Pemahaman Alkitab

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

Kamis, tanggal 27 Januari 2011, pk 19.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

(7064-1331 / 6050-1331)

[email protected]

 

II Petrus 2:1-22(6)

 

Ay 4-9: (4) Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; (5) dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik; (6) dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian, (7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, - (8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa - (9) maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.

 

3)   dan jikalau Allah membinasakan kota Sodom dan Gomora dengan api, dan dengan demikian memusnahkannya dan menjadikannya suatu peringatan untuk mereka yang hidup fasik di masa-masa kemudian (ay 6).

 

a)   Sodom dan Gomora merupakan daerah yang makmur / kaya, dan ini membahayakan.

 

The Biblical Illustrator (New Testament): “Great is the danger of living in opulent and delightful places. Where is no want is much wantonness; and to be rich in temporals hastens poverty in spirituals. In a scantiness, the things themselves do stint and restrain our appetites; but where is abundance, and the measure is left to our own discretion, our discretion is too often deceived” [= Besarlah bahaya untuk hidup di tempat yang kaya / mewah dan menyenangkan. Dimana tidak ada kekurangan, ada banyak ke-sembarang-an / ke-asusila-an; dan menjadi kaya dalam hal-hal sementara mempercepat kemiskinan dari hal-hal rohani. Dalam suatu kejarangan / ke-sedikit-an (maksudnya ‘kemiskinan’), hal-hal itu sendiri menjalankan tugasnya dan mengekang keinginan / nafsu kita; tetapi dimana ada kelimpahan, dan tindakan diserahkan pada kebijaksanaan kita sendiri, kebijaksanaan kita terlalu sering ditipu].

 

Bdk. Mat 19:23-24 - “(23) Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (24) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.’”.

 

b)   Kalau Allah membinasakan orang-orang pada jaman Nuh dengan air, maka Ia membinasakan Sodom dan Gomora dengan api.

 

1.   Allah bisa menggunakan bermacam-macam cara untuk menghukum / membinasakan manusia berdosa.

 

The Biblical Illustrator (New Testament): “The same judgments of God are executed by contrary causes. The old world was destroyed by water, these cities by fire. Sinners should not think themselves safe because they have escaped one judgment, for when they are farthest off from one evil, another is ready to fall upon them (Amos 5:19)” [= Penghakiman yang sama dari Allah dilaksanakan dengan penyebab-penyebab yang bertentangan. Dunia kuno dihancurkan oleh air, kota-kota ini oleh api. Orang-orang berdosa tidak boleh berpikir bahwa diri mereka sendiri aman karena mereka telah lolos dari satu penghakiman, karena pada waktu mereka paling jauh dari satu bencana, suatu bencana yang lain siap untuk jatuh pada diri mereka (Amos 5:19)].

Amos 5:19 - “Seperti seseorang yang lari terhadap singa, seekor beruang mendatangi dia, dan ketika ia sampai ke rumah, bertopang dengan tangannya ke dinding, seekor ular memagut dia!”.

 

Matthew Henry: “God can make use of contrary creatures to punish incorrigible sinners. He destroys the old world by water, and Sodom by fire. He who keeps fire and water from hurting his people (Isa. 43:2) can make either to destroy his enemies; therefore they are never safe” [= Allah bisa menggunakan ciptaan-ciptaan yang bertentangan untuk menghukum orang-orang berdosa yang tidak bisa diperbaiki. Ia menghancurkan dunia kuno dengan air, dan Sodom dengan api. Ia yang menjaga api dan air supaya tidak melukai / menyakiti umatNya (Yes 43:2) bisa membuat yang manapun dari kedua hal itu untuk menghancurkan musuh-musuhNya; karena itu mereka tidak pernah aman].

Yes 43:2 - “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau”.

 

Jelas bahwa Allah tidak pernah kekurangan cara untuk menghukum / menghancurkan orang berdosa, sama seperti Ia tidak pernah kekurangan cara untuk menolong / menyelamatkan orang-orang yang benar!

 

2.   Cerita tentang penghancuran Sodom dan Gomora begitu terkenal sehingga ini dianggap sebagai type dari hukuman kekal bagi orang-orang berdosa.

Calvin: This was so memorable an example of Divine vengeance, that when the Scripture speaks of the universal destruction of the ungodly, it alludes commonly to this as the type. Hence Peter says, that these cities were made an example. ... the Lord designed that his wrath against the ungodly should be made known to all ages; ... Jude has also expressed the same thing, calling it the punishment of eternal fire (= Ini merupakan suatu contoh pembalasan Ilahi yang begitu patut diingat, sehingga pada waktu Kitab Suci berbicara tentang penghancuran universal dari orang-orang jahat, ia biasa menyinggung ini sebagai suatu TYPE. Karena itu Petrus berkata bahwa kota-kota ini dijadikan suatu contoh. ... Tuhan merancang bahwa murkaNya terhadap orang-orang jahat harus dinyatakan kepada semua jaman; ... Yudas juga menyatakan hal yang sama, menyebutnya hukuman api kekal).

Yudas 7 - “sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.

 

4)   (7) tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, - (8) sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa -.

 

a)   tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar.

 

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “Abraham took his nephew, Lot, with him when he left Ur and went to the land of Canaan, but Lot proved to be more of a problem than a blessing. When Abraham, in a lapse of faith, went down to Egypt, Lot went with him and got a taste of ‘the world’ (Gen 12:10-13:1). As Lot became richer, he had to separate from Abraham, and this removed him from his uncle’s godly influence. What a privilege Lot had to walk with Abraham who walked with God! And yet, how Lot wasted his privileges. When Lot had to choose a new area for his home, he measured it by what he had seen in Egypt (Gen 13:10). Abraham took Lot out of Egypt, but he could not take Egypt out of Lot. Lot ‘pitched his tent toward Sodom’ (Gen 13:12), and then finally moved into Sodom (Gen 14:12). God even used a local war to try to get Lot out of Sodom, but he went right back. That is where his heart was. It is difficult for us to understand Lot. Peter made it clear that Lot was saved (‘just Lot ... that righteous man’), and yet we wonder what he was doing in such a wicked place as Sodom” [= Abraham membawa keponakannya, Lot, dengannya, pada waktu ia meninggalkan Ur dan pergi ke tanah Kanaan, tetapi Lot terbukti lebih menjadi suatu problem dari pada suatu berkat. Pada waktu Abraham, dalam suatu kejatuhan iman, pergi ke Mesir, Lot ikut dengannya dan mencicipi ‘dunia’ (Kej 12:10-13:1). Pada waktu Lot menjadi bertambah kaya, ia harus berpisah dari Abraham, dan ini menghilangkan dia dari pengaruh saleh pamannya. Alangkah besarnya hak yang Lot punyai dengan berjalan dengan Abraham, yang berjalan dengan Allah! Tetapi Lot membuang hak-haknya. Pada waktu Lot harus memilih suatu daerah yang baru untuk rumahnya, ia menilainya dengan apa yang telah ia lihat di Mesir (Kej 13:10). Abraham mengeluarkan Lot dari Mesir, tetapi ia tidak bisa mengeluarkan Mesir dari Lot. Lot mendirikan kemahnya ke arah Sodom (Kej 13:12), dan akhirnya lalu berpindah ke Sodom (Kej 14:12). Allah bahkan mengunakan suatu perang lokal untuk berusaha mengeluarkan Lot dari Sodom, tetapi ia segera kembali lagi. Di sanalah hatinya berada. Adalah sukar bagi kita untuk mengerti Lot. Petrus membuat jelas bahwa Lot diselamatkan (‘Lot yang benar ... orang benar itu’), tetapi kita bertanya-tanya apa yang ia lakukan di suatu tempat yang begitu jahat seperti Sodom].

Kej 12:10 & 13:1 - “(12:10) Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu. ... (13:1) Maka pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala kepunyaannya, dan Lotpun bersama-sama dengan dia.

Kej 13:10 - “Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. - Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora”.

Kej 13:12 - “Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom.

KJV: ‘and pitched his tent toward Sodom’ (= dan mendirikan kemahnya ke arah Sodom).

Kej 14:12 - “Juga Lot, anak saudara Abram, beserta harta bendanya, dibawa musuh, lalu mereka pergi - sebab Lot itu diam di Sodom.

 

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “Lot chose to live in Sodom and could have avoided the filthy influence of the place, but many people today really have no choice and must live surrounded by the pollutions of the world. Think of the Christian slaves who had to serve godless masters, or Christian wives married to unsaved husbands, or believing children with unsaved parents. Christian employees working in offices or factories are forced to see and hear things that can easily stain the mind and heart. Peter assured his readers and us that God knows how to ‘be delivering the godly out of testing and temptation’ (2 Peter 2:9, WUEST) so that we may live victoriously” [= Lot memilih untuk tinggal di Sodom dan bisa menghindari pengaruh kotor dari tempat itu, tetapi banyak orang sekarang tidak mempunyai pilihan dan harus hidup dikelilingi oleh polusi dari dunia. Pikirkan budak Kristen yang harus melayani tuan yang jahat, atau istri Kristen yang menikah dengan suami yang tidak diselamatkan, atau anak-anak yang percaya dengan orang tua yang tidak diselamatkan. Pekerja-pekerja Kristen bekerja di kantor-kantor atau pabrik-pabrik dipaksa untuk melihat dan mendengar hal-hal yang dengan mudah menodai / mengotori pikiran dan hati. Petrus meyakinkan pembaca-pembacanya dan kita bahwa Allah tahu bagaimana menyelamatkan orang saleh dari ujian dan pencobaan’ (2Petrus 2:9, WUEST) sehingga kita bisa hidup dengan menang].

 

The Bible Exposition Commentary: New Testament: “In a sense, Lot was even rescued against his will, because the angels had to grasp him by the hand and pull him out of the city (Gen 19:16). Lot had entered Sodom, and then Sodom had entered Lot and he found it difficult to leave” [= Dalam arti tertentu, Lot bahkan diselamatkan bertentangan dengan kehendaknya, karena malaikat-malaikat harus memegang / menyambarnya pada tangannya dan menariknya keluar dari kota itu (Kej 19:16). Lot telah memasuki Sodom, dan lalu Sodom telah memasuki Lot dan ia mendapati sukar untuk meninggalkan (Sodom)].

Kej 19:16 - “Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana”.

 

Pulpit Commentary: “The Lord knoweth them that are his; he knows them all and each - each individual soul that believes and repents. Lot was not wholly blameless; he had tempted God by exposing himself to temptation; God had not led him there. He saw that the plain of Jordan was well watered everywhere, ‘even as the garden of the Lord;’ he did not consider that ‘the men of Sodom were wicked and sinners before the Lord exceedingly.’ The children of light ought to be wiser than this; they ought to regard their spiritual interest as far more momentous than their temporal; but alas! the error of Lot is common still (= Tuhan mengenal mereka yang adalah kepunyaanNya; Ia mengenal mereka semua dan setiap dari mereka - setiap jiwa yang percaya dan bertobat. Lot tidak sepenuhnya tak bersalah; ia telah mencobai Allah dengan membuka dirinya sendiri terhadap pencobaan; Allah tidak membimbingnya ke sana. Ia melihat bahwa lembah Yordan diairi dengan baik dimana-mana, ‘bahkan seperti taman Tuhan’; ia tidak mempertimbangkan bahwa ‘orang-orang Sodom adalah sangat jahat dan sangat berdosa di hadapan Tuhan’. Anak-anak terang seharusnya lebih bijaksana dari ini; mereka harus menganggap kepentingan rohani sebagai jauh lebih penting dari pada kepentingan sementara mereka; tetapi aduh / astaga! kesalahan Lot masih tetap merupakan sesuatu yang umum).

 

Kej 13:10-13 - “(10) Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. - Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. - (11) Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. (12) Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. (13) Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.

 

b)   yang terus-menerus menderita oleh cara hidup orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja.

 

The Biblical Illustrator (New Testament): “How ought we to bewail the sins of the places where we live? - It is the disposition and duty of the righteous to be deeply afflicted with the sins of the places where they live” (= Bagaimana seharusnya kita meratapi dosa-dosa dari tempat-tempat dimana kita tinggal / hidup? - Itu merupakan kecenderungan dan kewajiban dari orang-orang benar untuk sedih secara mendalam karena dosa-dosa dari tempat dimana mereka tinggal / hidup).

Penulis buku tafsiran ini lalu memberikan banyak contoh dari Alkitab:

·         Mark 3:5 - Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekelilingNya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: ‘Ulurkanlah tanganmu!’ Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu”.

·         Maz 119:136,158 - “(136) Air mataku berlinang seperti aliran air, karena orang tidak berpegang pada TauratMu. ... (158) Melihat pengkhianat-pengkhianat, aku merasa jemu, karena mereka tidak berpegang pada janjiMu.

·         Ezra 9:3 - “Ketika aku mendengar perkataan itu, maka aku mengoyakkan pakaianku dan jubahku dan aku mencabut rambut kepalaku dan janggutku dan duduklah aku tertegun.

·         Ezra 10:6 - “Sesudah itu Ezra pergi dari depan rumah Allah menuju bilik Yohanan bin Elyasib, dan di sana ia bermalam dengan tidak makan roti dan minum air, sebab ia berkabung karena orang-orang buangan itu telah melakukan perbuatan tidak setia.

·         Yer 13:17 - “Jika kamu tidak mau mendengarkannya, aku akan menangis di tempat yang tersembunyi oleh karena kesombonganmu, air mataku akan berlinang-linang, bahkan akan bercucuran, oleh sebab kawanan domba TUHAN diangkut tertawan”.

·         Fil 3:18 - “Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.

 

The Biblical Illustrator (New Testament): “HIS SITUATION IN SODOM. He first ‘pitched his tent towards’ it, and the next step was downwards - he dwelt in Sodom. ... concerning that residence, was it happy? Did it bring peace to his soul? could he rejoice whilst there abiding? What saith the Word of God? It speaks of him as ‘vexed from day to day.’ ‘The Lord knoweth how to deliver the godly out of temptation,’ and He did deliver Lot; but He suffered His servant to feel that ‘an evil and a bitter thing’ it is to depart from the narrow way; whilst dwelling in Sodom, happiness must not be his” (= Situasinya di Sodom. Mula-mula ia ‘mendirikan kemahnya ke arah’nya, dan langkah selanjutnya adalah menurun - ia tinggal di Sodom. ... berkenaan dengan tempat tinggal itu, apakah itu menyenangkan? Apakah itu membawa damai pada jiwanya? bisakah ia bersukacita sementara tinggal di sana? Apa yang dikatakan oleh Firman Allah? Firman Allah berbicara tentang dia sebagai ‘disakiti / dijengkelkan dari hari ke hari’. ‘Tuhan tahu bagaimana menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan’, dan Ia memang menyelamatkan Lot; tetapi Ia membiarkan pelayanNya merasakan bahwa merupakan ‘suatu hal yang jahat dan pahit’ untuk meninggalkan jalan yang sempit; sementara tinggal di Sodom, kebahagiaan tidak boleh menjadi miliknya).

 

Ada 2 hal yang ingin saya soroti:

1.   Sebetulnya kesedihan / penderitaan yang dialami Lot karena melihat dan mendengar kejahatan-kejahatan orang-orang Sodom, menunjukkan bahwa ia adalah orang benar. Orang yang tidak benar tidak akan menderita karena hal-hal seperti itu!

2.   Jangan pindah kota / negara hanya karena pekerjaan yang enak dan penghasilan yang tinggi! Kalau saudara mau pindah tempat atau kota, apalagi negara, yang pertama-tama dipikirkan haruslah kerohanian!

 

c)   sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu.

KJV: vexed his righteous soul from day to day with their unlawful deeds; (= menyakiti / menjengkelkan jiwanya yang benar dari hari ke hari dengan perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu).

 

Matthew Henry: “Here is a particular mention of the duration and continuance of this good man’s grief and vexation: it was from day to day. Being accustomed to hear and see their wickedness did not reconcile him to it, nor abate of the horror that was occasioned by it” (= Di sini ada suatu penyebutan khusus tentang lamanya dan terus menerusnya kesedihan dan penderitaan dari orang baik ini: itu adalah dari hari ke hari. Terbiasanya ia mendengar dan melihat kejahatan mereka tidak memperdamaikan dia dengannya, ataupun  mengurangi kengerian yang disebabkan olehnya).

 

Barnes’ Notes: “‘In seeing and hearing.’ Seeing their open acts of depravity, and hearing their vile conversation. The effect which this had on the mind of Lot is not mentioned in Genesis, but nothing is more probable than the statement here made by Peter. Whether this statement was founded on tradition, or whether it is a suggestion of inspiration to the mind of Peter, cannot be determined” (= ‘Dalam melihat dan mendengar’. Melihat tindakan-tindakan kebejatan yang terbuka dari mereka, dan mendengar percakapan-percakapan busuk / kotor mereka. Akibat yang dihasilkan olah hal ini pada pikiran Lot tidak diceritakan dalam kitab Kejadian, tetapi tidak ada yang lebih memungkinkan dari pada pernyataan yang dibuat oleh Petrus di sini. Apakah pernyataan ini didasarkan pada tradisi, atau apakah ini merupakan sesuatu yang dimasukkan oleh pengilhaman kepada pikiran Petrus, tidak bisa ditentukan).

 

Barnes’ Notes: “‘In seeing and hearing.’ ... The words rendered ‘seeing’ and ‘hearing’ may refer to the ACT of seeing, or to the OBJECT seen. Wetstein and Robinson suppose that they refer here to the latter, and that the sense is, that he was troubled by what he saw and heard. The meaning is not materially different. Those who live among the wicked are compelled to see and hear much that pains their hearts, and it is well if they do not become indifferent to it, or contaminated by it (= ‘Dalam melihat dan mendengar’. ... Kata-kata yang diterjemahkan ‘melihat’ dan ‘mendengar’ bisa menunjuk pada TINDAKAN melihat, atau pada OBYEK yang dilihat. Wetstein dan Robinson menganggap bahwa di sini kata-kata itu menunjuk pada yang terakhir, dan bahwa artinya adalah, bahwa ia diganggu / disusahkan oleh apa yang ia lihat dan dengar. Artinya tidak terlalu berbeda secara materi. Mereka yang tinggal / hidup di antara orang-orang jahat dipaksa untuk melihat dan mendengar banyak hal yang menyakiti hati mereka, dan adalah baik jika mereka tidak menjadi acuh tak acuh terhadap hal itu, atau ditulari olehnya).

 

d)   sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa.

Albert Barnes mempunyai pandangan yang sangat positif tentang Lot. Ia berkata bahwa jiwa Lot bisa ‘tersiksa’, kelihatannya menunjukkan bahwa Lot bukan hanya melihat dan mendengar kejahatan-kejahatan dengan cara pasif (diam saja), tetapi ada sesuatu yang dilakukan secara aktif oleh Lot. Mungkin ia menguatirkan mereka, merenungkan konsekwensi dari kehidupan buruk mereka, berdoa untuk mereka, dan bahkan menegur dan memperingati mereka.

Barnes juga mengatakan bahwa tak diragukan pasti Lot mempunyai alasan untuk tidak meninggalkan Sodom, yang sebetulnya bisa ia tinggalkan dengan mudah. Mungkin alasannya adalah supaya ia bisa melakukan apa yang baik bagi mereka, yang memang merupakan kewajiban orang-orang saleh kalau mereka tinggal / hidup di kalangan orang-orang brengsek. Lot diperkirakan tinggal di Sodom selama 16 tahun; dan di sini kita melihat demonstrasi yang bersifat pengajaran bahwa seorang saleh bisa mempertahankan kehidupan agamanya di tengah-tengah orang-orang jahat, dan juga suatu gambaran bagaimana pengaruh dari kehidupan orang-orang jahat terhadap orang saleh yang ada di tengah-tengah mereka.

 

Barnes’ Notes: “‘Tortured or tormented his soul’ - ‎ebasanizen. ‎Compare Matt 8:6,29; Luke 8:28; Rev 9:5; 11:10; 14:10; 20:10, where the same word is rendered ‘tormented.’ The use of this word would seem to imply that there was something ACTIVE on the part of Lot which produced this distress on account of their conduct. He was not merely troubled as if his soul were passively acted on, but there were strong mental exercises of a positive kind, arising perhaps from anxious solicitude how he might prevent their evil conduct, or from painful reflections on the consequences of their deeds to themselves, or from earnest pleadings in their behalf before God, or from reproofs and warnings of the wicked. At all events, the language is such as would seem to indicate that he was not a mere passive observer of their conduct. This, it would seem, was ‘from day to day,’ that is, it was constant. There were doubtless reasons why Lot should remain among such a people, and why, when he might so easily have done it, he did not remove to another place. Perhaps it was one purpose of his remaining to endeavor to do them good, as it is often the duty of good men now to reside among the wicked for the same purpose. Lot is supposed to have resided in Sodom - then probably the most corrupt place on the earth - for 16 years; and we have in that fact an instructive demonstration that a good man may maintain the life of religion in his soul when surrounded by the wicked, and an illustration of the effects which the conduct of the wicked will have on a man of true piety when he is compelled to witness it constantly” (= ).

Catatan: saya tidak memberikan terjemahannya karena sebetulnya di atas saya sudah memberikan terjemahannya secara bebas.

 

Saya tidak melihat alasan dari kata-kata Albert Barnes ini. Menurut saya, yang positif dari Lot hanyalah bahwa sekalipun ia tinggal di Sodom, ia sendiri bisa tetap menjadi orang benar.

Pada waktu menceritakan tentang Nuh, Petrus secara explicit mengatakan bahwa ia adalah seorang pemberita kebenaran (ay 5). Kalau Lot memang secara aktif berusaha mempertobatkan orang-orang Sodom, mengapa di sini Petrus tidak berkata apa-apa tentang hal itu?

Juga kalau dikatakan oleh Barnes bahwa kata-kata dari ayat ini secara implicit menunjukkan bahwa Petrus bukan hanya menjadi ‘penonton’ secara pasif, tetapi pasti ada tindakan-tindakan aktif demi kebaikan orang-orang Sodom, saya sama sekali tidak melihat bahwa ayat ini menunjukkan apapun tentang hal itu. Saya menganggap bahwa merupakan sesuatu yang memungkinkan bahwa seorang benar yang sekedar menjadi penonton pasif tetap merasa jiwanya tersiksa kalau melihat dan mendengar kehidupan yang jahat dari orang-orang di sekitarnya.

Dan kalau dilihat dari kitab Kejadian, moral dari kedua anak Lot menjadi bejat (bdk. Kej 19:30-38), dan mereka sebetulnya sudah hampir menikah dengan orang-orang Sodom (Kej 19:14). Jadi kelihatannya, jauh lebih mungkin bahwa Lot dan keluarganya bukannya mempengaruhi orang-orang Sodom, tetapi sebaliknya, setidaknya kedua anak perempuannya, malah terpengaruh oleh kejahatan orang-orang Sodom, sehingga moral keduanya jadi bejat. Saya bahkan cenderung untuk mengatakan bahwa mungkin Lot juga sudah ketularan kebejatan moral orang-orang Sodom. Ini terlihat pada waktu ia, demi melindungi malaikat-malaikat yang mendatangi rumahnya, rela memberikan kedua anak gadisnya kepada orang-orang Sodom.

 

Kej 19:1-8 - “(1) Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah, (2) serta berkata: ‘Tuan-tuan, silakanlah singgah ke rumah hambamu ini, bermalamlah di sini dan basuhlah kakimu, maka besok pagi tuan-tuan boleh melanjutkan perjalanannya.’ Jawab mereka: ‘Tidak, kami akan bermalam di tanah lapang.’ (3) Tetapi karena ia sangat mendesak mereka, singgahlah mereka dan masuk ke dalam rumahnya, kemudian ia menyediakan hidangan bagi mereka, ia membakar roti yang tidak beragi, lalu mereka makan. (4) Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. (5) Mereka berseru kepada Lot: ‘Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka.’ (6) Lalu keluarlah Lot menemui mereka, ke depan pintu, tetapi pintu ditutupnya di belakangnya, (7) dan ia berkata: ‘Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. (8) Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku.’”.

 

Di satu pihak, kerelaannya mengorbankan apapun untuk melindungi kedua tamu malaikatnya merupakan sesuatu yang baik, tetapi di lain pihak kerelaannya mengorbankan kedua anak gadisnya tidak mungkin bisa dibenarkan.

 

Calvin (tentang Kej 19:8): “As the constancy of Lot, in risking his own life for the defense of his guests, deserves no common praise; so now Moses relates that a defect was mixed with this great virtue, which sprinkled it with some imperfection. For, being destitute of advice, he devises (as is usual in intricate affairs) an unlawful remedy. He does not hesitate to prostitute his own daughters, that he may restrain the indomitable fury of the people. But he should rather have endured a thousand deaths, than have resorted to such a measure. Yet such are commonly the works of holy men: since nothing proceeds from them so excellent, as not to be in some respect defective. Lot, indeed, is urged by extreme necessity; and it is no wonder that he offers his daughters to be polluted, when he sees that he has to deal with wild beasts; yet he inconsiderately seeks to remedy one evil by means of another. I can easily excuse some for extenuating his fault; yet he is not free from blame, because he would ward off evil with evil” [= Sebagaimana ketetapan Lot, dalam meresikokan nyawanya sendiri untuk mempertahankan tamu-tamunya, layak mendapatkan pujian yang tidak biasa; sekarang Musa menceritakan bahwa suatu cacat dicampurkan dengan kebaikan yang agung ini, yang memercikinya dengan suatu ketidak-sempurnaan. Karena, dalam keadaan kehabisan nasehat / rencana, ia memikirkan (seperti biasanya dalam urusan-urusan yang ruwet) suatu obat yang tidak sah. Ia tidak ragu-ragu untuk melacurkan anak-anak perempuannya sendiri, supaya ia bisa mengekang kemarahan yang sukar dikekang dari orang-orang itu. Tetapi ia seharusnya lebih memilih untuk mengalami 1000 kematian, dari pada mengambil jalan seperti itu. Tetapi seperti itulah biasanya pekerjaan-pekerjaan dari orang-orang kudus: karena tak ada yang keluar dari mereka yang begitu baik sehingga tidak bercacat dalam hal tertentu. Lot memang didesak oleh kebutuhan yang extrim; dan tidak heran ia menawarkan anak-anak perempuannya untuk dicemari, pada waktu ia melihat bahwa ia harus berurusan / menangani binatang-binatang liar; tetapi ia secara tanpa memikir berusaha untuk mengobati satu kejahatan dengan kejahatan yang lain. Saya bisa dengan mudah mencari dalih untuk memperingan kesalahannya; tetapi ia tidak bebas dari kesalahan, karena ia mau menghindari kejahatan dengan kejahatan].

 

Kalau Lot tidak sampai murtad, dan di sini oleh Petrus tetap disebut sebagai ‘orang benar’, itu hanya terjadi karena pertolongan dan anugerah Tuhan saja!

Barnes mengatakan bahwa Lot bisa dengan mudah meninggalkan Sodom. Apa iya? Ini sangat saya ragukan, karena bagi orang yang tamak, sangat tidak mudah meninggalkan tempat dimana banyak uang bisa didapat dengan mudah!

Penceritaan tentang Lot dalam kitab Kejadian, biarpun secara implicit, tetapi secara sangat kuat, menunjukkan bahwa ia memilih Sodom hanya karena uang, dan demi uang itu ia tidak mempedulikan kejahatan dari orang-orang Sodom, dan apa pengaruhnya baginya dan keluarganya.

Kej 13:10-13 - “(10) Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. - Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. - (11) Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. (12) Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. (13) Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali