(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)
Minggu, tgl 6 Januari 2008, pk 17.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(8:
7064-1331 / 6050-1331)
Yos 3:1-17 - “(1) Yosua bangun
pagi-pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari Sitim, dan sampailah
mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah mereka di sana, sebelum menyeberang.
(2) Setelah lewat tiga hari, para pengatur pasukan menjalani seluruh
perkemahan, (3) dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: ‘Segera
sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam,
yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan
mengikutinya - (4) hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira
dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya - maksudnya supaya kamu
mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu
lalui dahulu.’ (5) Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: ‘Kuduskanlah
dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara
kamu.’ (6) Dan kepada para imam itu Yosua berkata, demikian: ‘Angkatlah
tabut perjanjian dan menyeberanglah di depan bangsa itu.’ Maka mereka
mengangkat tabut perjanjian dan berjalan di depan bangsa itu. (7) Dan TUHAN
berfirman kepada Yosua: ‘Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di
mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku
menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau. (8) Maka
kauperintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjanjian itu, demikian:
Setelah kamu sampai ke tepi air sungai Yordan, haruslah kamu tetap berdiri di
sungai Yordan itu.’ (9) Lalu berkatalah Yosua kepada orang Israel:
‘Datanglah dekat dan dengarkanlah firman TUHAN, Allahmu.’ (10) Lagi kata
Yosua: ‘Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di
tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalauNya orang Kanaan,
orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang Amori dan orang Yebus
itu dari depan kamu: (11) sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi
berjalan menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan. (12) Maka
sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku Israel, seorang dari
tiap-tiap suku. (13) Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN,
Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai
Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir
menjadi bendungan.’ (14) Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan
mereka untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian
itu berjalan di depan bangsa itu. (15) Segera sesudah para pengangkat tabut
itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan
kakinya ke dalam air di tepi sungai itu - sungai Yordan itu sebak sampai
meluap sepanjang tepinya selama musim menuai - (16) maka berhentilah air itu
mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di
dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke
Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah
bangsa itu, di tentangan Yerikho. (17) Tetapi para imam pengangkat tabut
perjanjian TUHAN itu tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah
sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering,
sampai seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan”.
Yos 4:1-24 - “(1) Setelah seluruh bangsa
itu selesai menyeberangi sungai Yordan, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua,
demikian: (2) ‘Pilihlah dari bangsa itu dua belas orang, seorang dari
tiap-tiap suku, (3) dan perintahkanlah kepada mereka, demikian: Angkatlah dua
belas batu dari sini, dari tengah-tengah sungai Yordan ini, dari tempat
berjejak kaki para imam itu, bawalah semuanya itu ke seberang dan letakkanlah
di tempat kamu akan bermalam nanti malam.’ (4) Lalu Yosua memanggil kedua
belas orang yang ditetapkannya dari orang Israel itu, seorang dari tiap-tiap
suku, (5) dan Yosua berkata kepada mereka: ‘Menyeberanglah di depan tabut
TUHAN, Allahmu, ke tengah-tengah sungai Yordan, dan angkatlah masing-masing
sebuah batu ke atas bahumu, menurut bilangan suku orang Israel, (6) supaya ini
menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Jika anak-anakmu bertanya di kemudian
hari: Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu? (7) maka haruslah kamu katakan
kepada mereka: Bahwa air sungai Yordan terputus di depan tabut perjanjian
TUHAN; ketika tabut itu menyeberangi sungai Yordan, air sungai Yordan itu
terputus. Sebab itu batu-batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi orang
Israel untuk selama-lamanya.’ (8) Maka orang Israel itu melakukan seperti
yang diperintahkan Yosua. Mereka mengangkat dua belas batu dari tengah-tengah
sungai Yordan, seperti yang difirmankan TUHAN kepada Yosua, menurut jumlah
suku Israel. Semuanya itu dibawa merekalah ke seberang, ke tempat bermalam,
dan diletakkan di situ. (9) Pula Yosua menegakkan dua belas batu di
tengah-tengah sungai Yordan itu, di tempat bekas berjejak kaki para imam
pengangkat tabut perjanjian itu. Batu-batu itu masih ada di sana sampai
sekarang. (10) Para imam pengangkat tabut itu tinggal berdiri di tengah-tengah
sungai Yordan, sampai selesai dilakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepada
Yosua untuk disampaikan kepada bangsa itu, sesuai dengan segala yang
diperintahkan Musa kepada Yosua. Maka menyeberanglah bangsa itu dengan
cepat-cepat. (11) Ketika seluruh bangsa itu selesai menyeberang, maka
menyeberanglah tabut TUHAN itu serta para imam di depan mata bangsa itu. (12)
Juga bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye yang setengah itu menyeberang,
dengan bersenjata, di depan orang Israel itu, seperti yang dikatakan Musa
kepada mereka. (13) Kira-kira empat puluh ribu orang yang siap untuk berperang
menyeberang di hadapan TUHAN ke dataran Yerikho untuk berperang. (14) Pada
waktu itulah TUHAN membesarkan nama Yosua di mata seluruh orang Israel,
sehingga mereka takut kepadanya, seperti mereka takut kepada Musa seumur
hidupnya. (15) Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, demikian: (16)
‘Perintahkanlah para imam pengangkat tabut hukum Allah itu supaya naik dari
sungai Yordan.’ (17) Maka Yosua memerintahkan kepada para imam itu,
demikian: ‘Keluarlah dari sungai Yordan.’ (18) Ketika para imam,
pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu, keluar dari tengah-tengah sungai
Yordan, dan baru saja kaki para imam itu dijejakkan di tanah yang kering, maka
berbaliklah air sungai Yordan itu ke tempatnya dan mengalir seperti dahulu
dengan meluap sepanjang tepinya. (19) Bangsa itu telah keluar dari sungai
Yordan pada tanggal sepuluh bulan pertama dan mereka berkemah di Gilgal, di
batas timur Yerikho. (20) Kedua belas batu yang diambil dari sungai Yordan itu
ditegakkan oleh Yosua di Gilgal. (21) Dan berkatalah ia kepada orang Israel,
demikian: ‘Apabila di kemudian hari anak-anakmu bertanya kepada ayahnya:
Apakah arti batu-batu ini? (22) maka haruslah kamu beritahukan kepada
anak-anakmu, begini: Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang
kering! - (23) sebab TUHAN, Allahmu, telah mengeringkan di depan kamu air
sungai Yordan, sampai kamu dapat menyeberang seperti yang telah dilakukan
TUHAN, Allahmu, dengan Laut Teberau, yang telah dikeringkanNya di depan kita,
sampai kita dapat menyeberang, (24) supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa
kuat tangan TUHAN, dan supaya mereka selalu takut kepada TUHAN, Allahmu.’”.
Yos 3:5 - “Berkatalah
Yosua kepada bangsa itu: ‘Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan
perbuatan yang ajaib di antara kamu.’”.
1) Yos 3:5
ini seharusnya ada dalam bentuk past perfect yaitu: ‘Joshua had
said’.
Jadi, terjadinya hal ini bukanlah pada saat ini, tetapi
sudah sebelumnya.
2)
Pengudusan diri sebelum perang adalah sesuatu yang sangat penting, karena
ini merupakan persiapan supaya Allah bekerja untuk kita dalam peperangan itu.
Dosa / ketidakpercayaan menyebabkan Allah tidak mau
bekerja, sehingga kita kalah. Contoh: Yos 7 1Sam 4:1-11 Mat 13:58
/ Mark 6:5-6.
Penerapan:
apakah saudara melakukan pengudusan sebelum:
·
Kebaktian / Pemahaman Alkitab
/ Persekutuan Doa?
·
Pelayanan, seperti mengajar
sekolah minggu, ikut paduan suara, memainkan alat musik, melakukan penginjilan
pribadi, mengajak orang ke gereja, dsb?
·
Melakukan pengusiran setan?
·
Acara-acara istimewa seperti
Camp, Perjamuan Kudus, Kebaktian PI?
1)
Imam-imam membawa tabut, bangsa Israel mengikuti dengan jarak 2000 hasta
(= 900 meter).
Yos 3:3-4,6 - “(3)
dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: ‘Segera sesudah kamu melihat
tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi,
maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya - (4) hanya antara
kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya,
janganlah mendekatinya - maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu
tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu.’ … (6) Dan kepada
para imam itu Yosua berkata, demikian: ‘Angkatlah tabut perjanjian dan
menyeberanglah di depan bangsa itu.’ Maka mereka mengangkat tabut perjanjian
dan berjalan di depan bangsa itu”.
a)
Dulu Tuhan memimpin dengan tiang awan dan tiang api; sekarang Tuhan
memimpin dengan menggunakan imam-imam yang membawa tabut perjanjian. Ini
menunjukkan bahwa sekalipun Tuhan sendiri tidak berubah (Ibr 13:8), tetapi
cara-cara / tindakanNya bisa berubah!
b)
Antara bangsa Israel dan para imam yang memikul tabut perjanjian, harus
ada jarak 2000 hasta (sekitar 900 meter).
1.
Ini menunjukkan bahwa mereka harus hormat pada tabut yang merupakan
simbol kehadiran Allah. Bdk. Bil 4:15
2Sam 6.
Matthew Henry: “they must thus
express their awful and reverent regard to that token of God’s presence, lest
its familiarity with them should breed contempt. This charge to them not to come
near was agreeable to that dispensation of darkness, bondage, and terror: but we
now through Christ have access with boldness” (= demikianlah mereka harus menyatakan hormat
yang hebat dan takut kepada tanda dari kehadiran Allah itu, supaya jangan
keakraban dengannya menghasilkan kejijikan / penghinaan. Tuntutan kepada mereka
untuk tidak mendekat ini sesuai dengan jaman kegelapan, belenggu, dan ketakutan:
tetapi melalui Kristus kita sekarang mempunyai jalan masuk dengan keberanian).
Ibr 4:16 - “Sebab
itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya”.
Ibr 10:19 - “Jadi,
saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat
masuk ke dalam tempat kudus”.
Bdk. Ro 8:15 - “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang
membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang
menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ‘ya Abba, ya
Bapa!’”.
Penerapan:
Dalam jaman Perjanjian Baru, kalau kita percaya kepada Yesus, kita adalah
anak-anak Allah, dan karena itu kita tidak boleh takut / dengan gemetar datang
kepada Allah. Kita boleh datang kepadaNya dengan berani, tetapi ‘berani’
tidak berarti ‘tidak hormat’. Kita tetap tidak boleh sembarangan dalam
datang kepada Tuhan, baik dalam bersaat teduh, berdoa, membaca / mendengar
Firman Tuhan, berbakti, melayani Tuhan. Sekalipun Ia adalah Bapa yang mengasihi
kita, ingatlah bahwa Ia juga adalah Allah yang maha suci dan maha mulia!
Ini berlaku bukan hanya bagi kita tetapi juga bagi
anak-anak / cucu-cucu kita. Karena itu kita harus mengajar anak-anak kita sejak
kecil untuk bersikap hormat dalam kebaktian / acara rohani apapun (termasuk yang
dilakukan dalam keluarga)!
2.
Jarak ini tetap dijaga pada waktu mereka menyeberangi sungai Yordan. Jadi
mungkin sekali bahwa tempat yang diseberangi oleh bangsa Israel berjarak 2000
hasta dari tempat berdiri para imam.
2) Terputusnya
sungai Yordan.
a)
Ini jelas-jelas merupakan suatu mujijat.
Tidak peduli apa kata dari orang-orang Liberal tentang
cerita ini, kita semua harus mempercayai bahwa cerita ini bukan merupakan
perumpamaan, sekedar dongeng, dan sebagainya, tetapi betul-betul merupakan suatu
mujijat.
Kalau dikatakan bahwa hal ini tidak masuk akal, itu
hanya tidak masuk akal dari orang-orang Liberal yang akalnya kecil. Saya katakan
akalnya kecil karena akal mereka tidak mencakup kemaha-kuasaan Tuhan. Kalau akal
kita mempercayai bahwa Tuhan itu maha kuasa, tidak ada yang mustahil bagi Dia!
b)
Mujijat ini memang dibutuhkan:
1. Karena
tanpa mujijat itu bangsa Israel tidak bisa menyeberang.
a.
Sungai Yordan dalam keadaan normal lebarnya 20-30 yards dan dalamnya 9-15
kaki.
Catatan:
·
Jamieson, Fausset & Brown
mengatakan lebar normal sungai Yordan adalah 50 yards!
·
1 yard = 3 kaki, atau
kira-kira 91,5 cm.
b.
Sungai ini mempunyai ‘tempat-tempat penyeberangan’ (Yos 2:7 bdk. Hakim 3:28
8:4 12:5-6
2Sam 17:22,24 19:15-18,39).
Yos 2:7 - “Maka
pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat
penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah
pengejar-pengejar itu keluar”.
Yang dimaksud dengan ‘tempat
penyeberangan’ itu bukanlah jembatan! Dalam
bahasa Inggris kata-kata ‘tempat penyeberangan’ ini diterjemahkan ford (= bagian yang agak
dangkal dari suatu sungai, sehingga bisa diseberangi).
Tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
·
Pada saat itu Sungai Yordan
sedang meluap (3:15b).
Pada awal musim panas, salju di gunung Lebanon mencair
dan masuk ke sungai Yordan sehingga sungai Yordan meluap.
Jamieson, Fausset & Brown mengatakan bahwa pada
saat seperti itu lebar sungai Yordan menjadi 2 x lipat dari biasanya.
Penerapan: kalau Tuhan memang memerintahkan, dan Ia berjanji
menyertai kita, kita tidak perlu, dan bahkan tidak boleh menunggu ‘saat yang
lebih masuk akal’ untuk maju! Menunggu yang seperti itu menunjukkan bahwa kita
tidak beriman!
Contoh:
kapan kita mau mulai mengumpulkan uang untuk membangun gereja?
·
Sungai Yordan yang meluappun
masih tetap bisa diseberangi dengan cara biasa, tetapi hanya oleh orang-orang
tertentu saja (Yos 2:23 1Taw
12:15).
·
Sedangkan bangsa Israel pada
saat itu:
*
berjumlah sekitar 2-3 juta
orang, termasuk banyak anak-anak.
*
membawa banyak barang dan
ternak.
*
Mayoritas lahir dan besar di
padang gurun sehingga kemungkinan besar tidak bisa berenang
Kesimpulan dari semua ini: mereka memang membutuhkan
mujijat itu untuk bisa menyeberangi sungai Yordan.
2. Supaya
bangsa Israel bisa melihat kehadiran dan penyertaan Allah.
Yos 3:10-13 - “(10)
Lagi kata Yosua: ‘Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup
ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalauNya orang
Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang Amori dan orang
Yebus itu dari depan kamu: (11) sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta
bumi berjalan menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan. (12) Maka
sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku Israel, seorang dari tiap-tiap
suku. (13) Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta
bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan
terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan.’”.
Seharusnya janji Tuhan / firman Tuhan sudah menyebabkan
mereka percaya akan kehadiran / penyertaan Tuhan, tetapi karena kelemahan
mereka, maka Tuhan memberikan mujijat supaya mereka percaya akan hal itu.
Matthew Henry: “While we make
God’s precepts our rule, his promises our stay, and his providence our guide,
we need not dread the greatest difficulties we may meet with in the way of duty.
That promise is sure to all the seed (Isa. 43:2), ‘When thou passes through
the waters I will be with thee, and through the rivers they shall not overflow
thee.’” [= Pada waktu kita
menjadikan ajaran Allah pedoman kita, janji-janjiNya penopang kita, dan
providensiaNya pembimbing kita, kita tidak perlu takut pada kesukaran terbesar
yang bisa kita temui dalam jalan kewajiban kita. Janji itu pasti bagi semua
benih / keturunan (Yes 43:2), ‘Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku
akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan
dihanyutkan’].
Yes 43:2 - “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan
menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan;
apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala
api tidak akan membakar engkau”.
Penerapan: ini harus kita ingat dan laksanakan dalam tahun yang
baru yang terbentang di depan kita. Keadaan negara kita saat ini rasanya
‘mengerikan’! Bencana alam, banjir, longsor, kenaikan harga, dan becana
rohani berupa penutupan gereja. Jadi, mungkin sekali akan ada banyak kesukaran,
tantangan, godaan, yang menanti kita. Tetapi kalau kita mentaati Dia dan
berpegang pada janjiNya, Dia akan beserta kita, dan kita akan baik-baik saja.
3.
Untuk membesarkan Yosua, dan menunjukkan kepada bangsa Israel bahwa Tuhan
menyertai Yosua sama seperti Ia dulu menyertai Musa.
Yos 3:7 - “Dan TUHAN berfirman kepada
Yosua: ‘Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang
Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah
Aku akan menyertai engkau”.
Matthew Henry: “Thus those that
honour God he will honour, and those whom he has advanced should do what they
can in their places to exalt him” (= Mereka yang menghomati Allah seperti itu akan Ia
hormati, dan mereka yang dimajukanNya / ditinggikanNya harus melakukan apa yang
bisa mereka lakukan di tempat mereka untuk meninggikan Dia).
1Sam 2:30 - “Sebab itu - demikianlah firman TUHAN, Allah Israel -
sesungguhnya Aku telah berjanji: Keluargamu dan kaummu akan hidup di hadapanKu
selamanya, tetapi sekarang - demikianlah firman TUHAN - : Jauhlah hal itu dari
padaKu! Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang
menghina Aku, akan dipandang rendah”.
c)
Mujijat itu.
1. Saat
terjadinya: begitu kaki para imam itu menyentuh air.
Yos 3:13-16 - “(13)
Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi,
berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus;
air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan.’ (14)
Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk menyeberangi
sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan
bangsa itu. (15) Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai
Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di
tepi sungai itu - sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama
musim menuai - (16) maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari
hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak
di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin,
terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho”.
Matthew Henry: “Though they were
not yet told how they should pass the river, and were unprovided for the passing
of it in any ordinary way, yet they went forward in faith, having been told
(Josh 1:11) that they should pass it. We must go on in the way of our duty
though we foresee difficulties, trusting God to help us through them when we
come to them. Let us proceed as far as we can, and depend on divine sufficiency
for that which we find ourselves not sufficient for” [= Sekalipun mereka tidak diberitahu bagaimana
mereka harus menyeberangi sungai itu, dan tidak diperlengkapi untuk
menyeberanginya dengan cara yang biasa, tetapi mereka maju dengan iman, karena
telah diberitahu (Yos 1:11) bahwa mereka harus menyeberanginya. Kita harus maju
terus dalam jalan kewajiban kita sekalipun kita melihat lebih dulu
kesukaran-kesukaran, sambil percaya bahwa Allah akan menolong kita melalui
hal-hal itu pada waktu kita sampai di sana. Hendaklah kita maju sejauh kita
bisa, dan bergantung pada kecukupan ilahi untuk hal-hal dimana diri kita sendiri
tidak cukup / mampu].
Ini menunjukkan:
a.
Para imam itu pasti mempunyai iman yang hebat sehingga berani jalan
terus.
b.
Tuhan membuka jalan persis pada waktunya!
Penerapan: ini juga harus kita tiru. Sekalipun kita melihat ada
kesukaran di depan, kita harus terus berjalan dengan iman, dan Tuhan akan
membuka jalan pada waktunya! Ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh memikirkan
suatu rencana ataupun melakukan persiapan-persiapan tertentu. Semua ini boleh
saja, tetapi mata / pengharapan kita harus tetap tertuju kepada Allah sendiri,
bukan pada rencana / usaha kita.
2. Air
berhenti dan menjadi bendungan (3:13,16).
Menahan air adalah sesuatu yang sukar, tetapi bagi
Allah yang maha kuasa, hal itu tidak ada artinya! Karena itu, betapapun besarnya
problem saudara, percayalah bahwa Allah bisa menolong saudara!
Matthew Henry: “Note, The God of
nature can, when he pleases, change the course of nature, and alter its
properties, can turn fluids into solids, waters into standing rocks, as, on the
contrary, rocks into standing waters, to serve his own purposes” (= Perhatikan, Allah dari alam bisa, pada waktu
Ia berkenan, mengubah jalan dari alam, dan mengubah sifat-sifatnya, bisa
mengubah zat cair menjadi benda padat, air menjadi batu karang yang berdiri
tegak, seperti sebaliknya, batu karang menjadi air yang berdiri tegak, untuk
melayani tujuan-tujuanNya sendiri).
Catatan: mungkin yang dimaksudkan oleh Matthew Henry dengan
‘batu karang menjadi air yang berdiri tegak’ adalah pada saat di padang
pasir, batu karang yang dipukul bisa mengeluarkan air.
3. Berhentinya
aliran sungai Yordan itu berlangsung cukup lama!
Ingat bahwa jumlah mereka antara 2-3 juta orang.
Bilangan ini didapatkan dengan memperkirakan berdasarkan Bil 26:2,51 yang
mengatakan bahwa jumlah laki-laki yang bisa berperang adalah lebih dari 600.000
orang. Kalau masing-masing mempunyai 1 istri dan 1 anak, maka jumlahnya sudah
lebih dari 1.800.000 orang. Dan pasti banyak yang mempunyai lebih dari 1 anak.
Lalu masih ditambah dengan orang-orang Lewi dan budak-budak / tawanan dari
orang-orang Midian (bdk. Bil 31:31-35). Jadi, jumlah 2-3 juta merupakan
perkiraan yang bisa dipertanggungjawabkan.
Kalau 2-3 juta orang berbaris dengan lebar 100 orang,
maka panjang barisan bisa mencapai 20-30 km; kalau mereka berbaris dengan lebar
1.000 orang, maka panjang barisan tetap bisa mencapai 2-3 km.
Belum lagi harus diperhitungkan mereka tidak bisa
berjalan terlalu cepat karena adanya barang, ternak dan anak-anak kecil /
bayi-bayi.
Jamieson, Fausset
& Brown: “The miracle will appear the more stupendous when it is
considered ‘how many there were in this grand host that made the passage.’
Just before crossing the Jordan, the number of fighting men was 601,730 (Num.
26:51). Supposing each to be married, the number would be increased to
1,203,460; and allowing an average of but one child to each family, the number
would become 1,805,190. Now, adding the Levites, of which there were 23,000
males alone (Num. 26:62), the aged among ‘the females, the mothers in
Israel,’ - for, according to Num. 26:63-65, with the exception of four, all
the men were young and in the prime of life, and, we will suppose, in fine
health - and making no further addition for captives, except that of the
33,000 taken from the Midianites not long before, and we shall have a host so
nearly amounting to 2,000,000 that we may safely base our conclusions on that
number. If any should still object, we would remind them that in this estimate
nothing is said of the countless numbers of animals following the Israelites,
and of which they had just before taken more than 800,000 sheep, cattle, and
donkeys from the Midianites alone. With these statistics we can arrive at a
conclusion which adds great interest to this sublime and exciting scene in the
history of the Israelites” (= ).
Catatan: tentang bilangan
33.000 dan lebih 800.000 ternak didapatkan dari Bil 31:31-35.
4.
Para imam tetap berdiri di sungai Yordan sampai seluruh bangsa Israel
selesai menyeberang, dan Tuhan menyuruh mereka keluar dari sungai Yordan (3:17
4:10-11,15-18). Ini lagi-lagi menunjukkan iman dan ketaatan yang luar
biasa dari para imam.
1) Ada
2 tumpukan batu.
a)
Di dasar sungai Yordan (4:9).
Untuk apa meletakkan tumpukan batu di sana? Bukankah
tidak ada gunanya kalau tumpukan batu itu tak terlihat karena terendam air?
·
mungkin airnya bening sehingga
tumpukan batu itu bisa terlihat dari atas.
·
mungkin dibuat tumpukan batu
yang cukup tinggi sehingga setidaknya pada saat air sungai Yordan rendah, bagian
atas tumpukan batu itu bisa terlihat.
b)
Di Gilgal (4:20).
Ini mereka lakukan karena adanya perintah Tuhan
(4:1-3).
2) Fungsi
tumpukan batu.
a)
Sebagai tanda peringatan (4:7), supaya mereka mengingat kuasa,
pertolongan dan kebaikan Tuhan.
1.
Kita condong untuk melupakan hal-hal itu dan karena itu kita wajib
berusaha untuk mengingatnya.
Orang-orang yang anti Natal mengatakan bahwa kita tidak
membutuhkan peringatan-peringatan. Ini kata-kata tolol yang sama sekali tidak
alkitabiah. Bukan hanya dalam Perjanjian Lama, tetapi bahkan dalam Perjanjian
Baru (seperti Perjamuan Kudus), ada perintah-perintah dari Tuhan untuk membuat
peringatan-peringatan.
2.
Jangan menyamakan apa yang mereka lakukan di sini dengan pembangunan
menara Babel.
Kej 11:4 - “Juga kata mereka: ‘Marilah kita dirikan bagi kita
sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah
kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi.’”.
Penerapan: pada waktu kita melakukan sesuatu, perlu kita periksa,
apakah kita betul-betul melakukan hal itu untuk kemuliaan Tuhan, atau kemuliaan
diri kita sendiri! Para pendeta dan majelis gereja khususnya harus melakukan
introspeksi yang seperti ini!
b)
Untuk mengajar anak (4:6-7,21-24).
1. Ini
menunjukkan bahwa pengajaran anak adalah sesuatu yang penting.
a.
Jangan remehkan pelayanan sekolah minggu!
b.
Orang tua harus mengajar anaknya dalam hal rohani, sehingga anaknya bisa
mengenal Tuhan (Kej 18:19 Kel 10:2
12:26 13:14
Ul 4:9b 6:7,20-25
Ef 6:4).
Tetapi untuk bisa melakukan hal ini, tentu orang tuanya
juga harus belajar firman Tuhan!
Tetapi dalam faktanya, hal ini diremehkan / diabaikan
oleh bangsa Israel sehingga belakangan muncul generasi yang tidak kenal Tuhan.
Hak 2:10 - “Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada
nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak
mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukanNya bagi orang Israel”.
Ini juga yang akan terjadi dengan anak-anak saudara
kalau saudara melalaikan pendidikan rohani bagi mereka.
2. Anak
bertanya (4:6,21).
Anak selalu ingin tahu, dan kalau tidak kita arahkan
pada hal yang benar, ia akan mendapatkan hal yang salah / sesat!
Bdk. Amsal 22:6 - “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut
baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan
itu”.
3.
Penerapan: adanya salib, gambar Tuhan Yesus dsb adalah sesuatu yang
penting, karena bisa menjadi suatu sarana untuk menginjili anak / cucu!
3)
Ini menunjukkan bahwa kita harus selalu berusaha melakukan hal-hal untuk
kemuliaan Tuhan, di tengah-tengah segala kesibukan kita!
Matthew Henry: “We may well
imagine how busy Joshua and all the men of war were while they were passing over
Jordan, ... And yet, in the midst of all his hurry, care must be taken to
perpetuate the memorial of this wonderous work of God, and this care might not
be adjourned to a time of greater leisure. Note, How much soever we have to do
of business for ourselves and our families, we must not neglect nor omit what we
have to do for the glory of God and the serving of his honour, for that is our
best business”
(= Kita bisa membayangkan betapa sibuknya Yosua dan semua prajurit pada waktu
mereka sedang menyeberangi sungai Yordan, … Tetapi, di tengah-tengah semua
ketergesa-gesaan itu, mereka harus melakukan hal ini untuk mengabadikan
peringatan dari pekerjaan Allah yang luar biasa ini, dan ini tidak boleh ditunda
untuk dilakukan pada waktu yang lebih senggang. Perhatikan, betapapun sibuknya
kita bagi diri kita sendiri dan keluarga kita, kita tidak boleh mengabaikan atau
menghapuskan apa yang harus kita lakukan untuk kemuliaan Allah dan pelayanan
kehormatanNya, karena itu adalah kesibukan terbaik kita).
Penerapan: maukah mengingat dan melakukan hal ini di tahun yang
baru ini?
-AMIN-
e-mail us at [email protected]