;
3:7,8).”
[= YANG satu adalah, ‘TUHAN MENGENAL MEREKA YANG ADALAH KEPUNYAANNYA’,
diambil kata per kata dari LXX dari Bil 16:5: yang lain adalah, ‘Hendaklah
SETIAP ORANG YANG MENYEBUT NAMA TUHAN MENINGGALKAN KETIDAK-BENARAN’, Ini tidak
ditemukan dimanapun dalam Perjanjian Lama. Bagian pertama dari ayat ini memang
sama dengan KURIE
TO ONOMA SOU ONOMAZOMEN dalam Yes 26:13,
tetapi tak ada yang sesuai dengan bagian yang kedua. Text yang dikutip oleh para
penafsir dari Bil 16:26 dan Yes 52:11 adalah jauh terlalu umum untuk menunjukkan
hubungan khusus apapun. Mungkin motto itu adalah salah satu dari ‘kata-kata
yang setia / bisa dipercaya’ itu sebelum ditunjuk. Kedua tulisan, diambil
bersama-sama, menunjukkan dua sisi dari kedudukan Kristen - pemilihan Allah, dan
kekudusan manusia (bdk. 1Yoh 1:6; 3:7,8).].
Bil 16:5
- “Dan
ia berkata kepada Korah dan segenap kumpulannya: ‘Besok pagi TUHAN akan
memberitahukan, siapa kepunyaanNya, dan siapa yang kudus, dan Ia akan
memperbolehkan orang itu mendekat kepadaNya; orang yang akan dipilihNya akan
diperbolehkanNya mendekat kepadaNya.”.
Yes 26:13
- “Ya TUHAN, Allah kami, tuan-tuan lain
pernah berkuasa atas kami, tetapi hanya namaMu saja kami masyhurkan.”.
Bil
16:26 - “Berkatalah
ia kepada umat itu: ‘Baiklah kamu menjauh dari kemah orang-orang fasik ini dan
janganlah kamu kena kepada sesuatu apapun dari kepunyaan mereka, supaya kamu
jangan mati lenyap oleh karena segala dosa mereka.’”.
Yes
52:11 - “Menjauhlah,
menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena kepada yang najis!
Keluarlah dari tengah-tengahnya, sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang
mengangkat perkakas rumah TUHAN!”.
1Yoh 1:6
- “Jika
kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di
dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.”.
1Yoh 3:7-8
- “(7) Anak-anakku, janganlah
membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran
adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; (8) barangsiapa yang tetap
berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk
inilah Anak Allah menyatakan diriNya, yaitu supaya Ia membinasakan
perbuatan-perbuatan Iblis itu.”.
William
Hendriksen: “Whether
the apostle derived the thoughts embodied in the two inscriptions directly
from the Old Testament, or whether they had first become embodied in a Christian
hymn, as some think, is a question that cannot now be answered, and is of little
importance.”
(= Apakah sang rasul mengambil pikiran yang diwujudkan dalam kedua tulisan itu
secara langsung dari Perjanjian Lama, atau apakah mereka pertama-tama telah
diwujudkan dalam suatu nyanyian pujian Kristen, seperti yang dipikirkan oleh
sebagian orang, adalah suatu pertanyaan yang tidak bisa dijawab, dan tidak
terlalu penting.).
2Tim
2:19 - “Tetapi
dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: ‘Tuhan mengenal
siapa kepunyaanNya’ dan ‘Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah
meninggalkan kejahatan.’”.
William
Hendriksen: “The
seal bears two closely related inscriptions. God’s
decree and man’s
responsibility receive equal recognition: The first inscription deals the
deathblow to Pelagianism; the
second, to fatalism. The first
is dated in eternity; the
second, in time. The first is a
declaration which we must believe;
the second, an exhortation which we must obey.
The first exalts God’s predestinating
mercy; the second emphasizes man’s
inevitable duty. The first refers to the security; the second to the purity of the church”
(= Meterai itu memuat dua tulisan yang berhubungan erat. Ketetapan Allah dan
tanggung jawab manusia menerima pengakuan yang sama / setara: Tulisan yang
pertama memberi pukulan mematikan kepada Pelagianisme; yang kedua, kepada
fatalisme. Yang pertama dalam kekekalan; yang kedua dalam waktu. Yang pertama
merupakan suatu pernyataan yang harus kita percayai; yang kedua, suatu desakan /
nasehat yang harus kita taati. Yang pertama meninggikan belas kasihan yang
mempredestinasikan dari Allah; yang kedua menekankan kewajiban yang tak
terhindarkan dari manusia. Yang pertama menunjuk pada keamanan; yang kedua
menunjuk pada kemurnian dari gereja).
William
Hendriksen: “Between
the two there is a very close connection. That connection is interpreted
beautifully in I Cor. 6:19b,20: ‘You are not your own, for you were bought
with a price (cf. the first inscription); glorify God therefore in your body’
(cf. the second inscription). The close relationship between the two
inscriptions is evident also from the fact that the words of both were probably
derived from the same Old Testament incident; namely, the rebellion by Korah,
Dathan, and Abiram (Numbers 16). Hymenaeus and Philetus, in their rebellion
against true doctrine and holy living, resembled these wicked men of the old
dispensation. In both of these instances of rebellion against constituted
authority there was disbelief of what God had clearly revealed. In both cases
the leaders involved others in their crime. The implication is that just as the
rebellion under Korah, etc., ended in dire punishment for those who rebelled and
for their followers, so also will the present rebellion of Hymenaeus and
Philetus terminate in disaster for them and their disciples, unless they repent.”
[= Di antara keduanya di sana ada suatu hubungan yang sangat erat / dekat.
Hubungan itu ditafsirkan secara indah dalam 1Kor 6:19b,20: ‘Kamu bukan milik
kamu sendiri, karena kamu telah dibeli dengan suatu harga (bdk. tulisan yang
pertama); karena itu muliakanlah Allah dalam tubuhmu!’ (bdk. tulisan yang
kedua). Hubungan yang dekat antara kedua tulisan itu juga jelas dari fakta bahwa
kata-kata dari keduanya mungkin diambil dari kejadian yang sama dalam Perjanjian
Lama; yaitu pemberontakan oleh Korah, Datan, dan Abiram (Bil 16). Himeneus dan
Filetus, dalam pemberontakan mereka terhadap doktrin yang benar dan kehidupan
yang kudus, menyerupai orang-orang jahat dari jaman Perjanjian Lama ini. Dalam
kedua hal / contoh pemberontakan terhadap otoritas yang ditetapkan / ditahbiskan
ini, disana ada ketidak-percayaan terhadap apa yang Allah secara jelas telah
nyatakan. Dalam kedua kasus, pemimpin-pemimpinnya melibatkan orang-orang lain
dalam kejahatan mereka. Maksudnya adalah bahwa sama seperti pemberontakan di
bawah Korah, dsb., berakhir dalam hukuman yang menakutkan bagi mereka yang
memberontak dan bagi para pengikut mereka, begitu juga pemberontakan saat ini
dari Himeneus dan Filetus akan berakhir dalam bencana bagi mereka dan
murid-murid mereka, kecuali mereka bertobat.].
1Kor
6:19-20 - “(19)
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam
kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri? (20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena
itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”.
Bil 16:5,26
- “(5) Dan ia berkata kepada Korah dan
segenap kumpulannya: ‘Besok pagi TUHAN akan memberitahukan, siapa
kepunyaanNya, dan siapa yang kudus, dan Ia akan memperbolehkan orang itu
mendekat kepadaNya; orang yang akan dipilihNya akan diperbolehkanNya mendekat
kepadaNya. ... (26) Berkatalah ia kepada umat itu: ‘Baiklah kamu menjauh dari
kemah orang-orang fasik ini dan janganlah kamu kena kepada sesuatu apapun dari
kepunyaan mereka, supaya kamu jangan mati lenyap oleh karena segala dosa
mereka.’”.
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali