(Rungkut
Megah Raya Blok D No 16)
Minggu,
tgl 8 Juli 2012, pk 08.00
Pdt.
Budi Asali, M. Div.
(HP:
7064-1331 / 6050-1331)
Yesus gembala yang baik(5)
5)
Pencarian domba yang hilang.
Luk
15:1-7 - “(1) Para pemungut cukai
dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. (2)
Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: ‘Ia
menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.’ (3) Lalu
Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: (4) ‘Siapakah di antara kamu yang
mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya,
tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan
pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? (5) Dan kalau
ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, (6) dan
setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangga serta
berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku
yang hilang itu telah kutemukan. (7) Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan
ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada
sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan
pertobatan.’”.
Matthew
Henry (tentang Luk 15:1-7): “The
parable of the lost sheep. Something like it we had in Matt
18:12. There it was designed to show the care God takes for the preservation of
saints, as a reason why we should not offend them; here it is designed to
show the pleasure God takes in the conversion of sinners, as a reason why we
should rejoice in it” (=
Perumpamaan tentang domba yang hilang. Sesuatu yang seperti itu kita punyai
dalam Mat 18:12. Di sana itu dirancang untuk menunjukkan perhatian / kepedulian
yang Allah miliki bagi pemeliharaan / penjagaan orang-orang kudus, sebagai
alasan mengapa kita tidak boleh menjadi batu sandungan bagi mereka; di sini itu
dirancang untuk menunjukkan kesenangan yang Allah miliki dalam pertobatan dari
orang-orang berdosa, sebagai suatu alasan mengapa kita harus bersukacita di
dalamnya).
Mat
18:12-14 - “(12)
‘Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor
di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan
ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? (13) Dan Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya
atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang
tidak sesat. (14) Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya
seorangpun dari anak-anak ini hilang.’”.
William
Hendriksen (tentang Luk 15:3-4):
“Since
the country through which Jesus was passing was a region where the shepherd
tending his sheep was not an unfamiliar sight, Jesus made use of this fact in
order to illustrate what, according to God’s will, must be done with a lost
sheep. Must it be ignored, neglected, despised, as was the attitude of Pharisees
toward the people whom they regarded as wayward and lost? Was that the way a
good shepherd dealt with a lost sheep? Besides, many people in the audience -
and presumably especially the Pharisees and scribes - were familiar with
precious Old Testament passages concerning the shepherd and his sheep; for
example: ‘Jehovah is my shepherd; I shall not lack’ (Ps. 23:1); ‘He will
feed his flock like a shepherd; he will gather the lambs in his arms, carry them
in his bosom, and will gently lead those that have their young’ (Isa. 40:11);
‘I myself will be the shepherd of my sheep … I
will seek that which was lost’ (Ezek. 34:15, 16). So Jesus says,
‘What man of you, if he has a hundred sheep and has lost one of them, does not
… go after the lost sheep?’ He means, ‘Every good shepherd would do
this.’ Moreover, his search would not be halfhearted, not merely a token
search. No, he would leave behind the ninety-nine and look for that one lost
sheep until he finds it!”
[= Karena negeri melalui mana Yesus lewat adalah suatu daerah dimana gembala
menggembalakan domba-dombanya bukanlah suatu pemandangan yang asing, Yesus
menggunakan fakta ini untuk mengilustrasikan apa, sesuai dengan kehendak Allah,
yang harus dilakukan dengan seekor domba yang hilang. Haruskah ia tak
dipedulikan, diabaikan, dipandang rendah / hina, seperti sikap orang-orang
Farisi terhadap orang-orang yang mereka anggap sebagai tidak taat / suka melawan
dan terhilang? Apakah itu jalan / cara dari gembala yang baik menangani seekor
domba yang hilang? Disamping itu, banyak orang dalam kalangan pendengar - dan
rupanya terutama orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat - akrab dengan
text-text yang berharga dari Perjanjian Lama berkenaan dengan gembala dan
domba-dombanya: Yehovah adalah gembalaku; aku tak akan kekurangan’ (Maz 23:1);
‘Ia akan memberi makan / menggembalakan kawanan dombaNya seperti seorang
gembala; ia akan mengumpulkan anak-anak domba di lenganNya, menggendong mereka
di dadaNya, dan akan dengan lembut membimbing mereka yang mempunyai anak’;
(Yes 40:11); ‘Aku sendiri akan menjadi gembala atas domba-dombaKu ... Aku akan
mencari yang terhilang’ (Yeh 34:15,16). Maka Yesus berkata, ‘Yang mana dari
kamu, jika ia mempunyai seratus ekor domba dan kehilangan satu dari mereka,
tidak ... mencari domba yang hilang itu?’. Ia memaksudkan, ‘Setiap gembala
yang baik akan melakukan hal ini’. Lebih lagi, pencariannya tidak akan dengan
setengah hati, tidak semata-mata suatu pencarian yang tidak sungguh-sungguh.
Tidak, ia akan meninggalkan yang 99 dan mencari satu domba yang hilang itu sampai
ia menemukannya!].
Yes 40:11 - “Seperti
seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternakNya dan menghimpunkannya dengan
tanganNya; anak-anak domba dipangkuNya, induk-induk domba dituntunNya dengan
hati-hati”.
Lenski
(tentang Luk 15): “Now
it is simply a fact that every one of these men, even if he had as many as a
hundred sheep, and only one of them got lost by straying away, would never think
that the one does not matter, seeing he still has as many as ninety-nine, or
that the exertion of seeking and finding that one lost sheep, seeing it is only
one, would be too much to undertake, considering also that despite all effort it
might even after all not be found. Nothing of the kind! Invariably, as the
present tenses state, in every case like that the man leaves his ninety-nine
behind in the wilderness and goes after the lost till he finds it”
(= Itu benar-benar merupakan suatu fakta bahwa setiap orang dari orang-orang
ini, bahkan jika ia mempunyai domba sebanyak 100 ekor, dan hanya satu dari
mereka yang hilang karena tersesat, tidak pernah berpikir bahwa satu tidak jadi
soal, karena melihat bahwa ia tetap mempunyai sebanyak 99 ekor, atau bahwa
pengerahan tenaga / usaha untuk mencari dan menemukan, mengingat bahwa itu hanya
satu, tidak akan terlalu banyak diusahakan, juga dengan pertimbangan bahwa
sekalipun dilakukan semua usaha bisa saja bahwa akhirnya domba itu tidak
ditemukan. Tidak yang seperti itu! Selalu, seperti yang dinyatakan oleh
tensa-tensa present, dalam setiap kasus seperti itu orang itu meninggalkan 99
miliknya di belakang di padang gurun dan mencari yang hilang sampai ia
menemukannya).
Jadi,
bagaimana ajaran Arminian, yang mengatakan bahwa orang kristen yang sejati
bisa meninggalkan iman, terhilang, dan binasa selama-lamanya, bisa sesuai
dengan bagian Firman Tuhan ini?
6)
Yesus harus mengumpulkan domba-domba lain.
Ay 16: “Ada lagi padaKu
domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan
dengan satu gembala.”.
a)
Terjemahan.
1.
Kesalahan terjemahan KJV.
Perhatikan
bagian yang saya beri garis bawah tunggal dan garis bawah ganda.
Kitab
Suci Indonesia: “kandang ... kawanan”.
KJV:
‘fold ... fold’
(= kandang ... kandang).
RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV:
‘fold ...flock’ (= kandang ... kawanan).
Kata
pertama memang ‘fold’ (= kandang), tetapi kata kedua seharusnya ‘flock’
(= kawanan). KJV menyamakan keduanya menjadi ‘fold’,
padahal kata Yunani yang digunakan berbeda. Yang pertama adalah AULES dan yang
kedua adalah POIMNE.
Yang
ada dalam kandang ini adalah orang-orang Yahudi Kristen, sedangkan yang ‘bukan
dari kandang ini’
adalah orang-orang non Yahudi yang masih kafir, tetapi merupakan orang-orang
pilihan (karena disebut ‘domba’).
Yesus akan menuntun mereka, dan mereka pasti akan mendengarkan suaraNya dan akan
menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Jadi mereka pasti akan menjadi
orang-orang Kristen, dan pasti selamat!
2.
Kesalahan terjemahan Kitab Suci Indonesia.
Ay
16a: “Ada
lagi padaKu domba-domba lain”.
KJV:
‘And other sheep I have’ (= Dan
Aku punya domba-domba lain).
RSV/NIV/NASB
≈
KJV.
b)
Beberapa komentar dari para penafsir.
Pulpit
Commentary: “There
may be many folds, that is, many visible Churches, but there is but one flock”
(= Di sana bisa ada banyak kandang, yaitu banyak Gereja-gereja yang kelihatan,
tetapi di sana hanya ada satu kawanan).
William
Hendriksen: “Not
all the sheep belong to the fold of Israel. The good shepherd also has other
sheep. He has them even now
because they have been given to him by the Father in the decree of
predestination from eternity (6:37, 39; 17:6, 24). That is also the reason why
even before they are gathered out they can be called his sheep”
[= Tak semua domba termasuk dalam kandang Israel. Gembala yang baik itu juga
mempunyai domba-domba lain. Ia mempunyai / memiliki mereka bahkan pada saat ini,
karena mereka telah diberikan kepadaNya oleh Bapa dalam dekrit / ketetapan
predestinasi dari kekekalan (6:37,39;
17:6,24). Itu juga merupakan alasan mengapa bahkan sebelum mereka dikumpulkan
mereka bisa disebut dombaNya]
- hal 113.
Barnes’
Notes (tentang Yoh 10:14-15):
“‘Other
sheep.’ There are others who shall be members of my redeemed church. ‘I
have.’ This does not imply that they were then his friends, but that they
would be. There were others whom it was his purpose and intention to call to the
blessings of the gospel and salvation. The purpose was so sure, and the fact
that they would believe on him so certain, that he could use the present tense
as if they were already his own. This purpose was in accordance with the promise
(Isa 53:11), ‘He shall see of the travail of his soul, and shall be
satisfied.’ An instance of a parallel expression occurs in Acts 18:10, ‘I
have much people in this city’ (Corinth). That is, it was the purpose of God
to bless the preaching of Paul, and give him many souls as the seals of his
ministry. It was so certain that they would believe in the Saviour, that it
could be spoken of as if it were already done. This certainty could have existed
only in consequence of the intention of God that it should be so. It did not
consist in any disposition to embrace the gospel which was foreseen, for they
were the most corrupt and licentious people of antiquity, and it must have been
because God meant that it should be so. Declarations like these are full proof
that God has a plan in regard to the salvation of men, and that the number is
known and determined by him. Learn: 1. that it is not a question of chance or
uncertainty whether men shall be saved. 2. that there is encouragement for
preaching the gospel. There are those whom God means to save, and if he intends
to do it it will be done” [= ‘Domba-domba
lain’. Ada orang-orang lain yang akan menjadi anggota-anggota dari gerejaKu
yang ditebus. ‘Aku mempunyai’. Ini tidak berarti bahwa pada saat itu
mereka adalah sahabat-sahabatNya, tetapi bahwa mereka akan menjadi
sahabat-sahabatNya. Di sana ada orang-orang lain yang merupakan rencana
dan maksudNya untuk panggil kepada berkat dari injil dan keselamatan. RencanaNya
adalah begitu pasti, dan fakta bahwa mereka akan percaya kepadaNya begitu pasti,
sehingga Ia bisa menggunakan tensa present seakan-akan mereka sudah adalah
milikNya. Rencana ini sesuai dengan janji (Yes 53:11), ‘Ia akan melihat
penderitaan jiwanya, dan akan puas / dipuaskan’. Suatu contoh dari ungkapan
yang paralel muncul dalam Kis 18:10, ‘banyak umatKu di kota ini.’
(Korintus). Artinya, merupakan rencana Allah untuk memberkati pemberitaan
Paulus, dan memberinya banyak jiwa-jiwa sebagai meterai pelayanannya. Adalah
begitu pasti bahwa mereka akan percaya kepada sang Juruselamat, sehingga itu
bisa diucapkan seakan-akan itu sudah terjadi. Kepastian ini hanya bisa ada
sebagai konsekwensi dari maksud Allah bahwa itu harus demikian. Itu tidak
terdiri dari kecenderungan apapun untuk mempercayai injil, yang dilihat lebih
dulu, karena mereka adalah orang-orang kuno yang paling jahat dan tak bermoral,
dan itu harus demikian karena Allah memaksudkannya bahwa itu harus demikian. Pernyataan-pernyataan
seperti ini adalah bukti penuh bahwa Allah mempunyai suatu rencana berkenaan
dengan keselamatan manusia, dan bahwa jumlah itu diketahui dan ditentukan
olehNya. Pelajarilah: 1. bahwa itu bukanlah merupakan persoalan kebetulan
atau ketidak-pastian apakah orang-orang akan diselamatkan. 2. bahwa di sana ada
dorongan / penguatan semangat untuk memberitakan Injil. Di sana ada mereka yang
Allah maksudkan untuk menyelamatkan, dan jika Ia bermaksud untuk melakukannya,
itu akan terjadi].
Yes
53:11 - “Sesudah
kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hambaKu itu,
sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan
kejahatan mereka dia pikul”.
William
Hendriksen: “A
very great truth is proclaimed here, namely, that the flock of Christ will no
longer be almost confined to believers from among the Jews. A new period is
dawning. ... The church is going to become international. ... Note that
he does not lead the sheep of heathendom into the fold
of Israel; but he gathers together the sheep of Israel and the sheep of
heathendom as one flock! ... The
good shepherd ‘must’ lead
them. This is the ‘must’ of
predestination, of prophecy, and of inner compulsion, rolled into one”
[= Suatu kebenaran yang sangat besar / agung diberitakan di sini, yaitu, bahwa
kawanan domba Kristus tidak akan lebih lama lagi hampir dibatasi pada
orang-orang percaya dari kalangan orang-orang Yahudi. Suatu periode / jaman yang
baru sedang muncul. ... Gereja sedang menjadi internasional. ... Perhatikan
bahwa Ia tidak membimbing domba-domba dari kekafiran ke dalam kandang Israel;
tetapi Ia mengumpulkan domba-domba dari Israel dan domba-domba dari kekafiran
sebagai satu kawanan domba! ...
Gembala yang baik ‘harus’ membimbing mereka. Ini
merupakan ‘keharusan’ dari predestinasi, dari nubuat, dan dari
dorongan dari dalam / hati, dikumpulkan menjadi satu]
- hal 113-114.
Calvin: “‘And I have other sheep.’ Though
some refer this indiscriminately to all, both Jews and Gentiles, who were not
yet disciples of Christ, yet I have no doubt that he had in his eye the calling
of the Gentiles. ... For this reason he calls those sheep which had not the same mark, but belonged to a different
class, ‘other sheep.’ In
short, the meaning is, that the pastoral office of Christ is not confined within
the limits of Judea, but is far more extensive. Augustine’s observation on
this passage is undoubtedly true, that, as there are many wolves within
the Church, so there are many sheep without.
... Yet I acknowledge that Augustine’s statement applies in this respect, that
Christ gives the name of ‘sheep’ to
unbelievers, who in themselves were the farthest possible from being entitled to
be called ‘sheep.’ And not
only does he point out, by this term, what they will be, but rather refers this
to the secret election of God, because we are already God’s sheep,
before we are aware that He is our shepherd. In like manner, it is elsewhere
said that we were enemies, when he
loved us, (Romans 5:10;) and for this reason Paul also says that we
were known by God, before we
knew him, (Galatians 4:9.)”
[= ‘Dan Aku mempunyai domba-domba lain’. Sekalipun sebagian orang
menghubungkan ini secara tidak pandang bulu kepada semur orang, baik Yahudi dan
non Yahudi, yang bukanlah / belum merupakan murid-murid Kristus, tetapi saya tak
meragukan bahwa di mataNya Ia mempunyai panggilan kepada orang-orang non Yahudi.
... Karena alasan ini Ia menyebut mereka ‘domba’ yang tidak mempunyai tanda
yang sama, tetapi termasuk pada suatu golongan yang berbeda, ‘domba-domba
lain’. Singkatnya, artinya adalah, bahwa kewajiban penggembalaan Kristus
tidaklah terbatas di dalam batasan-batasan dari Yudea, tetapi jauh lebih luas. Pengamatan
Agustinus tentang text ini tak diragukan adalah benar, bahwa, seperti di sana
ada banyak serigala-serigala di dalam Gereja, demikian juga di sana ada banyak
domba di luar. ... Tetapi saya mengakui bahwa pernyataan Agustinus berlaku
dalam hal ini, bahwa Kristus memberi sebutan ‘domba’ kepada orang-orang yang
tidak percaya, yang dalam diri mereka sendiri ada dalam kemungkinan terjauh dari
berhak untuk disebut ‘domba’. Dan
bukan hanya Ia menunjukkan, dengan istilah ini, mereka akan menjadi apa, tetapi
lebih menghubungkan ini dengan pemilihan rahasia dari Allah, karena kita sudah
adalah domba-domba Allah, sebelum kita sadar bahwa Ia adalah Gembala kita.
Dengan cara yang serupa, dikatakan di tempat lain bahwa kita adalah musuh-musuh
/ seteru-seteru, pada waktu Ia mengasihi kita, (Ro 5:10); dan untuk alasan ini
Paulus juga mengatakan bahwa kita dikenal oleh Allah, sebelum kita mengenal Dia
(Gal 4:9).].
Ro 5:10 - “Sebab jikalau kita, ketika masih
seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang
sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya!”.
Gal 4:9
- “Tetapi
sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal
Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan
miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?”.
Calvin: “‘Them also I must bring.’ He
means that the election of God will be secure, so that nothing of all that he
wishes to be saved shall perish. For the secret purpose of God, by which men
were ordained to life, is at length manifested in his own time by the calling, -
the effectual calling, when he regenerates by his Spirit, to be his sons, those
who formerly were begotten of flesh and blood”
(= ‘Mereka juga harus Aku bawa’. Ia memaksudkan bahwa pemilihan Allah akan
pasti / aman / terjamin, sehingga tidak ada dari semua yang Ia ingin selamatkan
akan binasa. Karena rencana rahasia Allah, dengan mana orang-orang ditentukan
untuk hidup yang kekal, pada akhirnya dimanifestasikan, pada saatNya, oleh
panggilan, - panggilan efektif, pada saat Ia melahir-barukan oleh RohNya, untuk
menjadi anak-anakNya, mereka yang dulunya dilahirkan dari daging dan darah).
Bdk.
Yoh 1:12-13 - “(12) Tetapi semua orang yang
menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang
percaya dalam namaNya; (13) orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah
atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang
laki-laki, melainkan dari Allah”.
Calvin: “‘And they shall hear my
voice.’ We
must observe the way in which the flock of God is gathered. It is, when all have
one shepherd, and when his
voice alone is heard. These words mean that, when the Church submits to
Christ alone, and obeys his commands, and hears his
voice and his doctrine, then only is it in a state of good order. If
Papists can show us that there is any thing of this sort among them, let them
enjoy the title of The Church, of which they vaunt so much. But if Christ is
silent there, if his majesty is trodden under foot, if his sacred ordinances are
held up to scorn, what else is their unity but a diabolical conspiracy, which is
worse and far more to be abhorred than any dispersion? Let us therefore remember
that we ought always to begin with the Head. Hence also the Prophets, when they
describe the restoration of the Church, always join David the king with God; as
if they said, that there is no Church where Christ does not reign, and that
there is no kingdom of God, but where the honor of shepherd is granted to Christ”
[= ‘Dan mereka akan mendengarkan suaraKu’. Kita harus memperhatikan cara
dengan mana kawanan domba Allah dikumpulkan. Itu adalah, pada waktu semua
mempunyai satu Gembala, dan pada waktu suaraNya saja didengarkan. Kata-kata
ini berarti bahwa, pada waktu Gereja tunduk hanya kepada Kristus, dan mentaati
perintah-perintah / hukum-hukumNya, dan mendengar suaraNya dan doktrin /
ajaranNya, maka hanya pada saat itu gereja ada dalam keadaan yang baik. Jika
pengikut-pengikut Paus (orang
Katolik) bisa menunjukkan kepada saya bahwa di sana ada apapun dari jenis ini
di antara mereka, biarlah mereka menikmati gelar / sebutan ‘Gereja’, tentang
mana mereka menyombongkan diri dengan begitu banyak. Tetapi
jika Kristus berdiam diri di sana, jika keagunganNya diinjak-injak di bawah
kaki, jika peraturan-peraturanNya yang kudus diangkat / ditegakkan untuk
dicemoohkan / dipandang hina, apakah kesatuan mereka selain suatu persekongkolan
yang sangat jahat / dari setan, yang lebih buruk dan jauh lebih menjijikkan dari
pada penyebaran apapun? Karena itu hendaklah kita ingat bahwa kita harus
selalu mulai dengan sang Kepala. Karena itu juga nabi-nabi, pada waktu mereka
menggambarkan pemulihan dari Gereja, selalu menggabungkan Daud sang raja dengan
Allah; seakan-akan mereka berkata, bahwa di sana tidak ada Gereja dimana
Kristus tidak memerintah, dan bahwa di sana tidak ada kerajaan Allah, kecuali
dimana kehormatan dari sang Gembala diberikan kepada Kristus].
Catatan:
Calvin menerapkan ini kepada Gereja Roma Katolik, tetapi tentu tidak berarti
hanya bisa diterapkan kepada mereka. Gereja manapun, dimana Firman Tuhan
diabaikan, dan Kristus tidak dihormati (kecuali hanya pura-pura), bukanlah
gereja Tuhan!
7)
Yesus dan orang-orang yang bukan domba.
Ay
25-26: “(25) Yesus menjawab mereka: ‘Aku
telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan
yang Kulakukan dalam nama BapaKu, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
(26) tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-dombaKu.”.
Adam
Clarke:
“‘Ye
are not of my sheep.’ Ye have not the disposition of those who come unto me to
be instructed and saved”
(= ‘Kamu bukanlah domba-dombaKu’. Kamu tidak mempunyai kecenderungan dari
mereka yang datang kepadaKu untuk diajar dan diselamatkan).
Catatan:
perhatikan:
a)
Adam Clarke tidak membahas kata-kata ‘karena’
dalam bagian ‘karena kamu bukanlah
domba-dombaKu’.
Mengapa tak dibahas, padahal kata itu sangat penting, dan menunjuk pada
predestinasi? Bandingkan dengan komentar William Hendriksen di bawah.
b)
Terhadap komentar Clarke, yang adalah seorang Arminian ini, perlu
dipertanyakan: Bukankah Arminianisme percaya bahwa semua orang, sejak lahir
sedang diberi kasih karunia yang sama dari Allah? Lalu mengapa ada orang yang
‘tidak mempunyai kecenderungan untuk datang kepada Kristus’ dan ada ‘yang
mempunyainya’? Jadi, perbedaan dalam diri orang-orangnya yang membuat
pembedaan mengapa yang satu menjadi domba / orang percaya dan yang lain tidak?
Bukankah ini mengarah pada ajaran sesat ‘keselamatan karena perbuatan baik’?
William
Hendriksen: “Jesus
says to the Jews ‘You
do not believe’ what these works so clearly teach. That failure
to believe, that open hostility, is their
sin. For this they - and they
alone - are fully responsible. Nevertheless, there is also the factor of
divine predestination: ‘you do not believe because you are not of my sheep.’ The sheep of the good shepherd are those who had been given
to him by the Father (10:29; cf. 6:39,44). They listen to the shepherd’s voice
and follow him (10:3,4)”
[= Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi ‘Kamu tidak percaya’ apa yang
dengan begitu jelas diajarkan oleh pekerjaan-pekerjaan ini. Kegagalan untuk
percaya itu, permusuhan terbuka itu, adalah dosa mereka. Karena ini mereka - dan
hanya mereka - bertanggung jawab secara penuh. Tetapi, disana juga ada faktor
dari predestinasi ilahi: ‘kamu tidak percaya karena kamu bukanlah domba-dombaKu’. Domba-domba dari gembala yang
baik adalah mereka yang telah diberikan kepadaNya oleh Bapa (10:29; bdk.
6:39,44). Mereka mendengarkan suara dari gembala dan mengikutinya (10:3,4)]
- hal 121.
Catatan:
bagian yang saya beri garis bawah tunggal mungkin menunjuk pada Yoh 10:37-38.
Yoh 10:37-38
- “(37) Jikalau Aku tidak melakukan
pekerjaan-pekerjaan BapaKu, janganlah percaya kepadaKu, (38) tetapi jikalau Aku
melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepadaKu, percayalah akan
pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa
di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.’”.
Yoh
10:29 - “BapaKu,
yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan
seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa”.
Yoh
6:39,44 - “(39)
Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang
telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang hilang, tetapi supaya
Kubangkitkan pada akhir zaman. ... (44) Tidak ada seorangpun yang dapat datang
kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia
akan Kubangkitkan pada akhir zaman.”.
Yoh
10:3-4 - “(3)
Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan
ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke
luar. (4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan
mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya”.
William
Hendriksen: “Returning
to the angle of the divine decree, note the following: Whereas all men have
sinned in Adam, lie under the curse, and are deserving of everlasting death, no
one can ever charge God with injustice for having left some to perish, while he
chose others out of this mass of corruption to be his own. We confess, of
course, that it is not possible for us to harmonize the two lines which run
parallel in Scripture (and sometimes, as here, even in one verse: 10:26!): human
responsibility, on the one hand, and divine predestination, on the other. To
deny either is foolish. Both lines are clearly drawn by Jesus, by John (and by
Scripture in general; cf. Luke 22:22; Acts 2:23), and this again and again. Not
only that, but the factor of divine predestination is more basic than that of
human responsibility; more basic in this sense, that those who listen to
Christ’s voice and follow him (trust in him and obey him), do so
because they were given
and drawn; and those who are not able to listen to him and to follow him
remain in this state of inability because
it has not pleased God to rescue them from the condition into which they, by
their own guilt, have plunged themselves. Note the causal connection: ‘but you
do not believe because
you are not of my sheep.’ God is not obliged to save those who have brought
destruction upon themselves! Besides, it must ever be borne in mind that on
their part inability and ill will go hand in hand! Hence, in this entire representation
God remains holy as well as sovereign, and it is man upon whom all the blame
rests”
[= Kembali pada sudut dari ketetapan ilahi, perhatikan yang berikut ini:
Mengingat semua manusia telah berdosa dalam Adam, ada di bawah kutuk, dan layak
mendapatkan kematian kekal, tak seorangpun bisa pernah menuduh Allah dengan
ketidak-adilan karena telah membiarkan / meninggalkan sebagian untuk binasa,
sementara Ia memilih yang lain dari masa kejahatan ini untuk menjadi milikNya.
Kami mengakui, tentu saja, bahwa adalah tidak mungkin bagi kami untuk
mengharmoniskan dua garis yang berjalan paralel dalam Kitab Suci (dan
kadang-kadang, seperti di sini, bahkan dalam satu ayat: 10:26!): tanggung
jawab manusia, di satu sisi, dan predestinasi ilahi, di sisi yang lain.
Menyangkal yang manapun adalah bodoh. Kedua garis itu secara jelas digambarkan
oleh Yesus, oleh Yohanes (dan oleh Kitab Suci secara umum: bdk. Luk 22:22; Kis
2:23), dan ini berulang-ulang. Bukan hanya itu, tetapi faktor dari
predestinasi ilahi adalah lebih mendasar dari pada faktor tanggung jawab
manusia; lebih mendasar dalam arti ini, bahwa mereka yang mendengar kepada suara
Kristus dan mengikutiNya (mempercayai Dia dan mentaati Dia), melakukan itu
karena mereka diberikan dan ditarik; dan mereka yang tidak bisa mendengar Dia
dan mengikut Dia tetap tinggal dalam keadaan ketidak-mampuan ini karena tidak
memperkenan Allah untuk menolong mereka dari keadaan ke dalam mana mereka, oleh
kesalahan mereka sendiri, telah menceburkan diri mereka sendiri. Perhatikan
hubungan yang bersifat menyebabkan: ‘tetapi kamu tidak percaya karena
kamu bukanlah domba-dombaKu’. Allah tidak wajib untuk menyelamatkan mereka
yang telah membawa kehancuran kepada diri mereka sendiri! Disamping itu, harus
dicamkan dalam pikiran bahwa pada bagian mereka, ketidak-mampuan dan kehendak
jahat berjalan bersama-sama! Jadi, dalam seluruh penggambaran ini, Allah tetap
kudus maupun berdaulat, dan adalah manusia atas siapa semua kesalahan berada]
- hal 121-122.
Luk
22:22 - “Sebab
Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi,
celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!’”.
Kis
2:23 - “Dia
yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan
kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka”.
Calvin
(tentang Yoh 10:26): “‘Because you are not of my
sheep.’ He
assigns a higher reason why they do not believe either in his miracles or in his
doctrine. It is, because they are reprobate”
(= ‘Karena kamu bukanlah domba-dombaKu’. Ia memberikan alasan yang lebih
tinggi mengapa mereka tidak percaya, atau pada mujijat-mujijatNya atau pada
ajaranNya. Itu adalah karena mereka adalah reprobate / orang-orang yang
ditentukan untuk binasa).
Catatan:
kalau ada alasan yang lebih tinggi, maka harus ada alasan yang lebih rendah.
Mereka tidak mau percaya, merupakan alasan yang lebih rendah. Tetapi mengapa
mereka tidak mau percaya? Ini jawaban Arminian. Alasan yang lebuh tinggi
menjawab: karena mereka bukan domba-domba Kristus, atau, karena mereka bukan
orang-orang pilihan Allah! Ini jawaban Calvinist.
Calvin
(tentang Yoh 10:26): “he
affirms that the gift of believing is
a special gift. And, indeed, before
that men know God, they must
first be known by him, as Paul says, (Galatians 4:9.) On the other hand,
those to whom God does not look must always continue to look away from him. If
any one murmur at this, arguing that the cause of unbelief dwells in God,
because he alone has power to make sheep;
I reply, He is free from all blame, for it is only by their voluntary malice
that men reject his grace. God does all that is necessary to induce them to
believe, but who shall tame wild beasts? This will never be done, till the
Spirit of God change them into sheep.
They who are wild will in vain attempt to throw on God the blame of their
wildness, for it belongs to their own nature. In short, Christ means that it is
not wonderful, if there are few who obey his Gospel, because all whom the Spirit
of God does not subdue to the obedience of faith are wild and fierce beasts” [= Ia menegaskan bahwa karunia percaya
merupakan karunia khusus. Dan memang, sebelum manusia mengenal Allah, mereka
harus lebih dulu dikenal olehNya, seperti Paulus katakan, (Gal 4:9). Di sisi
lain, mereka kepada siapa Allah tidak memandang, pasti selalu terus menerus
memalingkan muka dari Dia. Jika ada siapapun yang bersungut-sungut tentang hal
ini, berargumentasi bahwa penyebab dari ketidak-percayaan ada di dalam Allah,
karena Ia sendiri yang mempunyai kuasa untuk membuat domba, saya menjawab, Ia
bebas dari semua kesalahan, karena, adalah hanya karena kejahatan sukarela
mereka, maka manusia menolak kasih karuniaNya. Allah melakukan semua yang perlu
untuk membujuk / menyebabkan mereka untuk percaya, tetapi siapa akan menjinakkan
binatang liar? Ini tidak akan pernah dilakukan, sampai Roh Allah mengubah
mereka menjadi domba-domba. Mereka yang liar akan dengan sia-sia berusaha untuk
melemparkan kepada Allah kesalahan dari ke-liar-an mereka, karena itu termasuk
dalam sifat dasar mereka. Singkatnya, Kristus memaksudkan bahwa bukanlah sesuatu
yang luar biasa, jika di sana ada sedikit yang mentaati InjilNya, karena semua
yang Roh Allah tidak tundukkan pada ketaatan dari iman adalah binatang-binatang
liar dan galak].
Catatan:
pada bagian yang saya garis-bawahi, Calvin bukannya menunjukkan bahwa ia tidak
mempercayai Irresistible Grace (=
Kasih karunia yang tidak bisa ditolak), tetapi jelas bahwa berbicara dari sudut
pandang manusia.
Gal
4:9 - “Tetapi sekarang sesudah
kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah,
bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan
mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?”.
-bersambung-
e-mail
us at [email protected]
http://golgothaministry.org