Pemahaman Alkitab

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Rabu, tanggal 30 Januari 2013, pk 19.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

(0819-455-888-55)

[email protected]

 

II Timotius 1:1-18(6)

 

2Tim 1:1-18 - “(1) Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, (2) kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. (3) Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam. (4) Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku. (5) Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. (6) Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. (7) Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. (8) Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi InjilNya oleh kekuatan Allah. (9) Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman (10) dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. (11) Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. (12) Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakanNya kepadaku hingga pada hari Tuhan. (13) Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (14) Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakanNya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita. (15) Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes. (16) Tuhan kiranya mengaruniakan rahmatNya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara. (17) Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku. (18) Kiranya Tuhan menunjukkan rahmatNya kepadanya pada hariNya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku.”.

 

Ay 9-10: (9) Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman (10) dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa..

 

1)         “Dialah yang menyelamatkan kita”.

 

Calvin: From the greatness of the benefit he shews how much we owe to God; for the salvation which he has bestowed on us easily swallows up all the evils that must be endured in this world. ... So then he means that they who, having obtained through Christ not a fading or transitory, but an eternal salvation, shall spare their fleeting life or honor rather than acknowledge their Redeemer; are excessively ungrateful (= Dari besarnya keuntungan ia menunjukkan betapa banyak kita berhutang kepada Allah; karena keselamatan yang telah Ia berikan kepada kita dengan mudah menelan semua kejahatan yang harus ditahan dalam dunia ini. ... Jadi ia memaksudkan bahwa mereka yang telah mendapatkan melalui Kristus suatu keselamatan, bukan yang memudar / luntur atau sementara tetapi yang kekal, tetapi menyelamatkan nyawa / hidup mereka yang berlalu dengan cepat atau kehormatan mereka dari pada mengakui Penebus mereka, adalah sangat tidak tahu berterima-kasih).

 

Calvin: salvation must not be sought anywhere but in Christ (= keselamatan tidak boleh dicari dimanapun kecuali dalam Kristus).

 

Dalam ayat yang jelas berbicara tentang predestinasi seperti ini Calvin tetap mengatakan bahwa keselamatan hanya bisa dicari di dalam Kristus! Pada saat ahli theologia ini bicara tentang hal-hal yang sangat doktrinal, ia tidak lupa / meninggalkan injil! Moga-moga saja semua orang Reformed juga mempunyai sikap injili seperti itu!

 

2)   dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman.

KJV: ‘and called us with an holy calling’ (= dan memanggil kita dengan suatu panggilan kudus).

RSV/NASB: ‘and called us with a holy calling’ (= dan memanggil kita dengan suatu panggilan kudus).

NIV: ‘and called us to a holy life’ (= dan memanggil kita pada suatu kehidupan yang kudus).

 

a)   Mengapa dalam ayat ini ‘memanggil kita’ mendahului ‘menyelamatkan kita’?

2Tim 1:9 - Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman.

Jamieson, Fausset & Brown: The ‘saved us’ in His purpose of ‘grace, given us in Christ before the world began,’ precedes His ‘calling’ us in due time with a call made effective by the Holy Spirit; therefore, ‘saved us’ comes before ‘called us’ (Rom 8:28-30). [= ‘Menyelamatkan kita’ dalam rencanaNya dari ‘kasih karunia, yang diberikan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum dunia mulai / dijadikan’, mendahului ‘panggilan’Nya kepada kita pada waktunya dengan suatu panggilan yang dibuat efektif oleh Roh Kudus; karena itu, ‘menyelamatkan kita’ mendahului ‘memanggil kita’ (Ro 8:29-30).].

Ro 8:29-30 - “(29) Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (30) Dan mereka yang ditentukanNya dari semula, mereka itu juga dipanggilNya. Dan mereka yang dipanggilNya, mereka itu juga dibenarkanNya. Dan mereka yang dibenarkanNya, mereka itu juga dimuliakanNya.”.

 

b)   Panggilan kudus = panggilan untuk hidup kudus.

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Holy calling’ - the actual call to holiness, and ‘the fellowship of His Son’ (1 Cor 1:9; Heb 3:1, ‘heavenly calling:’ whereas we were sinners and enemies, Eph 1:18; 4:1). The call comes wholly from, and claims us wholly for, God. ‘Holy’ implies the believer’s separation from the world unto God. [= ‘Panggilan kudus’ - panggilan sungguh-sungguh kepada kekudusan, dan ‘persekutuan dari / dengan AnakNya’ (1Kor 1:9; Ibr 3:1, ‘panggilan surgawi’: sedangkan kita adalah orang-orang berdosa dan musuh-musuh, Ef 1:18; 4:1). Panggilan itu sepenuhnya datang dari, dan mengclaim kita sepenuhnya bagi, Allah. ‘Kudus’ secara implicit menunjuk pada pemisahan orang-orang percaya dari dunia bagi Allah.].

1Kor 1:9 - “Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan AnakNya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.”.

Ibr 3:1 - “Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,”.

Ef 1:18 - “Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilanNya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukanNya bagi orang-orang kudus,”.

Ef 4:1 - “Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.”.

 

William Hendriksen (tentang 2Tes 1:11): In the New Testament κλῆσις is always the divine call to salvation: Rom. 11:29; I Cor. 1:26; 7:20; Eph. 1:18; 4:1,4; Phil. 3:14; II Tim. 1:9; Heb. 3:1; II Peter 1:10. ... we see no need of interpreting the term as used here in II Thess. 1:11 in any other way than as indicating the effective Gospel call. (= Dalam Perjanjian Baru κλῆσις / KLESIS selalu adalah panggilan ilahi kepada keselamatan: Ro 11:29; 1Kor 1:26; 7:20; Ef 1:18; 4:1,4; Fil 3:14; 2Tim 1:9; Ibr 3:1; 2Pet 1:10. ... kami tidak melihat kebutuhan untuk menafsirkan istilah ini sebagaimana yang digunakan di sini dalam 2Tes 1:11 dengan cara lain manapun dari pada sebagai menunjukkan panggilan Injil yang efektif.) - hal 162, footnote (Libronix).

Ro 11:29 - “Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilanNya.”.

1Kor 1:26 - “Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.”.

1Kor 7:20 - “Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah.”.

Ef 1:18 - “Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilanNya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukanNya bagi orang-orang kudus,”.

Ef 4:1,4 - “(1) Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. ... (4) satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,”.

Ibr 3:1 - “Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,”.

2Pet 1:10 - “Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.”.

 

William Hendriksen: in saving us he made us the recipients of ‘the effective gospel call’ ..., which is always ‘a holy calling,’ for not only does it reveal God’s holiness but it is also distinctly a call unto holiness of life, unto a holy task, and unto a condition of everlasting sinlessness and virtue (Eph. 4:1; Phil. 3:14; II Thess. 1:11). [= dalam menyelamatkan kita Ia membuat kita menjadi penerima-penerima dari ‘panggilan injil yang efektif’ ..., yang selalu adalah ‘panggilan kudus’, karena itu bukan hanya menyatakan kekudusan Allah tetapi itu juga dengan jelas merupakan suatu panggilan kepada kekudusan kehidupan, kepada tugas yang kudus, dan kepada suatu kondisi dari ketidak-berdosaan dan kebaikan yang kekal (Ef 4:1; Fil 3:14; 2Tes 1:11).].

Fil 3:14 - “dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”.

NASB: I press on toward the goal for the prize of the upward call of God in Christ Jesus. (= Aku mendesak maju ke arah tujuan untuk hadiah dari panggilan ke arah atas dari Allah dalam Kristus Yesus.).

2Tes 1:11 - “Karena itu kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilanNya dan dengan kekuatanNya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu,”.

 

c)   Bukan berdasarkan perbuatan baik kita tetapi berdasarkan rencana Allah dari kekekalan.

2Tim 1:9 - Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman.

Jamieson, Fausset & Brown: ‘Not according to’ - not having regard to our works in His election and calling (Rom 9:11; Eph 2:8-9). ‘His own purpose.’ Salvation originated from His own purpose of goodness; not for (?) works of ours, but wholly of His gratuitous, electing love (Theodoret and Calvin). ‘Grace which was given us’ - in His everlasting purpose, regarded as actually given. ‘In Christ.’ Believers are viewed by God as IN HIM, with whom the Father makes the covenant (Eph 1:4; 3:11). [= ‘Bukan berdasarkan’ - tidak mempedulikan / mempertimbangkan perbuatan baik kita dalam pemilihan dan panggilanNya (Ro 9:11; Ef 2:8-9). ‘Maksud / rencanaNya sendiri’. Keselamatan berasal mula dari rencana kebaikanNya sendiri; bukan dari perbuatan baik kita, tetapi sepenuhnya dari kasih yang bersifat kasih karunia dan memilih (Theodoret dan Calvin). ‘Kasih karunia yang telah diberikan kepada kita’ - dalam rencana kekalNya, dianggap sebagai sungguh-sungguh telah diberikan. ‘Dalam Kristus’. Orang-orang percaya dipandang oleh Allah sebagai DALAM DIA, dengan siapa Bapa membuat perjanjian (Ef 1:4; 3:11).].

Ro 9:11 - “Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya -”.

Ef 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”.

Ef 1:4 - “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya.”.

Ef 3:11 - “sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakanNya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”.

 

Barnes’ Notes: ‘Not according to our works’ Titus 3:5; notes, Eph 2:8-9. The idea is, that our own works have nothing to do in inducing God to call us. As, when we BECOME Christians, he does not choose us BECAUSE of our works, so the eternal purpose in regard to our salvation could not have been formed because he foresaw that we WOULD perform such works as would be a reason why he should choose us. The whole arrangement was irrespective of our deserts. (= ‘Bukan berdasarkan perbuatan kita’ Titus 3:5; catatan, Ef 2:8-9. Gagasannya adalah, bahwa perbuatan baik kita sama sekali tidak menyebabkan Allah memanggil kita. Seperti, pada waktu kita menjadi orang-orang Kristen, Ia tidak memilih kita KARENA perbuatan baik kita, demikian juga rencana kekal berkenaan dengan keselamatan kita tidak bisa telah dibentuk karena Ia melihat lebih dulu bahwa kita akan melakukan perbuatan-perbuatan sedemikian rupa yang merupakan alasan mengapa Ia memilih kita. Seluruh pengaturan tak ada hubungannya dengan ganjaran kita).

 

Barnes’ Notes: ‘Which was given us in Christ Jesus, before the world began’ That is, which he INTENDED to give us, for it was not then ACTUALLY given. The thing was so certain in the divine purposes, that it might be said to be already done (= ‘Yang telah diberikan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum dunia dijadikan’. Artinya, yang Ia maksudkan untuk berikan kepada kita, karena itu bukannya sungguh-sungguh telah diberikan pada saat itu. Hal itu begitu pasti dalam rencana ilahi, sehingga itu bisa dikatakan sebagai telah terjadi / dilakukan).

 

Calvin: He describes the source both of our calling and of the whole of our salvation. We had not works by which we could anticipate God; but the whole depends on his gracious purpose and election; for in the two words purpose and grace there is the figure of speech called Hypallage, and the latter must have the force of an objection, as if he had said, - ‘according to his gracious purpose.’ Although Paul commonly employs the word ‘purpose’ to denote the secret decree of God, the cause of which is in his own power, yet, for the sake of fuller explanation, he chose to add ‘grace,’ that he might more clearly exclude all reference to works. And the very contrast proclaims loudly enough that there is no room for works where the grace of God reigns, especially when we are reminded of the election of God, by which he was beforehand with us, when we had not yet been born. ... From the order of time he argues, that, by free grace, salvation was given to us which we did not at all deserve; for, if God chose us before the creation of the world, he could not have regard to works, of which we had none, seeing that we did not then exist (= Ia menggambarkan sumber dari baik panggilan kita dan dari seluruh keselamatan kita. Kita tidak mempunyai perbuatan baik dengan mana kita bisa mengantisipasi Allah; tetapi seluruhnya tergantung pada rencana dan pemilihanNya yang penuh kasih karunia; karena dalam dua kata ‘rencana’ dan ‘kasih karunia’ di sana ada gaya bahasa yang disebut Hypallage, dan kata yang terakhir harus mempunyai kekuatan dari suatu keberatan, seakan-akan ia telah mengatakan, - ‘sesuai dengan rencanaNya yang penuh kasih karunia’. Sekalipun Paulus biasanya menggunakan kata ‘rencana’ untuk menunjuk pada ketetapan rahasia dari Allah, yang penyebabnya ada dalam kuasaNya sendiri, tetapi demi penjelasan yang lebih penuh, ia memilih untuk menambahkan kata ‘kasih karunia’, supaya ia bisa dengan lebih jelas membuang semua hubungan dengan perbuatan baik. Dan kontrasnya menyatakan dengan cukup keras bahwa di sana tidak ada tempat bagi perbuatan baik dimana kasih karunia Allah bertakhta, khususnya pada waktu kita diingatkan tentang pemilihan Allah, dengan mana Ia telah bersama dengan kita sebelumnya, pada waktu kita belum dilahirkan. ... Dari urut-urutan waktu ia berargumentasi bahwa, oleh kasih karunia yang cuma-cuma / gratis, keselamatan diberikan kepada kita yang sama sekali tidak layak kita dapatkan; karena, jika Allah memilih kita sebelum penciptaan dunia / alam semesta, Ia tidak bisa menghargai / mempedulikan perbuatan baik, yang sama sekali tidak kita punyai, karena pada saat itu kita belum ada).

 

Bdk. Ro 9:10-13 - “(10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya - (12) dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’”.

 

Calvin: This giving of grace, which he mentions, is nothing else than predestination, by which we were adopted to be the sons of God. On this subject I wished to remind my readers, because God is frequently said actually to ‘give’ his grace to us when we receive the effect of it. But here Paul sets before us what God purposed with himself from the beginning (= Pemberian kasih karunia, yang ia sebutkan, bukan lain dari predestinasi, oleh mana kita diadopsi menjadi anak-anak Allah. Tentang pokok ini saya ingin mengingatkan pembaca-pembaca saya, karena Allah sering dikatakan sungguh-sungguh ‘memberi’ kasih karuniaNya kepada kita pada waktu kita menerima akibat / hasil darinya. Tetapi di sini Paulus meletakkan di hadapan kita apa yang Allah rencanakan dengan diriNya sendiri dari semula).

 

Calvin mengatakan bahwa di sini ia hanya membicarakan hal ini secara singkat karena ia sudah membahasnya dalam Ef 1. Karena itu mari kita melihat tafsirannya tentang Ef 1:4.

 

Ef 1:4,5,11 - “(4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya. (5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya, .... (11) Aku katakan ‘di dalam Kristus’, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan - kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya”.

 

Calvin (tentang Ef 1:4): The foundation and first cause, both of our calling and of all the benefits which we receive from God, is here declared to be his eternal election. If the reason is asked, why God has called us to enjoy the gospel, why he daily bestows upon us so many blessings, why he opens to us the gate of heaven, the answer will be constantly found in this principle, ‘that he hath chosen us before the foundation of the world.’ The very time when the election took place proves it to be free; for what could we have deserved, or what merit did we possess, before the world was made? How childish is the attempt to meet this argument by the following sophism! ‘We were chosen because we were worthy, and because God foresaw that we would be worthy.’ We were all lost in Adam; and therefore, had not God, through his own election, rescued us from perishing, there was nothing to be foreseen. ... But though they had not yet acted, might a sophist of the Sorbonne reply, God foresaw that they would act. This objection has no force when applied to the depraved natures of men, in whom nothing can be seen but materials for destruction (= Dasar dan penyebab pertama, baik dari panggilan kita dan dari semua manfaat yang kita terima dari Allah, di sini dinyatakan sebagai pemilihan kekalNya. Jika alasannya ditanyakan, mengapa Allah telah memanggil kita untuk menikmati injil, mengapa Ia sehari-hari / setiap hari memberi kepada kita begitu banyak berkat, mengapa Ia membuka bagi kita pintu gerbang surga, jawabannya akan secara tetap ditemukan dalam prinsip ini, ‘bahwa Ia telah memilih kita sebelum dunia dijadikan’. Saat dimana pemilihan itu terjadi membuktikan bahwa pemilihan itu bebas / cuma-cuma; karena apa yang bisa layak kita dapatkan, atau jasa apa yang kita miliki, sebelum dunia / alam semesta dibuat? Betapa kekanak-kanakan usaha untuk menyangkal argumentasi ini dengan argumentasi yang cerdik tetapi salah sebagai berikut: ‘Kita telah dipilih karena kita layak, dan karena Allah melihat lebih dulu bahwa kita akan menjadi layak’. Kita semua terhilang di dalam Adam; dan karena itu, seandainya Allah, melalui pemilihanNya sendiri, tidak menolong kita dari kebinasaan, di sana tidak ada apapun yang dilihat lebih dulu. ... Tetapi sekalipun mereka belum berbuat, seorang sophist dari Sorbonne mungkin menjawab, Allah melihat lebih dulu bahwa mereka akan berbuat. Keberatan ini tidak mempunyai kekuatan pada waktu diterapkan kepada manusia yang bejat, dalam diri siapa tak ada yang bisa dilihat kecuali materi-materi / bahan-bahan untuk kebinasaan).

 

Calvin (tentang Ef 1:4): “‘In Christ.’ This is the second proof that the election is free; for if we are chosen ‘in Christ,’ it is not of ourselves. It is not from a perception of anything that we deserve, but because our heavenly Father has introduced us, through the privilege of adoption, into the body of Christ. In short, the name of Christ excludes all merit, and everything which men have of their own; for when he says that we are ‘chosen in Christ,’ it follows that in ourselves we are unworthy (= ‘Dalam Kristus’. Ini adalah bukti kedua bahwa pemilihan itu bebas / cuma-cuma; karena jika kita dipilih ‘dalam Kristus’, itu bukan dari kita sendiri. Itu bukan dari suatu pengertian tentang apapun yang kita layak dapatkan, tetapi karena Bapa surgawi kita telah memperkenalkan kita, melalui hak adopsi, ke dalam tubuh Kristus. Singkatnya, nama Kristus mengeluarkan / membuang semua jasa dan segala sesuatu yang manusia punyai dari diri mereka sendiri; karena pada waktu ia katakan bahwa kita ‘dipilih dalam Kristus’, logika selanjutnya adalah bahwa dalam diri kita sendiri kita tidak layak).

 

Calvin (tentang Ef 1:4): “‘That we should be holy.’ ... This leads us to conclude, that holiness, purity, and every excellence that is found among men, are the fruit of election; so that once more Paul expressly puts aside every consideration of merit. If God had foreseen in us anything worthy of election, it would have been stated in language the very opposite of what is here employed, and which plainly means that all our holiness and purity of life flow from the election of God. How comes it then that some men are religious, and live in the fear of God, while others give themselves up without reserve to all manner of wickedness? If Paul may be believed, the only reason is, that the latter retain their natural disposition, and the former have been chosen to holiness. The cause, certainly, is not later than the effect. Election, therefore, does not depend on the righteousness of works, of which Paul here declares that it is the cause (= ‘Supaya kita kudus’. ... Ini membimbing kita untuk menyimpulkan bahwa kekudusan, kemurnian, dan setiap keunggulan yang ditemukan di antara manusia, adalah buah dari pemilihan; sehingga sekali lagi Paulus secara explicit mengesampingkan setiap pertimbangan tentang jasa. Seandainya Allah telah melihat lebih dulu dalam diri kita apapun yang layak untuk pemilihan, itu akan sudah dinyatakan dalam kata-kata yang bertentangan dengan apa yang di sini digunakan, dan yang dengan jelas berarti bahwa semua kekudusan dan kemurnian kehidupan kita mengalir dari pemilihan Allah. Bagaimana bisa terjadi bahwa sebagian orang adalah relijius, dan hidup dalam takut kepada Allah, sedangkan orang-orang lain menyerahkan diri mereka sendiri tanpa batasan pada semua cara / jalan dari kejahatan? Jika Paulus bisa / boleh dipercayai, satu-satunya alasan adalah, bahwa yang terakhir mempertahankan kecondongan alamiah mereka, dan yang terdahulu telah dipilih pada kekudusan. Penyebabnya jelas bukan lebih belakang dari pada hasilnya. Karena itu, pemilihan tidak tergantung pada kebenaran dari perbuatan baik, tentang mana Paulus di sini menyatakan bahwa itu adalah penyebabnya).

 

3)   “dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.” (ay 10).

 

a)   Terjemahan.

1.         Kata ‘kuasa’ yang saya coret itu seharusnya tidak ada.

KJV: ‘who hath abolished death’ (= yang telah menghapuskan / meniadakan maut).

RSV/NASB: ‘who abolished death’ (= yang telah menghapuskan / meniadakan maut).

NIV: ‘who has destroyed death’ (= yang telah menghancurkan maut).

2.         Kata ‘kedatangan’ seharusnya adalah ‘pemunculan’.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘the appearing’ (= pemunculan).

 

b)   Beberapa komentar tentang ayat ini.

 

Jamieson, Fausset & Brown: “‘But is now made manifest’ - in contrast to its concealment heretofore in God’s eternal purpose ‘before the world began’ (2 Tim 1:9; Col 1:26; Titus 1:2-3). ‘Appearing,’ (‎epifaneias‎) - Christ’s whole manifestation on earth. [= ‘dan yang sekarang dinyatakan’ - dalam kontras dengan penyembunyiannya sampai sekarang dalam rencana kekal Allah ‘sebelum dunia mulai’ (2Tim 1:9; Kol 1:26; Tit 1:2-3). ‘Pemunculan’ (EPIPHANEIAS) - seluruh manifestasi Kristus di bumi.].

 

Calvin: Observe how appropriately he connects the faith which we have from the gospel within God’s secret election, and assigns to each of them its own place. God has now called us by the gospel, not because he has suddenly taken counsel about our salvation, but because he had so determined from all eternity. Christ hath now ‘appeared’ for our salvation, not because the power of saving has been recently bestowed on him, but because this grace was laid up in him for us before the creation of the world (= Perhatikan betapa cocok ia menghubungkan iman yang kita miliki dari injil di dalam pemilihan rahasia dari Allah, dan menempatkan masing-masing di tempatnya sendiri. Allah sekarang telah memanggil kita oleh injil, bukan karena Ia tiba-tiba telah berunding / meminta nasehat tentang keselamatan kita, tetapi karena Ia telah menentukan demikian dari kekekalan. Kristus sekarang telah ‘muncul’ untuk keselamatan kita, bukan karena kuasa menyelamatkan telah diberikan kepadaNya baru-baru ini, tetapi karena kasih karunia ini disimpan dalam Dia bagi kita sebelum penciptaan dunia / alam semesta).

Catatan: komentar ini bukan hanya tentang ay 10 saja tetapi tentang ay 9-10 - “(9) Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karuniaNya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman (10) dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.”.

 

Matthew Henry: By the gospel of Christ death is abolished: ‘He has abolished death,’ not only weakened it, but taken it out of the way, has broken the power of death over us; by taking away sin he has abolished death (for the sting of death is sin, 1 Cor 15:56), in altering the property of it, and breaking the power of it. Death now of an enemy has become a friend; it is the gate by which we pass out of a troublesome, vexatious, sinful world, into a world of perfect peace and purity; and the power thereof is broken, for death does not triumph over those who believe the gospel, but they triumph over it. [= Oleh injil Kristus maut dihapuskan / ditiadakan: ‘Ia telah menghapuskan / meniadakan maut’, bukan hanya melemahkannya, tetapi mengambilnya / menghilangkannya, telah mematahkan kuasa dari maut atas kita; dengan mengambil dosa Ia telah menghapuskan maut (karena sengat dari maut adalah dosa, 1Kor 15:56), dalam mengubah sifatnya, dan mematahkan kuasanya. Sekarang maut dari seorang musuh telah menjadi seorang sahabat; itu adalah pintu gerbang oleh mana kita melewati dunia yang menyusahkan, menjengkelkan, berdosa, ke dalam suatu dunia dari damai dan kemurnian yang sempurna; dan kuasa darinya dipatahkan, karena maut tidak menang atas mereka yang percaya injil, tetapi mereka menang atasnya.].

Bdk. 1Kor 15:55-56 - “(55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?’ (56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.”.

 

 

-bersambung-

 

            

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali