Pemahaman Alkitab

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)

Jumat, tanggal 24 September 2010, pk 19.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

(7064-1331 / 6050-1331)

[email protected]

 

II Petrus 2:1-22(2)

 

Ay 1: Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

 

3)            bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka.

 

a)   Arti dari kata ‘penguasa’.

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘Penguasa’ adalah DESPOTES, dari mana diturunkan kata bahasa Inggris ‘despot’ (= raja yang lalim).

 

W. E. Vine: “DESPOTES (despothj), one who has ‘absolute ownership and uncontrolled power,’” (= DESPOTES, seseorang yang mempunyai ‘kepemilikan mutlak dan kuasa yang tidak terkendali / dikendalikan’) - ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’, hal 718.

 

b)   Kata ‘Penguasa’ ini menunjuk kepada siapa?

Adam Clarke mengatakan bahwa kata ‘penguasa’ bisa menunjuk kepada Bapa ataupun kepada Yesus, tetapi ia lebih memilih bahwa kata itu menunjuk kepada Yesus.

 

Adam Clarke: “It is not certain whether God the Father be intended here, or our Lord Jesus Christ; for God is said to have purchased the Israelites, Exod. 15:16, and to be the Father that had bought them, Deut. 32:6, ... or they may point out Jesus Christ, who had bought them with his blood; ... It seems, however, more natural to understand the Lord that bought them as applying to Christ” (= Tidak pasti apakah yang dimaksudkan di sini adalah Allah Bapa atau Tuhan kita Yesus Kristus; karena Allah dikatakan telah membeli orang-orang Israel, Kel 15:16, dan adalah Bapa yang telah membeli mereka, Ul 32:6, ... atau itu bisa menunjuk kepada Yesus Kristus, yang telah membeli mereka dengan darahNya; ... Tetapi kelihatannya lebih alamiah / wajar untuk menerapkan kata-kata ‘Tuhan yang telah membeli mereka’ kepada Kristus) - hal 884.

Catatan: kata-kata ‘Penguasa yang telah menebus mereka’, oleh KJV diterjemahkan ‘the Lord that bought them’ (= Tuhan yang telah membeli mereka).

 

Kel 15:16 - “Ngeri dan takut menimpa mereka, karena kebesaran tanganMu mereka kaku seperti batu, sampai umatMu menyeberang, ya TUHAN, sampai umat yang Kauperoleh menyeberang”.

Kata ‘Kauperoleh’ oleh KJV/RSV/NASB diterjemahkan: ‘thou hast purchased’ (= telah Kaubeli); dan oleh NIV diterjemahkan: ‘you bought’ (= telah Kaubeli).

 

Ul 32:6 - “Demikianlah engkau mengadakan pembalasan terhadap TUHAN, hai bangsa yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau?”.

Kata ‘mencipta engkau’ oleh KJV diterjemahkan: ‘hath bought thee’ (= telah membeli engkau). NASB » KJV, sedangkan RSV/NIV » Kitab Suci Indonesia.

Saya lebih setuju dengan terjemahan dari KJV/NASB.

 

Saya menganggap bahwa di sini kata DESPOTES itu pasti menunjuk kepada Yesus. Ini terlihat dari kata-kata ‘yang telah menebus mereka’ yang memberikan keterangan tentang kata DESPOTES itu.

KJV: ‘even denying the Lord that bought them’ (= bahkan menyangkal Tuhan yang membeli mereka).

 

Barnes’ Notes: “It is strictly and properly true only of the Son of God that he has ‘bought’ us. The Father indeed is represented as making the arrangement, as giving his Son to die, and as the great Source of all the blessings secured by redemption; but the ‘purchase’ was actually made by the Son of God by his sacrifice on the cross. ... These considerations seem to me to make it clear that Peter referred here to the Lord Jesus Christ (= Itu adalah benar secara ketat dan secara tepat hanya tentang Anak Allah bahwa Ia telah ‘membeli’ kita. Bapa memang digambarkan sebagai membuat pengaturan, seperti memberikan AnakNya untuk mati, dan sebagai Sumber yang besar / agung dari semua berkat yang dipastikan oleh penebusan; tetapi ‘pembelian’ betul-betul dilakukan oleh Anak Allah oleh pengorbananNya di kayu salib. ... Pertimbangan-pertimbangan ini bagi saya kelihatannya membuat jelas bahwa Petrus di sini menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus).

 

Bandingkan dengan ayat-ayat ini:

·         1Kor 6:20 - “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”.

·         1Kor 7:22-23 - “(22) Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayananNya, adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hambaNya. (23) Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia”.

·         1Pet 1:18-19 - “(18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, (19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat”.

 

c)   Apakah kata-kata ini (mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka) bertentangan dengan doktrin Calvinisme tentang ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas), dan membenarkan doktrin Arminian tentang ‘Unlimited / Universal Atonement’ (= Penebusan Tak terbatas / Universal)?

 

R. L. Dabney: “Here, it is urged, Calvinists must either hold that some of the elect perish, or that Christ died for others than the elect” (= Di sini, ada desakan bahwa orang-orang Calvinist harus percaya, atau bahwa sebagian dari orang-orang pilihan binasa, atau bahwa Kristus mati untuk orang-orang yang bukan orang pilihan) - ‘Lectures in Systematic Theology’, hal 524.

 

Catatan: R. L. Dabney adalah orang Reformed, dan desakan yang ia bicarakan di sini bukanlah desakan dari dia, tetapi dari orang-orang lain / Arminian. Orang-orang Arminian menganggap bahwa orang-orang Reformed / Calvinist hanya mempunyai 2 pilihan dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut di atas:

1.      Dengan menganggap bahwa orang-orang tersebut adalah orang-orang pilihan. Dengan demikian kita harus beranggapan bahwa orang-orang pilihan tersebut gagal untuk diselamatkan, karena dikatakan bahwa mereka binasa. Jadi, ini merupakan serangan terhadap doktrin Predestinasi  / ‘Unconditional Election’ (= Pemilihan yg tidak bersyarat), yang merupakan point ke 2 dari 5 points Calvinisme, dan juga terhadap doktrin ‘Perseverance of the Saints’ (= Ketekunan orang-orang kudus) yang merupakan point ke 5 dari 5 points Calvinisme.

2.      Dengan menganggap bahwa orang-orang tersebut bukan orang-orang pilihan, karena mereka akhirnya binasa. Tetapi kalau kita memilih pandangan ini, kita harus menganggap bahwa Kristus mati untuk orang-orang yang bukan pilihan, dan ini bertentangan dengan doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas) yang merupakan point ke 3 dari 5 points Calvinisme.

 

Adam Clarke: “It seems, however, more natural to understand the Lord that bought them as applying to Christ, ... and if so, this is another proof, among many, ... That through their own wickedness some may perish for whom Christ died (= Tetapi kelihatannya lebih alamiah / wajar untuk menerapkan kata-kata ‘Tuhan yang telah membeli mereka’ kepada Kristus, ... dan jika demikian, ini merupakan satu bukti lagi, di antara banyak bukti, ... Bahwa melalui kejahatan mereka sendiri sebagian orang binasa untuk siapa Kristus telah mati) - hal 884.

 

Jamieson, Fausset & Brown: “‎Even the ungodly were ‘bought’ by His ‘precious blood.’” (= Bahkan orang-orang jahat telah ‘dibeli’ oleh ‘darahNya yang mahal / berharga’).

 

Barnes’ Notes: “the admission that it refers to the Lord Jesus would lead inevitably to the conclusion that some will perish for whom Christ died (= pengakuan bahwa kata itu menunjuk kepada Tuhan Yesus secara tak terhindarkan akan membimbing / membawa pada kesimpulan bahwa beberapa / sebagian orang akan binasa untuk siapa Kristus telah mati).

 

Barnes’ Notes: “‎In regard, then, to this important passage, we may remark: (1) that the apostle evidently believed that some would perish for whom Christ died. (2) If this is so, then the same truth may be expressed by saying that he died for others besides those who will be saved; that is, that the atonement was not confined merely to the elect. This one passage, therefore, demonstrates the doctrine of general atonement. This conclusion would be drawn from it by the great mass of readers, and it may be presumed, therefore, that this is the fair interpretation of the passage [= Maka, berkenaan dengan text penting ini, kita bisa berkata: (1) bahwa sang rasul dengan jelas percaya bahwa beberapa / sebagian akan binasa untuk siapa Kristus mati. (2) Jika demikian, maka kebenaran yang sama bisa dinyatakan dengan mengatakan bahwa Ia telah mati untuk orang-orang lain disamping mereka yang akan diselamatkan; yaitu bahwa penebusan tidak terbatas semata-mata pada orang-orang pilihan. Karena itu, satu text ini menunjukkan doktrin dari penebusan umum. Kesimpulan ini akan ditarik darinya oleh jumlah yang besar dari pembaca, dan karena itu, bisa / boleh dianggap bahwa ini adalah penafsiran yang fair / adil dari text itu].

Catatan: perhatikan bagian yang saya beri garis bawah ganda. Bahwa mayoritas pembaca menarik kesimpulan seperti itu sama sekali tidak membuktikan bahwa mereka benar. Ada banyak hal yang dipercaya oleh mayoritas orang Kristen, tetapi ternyata merupakan ajaran yang salah!

 

Bible Knowledge Commentary: “‎They were ‘redeemed’ in the sense that Christ paid the redemptive price for their salvation, but they did not apply it to themselves and so were not saved. Christ’s death is ‘sufficient’ for all (1 Tim 2:6; Heb 2:9; 1 John 2:2), but is ‘efficient’ only for those who believe. This is a strong argument for unlimited atonement (the view that Christ died for everyone) and against limited atonement (the view that Christ died only for those whom He would later save) [= Mereka telah ‘ditebus’ dalam arti bahwa Kristus membayar harga penebusan untuk keselamatan mereka, tetapi mereka tidak menerapkannya bagi diri mereka sendiri dan dengan demikian tidak diselamatkan. Kematian Kristus ‘cukup’ bagi semua orang (1Tim 2:6; Ibr 2:9; 1Yoh 2:2), tetapi ‘eficient / mujarab’ hanya bagi mereka yang percaya. Ini merupakan argumentasi yang kuat bagi penebusan yang tidak terbatas (pandangan bahwa Kristus telah mati bagi setiap orang) dan merupakan argumentasi terhadap / yang menentang penebusan terbatas (pandangan bahwa Kristus telah mati hanya bagi mereka yang belakangan akan Ia selamatkan)].

 

Pulpit Commentary: “The Lord had bought them; they were not their own, but his, bought with a price, ‘not with corruptible things, as silver and gold, but with the precious blood of Christ’ (1Pet. 1:18; see also the parallel passage Jude 4). These words plainly assert the universality of the Lord’s redemption. He ‘tasted death for every man’ (Heb. 2:9), even for those false teachers who denied him [= Tuhan telah membeli mereka; mereka bukan milik mereka sendiri, tetapi milikNya, dibeli dengan suatu harga, ‘bukan dengan barang yang fana, seperti perak dan emas, tetapi dengan darah Kristus yang mahal / berharga’ (1Pet 1:18; lihat juga text paralelnya, Yudas 4). Kata-kata ini secara jelas menegaskan ke-universal-an dari penebusan Tuhan. Ia ‘mencicipi / mengalami maut bagi semua / setiap orang’ (Ibr 2:9), bahkan untuk guru-guru palsu yang menyangkalNya itu] - hal 43.

 

John Wesley: “‘The Lord that bought them.’ - With his own blood. Yet these very men perish everlastingly. Therefore Christ bought even them that perish” (= ‘Tuhan yang telah membeli mereka’. - Dengan darahNya sendiri. Tetapi orang-orang ini binasa secara kekal. Karena itu, Kristus membeli bahkan mereka yang binasa).

 

Lenski: “Here we have an adequate answer to Calvin’s limited atonement: the Sovereign, Christ, bought with his blood not only the elect but also those who go into perdition. Calvin does not accept this epsitle as canonical; in his extensive commentary on the New Testament it is not treated. May this clause, perhaps, have been a reason for this omission?” (= Di sini kita mempunyai jawaban yang cukup terhadap penebusan terbatas dari Calvin: Yang berdaulat, Kristus, telah membeli dengan darahNya, bukan hanya orang-orang pilihan tetapi juga mereka yang masuk ke dalam kehancuran / neraka. Calvin tidak menerima surat ini sebagai kanon; dalam tafsirannya yang luas tentang Perjanjian Baru ini tidak dibahas / dibicarakan. Mungkinkah anak kalimat ini merupakan alasan dari penghapusan ini?) - hal 305.

 

Catatan:

 

a.      Tidak benar kalau Calvin menganggap 2Petrus tak termasuk kanon Alkitab. Perhatikan kata-kata Calvin dalam permulaan buku tafsirannya tentang 2Petrus ini (pada bagian berjudul ‘The Argument’).

 

Calvin: The doubts respecting this Epistle mentioned by Eusebius, ought not to keep us from reading it. For if the doubts rested on the authority of men, whose names he does not give, we ought to pay no more regard to it than to that of unknown men. And he afterwards adds, that it was everywhere received without any dispute. What Jerome writes influences me somewhat more, that some, induced by a difference in the style, did not think that Peter was the author. For though some affinity may be traced, yet I confess that there is that manifest difference which distinguishes different writers. There are also other probable conjectures by which we may conclude that it was written by another rather than by Peter. At the same time, according to the consent of all, it has nothing unworthy of Peter, as it shews everywhere the power and the grace of an apostolic spirit. If it be received as canonical, we must allow Peter to be the author, since it has his name inscribed, and he also testifies that he had lived with Christ: and it would have been a fiction unworthy of a minister of Christ, to have personated another individual. So then I conclude, that if the Epistle be deemed worthy of credit, it must have proceeded from Peter; not that he himself wrote it, but that some one of his disciples set forth in writing, by his command, those things which the necessity of the times required. For it is probable that he was now in extreme old age, for he says, that he was near his end. And it may have been that at the request of the godly, he allowed this testimony of his mind to be recorded shortly before his death, because it might have somewhat availed, when he was dead, to support the good, and to repress the wicked. Doubtless, as in every part of the Epistle the majesty of the Spirit of Christ appears, to repudiate it is what I dread, though I do not here recognize the language of Peter. But since it is not quite evident as to the author, I shall allow myself the liberty of using the word Peter or Apostle indiscriminately” (= Keragu-raguan berkenaan dengan Surat ini yang disebutkan oleh Eusebius, tidak boleh mencegah kita dari membacanya. Karena jika keragu-raguan itu didasarkan pada otoritas manusia, yang nama-namanya tidak ia berikan, kita tidak boleh memperhatikannya lebih dari pada keragu-raguan dari orang-orang yang tak dikenal. Dan ia belakangan menambahkan, bahwa dimana-mana itu diterima tanpa perselisihan / bantahan apapun. Apa yang Jerome tuliskan lebih mempengaruhi saya, bahwa sebagian, disebabkan oleh suatu perbedaan dalam gaya, tidak menganggap bahwa Petrus adalah pengarangnya. Karena sekalipun beberapa kemiripan / persamaan bisa ditelusuri jejaknya, tetapi saya mengakui bahwa ada perbedaan yang nyata yang membedakan penulis-penulis yang berbeda. Juga ada dugaan-dugaan lain yang memungkinkan dengan mana kita bisa menyimpulkan bahwa surat itu ditulis oleh seorang lain dari pada oleh Petrus. Pada saat yang sama, sesuai dengan persetujuan dari semua, surat itu tidak mempunyai apapun yang tidak layak dari / tentang Petrus, karena surat itu menunjukkan dimana-mana kuasa dan kasih karunia dari suatu roh rasuli. Jika surat ini diterima sebagai kanon, kita harus mengakui Petrus sebagai pengarangnya, karena surat itu mempunyai namanya tertulis, dan ia juga menyaksikan bahwa ia telah hidup bersama Kristus: dan akan merupakan suatu fiksi yang tidak layak dari seorang pelayan Kristus, untuk menipu dengan mengambil identitas dari individu yang lain. Maka saya menyimpulkan, bahwa jika Surat itu dianggap layak dihargai, surat itu harus keluar dari Petrus; bukan bahwa ia sendiri menulisnya, tetapi bahwa seseorang dari murid-muridnya diajukan dalam penulisan, oleh perintahnya, hal-hal yang dibutuhkan pada saat itu. Karena adalah mungkin bahwa ia sekarang ada dalam usia yang sangat tua, karena ia mengatakan, bahwa ia dekat dengan akhirnya / kematiannya. Dan mungkin bahwa atas permintaan dari orang-orang saleh, ia mengijinkan kesaksian dari pikirannya ini dicatat sesaat sebelum kematiannya, karena itu bisa berguna pada waktu ia mati, untuk mendukung orang-orang yang baik, dan untuk menekan orang-orang yang jahat. Tak diragukan, karena dalam setiap bagian dari Surat ini keagungan dari Roh Kristus terlihat, tak mengakuinya adalah apa yang saya takutkan, sekalipun di sini saya tidak mengenali bahasa dari Petrus. Tetapi karena tidak terlalu jelas berkenaan dengan pengarangnya, saya akan mengijinkan diri saya sendiri kebebasan untuk menggunakan kata-kata Petrus atau Rasul secara tidak pandang bulu) - hal 363-364.

 

Dari apa yang ia tuliskan di atas, menurut saya tak terlihat bahwa Calvin menganggap surat 2Petrus tak termasuk kanon Alkitab. Ia hanya mengatakan bahwa Eusebius menyatakan adanya orang-orang yang meragukan hal itu. Calvin sendiri hanya menganggap bahwa Petrus tidak menulis sendiri surat ini, tetapi melalui seorang muridnya untuk menuliskan pikirannya.

Kalau Calvin memang tidak mempercayai bahwa surat 2Petrus termasuk kanon Alkitab, maka adalah aneh kalau dia tetap menulis tafsiran tentang kitab / surat ini, dan juga sering mengutip ayat-ayat dari 2Petrus dalam Institutes-nya maupun buku-buku tafsirannya!

 

b.      Memang benar bahwa dalam buku tafsirannya tentang Perjanjian Baru ataupun tentang surat 2Petrus ini, Calvin tidak membahas bagian ini / anak kalimat ini.

Tetapi pada permulaan dari buku tafsirannya tentang surat 2Petrus, pada bagian ‘The Argument’, setelah bagian yang saya kutip di atas, ia melanjutkan dengan mengatakan kata-kata di bawah ini.

Calvin: “The design is to shew, that those who have once professed the true faith of Christ, ought to respond to their calling to the last. After having then extolled, in high terms, the grace of God, he recommends to them holiness of life, because God usually punishes in hypocrites a false profession of his name, with dreadful blindness, and on the other hand he increases his gifts to those who truly and from the heart embrace the doctrine of religion. He, therefore, exhorts them to prove their calling by a holy life” (= Rancangannya adalah untuk menunjukkan bahwa mereka yang pernah mengaku iman yang benar tentang Kristus, harus memberikan tanggapan pada panggilan mereka sampai akhir. Setelah meninggikan, dengan istilah-istilah yang tinggi, kasih karunia Allah, ia menganjurkan mereka kekudusan hidup, karena Allah biasanya menghukum dalam diri orang-orang munafik suatu pengakuan palsu tentang namaNya, dengan kebutaan yang menakutkan, dan pada sisi yang lain ia meningkatkan karuniaNya kepada mereka yang dengan sungguh-sungguh dan dari hati memeluk / mempercayai ajaran dari agama. Karena itu, ia mendesak mereka untuk membuktikan panggilan mereka oleh suatu kehidupan yang kudus) - hal 364.

Catatan: biarpun ia tidak mengatakan secara explicit, tetapi rasanya tidak bisa tidak, yang ia maksudkan dengan orang-orang munafik yang dihukum Allah dengan suatu pengakuan palsu tentang namaNya adalah guru-guru palsu yang dibicarakan dalam 2Pet 2:1 ini. Dengan demikian Calvin jelas menganggap orang-orang itu sebagai orang kristen KTP, dan pengakuan yang diberikan tentang mereka dalam 2Pet 2:1 ini (bahwa mereka telah dibeli dengan darah Kristus), secara strict / ketat adalah tidak benar. Dan kalau demikian, maka kebinasaan mereka tidak berarti bahwa doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas) itu salah.

 

c.      Seandainya Calvin tidak menulis apapun berkenaan dengan anak kalimat ini karena ia tidak mengerti bagaimana menafsirkan kata-kata itu, maka itu tetap tidak menunjukkan bahwa doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas) itu salah. Banyak orang-orang Reformed yang memberikan tafsiran tentang anak kalimat ini sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas).

 

Tanggapan tentang penafsiran orang-orang Arminian / non Reformed di atas:

 

Para guru palsu ini jelas bukan orang kristen / orang pilihan; mereka hanya orang kristen KTP. Digunakannya kata-kata ‘Penguasa yang telah menebus mereka’ / ‘Tuhan yang telah membeli mereka’ (KJV), tidak menunjukkan bahwa mereka adalah orang kristen yang sejati, tetapi hanya untuk menggambarkan mereka menurut pengakuan mereka.

 

Alexander Nisbet: “‘That they should deny the Lord that bought them;’ which is not to be understood as if either Christ had died for such men (for then they could not have perished, John 10:11,28), or as if they had expressly denied Christ to be the Redeemer; for then could they not have prevailed as they did with professors of Christ (v 2), ... The meaning therefore is that they, being by profession and in their own and other’s esteem, redeemed ones, should vent such errors as would in substance tend to the denial of the sovereignty and Lordship of Christ over His people” [= ‘Bahwa mereka menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka’ yang tidak boleh dimengerti seakan-akan Kristus telah mati untuk orang-orang seperti itu (karena kalau demikian mereka tidak bisa binasa, Yoh 10:11,28), atau seakan-akan mereka secara explicit menyangkal Kristus sebagai Penebus; karena kalau demikian mereka tidak akan bisa diikuti oleh para pengaku Kristus (ay 2), ... Karena itu, artinya adalah bahwa mereka mengaku sebagai orang-orang yang ditebus, dan juga dalam pandangan mereka sendiri ataupun orang-orang lain, mereka adalah orang-orang yang ditebus, tetapi mereka menyemburkan kesalahan-kesalahan yang pada hakekatnya merupakan penyangkalan terhadap kedaulatan dan keTuhanan dari Kristus atas umatNya] - hal 245.

Yoh 10:11,28 - “(11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; ... (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu.

 

Matthew Poole: “This is spoken not only of their pretences, that they should profess themselves redeemed by Christ, but in the style of the visible church, which should judge them to be so till they declared the contrary by their wicked actions; ... whosoever professeth himself to be redeemed by Christ, and yet denies him in his deeds, is said to deny the Lord that bought him” (= Ini dikatakan bukan hanya tentang kepura-puraan mereka, dimana mereka mengaku diri mereka sendiri ditebus oleh Kristus, tetapi dalam cara / gaya dari gereja yang kelihatan, yang harus menilai mereka demikian sampai mereka menyatakan sebaliknya oleh tindakan-tindakan mereka yang jahat; ... siapapun mengaku dirinya sendiri ditebus oleh Kristus, tetapi menyangkalNya dalam perbuatan-perbuatannya, dikatakan ‘menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka’) - hal 921.

 

Louis Berkhof: “that these false teachers are described according to their own profession and the judgment of charity. They gave themselves out as redeemed men, and were so accounted in the judgment of the Church while they abode in her communion” (= bahwa guru-guru palsu ini digambarkan menurut pengakuan mereka sendiri dan penghakiman / penilaian dari kasih. Mereka menyatakan diri mereka sendiri sebagai orang-orang yang ditebus, dan dianggap demikian dalam penghakiman / penilaian dari Gereja sementara mereka tinggal dalam persekutuan Gereja) - ‘Systematic Theology’, hal 397.

 

Bible Knowledge Commentary (John Walvoord) menganggap penafsiran yang diberikan oleh orang-orang Reformed ini sebagai eisegesis (memasukkan suatu konsep secara paksa ke dalam suatu text / ayat), tetapi saya berpendapat bahwa kata-katanya sangat tidak beralasan, karena Alkitab memang sering menggambarkan seseorang sesuai dengan pengakuannya, atau sesuai dengan kelihatannya.

 

Contoh:

a.      Yoh 2:23-25 - “(23) Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam namaNya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakanNya. (24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia”.

Perhatikan bahwa sekalipun dalam ay 23nya dikatakan bahwa orang banyak itu ‘percaya dalam namaNya’, tetapi ay 24-25nya menunjukkan secara jelas bahwa mereka tidak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus!

b.      Yoh 6:66 - “Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia”.

Perhatikan bahwa orang-orang ini disebut dengan istilah ‘murid’, tetapi mereka ternyata berhenti mengikut Kristus. Bandingkan dengan Yoh 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu”. Jelas bahwa berdasarkan Yoh 8:31 ini orang yang berhenti mengikut Kristus bukanlah benar-benar murid! Lalu mengapa dalam Yoh 6:66 mereka disebut dengan istilah ‘murid’? Karena mereka mengaku sebagai murid, dan / atau karena mereka kelihatan sebagai murid!

c.      Yoh 12:42-43 - “(42) Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepadaNya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. (43) Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah.

Sekalipun mula-mula dikatakan bahwa mereka ‘percaya kepadaNya’, tetapi lalu dikatakan bahwa mereka ‘tidak mengakuinya berterus terang’, dan mereka ‘lebih suka kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah’. Memang mungkin bahwa di antara orang-orang ini ada yang sungguh-sungguh percaya (seperti Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea), tetapi juga sangat besar kemungkinannya bahwa di antara mereka ada banyak yang hanya mengaku percaya, tetapi sebetulnya tidak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus.

d.      Simon tukang sihir juga dikatakan ‘menjadi percaya’ (Kis 8:13a), tetapi dari kata-kata Petrus yang begitu keras kepadanya dalam Kis 8:20-23, dan tanggapannya dalam Kis 8:24, sukar untuk membayangkan bahwa ia adalah orang percaya yang sejati.

Kis 8:13,20-24 - “(13) Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi. ... (20) Tetapi Petrus berkata kepadanya: Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang. (21) Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. (22) Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini; (23) sebab kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan.’ (24) Jawab Simon: Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu.’”.

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali