Pemahaman
Alkitab
(Rungkut Megah
Raya, blok D no 16)
Kamis, tanggal
31 Maret 2011, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(7064-1331
/ 6050-1331)
II Petrus 3:1-18(1)
2Pet 3:1-18 - “(1) Saudara-saudara yang kekasih, ini sudah surat
yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berusaha
menghidupkan pengertian yang murni oleh peringatan-peringatan, (2) supaya kamu
mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan
mengingat akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh
rasul-rasulmu kepadamu. (3) Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada
hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya,
yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. (4) Kata mereka: ‘Di
manakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita
meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia
diciptakan.’ (5) Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah
langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh
air, (6) dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan
oleh air bah. (7) Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang
terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan
orang-orang fasik. (8) Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu
ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama
seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. (9) Tuhan tidak
lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai
kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan
ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. (10)
Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap
dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api,
dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. (11) Jadi, jika
segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu
harus hidup (12) yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari
Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan
hancur karena nyalanya. (13) Tetapi sesuai dengan janjiNya, kita menantikan
langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. (14) Sebab
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu
harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di
hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia. (15) Anggaplah kesabaran Tuhan kita
sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara
kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan
kepadanya. (16) Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara
tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar
difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh
imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti
yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain. (17) Tetapi kamu,
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya.
Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan
orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang
teguh. (18) Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan
Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. BagiNya kemuliaan, sekarang dan
sampai selama-lamanya”.
Ay 1-2: “(1)
Saudara-saudara yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu.
Di dalam kedua surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian yang murni oleh
peringatan-peringatan, (2) supaya kamu mengingat akan perkataan yang dahulu
telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan dan
Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu”.
1)
“Saudara-saudara
yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua
surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian yang murni oleh
peringatan-peringatan”.
Petrus
menuliskan 2 buah surat kepada para pembacanya untuk menghidupkan ‘pengertian
yang murni’.
Bible
Knowledge Commentary:
“The
phrase eilikrine dianoian (‘wholesome
thinking’) may also be rendered ‘sincere mind’ or ‘pure disposition.’
(Eilikrines occurs
elsewhere in the NT only in Phil 1:10, where it is trans. ‘pure.’) The
English ‘sincere’ is from the Latin words sine
cera, ‘without wax.’ Some pottery salesmen would use wax to cover
cracks and weak places in pottery. Such a cover-up could be detected only by
holding the jug up to the sun to see if any weaknesses were visible. Such a vase
was ‘sun-judged’ (the lit. meaning of the Gr. eilikrines).
God wants His people to have sun-judged minds, not those in which their sin
spots have been covered over”
[= Ungkapan eilikrine dianoian (‘pemikiran
yang sehat’) juga bisa diterjemahkan ‘pikiran yang sungguh-sungguh /
tulus’ atau ‘kecondongan yang murni’. (Eilikrines muncul di tempat lain dalam PB hanya dalam Fil 1:10, dimana itu
diterjemahkan ‘murni / suci’). Kata bahasa Inggris ‘sincere’ (= sungguh-sungguh / tulus)
berasal dari kata-kata bahasa Latin SINE CERA, ‘tanpa lilin’. Sebagian
penjual-penjual barang-barang pecah belah / dari tanah liat, menggunakan lilin
untuk menutupi retakan-retakan dan tempat-tempat lemah dalam barang-barang itu.
Penutupan seperti itu bisa dideteksi hanya dengan memegang barang itu ke arah
matahari untuk melihat apakah ada kelemahan-kelemahan yang bisa terlihat. Barang
seperti itu ‘dinilai dengan matahari’ (arti hurufiah dari kata Yunani eilikrines). Allah ingin umatNya
mempunyai pikiran-pikiran yang ‘dinilai oleh matahari’, bukan
pikiran-pikiran dalam mana noda-noda dosa mereka telah ditutupi].
William
Barclay: “The
word he uses for ‘pure’ is EILIKRINES, which may have either of two
meanings. It may mean that which is sifted until there is no admixture of chaff
left; or it may mean that which is so flawless that it may be held up to the
light of the sun. Plato uses this same phrase - EILIKRINES DIANOIA - in the
sense of ‘pure reason,’ reason which is unaffected by the seductive
influence of the senses. By using this phrase Peter appeals to his people as
having minds uncontaminated by heresy. It is as if he said to them: ‘You
really are fine people - if you would only remember it.’ The approach of the
preacher should so often be that his hearers are not wretched creatures who
deserve to be damned but splendid creatures who must be saved. They are not so
much like rubbish fit to be burned as like jewels to be rescued from the mud
into which they have fallen” (= Kata yang ia gunakan untuk ‘murni’
adalah EILIKRINES, yang bisa mempunyai salah satu dari dua arti. Itu bisa
berarti segala sesuatu yang ditampi sampai di sana tidak ada campuran sekam yang
tertinggal; atau itu bisa berarti sesuatu yang begitu tidak bercacat sehingga
itu bisa diangkat terhadap sinar dari matahari. Plato menggunakan ungkapan yang
sama ini - EILIKRINES DIANOIA - dalam arti dari ‘akal / pikiran yang murni’,
akal / pikiran yang tidak dipengaruhi oleh pengaruh akal / pikiran yang
membujuk. Dengan menggunakan ungkapan ini Petrus memohon kepada orang-orangnya
supaya mempunyai pikiran-pikiran yang tidak terkontaminasi oleh ajaran sesat /
bidat. Seakan-akan Petrus berkata kepada mereka: ‘Kamu sungguh-sungguh
adalah orang-orang yang sangat baik - jika saja kamu mau mengingatnya’.
Pendekatan dari pengkhotbah seringkali haruslah bahwa para pendengarnya bukanlah
makhluk-makhluk yang sangat buruk yang layak untuk dihukum tetapi
makhluk-makhluk yang sangat baik yang harus diselamatkan. Mereka bukan seperti
sampah yang cocok untuk dibakar tetapi seperti permata untuk diselamatkan dari
lumpur ke dalam mana mereka telah jatuh) - hal 337.
Ada
beberapa hal yang akan saya berikan sebagai komentar tentang kata-kata Barclay
yang saya garis-bawahi:
a)
Kata-kata Barclay ini menyimpang dari topik pembicaraan. Adalah salah
sama sekali kalau dikatakan bahwa Petrus seakan-akan berbicara seperti itu.
b)
Kata-kata Barclay ini sangat bertentangan dengan doktrin Calvinisme, yang
jelas merupakan ajaran Alkitab, tentang Total
Depravity (= Kebejatan Total). Bandingkan dengan kata-kata Loraine Boettner
di bawah ini.
Loraine
Boettner: “The
chief fault of Arminianism is its insufficient recognition of the part that God
takes in redemption. It loves to admire the dignity and strength of man;
Calvinism loses itself in adoration of the grace and omnipotence of God.
Calvinism casts man first into the depths of humiliation and despair in order to
lift him on wings of grace to supernatural strength. The one flatters natural
pride; the other is a gospel for penitent sinners. As that which exalts man in
his own sight and tickles his fancies is more welcome to the natural heart than
that which abases him, Arminianism is likely to prove itself more popular. Yet
Calvinism is nearer to the facts, however harsh and forbidding those facts may
seem. ‘It is not always the most agreeable medicine which is the most
healing” (= Kesalahan utama dari Arminianisme adalah pengakuan /
pengenalannya yang kurang tentang bagian Allah dalam penebusan. Arminianisme
senang mengagumi martabat dan kekuatan manusia; Calvinisme kehilangan dirinya
sendiri dalam pemujaan terhadap kasih karunia dan kemahakuasaan Allah. Calvinisme
mula-mula membuang manusia ke dalam perendahan dan keputusasaan yang dalam untuk
bisa mengangkatnya dengan sayap kasih karunia kepada kekuatan supranatural.
Yang satu memuji kesombongan alamiah; yang lain adalah injil untuk orang-orang
berdosa yang menyesal. Sebagaimana sesuatu yang meninggikan manusia dalam
pandangannya sendiri dan yang menyenangkannya lebih diterima / disambut oleh
hati alamiah dari pada sesuatu yang merendahkan dia, Arminianisme mungkin sekali
membuktikan dirinya sendiri lebih populer. Tetapi Calvinisme lebih dekat kepada
fakta, betapapun kerasnya dan menakutkannya fakta itu terlihat. ‘Tidak
selalu obat yang paling menyenangkan adalah yang paling menyembuhkan) - ‘The
Reformed Doctrine of Predestination’, hal 44.
Bdk.
Ro 3:10-18 - “(10) seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
(11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari
Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada
yang berbuat baik, seorangpun tidak. (13) Kerongkongan mereka seperti kubur yang
ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. (14) Mulut
mereka penuh dengan sumpah serapah, (15) kaki mereka cepat untuk menumpahkan
darah. (16) Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, (17)
dan jalan damai tidak mereka kenal; (18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada
orang itu.’”.
c) Kata-kata Barclay itu juga tidak masuk akal, karena kalau
manusia adalah orang yang sangat baik, lalu mengapa mereka perlu diselamatkan?
d) Yang benar adalah, sekalipun manusia itu sangat buruk,
dan layak untuk dihukum di neraka selama-lamanya, tetapi Allah tetap mengasihi
manusia yang tidak layak dikasihi itu, dan memberikan Kristus untuk menebus
manusia, sehingga manusia bisa diselamatkan.
Calvin:
“the words ought to be thus explained, ‘I
stir up your mind that it may be pure and bright.’ For the meaning is, that
the minds of the godly become dim, and as it were contract rust, when
admonitions cease. But we also hence learn, that men even endued with learning,
become, in a manner, drowsy, except they are stirred up by constant warnings”
(= kata-kata itu harus dijelaskan seperti ini ‘Aku mengaduk pikiranmu sehingga
itu bisa menjadi murni dan terang’. Karena artinya adalah, bahwa
pikiran-pikiran dari orang-orang saleh menjadi suram, dan seakan-akan berkarat,
pada waktu nasehat / teguran / peringatan berhenti. Tetapi kita juga harus
belajar, bahwa bahkan orang-orang yang dibimbing dengan pengetahuan, dengan cara
tertentu menjadi mengantuk, kecuali mereka diaduk oleh peringatan-peringatan
yang terus menerus).
2)
‘Oleh peringatan-peringatan’.
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“Why
are the words of the wise compared to goads (Eccl 3:11)
but to show that the best in God’s team need pricking forward?”
[= Mengapa kata-kata dari orang bijaksana dibandingkan dengan tongkat / galah
(Pkh 3:11) kecuali untuk menunjukkan bahwa orang yang terbaik dalam regu Allah
membutuhkan tusukan ke depan?].
Catatan:
Pkh 3:11 itu pasti salah, seharusnya Pkh 12:11.
Pkh
12:11 - “Kata-kata orang berhikmat
seperti kusa dan kumpulan-kumpulannya seperti paku-paku yang tertancap,
diberikan oleh satu gembala”.
KJV/RSV/NIV/NASB:
‘goads’ (= galah / tongkat
berujung runcing).
3)
“supaya
kamu mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus
dan mengingat akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh
rasul-rasulmu kepadamu”.
a)
Mengajarkan dan mengingatkan.
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“This
is a just order and method; first, to teach the way of the Lord, then to remind
men of walking in it. We are not only called teachers, but remembrancers (Isa
62:6)” [= Ini adalah urut-urutan dan metode yang benar; pertama-tama mengajar
jalan Tuhan, lalu mengingatkan orang-orang untuk berjalan di dalamnya. Kita
bukan hanya disebut guru-guru / pengajar-pengajar, tetapi juga
pengingat-pengingat (Yes 62:6)].
Yes 62:6
- “Di atas tembok-tembokmu, hai
Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang
malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yang harus
mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang”.
Catatan:
saya berpendapat ayat ini tidak terlalu cocok, karena dalam ayat itu orang-orang
itu mengingatkan Tuhan kepada / tentang Sion. Sedangkan yang Petrus
bicarakan adalah mengingatkan orang-orang tentang Firman Tuhan.
William
Barclay: “He
believed in the value of repetition. He knows that it is necessary for a thing
to be said over and over again if it is to penetrate the mind. ... there are
certain great Christian truths which have to be repeated again and again”
(= Ia percaya pada nilai dari pengulangan. Ia tahu bahwa adalah perlu bagi suatu
hal untuk dikatakan berulang-ulang jika hal itu diinginkan untuk masuk ke dalam
pikiran. ... ada kebenaran-kebenaran Kristen yang besar yang harus
diulang-ulang) - hal 336.
William
Barclay: “Again
and again the New Testament makes it clear that preaching and teaching are so
often not the introducing of new truth but the reminding of a man of what he
already knows. Moffatt quotes a saying of Dr. Johnson: ‘It is not sufficiently
considered that men more frequently require to be reminded than informed.’ The
Greeks spoke of ‘time which wipes all things out,’ as if the human mind were
a slate and time a sponge which passes across it with a certain erasing quality.
We are so often in the position of men whose need is not so much to be taught as
to be reminded of what we already knows” (= Berulang-ulang Perjanjian Baru
membuatnya jelas bahwa pengajaran dan khotbah begitu sering bukan merupakan
suatu perkenalan tentang kebenaran yang baru tetapi pengingatan kepada seseorang
tentang apa yang sudah ia ketahui. Moffatt mengutip kata-kata Dr. Johnson:
‘Tidak secara cukup dipertimbangkan / direnungkan bahwa orang-orang lebih
sering butuh untuk diingatkan dari pada diberi informasi’. Orang-orang Yunani
berkata tentang ‘waktu yang menghapuskan segala sesuatu’, seakan-akan
pikiran manusia adalah suatu papan tulis / batu tulis, dan waktu adalah spons
yang melewatinya dengan kwalitet penghapusan tertentu. Kita begitu sering ada
dalam posisi dari orang-orang yang kebutuhannya bukanlah begitu banyak untuk
diajar seperti / dari pada diingatkan tentang apa yang sudah kita ketahui) -
hal 336-337.
b)
‘Nabi-nabi dan rasul-rasul’.
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“Neither
the prophets without the apostles, nor the apostles without the prophets, but
both together. The gospel without the law may lift men up to presumption; the
law without the gospel may sink them down to desperation”
(= Bukan nabi-nabi tanpa rasul-rasul, ataupun rasul-rasul tanpa nabi-nabi,
tetapi keduanya bersama-sama. Injil tanpa hukum Taurat bisa mengangkat manusia
pada kesombongan / kelancangan; hukum Taurat tanpa injil bisa menenggelamkan
mereka pada keputus-asaan).
Bdk.
Ro 7:18-25 - “(18) Sebab aku tahu,
bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang
baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang
baik. (19) Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku
perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku
perbuat. (20) Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan
lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. (21)
Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik,
yang jahat itu ada padaku. (22) Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum
Allah, (23) tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang
berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa
yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. (24) Aku, manusia celaka! Siapakah
yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? (25) Syukur kepada Allah! oleh
Yesus Kristus, Tuhan kita”.
Catatan:
seandainya tidak ada injil (ay 25), maka kondisinya betul-betul adalah
keputus-asaan total!
Ay 3-4: “(3)
Yang terutama harus kamu ketahui ialah,
bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan
ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. (4) Kata
mereka: ‘Di manakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa
leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia
diciptakan.’”.
1)
“Yang
terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil
pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti
hawa nafsunya”.
The
Bible Exposition Commentary: New Testament:
“Peter
has dealt with the character and conduct of the apostates in 2 Peter 2, and now
he deals with their false teaching” (= Petrus telah menangani karakter dan
tingkah laku dari orang-orang murtad itu dalam 2Pet 2, dan sekarang ia
menangani ajaran palsu / sesat mereka).
Calvin:
“The meaning is, that the more God offers himself by the gospel to the
world, and the more he invites men to his kingdom, the more audacious on the
other hand will ungodly men vomit forth the poison of their impiety” (=
Artinya adalah, bahwa makin banyak Allah menawarkan diriNya sendiri oleh injil
kepada dunia, dan makin Ia mengundang manusia kepada kerajaanNya, di sisi lain
makin berani orang-orang jahat memuntahkan racun dari kejahatan mereka).
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“Scoffing
at religion may, in some persons, proceed from a direct hatred of it, occasioned
by a prejudice in favour of their vices. This was the case of the scoffers
mentioned in the text, who are expressly described as walking after their own
lusts. I may safely assert that immorality in the practice is the source of the
most invincible prejudices against religion. How natural is it for those, who
live as without God in the world, to wish that there was no such Being, that by
destroying the first principle of all religion they may justify the want of it
in their practice” (= Mengejek / mencemooh pada agama, dalam diri beberapa orang, keluar
dari suatu kebencian langsung terhadapnya, disebabkan oleh suatu prasangka demi
kepentingan kejahatan-kejahatan mereka. Ini adalah kasus dari pengejek-pengejek
yang disebutkan dalam text itu, yang secara jelas digambarkan sebagai berjalan
mengikuti nafsu-nafsu mereka sendiri. Saya bisa dengan aman menegaskan bahwa
ketidak-bermoralan dalam praktek adalah sumber dari prasangka-prasangka yang
paling tak terkalahkan terhadap agama. Betapa alamiah / wajar bagi mereka, yang
hidup seakan-akan tanpa Allah dalam dunia ini, untuk mengharapkan bahwa tidak
ada Makhluk seperti itu, bahwa dengan menghancurkan prinsip pertama dari semua
agama, mereka bisa membenarkan ketiadaan itu dalam praktek mereka).
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“that
we may not be imposed on by the scoffers of our own times, let us always take
care to distinguish between reasoning and ridicule. We should examine what it is
that is really ridiculous: whether it be religion itself, or something of a
different nature substituted in the place of it. .. Finally, that we may keep at
the utmost distance from this crime, let us employ our reason in defending
religion and representing it in a just and amiable light. Let our natural
abilities be devoted to this service, and all our studies and improvements made
subservient to it” (= supaya kita tidak dijatuhkan oleh pengejek-pengejek dari jaman kita,
hendaklah kita selalu berhati-hati untuk membedakan ‘berargumentasi secara
logis’ dan ‘mengejek’. Kita harus memeriksa apa yang betul-betul
menggelikan: apakah itu agama itu sendiri, atau sesuatu dari hakekat yang
berbeda yang menggantikan tempatnya. ... Akhirnya, supaya kita bisa menjaga pada
jarak yang terjauh dari kejahatan ini, hendaklah kita menggunakan akal kita
dalam mempertahankan agama dan menggambarkannya dalam terang yang adil / benar
dan ramah. Hendaklah kemampuan-kemampuan alamiah kita dibaktikan pada pelayanan
ini, dan semua pelajaran-pelajaran dan kemajuan-kemajuan kita ditundukkan
kepadanya).
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“To
deride God and religion is the highest kind of impiety. And men do not usually
arrive to this degree of wickedness at first, but they come to it by several
steps”
(= Mengejek Allah dan agama adalah jenis kejahatan tertinggi. Dan orang-orang
biasanya tidak sampai ke tingkat kejahatan ini dari semula, tetapi mereka datang
kepadanya oleh beberapa langkah).
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“Inability
to attack religion in any other way induces some to assail it with their scorn”
(= Ketidak-mampuan untuk menyerang agama dengan cara lain manapun menyebabkan
beberapa / sebagian orang menyerangnya dengan cemoohan mereka).
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“It
is irrational. Ridicule is neither the test of truth in others nor the way to
obtain it for ourselves. ... It is rude and uncivil. A decent respect is due to
every man’s convictions on the subject of religion, though they may be
erroneous”
(= Ini tidak rasionil. Ejekan bukannya tes dari kebenaran dalam diri orang-orang
lain dan juga bukan cara untuk mendapatkan kebenaran itu bagi diri kita sendiri.
... Itu adalah sesuatu yang tidak sopan. Suatu rasa hormat yang patut merupakan
hak dari setiap keyakinan tentang pokok agama, sekalipun mereka salah).
Catatan: mengejek belum tentu salah. Bdk.
1Raja 18:27 - “Pada waktu tengah hari
Elia mulai mengejek mereka, katanya: ‘Panggillah lebih keras, bukankah dia
allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian;
barangkali ia tidur, dan belum terjaga.’”.
Contoh pengejek /
pencemooh dalam Alkitab:
1Sam 17:25-26,36 -
“(25) Berkatalah orang-orang Israel
itu: ‘Sudahkah kamu lihat orang yang maju itu? Sesungguhnya ia maju untuk
mencemoohkan orang Israel! Orang yang mengalahkan dia akan dianugerahi raja
kekayaan yang besar, raja akan memberikan anaknya yang perempuan kepadanya dan
kaum keluarganya akan dibebaskannya dari pajak di Israel.’ (26) Lalu
berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: ‘Apakah yang akan
dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang
menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak
bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang
hidup?’ ... (36) Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini.
Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari
pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang
hidup.’”.
2Sam 5:6-7 - “(6)
Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus,
penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: ‘Engkau tidak sanggup
masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan
engkau!’ Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari. (7) Tetapi Daud
merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud”.
2Raja 2:23-24 - “(23)
Elisa pergi dari sana ke Betel. Dan sedang ia mendaki, maka keluarlah anak-anak
dari kota itu, lalu mencemoohkan dia serta berseru kepadanya: ‘Naiklah
botak, naiklah botak!’ (24) Lalu berpalinglah ia ke belakang, dan ketika
ia melihat mereka, dikutuknyalah mereka demi nama TUHAN. Maka keluarlah dua ekor
beruang dari hutan, lalu mencabik-cabik dari mereka empat puluh dua orang
anak”.
2Raja 7:1-2 - “(1)
Lalu berkatalah Elisa: ‘Dengarlah firman TUHAN. Beginilah firman TUHAN: Besok
kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua
sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria.’ (2) Tetapi
perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: ‘Sekalipun
TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?’
Jawab abdi Allah: ‘Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri,
tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya.’”.
Neh 4:1-3 -
“(1) Ketika Sanbalat mendengar, bahwa
kami sedang membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit
hati. Ia mengolok-olokkan orang Yahudi (2) dan berkata di hadapan
saudara-saudaranya dan tentara Samaria: ‘Apa gerangan yang dilakukan
orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu? Apakah
mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam sehari?
Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing yang sudah
terbakar habis seperti ini?’ (3) Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu,
yang ada di dekatnya: ‘Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor
anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka.’”.
Amsal 3:34
- “Apabila Ia menghadapi pencemooh, maka Iapun mencemooh, tetapi orang
yang rendah hati dikasihaniNya”.
Amsal 21:24
- “Orang yang kurang ajar dan sombong pencemooh namanya, ia berlaku
dengan keangkuhan yang tak terhingga”.
Yes 29:20
- “Sebab orang yang gagah sombong akan berakhir dan orang pencemooh akan
habis, dan semua orang yang berniat jahat akan dilenyapkan,”.
Mat 27:27-31,39-43,49
- “(27) Kemudian serdadu-serdadu wali
negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan
berkumpul sekeliling Yesus. (28) Mereka menanggalkan pakaianNya dan mengenakan
jubah ungu kepadaNya. (29) Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya
di atas kepalaNya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kananNya.
Kemudian mereka berlutut di hadapanNya dan mengolok-olokkan Dia, katanya:
‘Salam, hai Raja orang Yahudi!’ (30) Mereka meludahiNya dan mengambil buluh
itu dan memukulkannya ke kepalaNya. (31) Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka
menanggalkan jubah itu dari padaNya dan mengenakan pula pakaianNya kepadaNya.
Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan. ... (39) Orang-orang yang
lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan kepala, (40) mereka
berkata: ‘Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya
kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diriMu jikalau Engkau Anak Allah,
turunlah dari salib itu!’ (41) Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama
ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka berkata: (42)
‘Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!
Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepadaNya.
(43) Ia menaruh harapanNya pada Allah: baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau
Allah berkenan kepadaNya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah.’ ...
(49) Tetapi orang-orang lain berkata: ‘Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia
datang untuk menyelamatkan Dia.’”.
Luk 23:39 - “Seorang
dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: ‘Bukankah Engkau
adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!’”.
Bdk.
1Kor 2:14 - “Tetapi manusia duniawi
tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah
suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat
dinilai secara rohani”.
2)
“Kata
mereka: ‘Di manakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa
leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia
diciptakan.’”.
The
Bible Exposition Commentary: New Testament:
“Peter
affirmed the certainty of Christ’s coming in glory (2 Peter 1:16ff), a truth
that the apostates questioned and denied. In fact, they were scoffing at the
very idea of the return of the Lord, the judgment of the world, and the
establishment of a glorious kingdom” [= Petrus meneguhkan kepastian dari
kedatangan Kristus dalam kemuliaan (2Pet 1:16-dst), suatu kebenaran yang para
orang murtad itu pertanyakan dan sangkal. Dalam faktanya, mereka sedang
mencemooh / mengejek terhadap gagasan tentang kedatangan kembali dari Tuhan,
penghakiman dunia, dan penegakan suatu kerajaan yang mulia].
Catatan: saya kira pandangan dari penafsir
ini (bagian akhir kutipan ini) merupakan pandangan Dispensationalisme.
Calvin:
“It was a dangerous scoff when they insinuated a doubt as to the last
resurrection; for when that is taken away, there is no gospel any longer, the
power of Christ is brought to nothing, the whole of religion is gone. Then Satan
aims directly at the throat of the Church, when he destroys faith in the coming
of Christ. For why did Christ die and rise again, except that he may some time
gather to himself the redeemed from death, and give them eternal life? All
religion is wholly subverted, except faith in the resurrection remains firm and
immovable. Hence, on this point Satan assails us most fiercely” (=
Merupakan suatu cemoohan / ejekan yang berbahaya pada waktu mengusulkan secara
tak langsung suatu keraguan berkenaan dengan kebangkitan terakhir; karena pada
waktu hal itu diambil / dibuang, di sana tidak ada injil lagi, kuasa Kristus
dibawa menjadi nol / tak ada, seluruh agama hilang. Maka Iblis mengarah secara
langsung pada tenggorokan dari Gereja, pada waktu ia menghancurkan iman kepada
kedatangan Kristus. Karena mengapa Kristus mati dan bangkit kembali, kecuali
supaya Ia pada suatu waktu bisa mengumpulkan kepada diriNya sendiri orang-orang
yang ditebus dari kematian, dan memberikan mereka hidup yang kekal? Seluruh
agama sepenuhnya ditumbangkan, kecuali iman kepada kebangkitan tetap teguh dan
tidak tergoyangkan).
Catatan: memang dalam ay 4 itu yang diejek
adalah kedatangan Kristus yang keduakalinya, tetapi kedatangan Kristus yang
keduakalinya jelas berhubungan langsung dengan kebangkitan orang mati pada akhir
jaman.
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“Much
unhallowed ridicule is thrown by some on what are considered by us as the most
sublime and important doctrines of revelation - I mean the trinity of persons in
the Godhead, and the atonement of our Lord” (= Banyak ejekan yang tidak kudus dilontarkan oleh sebagian orang pada
apa yang kita anggap sebagai ajaran dari wahyu yang paling mulia / agung dan
penting - saya maksudkan tritunggal dari pribadi-pribadi dalam diri Allah, dan
penebusan dari Tuhan kita).
3)
Sikap orang Kristen terhadap pengejek / pencemooh.
a)
Jangan memberitakan Injil kepada para pengejek / pencemooh itu.
Mat 7:6
- “‘Jangan kamu memberikan barang
yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi,
supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak
kamu.’”.
Amsal
9:7-8 - “(7) Siapa mendidik seorang
pencemooh, mendatangkan cemooh kepada dirinya sendiri, dan siapa mengecam orang
fasik, mendapat cela. (8) Janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya engkau
jangan dibencinya, kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya”.
Amsal 26:4-5
- “(4) Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan
engkau sendiri menjadi sama dengan dia. (5) Jawablah orang bebal menurut
kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak”.
Catatan:
Amsal 26:4 kelihatannya bertentangan dengan Amsal 26:5, tetapi
sebetulnya bisa diharmoniskan dengan menafsirkan bahwa kadang-kadang kita harus
melakukan ay 5, tetapi kadang-kadang kita harus melakukan ay 4.
b)
Jangan bergaul dengan pencemooh.
Maz
1:1 - “Berbahagialah orang yang tidak
berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,
dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh”.
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali