Kebaktian

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

Minggu, tgl 30 Nopember 2014, pk 17.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

Yudas Iskariot(11)

 

2)   Yudas kembali dengan sepasukan tentara untuk menangkap Yesus.

 

Mat 26:47-57 - “(47) Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. (48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: ‘Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.’ (49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: ‘Salam Rabi,’ lalu mencium Dia. (50) Tetapi Yesus berkata kepadanya: ‘Hai teman, untuk itukah engkau datang?’ Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkapNya. (51) Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. (52) Maka kata Yesus kepadanya: ‘Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. (53) Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada BapaKu, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? (54) Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?’ (55) Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: ‘Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. (56) Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi.’ Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri. (57) Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawaNya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.”.

 

Mark 14:43-49 - “(43) Waktu Yesus masih berbicara, muncullah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua. (44) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: ‘Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat.’ (45) Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: ‘Rabi,’ lalu mencium Dia. (46) Maka mereka memegang Yesus dan menangkapNya. (47) Salah seorang dari mereka yang ada di situ menghunus pedangnya, lalu menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. (48) Kata Yesus kepada mereka: ‘Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? (49) Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi haruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci.’”.

 

Luk 22:47-54 - “(47) Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedang muridNya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka. Yudas mendekati Yesus untuk menciumNya. (48) Maka kata Yesus kepadanya: ‘Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?’ (49) Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: ‘Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?’ (50) Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. (51) Tetapi Yesus berkata: ‘Sudahlah itu.’ Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya. (52) Maka Yesus berkata kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah serta tua-tua yang datang untuk menangkap Dia, kataNya: ‘Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung? (53) Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu.’ (54) Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh.”.

 

Yoh 18:1-12 - “(1) Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-muridNya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-muridNya. (2) Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-muridNya. (3) Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. (4) Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diriNya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: ‘Siapakah yang kamu cari?’ (5) Jawab mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ KataNya kepada mereka: ‘Akulah Dia.’ Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. (6) Ketika Ia berkata kepada mereka: ‘Akulah Dia,’ mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. (7) Maka Ia bertanya pula: ‘Siapakah yang kamu cari?’ Kata mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ (8) Jawab Yesus: ‘Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.’ (9) Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakanNya: ‘Dari mereka yang Engkau serahkan kepadaKu, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa.’ (10) Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. (11) Kata Yesus kepada Petrus: ‘Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepadaKu?’ (12) Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia.”.

 

a)            Yudas kembali dengan sepasukan tentara.

 

1.      Yesus ada di tempat yang diketahui oleh Yudas.

Yoh 18:1-2 - “(1) Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-muridNya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-muridNya. (2)  Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-muridNya..

 

Calvin (tentang Yoh 18:1): In this narrative John passes by many things which the other three Evangelists relate, and he does so on purpose, as his intention was to collect many things worthy of being recorded, about which they say nothing; and, therefore, let the reader go to the other Evangelists to find what is wanting here. [= Dalam cerita ini Yohanes melewati / mengabaikan banyak hal yang ketiga penginjil yang lain ceritakan, dan ia melakukan demikian dengan sengaja, karena maksudnya adalah untuk mengumpulkan banyak hal yang layak untuk dicatat, tentang mana mereka tidak berkata apa-apa; dan karena itu, hendaklah pembaca pergi kepada penginjil-penginjil yang lain untuk menemukan apa yang tidak ada di sini.].

 

Matthew Henry (tentang Yoh 18:1): Mention is made of Judas’s knowing the place, (1.) To aggravate the sin of Judas, that he would betray his Master, notwithstanding the intimate acquaintance he had with him; nay, and that he would make use of his familiarity with Christ, as giving him an opportunity of betraying him; a generous mind would have scorned to do so base a thing.[= Disebutkan tentang pengetahuan Yudas tentang tempat ini, (1.) Untuk memperberat dosa Yudas, sehingga ia mau mengkhianati Tuan / Gurunya, sekalipun ia mempunyai pengenalan / keakraban yang intim dengan Dia; bahkan, ia membuat keakrabannya dengan Kristus sebagai memberi kepadanya suatu kesempatan untuk mengkhianatiNya; suatu pikiran yang mulia akan sudah sangat tak senang / jijik untuk melakukan hal yang begitu rendah.].

 

Lenski (tentang Yoh 18:2): “We also see how easily Jesus could have frustrated the plans of Judas; all he needed to do was to avoid Gethsemane and to go to some new place for the night. By again going to Gethsemane, Jesus, who knew the plans of Judas, deliberately placed himself into the hands of his enemies - the hour for this had now come.” [= Kita juga melihat bagaimana dengan mudahnya Yesus bisa telah menggagalkan rencana-rencana Yudas; semua yang Ia perlu lakukan adalah menghindari Getsemani dan pergi ke tempat yang baru untuk malam itu. Dengan pergi lagi ke Getsemani, Yesus, yang tahu rencana-rencana Yudas, dengan sengaja menempatkan diriNya sendiri ke dalam tangan dari musuh-musuhNya - karena saat untuk ini sekarang telah tiba.].

 

Calvin (tentang Yoh 18:1-2): The chief thing to be considered is, the intention of the Evangelist in pointing out the place; for his object was, to show that Christ went to death willingly. He came into a place which, he knew, was well known to Judas. Why did he do this but to present himself, of his own accord, to the traitor and to the enemies? Nor was he led astray by inadvertency, for he knew beforehand all that was to happen. John afterwards mentions also that he went forward to meet them. He therefore suffered death, not by constraint, but willingly, that he might be a voluntary sacrifice; for without obedience atonement would not have been obtained for us. Besides, he entered into the garden, not for the purpose of seeking a place of concealment, but that he might have a better opportunity, and greater leisure, for prayer. That he prayed three times to be delivered from death, (Matthew 26:44,) is not inconsistent with that voluntary obedience of which we have spoken; for it was necessary that he should contend with difficulties, that he might be victorious. Now, having subdued the dread of death, he advances to death freely and willingly. [= Hal utama untuk dipertimbangkan adalah, maksud dari sang penginjil dengan menunjukkan tempat; karena tujuannya adalah, untuk menunjukkan bahwa Kristus pergi pada kematian dengan sukarela. Ia datang ke tempat yang, Ia tahu, diketahui dengan baik oleh Yudas. Mengapa Ia melakukan ini kecuali memberikan / menawarkan diriNya sendiri, dari persetujuanNya sendiri, kepada sang pengkhianat dan kepada musuh-musuh? Juga Ia bukannya disesatkan oleh ketidak-hati-hatian, karena Ia tahu sebelumnya semua yang akan terjadi. Yohanes belakangan menyebutkan juga bahwa Ia maju untuk menemui mereka. Karena itu, Ia mengalami kematian, bukan karena terpaksa, tetapi dengan sukarela, supaya Ia bisa menjadi korban sukarela; karena tanpa ketaatan penebusan tidak akan telah didapatkan bagi kita. Disamping, Ia masuk ke dalam taman, bukan dengan tujuan untuk mencari suatu tempat persembunyian, tetapi supaya Ia bisa mempunyai suatu kesempatan yang lebih baik, dan kebebasan, untuk berdoa. Bahwa Ia berdoa 3 x untuk dibebaskan dari kematian, (Mat 26:44), tidaklah bertentangan dengan ketaatan sukarela tentang mana kami telah berbicara; karena adalah perlu bahwa Ia harus bergumul dengan kesukaran-kesukaran, supaya Ia bisa menjadi pemenang. Sekarang, setelah mengalahkan ketakutan tentang kematian, Ia maju pada kematian dengan bebas dan dengan sukarela.].

 

2.   Yudas kembali / datang dengan sepasukan tentara dan orang-orang yang dikirim oleh tokoh-tokoh agama Yahudi.

Mat 26:47 - “Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi.”.

Luk 22:47a - Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedang muridNya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka..

Yoh 18:3 - Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata..

Kis 1:16 - “‘Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.”.

 

George Hutcheson: “Wicked apostates and persecutors are not asleep in their design and actings, but are very vigilant and active when, it may be, Christ’s followers are asleep and careless; for in the dark night Judas cometh with his crew, and that at the time when Christ could not get his disciples kept awake, as it is recorded, Matt. 26:45-47.” [= Orang-orang murtad dan penganiaya-penganiaya yang jahat tidak tidur dalam perencanaan dan tindakan mereka, tetapi sangat waspada dan aktif, pada saat para pengikut Kristus tidur dan ceroboh; karena pada malam yang gelap itu Yudas datang dengan regunya, dan pada saat itu Kristus tidak bisa membujuk murid-muridNya untuk tetap terjaga, sebagaimana hal itu dicatat, Mat 26:45-47.] - hal 373-374.

 

Mat 26:40-46 - “(40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-muridNya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: ‘Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? (41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.’ (42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendakMu!’ (43) Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. (44) Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. (45) Sesudah itu Ia datang kepada murid-muridNya dan berkata kepada mereka: ‘Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. (46) Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.”.

 

William Hendriksen (tentang Yoh 18:3): “In describing what the soldiers did, how the guards treated him, in speaking about Judas, Peter, Caiaphas, Annas, Pilate, and others, the main purpose must ever be to show what each contributed to his suffering!” [= Dalam menggambarkan apa yang dilakukan tentara-tentara itu, bagaimana penjaga-penjaga memperlakukan Dia, dalam berbicara tentang Yudas, Petrus, Kayafas, Hanas, Pilatus, dan yang lain-lain, tujuan utama harus selalu adalah untuk menunjukkan apa yang masing-masing orang sumbangkan pada penderitaanNya!].

 

a. ‘Sepasukan prajurit’ (Yoh 18:3).

Kata-kata ‘sepasukan prajurit’ menunjuk kepada tentara Romawi. Kata ‘pasukan’ dalam bahasa Yunani adalah SPEIRA.

(1) William Barclay berkata ini bisa mempunyai 3 kemungkinan arti:

(a) Ini menunjuk kepada ‘a Roman cohort’ [= suatu satuan tentara Romawi, yang terdiri dari 1/10 legion], dan 1 cohort terdiri dari 600 orang.

(b) Ini menunjuk kepada ‘a cohort of auxilliary soldiers’ [= satu cohort tentara pembantu], yang terdiri dari 1000 orang, yaitu 240 pasukan berkuda dan 760 pasukan berjalan kaki.

(c) Kadang-kadang (agak jarang), ini menunjuk kepada ‘the detachment of men called a maniple which was made up of two hundred men’ [= suatu satuan pasukan khusus yang disebut maniple (= 1/3 cohort) yang terdiri dari 200 orang] - hal 222.

Kalaupun diambil yang terkecil, itu berarti mereka datang dengan 200 orang! Ini jumlah yang luar biasa untuk menangkap 1 orang!

(2) Clarke mengatakan bahwa 1 SPEIRA = 1/40 legion, sedangkan 1 legion tidak tentu jumlahnya, sehingga tidak bisa diketahui berapa jumlah orang dalam 1 SPEIRA.

(3) Pulpit Commentary (Injil Yohanes, hal 380) mengatakan bahwa satu SPEIRA terdiri dari sekitar 200 orang atau sama dengan 1/3 cohort. Sedangkan 1 cohort sama dengan 1/6 legion. Tetapi penafsir lain dari Pulpit Commentary (tentang Mat 26:53) mengatakan bahwa SPEIRA = Cohort = 1/10 LEGION.

Sekalipun tidak bisa dipastikan jumlah tentara yang ikut, dan sekalipun jelas jumlahnya cukup banyak, tetapi yang pasti tentara yang ikut hanyalah sepersekian dari 1 legion.

 

Matthew Henry (tentang Yoh 18:3): Christ’s friends were few, his enemies many. Let us therefore not follow a multitude to do evil, nor fear a multitude designing evil to us, if God be for us.[= Sahabat-sahabat Kristus sedikit, musuh-musuhNya banyak. Karena itu hendaklah kita tidak mengikuti orang banyak untuk melakukan kejahatan, ataupun takut kepada banyak orang yang merancangkan kejahatan terhadap kita, jika Allah ada di pihak kita.].

Bdk. Ro 8:31b - “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”.

 

Matthew Henry (tentang Mat 26:47): This multitude was made up partly of a detachment out of the guards, that were posted in the tower of Antonia by the Roman governor; these were Gentiles, ‘sinners,’ as Christ calls them, v. 45. The rest were the servants and officers of the High Priest, and they were Jews; they that were at variance with each other, agreed against Christ.[= Orang banyak ini terdiri dari sebagian dari suatu detasemen dari penjaga-penjaga, yang ditempatkan di menara Antonia oleh gubernur Roma; orang-orang ini adalah orang-orang non Yahudi, ‘orang-orang berdosa’ sebagaimana Kristus menyebut mereka, ay 45. Sisanya adalah pelayan-pelayan dan pejabat-pejabat dari Imam Besar, dan mereka adalah orang-orang Yahudi; mereka yang tidak cocok satu sama lain, bersatu menentang Kristus.].

Mat 26:45 - “Sesudah itu Ia datang kepada murid-muridNya dan berkata kepada mereka: ‘Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.”.

 

Matthew Henry (tentang Yoh 18:3): these had an enmity to each other, but were united against Christ, who came to reconcile both to God in one body.[= orang-orang ini mempunyai suatu permusuhan satu sama lain, tetapi bersatu menentang Kristus, yang datang untuk mendamaikan keduanya kepada Allah dalam satu tubuh.].

 

Bdk. Ef 2:11-18 - “(11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu - sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya ‘sunat,’ yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, - (12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. (13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu ‘jauh,’ sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus. (14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, (15) sebab dengan matiNya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diriNya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. (17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang ‘dekat,’ (18) karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.”.

 

Calvin (tentang Yoh 18:3): That Judas came accompanied by soldiers and by so large a retinue, is a sign of a bad conscience, which always trembles without any cause. [= Bahwa Yudas datang disertai oleh prajurit-prajurit dan oleh suatu rombongan yang begitu besar, adalah suatu tanda dari suatu hati nurani yang buruk, yang selalu gemetar tanpa penyebab apapun.].

Bdk. Im 26:14-15,36 - “(14) ‘Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu, (15) jikalau kamu menolak ketetapanKu dan hatimu muak mendengar peraturanKu, sehingga kamu tidak melakukan segala perintahKu dan kamu mengingkari perjanjianKu, ... (36) Dan mengenai mereka yang masih tinggal hidup dari antaramu, Aku akan mendatangkan kecemasan ke dalam hati mereka di dalam negeri-negeri musuh mereka, sehingga bunyi daun yang ditiupkan anginpun akan mengejar mereka, dan mereka akan lari seperti orang lari menjauhi pedang, dan mereka akan rebah, sungguhpun tidak ada orang yang mengejar.”.

 

Matthew Henry (tentang Mat 26:47): Here was with him a great multitude; that the scripture might be fulfilled, Lord, how are they increased that trouble me! Ps 3:1.[= Di sini ada bersama dia suatu kumpulan orang banyak; supaya Kitab Suci bisa digenapi, Tuhan, betapa bertambah banyak orang-orang yang mengganggu aku! Maz 3:2.].

Maz 3:1-2 - “(1) [Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya.] (2) Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku;”.

 

Bdk. Yoh 18:1 - Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-muridNya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-muridNya..

 

Barnes’ Notes (tentang Yoh 18:1): Over this brook David passed when he fled from Absalom, 2 Sam 15:23.[= Melewati sungai ini Daud menyeberang ketika ia lari dari Absalom, 2Sam 15:23.].

2Sam 15:23 - “Seluruh negeri menangis dengan suara keras, ketika seluruh rakyat berjalan lewat. Raja menyeberangi sungai Kidron dan seluruh rakyat berjalan ke arah padang gurun.”.

 

Bible Knowledge Commentary (tentang Yoh 18:1): David was betrayed by a friend (Ahithophel) while crossing the Kidron and going up to the Mount of Olives (2 Sam 15:23,30-31). So too Jesus was betrayed by His ‘trusted friend’ Judas while crossing the Kidron and going to the Mount of Olives. [= Daud dikhianati oleh seorang Sahabat (Ahitofel) pada waktu menyeberangi Kidron dan naik ke Bukit Zaitun (2Sam 15:23,30-31). Demikian juga Yesus dikhianati oleh ‘sahabatNya yang dipercaya’, Yudas, sementara menyeberangi Kidron dan pergi ke Bukit Zaitun.].

2Sam 15:30-31 - “(30) Daud mendaki bukit Zaitun sambil menangis, kepalanya berselubung dan ia berjalan dengan tidak berkasut. Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia masing-masing berselubung kepalanya, dan mereka mendaki sambil menangis. (31) Ketika kepada Daud dikabarkan, demikian: ‘Ahitofel ada di antara orang-orang yang bersepakat dengan Absalom,’ maka berkatalah Daud: ‘Gagalkanlah kiranya nasihat Ahitofel itu, ya TUHAN.’”.

 

Sekarang mari kita bandingkan pasukan penangkap Yesus ini dengan kata-kata Yesus dalam Mat 26:53 - “Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada BapaKu, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?”. Kata ‘pasukan’ di sini menggunakan kata LEGION!

 

Pulpit Commentary (tentang Yoh 18:3): “a legion of angel for each one of the little group” [= satu legion malaikat untuk setiap orang dari grup kecil itu] - hal 380.

 

Pulpit Commentary (tentang Mat 26:53): He employs the Roman term ‘legion’ with intention. He had been arrested by a cohort (John 18:3, 12, σπεῖρα), the tenth part of the legion, which numbered six thousand men; he could, if he chose, call to his aid twelve times six thousand angels, who would deliver their Lord from his enemies.[= Ia menggunakan istilah Romawi ‘legion’ dengan suatu maksud. Ia telah ditangkap oleh satu cohort (Yoh 18:3,12, SPEIRA), 1/10 bagian dari legion, yang berjumlah 6000 orang; Ia bisa, jika Ia memilih, memanggil untuk menolongNya 12 kali 6000 malaikat, yang akan membebaskan Tuhan mereka dari musuh-musuhNya.] - hal 530.

 

Itulah perbandingan kekuatan antara ‘musuh’ dan ‘kawan’ bagi orang kristen.

Bandingkan dengan:

(a) 2Raja 6:15-17 - “(15) Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: ‘Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?’ (16) Jawabnya: ‘Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka.’ (17) Lalu berdoalah Elisa: ‘Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.’ Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.”.

(b) Maz 34:8 - “Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.”.

 

Padahal 1 malaikat dapat dengan mudah membunuh 185.000 tentara dalam satu malam (2Raja 19:35). Karena itu dalam menghadapi banyak musuh, kita tidak perlu takut. Kalau Tuhan mau melindungi, Ia dengan mudah bisa melakukannya. Memang Tuhan tidak selalu mau menolong / melindungi, tetapi kalau Tuhan tidak mau menolong / melindungi kita, maka Ia pasti mempunyai rencana, dan itu pasti baik bagi kita.

 

b. Perlengkapan pasukan prajurit itu.

Yoh 18:3 - “Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata.”.

Mat 26:47 - “Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi.”.

 

Tentara itu membawa lentera dan suluh, padahal Barclay (hal 223), dan juga penafsir-penafsir yang lain, berkata bahwa Paskah adalah masa bulan purnama sehingga sangat terang. Mereka tidak membutuhkan lentera dan suluh untuk mencari jalan, tetapi mereka mengira bahwa Yesus akan bersembunyi di pohon-pohon / semak-semak dsb, sehingga mereka membawa lentera dan suluh.

 

Mereka juga membawa senjata (pedang dan pentung), mungkin karena mereka menduga bahwa murid-murid Yesus akan mengadakan perlawanan.

 

Adam Clarke (tentang Yoh 18:3): ‘With lanterns and torches.’ With these they had intended to search the corners and caverns, provided Christ had hidden himself; for they could not have needed them for any other purpose, it being now the fourteenth day of the moon’s age, in the month Nisan, and consequently she appeared full and bright.[= ‘Dengan lentera dan suluh’. Dengan ini mereka bermaksud untuk mencari sudut-sudut dan gua-gua / lubang-lubang, untuk berjaga-jaga kalau Kristus telah menyembunyikan diriNya sendiri; karena mereka tidak bisa membutuhkannya untuk tujuan yang lain manapun, karena sekarang adalah tanggal 14 dari bulan itu, di bulan Nisan, dan karena itu bulan tampak penuh dan terang.].

 

William Hendriksen (tentang Yoh 18:3): “Torches and lanterns … to search for the Light of the world! And it was full moon! Swords and cudgels … to subdue the Prince of peace! This was a cruel insult. It proved how thoroughly his mission had been misinterpreted. For the Man of Sorrows, the very sight of this band of ruffians, which considered him their quarry, meant indescribable suffering. They had come out against him as if he were a criminal, a robber for instance. This was agony. He felt the bitter insult, as is clear from the words he spoke (Matt. 26:55). He saw the approach of the power of darkness (Luke 22:53).” [= Lentera dan suluh ... untuk mencari Terang dunia! Dan itu adalah bulan purnama! Pedang dan pentung ... untuk menundukkan Pangeran / Raja Damai! Ini adalah penghinaan yang kejam. Itu membuktikan betapa missiNya telah disalah-tafsirkan sepenuhnya. Bagi ‘Orang Kesedihan’, pemandangan tentang gerombolan orang brutal ini, yang menganggapNya sebagai orang buruan mereka, berarti penderitaan yang tak tergambarkan. Mereka telah datang kepadaNya seakan-akan Ia adalah seorang kriminil, misalnya seorang perampok. Ini adalah penderitaan. Ia merasakan kepahitan dari penghinaan, seperti jelas dari kata-kata yang Ia ucapkan (Mat 26:55). Ia melihat mendekatnya kuasa kegelapan (Luk 22:53).].

Mat 26:55 - “Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: ‘Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku.”.

Luk 22:53 - “Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu di dalam Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu.’”.

 

The Biblical Illustrator (tentang Yoh 18:1-dst) mengutip kata-kata Spurgeon: They did not find Christ with lanterns and torches. And you may come with a great many of your own inventions, but you will not so find Him. How could you expect to find the sun with a lantern?[= Mereka tidak menemukan Kristus dengan lentera dan suluh. Dan kamu boleh / bisa datang dengan sangat banyak penemuan-penemuanmu sendiri, tetapi kamu tidak akan menemukan Dia dengan cara itu. Bagaimana kamu mengharapkan untuk menemukan matahari dengan lentera?].

 

b)            Yudas menunjukkan Yesus dengan menggunakan ciuman.

Mat 26:48-50a - “(48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: ‘Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.’ (49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: ‘Salam Rabi,’ lalu mencium Dia. (50a) Tetapi Yesus berkata kepadanya: ‘Hai teman, untuk itukah engkau datang?’”.

KJV: Friend, wherefore art thou come? [= Teman, mengapa / untuk apa kamu datang?].

RSV: Friend, why are you here? [= Teman, mengapa engkau ada di sini?].

NIV: Friend, do what you came for. [= Teman, lakukan apa yang untuknya kamu datang.].

NASB: Friend, do what you have come for. [= Teman, lakukan apa yang untuknya kamu telah datang.].

 

Luk 22:47b-48 - “(47b) Yudas mendekati Yesus untuk menciumNya. (48)  Maka kata Yesus kepadanya: ‘Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?’.

 

Matthew Henry (tentang Mat 26:48): The instructions he gave to the soldiers (v. 48); He gave them a sign; as commander of the party in this action, he gives the word or signal. He gave them a sign, lest by mistake they should seize one of the disciples instead of him, the disciples having so lately said, in Judas’s hearing, that they would be willing to die for him. ... Though the Jews, who frequented the temple, could not but know him, yet the Roman soldiers perhaps had never seen him, and the sign was to direct them; and Judas by his kiss intended not only to distinguish him, but to detain him, while they came behind him, and laid hands on him.[= Instruksi-instruksi yang ia berikan kepada prajurit-prajurit (ay 48); Ia memberi mereka suatu tanda; seperti komandan dari kelompok ini dalam tindakan ini, ia memberi perintah atau tanda. Ia memberi mereka suatu tanda, supaya jangan oleh kesalahan mereka menangkap salah satu dari murid-murid dan bukannya Dia, karena murid-murid baru-baru ini telah mengatakan, dalam pendengaran Yudas, bahwa mereka rela mati untuk Dia. ... Sekalipun orang-orang Yahudi, yang berhubungan dengan Bait Allah, pasti mengenalNya, tetapi prajurit-prajurit Romawi mungkin tidak pernah melihatNya, dan tanda itu bertujuan untuk mengarahkan mereka; dan Yudas dengan ciumannya bermaksud bukan hanya membedakan Dia, tetapi menahanNya, sementara mereka datang di belakangnya, dan menangkapNya.].

Catatan: karena itu merupakan sesuatu yang mustahil / konyol, kalau mereka salah tangkap, apalagi menangkap dan lalu menyalibkan Yudasnya sendiri! Ini betul-betul merupakan suatu lelucon!

 

William Hendriksen (tentang Luk 22:48): “There are those who say that a kiss was the customary way of greeting a rabbi. However that may be, we may be sure that then as well as today - though more so in certain regions of the globe than in others - a kiss was the symbol of friendship and affection. As used by Judas, however, it is the prearranged signal for the arresting band to grab Jesus and, as Mark 14:44 adds, to lead him away ‘safely’ or ‘under guard’ (cf. Acts 16:23). To be sure, Judas already has his money (Matt. 26:15), but he also knows that he will not be able to keep it until he has made sure that the one he is betraying is actually in the hands of the Sanhedrin. So, having arrived in Gethsemane, in front of the posse that had been dispatched to arrest Jesus, Judas, on seeing Jesus, steps forward. He then greets Jesus by saying ‘Rabbi’ (Mark 14:45) or, as Matthew has it, ‘Hello, Rabbi.’ And what he does next has caused all later generations to recoil with horror at the mere mention of his name. Embracing Jesus he kisses him - probably fervently or repeatedly. ... From the response of Jesus - ‘Judas, (is it) with a kiss that you are betraying the Son of man?’ - it is clear that even at this very late moment Jesus is earnestly warning Judas. For his everlasting perdition he has only himself to blame.” [= Ada orang-orang yang berkata bahwa suatu ciuman merupakan cara yang biasa dipraktekkan untuk memberi salam kepada seorang rabi / guru. Bagaimanapun adanya hal itu, kita bisa pasti bahwa pada saat itu maupun sekarang - sekalipun lebih di daerah-daerah tertentu dari dunia ini dari pada di tempat-tempat lain - suatu ciuman merupakan simbol dari persahabatan dan kasih. Tetapi sebagaimana digunakan oleh Yudas, itu merupakan tanda yang sudah diatur sebelumnya untuk gerombolan penangkap untuk menangkap Yesus dan, seperti ditambahkan oleh Mark 14:44, untuk membawaNya ‘dengan selamat’ atau ‘dibawah penjagaan’ (bdk. Kis 16:23). Pastilah Yudas telah mendapatkan uangnya (Mat 26:15), tetapi ia juga tahu bahwa ia tidak akan bisa tetap memilikinya sampai ia telah memastikan bahwa Orang yang ia khianati sungguh-sungguh ada di tangan dari Sanhedrin. Maka setelah tiba di Getsemani, di depan kelompok orang banyak yang telah diutus untuk menangkap Yesus, Yudas, pada waktu melihat Yesus, maju ke depan. Lalu ia memberi salam kepada Yesus dengan berkata ‘Rabi / Guru’ (Mark 14:45) atau seperti Matius menuliskannya, ‘Halo, Rabi’. Dan apa yang ia lakukan berikutnya telah menyebabkan semua generasi belakangan mengkerut dengan ngeri / takut pada semata-mata penyebutan namanya. Sambil memeluk Yesus ia menciumNya - mungkin dengan bersemangat atau secara berulang-ulang. ... Dari tanggapan Yesus - ‘Yudas, apakah dengan sebuah ciuman engkau mengkhianati Anak  Manusia?’ - adalah jelas bahwa bahkan pada saat terakhir Yesus sedang memperingatkan Yudas dengan sungguh-sungguh. Untuk kehancuran / kebinasaannya yang kekal, ia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri.].

 

Mark 14:44 - “Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: ‘Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat.’”.

KJV: ‘safely’ [= dengan aman].

RSV/NIV/NASB: ‘under guard’ [= dibawah penjagaan].

 

Mark 14:45 - “Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: ‘Rabi,’ lalu mencium Dia.”.

Mat 26:49 - “Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: ‘Salam Rabi,’ lalu mencium Dia.”.

KJV: ‘Hail, master’ [= Salam,Tuan / Guru].

RSV: ‘Hail, Master!’ [= Salam, Tuan / Guru!].

NIV: ‘Greetings, Rabbi!’ [= Salam, Rabi!].

NASB: ‘Hail, Rabbi!’ [= Salam, Rabi!].

 

Kata Yunani yang diterjemahkan ‘mencium’ adalah KATAPHILEO, dan dalam Bible Works 8 diterjemahkan to kiss much, kiss again and again, kiss tenderly’ [= mencium banyak, mencium berulang-ulang, mencium dengan lembut].

 

Vincent (tentang Mat 26:49): The same word is used of the tender caressing of the Lord’s feet by the woman in the Pharisee’s house (Luke 7:38), of the father’s embrace of the returned prodigal (Luke 15:20), and of the farewell of the Ephesian elders to Paul (Acts 20:37).[= Kata yang sama digunakan tentang perlakuan / sentuhan yang lembut pada kaki Tuhan oleh perempuan di rumah orang Farisi (Luk 7:38), tentang pelukan bapa kepada anak yang hilang yang kembali (Luk 15:20), dan tentang perpisahan dari tua-tua Efesus kepada Paulus (Kis 20:37).].

Luk 7:38 - “Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kakiNya, lalu membasahi kakiNya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kakiNya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.”.

Luk 15:20 - “Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.”.

Kis 20:37 - “Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia.”.

 

John Henry Jowett: “our Master was betrayed in the garden of prayer. In the most hallowed place the betrayer gave the most unholy kiss. He brought his defilement into the most awe-inspiring sanctuary the world has ever known. And so may it be with me. I can kindle the unclean fire in the church. I can stab my Lord when I am on my knees. While I am in apparent devotion I can be in league with the powers of darkness.” [= Tuan kita dikhianati di taman doa. Di tempat yang paling kudus si pengkhianat memberikan ciuman yang paling tidak kudus. Ia membawa pengotoran / pencemaran ke dalam tempat kudus yang paling membangkitkan rasa hormat yang dikenal oleh dunia. Dan hal yang sama bisa terjadi dengan saya. Saya bisa menyalakan api yang najis dalam gereja. Saya bisa menikam Tuhan saya pada waktu saya sedang berlutut / berdoa. Pada waktu kelihatannya saya sedang beribadah saya bisa sedang bersekutu dengan kuasa kegelapan.] - ‘Spring of the Living Water’, March 23.

 

William Hendriksen (tentang Yoh 18:4): “How mean, how devilish! For the foulest deed that was ever committed Judas selected the most sacred night (that of the Passover), the most sacred place (the sanctuary of the Master’s devotions), and the most sacred symbol, a kiss! And also, how utterly ridiculous! As if Jesus would have failed to identify himself!” [= Alangkah hinanya, alangkah jahatnya / menyerupai setannya! Untuk tindakan yang paling menjijikkan yang pernah dilakukan Yudas memilih malam yang paling keramat / kudus (malam Paskah), tempat yang paling keramat / kudus, (tempat kudus dari pembaktian sang Tuan / Guru), dan simbol yang paling keramat / kudus, suatu ciuman! Dan juga, betapa menggelikan sepenuhnya! Seakan-akan Yesus akan gagal untuk memperkenalkan diriNya sendiri!].

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

[email protected]

http://golgothaministry.org

Email : [email protected]

CHANNEL LIVE STEAMING YOUTUBE :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ