Kebaktian

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 21 Agustus 2011, pk 17.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

(HP: 7064-1331 / 6050-1331)

[email protected]

http://golgothaministry.org

 

HUKUM 10

 

jangan mengingini milik sesamamu

 

(Kel 20:17)

 

Kel 20:17 - “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.’”.

Ul 5:21 - “Jangan mengingini isteri sesamamu, dan jangan menghasratkan rumahnya, atau ladangnya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu”.

 

1)         Bukan semua keinginan merupakan dosa.

 

Matthew Henry: “The foregoing commands implicitly forbid all desire of doing that which will be an injury to our neighbour; this forbids all inordinate desire of having that which will be a gratification to ourselves. ‘O that such a man’s house were mine! Such a man’s wife mine! Such a man’s estate mine!’ This is certainly the language of discontent at our own lot, and envy at our neighbour’s; and these are the sins principally forbidden here (= Perintah-perintah yang lalu secara implicit melarang semua keinginan untuk melakukan hal-hal yang melukai sesama kita; perintah ini melarang semua keinginan yang tanpa batas / yang berlebihan untuk mempunyai / mendapatkan hal-hal yang akan menjadi suatu pemuasan bagi diri kita sendiri. ‘O, sekiranya rumah orang itu adalah milikku! Sekiranya istri orang itu adalah milikku! Sekiranya tanah orang itu adalah milikku’. Ini jelas merupakan bahasa dari ketidak-puasan terhadap nasib kita sendiri, dan iri hati pada nasib sesama kita; dan ini adalah dosa-dosa yang secara prinsip dilarang di sini).

 

Wycliffe Bible Commentary: “Covetousness is ‘the inordinate desire of unpossessed good’ (G. A. Chadwick, Exodus in Expositor’s Bible). ‘The most inward of all the commandments, forbidding not an external act, but a hidden mental state, a state, however, which is the root of nearly every sin against a neighbor’ (Cambridge Bible). It is basically the sin of Adam and Eve, to desire that which it is not God’s will that we have” [= Ketamakan adalah ‘keinginan yang sangat banyak terhadap harta benda / barang-barang yang tidak dimiliki’ (G. A. Chadwick, Exodus in Expositor’s Bible). ‘Yang paling batiniah dari semua hukum, melarang bukan suatu tindakan luar / lahiriah, tetapi suatu keadaan mental yang tersembunyi, tetapi suatu keadaan yang adalah akar dari hampir setiap dosa terhadap sesama’ (Cambridge Bible). Secara dasari ini adalah dosa dari Adam dan Hawa, menginginkan apa yang bukan kehendak Allah untuk kita miliki].

 

Wilmington’s Bible Handbook (Bible Survey): “To covet is to desire for yourself any person or thing that belongs to someone else” (= Mengingini adalah menginginkan untuk dirimu sendiri seseorang atau sesuatu yang adalah milik dari orang lain).

 

Jelas bahwa tidak semua keinginan merupakan dosa. Keinginan yang dilarang oleh hukum ini adalah keinginan yang didasari oleh iri hati, atau keinginan yang hanya ditujukan untuk pemuasan nafsu diri sendiri, dan khususnya, ketamakan!

 

Dalam bahasa Inggris hukum ini berbunyi ‘Thou shall not covet ...’. Kata kerja ‘covet’ (= ingin / mengingini) kalau menjadi kata sifat menjadi kata ‘covetous’ (= tamak)!

 

Contoh pelanggaran dari hukum ini:

a)   Ingin suami / istri / pacar orang lain.

Menginginkan istri / suami orang lain, sekalipun bisa, tetapi belum tentu berurusan dengan kecantikan / ketampanan, bentuk tubuh yang indah, kepribadian yang menarik, atau bahkan dengan cinta / sex. Bisa saja, kita mengingini istri / suami orang lain, hanya karena hal-hal baik lain yang ada dalam diri orang itu, misalnya, istri orang lain itu pandai mengatur rumah atau pandai masak, sedangkan istri kita tidak becus dalam hal-hal itu, sehingga kita menginginkan istri seperti istri orang lain itu. Atau, suami orang lain itu pandai / rajin bekerja / cari uang, sedangkan suami kita tidak becus / malas bekerja, dan kita menginginkan suami seperti suami orang lain itu. Apapaun alasannya, itu tetap menginginkan istri / suami orang lain, dan itu melanggar hukum ke 10 ini.

b)   Ingin kaya seperti tetangga.

c)   Ingin mobil, TV, video seperti tetangga.

d)   Ingin kecantikan orang lain.

e)   Ingin kepandaian / bakat orang lain.

 

2)         Ini merupakan perintah yang secara khusus berhubungan dengan hati / pikiran.

Perintah-perintah yang lalu terutama menunjuk pada tindakan luar / lahiriah, sekalipun dalam arti yang luas yang diberikan oleh Yesus, juga mencakup hati dan pikiran. Tetapi perintah ‘jangan mengingini’ ini secara khusus berhubungan dengan hati dan pikiran.

 

3)         Dosa ini merupakan akar dari dosa-dosa lain, yang jauh lebih hebat.

Sekalipun dosa ini kelihatannya remeh, tetapi ini merupakan akar dari dosa-dosa lain yang dilakukan dengan kata-kata / tindakan.

Bandingkan dengan ayat-ayat ini:

 

a)   Yak 3:16 - “Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat”.

 

b)   Yak 4:2 - “Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa”.

 

c)   Yak 1:13-15 - “(13) Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ‘Pencobaan ini datang dari Allah!’ Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. (14) Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. (15) Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut”.

Penjelasan: Yak 1:14-15 berbicara tentang keinginan. Keinginan tidak selalu merupakan dosa. Kalau kita mempunyai keinginan untuk mentaati Tuhan, melayani Tuhan dsb, ini tentu merupakan keinginan yang baik. Bahkan kalau kita mempunyai keinginan untuk tidur, makan, dsb (selama dalam batas yang wajar), maka itu jelas bukan dosa. Tetapi ada banyak keinginan yang bersifat dosa, seperti ingin barang orang lain (iri hati), ingin berzinah, ingin membalas kejahatan dengan kejahatan dsb. Keinginan yang berdosa inilah yang dimaksudkan dengan penco­baan dalam Yak 1:13 ini! Keinginan itu sendiri, sekalipun belum dituruti / dilaksanakan, sudah merupakan dosa! Sekarang mari kita perhatikan dan bahas Yak 1:15nya.

 

1.         Yak 1:15a - ‘apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahir­kan dosa’.

Apakah ini bisa diartikan bahwa keinginan yang belum dibuahi / dilakukan bukanlah dosa? Tidak, bukan itu yang dimaksudkan! ‘Melahirkan dosa’ artinya dosanya menjadi kelihatan. Tadi, sebelum keinginan itu dibuahi / dilakukan, itu sudah merupakan dosa, tetapi dosa itu bisa dikatakan ‘masih dalam kandungan’, artinya dosa itu belum kelihatan. Tetapi pada waktu keinginan itu dibuahi / dilakukan, maka dosanya ‘lahir’ / menjadi kelihatan.

Bandingkan dengan:

·         Maz 7:15 - “Sesungguhnya orang itu hamil dengan kejahatan, ia mengandung kelaliman dan melahirkan dusta.

·         Yes 59:4b-5,13b - “(4b) orang mengandung bencana dan melahirkan kelaliman. (5) Mereka menetaskan telur ular beludak, dan menenun sarang laba-laba; siapa yang makan dari telurnya itu akan mati, dan apabila sebutir ditekan pecah, keluarlah seekor ular beludak. ... (13b) kami merancangkan pemerasan dan penyelewengan, mengandung dusta dalam hati dan melahirkannya dalam kata-kata.

Jelas bahwa kedua text di atas ini juga mengatakan adanya dosa yang ada dalam kandungan (disebut ‘kejahatan’ / ‘kelaliman’ / ‘bencana’ / ‘dusta dalam hati’) dan dosa yang sudah dilahirkan (disebut ‘dusta’ / ‘kelaliman’ / ‘kata-kata dusta’). Dan text yang kedua juga menggambarkan dosa mula-mula sebagai telur yang belum menetas, yang akhirnya lalu menetas. Semua ini sama-sama menggambarkan dosa yang tidak terlihat (karena masih ada dalam hati) dan dosa yang terlihat (karena sudah dilakukan / diucapkan).

 

2.         Yak 1:15b - ‘apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut’.

Ayat ini dipakai oleh gereja Roma Katolik untuk mengajar­kan adanya:

·         dosa besar (mortal sin), yang upahnya maut (bahkan bisa menghancurkan keselamatan orang yang sudah selamat).

·         dosa kecil (venial sin). Yang ini tidak membawa maut, dan tidak diakuipun tidak apa-apa.

Ajaran ini tidak alkitabiah, karena sekalipun tingkatan-tingkatan dosa itu memang ada, tetapi setiap dosa yang bagaimanapun kecilnya, upahnya juga adalah maut (Ro 6:23).

 

Kalau demikian, lalu apa artinya Yak 1:15b itu? Kata-kata ‘dosa itu sudah matang’ tidak menunjuk pada satu dosa saja, tetapi menunjuk pada seluruh kehidupan orang yang berbuat dosa itu. Perlu kita ketahui bahwa Allah punya batas untuk banyaknya dosa yang dilakukan seseorang. Sebelum batas itu tercapai, maka Allah bersabar / menunda penghukuman. Tetapi kalau batas itu sudah tercapai, maka Allah akan menghukum. Kej 15:16 berbicara tentang kedurjanaan orang Amori / Kanaan yang belum genap, dan ini menyebabkan mereka belum dihukum / dimusnahkan. Tetapi setelah dosa mereka genap (mencapai batas yang Tuhan tetapkan), maka mereka dihukum / dimusnahkan.

Kej 15:16 - “Tetapi keturunan yang keempat akan kembali ke sini, sebab sebelum itu kedurjanaan orang Amori itu belum genap.’”.

 

Kesimpulan: Arti Yak 1:15 ini adalah: keinginan berdosa itu sudah merupakan dosa. Kalau keinginan itu dituruti, maka dosanya menjadi kelihatan. Kalau hal itu terus dilakukan, dan batas dosa yang ditentukan oleh Allah sudah tercapai, maka datanglah maut! Karena itu, hati-hatilah kalau saudara adalah orang yang selalu menuruti keinginan saudara yang berdosa!

 

Ada beberapa contoh dari Kitab Suci dimana dosa ini membawa pada dosa-dosa lain yang jauh lebih besar:

 

a.   Dosa Adam dan Hawa yang ingin jadi seperti Allah.

Kej 3:4-6 - “(4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: ‘Sekali-kali kamu tidak akan mati, (5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.’ (6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya”.

b.   Dosa Kain berkenaan dengan Habel.

Kej 4:3-8 - “(3) Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; (4) Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, (5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkanNya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. (6) Firman TUHAN kepada Kain: ‘Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? (7) Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.’ (8) Kata Kain kepada Habel, adiknya: ‘Marilah kita pergi ke padang.’ Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia”.

Bahwa iri hati adalah sesuatu yang tidak bisa diremehkan / dibiarkan, terlihat dari pembunuhan yang dilakukan oleh Kain terhadap Habel, yang asal mulanya adalah iri hati!

Thomas Manton: “The whole world, though otherwise empty of men, could not contain two brothers when one was envied” (= Seluruh dunia, sekalipun sebetulnya kosong, tidak bisa menampung 2 bersau­dara, dimana yang satu iri hati kepada yang lain).

Renungkan: kalau seluruh dunia tak bisa menampung 2 orang dimana yang seorang iri hati kepada yang lain, bisakah 1 gereja menampung 50 atau 100 orang dimana satu sama lain saling iri hati?

c.   Orang Filistin iri hati terhadap Ishak.

Kej 26:14 - “Ia mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak anak buah, sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya”.

d.   Saudara-saudara Yusuf menjual Yusuf karena iri hati.

Kej 37:11 - “Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya”.

Kis 7:9 - “Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia”.

e.   Korah, Datan dan Abiram yang iri hati terhadap Musa.

Maz 106:16-18 - “(16) Mereka cemburu kepada Musa di perkemahan, dan kepada Harun, orang kudus TUHAN. (17) Bumi terbuka dan menelan Datan, menutupi kumpulan Abiram. (18) Api menyala di kalangan mereka, nyala api menghanguskan orang-orang fasik itu”.

f.    Miryam dan Harun yang iri hati terhadap Musa.

Bil 12:1-2 - “(1) Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. (2) Kata mereka: ‘Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga Ia berfirman?’ Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN”.

g.   Dosa Daud berkenaan dengan Batsyeba (2Sam 11).

h.   Dosa Ahab / Izebel berkenaan dengan Nabot (1Raja 21).

i.    Dosa murid-murid Yohanes Pembaptis berkenaan dengan ‘jemaat’ mereka yang lari kepada Yesus.

Yoh 3:25-30 - “(25) Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. (26) Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: ‘Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepadaNya.’ (27) Jawab Yohanes: ‘Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. (28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahuluiNya. (29) Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. (30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”.

Iri hati karena persoalan jemaat / domba ini sering terjadi.

·         Kis 5:17 - “Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati.

·         Kis 13:45 - “Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan oleh Paulus”.

·         Kis 17:5 - “Tetapi orang-orang Yahudi menjadi iri hati dan dengan dibantu oleh beberapa penjahat dari antara petualang-petualang di pasar, mereka mengadakan keributan dan mengacau kota itu. Mereka menyerbu rumah Yason dengan maksud untuk menghadapkan Paulus dan Silas kepada sidang rakyat”.

Penerapan: pendeta-pendeta yang selalu rebutan domba tidak terlalu berbeda dengan orang-orang yang dibicarakan dalam text-text di atas ini.

j.    Dosa tokoh-tokoh Yahudi berkenaan dengan Yesus.

Mat 27:18 - “Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.

Mark 15:10 - “Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki.

k.   Dosa Saul berkenaan dengan Daud.

1Sam 18:6-9 - “(6) Tetapi pada waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing; (7) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: ‘Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.’ (8) Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: ‘Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.’ (9) Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud”.

 

4)         Sikap yang seharusnya berkenaan dengan hukum ini.

 

a)   Teladan yang baik berkenaan dengan hukum ini terlihat dalam kasus:

 

1.   Abraham yang mengijinkan Lot memilih lebih dulu tanah yang disukainya.

Kej 13:8-13 - “(8) Maka berkatalah Abram kepada Lot: ‘Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. (9) Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.’ (10) Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. - Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. - (11) Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. (12) Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. (13) Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN”.

 

2.   Yohanes Pembaptis yang hanya ingin meninggikan Yesus, dan tidak peduli tentang dirinya sendiri.

Yoh 3:27-30 - “(27) Jawab Yohanes: ‘Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. (28) Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahuluiNya. (29) Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. (30) Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”.

 

b)   1Kor 12:26 - “Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita (bukan iri hati).

Paulus menggambarkan orang kristen sebagai anggota-anggota tubuh Kristus. Sekarang bayangkan, kalau mulut saudara menerima makanan, mungkinkah anggota tubuh yang lain, seperti tangan dan kaki, lalu menjadi iri hati / tidak senang? Ini betul-betul sesuatu yang tidak masuk akal, bukan? Tetapi anehnya, hal seperti itu sering terjadi dalam gereja! Orang kristen sering iri hati melihat saudara seimannya mendapat rumah baru, mobil, pekerjaan yang tinggi gajinya, pacar yang cantik, dsb.

Hal yang buruk dari iri hati ini adalah bahwa iri hati seringkali mewujudkan dirinya, bukan dalam keinginan untuk diberkati seperti orang lain, tetapi dalam ketidak-senangan melihat orang lain diberkati.

Bdk. Mat 20:15 - “Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?”.

 

c)   1Kor 13:4 - “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong”.

Kata ‘cemburu’ itu salah terjemahan; seharusnya adalah ‘iri hati’. Jadi jelas bahwa iri hati merupakan sesuatu yang bertentangan dengan kasih. Kalau ada kasih, kita tidak akan iri hati, dan sebaliknya kalau ada iri hati maka disana tidak ada kasih!

 

5)         Hal-hal lain berkenaan dengan iri hati.

 

a)   Iri hati merusak diri kita sendiri.

Ayub 5:2 - “Sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati, dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.

Amsal 14:30 - “Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang”.

 

b)   Kitab Suci memberikan banyak peringatan untuk tidak iri hati terhadap ‘nasib baik’ dari orang-orang yang jahat. Perhatikan ayat-ayat di bawah ini:

·         Maz 37:1 - “Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;”.

·         Maz 73:1-5 - “(1) Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya. (2) Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. (3) Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. (4) Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; (5) mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain”.

·         Amsal 23:17 - “Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa”.

·         Amsal 24:1 - “Jangan iri kepada orang jahat, jangan ingin bergaul dengan mereka”.

·         Amsal 24:19 - “Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik”.

·         Amsal 3:31 - “Janganlah iri hati kepada orang yang melakukan kelaliman, dan janganlah memilih satupun dari jalannya”.

 

c)   Iri hati merupakan perbuatan daging, dan merupakan bukti / petunjuk bahwa kita masih manusia duniawi.

 

1Kor 3:3 - “Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?”.

Catatan: istilah ‘manusia duniawi’ dalam ayat ini dalam bahasa aslinya berbeda dengan istilah ‘manusia duniawi’ dalam 1Kor 2:14. Yang dalam 1Kor 2:14 menunjuk kepada orang-orang yang belum percaya; tetapi yang di sini menunjuk kepada orang-orang kristen yang masih bayi.

 

Gal 5:19-21 - “(19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu - seperti yang telah kubuat dahulu - bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah”.

 

d)   Hal-hal yang kelihatannya baikpun bisa dilakukan karena iri hati / dengki.

Fil 1:15-17 - “(15) Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakanNya dengan maksud baik. (16) Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil, (17) tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara.

Perhatikan bahwa dalam text ini Paulus berbicara tentang orang-orang yang memberitakan Injil / Kristus, tetapi mereka melakukannya karena dengki!

 

Kesimpulan / penutup.

 

Berapa kali saudara melanggar hukum kesepuluh ini? Dan karena dengan pelajaran ini saya sudah menyelesaikan pembahasan tentang hukum-hukum dalam 10 Hukum Tuhan, saya ingin menanyakan secara keseluruhan. Berapa kali saudara melanggar 10 hukum Tuhan yang sudah kita bahas selama ini? Semua dosa karena pelanggaran terhadap 10 hukum Tuhan ini menyebabkan saudara seharusnya masuk ke neraka selama-lamanya. Hanya kalau saudara mempunyai seorang Penebus / Juruselamat dosa maka saudara bisa bebas dari hukuman dan saudara bisa masuk surga. Sudahkah / maukah saudara datang kepada Kristus dan percaya / menerimaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara? Kiranya Tuhan memberkati saudara sekalian.

 

 

-AMIN-

 

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali