Pemahaman Alkitab

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)

Jumat, tanggal 27 Agustus 2010, pk 19.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

(7064-1331 / 6050-1331)

[email protected]

 

II PETRUS 1:10-21(5)

 

Ay 19: Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

 

1)   Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi.

Terjemahan ini sama sekali tidak cocok.

KJV: ‘We have also a more sure word of prophecy’ (= Kami juga mempunyai firman nubuatan yang lebih pasti).

RSV: ‘And we have the prophetic word made more sure’ (= Dan kami mempunyai firman nubuatan yang dibuat lebih pasti).

NIV: ‘And we have the word of the prophets made more certain’ (= Dan kami mempunyai firman dari nabi-nabi yang dibuat lebih pasti).

NASB: ‘So we have the prophetic word made more sure’ (= Demikianlah kami mempunyai firman nubuatan yang dibuat lebih pasti).

 

Adam Clarke: “‘We have also a more sure word of prophecy.’ Echomen bebaioteron ton propheetikon logon. We have the prophetic doctrine more firm or more confirmed; for in this sense the word bebaiooo is used in several places in the New Testament... This is the literal sense of the passage in question; and this sense removes that ambiguity from the text which has given rise to so many different interpretations” (= ‘Kami juga mempunyai firman nubuatan yang lebih pasti’. Echomen bebaioteron ton propheetikon logon. Kami mempunyai ajaran / doktrin nubuatan yang lebih teguh / kokoh atau lebih tetap; karena dalam arti ini kata bebaioOO digunakan di beberapa tempat dalam Perjanjian Baru. ... Ini adalah arti hurufiah dari text yang dipersoalkan; dan arti ini menyingkirkan semua kemenduaan arti / kekaburan dari text ini yang telah menimbulkan begitu banyak penafsiran-penafsiran yang berbeda).

Catatan: Adam Clarke memberikan beberapa contoh dimana dalam Perjanjian Baru kata itu memang diartikan demikian. Contoh-contohnya ialah: 1Kor 1:6  2Kor 1:21  Kol 2:7  Ibr 2:3  Ibr 6:16.

1Kor 1:6 - “sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu”.

2Kor 1:21 - “Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi”.

Kol 2:7 - “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur”.

Ibr 2:3-4 - “(3) bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan (4) Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikanNya menurut kehendakNya”.

Ibr 6:16 - “Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan”.

 

Adam Clarke: “See 1 Cor. 1:6: Even as the testimony of Christ ebebaioothee, was CONFIRMED, among you. 2 Cor. 1:21: now he which stablisheth us, ho de bebaioon heemas, who CONFIRMETH us. Col. 2:7: rooted and built up in him, and established in the faith, bebaioumenoi, CONFIRMED in the faith. Heb. 2:3: how shall we escape if we neglect so great salvation heetis ebebaioothee, which was CONFIRMED to us. Heb. 6:16: and an oath, eis bebaioosin, for CONFIRMATION”.

 

Ada 2 penafsiran tentang text ini.

 

a)            Penglihatan mereka tentang Kristus yang dimuliakan di atas gunung (perubahan rupa Kristus) menyebabkan nubuat-nubuat Perjanjian Lama menjadi lebih pasti bagi mereka (Lenski, Barclay).

 

Lenski: “When they became eyewitnesses of his majesty, this was their own experience with Christ made the entire prophetic Word more sure to them, ... after seeing Christ’s majesty the Old Testament prophesies were surer than ever to the apostles” (= Pada waktu mereka menjadi saksi-saksi mata keagunganNya, ini adalah pengalaman mereka sendiri dengan Kristus yang membuat seluruh Firman nubuatan lebih pasti bagi mereka, ... setelah melihat keagungan Kristus nubuat-nubuat Perjanjian Lama menjadi lebih pasti dari sebelumnya bagi rasul-rasul) - hal 292,293.

 

Barclay: “The first sentence can well mean: ‘In prophecy we have an even surer guarantee, that is, of the Second Coming.’ If Peter did say this, he means that the words of the prophets are an even surer guarantee of the reality of the Second Coming than his own experience on the Mount of Transfiguration. However unlikely it may seem, it is by no means impossible that he did say just that. ... But we think that the second possibility is to be preferred: ‘What we saw on the Mount of Transfiguration makes it even more certain that what is foretold in the prophets about the Second Coming must be true.’ However we take it, the meaning is that the glory of Jesus on the mountain top and the visions of the prophets combine to make it certain that the Second Coming is a living reality which all men muct expect and for which all men must prepare” (= Kalimat pertama bisa berarti: ‘Dalam nubuat, kami bahkan mempunyai garansi yang lebih pasti, yaitu, tentang kedatangan yang keduakalinya’. Jika Petrus memang mengatakan ini, ia memaksudkan bahwa kata-kata dari nabi-nabi bahkan merupakan suatu garansi yang lebih pasti tentang realita dari kedatangan yang keduakalinya dari pada pengalamannya sendiri di Gunung dari Perubahan rupa. Bagaimanapun tidak mungkinnya kelihatannya, sama sekali tidak mustahil bahwa ia memang mengatakan hal itu. ... Tetapi kami menganggap bahwa kemungkinan kedua harus lebih dipilih: ‘Apa yang kami lihat di Gunung Perubahan rupa membuat bahkan lebih pasti bahwa apa yang diramalkan dalam nabi-nabi tentang kedatangan yang keduakalinya pasti benar’. Bagaimanapun kita mengartikannya, artinya adalah bahwa kombinasi dari kemuliaan Yesus di puncak gunung dan penglihatan-penglihatan dari nabi-nabi membuat pasti bahwa kedatangan yang keduakalinya merupakan suatu kenyataan yang hidup yang semua orang harus harapkan dan untuk mana semua orang harus siap sedia) - hal 311-312.

 

b)   Nubuat-nubuat / firman Tuhan dalam Perjanjian Lama merupakan sesuatu yang lebih pasti dari mujijat yang mereka dapatkan, termasuk suara dari surga, pada saat Yesus dimuliakan (mengalami perubahan rupa) di atas gunung. Penafsiran ini dipegang oleh mayoritas penafsir.

 

Alexander Nisbet: “He calls it ‘A more sure Word,’ comparing it with ‘the voice from Heaven,’ whereof he spoke immediately before; not as if there could be any uncertainty in the Lord’s voice speaking from heaven, but because it is a greater matter to have foreseen and foretold things to come, than to have seen and related the greatest things present. And because a transient voice is more easily mistaken or forgotten than a standing authentic record, therefore the written Word is a more sure ground for sinners’ faith to rest upon than a Voice from heaven could be” (= Ia menyebutnya ‘Suatu Firman yang lebih pasti’, membandingkannya dengan ‘suara dari Surga’, yang ia bicarakan persis sebelumnya; bukan seakan-akan di sana ada ketidak-pastian apapun dalam suara Tuhan yang berbicara dari surga, tetapi karena merupakan suatu hal yang lebih besar untuk melihat lebih dulu dan meramalkan hal-hal yang akan datang, dari pada melihat dan menceritakan hal-hal terbesar sekarang. Dan karena suara yang sementara dengan lebih mudah keliru atau dilupakan dari pada suatu catatan otentik yang bertahan, karena itu Firman yang tertulis merupakan suatu dasar yang lebih pasti untuk iman orang-orang berdosa dari pada suatu Suara dari surga) - hal 239.

 

Matthew Henry: “The description that is given of the scriptures of the Old Testament: they are called a more sure word of prophecy” (= Penggambaran yang diberikan tentang Kitab Suci Perjanjian Lama: mereka disebut suatu firman nubuatan yang lebih pasti).

 

Wycliffe Bible Commentary: “‘We have also a more sure word of prophecy.’ Taken with what is said in verse 21, the reference of these verses seems to be to the OT Scriptures. It is an amazing assessment of the validity of holy Scripture that Peter declares it to be more dependable than a voice from heaven heard with the natural ear” (= ‘Kami juga mempunyai suatu firman nubuatan yang lebih pasti’. Diartikan dengan apa yang dikatakan dalam ayat 21, ayat-ayat ini kelihatannya menunjuk pada Kitab Suci PL. Merupakan suatu taksiran / penilaian yang mengherankan / mengagumkan tentang kebenaran / keabsahan dari Kitab Suci kudus sehingga Petrus menyatakan itu sebagai lebih dapat dipercayai dari pada suatu suara dari surga yang didengar dengan telinga alamiah / jasmani).

 

Vincent: “We may explain either: (a) as the English Revised Version (1885), ‘we have the word of prophecy made more sure,’ i. e., we are better certified than before as to the prophetic word by reason of this voice; or (b) we have the word of prophecy as a surer confirmation of God’s truth than what we ourselves saw, i. e., Old Testament testimony is more convincing than even the voice heard at the transfiguration” [= Kami / kita bisa menjelaskan atau: (a) seperti English Revised Version (1885), ‘kami mempunyai firman nubuatan yang dibuat lebih pasti’, yaitu, kami dijamin dengan lebih baik dari sebelumnya berkenaan dengan firman nubuatan oleh alasan dari suara ini; atau (b) kami mempunyai firman nubuatan sebagai suatu konfirmasi / penegasan yang lebih pasti berkenaan dengan kebenaran Allah dari pada apa yang kami sendiri lihat, artinya, kesaksian Perjanjian Lama adalah lebih meyakinkan bahkan dari suara yang didengar pada perubahan rupa].

Vincent sendiri lebih setuju dengan yang kedua.

 

Barnes’ Notes: “the more obvious sense of this passage seems to be, and as many suppose to be the correct interpretation ..., it means that the prophecy was more sure, more steadfast, more to be depended on than even what the three disciples had seen and heard in the mount of transfiguration, ... Though Peter regarded the testimony which he and James and John bore to the glory of the Saviour, from what they saw on the holy mount, as strong and clear confirmation that he was the Son of God, yet he could not but be aware that ... they might have been dazzled and deceived by some natural phenomenon occurring there. ... even supposing that there was a miracle in the case, the evidence of the prophecies, embracing many points in the same general subject, and extending through a long series of years, would be more satisfactory than any single miracle whatever (= Arti yang lebih jelas dari text ini kelihatannya adalah, dan yang dianggap banyak orang sebagai penafsiran yang benar ..., itu berarti bahwa nubuat adalah lebih pasti, lebih tetap, lebih dipercayai bahkan dari apa yang telah dilihat dan didengar oleh tiga murid itu di gunung perubahan rupa, ... Sekalipun Petrus menganggap kesaksian yang ia dan Yakobus dan Yohanes berikan pada kemuliaan dari sang Juruselamat, dari apa yang mereka lihat di gunung yang kudus, sebagai konfirmasi / peneguhan yang kuat dan jelas bahwa Ia adalah Anak Allah, tetapi ia tidak bisa tidak menyadari bahwa ... mereka bisa saja telah dipesonakan dan ditipu oleh suatu fenomena alamiah yang terjadi di sana. ... bahkan jika dianggap bahwa di sana memang terjadi mujijat dalam kasus ini, bukti dari nubuat-nubuat, mencakup banyak point / hal tentang pokok umum yang sama, dan terbentang selama masa yang lama, akan lebih memuaskan dari satu mujijat apapun).

 

Bible Knowledge Commentary: “In today’s experience-oriented societies many people, including some Christians, seek to determine or assess truth by the particular way God has worked in their own lives. But for Peter the splendor of his experience (with Christ at His transfiguration) faded as he spoke of the surety of the written revelation of the prophets” [= Dalam masyarakat yang berorientasi pada pengalaman jaman sekarang ini, banyak orang, termasuk sebagian orang Kristen, mencari / berusaha untuk menentukan atau menilai kebenaran oleh cara khusus yang telah Allah kerjakan dalam kehidupan mereka sendiri. Tetapi bagi Petrus kemegahan dari pengalamannya (bersama Kristus pada Perubahan rupaNya) memudar ketika ia berbicara tentang kepastian dari wahyu tertulis dari nabi-nabi].

 

The Bible Exposition Commentary: New Testament: The best defense against false teaching is true living. A church filled with growing Christians, vibrant in their faith, is not likely to fall prey to apostates with their counterfeit Christianity. But this Christian living must be based on the authoritative Word of God. False teachers find it easy to seduce people who do not know their Bible but who are desirous of ‘experiences’ with the Lord. It is a dangerous thing to build on subjective experience alone and ignore objective revelation. Peter discussed Christian experience in the first half of 2 Peter 1, and in the last half he discussed the revelation we have in the Word of God. His purpose is to show the importance of knowing God’s Word and relying on it completely. The Christian who knows what he believes and why he believes it will rarely be seduced by the false teachers and their devious doctrines (= Pertahanan yang terbaik terhadap ajaran palsu / sesat adalah kehidupan yang benar. Suatu gereja yang dipenuhi dengan orang-orang Kristen yang bertumbuh, bersemangat dalam iman mereka, kecil kemungkinannya untuk menjadi mangsa dari orang-orang sesat dengan kekristenan mereka yang palsu. Tetapi kehidupan Kristen ini harus didasarkan pada Firman Allah yang berotoritas. Guru-guru palsu mendapati mudah untuk membujuk orang-orang yang tidak mengenal Alkitab mereka tetapi yang menginginkan ‘pengalaman’ dengan Tuhan. Merupakan suatu hal yang berbahaya untuk membangun pada pengalaman yang bersifat subyektif saja dan mengabaikan wahyu yang bersifat obyektif. Petrus membicarakan pengalaman Kristen dalam setengah bagian pertama dari 2Pet 1, dan dalam setengah bagian terakhir ia mendiskusikan wahyu yang kita miliki dalam Firman Allah. Tujuannya adalah untuk menunjukkan pentingnya mengenal Firman Allah dan bersandar padanya sepenuhnya. Orang Kristen yang mengetahui apa yang ia percayai dan mempercayainya akan jarang dibujuk oleh guru-guru palsu dan ajaran-ajaran / doktrin-doktrin mereka yang menyimpang).

 

Bandingkan kata-kata dengan orang-orang yang keranjingan mujijat, dan bahkan menganggap mujijat / pengalaman sebagai dasar iman / kebenaran!

Contoh: orang dari Yahweh-isme dalam seminar tentang Yahweh-isme di Balikpapan. Ia menjadi yakin bahwa menggunakan kata / nama ‘Allah’ itu salah, karena Tuhan sendiri berbicara kepada dia berkenaan dengan hal itu.

 

2)   Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

 

a)   Ini menunjukkan bahwa kita harus memperhatikan (mempelajari dan mentaati) nubuat-nubuat Perjanjian Lama.

Barnes’ Notes: “‘Whereunto ye do well that ye take heed.’ They are worthy of your study, of your close and careful investigation. There is perhaps no study more worthy of the attention of Christians than that of the prophecies” (= ‘Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya’. Mereka layak kamu pelajari, kamu selidiki dengan teliti dan hati-hati. Mungkin tidak ada pelajaran yang lebih layak mendapatkan perhatian dari orang-orang Kristen dari pada pelajaran tentang nubuat-nubuat).

Catatan: yang dimaksudkan dengan ‘nubuat’ di sini adalah ajaran / Firman Tuhan dalam Perjanjian Lama.

 

b)   Kalimat ini menunjukkan bahwa nubuat-nubuat Perjanjian Lama, sekalipun memang memberikan terang, tetapi tidak bisa dibandingkan dengan Injil, yang memberikan terang yang jauh lebih besar.

 

1.            Fajar menyingsing / bintang timur.

 

a.      Bintang timur = Lucifer; apakah ini menunjuk kepada komandan setan?

Vincent: “‘The day-star.’ (foosforos). ... Literally, ‘light-bearer,’ like Lucifer, from lux, ‘light,’ and fero, ‘to bear.’” [= ‘Bintang pagi’ (FOOSFOROS). ... Secara hurufiah, ‘pembawa terang’, seperti Lucifer, dari LUX, ‘terang’, dan FERO, ‘membawa’].

Yes 14:12 - “‘Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!”.

KJV: ‘How art thou fallen from heaven, O Lucifer, son of the morning! [how] art thou cut down to the ground, which didst weaken the nations!’.

Catatan: merupakan suatu kesalahan yang luar biasa umum dari hampir semua orang Kristen dan hamba Tuhan, untuk menganggap bahwa nama dari pimpinan setan adalah Lucifer. Ini sama sekali tidak ada dasar Alkitabnya, karena kata ‘Lucifer’ dalam Yes 14:12 versi KJV, menunjuk kepada raja Babel (Yes 14:4,22,23), bukan kepada komandan setan! Perhatikan penafsiran Calvin dan Adam Clarke di bawah ini tentang Yes 14:12.

 

Calvin: “The exposition of this passage, which some have given, as if it referred to Satan, has arisen from ignorance; for the context plainly shows that these statements must be understood in reference to the king of the Babylonians. But when passages of Scripture are taken at random, and no attention is paid to the context, we need not wonder that mistake of this kind frequently arise. Yet it was an instance of very gross ignorance, to imagine that Lucifer was the king of devils, and that the Prophet gave him this name. But as these inventions have no probability whatever, let us pass by them as useless fables” (= Exposisi yang diberikan oleh beberapa orang tentang text ini, seakan-akan text ini menunjuk kepada setan / berkenaan dengan setan, muncul / timbul dari ketidak-tahuan; karena kontex secara jelas menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan ini harus dimengerti dalam hubungannya dengan raja Babel. Tetapi pada waktu bagian-bagian Kitab Suci diambil secara sembarangan, dan kontex tidak diperhatikan, kita tidak perlu heran bahwa kesalahan seperti ini muncul / timbul. Tetapi itu merupakan contoh dari ketidak-tahuan yang sangat hebat, untuk membayangkan bahwa Lucifer adalah raja dari setan-setan, dan bahwa sang nabi memberikan dia nama ini. Tetapi karena penemuan-penemuan ini tidak mempunyai kemungkinan apapun, marilah kita mengabaikan mereka sebagai dongeng / cerita bohong yang tidak ada gunanya) - hal 442.

 

Adam Clarke: “And although the context speaks explicitly concerning Nebuchadnezzar, yet this has been, I know not why, applied to the chief of the fallen angels, who is most incongruously denominated Lucifer, (the bringer of light!) an epithet as common to him as those of Satan and Devil. That the Holy Spirit by his prophets should call this arch-enemy of God and man the light-bringer, would be strange indeed. But the truth is, the text speaks nothing at all concerning Satan nor his fall, nor the occasion of that fall, which many divines have with great confidence deduced from this text. O how necessary it is to understand the literal meaning of Scripture, that preposterous comments may be prevented!” [= Dan sekalipun kontexnya berbicara secara explicit tentang Nebukadnezar, tetapi entah mengapa kontex ini telah diterapkan kepada kepala dari malaikat-malaikat yang jatuh, yang secara sangat tidak pantas disebut / dinamakan Lucifer (pembawa terang!), suatu julukan yang sama umumnya bagi dia, seperti Iblis dan Setan. Bahwa Roh Kudus oleh nabiNya menyebut musuh utama dari Allah dan manusia sebagai ‘pembawa terang’, betul-betul merupakan hal yang sangat aneh. Tetapi kebenarannya adalah, text ini tidak berbicara sama sekali tentang Setan maupun kejatuhannya, ataupun saat / alasan kejatuhan itu, yang dengan keyakinan yang besar telah disimpulkan dari text ini oleh banyak ahli theologia. O alangkah pentingnya untuk mengerti arti hurufiah dari Kitab Suci, supaya komentar-komentar yang gila-gilaan / tidak masuk akal bisa dicegah!] - hal 82.

 

b.      ‘Bintang timur’ menunjuk kepada Yesus.

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Day-star,’ (fosforos) - ‘the morning star’ (Rev. 22:16); the Lord Jesus” [= ‘Bintang pagi’ (FOSFOROS) - ‘bintang pagi’ (Wah 22:16); Tuhan Yesus].

 

Pulpit Commentary: “The word for ‘day-star’ (fwsfo/rov, lucifer, light-bringer) is found in no other place of the New Testament; but comp. Rev 2:28; 22:16. ... He is the Bright and Morning Star, the Day-star, the Light-bringer; for he is the Light of the world - he brings the light, the full light of day [= Kata untuk ‘bintang pagi’ (fwsfo/rov / PHOSPHORON, LUCIFER, pembawa terang) tidak ditemukan di tempat lain dari Perjanjian Baru; tetapi bdk. Wah 2:28; 22:16. ... Ia adalah Bintang Terang dan Bintang Pagi, Bintang Pagi, sang Pembaca Terang; karena Ia adalah Terang dunia - Ia membawa terang, terang yang penuh dari siang hari].

 

Wah 2:28 - “dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur.

 

Wah 22:16 - “‘Aku, Yesus, telah mengutus malaikatKu untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.’”.

 

Adam Clarke: “‎perhaps the latter clause of the verse might be thus understood: The prophecies concerning Jesus, which have been so signally confirmed to us on the holy mount, have always been as a light shining in a dark place, from the time of their delivery to the time in which the bright day of Gospel light and salvation dawned forth, and the Son of righteousness has arisen in our souls, with healing in his rays” (= mungkin anak kalimat terakhir bisa dimengerti demikian: Nubuat-nubuat tentang Yesus, yang telah diteguhkan dengan begitu gemilang kepada kita di gunung yang kudus, telah selalu menjadi seperti suatu terang yang bersinar di suatu tempat gelap, dari saat pemberian / pengiriman mereka sampai saat dimana hari yang terang dari terang dan keselamatan Injil terbit, dan Anak kebenaran telah muncul dalam jiwamu, dengan kesembuhan dalam sinarnya).

 

c.   Di sini kata itu digunakan untuk menunjuk pada firman Tuhan (Injil / Perjanjian Baru).

Ada penafsir yang menganggap bahwa di sini kata itu menunjuk kepada Injil / Perjanjian Baru. Lihat kata-kata Adam Clarke di bawah (komentarnya tentang 2Pet 1:20).

 

d.   Istilah yang berasal dari kafir, sekarang digunakan terhadap Firman Tuhan dan bahkan terhadap Yesus!!!

UBS New Testament Handbook Series (tentang 2Pet 1:19): “The ‘morning star’ is ‎phoosphoros ‎in Greek, a word that refers to the planet Venus and the Greek goddess Artemis. Some scholars have argued that, since ‎phoosphoros ‎means ‘daybreak,’ it cannot refer to Venus but to the sun. But in ordinary usage ‎phoosphoros ‎does refer to Venus, which rises with the dawn and, in a manner of speaking, introduces light into the world. Once again we see Greek culture being used as a vehicle for the Christian message. Here the ‘morning star’ stands for the Messiah, or Christ (see Num 24:17; Rev 22:16), who will bring light into the hearts of believers, in much the same way as the morning star brings light into a dark world” [= ‘Bintang pagi’ adalah PHOOSPHOROS dalam bahasa Yunani, suatu kata yang menunjuk pada planet Venus dan dewi Yunani Artemis. Beberapa / sebagian sarjana telah berargumentasi bahwa, karena PHOOSPHOROS berarti ‘fajar menyingsing’, itu tidak bisa menunjuk pada Venus tetapi pada matahari. Tetapi dalam penggunaan biasa PHOOSPHOROS memang menunjuk pada Venus, yang muncul / terbit bersama subuh / fajar dan, boleh dikatakan, membawa terang ke dalam dunia. Sekali lagi kita melihat kebudayaan Yunani digunakan sebagai suatu sarana untuk berita Kristen. Di sini ‘bintang pagi’ berarti sang Mesias, atau Kristus (lihat Bil 24:17; Wah 22:16), yang akan membawa terang ke dalam hati orang-orang percaya, dengan cara yang sama seperti bintang pagi membawa terang ke dalam dunia yang gelap].

Bil 24:17 - “Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set”.

 

Penerapan: lagi-lagi hal-hal seperti ini harus diperhatikan oleh orang-orang yang mati-matian berusaha membuang Natal, atau membuang kata ‘Allah’, yang mereka claim tanpa bukti yang meyakinkan, bahwa semua itu berbau kekafiran atau berasal dari kekafiran!

 

2.            Fajar menyingsing / bintang timur jelas lebih terang dari pada pelita.

Adam Clarke (tentang 2Pet 1:20): “It is not unfrequent for the writers of the New Testament to draw a comparison between the Mosaic and Christian dispensations; and the comparison generally shows that, glorious as the former was, it had no glory in comparison of the glory that excelleth. ... the Mosaic dispensation, with all the light of prophecy by which it was illustrated, was only as a lamp shining in a dark place. ... This is compared with the Gospel under the emblem of daybreak, and the rising of the sun. ... as a lantern carried in a dark night differs from and is inferior to the beneficial effects of daybreak, and the full light and heat of a meridian sun; so far was the Mosaic dispensation, in its beneficial effects, inferior to the Christian dispensation” (= Tidak jarang bagi penulis-penulis Perjanjian Baru untuk menggambarkan suatu perbandingan antara jaman Musa dan jaman Kristen; dan perbandingan itu biasanya menunjukkan bahwa sekalipun yang pertama itu mulia, tetapi itu tidak mempunyai kemuliaan dibandingkan dengan kemuliaan yang melampauinya. ... jaman Musa, dengan semua terang nubuat dengan mana itu dijelaskan, hanyalah sebuah pelita yang bersinar di tempat yang gelap. ... Ini dibandingkan dengan Injil di bawah simbol dari fajar yang menyingsing, dan naiknya matahari. ... sama seperti sebuah pelita membawa dalam suatu malam yang gelap berbeda dengan dan lebih rendah dari hasil-hasil yang bermanfaat dari fajar yang menyingsing, dan terang dan panas yang penuh dari matahari pada tengah hari; demikian jauhnya jaman Musa, dalam hasil-hasil yang menguntungkannya, lebih rendah dari jaman Kristen).

 

c)   Baik Perjanjian Lama maupun Injil / Perjanjian Baru digambarkan sebagai sesuatu yang terang (biarpun dengan intensitas yang berbeda). Dan seluruh firman Tuhan ini harus kita pelajari, perhatikan dan taati. Kita harus bertumbuh dalam pengetahuan / pengenalan tentang firman Tuhan.

 

Matthew Henry: “The word is a lamp to the feet of those who use it aright; this discovers the way wherein men ought to walk; this is the means whereby we come to know the way of life. ... They must acknowledge their own darkness. This world is a place of error and ignorance, and every man in the world is naturally without that knowledge which is necessary in order to attain eternal life. ... If ever men are made wise to salvation, it is by the shining of the word of God into their hearts. ... When the light of the scripture is darted into the blind mind and dark understanding by the Holy Spirit of God, then the spiritual day dawns and the day-star arises in that soul” (= Firman adalah lampu / pelita bagi kaki mereka yang menggunakannya dengan benar; ini menemukan jalan dalam mana mereka harus berjalan; ini adalah cara dengan mana kita menjadi tahu tentang jalan kehidupan. ... Mereka harus mengakui kegelapan mereka sendiri. Dunia ini adalah suatu tempat dari kesalahan dan ketidaktahuan / kebodohan, dan setiap orang dalam dunia ini secara alamiah tidak mempunyai pengetahuan itu yang merupakan sesuatu yang perlu untuk mencapai kehidupan kekal. ... Jika seseorang pernah / bisa dibuat menjadi bijaksana kepada keselamatan, itu adalah dengan menyinarkan firman Allah ke dalam hati-hati mereka. ... Pada waktu terang dari Kitab Suci ditembakkan ke dalam pikiran yang buta dan pengertian yang gelap oleh Roh Kudus dari Allah, maka hari rohani menyingsing dan bintang pagi terbit dalam jiwa itu).

 

Matthew Henry: “This enlightening of a dark benighted mind is like the day-break that improves and advances, spreads and diffuses itself through the whole soul, till it makes perfect day, Prov. 4:18. It is a growing knowledge; those who are this way enlightened never think they know enough, till they come to know as they are known. To give heed to this light must needs be the interest and duty of all; and all who do truth come to this light, while evil-doers keep at a distance from it” (= Pencerahan dari pikiran yang gelap / tak diterangi adalah seperti fajar menyingsing yang bertambah baik dan maju, menyebarkan dirinya sendiri melalui seluruh jiwa, sampai menjadi hari yang sempurna / tengah hari, Ams 4:18. Itu adalah suatu pengetahuan yang bertumbuh; mereka yang diterangi dengan cara ini tidak pernah menganggap / berpikir bahwa mereka sudah tahu secara sukup, sampai mereka mengenal / mengetahui sama seperti mereka dikenal / diketahui. Memperhatikan terang ini harus merupakan minat / perhatian dan kewajiban dari semua; dan semua yang melakukan kebenaran datang kepada terang ini, sementara pembuat-pembuat kejahatan menjaga jarak darinya).

 

Amsal 4:18 - “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari”.

 

1Kor 13:12 - “Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal”.

 

Yoh 3:19-21 - “(19) Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. (20) Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; (21) tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.’”.

 

Calvin: “This is a remarkable passage: we learn from it how God guides us. The Papists have ever and anon in their mouth, that the Church cannot err. Though the word is neglected, they yet imagine that it is guided by the Spirit. But Peter, on the contrary, intimates that all are immersed in darkness who do not attend to the light of the word. Therefore, except thou art resolved wilfully to cast thyself into a labyrinth, especially beware of departing even in the least thing from the rule and direction of the word” [= Ini merupakan suatu text yang luar biasa: kita belajar darinya bagaimana Allah membimbing kita. Para pengikut Paus (orang Katolik) selalu dan segera mengatakan bahwa Gereja (Katolik) tidak bisa salah. Sekalipun firman diabaikan, tetapi mereka mengkhayalkan bahwa Gereja itu dipimpin oleh Roh. Tetapi sebaliknya, Petrus menyatakan bahwa semua yang tidak memperhatikan / mengikuti terang dari firman tenggelam dalam kegelapan. Karena itu, kecuali engkau memutuskan dengan sengaja untuk melemparkan dirimu sendiri ke dalam suatu struktur yang membingungkan, hati-hatilah secara khusus untuk tidak menyimpang bahkan dalam hal yang terkecil dari peraturan dan pengarahan dari firman].

 

Catatan: ada pro kontra yang sangat hebat tentang arti dari ay 19b ini. Ada pandangan lain yang menganggap bahwa ay 19b menunjuk pada masuknya kita ke surga / hari kedatangan Kristus yang keduakalinya.

 

-bersambung-  

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali