Pemahaman
Alkitab
(Jl.
Dinoyo 19b, lantai 3)
Jumat,
tanggal 24 April 2009, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
I Timotius 6:3-5(2)
4.
Sekarang mari kita perhatikan beberapa komentar dari para penafsir
tentang ayat-ayat yang dianggap sebagai larangan debat ini.
Calvin (tentang 1Tim
6:4): “‘But
languishing after questions and debates of words.’ There
is an indirect contrast between ‘the soundness of the doctrine of Christ,’
and that ‘languishing;’ for, when they have wearied themselves much and long
with ingenious questions, what advantage do they reap from their labor, but that
the disease continually grows? Thus not only do they consume their strength to
no purpose, but their foolish curiosity begets this languishing; and hence it
follows, that they are very far from profiting aright, as the disciples of
Christ ought to do”
(= ‘Tetapi merana karena merindukan persoalan-persoalan dan debat tentang
kata-kata’. Ada suatu kontras yang tidak langsung antara ‘sehatnya ajaran
Kristus’, dan ‘merana karena rindu’ itu; karena, pada waktu mereka telah
melelahkan diri mereka sendiri dengan begitu banyak dan lama dengan
persoalan-persoalan yang pintar / dibuat dengan pintar, manfaat apa yang mereka
tuai dari jerih payah mereka, kecuali bahwa penyakit itu bertumbuh terus
menerus? Maka, bukan hanya mereka menghabiskan kekuatan mereka tanpa tujuan,
tetapi keingin-tahuan mereka yang bodoh melahirkan keadaan merana ini; dan
karena itu akhirnya mereka sangat jauh dari mendapatkan keuntungan dengan benar,
seperti yang seharusnya dilakukan oleh murid-murid Kristus).
Calvin (tentang 1Tim
6:4): “Not without reason does
the Apostle connect ‘questions and disputes of words;’ for by the former
term he does not mean every kind of questions, which either arise from a sober
and moderate desire to learn, or contribute to clear explanation of useful
things, but to such questions as are agitated, in the present day, in the
schools of the Sorbonne, for displaying acuteness of intellect. There one
question gives rise to another; for there is no limit to them, when every
person, desiring to know more than is proper, indulges his vanity; and hence,
there afterwards arise innumerable quarrels” (= Bukan tanpa alasan sang
Rasul menghubungkan ‘persoalan-persoalan dan pertengkaran-pertengkaran tentang
kata-kata’; karena dengan istilah yang pertama ia tidak memaksudkan setiap
jenis persoalan, yang atau muncul dari suatu keinginan untuk belajar yang waras
dan moderat, atau memberikan sumbangsih pada penjelasan yang jelas dari hal-hal
yang berguna, tetapi persoalan-persoalan / pertanyaan-pertanyaan yang digerakkan
seperti itu dalam sekolah-sekolah dari Sorbonne, untuk menunjukkan ketajaman
intelek. Di sana satu pertanyaan menyebabkan munculnya pertanyaan yang lain;
karena tak ada batas terhadap pertanyaan-pertanyaan itu, pada waktu setiap
orang, ingin mengetahui lebih dari yang seharusnya, memuaskan kesombongannya;
dan karena itu selanjutnya muncullah pertengkaran-pertengkaran yang sangat
banyak).
Catatan:
‘Sorbonne’ adalah nama sekolah theologia di Paris pada pertengahan abad 13
(Webster’ New World Dictionary).
Calvin
(tentang 1Tim 6:4): “He gives the name logomaci>av (logomachies, or disputes about words) to contentious disputes
about words rather than things, or, as it is commonly expressed, without
substance or foundation; for if any person carefully inquire what sort of
contentions are burning among the sophists, he will perceive that they do not
arise from realities, but are framed out of nothing. In a word, Paul intended to
condemn all questions which sharpen us for disputes that are of no value”
[= Ia memberi sebutan LOGOMAKHIAS (atau ‘pertengkaran tentang kata-kata’)
pada pertengkaran-pertengkaran yang disukai tentang kata-kata dari pada tentang
hal-hal, atau, seperti yang dinyatakan biasanya, tanpa bahan / isi atau dasar;
karena jika siapapun menyelidiki dengan teliti pertikaian / perdebatan jenis apa
yang membara di antara ahli-ahli filsafat, ia akan mengerti bahwa
pertanyaan-pertanyaan itu tidak muncul dari realita / kenyataan, tetapi dibentuk
dari sesuatu yang tidak ada. Singkatnya, Paulus bermaksud mengecam semua
pertanyaan yang menajamkan kita untuk perdebatan yang tidak mempunyai nilai /
tidak berharga].
Barnes’
Notes (tentang 1Tim 6:4): “‘But
doting.’ Margin, ‘sick.’ The Greek word - noseoo
- means properly to be sick; then to languish, to pine after. The meaning
here is, that such persons had a sickly or morbid desire for debates of this
kind. They had not a sound and healthy state of mind on the subject of religion.
They were like a sickly man, who has no desire for solid and healthful food, but
for that which will gratify a diseased appetite. They desired not sound
doctrine, but controversies about unimportant and unsubstantial matters”
(= ‘Tetapi gemar’. Catatan tepi, ‘sakit’. Kata Yunani - NOSEOO - arti
sebenarnya adalah ‘menjadi sakit’; lalu ‘merana’, ‘rindu terhadap’.
Artinya di sini adalah bahwa orang seperti itu mempunyai suatu keinginan yang
sakit atau tidak wajar untuk perdebatan dari jenis ini. Mereka tidak mempunyai
suatu keadaan pikiran yang sehat tentang pokok / subyek dari agama. Mereka
seperti orang yang sakit, yang tidak mempunyai keinginan untuk makanan yang
padat dan sehat, tetapi untuk makanan yang akan memuaskan nafsu makan yang
sakit. Mereka bukan menginginkan doktrin / ajaran yang sehat, tetapi
kontroversi-kontroversi tentang hal-hal yang tidak penting dan remeh).
Pulpit
Commentary: “‘Disputes of words’ (logomaxi/a$);
found only here. The verb logomaxe/w is
used in 2Tim 2:14. Would that the Church had always remembered St. Paul’s
pithy condemnation of unfruitful controversies about words!”
[= ‘Pertengkaran tentang kata-kata’ (LOGOMAKHIAS); ditemukan hanya di sini.
Kata kerja LOGOMAKHEO digunakan dalam 2Tim 2:14. Seandainya saja Gereja selalu
mengingat pengecaman yang ringkas dan tajam dari Paulus tentang kontroversi yang
tak berbuah tentang kata-kata!].
Jelas
bahwa tidak seadanya pertengkaran tentang kata-kata dilarang oleh Paulus /
Firman Tuhan. Yang dilarang hanyalah pertengkaran mengenai kata-kata yang tidak
ada gunanya atau pertengkaran tentang hal-hal yang tidak penting! Jadi, kalau
saudara mempunyai perbedaan pandangan dengan seseorang, sebelum saudara berdebat
dengan dia, pikirkan apakah itu merupakan persoalan yang penting, yang remeh,
atau yang dicari-cari.
Misalnya:
·
ada seorang teman saya yang
bertanya kepada saya apakah orang Kristen boleh makan darah atau tidak. Saya
jawab: boleh, dan saya berikan beberapa alasan. Ia lalu menanyakan kepada
pendetanya, dan pendetanya berkata ‘tidak boleh’. Lalu ia bertanya kepada
saya apakah saya mau berdebat dengan pendetanya. Saya jawab ‘tidak’, karena
ini bukan sesuatu yang penting.
·
sebaliknya, kalau dalam Sidang
Gereja Nicea tahun 325 M. dipertengkarkan mengenai kata-kata HOMO-OUSIOS (= zat
yang sama), HETERO-OUSIOS (= zat yang berbeda), dan HOMOI-OUSIOS (= zat yang
mirip) berhubungan dengan hakekat dari Bapa dan Anak, maka ini tentu merupakan
sesuatu yang berguna dan bahkan sangat penting.
Sekarang
saya akan membahas 3 ayat yang mempunyai kemiripan dengan ayat ini, yaitu 2Tim
2:14, Tit 3:9, dan 2Tim 2:23.
a.
2Tim 2:14 - “Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan
sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat
kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang
mendengarnya”.
Calvin (tentang 2Tim
2:14): “‘Solemnly
charging them before the Lord, not to dispute about words.’ Logomacei~n means to engage earnestly in contentious disputes, which are
commonly produced by a foolish desire of being ingenious. Solemn
charging before the Lord is intended to
strike terror; and from this severity we learn how dangerous to the Church is
that knowledge which leads to debates, that is, which disregards piety, and
tends to ostentation. ... ‘For no use.’ On two grounds, logomaci>a,
or ‘disputing about
words,’ is condemned by him. It is of no advantage, ... Paul’s words may be
explained in this manner, ‘That which is useful for nothing.’ ... Let us
remark, first, that, when a manner of teaching does no good, for that single
reason it is justly disapproved; for God does not wish to indulge our curiosity,
but to instruct us in a useful manner. Away with all speculations, therefore,
which produce no edification!”
(= ‘Meminta / memerintahkan mereka dengan khidmat di hadapan Tuhan, untuk
tidak bertengkar / berdebat tentang kata-kata’. LOGOMAKHEIN berarti terlibat
secara sungguh-sungguh dalam pertengkaran / perdebatan yang terjadi karena
kegemaran akan hal itu, yang biasanya dihasilkan oleh suatu keinginan yang bodoh
dari orang pintar. Perintah yang khidmat di hadapan Tuhan dimaksudkan untuk
mendatangkan rasa takut; dan dari kekerasan ini kita belajar betapa berbahaya
bagi Gereja pengetahuan yang membimbing pada perdebatan, yaitu, yang tidak
menghiraukan kesalehan, dan cenderung pada pameran. ‘Yang tak berguna’.
Berdasarkan dua hal, LOGOMAKHIA, atau ‘berdebat tentang kata-kata’ dikecam
olehnya. Itu tak punya manfaat / keuntungan, ... kata-kata Paulus bisa
dijelaskan dengan cara ini, ‘hal yang sama sekali tidak berguna’. ...
Pertama-tama, baiklah kita mengatakan bahwa pada waktu suatu cara mengajar tidak
membawa kebaikan, maka untuk satu alasan itu saja hal itu secara benar harus
dicela; karena Allah tidak ingin memuaskan keingin-tahuan kita, tetapi mengajar
kita dengan suatu cara yang berguna).
b.
Tit 3:9 - “Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang
bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum
Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka”.
Matthew
Henry (tentang Tit 3:9): “There
are needful questions to be discussed and cleared, such as make for improvement
in useful knowledge; but idle and foolish enquiries, tending neither to God’s
glory nor the edification of men, must be shunned. Some may have a show of
wisdom, but are vain, as many among the Jewish doctors, as well as of later
schoolmen, who abound with questions of no moment or use to faith or practice;
avoid these” (= Ada pertanyaan-pertanyaan / persoalan-persoalan penting
untuk didiskusikan dan dijelaskan / dijernihkan, seperti yang membuat kemajuan
dalam pengetahuan yang berguna; tetapi pertanyaan-pertanyaan yang kosong /
sia-sia / tak punya nilai dan bodoh, yang tidak membimbing / mengarah pada
kemuliaan Allah ataupun pendidikan manusia, harus dihindari. Sebagian bisa
kelihatannya mempunyai hikmat, tetapi sia-sia, seperti banyak di antara
doktor-doktor Yahudi, seperti dari orang-orang terpelajar belakangan, yang
berlimpah-limpah dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak penting ataupun berguna
bagi iman ataupun praktek; hindarilah hal-hal ini).
Kata-kata
‘persoalan silsilah’ tentu tak
berarti bahwa kita tak boleh mempelajari silsilah-silsilah yang ada dalam Kitab
Suci. Juga kata-kata ‘mengenai hukum
Taurat’ tentu tak bisa diartikan bahwa kita tak boleh memperdebatkan arti
yang benar dari hukum Taurat, misalnya pada saat kita memperdebatkan apakah hari
Sabat masih harus diperhatikan atau tidak, atau pada saat kita memperdebatkan
apakah hari Sabat itu Sabtu atau Minggu. Perhatikan penafsiran Matthew Henry di
bawah ini berkenaan dengan kata-kata itu.
Matthew
Henry (tentang Tit 3:9): “And
genealogies (of the gods, say some, that the heathen poets made such noise
about; or rather those that the Jews were so curious in): some lawful and useful
enquiries might be made into these things, to see the fulfilling of the
scriptures in some cases, and especially in the descent of Christ the Messiah;
but all that served to pomp only, and to feed vanity, in boasting of a long
pedigree, and much more such as the Jewish teachers were ready to busy
themselves in and trouble their hearers with, even since Christ had come, and
that distinction of families and tribes had been taken away, as if they would
build again that policy which now is abolished, these Titus must withstand as
foolish and vain. - And contentious, and strivings about the law. There were
those who were for the Mosaic rites and ceremonies, and would have them
continued in the church, though by the gospel and the coming of Christ they were
superseded and done away. Titus must give no countenance to these, but avoid and
oppose them; for they are unprofitable and vain: ... They are so far from
instructing and building up in godliness, that they are hindrances of it rather:
the Christian religion, and good works, which are to be maintained, will hereby
be weakened and prejudiced, the peace of the church disturbed, and the
progress of the gospel hindered. Observe, Ministers must not only teach things
good and useful, but shun and oppose the contrary, what would corrupt the faith,
and hinder godliness and good works; nor should people have itching ears, but
love and embrace sound doctrine, which tends most to the use of edifying”
[= Dan silsilah (dari dewa-dewa, kata sebagian orang, yang diributkan oleh
penyair-penyair kafir; atau lebih tepat hal-hal itu yang sangat ingin diketahui
oleh orang-orang Yahudi): beberapa penyelidikan yang sah dan berguna tentang
bisa dibuat dalam hal-hal ini, untuk melihat penggenapan dari Kitab Suci dalam
beberapa kasus, dan khususnya dalam keturunan dari Kristus sang Mesias; tetapi
semua yang hanya bermanfaat hanya untuk kemegahan, dan untuk memberi makan
kesia-siaan, dalam membanggakan silsilah / asal usul yang panjang, dan lebih
lagi seperti yang dalam mana guru-guru Yahudi siap untuk menyibukkan diri mereka
sendiri dan dengan apa mereka menyusahkan pendengar-pendengar mereka, setelah
Kristus datang, dan pembedaan keluarga-keluarga dan suku-suku telah
disingkirkan, seakan-akan mereka mau membangun kembali perjanjian tertulis yang
sekarang telah dihapuskan, Titus harus menentang hal-hal ini sebagai tolol dan
sia-sia. - Dan suka berdebat, dan bertengkar tentang hukum Taurat. Ada
orang-orang yang pro pada upacara-upacara dari hukum Musa, dan menginginkan
hal-hal itu dilanjutkan dalam gereja, sekalipun oleh injil dan kedatangan
Kristus hal-hal itu telah digantikan dan disingkirkan. Titus tidak boleh memberi
persetujuan pada hal-hal ini, tetapi harus menghindari dan menentangnya; karena
hal-hal itu tak berguna dan sia-sia: ... Hal-hal itu begitu jauh dari mengajar
dan membangun dalam kesalehan, malahan hal-hal itu lebih merupakan
halangan-halangan: agama Kristen, pekerjaan-pekerjaan / perbuatan-perbuatan
baik, yang harus dipelihara / ditegakkan akan dilemahkan dan dirugikan oleh
hal-hal ini, dan damai dalam gereja akan terganggu, dan kemajuan injil
dihalangi. Perhatikan, Pendeta-pendeta bukan hanya harus mengajar hal-hal yang
baik dan berguna, tetapi juga menolak dan menentang hal-hal yang sebaliknya,
yang merusak iman, dan menghalangi kesalehan dan perbuatan baik; dan orang-orang
tidak boleh mempunyai telinga yang gatal, tetapi harus mengasihi dan memeluk /
memegang doktrin / ajaran yang sehat, yang paling membimbing pada kegunaan
pendidikan].
Saya
tak setuju dengan penafsiran Matthew Henry di atas tentang kata-kata ‘mengenai
hukum Taurat’, karena saya berpendapat, kalau itu yang dimaksudkan, itu
adalah sesuatu yang penting dan boleh / harus diperdebatkan, bukannya dihindari.
Saya lebih setuju dengan penafsiran Jamieson, Fausset & Brown di bawah ini.
Jamieson,
Fausset & Brown (tentang Tit 3:9):
“Strivings
about the law - about ‘commandments of men,’ which they sought to confirm by
‘the law’ (Titus 1:14: note, 1 Tim 1:7); and about the mystical meaning of
the various parts of the law in connection with the ‘genealogies.’” [=
Bertengkar tentang hukum Taurat - tentang ‘perintah-perintah / hukum-hukum
dari manusia’, yang mereka usahakan untuk teguhkan oleh ‘hukum Taurat’
(Tit 1:14: catatan, 1Tim 1:7); dan tentang arti mistik dari bagian-bagian yang
bermacam-macam dari hukum Taurat dalam hubungannya dengan ‘silsilah’].
Tit
1:14 - “dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum
manusia yang berpaling dari kebenaran”.
c.
2Tim 2:23 - “Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh
dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran”.
Kata
‘bodoh’ oleh KJV diterjemahkan ‘unlearned’
(= tak terpelajar), dan tentang kata ini perhatikan komentar Albert Barnes di
bawah ini.
Barnes’
Notes (tentang 2Tim 2:23): “The
word ‘unlearned,’ here, means ‘trifling; that which does not tend to
edification; stupid.’ The Greeks and the Hebrews were greatly given to
controversies of various kinds, and many of the questions discussed pertained to
points which could not be settled, or which, IF settled, were of no
importance” (= Kata ‘tak terpelajar’ di sini berarti ‘remeh; hal
yang tidak mempunyai kecenderungan pada pendidikan; bodoh’. Orang-orang Yunani
dan Ibrani sangat banyak melakukan kontroversi tentang bermacam-macam jenis, dan
banyak dari pertanyaan-pertanyaan yang didiskusikan berhubungan dengan hal-hal
yang tidak bisa dibereskan / diselesaikan, atau yang JIKA bisa dibereskan /
diselesaikan, adalah hal-hal yang tidak penting).
5)
“yang
menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan antara orang-orang yang
tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran”.
Ini
merupakan hal-hal buruk yang bisa muncul pada saat terjadi perdebatan.
a)
‘dengki’.
KJV/RSV/NIV/NASB:
‘envy’ (= iri hati).
Memang
kalau ada perdebatan dan ini memang dilakukan untuk ‘pinter-pinteran’,
pameran dsb, maka pada saat ada satu pihak yang menang, maka pihak satunya bisa
sekali menjadi iri hati pada ‘kepandaian’ lawannya.
b)
‘cidera’. Ini salah
terjemahan.
KJV/NIV/NASB:
‘strife’ (= percekcokan /
perselisihan).
RSV:
‘dissension’ (= pertikaian /
perselisihan).
c)
‘fitnah’.
KJV:
‘railings’ (= kata-kata celaan / pahit).
RSV:
‘slander’ (= fitnah).
NIV:
‘malicious talk’ (= pembicaraan yang jahat).
NASB:
‘abusive language’ (= bahasa / kata-kata yang kasar).
d)
‘curiga’.
KJV:
‘evil surmisings’ (= dugaan jahat).
RSV:
‘base suspicions’ (= kecurigaan yang hina / jelek).
NIV/NASB:
‘evil suspicions’ (= kecurigaan yang jahat).
Barnes’
Notes: “Suspicions
that they are led to hold their views, not by the love of the truth, but from
sordid or worldly motives. Such suspicions are very apt to attend an angry
debate of any kind” (= Kecurigaan bahwa mereka dibimbing untuk
mempertahankan pandangan mereka, bukan oleh kasih pada kebenaran, tetapi dari
motivasi yang kotor atau duniawi. Kecurigaan seperti itu sangat condong
menyertai suatu debat yang marah dari jenis apapun).
e)
‘percekcokan’.
KJV:
‘perverse disputings’ (= percekcokan yang jahat).
RSV:
‘wrangling’ (= percekcokan).
NIV/NASB:
‘a constant friction’ (= suatu gesekan / perselisihan yang terus
menerus).
Tak
usah diragukan bahwa perdebatan tentang hal-hal yang benarpun bisa menimbulkan
hal-hal di atas ini. Tetapi menurut saya, kalau berurusan dengan hal-hal yang
penting, maka resiko itu harus tetap diambil.
Bdk.
Yak 3:17 - “Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni,
selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah
yang baik, tidak memihak dan tidak munafik”.
Thomas
Manton: “If
the chiefest care must be for purity, then peace may be broken in truth’s
quarrel. It is a zealous speech of Luther that rather heaven and earth should be
blended together in confusion than one jot of truth perish” (= Jika
perhatian yang paling utama adalah untuk kemurnian, maka damai boleh dihancurkan
dalam pertengkaran kebenaran. Merupakan suatu ucapan yang bersemangat dari
Luther bahwa lebih baik langit dan bumi bercampur aduk menjadi satu dari pada
satu titik kebenaran binasa).
Calvin
(tentang Ef 5:11): “But
rather than the truth of God shall not remain unshaken, let a hundred worlds
perish” (= Dari pada kebenaran Allah tergoncangkan, lebih baik seratus
dunia binasa).
6)
“yang mengira ibadah (kesalehan) itu adalah suatu sumber
keuntungan”.
KJV:
‘supposing that gain is godliness’
(= menganggap bahwa keuntungan adalah kesalehan).
RSV:
‘imagining that godliness is a means of gain’
(= membayangkan / mengkhayalkan bahwa kesalehan adalah suatu cara / jalan dari
keuntungan).
NIV:
‘who
think that godliness is a means to financial gain’
(= yang berpikir bahwa kesalehan adalah suatu cara / jalan kepada keuntungan
keuangan).
NASB:
‘who
suppose that godliness is a means of gain’ (= yang menganggap bahwa kesalehan
adalah suatu cara / jalan dari keuntungan).
Calvin:
“They do wrong and wickedly, who make merchandise of the doctrine of
Christ” (= Mereka berbuat salah dan jahat, yang membuat ajaran Kristus
sebagai barang dagangan).
The
Bible Exposition Commentary: New Testament:
“These
false teachers supposed ‘that godliness is a way of financial gain’ (literal
translation). ‘Godliness’ here (1 Tim 6:5) means ‘the profession of
Christian faith’ and not true holy living in the power of the Spirit. They
used their religious profession as a means to make money. What they did was not
a true ministry; it was just a religious business. Paul was always careful not
to use His calling and ministry as a means of making money. In fact, he even
refused support from the Corinthian church so that no one could accuse him of
greed (1 Cor 9:15-19). He never used his preaching as ‘a cloak of
covetousness’ (1 Thess 2:5). What a tragedy it is today to see the religious
racketeers who prey on gullible people, promising them help while taking away
their money” [= Guru-guru palsu ini menganggap ‘bahwa kesalehan adalah
suatu jalan dari keuntungan keuangan’ (terjemahan hurufiah). ‘Kesalehan’
di sini (1Tim 6:5) berarti ‘pengakuan iman Kristen’ dan bukan betul-betul
kehidupan kudus dalam kuasa Roh. Mereka menggunakan pengakuan agama sebagai
suatu cara / jalan untuk mendapatkan uang. Apa yang mereka lakukan bukanlah
suatu pelayanan yang benar; itu hanya suatu bisnis religius. Paulus selalu
berhati-hati untuk tidak menggunakan panggilan dan pelayanannya sebagai suatu
cara / jalan untuk mendapatkan uang. Dalam faktanya, ia bahkan menolak sokongan
dari gereja Korintus sehingga tak seorangpun bisa menuduhnya sebagai tamak (1Kor
9:15-19). Ia tidak pernah menggunakan khotbahnya sebagai ‘selubung dari
ketamakan’ (1Tes 2:5). Jaman ini betul-betul merupakan suatu tragedi untuk
melihat penipu-penipu religius yang memangsa orang-orang yang mudah tertipu,
menjanjikan mereka pertolongan sambil mengambil uang mereka].
1Tes
2:5 - “Karena kami tidak pernah bermulut manis - hal itu kamu ketahui - dan
tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi - Allah adalah
saksi-”.
KJV:
‘a cloke of covetousness’ (= suatu selubung dari ketamakan).
Bdk.
Tit 1:11 - “Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka
mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat
untung yang memalukan”.
7)
Dalam KJV ada tambahan pada akhir ay 5.
Bagian
akhir ay 5 (KJV): ‘from such
withdraw thyself’ (= dari orang-orang seperti itu tariklah dirimu
sendiri). Hanya KJV yang punya kata-kata
itu.
Kata-kata
seperti ini ada dalam 2Tim 3:5, dan juga ada dalam 2Yoh 10-11. Bandingkan juga
dengan 1Kor 5:11.
2Tim
3:5 - “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada
hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!”.
2Yoh 10-11
- “(10) Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah
kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya.
(11) Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam
perbuatannya yang jahat”.
1Kor
5:11 - “Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan
bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang
cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang
yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama”.
Adam
Clarke: “‘From
such withdraw thyself.’ Have no religious fellowship with such people. But
this clause is wanting in AD*FG, some others, the Coptic, Sahidic, AEthiopic,
Vulgate, and Itala, one copy excepted. It is probably spurious” (= ‘Dari
orang-orang seperti itu tariklah dirimu sendiri’. Jangan mempunyai persekutuan
agama dengan orang-orang seperti itu. Tetapi anak kalimat ini tidak ada dalam
AD*FG, beberapa yang lain, Coptic, Sahidic, AEthiopic, Vulgate, dan Itala,
kecuali satu naskah. Mungkin anak kalimat ini palsu).
Jamieson,
Fausset & Brown: “From
such withdraw thyself. Omitted in ‘Aleph (a) A Delta G f g, Vulgate. The
connection with 1 Tim 6:6 favours the omission; these words interrupt the
connection” (= Dari orang-orang
seperti itu tariklah dirimu sendiri. Dihapuskan / tidak ada dalam ‘Aleph (a)
A Delta G f g, Vulgate. Hubungan dengan 1Tim 6:6 mendukung penghapusan;
kata-kata ini menyela / mengganggu hubungannya).
-o0o-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali