Pemahaman
Alkitab
(Jl.
Dinoyo 19b, lantai 3)
Jumat,
tanggal 29 Mei 2009, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
I Timotius
6:17-21
1Tim 6:17-21 - “ (17) Peringatkanlah kepada
orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan
berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah
yang dalam kekayaanNya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.
(18) Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam
kebajikan, suka memberi dan membagi (19) dan dengan demikian mengumpulkan
suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang
untuk mencapai hidup yang sebenarnya. (20) Hai Timotius, peliharalah apa yang
telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak
suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut
pengetahuan, (21) karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan
demikian telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu!”.
Ay 17: “Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan
tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan,
melainkan pada Allah yang dalam kekayaanNya memberikan kepada kita segala
sesuatu untuk dinikmati”.
1)
“Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini”.
a)
‘Peringatkanlah’.
KJV/RSV:
‘charge them’ (= perintahkanlah mereka).
NIV:
‘Command those’ (= Perintahkanlah mereka).
NASB:
‘Instruct those’ (= Instruksikanlah mereka).
b)
Ini menunjukkan bahwa pendeta / hamba Tuhan tak boleh takut kepada
orang-orang kaya.
2)
“agar mereka jangan tinggi hati”.
Calvin:
“And hence we infer how dangerous is a great
abundance of riches. Nor are there wanting good reasons why Paul addresses so
severe an admonition to the rich; but it is for the purpose of remedying faults
which almost always follow riches in the same manner as the shadow follows the
body; and that through the depravity of our natural disposition, for out of the
gifts of God we always draw an occasion for sinning” (= Maka kita
menyimpulkan betapa berbahaya kekayaan yang berlimpah-limpah. Paulus tak
kekurangan alasan mengapa ia menujukan peringatan yang begitu keras kepada
orang-orang kaya; tetapi itu bertujuan untuk mengobati kesalahan-kesalahan yang
hampir selalu mengikuti kekayaan dengan cara yang sama seperti bayangan
mengikuti tubuh; dan itu melalui kebejatan / kerusakan dari kecondongan alamiah
kita, karena dari pemberian-pemberian Allah kita selalu mengambil suatu
kesempatan untuk berdosa).
Barnes’
Notes: “‘Charge
them that are rich in this world, that they be not high-minded.’ One of the
evils to which they are particularly exposed. The idea is, that they should not
value themselves on account of their wealth, or look down with pride and
arrogance on their inferiors. They should not suppose that they are any better
people or any nearer heaven, because they are wealthy. Property really makes no
distinction in the great things that pertain to character and salvation. It does
not necessarily make one wise, or learned, or great, or good. In all these
things, the man who has not wealth may be vastly the superior of him who has;
and for so slight and unimportant a distinction as gold can confer, no man
should be proud. Besides, let such a man reflect that his property is the gift
of God; that he is made rich because God has chosen to arrange things so that he
should be; that it is not primarily owing to any skill or wisdom which he has;
that his property only increases his responsibility, and that it must all soon
be left, and he be as poor as the ‘beggar that lies at his gate;’ and he
will see ample reason why he should not be proud” (= ‘Perintahkanlah /
instruksikanlah mereka yang kaya dalam dunia supaya mereka tidak tinggi hati’.
Salah satu kejahatan-kejahatan pada mana mereka terbuka secara khusus.
Gagasannya adalah, bahwa mereka tidak boleh menilai diri mereka sendiri
berdasarkan kekayaan mereka, atau memandang rendah dengan kebanggaan dan
kesombongan pada orang-orang yang lebih rendah dari mereka. Mereka tidak boleh
menganggap bahwa mereka adalah orang-orang yang lebih baik atau lebih dekat
dengan surga, karena mereka adalah orang kaya. Kekayaan sungguh-sungguh tidak
membuat perbedaan dalam hal-hal besar yang berkenaan dengan karakter dan
keselamatan. Kekayaan tidak membuat seseorang menjadi bijaksana, atau
terpelajar, atau agung, atau baik. Dalam semua hal-hal ini, orang yang tidak
mempunyai kekayaan bisa sangat melebihi orang yang mempunyainya; dan untuk
perbedaan yang begitu kecil dan tidak penting seperti yang bisa diberikan oleh
emas, tak seorangpun boleh sombong. Disamping itu, hendaklah orang seperti itu
memikirkan bahwa kekayaannya adalah pemberian Allah; bahwa ia dibuat menjadi
kaya karena Allah telah memilih untuk mengatur hal-hal sehingga ia menjadi kaya;
bahwa itu terutama tidak disebabkan karena keahlian atau hikmat apapun yang ia
miliki; bahwa kekayaannya hanya meningkatkan tanggung jawabnya, dan bahwa semua
itu dengan segera harus ditinggalkan, dan ia menjadi semiskin seperti pengemis
yang terbaring di pintu gerbangnya; dan ia akan melihat alasan yang cukup
mengapa ia tidak boleh sombong).
3)
“dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan”.
Matthew
Henry: “Nothing
is more uncertain than the wealth of this world; many have had much of it one
day and been stripped of all the next. Riches make themselves wings, and fly
away as an eagle, &c., Prov 23:5” (= Tidak ada yang lebih tidak tentu
seperti kekayaan dari dunia ini; banyak orang telah mempunyai banyak kekayaan
pada satu hari dan ditelanjangi / dikuliti darinya pada hari berikutnya.
Kekayaan membuat sayap bagi diri mereka sendiri, dan pergi terbang seperti
rajawali, Amsal 23:5).
Amsal
23:4-5 - “(4) Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu
ini. (5) Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia
bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali”.
Ay
5 (KJV): ‘Wilt thou set thine eyes upon that which is not? for riches
certainly make themselves wings; they fly away as an eagle toward heaven’
(= Maukah engkau mengarahkan matamu pada sesuatu yang tidak ada? karena kekayaan
pasti membuat sayap bagi diri mereka sendiri; mereka pergi terbang seperti
seekor rajawali menuju langit).
4)
“melainkan
pada Allah yang dalam kekayaanNya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk
dinikmati”.
Barnes’
Notes: “A
man who is rich, is very liable to ‘trust’ in his riches, and to suppose
that he needs nothing more; compare Luke 12:19. He feels that he is not
dependent on his fellow-men, and he is very likely to feel that he is not
dependent on God” (= Seseorang yang kaya, sangat besar kemungkinannya
untuk ‘mempercayai’ kekayaannya, dan menganggap bahwa ia tidak membutuhkan
apa-apa lagi, bandingkan dengan Luk 12:19. Ia merasa bahwa ia tidak tergantung
kepada sesama manusianya, dan sangat mungkin bahwa ia merasa tidak tergantung
kepada Allah).
Luk 12:19
- “Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak
barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah,
minumlah dan bersenang-senanglah!”.
Barnes’
Notes: “he
has given everything, and he on whom so many and so great blessings have been
bestowed for his comfort, should trust in the great Benefactor himself, and not
rely merely on one of his gifts” (= Ia telah memberikan segala sesuatu,
dan ia kepada siapa berkat yang begitu banyak dan begitu besar telah diberikan
untuk kesenangannya, harus mempercayai Sang Dermawan yang agung itu sendiri, dan
bukan bersandar semata-mata pada salah satu pemberianNya).
Ay 18: “Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam
kebajikan, suka memberi dan membagi”.
Matthew
Henry: “He must charge them to do good
with what they have (for what is the best estate worth, any more than as it
gives a man an opportunity of doing so much the more good?): That they be rich
in good works. Those are truly rich who are rich in good works. That they be
ready to distribute, willing to communicate: not only to do it, but to do it
willingly, for God loves a cheerful giver” [= Ia harus memerintahkan
mereka untuk berbuat baik dengan apa yang mereka punyai (karena apa milik yang
paling berharga, yang lebih dari apa yang memberi kepada seseorang suatu
kesempatan untuk melakukan begitu banyak perbuatan baik?): Supaya mereka menjadi
kaya dalam perbuatan baik. Mereka yang betul-betul kaya adalah mereka yang kaya
dalam perbuatan baik. Supaya mereka bersedia untuk membagi, mau memberi: bukan
hanya melakukan hal itu, tetapi melakukannya dengan rela, karena Allah mencintai
orang yang memberi dengan sukacita].
Bible
Knowledge Commentary: “‘He
is no fool who gives what he cannot keep to gain what he cannot lose’ (Jim
Elliot)” [= ‘Ia bukanlah orang tolol, yang memberikan apa yang tidak
bisa ia pertahankan untuk mendapatkan apa yang tidak bisa terhilang’ (Jim
Elliot)].
Ay 19: “dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik
bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya”.
Matthew
Henry: “He must charge them to think of
another world, and prepare for that which is to come by works of charity”
(= Ia harus memerintahkan mereka untuk berpikir tentang dunia yang lain, dan
mempersiapkan untuk apa yang akan datang oleh pekerjaan / perbuatan kasih).
Saya
tak setuju dengan kata-kata Matthew Henry ini, karena kalau seseorang berbuat
baik karena memikirkan pahalanya, maka ia sudah melakukan perbuatan baik itu
dengan pamrih, dan itu bukan lagi perbuatan baik! Kita harus melakukannya
betul-betul berdasarkan kasih, tanpa mengharapkan apa-apa, dan kalau demikian,
kita justru akan mendapatkan pahala.
Ay 20: “Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu.
Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan
yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan,”.
1)
“Hai Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu”.
Tidak
terlalu pasti apa yang dimaksudkan oleh Paulus dengan ‘apa
yang telah dipercayakan kepadamu’.
Barnes’
Notes: “‘Keep
that which is committed to thy trust.’ ... The honor of the gospel, and the
interests of religion, had been specially committed to him; and he was sacredly
to guard this holy trust, and not suffer it to be wrested from him” (=
‘Peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu’. ... Kehormatan dari
Injil, dan kepedulian / ketertarikan terhadap agama, telah secara khusus
dipercayakan kepadanya; dan ia harus menjaga secara keramat kepercayaan yang
kudus ini, dan tidak membiarkannya direbut darinya).
Calvin:
“‘O
Timothy, guard that which is committed, to thee.’ Though
interpreters differ in expounding paraqh>khn, a thing committed,
yet, for my part, I think that it denotes that grace which had been
communicated to Timothy for the discharge of his office. It is called ‘a thing
committed,’ for the same reason that it is called (Matthew 25:15,) ‘a
talent;’ for all the gifts which God bestows on us are committed to us on this
condition, that we shall one day give an account of them, if the advantage which
they ought to have yielded be not lost through our negligence”
(= ‘O Timotius, jagalah agar apa yang dipercayakan kepadamu’. Sekalipun para
penafsir berbeda dalam menafsirkan PARATHEKEN, ‘sesuatu yang dipercayakan’,
tetapi bagi saya, saya berpendapat bahwa itu menunjuk pada kasih karunia yang
telah diberikan kepada Timotius untuk melaksanakan tugasnya. Itu disebut
‘sesuatu yang dipercayakan’, karena alasan yang sama yang menyebabkannya
disebut ‘talenta’ dalam Mat 25:15; karena semua karunia-karunia yang Allah
berikan kepada kita dipercayakan kepada kita dengan tuntutan ini, bahwa pada
suatu hari kita akan memberikan pertanggung-jawaban tentang hal-hal itu, jika
keuntungan yang seharusnya diberikan oleh hal-hal itu tidak hilang karena
kelalaian kita).
2)
“Hindarilah omongan yang kosong dan yang tidak suci”.
KJV:
‘avoiding profane and vain babblings’
(= Hindarilah
ocehan yang kotor / duniawi / tidak senonoh dan sia-sia).
Barnes’
Notes: “‘Avoiding
profane and vain babblings.’ Greek, ‘Profane, empty words.’ The reference
is to such controversies and doctrines as tended only to produce strife, and
were not adapted to promote the edification of the church; see the notes on 1
Tim 1:4 1 Tim 4:7” (= ‘Hindarilah ocehan yang kotor / duniawi / tidak
senonoh dan sia-sia’. Yunani: ‘kata-kata yang kotor / duniawi / tak senonoh,
dan kosong’. Ini menunjuk pada kontroversi-kontroversi dan doktrin-doktrin
yang hanya mempunyai kecenderungan untuk menghasilkan pertengkaran, dan tidak
disesuaikan untuk memajukan pendidikan dari gereja; lihat catatan tentang 1Tim
1:4 1Tim 4:7).
Calvin:
“‘Avoiding
profane vanities of noises.’ The
object of the admonition is, that he may be diligent in imparting solid
instruction; and this cannot be, unless he detest ostentation; for, where an
ambitious desire to please prevails, there is no longer any strong desire of
edification. For this reason, when he spoke of ‘guarding the thing
committed,’ he very appropriately added this caution about avoiding profane
talkativeness. ... I think that he describes the high-sounding and verbose and
bombastic style of those who, not content with the simplicity of the gospel,
turn it into profane philosophy”
(= ‘Hindarilah kesia-siaan dari keributan yang duniawi / tak senonoh’.
Tujuan dari nasehat ini adalah supaya ia bisa rajin dalam memberikan /
menanamkan instruksi yang padat; dan ini tidak mungkin, kecuali ia membenci
sikap pamer; karena dimana keinginan yang ambisius untuk menyenangkan itu
menang, maka disana tidak akan ada lagi keinginan yang kuat untuk pendidikan.
Untuk alasan ini, pada waktu ia berbicara tentang ‘menjaga apa yang
dipercayakan’, ia dengan sangat tepat menambahkan sikap hati-hati tentang
menghindari kesuka-bicaraan yang duniawi / tak senonoh ini. ... Saya berpendapat
bahwa ia menggambarkan gaya yang kedengaran hebat dan bertele-tele / banyak
kata-kata dan bombastis dari mereka yang tidak puas dengan kesederhanaan dari
injil, lalu berbelok pada filsafat yang duniawi).
Calvin:
“The kenofwbi>ai consist, not in single words, but in that swelling language which
is so constantly and so disgustingly poured out by ambitious men, who aim at
applause rather than the profit of the Church. And most accurately has Paul
described it; for, while there is a strange sound of something lofty, there is
nothing underneath but ‘empty’ jingle, which he likewise calls
‘profane;’ for the power of the Spirit is extinguished as soon as the
Doctors blow their flutes in this manner, to display their eloquence”
(= Kata Yunani KENOPHOBIAI terdiri bukan dari kata-kata yang sederhana, tetapi
dalam bahasa yang menggelembung / membengkak yang dengan terus menerus dan
dengan begitu menjijikkan dicurahkan keluar oleh orang-orang yang ambisius, yang
lebih mengarah pada pujian dari pada keuntungan dari Gereja. Dan dengan sangat
tepat Paulus menggambarkannya; karena sementara disana ada bunyi yang aneh
tentang sesuatu yang tinggi / megah, disana tidak ada apapun di bawahnya kecuali
‘bunyi’ yang kosong, yang ia sebut dengan istilah ‘duniawi / kotor’;
karena kuasa dari Roh dipadamkan begitu para Doktor meniup seruling mereka
dengan cara ini, untuk memamerkan kefasihan bicara mereka).
3)
“dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut
pengetahuan”.
Barnes’
Notes: “‘And
oppositions of science falsely so called.’ Religion has nothing to fear from
true science, and the minister of the gospel is not exhorted to dread that. Real
science, in all its advances, contributes to the support of religion; ... It is
only false or pretended science that religion has to dread, and which the friend
of Christianity is to avoid. The meaning here is, that Timothy was to avoid
everything which falsely laid claim to being ‘knowledge’ or ‘science.’
There was much of this in the world at the time the apostle wrote; and this,
more perhaps than anything else, has tended to corrupt true religion since” (= ‘Dan pertentangan-pertentangan dari apa yang
disebut secara salah dengan istilah ilmu pengetahuan’. Agama tidak mempunyai
apapun untuk ditakuti dari ilmu pengetahuan yang benar, dan pelayan dari injil
tidak dinasehati untuk takut pada hal itu. Ilmu pengetahuan yang benar, dengan
segala kemajuannya, memberikan sumbangan untuk menopang agama; ... Hanya ilmu
pengetahuan yang palsu atau pura-pura yang harus ditakuti oleh agama, dan yang
harus dihindari oleh teman dari kekristenan. Artinya di sini adalah bahwa
Timotius harus menghindari segala sesuatu yang secara salah / palsu mengclaim
sebagai ‘pengetahuan’ atau ‘ilmu pengetahuan’. Ada banyak yang seperti
ini dalam dunia pada saat sang rasul menulis; dan ini, mungkin lebih dari apapun
yang lain, mempunyai kecenderungan untuk merusak agama yang benar).
Contoh:
teori Darwin / evolusi, yang jaman sekarang banyak dinyatakan sebagai ‘ilmu
pengetahuan’!
Calvin:
“Paul ...pronounces that ‘science’ which
exalts itself above the plain and humble doctrine of godliness - to be falsely
called and thought a science. This
ought to be carefully observed, that we may learn boldly to laugh at and despise
all that hypocritical wisdom which strikes the world with admiration and
amazement, although there is no edification in it; for, according to Paul, no
science is truly and justly so called but that which instruct us in the
confidence and fear of God; that is, in godliness” (= Paulus menyatakan bahwa ilmu pengatahuan yang
meninggikan dirinya di atas doktrin kesalehan yang jelas dan sederhana - yang
secara salah disebut dan dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Ini harus
diperhatikan dengan seksama, supaya kita bisa belajar untuk dengan berani
mentertawakan, dan meremehkan, semua hikmat yang bersifat munafik yang memukul
dunia dengan kekaguman dan keheranan, sekalipun tidak ada pendidikan di
dalamnya; karena, menurut Paulus, tidak ada ilmu pengetahuan yang secara benar
disebut demikian, kecuali yang mendidik kita dalam keyakinan dan rasa takut akan
Allah).
Matthew
Henry: “Some
who have been very proud of their learning, their science, which is falsely so
called, have by that been debauched in their principles and been drawn away from
the faith of Christ, which is a good reason why we should keep to the plain word
of the gospel, and resolve to live and die by that” (= Sebagian telah
menjadi sangat sombong / bangga tentang apa yang telah mereka pelajari, ilmu
pengetahuan mereka, yang disebut demikian secara salah, telah dirusak oleh hal
itu dalam prinsip-prinsip mereka dan ditarik menjauh dari iman dari Kristus,
yang merupakan alasan yang baik mengapa kita harus mempertahankan firman yang
sederhana dari injil, dan memutuskan untuk hidup dan mati dengannya).
Tetapi
ada juga penafsir lain yang mempunyai pengertian / penafsiran yang berbeda
tentang istilah ‘ilmu pengetahuan’ di sini.
The
Bible Exposition Commentary: New Testament:
“The
word ‘science’ (1 Tim 6:20) does not refer to the kind of technology we know
today by that name. ‘Knowledge falsely so called’ is a better translation.
Paul referred here to the teachings of a heretical group called ‘gnostics’
who claimed to have a ‘special spiritual knowledge.’” [= Kata ‘ilmu
pengetahuan’ (1Tim 6:20) tidak menunjuk pada jenis teknologi yang kita kenal
pada jaman ini dengan sebutan itu. ‘Yang secara salah disebut pengetahuan’
adalah terjemahan yang lebih baik. Di sini Paulus menunjuk pada ajaran-ajaran
dari kelompok sesat yang disebut ‘gnostics’, yang mengclaim mempunyai
‘suatu ‘pengetahuan rohani yang khusus’].
Ay 21: “karena ada beberapa orang yang mengajarkannya dan dengan demikian
telah menyimpang dari iman. Kasih karunia menyertai kamu!”.
KJV: ‘Which some professing have erred
concerning the faith’ (= Yang beberapa orang yang mengakui telah salah
/ menyimpang berkenaan dengan iman).
RSV: ‘for by professing it some have missed the
mark as regards the faith’ (= karena dengan mengakuinya beberapa
orang telah luput dari sasaran / menyimpang berkenaan dengan iman).
Barnes’
Notes: “‘Which some professing.’
Evidently some who professed to be true Christians. They were attracted by false
philosophy, and soon, as a consequence, were led to deny the doctrines of
Christianity. This result has not been uncommon in the world” (= ‘Yang
beberapa orang yang mengakui’. Jelas beberapa orang yang mengaku sebagai
orang-orang Kristen yang benar. Mereka tertarik oleh filsafat yang palsu /
salah, dan segera, sebagai konsekwensinya, dibimbing untuk menyangkal doktrin
dari kekristenan. Akibat ini umum dalam dunia).
Calvin:
“‘Which
some professing, have erred concerning the faith.’ From
the result, also, he demonstrates how dangerous a thing it is, and how much it
ought to be avoided. The way in which God punishes the haughtiness of those who,
through the desire of obtaining reputation, corrupt and disfigure the doctrine
of godliness, is, that he allows them to fall away from soundness of
understanding, so that they involve themselves in many absurd errors. ... ‘Faith’
is here taken, as in some former passages, for the summary of religion
and sound doctrine. Warned by such examples, if we abhor revolt from ‘the
faith,’ let us adhere to the pure word of God, and let us detest sophistry and
all useless subtleties, because they are abominable corruptions of religion”
(= ‘Yang beberapa orang yang mengakui, telah salah / menyimpang berkenaan
dengan iman’. Dari hasil / akibatnya, juga, ia menunjukkan betapa berbahayanya
hal ini, dan betapa hebat hal itu harus dihindari. Cara dengan mana Allah
menghukum kesombongan dari mereka, melalui keinginan untuk mendapatkan reputasi,
merusak doktrin dari kesalehan, adalah bahwa Ia mengijinkan mereka untuk
berkurang / meninggalkan kesehatan pengertian, sehingga mereka melibatkan diri
mereka sendiri dalam banyak kesalahan-kesalahan yang menggelikan. ... ‘Iman’
di sini diartikan, seperti dalam beberapa text sebelumnya, sebagai ringkasan
dari agama dan doktrin yang sehat. Diperingati oleh contoh-contoh seperti itu,
jika kita benci untuk memberontak dari ‘iman’, hendaklah kita melekat pada
firman Allah yang murni, dan hendaklah kita membenci cara berpikir yang
menyesatkan / tidak masuk akal dan semua kepelikan / ke-njlimet-an yang tidak
berguna, karena mereka adalah kerusakan-kerusakan agama yang sangat buruk).
-TAMAT-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali