Pemahaman
Alkitab
(Rungkut Megah
Raya, blok D no 16)
Rabu, tanggal 2
November 2011, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(7064-1331
/ 6050-1331)
II Petrus 3:1-18(7)
g)
Cara untuk bertumbuh.
1.
Orangnya harus sungguh-sungguh ingin bertumbuh dan sungguh-sungguh
berjuang dengan rajin untuk bertumbuh.
Bdk.
2Pet 1:5-7 - “(5) Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha
untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, (6)
dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan
kepada ketekunan kesalehan, (7) dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara,
dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang”.
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“GROWTH
DEMANDS EARNESTNESS. No one grows who does not mean to grow”
(= Pertumbuhan menuntut kesungguhan / ketekunan. Tak seorangpun
bertumbuh yang tidak bermaksud / bersungguh-sungguh untuk bertumbuh).
Pulpit
Commentary: “These thoughts, he says, enforce upon us the necessity of diligence
in the religious life. Men who really believe that after death cometh the
judgment cannot live listlessly and idly. Many professing Christians, alas! live
careless lives; but that carelessness evinces a practical unbelief. The
momentous issues of the great day must stir the believer to earnest effort. St.
Peter had urged the necessity of diligence in the first chapter; he urges it
again in the last” (= Pikiran-pikiran ini, katanya, mendesakkan kepada
kita kebutuhan tentang kerajinan dalam kehidupan agamawi. Orang-orang yang
sungguh-sungguh percaya bahwa setelah kematian datang penghakiman, tidak bisa
hidup lesu / tanpa gairah dan malas. Banyak orang-orang yang mengaku Kristen,
astaga, menjalani kehidupan yang ceroboh; tetapi kecerobohan itu menunjukkan
dengan jelas suatu ketidak-percayaan praktis. Persoalan penting tentang hari
yang besar itu harus mengobarkan orang percaya pada usaha yang sungguh-sungguh.
Santo Petrus telah mendesakkan kebutuhan tentang kerajinan dalam pasal yang
pertama; ia mendesakkan lagi dalam pasal yang terakhir).
Pulpit
Commentary: “Carelessness in the prospect of the judgment is nothing short of
madness. Those whose faith is real must be diligent” (= Kecerobohan dalam
prospek dari penghakiman adalah kegilaan. Mereka yang imannya sungguh-sungguh
harus rajin).
Pulpit
Commentary: “God will reveal the truth to the babes in Christ. He will not leave
the humble, faithful soul in darkness and perplexity. Only let a man earnestly
pray for the grace of God; only let him strive daily to draw nearer to Christ,
and to gain that inner knowledge of Christ Jesus the Lord, in comparison with
which all things else are dross; and the light of the presence of Christ will
surely dawn upon him, and in that light he will find a Guide to bring him to
eternal life” (= Allah akan menyatakan kebenaran kepada bayi-bayi dalam
Kristus. Ia tidak akan meninggalkan jiwa yang rendah hati, setia, dalam
kegelapan dan kebingungan. Hanya hendaklah orang berdoa dengan sungguh-sungguh
untuk kasih karunia Allah; hanya hendaklah ia berjuang setiap hari untuk makin
dekat dengan Kristus, dan untuk mendapatkan pengenalan di dalam tentang Kristus
Yesus Tuhan, dibandingkan dengan siapa segala sesuatu yang lain adalah sampah;
dan terang dari kehadiran Kristus pasti akan menyingsing kepada dia, dan dalam
terang itu ia akan menemukan seorang Pembimbing untuk membawanya kepada
kehidupan yang kekal).
Bdk.
Fil 3:7-8 - “(7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang
kuanggap rugi karena Kristus. (8) Malahan segala sesuatu kuanggap rugi,
karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya.
Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah,
supaya aku memperoleh Kristus”.
Barnes’
Notes: “Religion
is as susceptible of cultivation and of growth as any other virtue of the soul.
It is feeble in its beginnings, like the grain of mustard seed, or like the germ
or blade of the plant, and it increases as it is cultivated. There is no piety
in the world which is not the result of cultivation, and which cannot be
measured by the degree of care and attention bestowed upon it. No one becomes
eminently pious, any more than one becomes eminently learned or rich, who does
not intend to; and ordinarily men in religion are what they design to be”
(= Agama sama sensitifnya / mudah terpengaruhnya terhadap pengolahan dan
pertumbuhan seperti sifat baik lain manapun dari jiwa. Itu mula-mula lemah,
seperti bulir dari benih sesawi, atau seperti kuncup / semi atau daun / bunga
dari tanaman, dan ia bertumbuh pada waktu diolah / diusahakan. Tidak ada
kesalehan dalam dunia yang bukan merupakan hasil dari pengolahan, dan yang tidak
bisa diukur oleh tingkat dari pemeliharaan dan perhatian yang diberikan
kepadanya. Tak seorangpun menjadi saleh secara menonjol, sama seperti tak
seorangpun menjadi terpelajar atau kaya secara menonjol, yang tidak
memaksudkannya; dan biasanya orang-orang dalam agama adalah apa yang mereka
rancangkan untuk diri mereka).
2.
Belajar / mencari Firman Tuhan, berdoa, melayani.
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“Now
truth is the nutriment of the soul, and it must be taken, or the soul will not
grow, and in a little while will cease to live. They say it is no matter what
a man believes, or whether he believes anything, so he but practises aright,
which is as if one would say, it is immaterial what a man eats or whether he eat
at all, so he but lives. Can he live without eating, and eating wholesome food?
If error is not injurious, poison is not; and if ignorance is not hurtful,
starvation is harmless. The man who is indifferent to the interests of truth
is also to those of virtue. It is impossible to love the one without loving the
other. Truth is the principle and pabulum of virtue. The Word of God must be
understood, believed and meditated on, and especially its testimony concerning
Christ, otherwise there can be no growth in grace”
(= Kebenaran adalah makanan dari jiwa, dan itu harus diambil, atau jiwa tidak
akan bertumbuh, dan dalam waktu singkat akan berhenti untuk hidup. Mereka
mengatakan tak jadi soal apa yang seseorang percaya, atau apakah ia percaya
apapun, asal ia mempraktekkan apa yang benar, yang merupakan hal yang sama
dengan kalau seseorang mengatakan, merupakan sesuatu yang tidak penting apa yang
seseorang makan atau apakah ia makan apapun, asal ia hidup. Bisakah ia hidup
tanpa makan, dan makan makanan yang sehat / bermanfaat? Jika kesalahan tidak
melukai / membahayakan, racun juga demikian; dan jika ketidak-tahuan / kebodohan
tidak merugikan, maka kelaparan yang menjurus pada kematian juga tidak
membahayakan. Orang yang acuh tak acuh pada kepentingan kebenaran juga
demikian pada kepentingan dari kebaikan. Adalah mustahil untuk mengasihi yang
satu tanpa mengasihi yang lain. Kebenaran adalah penyebab dan makanan dari
kebaikan. Firman Allah harus dimengerti, dipercaya dan direnungkan, dan
khususnya kesaksiannya tentang Kristus, atau tidak akan bisa ada pertumbuhan
dalam kasih karunia).
Pulpit
Commentary: “The study of God’s Word, the diligent attendance upon Church
ordinances, constancy in prayer, faithfulness in work, - these are acknowledged
‘means of grace.’” (= Pembelajaran Firman Allah, kehadiran yang rajin
pada upacara Gereja, kekonstanan dalam doa, kesetiaan dalam pekerjaan, - hal-hal
ini diakui sebagai ‘jalan / cara kasih karunia’).
3.
Membuang halangan dari pertumbuhan.
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“Take
heed of that which will hinder its growth (of
grace) - the love of any sin” [= Perhatikanlah / waspadailah hal-hal yang akan menghalangi
pertumbuhannya (pertumbuhan dari kasih karunia) -
cinta kepada dosa apapun].
4. Berusaha untuk
bertumbuh dalam segala hal dalam kasih karunia.
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“Another
direction for growing in grace is, take care to exercise all the Christian
graces. Exercise yourself especially in those things where you find yourself
most deficient. If you are exposed to a particular sin, guard there. If you are
deficient in a particular grace, exercise that”
(= Pengarahan yang lain untuk bertumbuh dalam kasih karunia adalah, jagalah
untuk menjalankan / melatih semua kasih karunia Kristen. Latihlah dirimu
sendiri khususnya dalam hal-hal itu dimana engkau mendapati dirimu sendiri
paling kurang / tidak sempurna. Jika engkau terbuka terhadap suatu dosa
tertentu / khusus, berjagalah di sana. Jika engkau kurang / tidak sempurna dalam
suatu kasih karunia tertentu / khusus, latihlah itu).
h)
Tanda-tanda dari orang yang bertumbuh dan yang tidak bertumbuh.
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“HOW
MAY WE COMFORT SUCH AS COMPLAIN THEY DO NOT GROW IN GRACE? They may mistake;
they may grow when they think they do not. The sight Christians have of
their defects in grace, and their thirst after greater measures of grace, makes
them think they do not grow when they do” (= Bagaimana kita bisa menghibur
orang-orang yang mengeluh karena mereka tidak bertumbuh dalam kasih karunia?
Mereka bisa salah; mereka bisa bertumbuh pada waktu mereka mengira mereka
tidak bertumbuh. Pandangan orang-orang Kristen mempunyai cacat-cacat mereka
dalam kasih karunia, dan kehausan mereka akan takaran yang lebih besar tentang
kasih karunia, membuat mereka mengira bahwa mereka tidak bertumbuh padahal
mereka bertumbuh).
Catatan:
tetapi tentu saja mereka juga bisa benar, dan dalam hal ini kita harus memeriksa
apakah mereka sudah sungguh-sungguh bertobat / percaya Yesus atau tidak. Kalau
belum, kita harus memberitakan Injil kepada mereka. Tetapi kalau sudah, kita
harus mendorong mereka untuk
melakukan hal-hal yang menumbuhkan mereka, yang sudah saya bahas di atas.
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“Remember
this also, that grace may grow insensibly sometimes; it may increase, but you
may not perceive it” (= Ingatlah ini juga, bahwa kasih karunia kadang-kadang bisa bertumbuh
tanpa dirasakan; itu bisa bertambah, tetapi engkau tidak merasakannya).
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“THERE
ARE MARKS BY WHICH GROWTH IN GRACE MAY BE KNOWN. 1. One mark is increased
humility. 2. Another mark is increased faith and love towards our Lord Jesus
Christ. 3. Another mark is increased holiness of life and conversation. 4.
Another mark is increased spirituality of taste and mind. 5. Another mark is
increased of charity. 6. One more mark is increased zeal and diligence in trying
to do good to souls”
(= Ada tanda-tanda oleh mana pertumbuhan
dalam kasih karunia bisa diketahui / dikenali. 1. Satu tanda adalah
kerendahan-hati yang bertambah. 2. Tanda yang lain adalah bertambahnya iman dan
kasih terhadap / kepada Tuhan kita Yesus Kristus. 3. Tanda yang lain adalah
pertambahan kekudusan kehidupan dan percakapan / tingkah laku. 4. Tanda yang
lain adalah pertambahan kerohanian dari selera dan pikiran. 5. Tanda yang lain
adalah pertambahan dari kasih / kemurahan hati. 6. Satu tanda lagi adalah
pertambahan dari semangat dan kerajinan dalam berusaha untuk melakukan hal yang
baik kepada jiwa-jiwa).
Catatan:
tanda-tanda ini membutuhkan perenungan satu per satu. Introspeksilah diri
saudara: apakah tanda-tanda ini ada dalam hidup saudara?
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“He
that truly grows in grace hath a greater sense of his defects and failings than
ever he had before. First, a greater sense of the shallowness of his
understanding. Secondly, of the sinfulness of his life. ... if we grow in grace,
we shall have every day a greater sight and sense of our sins” (= Ia yang betul-betul / sungguh-sungguh bertumbuh dalam kasih karunia
mempunyai pengertian / perasaan yang lebih besar tentang cacat-cacat dan
kegagalan-kegagalan dari pada yang pernah ia miliki sebelumnya. Pertama, suatu
pengertian tentang kedangkalan dari pengertiannya. Kedua, tentang keberdosaan
kehidupannya. ... jika kita bertumbuh dalam kasih karunia, setiap hari kita akan
mempunyai pandangan dan pengertian / perasaan yang lebih besar tentang dosa-dosa
kita).
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“SOME
THINGS THAT ARE NOT EVIDENCES OF GROWTH IN GRACE ALTHOUGH THEY ARE SOMETIMES
SUPPOSED TO BE SUCH. 1. It is not certain evidence that an individual grows in
grace because he grows in gifts. We naturally increase in that in which we
exercise ourselves. We may pray ever so engagedly, and increase in fluency and
apparent pathos, and yet have no grace. 2. Growing in knowledge is not evidence
of a growth in grace. In hell no doubt they grow in knowledge, but never in
grace. 3. It is not evidence that a person grows in grace because he thinks he
is doing so. A person may be favourably impressed with regard to his progress
in religion, when it is evident to others that he is in fact declining”
(= Beberapa hal yang bukan merupakan bukti-bukti dari pertumbuhan dalam
kasih karunia, sekalipun kadang-kadang dianggap sebagai bukti-bukti. 1.
Bukan bukti yang pasti bahwa seseorang bertumbuh dalam kasih karunia karena ia
bertumbuh dalam karunia-karunia. Kita secara alamiah bertambah dalam hal dimana
kita melatih diri kita sendiri. Kita bisa dengan begitu sibuk berdoa, dan
bertambah dalam kefasihan dan kelihatannya juga dalam perasaan, tetapi tidak
mempunyai kasih karunia. 2. Bertumbuh dalam pengetahuan bukanlah bukti dari
pertumbuhan dalam kasih karunia. Di neraka tak diragukan mereka bertumbuh dalam
pengetahuan, tetapi tidak pernah dalam kasih karunia. 3. Bukanlah bukti bahwa
seseorang bertumbuh dalam kasih karunia karena ia berpikir / menganggap
demikian. Seseorang bisa terkesan dengan baik berkenaan dengan kemajuannya
dalam agama, pada saat adalah jelas bagi orang-orang lain bahwa dalam faktanya
ia sedang menurun).
Catatan:
1.
Tentang doa, kalau orang itu lebih banyak berdoa secara benar, saya yakin
itu menendakan pertumbuhan dalam kasih karunia. Tetapi kalau sekedar lebih
banyak berdoa karena tuntutan kedudukan / jabatan, dan lebih fasih dalam berdoa
karena lebih sering dilatih, memang itu belum tentu menunjukkan bahwa ada
pertumbuhan dalam kasih karunia. Apalagi kalau doa itu adalah doa dalam bahasa
Roh, yang banyak terdapat pada jaman sekarang. Menurut saya, itu malah
menunjukkan penurunan dalam kasih karunia!
2.
Saya berpendapat bahwa tak ada dasar untuk mengatakan bahwa di neraka
kita bertumbuh dalam pengetahuan. Mungkin yang dimaksudkan adalah pada saat ia
masuk neraka ia bertumbuh dalam pengetahuan. Memang pada saat itu ia akan
mempunyai pengetahuan yang tadinya tidak ia miliki pada saat hidup di dunia,
misalnya bahwa injil itu ternyata benar, dan jalan yang ia tempuh di dunia
ternyata salah, sebagainya. Tetapi setelah ia ada di neraka saya tidak yakin
bisa ada pertumbuhan pengetahuan.
3.
Kalimat terakhir dari kutipan di atas (bagian yang saya garis-bawahi)
merupakan kebalikan dari apa yang sudah kita bahas di atas. Kalau tadi kita
melihat adanya orang-orang yang merasa tidak bertumbuh, padahal sesungguhnya
mereka bertumbuh, maka sekarang kita melihat adanya orang-orang yang merasa diri
mereka bertumbuh padahal sesungguhnya mereka sedang menurun! Contoh: orang-orang
yang terkena Toronto Blessing, tumbang dalam roh, bicara bahasa Roh yang tidak
karuan dan menganggap dirinya maju dalam iman, orang-orang yang ikut gerakan
pria sejati, dan macam-macam ajaran sesat lainnya.
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“SOME
THINGS THAT ARE EVIDENCES OF A GROWTH IN GRACE. 1. When an individual finds he
has more singleness of heart, and more purity of motive in his conduct, it is
evidence that he is growing in grace. 2. An individual who grows in grace is
more and more actuated by principle, and less and less by emotion or feeling. By
principle, in contradistinction from feeling or emotion, I mean a controlling
determination in the mind to do right. 3. Another important evidence of growth
in grace is more love to God. By this I do not mean that there will be in all
cases a conscious increase of emotions of love to God, but that there will be a
strengthening of real attachment to God’s character and government. And this
increased attachment will evince itself in a growing veneration for all the
institutions of religion, and for all the commands of God. 4. Another evidence
of growth in grace is when a person increases in love to men as well as love to
God. 5. Those who grow in grace feel more and more self-loathing. This is the
natural result of having a clear view of God. It makes a person sink down in
self-abasement. 6. An increased abhorrence of sin is another mark of growth in
grace. When a person feels, day by day, less and less disposed to compromise
with any sin, in himself, or in others, it is a sign that he is growing in
grace. 7. He who grows in grace has less relish for the world. He has less and
less desire for its wealth, its honours, its pleasures. 8. Increasing delight in
the fellowship of the saints is another evidence of growth in grace. 9. He who
grows in grace finds it more and more easy to exercise a forgiving spirit, and
to pray for his enemies. 10. Growing more charitable is an evidence of growth in
grace. But he is mere (more?) ready to ascribe a person’s apparently wrong
conduct to mistake, or misapprehension, or some other cause, than to direct evil
intention. 11. Having less and less anxiety about worldly things is an evidence
of growth in grace. 12. Becoming more ready to bestow property is a sign of
growth in grace. 13. He feels less and less as if he had any separate interest.
It is a great thing, in regard to growth in grace, to feel that all you have is
Christ’s, and that you have absolutely no separate interest in living, or in
dying, or in holding property, or children, or character. 14. It is an evidence
of growth in grace when a person becomes more willing to confess faults to men.
15. Growing in grace raises a person more and more above the world. The growing
saint regards less and less either the good or ill opinions of men. He feels
that it is of little importance, only as it may affect his usefulness” (= Beberapa
hal yang merupakan bukti-bukti dari pertumbuhan dalam kasih karunia. 1. Pada waktu seseorang mendapati bahwa
ia lebih mempunyai kejujuran / ketulusan hati, dan kelebih-murnian dari motivasi
dalam tingkah lakunya, itu merupakan bukti bahwa ia sedang bertumbuh dalam kasih
karunia. 2. Seseorang yang bertumbuh dalam kasih karunia makin lama makin
digerakkan oleh prinsip, dan makin lama makin kurang oleh emosi atau perasaan.
Oleh prinsip, dalam pertentangan dengan perasaan atau emosi, saya maksudkan
suatu ketetapan hati yang mengendalikan dalam pikiran untuk melakukan dengan /
yang benar. 3. Bukti penting yang lain tentang pertumbuhan dalam kasih karunia
adalah kasih yang lebih besar kepada Allah. Dengan ini saya tidak memaksudkan
bahwa akan ada dalam semua kasus suatu peningkatan yang disadari tentang emosi
dari kasih kepada Allah, tetapi bahwa di sana akan ada suatu penguatan dari
kasih yang sungguh-sungguh pada karakter dan pemerintahan dari Allah. Dan
peningkatan kasih ini akan membuktikan dirinya sendiri dalam suatu pemujaan yang
bertumbuh untuk semua lembaga agama, dan untuk semua perintah / hukum Allah. 4.
Bukti lain dari pertumbuhan dalam kasih karunia adalah pada waktu seseorang
bertambah dalam kasih kepada manusia maupun kasih kepada Allah. 5. Mereka yang
bertumbuh dalam kasih karunia makin lama makin merasa muak terhadap diri
sendiri. Ini merupakan hasil alamiah / wajar dari kepemilikan suatu pandangan
yang jelas tentang Allah. Ini membuat seseorang tenggelam dalam perendahan diri
sendiri.
6. Suatu pertambahan kejijikan terhadap
dosa adalah tanda yang lain tentang pertumbuhan dalam kasih karunia. Pada waktu
seseorang merasa, hari demi hari, makin lama makin kurang ingin / condong untuk
berkompromi dengan dosa apapun, dalam dirinya sendiri atau dalam diri orang
lain, itu merupakan tanda bahwa ia sedang bertumbuh dalam kasih karunia. 7. Ia
yang bertumbuh dalam kasih karunia mempunyai kesukaan hati yang berkurang untuk
dunia. Ia mempunyai keinginan yang makin lama makin kurang untuk kekayaan,
kehormatan, kesenangannya. 8. Kesenangan yang bertambah dalam persekutuan dengan
orang-orang kudus merupakan bukti yang lain dari pertumbuhan dalam kasih
karunia. 9. Ia yang bertumbuh dalam kasih karunia mendapati makin lama makin
mudah untuk melatih / menjalankan suatu roh / kecenderungan pengampunan, dan
untuk berdoa bagi musuh-musuhnya. 10. Bertumbuh lebih murah hati / lebih toleran
merupakan suatu bukti tentang pertumbuhan dalam kasih karunia. Tetapi ia lebih
siap untuk menganggap tindakan yang sepertinya salah dalam diri seseorang,
berasal dari kesalahan, atau salah pengertian, atau penyebab-penyebab lain, dari
pada maksud jahat langsung. 11. Mempunyai makin lama makin kurang kekuatiran
tentang hal-hal duniawi. 12. Menjadi lebih siap untuk memberikan milik / harta merupakan suatu
tanda dari pertumbuhan dalam kasih karunia. 13. Ia makin lama makin kurang
merasa seakan-akan ia mempunyai minat apapun yang terpisah. Merupakan suatu hal
yang besar, berkenaan dengan pertumbuhan dalam kasih karunia, untuk merasa bahwa
semua yang engkau miliki adalah milik Kristus, dan engkau secara mutlak tak
mempunyai minat yang terpisah dalam kehidupan, atau dalam kematian, atau dalam
memegang / mempertahankan milik / harta, atau anak-anak, atau karakter. 14.
Merupakan bukti dari pertumbuhan dalam kasih karunia pada saat seseorang menjadi
makin mau untuk mengakui kesalahan kepada manusia. 15. Pertumbuhan dalam kasih
karunia menaikkan seseorang makin lama makin di atas dunia. Orang kudus yang
bertumbuh makin lama makin kurang menganggap / mempedulikan atau pandangan yang
baik atau pandangan yang buruk dari manusia. Ia merasa bahwa itu merupakan
kepentingan yang kecil, hanya karena itu bisa mempengaruhi kebergunaannya).
Jelas
bahwa semua pengudusan termasuk dalam pertumbuhan dalam kasih karunia. Dan
karena itu, jelas bahwa tidak dalam semua hal seseorang bertumbuh secara sama,
karena semua orang mempunyai kelemahannya masing-masing.
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“All
graces grow not alike in the same person”
(= Tidak semua kasih karunia bertumbuh secara sama dalam diri satu orang yang
sama).
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali