Eksposisi Injil  Yohanes

 

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


Yohanes 17:6-19

Ay 6: “Aku telah menyatakan namaMu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepadaKu dari dunia. Mereka itu milikMu dan Engkau telah memberikan mereka kepadaKu dan mereka telah menuruti firmanMu”.

1)   Kalau tadi dalam ay 1-5 Kristus berdoa untuk diriNya sendiri, maka mulai ay 6-19 Kristus mulai berdoa untuk murid-muridNya.

Tetapi William Hendriksen mengatakan (hal 363) bahwa sekalipun dalam ayat-ayat ini Yesus berdoa untuk murid-muridNya, tetapi kita juga menemukan dalam ayat-ayat ini pernyataan-pernyataan yang begitu umum, sehingga bisa diterapkan juga kepada semua orang percaya.

2)   ‘Aku telah menyatakan namaMu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepadaKu dari dunia’.

a)   ‘Aku telah menyatakan namaMu’.

Kata ‘nama’ di sini jelas bukan sekedar menunjuk pada nama Allah, yaitu Yahweh, tetapi menunjuk kepada seluruh diri / pribadi Allah.

Barnes’ Notes: “The word ‘name’ here includes the attributes or character of God. ... The word ‘name’ is often used to designate the ‘person’” (= Kata ‘nama’ di sini mencakup sifat-sifat atau karakter dari Allah. ... Kata ‘nama’ sering digunakan untuk menunjuk pada ‘pribadi’) - hal 346.

Leon Morris (NICNT): “The ‘name’ stands for the whole person .... To manifest the name of God then is to reveal the essential nature of God to men” (= Kata ‘nama’ mewakili seluruh pribadi ... Jadi, menyatakan nama Allah berarti menyatakan sifat yang hakiki dari Allah kepada manusia) - hal 723.

Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:

·        Maz 20:8 - “Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita”.

·        Maz 22:23 - “Aku akan memasyhurkan namaMu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah”.

·        Yes 52:6 - “Sebab itu umatKu akan mengenal namaKu dan pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Akulah Dia yang berbicara, ya Aku!”.

b)   ‘kepada semua orang yang Engkau berikan kepadaKu dari dunia’.

Kelihatannya kata-kata ‘semua orang’ di sini menunjuk kepada orang-orang pilihan, dan ini terlihat dari kata-kata selanjutnya, yaitu ‘yang Engkau berikan kepadaKu dari dunia’, dan juga dari kalimat selanjutnya (ay 6b).

Leon Morris (NICNT): “Here the point is that the revelation was not made indiscriminately. It was made to those whom God gave Jesus (cf. 6:37) out of the world ....” [= Di sini yang ditekankan adalah bahwa penyataan itu tidak dilakukan tanpa pandang bulu. Penyataan itu dilakukan bagi mereka yang diberikan oleh Allah kepada Yesus (bdk. 6:37) dari dunia ini ...] - hal 723.

Yoh 6:37 - “Semua yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu, dan barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang”.

c)   Kalimat ini menunjukkan bahwa Yesus menyatakan diri Allah kepada orang-orang pilihan.

Memang iman keluar dari predestinasi. Bandingkan dengan Kis 13:48 - “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.

d)   Ini tidak berarti bahwa Kristus tidak memberitakan Injil kepada orang-orang yang bukan pilihan (reprobate).

·        Calvin berkata bahwa Kristus tidak pernah kekurangan kerajinan ataupun kesetiaan dalam memanggil semua orang untuk datang kepada Allah (external calling / panggilan luar), tetapi hanya di antara orang-orang pilihan sajalah jerih payahNya berbuah (internal or effectual calling / panggilan di dalam atau panggilan efektif).

Bandingkan dengan Mat 11:27b - “tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya”. Ini pasti menunjuk pada internal or effectual calling / panggilan di dalam atau panggilan efektif.

·        Tetapi dari Mat 13:10-17 kelihatannya Yesus mengajar orang-orang pilihan dan orang-orang yang bukan pilihan dengan cara yang berbeda.

Tetapi kita, yang tidak bisa membedakan orang-orang pilihan dan orang-orang bukan pilihan, harus memberitakan Injil / Firman Tuhan secara sama kepada semua orang yang bisa kita jangkau.

e)   ‘Menyatakan nama Bapa’ (ay 6) berhubungan dengan ‘memuliakan Bapa’ (ay 4).

Poole (hal 368) mengatakan bahwa kalimat ini berhubungan dengan ay 4 - “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi”. Jadi memuliakan Allah dilakukan dengan menyatakan Allah kepada manusia.

Karena itu, kalau saudara mau memuliakan Allah, yang memang harus merupakan tujuan hidup manusia (1Kor 10:31), maka saudara harus menyatakan nama Bapa. Dengan kata lain, saudara harus memberitakan Injil / Firman Tuhan.

3)   Mereka itu milikMu dan Engkau telah memberikan mereka kepadaKu’.

Kata-kata ‘mereka itu milikMu’ ada dalam bentuk lampau (KJV: ‘thine they were ).

Calvin: “By adding these words, he points out, first, the eternity of election; and, secondly, the manner in which we ought to consider it. Christ declares that the elect always belonged to God. God therefore distinguished them from the reprobate, not by faith, or by any merit, but by pure grace; for, while they are alienated from him to the utmost, still he reckons them as his own in his secret purpose” (= Dengan menambahkan kata-kata ini, Ia pertama-tama menunjukkan kekekalan dari pemilihan; dan kedua, cara dengan mana kita harus memikirkannya. Kristus menyatakan bahwa orang-orang pilihan selalu adalah milik Allah. Karena itu Allah membedakan mereka dari orang-orang bukan pilihan, bukan oleh iman, atau oleh kebaikan / jasa apapun, tetapi oleh kasih karunia yang murni; karena pada waktu mereka masih terasing / terpisah sepenuhnya dari Dia, Ia tetap memperhitungkan mereka sebagai milikNya dalam rencana rahasiaNya) - hal 170. Bdk. Ro 9:10-13!

Hendriksen (hal 353) mengatakan bahwa di sini Yesus berpikir tentang orang-orang pilihan, tetapi khususnya tentang para murid yang ada bersama Dia di ruang atas tersebut (bdk. ay 12).

4)   ‘dan mereka telah menuruti firmanMu’.

KJV: ‘and they have kept thy word’ (= dan mereka telah memelihara / mentaati firmanMu).

Calvin: “The word of God flows out to the reprobate, but it takes root in the elect, and hence they are said to keep it” (= Firman Allah mengalir keluar kepada orang-orang bukan pilihan, tetapi berakar dalam orang-orang pilihan, dan karena itu dikatakan bahwa mereka memelihara / mentaatinya) - hal 171.

Ay 7: “Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepadaKu itu berasal dari padaMu”.

1)   Orang-orang yang percaya mempercayai bahwa firman yang Yesus ajarkan itu berasal dari Allah.

Kata-kata ‘semua yang Engkau berikan kepadaKu’ menunjuk pada firman yang Yesus ajarkan (bdk. ay 8); dan kata ‘tahu’ di sini menunjukkan pada pengertian dan kepercayaan / iman.

Bandingkan dengan 1Tes 2:13 - “Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi - dan memang sungguh-sungguh demikian - sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya”.

2)   Calvin mengatakan bahwa ini menunjukkan bahwa orang-orang yang percaya itu tidak menilai Kristus secara daging, tetapi mempercayai keilahianNya.

Calvin: “Here our Lord expresses what is the chief part in faith, which consists in our believing in Christ in such a manner, that faith does not rest satisfied with beholding the flesh, but perceives his Divine power. For, when he says, ‘They have known that all things which thou hast given me are from thee,’ he means, that believers feel that all that they possess is heavenly and divine. And, indeed, if we do not perceive God in Christ, we must remain continually in a state of hesitation” (= Di sini Tuhan kita menyatakan bagian yang terutama dari iman, yang terdiri dari kepercayaan kita kepada Kristus dengan cara sedemikian rupa, sehingga iman tidak berhenti dengan memandang dagingNya, tetapi mengerti / merasakan kuasa ilahiNya. Karena pada waktu Ia berkata ‘Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepadaKu itu berasal dari padaMu’, Ia memaksudkan bahwa orang-orang percaya merasakan bahwa apa yang mereka miliki bersifat surgawi dan ilahi. Dan memang, jika kita tidak mengerti / merasakan Allah dalam Kristus, kita pasti terus ada dalam keadaan ragu-ragu) - hal 171.

Orang-orang yang menilai Kristus secara daging, akan menolakNya.

Mat 13:54-57a - “Setibanya di tempat asalNya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: ‘Dari mana diperolehNya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibuNya bernama Maria dan saudara-saudaraNya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudaraNya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperolehNya semuanya itu?’ Lalu mereka kecewa dan menolak Dia”.

Paulus sendiri dahulu menilai Kristus menurut daging, tetapi ia lalu bertobat.

2Kor 5:16b - “Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilaiNya demikian”.

KJV: ‘though we have known Christ after the flesh, yet now henceforth know we him no more’ (= sekalipun kami pernah mengenal Kristus menurut daging, tetapi sekarang dan selanjutnya kami tidak mengenalNya demikian lagi).

Penerapan:

Bagaimana penilaian saudara sendiri tentang Kristus?

Ay 8: “Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepadaKu telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari padaMu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”.

1)   ‘Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepadaKu telah Kusampaikan kepada mereka’.

Ini tidak berarti bahwa Kristus sendiri sebetulnya tidak tahu apa-apa, dan semua yang Ia tahu dan sampaikan Ia terima dari Bapa. Calvin mengatakan bahwa Kristus mengatakan bahwa firman yang Ia sampaikan itu Ia dapatkan dari Bapa, dengan 2 alasan:

a)   Supaya orang tidak menganggap bahwa firman itu berasal usul dari manusia atau dari dunia ini.

b)   Karena di sini Ia berbicara sebagai seorang Pengantara / pelayan Allah.

2)   ‘dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari padaMu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku’.

Ada hubungan yang erat antara ‘penerimaan Firman’ dan ‘iman kepada Kristus’! Karena itu jangan mempercayai omongan busuk dari orang-orang Liberal, yang seakan-akan meninggikan Yesus tetapi merendahkan Firman Tuhan / Kitab Suci.

Contoh:

a)   Pdt. Yohanes Bambang Mulyono (GKI), dalam buku sesatnya yang berjudul ‘Tuhan Ajarlah Aku’:

·         “Oleh karena itu firman Allah sejati tidak pernah hanya merupakan suatu kumpulan ayat-ayat dalam Kitab Suci. Pendewa-dewaan kumpulan ayat-ayat dalam Kitab Suci sebenarnya sama saja dengan pemberhalaan. Iman kristen menyadari, bahwa firman Allah sejati menjelma menjadi Yesus Kristus yang adalah Anak Allah. Artinya firman Allah sejati tidak pernah menjelma menjadi sebuah ‘buku yang turun dari sorga’” (hal 77).

·         “Atas dasar pemikiran yang demikian, theologia Alkitab tidak pernah mendudukkan Alkitab sejajar dengan Firman Allah sendiri. Alkitab adalah alat yang dipakai oleh Allah untuk menyampaikan firmanNya. Sedangkan firman Allah yang sejati (realitas obyek­tif-ilahi) menjelma menjadi manusia yang kelihatan dan yang menyejarah. Sebab itu sikap penghargaan kita yang tinggi terhadap Alkitab sebagai alat dari firman Allah tidak boleh melebihi penghargaan kita kepada Yesus Kristus. Jadi Alkitab berada di bawah kuasa pribadi Yesus Kristus, tidak boleh sebaliknya!” (hal 214).

·         “Semua usaha pene­litian ilmiah ini tidak menggoyahkan iman mereka, sebab iman mereka tertuju kepada Yesus Kristus bukan kepada Alkitab” (hal 215).

b)   Pdt. Eka Darmaputera, Ph. D., dalam majalah ‘Penuntun’ terbitan GKI Jawa Barat, vol 1, No 2, Januari - Maret 1995:

“‘Firman itu adalah Allah’, begitu tulis Yohanes. Di sini juga amat jelas bahwa yang dimaksud dengan Firman Allah bukanlah Alkitab. Bagi orang Kristen, Alkitab bukan Allah, dan Allah bukan Alkitab. Orang Kristen menyembah Allah, tidak menyembah Alkitab. Orang Kristen menyembah Allah yang hidup, tidak menyembah sebuah buku. Dari segi bahasa, ‘Alkitab’ (kata Yunaninya biblion / biblos; Arab: qitab) artinya tidak lain adalah ‘buku’! Bahaya mempersamakan ‘Alkitab’ dengan ‘Allah’ itulah yang disebut ‘bibliolatri’ (= memberhalakan sebuah buku). ... Firman Allah, secara teologis, adalah Yesus Kristus, bukan Alkitab!” (hal 123).

Bandingkan kata-kata kedua orang sesat di atas ini dengan komentar John Murray, tentang seorang teman seja­watnya yang bernama E. J. Young (yang memang sangat getol dalam mempertahankan otoritas Kitab Suci), yang berbunyi sebagai berikut:

“He knew nothing of an antithesis between devotion to the Lord and devotion to the Bible. He revered the Bible because he revered the Author” (= Ia tidak mengenal pertentangan antara kesetiaan / pembaktian diri terhadap Tuhan dan kese­tiaan / pembaktian diri terhadap Alkitab. Ia menghormati Alkitab karena ia menghormati Pengarangnya).

Penerapan:

Apakah saudara meninggikan / menghormati baik Kristus maupun Kitab Suci?

Ay 9: “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab mereka adalah milikMu”.

1)   ‘Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka’.

a)   Orang-orang Arminian / non Reformed menganggap bahwa kata-kata ini tidak boleh diartikan secara mutlak. Jadi, kata-kata ini tidak berarti bahwa Yesus tidak pernah berdoa untuk dunia / reprobate.

Pulpit Commentary: “Surely this is not an assertion that he would never pray, or that he had not already prayed, for the world” (= Pasti ini bukanlah suatu pernyataan yang tegas bahwa Ia tidak akan pernah berdoa, atau bahwa Ia belum pernah berdoa, untuk dunia) - hal 345.

Pulpit Commentary: “The world is only for a moment outside the sphere of his supplications. ... His prayer for the world will be for its conversion; his prayer for his disciples is for their sanctification and preservation. ... He will in a few hours pray for the world. ‘Father, forgive them; they know not what they do.’ ... There is an implicit prayer for the world implied in the prayer for Christian unity. ‘That the world may know that thou hast sent me.’ [= Dunia ini hanya untuk sementara waktu ada di luar ruang lingkup permohonanNya. ... DoaNya untuk dunia adalah untuk pertobatannya; doaNya untuk para muridNya adalah untuk pengudusan dan penjagaan / pemeliharaan mereka. ... Beberapa jam lagi Ia berdoa untuk dunia: ‘Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’. ... Secara implicit ada doa untuk dunia dalam doa untuk kesatuan Kristen. ‘supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku’ (ay 21b)] - hal 356-357.

Catatan: bagian yang terakhir ini (yang saya garis-bawahi) jelas ngawur, tetapi ini baru akan saya bahas dalam pembahasan Yoh 17:21 nanti.

Barnes’ Notes: “This passage then settles nothing about the question whether Christ prayed for sinners. He now prayed for his disciples, who were not those who hated him and disregarded his favours. He afterwards extended the prayer for all who should become Christians, ver. 20. When on the cross, he prayed for his crucifiers and murderers, Luke 23:34” (= Jadi, text ini tidak menjawab apa-apa tentang pertanyaan apakah Kristus berdoa untuk orang-orang berdosa. Sekarang Ia berdoa untuk murid-muridNya, yang bukan merupakan orang-orang yang membenciNya dan mengabaikan kebaikanNya. Selanjutnya Ia memperluas doaNya untuk semua yang akan menjadi orang-orang Kristen, ay 20. Pada waktu di atas kayu salib, Ia berdoa untuk para penyalib dan pembunuhNya, Luk 23:34) - hal 346.

b)   Pandangan Martin Luther.

Pulpit Commentary: “Luther says, ‘In the same sense in which he prays for the disciples, he does not pray for the world.’” (= Luther berkata: ‘Dalam arti yang sama seperti dimana Ia berdoa untuk para murid, Ia tidak berdoa untuk dunia’) - hal 346.

c)   Calvin sendiri mengatakan bahwa bagian ini menunjukkan bahwa Yesus tidak pernah berdoa untuk orang-orang yang termasuk reprobate.

Calvin: “he shows that he asks nothing but what is agreeable to the will of the Father, because he pleads with the Father in behalf of those only whom the Father himself willingly loves (= Ia menunjukkan bahwa Ia tidak meminta apapun kecuali apa yang sesuai dengan kehendak Bapa, karena Ia meminta kepada Bapa hanya demi mereka yang Bapa sendiri kasihi dengan sukarela) - hal 172.

Catatan: Dari bagian terakhir kutipan ini (bagian yang saya garis bawahi) kelihatannya Calvin berpandangan bahwa Kristus hanya mengasihi orang-orang pilihan.

Calvin: “He openly declares that he does not pray for the world, because he has no solicitude but about his own flock, which he received from the hand of the Father” (= Ia menyatakan secara terbuka bahwa Ia tidak berdoa untuk dunia, karena Ia tidak mempunyai perhatian kecuali terhadap kawanan dombaNya, yang Ia terima dari tangan Bapa) - hal 172.

Ada orang-orang yang membantah hal ini dengan mengatakan bahwa dalam 1Tim 2:1 kita diperintahkan untuk berdoa bagi semua orang, lalu bagaimana kita meniru Kristus dengan hanya berdoa untuk orang-orang pilihan?

Calvin: “I reply, the prayers which we offer for all are still limited to the elect of God. We ought to pray that this man, and that man, and every man, may be saved, and thus include the whole human race, because we cannot yet distinguish the elect from the reprobate; and yet, while we desire the coming of the kingdom of God, we likewise pray that God may destroy his enemies” (= Saya menjawab, doa-doa yang kita naikkan untuk semua orang tetap dibatasi pada orang-orang pilihan Allah. Kita harus berdoa supaya orang ini, dan orang itu, dan setiap orang, bisa diselamatkan, dan dengan demikian mencakup seluruh umat manusia, karena kita tidak bisa membedakan orang pilihan dengan orang yang ditetapkan untuk binasa; tetapi, pada waktu kita menginginkan datangnya kerajaan Allah, kita juga berdoa supaya Allah menghancurkan musuh-musuhNya) - hal 172.

Calvin: “These words serve also to expose the stupidity of those who, under the pretence of election, give themselves up to indolence, whereas it ought rather to arouse us to earnestness in prayer, as Christ teaches us by his example” (= Kata-kata ini berfungsi untuk menyingkapkan kebodohan dari mereka yang, di bawah kepura-puraan pemilihan, menyerahkan diri mereka sendiri pada kelambanan / kemalasan, padahal kita seharusnya dibangkitkan pada kesungguhan dalam doa, seperti yang Kristus ajarkan melalui teladanNya) - hal 173.

Maksud kata-kata ini adalah: sekalipun percaya pada doktrin tentang pemilihan / predestinasi, kita tidak boleh hanya ‘berserah’ pada predestinasi itu tetapi kita tetap mempunyai tanggung jawab untuk berdoa. Ini menunjukkan bahwa sekalipun Calvin menekankan kedaulatan Allah / predestinasi, tetapi ia juga tetap menekankan tanggung jawab manusia.

d)   Di antara orang-orang Reformedpun ada yang bimbang / tidak jelas posisinya dalam persoalan apakah Kristus mendoakan dunia / reprobate atau tidak.

William Hendriksen: “It is with reference to (peri) the elect that Jesus is making request, ... It is for these given ones that he lays down his life ...; hence, it is also for them - for them alone - that he makes (is constantly making) this request” [= Berkenaan dengan (peri) orang-orang pilihanlah Yesus melakukan permohonan, ... Untuk orang-orang yang diberikan kepadaNya inilah Ia menyerahkan nyawaNya ...; karena itu, juga untuk merekalah - untuk mereka saja - Ia membuat (dan terus menerus membuat) permohonan ini] - hal 354.

Bandingkan dengan:

·        Ro 8:34 - “Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?”.

·        Ibr 7:25 - “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka”.

·        Ibr 9:24 - “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita”.

·        1Yoh 2:1 - “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil”.

Dilihat dari kata-kata di atas, kelihatannya William Hendriksen percaya bahwa Kristus berdoa hanya untuk orang-orang pilihan. Tetapi perhatikan kata-katanya selanjutnya di bawah ini.

William Hendriksen: “This does not necessarily mean that Jesus never in any sense prayed for those who in their ignorance afflicted him (considered as a group). Did he not pray with reference to those who crucified him, in order that the thunderbolts of God’s wrath might be held in abeyance? See Luke 23:34” [= Ini tidak harus diartikan bahwa Yesus dalam arti apapun tidak pernah berdoa untuk mereka yang dalam ketidak-tahuannya menyakiti Dia (dipandang sebagai sebuah grup). Bukankah Ia berdoa berkenaan dengan mereka yang menyalibkanNya, supaya petir murka Allah bisa ditahan dalam penangguhan? Lihat Luk 23:34] - hal 354 (footnote).

Ini menyebabkan saya bingung tentang posisi Hendriksen dalam persoalan ini, karena kata-kata di atas ini kelihatannya menunjukkan bahwa ia mempercayai bahwa Yesus berdoa untuk reprobate. Sekarang perhatikan lagi kata-katanya di bawah ini.

William Hendriksen: “However, the prayer for spiritual safeguarding, sanctification, and glorification (see on 17:11,15,17,24) is not for those who until the end of their life basely reject the Savior. The words, ‘Not for the world am I making request’ are very clear. Between the purpose of the atonement and the purpose of Christ’s Highpriestly prayer, there is perfect agreement. ... Not all were given. Jesus did not die for all” [= Tetapi bagaimanapun, doa untuk perlindungan / penjagaan rohani, pengudusan, dan pemuliaan (lihat tentang 17:11,15,17,24) bukanlah untuk mereka yang sampai akhir hidup mereka secara hina menolak sang Juruselamat. Kata-kata ‘bukan untuk dunia Aku berdoa’ sangat jelas. Antara tujuan dari penebusan dan tujuan dari doa Kristus sebagai Imam Besar, ada suatu persetujuan yang sempurna] - hal 355.

e)   Orang-orang Reformed pada umumnya juga berpandangan seperti Calvin.

John Owen: “... we know that Christ refused to pray for the world, in opposition to his elect” (= ... kita tahu bahwa Kristus menolak untuk berdoa untuk dunia, dikontraskan dengan orang pilihan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 177.

Pulpit Commentary: “We have here a striking illustration of the definiteness of the prayer of Jesus. He knows exactly for whom he is praying, and what he wants for them. He defines them positively, and he defines them negatively” (= Di sini kita mempunyai ilustrasi yang menyolok tentang kepastian / ke-tertentu-an / keterbatasan dari doa Yesus. Ia tahu secara persis untuk siapa Ia sedang berdoa, dan apa yang Ia inginkan untuk mereka. Ia mendefinisikan mereka secara positif, dan Ia mendefinisikan mereka secara negatif) - hal 374-375.

1.   Ini dihubungkan secara erat dengan doktrin Limited Atonement (= Penebusan Terbatas).

Kalau Yesus tidak mati untuk menebus orang-orang yang termasuk reprobate / orang yang ditentukan untuk binasa, maka adalah aneh kalau Ia mendoakan mereka. Dan sebaliknya, kalau Ia tidak mau mendoakan mereka, adalah aneh kalau Ia mati bagi mereka.

R. C. Sproul: “Jesus’ atonement and his intercession are joint works of his high priesthood. He explicitly excludes the non-elect from his great high priestly prayer. ‘I do not pray for the world but for those whom you have given Me’ (John 17:9). Did Christ die for those for whom he would not pray?” [= Penebusan dan pengantaraan / doa syafaat Yesus adalah pekerjaan gabungan dari keimam-besaranNya. Ia secara explicit mengeluarkan / tidak memasukkan orang yang bukan pilihan dari doa imam besarNya. ‘Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu’ (Yoh 17:9). Apakah Kristus mati untuk mereka bagi siapa Ia tidak berdoa?] - ‘Chosen by God’, hal 206.

John Owen: “He did not suffer for them, and then refuse to intercede for them; he did not do the greater, and omit the less” (= Ia tidak menderita untuk mereka, dan lalu menolak untuk berdoa syafaat bagi mereka; Ia tidak melakukan yang lebih besar dan menghapus yang lebih kecil) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 176.

John Owen: “the oblation and intercession of Christ are of equal compass and extent in respect of their objects, or the persons for whom he once offered himself and doth continually intercede, and so are to be looked on one joint means for the attaining of a certain proposed end” (= pengorbanan dan doa syafaat Kristus mempunyai batas dan luas yang sama berkenaan dengan obyeknya atau dengan orang-orang untuk siapa Ia sekali mengorbankan diriNya dan mendoakannya secara terus-menerus, dan dengan demikian harus dianggap sebagai satu cara gabungan untuk mencapai tujuan tertentu) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 187.

Arthur W. Pink: “Note particularly that the death and intercession of Christ have one and the same object! ... If then Christ intercedes for the elect only, and ‘not for the world,’ then He dies for them only” (= Perhatikan secara khusus bahwa kematian dan penengahan / doa syafaat Kristus mempunyai satu obyek yang sama! ... Karena itu jika Kristus menengahi / berdoa syafaat hanya untuk orang pilihan, dan ‘bukan untuk dunia’, maka Ia mati hanya untuk mereka) - ‘The Sovereignty of God’, hal 60.

2.   Ini juga dihubungkan dengan selalu dikabulkannya doa Kristus.

John Owen mengatakan bahwa Bapa selalu mendengar doa Anak / Yesus, dan ini ditunjukkan dalam 2 text Kitab Suci di bawah ini:

·        Yoh 11:42 - “Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”.

·        Maz 2:7-8 - “Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: ‘AnakKu engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepadaKu, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.

John Owen: “therefore, if he should intercede for all, all should undoubtedly be saved” (= karena itu, jika Ia berdoa syafaat untuk semua, tidak diragukan bahwa semua akan diselamatkan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 177.

Tetapi bagaimana dengan Luk 23:34? Apakah ini menunjukkan bahwa Yesus berdoa untuk orang non pilihan?

Luk 23:34 - “Yesus berkata: ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.’”.

a.   Pertama-tama perlu diketahui bahwa kalimat ini diragukan keasliannya karena manuscript-manuscript yang terbaik tidak mempunyai ayat ini!

NIV memberikan catatan kaki yang berbunyi: “Some early manuscripts do not have this sentence” (= Beberapa manuscripts mula-mula tidak mempunyai kalimat ini).

RSV memberikan catatan kaki yang berbunyi: “Other ancient authorities omit the sentence ‘And Jesus ... what they do” (= Otoritas-otoritas kuno yang lain menghapuskan kalimat ‘Dan Yesus ... apa yang mereka perbuat’).

NKJV memberikan catatan tepi yang berbunyi: “NU brackets the first sentence as a later addition” (= NU meletakkan kalimat pertama dalam kurung sebagai penambahan belakangan).

ASV memberikan catatan kaki yang berbunyi: “Some ancient authorities omit ‘And Jesus said, Father, forgive them; for they know not what they do.’” (= Beberapa otoritas kuno menghapuskan ‘Dan Yesus berkata: Bapa, ampunilah mereka; sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’).

KJV dan NASB tidak memberikan catatan kaki apapun.

Pulpit Commentary: “These words are missing in some of the oldest authorities. They are found, however, in the majority of the most ancient manuscripts and in the most trustworthy of the old versions, and are undoubtedly genuine” (= Kata-kata ini tidak ada dalam beberapa dari otoritas yang paling tua. Tetapi kata-kata itu ditemukan dalam mayoritas dari manuscripts yang paling kuno dan dalam versi-versi tua yang paling bisa dipercaya, dan tidak diragukan merupakan bagian yang asli) - hal 240.

Leon Morris (Tyndale): “There is textual doubt about this prayer. It is absent from many of the best MSS and some critics argue that it must be rejected, since it would scarcely have been omitted if genuine. Against that is the fact that other very good MSS do attest it. Early copyists may have been tempted to omit the words by the reflection that perhaps God had not forgiven the guilty nation. The events of AD 70 and afterwards may well have looked like anything but forgiveness. We should regard the words as genuine” [= Ada keraguan textual tentang doa ini. Doa ini absen dalam banyak manuscripts terbaik dan sebagian pengkritik berargumentasi bahwa itu harus ditolak, karena tidak mungkin itu dihapuskan kalau itu asli. Menentang hal ini adalah fakta bahwa manuscripts lain yang sangat baik menyokongnya. Penyalin-penyalin mula-mula mungkin tergoda untuk menghapus kata-kata ini oleh pemikiran bahwa mungkin Allah tidak mengampuni bangsa yang bersalah ini. Peristiwa pada tahun 70 M dan sesudahnya (kehancuran Yerusalem) sama sekali tidak menunjukkan pengampunan. Kita harus menganggap kata-kata ini sebagai asli] - hal 326-327.

The New Bible Commentary: Revised: “34a is omitted by a formidable list of early MSS, but it should be retained either as a genuine part of Luke (cf. Acts 7:60) or as a reliable piece of extraneous tradition. It would be omitted by scribes who felt that it was unseemly or not answered” [= ay 34a dihapuskan oleh suatu daftar yang menakutkan dari manuscript-manuscript mula-mula, tetapi itu harus dipertahankan atau sebagai bagian asli dari Lukas (bdk. Kis 7:60) atau sebagai potongan tradisi dari luar yang bisa dipercaya. Itu dihapuskan oleh penyalin-penyalin yang merasa bahwa itu tidak pantas atau tidak dijawab] - hal 923.

A. T. Robertson: “Some of the oldest and best documents do not contain this verse, and yet, while it is not certain that it is a part of Luke’s Gospel, it is certain that Jesus spoke these words, for they are utterly unlike any one else” (= Beberapa dari dokumen-dokumen yang tertua dan terbaik tidak mempunyai ayat ini, tetapi sementara tidak pasti bahwa itu merupakan suatu bagian dari Injil Lukas, adalah pasti bahwa Yesus mengucapkan kata-kata ini, karena kata-kata itu sama sekali tidak seperti kata-kata siapapun juga) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol 2, hal 284-285.

Bruce M. Metzger: “The absence of these words from such early and diverse witnesses ... is most impressive and can scarcely be explained as a deliberate excision by copyists who, considering the fall of Jerusalem to be proof that God had not forgiven the Jews, could not allow it to appear that the prayer of Jesus had remained unanswered. At the same time, the logion, though probably not a part of the original Gospel of Luke, bears self-evident tokens of its dominical origin, and was retained, within double square brackets, in the traditional place where it had been incorporated by unknown copyists relatively early in the transmission of the Third Gospel” (= Absennya kata-kata ini dari saksi-saksi yang mula-mula dan bermacam-macam ... merupakan sesuatu yang mengesankan dan hampir tidak bisa dijelaskan sebagai penghilangan yang disengaja oleh penyalin-penyalin yang, menganggap kejatuhan Yerusalem sebagai bukti bahwa Allah tidak mengampuni orang-orang Yahudi, tidak bisa membiarkan terlihat bahwa doa Yesus tidak dijawab. Pada saat yang sama, ucapan ini, sekalipun mungkin bukan merupakan suatu bagian dari Injil Lukas yang asli, mempunyai tanda-tanda yang jelas bahwa itu berasal usul dari Yesus, dan dipertahankan, dalam tanda kurung ganda, dalam tempat tradisional dimana ucapan ini telah dimasukkan oleh penyalin-penyalin yang tak dikenal pada masa yang sangat awal dalam penyebaran Injil ketiga ini) - ‘A Textual Commentary on the Greek New Testament’, hal 180.

b.   Untuk siapa Yesus menaikkan doa ini?

1.   Ada yang menganggap bahwa doa ini mencakup semua yang hadir pada saat itu, dan bahkan mencakup semua manusia, termasuk kita.

C. H. Spurgeon: “I believe that it was a far-reaching prayer, which indeed included Scribes and Pharisees, Pilate and Herod, Jews and Gentiles - yea, the whole human race in a certain sense, since we were all concerned in that murder; but certainly the immediate persons, upon whom that prayer was poured like precious nard, were those who there and then were committing the brutal act of fastening him to the accursed tree” (= Saya percaya bahwa itu merupakan doa yang jangkauannya jauh, yang mencakup ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Pilatus dan Herodes, orang Yahudi dan orang non Yahudi - ya, seluruh umat manusia dalam arti tertentu, karena kita semua tersangkut dalam pembunuhan itu; tetapi pasti orang-orang yang langsung didoakan oleh doa yang seperti minyak wangi yang mahal itu adalah mereka yang ada di sana pada saat itu dan sedang melakukan tindakan brutal dengan memakukan Dia pada salib yang terkutuk) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of Our Lord’, vol 6, hal 483.

C. H. Spurgeon: “for, though we were not there, and we did not actually put Jesus to death, yet we really caused his death, and we, too, crucified the Lord of glory; and his prayer for us was, ‘Father, forgive them, for they know not what they do.’” (= karena, sekalipun kita tidak ada di sana, dan tidak betul-betul membunuh Yesus, tetapi kita sungguh-sungguh menyebabkan kematianNya, dan kita juga menyalibkan Tuhan kemuliaan; dan doanya untuk kita adalah: ‘Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of Our Lord’, vol 6, hal 472.

2.   Ada juga yang membatasi orang-orang yang didoakan

David Gooding: “it was prayed on behalf of the soldiers who in all truthfulness did not know what they were doing. False sentiment must not lead us to extend the scope of his prayer beyond his intention. To pray forgiveness for a man who knows quite well what he is doing and has no intention of either stopping or repenting would be immoral: it would amount to condoning, if not conniving at, his sin. Christ certainly did not do that” (= itu didoakan demi para tentara yang memang tidak tahu apa yang mereka lakukan. Sentimen yang salah tidak boleh membimbing kita untuk memperluas jangkauan doanya lebih dari yang Ia maksudkan. Mendoakan pengampunan untuk seseorang yang tahu dengan baik apa yang ia lakukan dan tidak bermaksud untuk berhenti atau bertobat merupakan sesuatu yang tidak bermoral: itu berarti mengabaikan, jika bukannya pura-pura tidak melihat, pada dosanya. Kristus pasti tidak melakukan hal itu) - ‘According to Luke’, hal 342.

Catatan:  saya tidak setuju dengan bagian akhir dari kata-kata David Gooding ini, karena maksud Kristus dengan doa itu tentu bukanlah supaya orang-orang itu ‘diampuni tanpa pertobatan’, tetapi supaya mereka ‘diampuni melalui pertobatan’.

A. T. Robertson: “Jesus evidently is praying for the Roman soldiers, who were only obeying, but not for the Sanhedrin” (= Yesus jelas sedang berdoa untuk para tentara Romawi, yang hanya mentaati perintah, bukan untuk Sanhedrin) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol 2, hal 285.

Calvin: “It is probable, however, that Christ did not pray for all indiscriminately, but only for the wretched multitude, who were carried away by inconsiderate zeal, and not by premeditated wickedness. For since the scribes and priests were persons in regard to whom no ground was left to hope, it would have been in vain for him to pray for them” (= tetapi adalah mungkin bahwa Kristus tidak berdoa untuk semua tanpa pandang  bulu, tetapi hanya untuk orang banyak yang buruk / hina / jahat, yang dipengaruhi / diseret oleh semangat tanpa pemikiran, dan bukan oleh kejahatan yang direncanakan lebih dulu. Karena ahli-ahli Taurat dan imam-imam adalah orang-orang yang tidak punya harapan, adalah sia-sia bagiNya untuk berdoa untuk mereka) - hal 301.

Sukar untuk menetapkan batasan dari doa itu, tetapi memang kata-kata ‘sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’ sebetulnya merupakan batasan dari doa tersebut. Para tentara memang tidak tahu apa yang mereka lakukan. Dan bahkan sebagian para tokoh Yahudi, sekalipun mereka tahu bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah sesuatu yang jahat, tetapi mereka tidak mengetahui secara penuh kejahatan mereka. Ini terlihat dari beberapa ayat di bawah ini:

·        Kis 3:14-17 - “Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu.

Catatan: kata ‘semua’ (yang saya cetak miring) seharusnya tidak ada! Bandingkan dengan NIV: ‘as did your leaders’ (= seperti pemimpin-pemimpinmu), dan dengan NASB: ‘just as your rulers did also’ (= sama seperti yang dilakukan pemimpin-pemimpinmu juga).

·        Kis 13:27 - “Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat”.

KJV: ‘they knew him not’ (= mereka tidak mengenalNya).

RSV: ‘did not recognize him’ (= tidak mengenaliNya).

NASB: ‘recognizing neither Him’ (= tidak mengenaliNya).

NIV: ‘did not recognize Jesus’ (= tidak mengenali Yesus).

Tetapi ada satu hal yang saya pikirkan, yang tidak pernah dibicarakan oleh para penafsir, yaitu tentang mereka yang menghujat Roh Kudus dan dikatakan tidak bisa diampuni (Mat 12:31-32), yang mungkin sekali juga hadir pada saat itu. Bukankah mereka tahu apa yang mereka lakukan? Kalau itu benar, maka Kristus pasti tidak berdoa untuk mereka. Bandingkan juga dengan 1Yoh 5:16 - “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa”.

c.   Apakah Bapa menjawab doa ini?

Sebagian jawaban adalah bahwa kehancuran Yerusalem tidak segera terjadi. Lalu Injil diberitakan kepada mereka, dan banyak dari mereka betul-betul dibawa kepada Tuhan dan diselamatkan. Pada hari Pentakosta 3000 orang Yahudi bertobat dan diselamatkan (Kis 2:41-42), dan lalu menjadi 5000 orang (Kis 4:4). Dan dalam Kis 6:7 dikatakan “Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.

Calvin: “Nor can it be doubted that this prayer was heard by the heavenly Father, and that this was the cause why many of the people afterwards drank by faith the blood which they had shed” (= Tidak bisa diragukan bahwa doa ini didengar oleh Bapa surgawi, dan bahwa ini adalah penyebab mengapa banyak dari bangsa itu belakangan meminum dengan iman darah yang telah mereka curahkan) - hal 301.

d.   Kesimpulan: tetap ada kemungkinan bahwa dalam Luk 23:34 ini Yesus membatasi doanya untuk orang-orang pilihan dari orang-orang yang hadir saat itu, dan doa itu dikabulkan oleh Bapa dengan mempertobatkan mereka belakangan.

2)   ‘mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab mereka adalah milikMu’.

Bagian ini mendukung doktrin tentang predestinasi.

Calvin: “Christ expressly declares that they who are given to him belong to the Father; and it is certain that they are given so as to believe, and that faith flows from this act of giving. Now if the origin of faith is this act of giving, and if election comes before it in order and time, what remains but that we acknowledge that those whom God wishes to be saved out of the world are elected by free grace?” (= Kristus secara jelas menyatakan bahwa mereka yang diberikan kepadaNya adalah milik Bapa; dan adalah pasti bahwa mereka diberikan supaya percaya, dan bahwa iman merupakan akibat dari tindakan memberi ini. Sekarang jika asal usul dari iman adalah tindakan memberi ini, dan jika pemilihan terjadi sebelumnya dalam urut-urutan dan waktu, bukankah kita harus mengakui bahwa mereka yang ingin Allah selamatkan dari dunia ini dipilih oleh kasih karunia yang bebas / cuma-cuma?) - hal 173.

Ay 10: “dan segala milikKu adalah milikMu dan milikMu adalah milikKu, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka”.

1)   ‘dan segala milikKu adalah milikMu dan milikMu adalah milikKu’.

a)   Ini menunjukkan kesatuan Yesus dan Bapa.

William Hendriksen: “This last statement is astounding. It makes sense only if the Father and the Son are one in essence (cf. 10:30)” [= Pernyataan terakhir ini sangat mengherankan / mengejutkan. Itu masuk akal hanya jika Bapa dan Anak adalah satu dalam hakekat (bdk. 10:30)] - hal 355.

Calvin: “All these things are spoken for the confirmation of our faith. We must not seek salvation anywhere else than in Christ. But we shall not be satisfied with having Christ, if we do not know that we possess God in him. We must therefore believe that there is such unity between The Father and the Son as makes it impossible that they shall have anything separate from each other” (= Semua hal-hal ini dikatakan untuk meneguhkan iman kita. Kita tidak boleh mencari keselamatan di tempat lain manapun juga selain di dalam Kristus. Tetapi kita tidak akan puas dengan memiliki Kristus, jika kita tidak mengetahui bahwa kita memiliki Allah dalam Dia. Karena itu kita harus percaya bahwa ada suatu kesatuan sedemikian rupa antara Bapa dan Anak sehingga membuatnya mustahil bahwa yang satu mempunyai apapun terpisah dari yang lainnya) - hal 174.

b)   Calvin juga berkata bahwa kata-kata ini tujuannya untuk menunjukkan bahwa Bapa pasti mendengar dan mengabulkan doa ini. Karena Kristus berdoa untuk milikNya dan milikNya juga adalah milik Bapa, maka Bapa pasti mendengar dan mengabulkan doaNya.

2)   ‘dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka’.

Bagian ini dipakai oleh Calvin untuk mendukung doktrin Perseverance of the Saints (= Ketekunan orang-orang kudus), yang menekankan bahwa orang kristen yang sejati tidak bisa kehilangan keselamatannya.

Calvin: “this is a most excellent testimony for confirming our faith, that Christ never cease to care for our salvation, since he ‘is glorified in us’” (= ini merupakan kesaksian yang sangat bagus untuk meneguhkan iman kita, bahwa Kristus tidak pernah berhenti memperhatikan / memelihara keselamatan kita, karena Ia ‘dimuliakan di dalam kita’) - hal 174.

Ay 11: “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepadaMu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita”.

1)   ‘Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia’.

a)   Calvin mengatakan bahwa ini merupakan alasan lain mengapa Yesus mendoakan murid-muridNya. Selama Ia bersama mereka, Ia menjaga / memimpin mereka (bdk. ay 12). Tetapi sebentar lagi Ia akan meninggalkan mereka, dan karena itu Ia mendoakan mereka, supaya Bapa memelihara mereka dalam dunia.

Penerapan:

Kalau saudara adalah seorang guru Sekolah Minggu atau seorang pendeta, dan saudara akan meninggalkan murid-murid / jemaat saudara, mungkin karena saudara harus pindah ke tempat lain, apakah saudara berdoa untuk mereka atau tidak mempedulikan mereka dengan pemikiran: ‘Sekarang mereka toh bukan urusanku lagi’?

b)   Di sini Kristus berbicara tentang kemanusiaanNya.

Sebagai Allah Ia maha ada, sehingga tidak mungkin Ia tidak ada lagi dalam dunia, tetapi sebagai manusia Ia tidak maha ada, dan karena itu setelah Ia mati, bangkit, dan naik ke surga, maka Ia tidak ada lagi dalam dunia ini!

Ini perlu diperhatikan oleh orang-orang Katolik dan Lutheran, yang dalam doktrin mereka tentang Perjamuan Kudus, mensyaratkan sifat maha ada dari manusia Yesus.

2)   ‘tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepadaMu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu’.

a)   ‘Bapa yang kudus’.

Leon Morris (NICNT): “Now God was often thought of as remote and lofty, as a Being great and dignified indeed, but distant and aloof. The need now was for a stress on His love and His care. So Jesus speaks mostly of God in terms like ‘Father’. But the holiness is still there. It is not to be overlooked or forgotten. The expression ‘Holy Father’ is a reminder of both aspects of God’s nature” (= Allah sering dipikirkan sebagai jauh dan tinggi, sebagai seorang Makhluk yang agung dan bermartabat / berwibawa, tetapi jauh. Yang dibutuhkan sekarang adalah suatu penekanan pada kasih dan perhatianNya. Karena itulah pada umumnya Yesus berbicara tentang Allah dengan istilah ‘Bapa’. Tetapi kekudusanNya masih ada di sana. Itu tidak boleh diabaikan atau dilupakan. Ungkapan ‘Bapa yang Kudus’ merupakan pengingat akan kedua aspek dari sifat Allah) - hal 727.

b)   ‘dalam namaMu’.

Adam Clarke: “By the ‘name,’ here, it is evident that the doctrine or knowledge of the true God is intended; as if our Lord had said, Keep them in that doctrine which thou hast given me” (= Dengan kata ‘nama’ di sini, jelas yang dimaksudkan adalah ajaran atau pengetahuan tentang Allah yang benar; seakan-akan Tuhan berkata: Jagalah mereka dalam ajaran yang telah Engkau berikan kepadaKu itu) - hal 638.

c)   ‘peliharalah mereka’.

Pulpit Commentary: “The perseverance of the saints is the fruit of Christ’s prayer” (= Ketekunan orang-orang kudus adalah buah dari doa Kristus) - hal 357.

3)   ‘supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita’.

a)   Perhatikan bahwa kesatuan orang-orang percaya merupakan keinginan dan doa Kristus! Karena itu kita harus sangat waspada terhadap perpecahan, khususnya dalam suatu gereja lokal.

b)   Yang dimaksudkan dengan kesatuan, bukanlah kesatuan secara organisasi, tetapi kesatuan hati dan pikiran, dan ini tetap bisa diusahakan sekalipun ada perbedaan doktrinal (selama bukan doktrin dasar) maupun merk gereja / aliran.

A. T. Robertson: “Oneness of will and spirit (HEN, neuter singular), not one person (HEIS, masculine singular) for which Christ does not pray. Each time Jesus uses HEN (verses 11,21,22) and once, EIS HEN, ‘into one’ (verse 23). This is Christ’s prayer for all believers, for unity, not for organic union of which we hear so much” [= Kesatuan dari kehendak dan roh (HEN, netral tunggal), bukan satu pribadi (HEIS, laki-laki tunggal) untuk mana Kristus tidak berdoa. Setiap kali Yesus menggunakan HEN (ayat 11,21,22) dan satu kali, EIS HEN, ‘menjadi satu’ (ayat 23). Ini adalah doa Kristus untuk semua orang percaya, untuk kesatuan, bukan untuk persatuan organik tentang mana kita mendengar begitu banyak] - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol  5, hal 278.

Leon Morris (NICNT): “Enthusiasts for the ecumenical movement sometimes speak as though the reunion of Christendom would mean the answer to Christ’s prayer. While it is true that unity of organization can be an impressive witness to unity of spirit, yet as such it is merely outward. It is not this that is in mind here. It is something much more difficult. It is unity of heart and mind and will” (= Orang-orang yang bersemangat untuk gerakan oikumene kadang-kadang berbicara seakan-akan persatuan kembali dari kekristenan berarti terjawabnya doa Kristus. Sekalipun memang benar bahwa kesatuan organisasi bisa merupakan kesaksian yang mengesankan tentang kesatuan roh, tetapi kesatuan seperti itu hanya bersifat lahiriah. Bukan ini yang dipersoalkan di sini, tetapi sesuatu yang jauh lebih sukar, yaitu kesatuan dari hati, pikiran, dan kehendak) - hal 727-728.

Ay 12: “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci”.

1)   ‘Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa’.

Ini lagi-lagi mendukung doktrin Perseverance of the Saints (= Ketekunan orang-orang kudus), yang menyatakan bahwa orang-orang yang betul-betul percaya tidak mungkin kehilangan keselamatannya.

Pulpit Commentary: “They are kept, (1) not from suffering, (2) nor from all sin, (3) but from perishing everlastingly” [= Mereka dijaga / dipelihara, (1) bukan dari penderitaan, (2) ataupun dari semua dosa, (3) tetapi dari binasa secara kekal] - hal 357.

Hutcheson mengatakan (hal 361) bahwa bagian ini menunjukkan bahwa selama orang kristen ada dalam dunia, maka ia selalu membutuhkan suatu pemeliharaan / penjagaan dari luar dirinya, yaitu dari Tuhan / Roh Kudus. Kalau penjagaan ini dibuang, semua orang kristen akan murtad.

Sekalipun Kitab Suci menunjukkan bahwa orang kristen tidak mungkin kehilangan keselamatannya, tetapi Yesus tetap mengusahakan (melalui doaNya di sini) supaya orang-orang kristen itu tidak kehilangan keselamatan mereka. Kita juga harus melakukan hal yang sama. Adanya jaminan bahwa keselamatan kita tidak bisa hilang tidak membuang tanggung jawab kita untuk berusaha supaya kita dan orang-orang kristen yang lain tidak kehilangan keselamatan, misalnya dengan:

·        mendoakan hal itu. Khususnya doakan hamba-hamba Tuhan yang injili / alkitabiah supaya rendah hati dan tetap ada di jalan yang benar, baik dalam kehidupannya maupun dalam kepercayaan dan ajarannya.

·        tekun dalam belajar Firman Tuhan dan mendorong orang kristen lain untuk juga melakukan hal itu.

·        selalu berusaha taat / membuang dosa, dan berhati-hati terhadap keduniawian, dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.

·        waspada terhadap kesesatan dan kesalahan pengajaran. Jangan menjadi orang yang mengaminkan seadanya ajaran, sekalipun ajaran itu diberitakan oleh ‘pengkhotbah yang top’!

2)   ‘selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci’.

a)   ‘supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci’.

Pengkhianatan Yudas memang sudah dinubuatkan.

Mat 26:24 - “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”.

Maz 41:10 - “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku”. Bdk. Yoh 13:18.

Dan hal itu dinubuatkan karena sudah ditentukan oleh Allah.

Luk 22:22 - “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!’”.

Ayat lain yang berbicara tentang Yudas adalah:

·        Kis 1:20 - “Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain”.

·        Maz 69:26 - “Biarlah perkemahan mereka menjadi sunyi, dan biarlah kemah-kemah mereka tidak ada penghuninya”.

·        Maz 109:8 - “Biarlah umurnya berkurang, biarlah jabatannya diambil orang lain”.

b)   ‘selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa’.

KJV/RSV/NASB: ‘but the son of perdition’ (= kecuali anak kebinasaan / neraka).

NIV: ‘except the one doomed to destruction’ (= kecuali orang yang ditentukan / ditakdirkan untuk kehancuran).

1.   Bagian ini tidak berarti bahwa Yudas termasuk dalam orang-orang yang diberikan oleh Bapa kepada Kristus, lalu dijaga oleh Kristus, tetapi penjagaanNya gagal dan ia terhilang.

Perkecualian yang dimaksud hanyalah berhubungan dengan kata-kata ‘tidak binasa’ dalam kalimat sebelumnya, bukan berhubungan dengan seluruh kalimat sebelumnya.

Kita tidak bisa menafsirkan bahwa Yudas adalah orang yang diberikan oleh Bapa kepada Kristus, tetapi lalu terhilang, sehingga ia merupakan perkecualian dibandingkan dengan yang lain, karena:

a.   Dari semula kitab-kitab Injil memang tidak pernah menunjukkan Yudas sebagai orang kristen sejati.

b.   Penafsiran seperti ini akan bertentangan dengan Yoh 6:39 - “Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman”.

c.   Sebutan ‘anak kebinasaan / neraka’ menunjukkan bahwa dalam rencana kekal Allah ia memang ditetapkan untuk binasa.

Memang tentang arti dari istilah ini ada ketidaksetujuan di antara para penafsir.

Barnes’ Notes: “The term ‘son’ was given by the Hebrews to those who possessed the character described by the word or name following. Thus, sons of Belial - those who possessed his character. Children of wisdom - those who were wise, Matt. 11:19. Thus Judas is called a son of perdition because he had the character of a destroyer. He was a traitor, a murderer (= Istilah ‘anak’ diberikan oleh orang-orang Ibrani kepada mereka yang memiliki sifat yang digambarkan oleh kata atau nama yang mengikuti kata ‘anak’ itu. Jadi, ‘anak-anak Belial’ adalah mereka yang mempunyai sifat Belial. ‘Anak-anak hikmat’ menunjuk kepada mereka yang bijaksana, Mat 11:19. Jadi Yudas disebut ‘anak kebinasaan / kehancuran’ karena ia mempunyai sifat sebagai seorang pembinasa / penghancur. Ia adalah seorang pengkhianat, seorang pembunuh) - hal 347.

Catatan:

·        istiliah ‘son / daughter of Belial’ (= anak laki-laki / perempuan dari Belial) muncul banyak kali dalam KJV, yaitu dalam Ul 13:13  Hak 19:22  20:13  1Sam 1:16  2:12  10:27  25:17  2Sam 23:6  1Raja 21:10,13  2Taw 13:7.

·        Mat 11:19b (KJV): ‘But wisdom is justified of her children’ (= Tetapi hikmat dibenarkan oleh anak-anaknya).

·        saya tidak menganggap penafsiran dari Barnes ini sebagai penafsiran yang benar.

Leon Morris (NICNT): “‘The son of perdition’ points to character rather than destiny. The expression means that he was characterized by ‘lostness’, not that he was predestined to be ‘lost’” (= ‘Anak kebinasaan / neraka’ menunjuk lebih pada karakter dari pada pada nasib / takdir. Ungkapan ini berarti bahwa ia mempunyai ciri ‘terhilang’ dan bukannya bahwa ia ditentukan untuk ‘hilang’) - hal 728.

Saya juga tidak setuju dengan penafsiran ini.

Matthew Poole: “As ‘the son of death,’ 2Sam. 12:5, signifies one appointed to die, or that deserveth to die; and ‘the child of hell,’ Matt. 23:15, siginifies one who deserveth hell; so the son of perdition may either signify one destined to perdition, or one that walketh in the high and right road to perdition, or rather both; one who being passed over in God’s eternal counsels, as to such as shall be saved, hath by his own wilful apostacy brought himself to eternal perdition, or into such a guilt as I know thou wilt destroy him” (= Seperti ‘anak kematian’, 2Sam 12:5, menunjuk kepada orang yang ditetapkan untuk mati, atau orang yang layak untuk mati; dan ‘anak neraka’, Mat 23:15, menunjuk kepada orang yang layak masuk neraka; demikian juga ‘anak kebinasaan / neraka’ bisa menunjuk kepada seseorang yang ditentukan untuk kebinasaan / neraka, atau seseorang yang berjalan dalam jalan yang menuju kebinasaan / neraka, atau mungkin keduanya; seseorang yang dilewati dalam rencana kekal Allah berkenaan dengan orang-orang yang akan diselamatkan, dan yang dengan kemurtadannya sendiri yang disengaja, membawa dirinya sendiri pada kebinasaan kekal, atau ke dalam suatu kesalahan yang akan menyebabkan Allah menghancurkannya) - hal 369.

William Hendriksen: “‘The son of perdition (a Semitism; cf. Matt. 23:15; 2Thess. 2:3) is the utterly lost one, designated unto perdition. That Judas was meant is clear from a comparison of passages: 6:71; 13:2,18,26,30; 15:2,6. ... Though, on the one hand, Judas was fully responsible, on the other hand, this deed was included in the divine decree from eternity, and in prophecy. ... Hence, when the disciples hear Jesus speaking to the Father about the accomplishment of his task with respect to them, and the fulfilment of prophecy even in the case of the son of perdition, they are strengthened in their faith, and begin to realize that nothing and no one ever defeats the divine purpose” [= Anak kebinasaan / neraka (suatu istilah Semitic; bdk. Mat 23:15; 2Tes 2:3) adalah orang yang hilang sama sekali, ditetapkan untuk kebinasaan / neraka. Bahwa Yudas yang dimaksudkan adalah jelas dari perbandingan text-text: 6:71; 13:2,18,26,30; 15:2,6. ...Sekalipun di satu sisi, Yudas sepenuhnya bertanggung jawab, tetapi di sisi lain, tindakan ini telah tercakup dalam ketetapan ilahi dari kekekalan, dan dalam nubuatan. ... Karena itu, pada waktu para murid mendengar Yesus berbicara kepada Bapa tentang pencapaian dari tugasNya berkenaan dengan diri mereka, dan penggenapan nubuat bahkan dalam kasus ‘anak kebinasaan / neraka’, mereka dikuatkan dalam iman mereka, dan mulai menyadari bahwa tidak ada apapun dan siapapun yang pernah menggagalkan rencana Allah] - hal 358.

Calvin: “Judas is excepted, and not without reason; for, though he was not one of the elect and of the true flock of God, yet the dignity of his office gave him the appearance of it. ... that no one might think that the eternal election of God was overturned by the damnation of Judas, he immediately added, that he was the son of perdition. By these words Christ means that his ruin, which took place suddenly before the eyes of men, had been known to God long before; for ‘the son of perdition,’ according to the Hebrew idiom, denotes a man who is ruined, or devoted to destruction” (= Yudas dikecualikan, dan bukannya tanpa alasan; karena sekalipun ia bukanlah salah seorang dari orang-orang pilihan dan dari kawanan domba Allah, tetapi kewibawaan dari jabatannya seolah-olah menunjukkan hal itu. ... supaya tidak seorangpun berpikir bahwa pemilihan kekal dari Allah dibalikkan oleh penghukuman Yudas, Ia langsung menambahkan, bahwa ia adalah ‘anak kebinasaan / neraka’. Dengan kata-kata ini Kristus memaksudkan bahwa kehancurannya, yang terjadi secara mendadak di hadapan manusia, telah diketahui oleh Allah jauh sebelumnya; karena ‘anak kebinasaan / neraka’ menurut ungkapan Ibrani, menunjuk pada seseorang yang dihancurkan, atau disediakan untuk kehancuran) - hal 176.

Ketiga komentar terakhir inilah yang saya terima.

2.   Sekalipun Yudas ditetapkan dan dinubuatkan untuk mengkhianat dan binasa, tetapi bukan Allah atau nubuat itu yang harus dipersalahkan, tetapi Yudas sendiri.

Banyak orang lalu menanggap bahwa Yudas tidak bersalah, dan bahkan ada yang menganggapnya berjasa. Tetapi Kitab Suci menyatakan sebaliknya.

·        Luk 22:22b - “celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!”

·        Mat 26:24b - “celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”.

·        Bandingkan juga dengan Ro 9:19-21 - “Sekarang kamu akan berkata kepadaku: ‘Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkanNya? Sebab siapa yang menentang kehendakNya?’ Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?”.

Dalam Ro 9:19 itu dipertanyakan mengapa seseorang yang ditentukan untuk binasa harus disalahkan, karena bukankah apa yang ditentukan itu tidak bisa tidak terjadi? Dalam Ro 9:20-21 Paulus tidak menjawab / menjelaskan bagaimana orang yang ditentukan binasa itu bisa tetap dipersalahkan. Ia sebaliknya menghardik orang yang menanyakan pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa Allah berhak melakukan apa saja.

Calvin: “it would be a most unfounded argument, if any one were to infer from this, that the revolt of Judas ought to be ascribed to God rather than to himself, because the prediction laid him under no necessity. ... It is not in the prophesies, therefore, that we must go to seek the cause of events. I acknowledge, indeed, that nothing happens but what has been appointed by God; but the only question now is, Do those things which it has foretold, or predicted, lay men under a necessity? which I have already demonstrated to be false” (= merupakan suatu argumentasi yang tak berdasar jika seseorang menyimpulkan dari sini bahwa pemberontakan Yudas harus diperhitungkan kepada Allah dan bukannya kepada Yudas sendiri, karena ramalan itu tidak meletakkan dia dibawah paksaan. ... Karena itu, kita harus pergi untuk mencari penyebab dari peristiwa-peristiwa bukan dalam nubuat-nubuat. Saya memang mengakui bahwa tidak ada apapun yang terjadi kecuali apa yang telah ditetapkan oleh Allah; tetapi satu-satunya pertanyaan sekarang adalah: ‘Apakah hal-hal itu yang telah diberitahukan sebelumnya, atau diramalkan, meletakkan manusia di bawah paksaan?’ yang telah saya tunjukkan sebagai sesuatu yang salah) - hal 176-177.

Catatan:  kata ‘necessity’ di sini harus diartikan sebagai ‘paksaan’. Jadi, Calvin berpendapat bahwa sekalipun pengkhianatan Yudas itu telah ditetapkan / dinubuatkan sehingga pasti terjadi, tetapi tidak ada siapapun / apapun yang memaksa Yudas untuk melakukan hal itu. Ia melakukannya dengan sukarela / dengan kemauannya sendiri.

Calvin: “Nor was it the design of Christ to transfer to Scripture the cause of the ruin of Judas, but he only intended to take away the occasion of stumbling, which might shake weak minds” (= Juga bukan merupakan maksud Kristus untuk mentransfer kepada Kitab Suci penyebab kehancuran dari Yudas, tetapi Ia hanya memaksudkan untuk membuang batu sandungan, yang bisa menggoncangkan pikiran yang lemah) - hal 177.

Maksud dari Calvin mungkin adalah: Kristus menyatakan ini supaya pada waktu Yudas berkhianat dan binasa, para murid yang lain tidak goncang imannya, tetapi menyadari bahwa semua itu sudah ditetapkan dan dinubuatkan.

William Hendriksen: “Calvin comments beautifully, stressing the fact that neither God nor the prophecy can be blamed for the sin of Judas. That disciple had not been compelled to sin. He sinned of his own accord” (= Calvin memberikan komentar yang indah, menekankan fakta bahwa baik Allah maupun nubuat tidak bisa disalahkan karena dosa Yudas. Murid itu tidak dipaksa untuk berbuat dosa. Ia berbuat dosa atas kehendaknya sendiri) - hal 358 (footnote).

Leon Morris (NICNT): “The reference to the fulfilling of Scripture brings out the thought of divine purpose. This does not mean that Judas was an automaton. He was responsible person and acted freely. But God used his evil act to bring about his purpose. There is a combination of the human and the divine, but in this passage it is the divine side rather than the human which receives stress” (= Referensi pada penggenapan Kitab Suci menghasilkan pemikiran tentang rencana ilahi. Ini tidak berarti bahwa Yudas adalah orang yang bergerak secara otomatis / robot. Ia adalah manusia yang bertanggung jawab dan bertindak secara bebas. Tetapi Allah menggunakan tindakan jahatnya untuk melaksanakan rencanaNya. Ada suatu kombinasi antara yang manusiawi dan yang ilahi, tetapi dalam text ini sisi ilahinyalah yang ditekankan, dan bukannya sisi manusiawinya) - hal 728.

3.   Leon Morris juga mengatakan (hal 728, footnote) bahwa istilah Yunani yang diterjemahkan ‘the son of perdition’ (= anak kebinasaan / neraka) di sini, muncul lagi dalam 2Tes 2:3 - “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa.

KJV: ‘Let no man deceive you by any means: for that day shall not come, except there come a falling away first, and that man of sin be revealed, the son of perdition (= Janganlah membiarkan seorangpun menipu engkau dengan cara apapun; karena Hari itu tidak akan datang sebelum datang kemurtadan lebih dulu, dan manusia dosa / durhaka dinyatakan, anak kebinasaan / neraka).

4.   Kebinasaan Yudas terjadi karena cinta uang; ini harus menjadi peringatan kepada semua orang yang tamak / cinta uang!

Adam Clarke: “‘Perdition’ or ‘destruction’ is personified; and Judas is represented as being her son, i.e. one of the worst of men ... And all this he was capable of through the love of money! ... To Judas and to all his brethren, who sell God and their souls for money, ... we may apply those burning words of Mr. Blair, with very little alteration:

‘O cursed lust of gold! when for thy sake

The wretch throws up his interest in both worlds,

First hanged in this, then damned in that to come.’”

[= ‘Kebinasaan’ atau kehancuran digambarkan sebagai pribadi; dan Yudas digambarkan sebagai anaknya, yaitu orang yang terburuk ... Dan semua ini terjadi melalui cinta uang! ... Bagi Yudas dan semua saudara-saudaranya, yang menjual Allah dan jiwa mereka demi uang, ... kami bisa menerapkan kata-kata yang berapi-api dari Mr. Blair, dengan sedikit perubahan:

‘O nafsu terhadap emas yang terkutuk! pada waktu demi engkau

Orang-orang celaka membuang perhatian / minatnya di kedua dunia,

Pertama menggantung (diri) dalam dunia ini, lalu dihukum dalam dunia yang akan datang.’] - hal 638.

Ay 13: “Tetapi sekarang, Aku datang kepadaMu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacitaKu di dalam diri mereka”.

1)   ‘Tetapi sekarang, Aku datang kepadaMu’.

a)   Yesus menyadari bahwa saatnya sudah tiba bagiNya untuk meninggalkan dunia ini dan kembali kepada Bapa. Jadi, bagian ini artinya bukanlah ‘Aku datang kepadaMu dengan suatu permintaan’, tetapi ‘Aku sedang meninggalkan dunia ini dan dalam perjalanan untuk kembali kepadaMu’.

b)   Mati dibicarakan sebagai sesuatu yang manis.

George Hutcheson: “Christ’s removal out of the world looked very sweet upon him, as being a coming to his Father, with whom he is so familiar; and in him death is sanctified and sweetened to all his followers, as being a departing to him, that they may be with him for ever, Phil. 1:23  1Thess 4:17” (= Penyingkiran Kristus dari dunia ini kelihatan manis bagiNya, sebagai suatu tindakan mendatangi BapaNya, dengan siapa Ia begitu akrab; dan dalam Dia kematian dikuduskan dan dimaniskan bagi semua pengikut-pengikutNya, sebagai suatu tindakan pergi kepadaNya, supaya mereka bisa bersama dengan Dia selama-lamanya, Fil 1:23  1Tes 4:17) - hal 362.

2)   ‘Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia’.

Calvin mengatakan (hal 177) bahwa kata-kata ‘sementara Aku masih ada di dalam dunia’ maksudnya ‘di hadapan para murid, sehingga bisa mereka dengar’.

3)   ‘supaya penuhlah sukacitaKu di dalam diri mereka’.

a)   Calvin juga mengatakan (hal 177) bahwa ay 13 ini menunjukkan bahwa Yesus berdoa dengan sungguh-sungguh ini bukan karena kuatir dengan keselamatan dari para murid, tetapi untuk mengobati kekuatiran mereka / menenangkan mereka. Dengan mereka mendengar doa Kristus bahwa mereka diletakkan di tangan Bapa, maka mereka akan menjadi tenang.

b)   ‘sukacitaKu’.

Kristus mengatakan ‘sukacitaKu’ karena Ia adalah penyebab dari sukacita itu.

Calvin: “in us there is nothing but alarm and uneasiness, but in Christ alone there is peace and joy” (= dalam kita tidak ada apapun selain ketakutan dan kegelisahan, tetapi dalam Kristus saja ada damai dan sukacita) - hal 178.

Karena itu kalau saudara mau mendapatkan sukacita, janganlah mencarinya melalui hal-hal duniawi apapun, yang paling-paling bisa memberikan sukacita dan damai yang semua dan bersifat sementara. Datanglah kepada Kristus dan terimalah Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat. Bagi saudara yang sudah percaya kepadaNya, mendekatlah kepada Dia. Makin kita mendekat dan taat, makin besar damai dan sukacita yang kita alami.

Yes 48:18 - “Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintahKu, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti”.

Ay 14: “Aku telah memberikan firmanMu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia”.

1)   ‘Aku telah memberikan firmanMu kepada mereka dan dunia membenci mereka’.

Calvin mengatakan (hal 178) bahwa di sini Kristus memberikan alasan lain mengapa Ia berdoa untuk para murid, yaitu karena dunia membenci mereka. Ia juga menyatakan alasan mengapa dunia membenci mereka, yaitu karena mereka telah menerima Firman Allah, yang tidak bisa diterima oleh dunia.

Pulpit Commentary: “They who receive the Word cross the world’s path” (= Mereka yang menerima Firman berselisih jalan / bersilangan dengan jalan dunia ini) - hal  358.

Adam Clarke: “How terrible is the perversion of human nature! Men despise that which they should esteem, and endeavour to destroy that without which they must be destroyed themselves” (= Alangkah buruknya kejahatan / kesesatan dari manusia! Manusia menghina apa yang seharusnya mereka hargai, dan berusaha untuk menghancurkan sesuatu tanpa mana mereka sendiri harus dihancurkan) - hal 639.

Hendriksen menghubungkan bagian ini dengan akhir ay 13 yang berbicara tentang sukacita, dan ia berkata bahwa Firman Tuhan memang mendatangkan sukacita bagi yang mendengar dan menerimanya tetapi pada saat yang sama Firman Tuhan itu juga menimbulkan kebencian dari dunia terhadap mereka. Karena itu kalau saudara adalah orang kristen yang betul-betul hidup sesuai Firman Tuhan, janganlah terlalu mengharapkan pujian / sanjungan dari dunia.

Illustrasi: seorang misionaris yang telah melayani selama 42 tahun di Cina dan seorang ‘entertainer’ (= penghibur) yang terkenal yang berada di Cina selama 2 minggu, sama-sama kembali ke Amerika Serikat dengan kapal yang sama. Pada waktu mereka tiba, banyak penggemar dari ‘entertainer’ tersebut yang menyambutnya, tetapi tidak ada seorangpun yang menyambut si misionaris. Misionaris tersebut lalu mengeluh kepada Tuhan: ‘Tuhan, aku memberikan 42 tahun hidupku bagi Cina, dan ia hanya berada di sana selama 2 minggu, tetapi begitu banyak yang menyambut dia sewaktu dia pulang, dan tak seorangpun yang menyambutku’. Dan Tuhan menjawabnya: ‘Nak, kamu belum pulang ke rumah!’.

2)   ‘karena mereka bukan dari dunia’.

a)   Dalam arti apa para murid itu dikatakan ‘bukan dari dunia’?

Leon Morris mengatakan (hal 729) bahwa dalam arti tertentu tentu saja para murid itu bisa dikatakan ‘dari dunia’ ini. Tetapi Yesus berkata kepada Nikodemus bahwa orang harus dilahir-barukan supaya bisa melihat Kerajaan Allah. Dalam keadaan sudah lahir baru ini, maka para murid ‘bukan dari dunia’ ini.

Calvin juga mengatakan (hal 178) bahwa para murid dikatakan ‘bukan dari dunia’ karena semua mereka yang dilahir-barukan oleh RohNya dipisahkan dari dunia ini.

b)   Ini juga merupakan alasan mengapa dunia membenci mereka (bdk. Yoh 15:19-20).

William Hendriksen: “The world hates the disciple because he is so totally different” (= Dunia membenci seorang murid karena ia berbeda secara total) - hal 359.

John G. Mitchell: “I am sure one of the reasons why we Christians do not experience the enmity of the world more is because we have compromised with it. ... One of the great tragedies is that so many professing Christians are living as those who are in the world. They have been tainted and affected by the materialistic and humanistic philosophy and morals of the world” (= Saya yakin bahwa salah satu alasan mengapa kita orang-orang Kristen tidak mengalami lebih banyak permusuhan / kebencian dari dunia adalah karena kita telah berkompromi dengannya. ... Salah satu tragedi yang besar adalah bahwa begitu banyak orang yang mengaku sebagai orang Kristen hidup seperti mereka yang ada dalam dunia ini. Mereka telah dinodai dan dipengaruhi oleh filsafat materialistis dan humanistis dan moral dari dunia) - hal 335.

George Hutcheson: “So that when it seems otherwise, we may reckon either that professors of religion are but too much like the world, and little like Christ, or that the world’s malice is but overpowered and bridled till they get an opportunity” [= Sehingga jika kelihatannya tidak demikian (maksudnya jika orang kristen tidak dimusuhi / dibenci oleh dunia), kita boleh menganggap atau bahwa para pengaku agama ini terlalu banyak menyerupai dunia, dan terlalu sedikit menyerupai Kristus, atau kebencian dunia dikuasai dan dikekang sampai mereka mendapatkan kesempatan] - hal 363.

Bandingkan bagian akhir kutipan di atas dengan 2Tes 2:3b-10 - “Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah. Tidakkah kamu ingat, bahwa hal itu telah kerapkali kukatakan kepadamu, ketika aku masih bersama-sama dengan kamu? Dan sekarang kamu tahu apa yang menahan dia, sehingga ia baru akan menyatakan diri pada waktu yang telah ditentukan baginya. Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali. Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka”.

3)   ‘sama seperti Aku bukan dari dunia’.

a)   Kristus memang bertentangan dengan dunia.

Pulpit Commentary: “This constant contrast between the mind of Christ and the spirit of the world pervades the New Testament. Christ had exposed its hypocrisies, and denounced its idols, and inverted its standards, and repudiated its smile, and condemned its prince, and was now indifferent to its curse” (= Kontras yang terus menerus antara pikiran Kristus dan roh dari dunia memenuhi Perjanjian Baru. Kristus telah menyingkapkan kemunafikannya, dan mencela berhalanya, dan membalikkan standardnya, dan menolak untuk menerima senyumnya, dan mengecam / mengutuk penguasanya, dan sekarang tidak peduli pada kutukannya) - hal 348.

b)   Kalau kita dibenci oleh dunia, maka kita mempunyai persamaan dengan Kristus, dan itu merupakan suatu kehormatan bagi kita.

George Hutcheson: “It may encourage them also in this conflict, that in their state and suffering they have a conformity with Christ their Head. ... their separation from the world is an evidence of their conformity with Christ, and consequently that they are like to him, in enduring opposition from the world because thereof” (= Dalam konflik dengan dunia ini hal ini juga bisa menguatkan mereka, bahwa dalam keadaan dan penderitaan mereka, mereka mempunyai kemiripan dengan Kristus, Kepala mereka. ... pemisahan mereka dari dunia merupakan suatu bukti dari kemiripan mereka dengan Kristus, dan karenanya mereka juga serupa dengan Dia, dalam bertahan terhadap oposisi dari dunia karena hal itu) - hal 363,364.

Pulpit Commentary: “It is the honour of believers that they are linked with Christ as the objects of the world’s hatred” (= Merupakan kehormatan dari orang-orang percaya bahwa mereka dihubungkan dengan Kristus sebagai obyek kebencian dunia) - hal  358.

Bdk. Kis 5:41 - “Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus”.

Ay 15: “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat”.

1)   ‘Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia’.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

a)   Orang kristen tidak boleh hidup menyendiri / memisahkan diri dari dunia.

William Barclay: “The first essential is to note that Jesus did not pray that his disciples should be taken out of this world. He never prayed that they might find escape; he prayed that they might find victory. The kind of Christianity which buries itself in a monastery or a convent would not have seemed Christianity to Jesus at all. He insisted that it was in the rough and tumble of life that a man must live out his Christianity” (= Hal penting pertama yang harus diperhatikan adalah bahwa Yesus tidak berdoa supaya murid-muridNya diambil dari dunia ini. Ia tidak pernah berdoa supaya mereka lolos; Ia berdoa supaya mereka mendapatkan kemenangan. Jenis kekristenan yang mengubur dirinya sendiri dalam sebuah biara sama sekali tidak terlihat sebagai kekristenan bagi Yesus. Ia bersikeras bahwa melalui hidup yang berat / sukar dan terombang-ambing dan jatuh bangunlah seseorang harus menjalani kekristenannya) - hal 215.

b)   Orang kristen tidak boleh berharap untuk bebas dari kesukaran / penderitaan, atau minta supaya cepat mati / masuk surga.

Pulpit Commentary: “The desire of death is unlawful in the saints, ... because God can be more honoured by our steadfast endurance than by our escape from duty. ... It is beter for us to be kept from sin in our afflictions than from the afflictions themselves” (= Keinginan akan kematian merupakan sesuatu yang salah dalam diri orang-orang kudus, ... karena Allah bisa lebih dihormati oleh ketahanan / kesabaran yang setia dari diri kita dari pada oleh penghindaran kita dari kewajiban. ... Adalah lebih baik bagi kita untuk dijaga dari dosa dalam penderitaan kita dari pada dijaga dari penderitaan itu sendiri) - hal  358.

Leon Morris mengatakan bahwa Musa, Elia, dan Yunus pernah berdoa supaya diambil oleh Tuhan dari dunia ini (Bil 11:15  1Raja 19:4  Yun 4:3,8), tetapi tidak ada dari doa-doa itu yang dikabulkan.

c)   Yesus tidak meminta supaya Bapa mengambil para murid tetapi membiarkan mereka berada dalam dunia, karena mereka mempunyai tugas:

·        untuk memberitakan Injil kepada dunia.

·        untuk memelihara dan melayani gereja.

Bandingkan dengan Fil 1:21-26 - “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman, sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu”.

Kalau sampai saat ini belum waktunya bagi saudara untuk mati, maka tugas itu juga berlaku bagi saudara. Janganlah melalaikan tugas itu!

     

2)   ‘tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat’.

a)   ‘yang jahat’.

Tentang kata ‘yang jahat’ ini, ada yang mengatakan bahwa ini menunjuk kepada ‘setan’, dan ada yang mengatakan bahwa ini menunjuk kepada ‘kejahatan’. Saya berpendapat ini tidaklah terlalu berbeda.

b)   Ini menunjukkan bahwa orang kristen aman di tengah-tengah segala gangguan.

Calvin: “He shows in what the safety of believers consists; not that they are free from every annoyance, and live in luxury and at their ease, but that, in the midst of danger, they continue to be safe through the assistance of God” (= Ia menunjukkan dalam hal apa orang-orang percaya itu aman; bukan bahwa mereka bebas dari setiap gangguan, dan hidup dalam kemewahan dan ketenteraman, tetapi bahwa di tengah-tengah bahaya, mereka terus aman melalui pertolongan Allah) - hal 178-179.

c)   Leon Morris (NICNT): “They have a task to do in the world so it is important that they should be in the world. But it is equally important that they should be kept from evil, for evil is fatal to the discharge of their task” (= Mereka mempunyai suatu tugas untuk dilakukan dalam dunia sehingga adalah penting bahwa mereka ada dalam dunia ini. Tetapi adalah sama pentingnya bahwa mereka harus dijaga dari kejahatan, karena kejahatan merupakan sesuatu yang fatal dalam pelaksanaan tugas mereka) - hal 730.

Ay 16: “Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia”.

Ini merupakan pengulangan dari apa yang sudah Ia katakan dalam ay 14, dan di sini kata-kata ini digunakan untuk mendasari permintaannya pada ay 17. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa di sini kata-kata ini dikatakan sebagai alasan supaya Allah melindungi mereka dari yang jahat (ay 15).

Ay 17: “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran”.

Calvin mengatakan bahwa ada 2 hal yang dimaksudkan oleh bagian ini:

1)   Yesus meminta supaya Bapa memisahkan para murid itu untuk diriNya sendiri dan membela mereka sebagai miliknya yang kudus.

2)   Yesus meminta supaya Bapa menyucikan kehidupan mereka dengan kebenaran, yaitu FirmanNya.

a)   Kata ‘menguduskan’ memang bisa digunakan dalam arti ‘menyucikan’, seperti dalam 1Tes 5:23 - “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita”.

b)   Pengudusan dilakukan dengan kebenaran, yaitu firman.

Calvin: “he points out the means of sanctification, and not without reason; for there are fanatics who indulge in much useless prattle about sanctification, but who neglect the truth of God, ... Again, as there are others who chatter quite as foolishly about the truth, and yet disregard the word, Christ expressly says that the truth, by which God sanctifies his sons, is not to be found any where else than in the word” (= Ia menunjukkan cara / jalan dari pengudusan, dan bukannya tanpa alasan; karena ada orang-orang fanatik yang menuruti hatinya dengan banyak ocehan yang tak berguna tentang pengudusan, tetapi yang mengabaikan kebenaran Allah, ... Juga karena ada orang-orang lain yang mengoceh secara sama bodohnya tentang kebenaran, tetapi yang mengabaikan firman, maka Kristus secara explicit menyatakan bahwa kebenaran, dengan mana Allah menguduskan / menyucikan anak-anakNya, tidak akan ditemukan di tempat lain selain dalam firman) - hal 179-180.

Ef 5:25-26 - “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman”.

Yoh 15:3 - “Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu”.

Maz 119:9 - “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firmanMu”.

Penerapan:

Bandingkan dengan cara pengudusan dalam kalangan Kharismatik yang dilakukan dengan menengking roh-roh jahat, atau dengan berdoa dengan bahasa roh.

William Hendriksen: “This sanctification can take place only if the entire personality is desirous of being governed by the truth” (= Pengudusan ini hanya bisa terjadi jika seluruh kepribadian ingin untuk diperintah oleh kebenaran) - hal 361.

William Hendriksen: “the truth, i.e., by God’s redemptive revelation in Christ, as the ultimate standard of life and doctrine. This truth is embodied in Christ, in him alone. He is the truth (see on 14:6). However, the word of the Father, which had been given to the disciples, must be the source of truth for these men when Jesus is no longer personally with them. That word is truth. It is wholly infallible. Without it the work of sanctification is entirely impossible. Jesus requests, therefore, that the Father may cause these men, in an ever increasing degree, to love that word, and to live according to the truth of God revealed in this message which they had received from him, and which he, in turn, had received from the Father” [= kebenaran, yaitu wahyu yang bersifat penebusan dari Allah dalam Kristus, sebagai standard terakhir / tertinggi dalam kehidupan dan pengajaran. Kebenaran ini diwujudkan dalam Kristus, dan hanya dalam Dia. Ia adalah kebenaran (lihat tentang 14:6). Sekalipun demikian, firman Bapa, yang telah diberikan kepada para murid, harus menjadi sumber dari kebenaran bagi orang-orang ini pada saat Yesus tidak lagi bersama mereka. Firman itu adalah kebenaran. Itu sepenuhnya tidak bisa salah. Tanpa itu pekerjaan pengudusan sama sekali mustahil. Karena itu Yesus meminta supaya Bapa membuat orang-orang ini makin lama makin mencintai firman itu, dan hidup menurut kebenaran Allah yang dinyatakan dalam berita / pesan yang telah mereka terima dari Dia, dan yang telah Ia terima dari Bapa] - hal 361.

Ay 18: “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia;”.

Yesus memberikan argumentasi lain supaya Bapa menolong para murid. Para murid mempunyai misi yang sama dengan Kristus sendiri, yang jelas merupakan misi yang berat. Seandainya kita diutus ke dalam dunia yang serupa / sama dengan kita, atau dunia yang mengasihi kita, maka tugas itu tidaklah berat. Tetapi faktanya adalah bahwa kita diutus ke dalam dunia dengan keharusan hidup berbeda dengan dunia, sehingga menyebabkan dunia membenci kita. Bdk. Mat 10:16 - “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala”. Karena itulah maka tugas kita menjadi berat, dan kita tidak mungkin berhasil tanpa pertolongan Bapa / Roh Kudus.

Ay 19: “dan Aku menguduskan diriKu bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran”.

1)   ‘Aku menguduskan diriKu bagi mereka’.

Ada beberapa penafsiran tentang kata-kata Yesus ini:

a)   Leon Morris mengatakan bahwa kata-kata ‘Aku menguduskan diriKu’ artinya ‘Aku menyerahkan nyawaKu’.

Clarke menambahkan (hal 639), bahwa Yer 12:3 menggunakan kata ini (baik dalam Ibrani maupun Yunani) dalam arti ‘devoting to death’ (= menyerahkan / mempersembahkan untuk kematian).

Yer 12:3 - “Ya TUHAN, Engkau mengenal aku, Engkau melihat aku, dan Engkau menguji bagaimana hatiku terhadap Engkau. Tariklah mereka ke luar seperti domba-domba sembelihan, dan khususkanlah mereka untuk hari penyembelihan.

NIV: ‘set them apart for the day of slaughter!’ (= pisahkanlah mereka untuk hari penyembelihan).

b)   Barnes (hal 347) mengatakan bahwa kata ‘menguduskan’ di sini tidak menunjuk pada penyucian pribadi, karena Yesus tidak berdosa. Jadi ia menafsirkan bahwa kata ini menunjuk pada pemisahan diriNya / penyerahan diriNya untuk pelayanan dan penebusan.

c)   Calvin kelihatannya beranggapan bahwa ini menunjuk baik kepada penyerahan / pembaktian diri kepada Bapa, kesucian hidup Kristus, maupun kematianNya di atas kayu salib.

Calvin: “he consecrated himself to the Father, that his holiness might come to us; ... though this sanctification belongs to the whole life of Christ, yet the highest illustration of it was given in the sacrifice of his death” (= Ia menyerahkan / membaktikan diriNya sendiri kepada Bapa, supaya kesucianNya bisa datang kepada kita; ... sekalipun pengudusan ini berhubungan dengan seluruh kehidupan Kristus, tetapi gambaran tertinggi dari hal itu diberikan dalam korban kematianNya) - hal 181.

2)   ‘supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran’.

a)   Arti kata-kata ini.

Barnes menafsirkan bahwa kata-kata ini artinya adalah:

·        supaya mereka mendapatkan teladan tentang cara yang benar dalam melakukan pelayanan.

·        supaya mereka disucikan dari dosa-dosa mereka melalui pencurahan darahKu.

Calvin mengatakan bahwa ini bukan berbicara mengenai pembenaran saja tetapi juga pengudusan.

Bdk. 1Kor 1:30 - “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita”.

b)   Kata-kata ini tidak boleh diartikan bahwa kita tidak perlu melakukan pengudusan / pembaktian diri kepada Allah.

A. T. Robertson: “The act of Christ helps us, but by no means takes the place of personal consecration on the part of the believer. This high and holy prayer of Christ should shame any one who uses the livery of heaven to serve the devil in as does, alas, sometimes happen” (= Tindakan Kristus menolong kita, tetapi sama sekali tidak boleh menggantikan pengabdian / pembaktian pribadi dari pihak orang percaya. Doa yang mulia dan suci dari Kristus seharusnya membuat malu siapapun yang menggunakan pakaian surga untuk melayani setan, seperti yang kadang-kadang terjadi) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol 5, hal 280.

Illustrasi: Chris Evert (ex juara dunia tenis putri) pernah ditanya oleh seorang wartawan olah raga: ‘Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu berhenti main tenis?’.

Ia menjawab: ‘Aku akan bepergian’.

Si wartawan heran dan bertanya lagi: ‘Bepergian?’.

‘Ya, aku ingin melihat banyak hal, misalnya tembok Berlin’.

‘Tetapi, bukankah kamu sudah pernah main tenis di Berlin?’.

‘Ya, tetapi pada saat itu aku hanya main tenis. Aku tidak pernah melihat apapun yang lain’.

Inilah dedikasi / pembaktian diri. Seandainya saja semua orang kristen membaktikan diri kepada Tuhan, sama seperti Chris Evert membaktikan dirinya kepada tenis!!



-AMIN-


e-mail us at [email protected]