(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)
Minggu, tgl 4 Juli 2010, pk 17.00
Pdt.
Budi Asali, M. Div.
(HP: 7064-1331 / 6050-1331)
Kel 20:1-17 - “(1) Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: (2)
‘Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari
tempat perbudakan. (3) Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu. (4) Jangan
membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau
yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (5)
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN,
Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada
anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang
membenci Aku, (6) tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang,
yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintahKu.
(7) Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan
memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan. (8)
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: (9) enam hari lamanya engkau akan bekerja
dan melakukan segala pekerjaanmu, (10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat
TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu
laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu
perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. (11) Sebab
enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,
dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat
dan menguduskannya. (12) Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di
tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. (13) Jangan membunuh. (14)
Jangan berzinah. (15) Jangan mencuri. (16) Jangan mengucapkan saksi dusta
tentang sesamamu. (17) Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini
isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya
atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.’”.
Wycliffe Bible Commentary: “The Law was not given as a means of salvation” (=
Hukum Taurat tidak diberikan sebagai jalan keselamatan).
The
Bible Exposition Commentary: Old Testament: “The law was never given as a way of salvation for either Jews or
Gentiles, because ‘by the works of the law shall no flesh be justified’ (Gal
2:16). Salvation is not a reward for good works but the gift of God
through faith in Jesus Christ (Rom 4:5; Eph 2:8-9). The Law reveals God’s
righteousness and demands righteousness, but it can’t give righteousness (Gal
2:21): only Jesus Christ can do that (2 Cor 5:21). The law is a mirror
that reveals where you’re dirty, but you don’t wash your face in the mirror
(James 1:22-25). Only the blood of Jesus Christ can cleanse us from sin (1
John 1:7,9; Heb 10:22). God doesn’t give His Spirit to us because we obey
the law (Gal 3:2) but because we trust Christ (4:1-7), nor does He give
us our inheritance through the law (3:18). The one thing the dead sinner
needs is life (Eph 2:1-3), but the law can’t give life (Gal 3:21). Then
what’s the purpose of the law? It’s God’s way of showing us our sins and
stripping us of our self-righteousness so that we cry out for the mercy and
grace of God. God gives His Holy Spirit to all who believe on (in?)
His Son, and the Spirit enables us to obey God’s will and therefore fulfill
the righteousness of the law (Rom 8:1-3)” [= Hukum Taurat tidak pernah diberikan sebagai suatu jalan
keselamatan untuk Yahudi ataupun non Yahudi, karena ‘tidak seorangpun yang
dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat’ (Gal 2:16). Keselamatan
bukanlah pahala untuk perbuatan baik tetapi karunia dari Allah melalui iman
kepada Yesus Kristus (Ro 4:5; Ef 2:8-9). Hukum Taurat menyatakan
kebenaran Allah dan menuntut kebenaran, tetapi hukum Taurat tidak bisa
memberikan kebenaran (Gal 2:21): hanya Yesus Kristus bisa melakukan hal itu
(2Kor 5:21). Hukum Taurat adalah sebuah cermin yang menyatakan dimana
kamu kotor, tetapi kamu tidak mencuci wajahmu dalam cermin itu (Yak 1:22-25).
Hanya darah Yesus Kristus bisa membersihkan kita dari dosa (1Yoh 1:7,9; Ibr
10:22). Allah tidak memberikan Roh KudusNya kepada kita karena kita mentaati
hukum Taurat (Gal 3:2) tetapi karena kita mempercayai Kristus (4:1-7), juga
Ia tidak memberi kita warisan kita melalui hukum Taurat (3:18). Satu hal
yang dibutuhkan orang berdosa yang mati (rohani) adalah kehidupan (Ef 2:1-3), tetapi hukum Taurat tidak bisa
memberikan kehidupan (Gal 3:21). Lalu apa tujuan dari hukum Taurat? Itu
adalah jalan Allah untuk menunjukkan kepada kita dosa-dosa kita dan menelanjangi
kita dari perasaan bahwa diri kita sendiri benar sehingga kita berteriak untuk
belas kasihan dan kasih karunia Allah. Allah memberikan Roh KudusNya kepada
semua yang percaya kepada AnakNya, dan Roh memampukan kita untuk mentaati
kehendak Allah dan karena itu menggenapi kebenaran dari hukum Taurat (Ro 8:1-3)].
Ro 4:5 - “Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun
percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan
menjadi kebenaran”.
Ro 8:1-3 - “(1) Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi
mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. (2) Roh, yang memberi hidup telah
memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. (3) Sebab apa
yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging,
telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus AnakNya sendiri dalam
daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah
menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging”.
2Kor 5:21 - “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi
dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”.
Gal 2:16,21 - “(16) Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang
dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman
dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus,
supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena
melakukan hukum Taurat. Sebab: ‘tidak ada seorangpun yang dibenarkan’ oleh
karena melakukan hukum Taurat. ... (21) Aku tidak menolak kasih karunia Allah.
Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian
Kristus”.
Gal 3:2,18,21 - “(2) Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada
kamu: Adakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum Taurat atau karena
percaya kepada pemberitaan Injil? ... (18) Sebab, jikalau apa yang ditentukan
Allah berasal dari hukum Taurat, ia tidak berasal dari janji; tetapi justru
oleh janjilah Allah telah menganugerahkan kasih karuniaNya kepada Abraham. ...
(21) Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat dengan janji-janji Allah?
Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat diberikan sebagai sesuatu yang
dapat menghidupkan, maka memang kebenaran berasal dari hukum Taurat”.
Gal 4:1-7 - “(1) Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris
belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun
ia adalah tuan dari segala sesuatu; (2) tetapi ia berada di bawah perwalian
dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya. (3)
Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada
roh-roh dunia. (4) Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya,
yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. (5) Ia
diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita
diterima menjadi anak. (6) Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah
menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita, yang berseru: ‘ya Abba, ya Bapa!’
(7) Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu
juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah”.
Ef 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan
oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan
hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”.
Ibr 10:22 - “Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati
yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah
dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan
air yang murni”.
Yak 1:22-25 - “(22) Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku
firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu
diri sendiri. (23) Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak
melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya
yang sebenarnya di depan cermin. (24) Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi
atau ia segera lupa bagaimana rupanya. (25) Tetapi barangsiapa meneliti hukum
yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di
dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi
sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya”.
1Yoh
1:7,9 - “(7) Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada
di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan
darah Yesus, AnakNya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. ... (9) Jika
kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”.
Pulpit
Commentary: “The ten commandments form a
summary of our main duties towards God, and towards man. ... According to the
division adopted by the English Church, and by the reformed churches generally,
the first four lay down our duty to our Maker, the last six our duty to our
fellow men” (= 10 hukum Tuhan membentuk suatu ringkasan dari
kewajiban-kewajiban utama kita terhadap Allah dan terhadap manusia. ... Menurut
pembagian yang diambil oleh Gereja Inggris, dan oleh gereja-gereja Reformed pada
umumnya, empat hukum yang pertama memberikan kewajiban kita kepada Pencipta
kita, enam hukum yang terakhir memberikan kewajiban kita kepada sesama manusia
kita).
Penerapan:
ada banyak orang yang berkata: ‘Aku tidak pernah berbuat jahat kepada
manusia’. Atau ‘Aku tidak pernah merugikan orang lain’, dan sebagainya.
Orang-orang seperti itu perlu mengerti bahwa dosa bukan hanya terjadi kalau kita
berbuat jahat kepada sesama manusia, atau merugikan sesama manusia, tetapi juga,
bahkan khususnya, kalau kita berbuat jahat kepada Tuhan atau menyakiti hati
Tuhan. Juga mereka tidak pernah menyadari bahwa mereka selalu berbuat jahat
kepada Tuhan atau menyakiti hati Tuhan. Bahkan kalau tindakan itu menyenangkan
hati manusia atau menolong / menguntungkan sesama manusia, tetapi menyakiti hati
Allah, itu adalah dosa.
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali