kebaktian

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 8 Maret 2020, pk 09.00 & 17.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

wabah virus corona

dan

wabah mazmur 91

 

Maz 91:1-16 - “(1) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa (2) akan berkata kepada TUHAN: ‘Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.’ (3) Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. (4) Dengan kepakNya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayapNya engkau akan berlindung, kesetiaanNya ialah perisai dan pagar tembok. (5) Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, (6) terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. (7) Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. (8) Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik. (9) Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, (10) malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; (11) sebab malaikat-malaikatNya akan diperintahkanNya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. (12) Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. (13) Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga. (14) ‘Sungguh, hatinya melekat kepadaKu, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal namaKu. (15) Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. (16) Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari padaKu.’”.

 

I) Wabah virus Corona.

 

Saya mengambil data dari link ini: https://www.worldometers.info/coronavirus/

 

Web ini dikatakan di update setiap pk 00.00 GMT (pk 07.00 wib), tetapi saya melihat dalam kenyataannya web ini di update setiap saat, pada pagi hari.

 

Sampai tanggal 7 Maret 2020, pk 8.15 wib.                           tgl 8 Maret, pk 8.40               pk 16.42

 

Jumlah negara yang terkena: 97                                                                       102                                                           103

 

Jumlah kasus di seluruh dunia: 102.049                                              106.164                                                    106.467

 

Jumlah kematian di seluruh dunia: 3.494                                             3.600                                                        3.600

 

Persentase kematian: 3.417 %                                                             3,39 %                                                      3,38 %

 

II) Wabah Maz 91.

 

Saya menyebut Maz 91 sebagai wabah, karena saya melihat banyaknya orang Kristen yang karena salah mengerti tentang Maz 91 ini, lalu menggunakannya secara salah berkenaan dengan virus corona, sehingga justru bisa makin membahayakan wabah virus corona ini.

 

Sebetulnya ada beberapa wabah seperti ini, yang bisa menyebabkan wabah virus corona makin mengganas, yaitu:

 

1)   Sikap terorist / sengaja menularkan.

Beberapa waktu yang lalu tersebar di WA seorang perempuan terekam dalam lift dimana ia sengaja batuk dan batuknya ditujukan pada tombol-tombol dalam lift itu.

 

2)   Sikap tak peduli.

Saya membaca tentang 2 pengemudi gojek yang diduga terkena virus corona dan mereka lari.

 

3)   Sikap ‘berserah kepada Tuhan’.

Ini menjadi seperti orang yang adalah seorang fatalist / hyper-Calvinist.

 

4)   Analisa yang tidak cermat sehingga akhirnya terlalu mengentengkan virus corona ini.

 

Sebagai contoh, saya memberikan sebuah tulisan yang merupakan analisa Pdt. David Tong Ph.D. Tulisan ini sudah dimuat di face book beberapa hari yang lalu, jadi tentu ada perbedaan data dengan sekarang ini.

Catatan: ada beberapa pembetulan ejaan yang saya lakukan.

 

Saya membuat tabel ini untuk membandingkan keseriusan penyebaran corona virus di beberapa negara. Di dalam model sederhana ini, perbandingan dilakukan dengan membandingkan jumlah penduduk yang terjangkit corona virus dan populasi penduduk di negara tsb. Juga diasumsikan bahwa keahlian dan kepastian pendeteksian atas mereka yang terjangkit sama di antara setiap negara ini.

 

1. "Persentage" adalah persentase di antara populasi yang terjangkit corona virus. Di China dengan penduduk 1,4 Milyar telah terjangkit 80.270 orang. Berarti persentase penduduk yang terjangkit adalah 0,0056%. Persentase di S. Korea yang terjangkit adalah 0,0104% atau 1,86 kali lebih tinggi dari China. Di Indonesia, persentase yang terjangkit adalah 0,00000073% atau satu per 13.100 kalinya China. Apakah Indonesia sudah perlu panik?

 

2. Berhubung secara persentase total penduduk, yang terjangkit di S. Korea paling tinggi, menarik kalau kita jadikan S. Korea sebagai basis. Kalau S. Korea menjadi basis (norm), berapa kira-kira jumlah mereka yang terjangkit di setiap negara agar setiap negara mendapatkan angka "Covid-19 Factor" yang sama dengan S. Korea? Maka kalau apa yang terjadi di S. Korea terjadi di Indonesia, saat ini seharusnya ada sekitar 28.335 kasus orang yang terjangkit corona virus di Indonesia. Dengan hanya 2 orang yang terjangkit corona virus di Indonesia, sudahkah seharusnya kita panik seperti mereka yang ada di S. Korea?

 

Dalam 1 Thes 4:13, Paulus menganjurkan kita untuk tidak berdukacita seperti orang dunia. Dalam menghadapi corona virus, mari anak Tuhan tidak kuatir seperti orang dunia. Di atas baru angka-angka saja, tetapi anak-anak Tuhan bersandar kepada pemeliharan Bapa mereka. Mari berhati-hati di dalam menghadapi corona virus, tetapi jalanilah hidup ini juga dengan optimisme. Bukankah kita hanya seorang pengembara di dalam dunia ini?

 

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginamu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Fil 4:6)

 

Selamat menjalani hidup sebagai seorang pengembara yang menikmati belas kasihan Bapa dalam hidup.

 

Pdt. David Tong, PhD

 

Tanggapan saya:

 

a)   Penggunaan 1Tes 4:13 itu OUT OF CONTEXT, karena kontextnya adalah kalau ada keluarga / orang mati, kita jangan bersedih hati seperti orang dunia yang tidak mempunyai pengharapan. Orang Kristen tak boleh sedih kalau keluarga mereka yang juga kristen mati, karena yang mati dalam Kristus itu ada jaminan masuk surga! Bagaimana ayat seperti ini bisa diterapkan dalam kasus virus corona, saya tidak bisa mengerti. Tetapi ini merupakan hal yang kecil / remeh.

 

b)   Sekalipun ada kata-kata “Mari berhati-hati di dalam menghadapi corona virus, tetapi hanya di situ saja dia menyuruh hati-hati, sedangkan dalam semua bagian yang saya beri garis bawah tunggal, kesan yang saya dapatkan adalah bahwa IA mengentengkan virus corona ini, dan hanya perlu bersandar pada doa dan perlindungan Tuhan. Tak ada sedikitpun ia membahas harus hati-hati dalam bentuk apa!!!

 

c)   Dia hanya menyoroti bilangan (jumlah orang yang kena dalam negara-negara tertentu, berapa persen itu dibanding seluruh jumlah penduduk, lalu membandingkan Indonesia dengan Korsel dan China dsb), tetapi tidak hal-hal lain yang sangat penting, seperti:

1.   Sekalipun hanya relatif sedikit yang terkena virus corona, dan lebih sedikit lagi yang mati, tetapi kalau yang terkena atau mati itu adalah orang yang kita kasihi (suami, istri, orang tua, anak, saudara dsb), maka itu merupakan bencana yang besar!!

2.   Penderitaan dari orang yang dikarantina. Saya membaca / menonton cerita orang-orang yang dikarantina di kapal pesiar, juga di China, dan saya melihat betapa frustrasi dan depresinya mereka pada saat di karantina. Saya sendiri, baru membatasi diri untuk sesedikit mungkin keluar rumah, tidak fitness dan hanya olah raga di rumah, dsb, sudah merasakan rasa depresi / frustrasi itu. Bayangkan untuk mereka yang betul-betul dikarantina!

3.   Begitu satu orang positif kena virus corona, maka ditelusuri semua orang yang pernah kontak dengan dia dalam 2 minggu terakhir, dan semua di karantina selama 2 minggu. Katakanlah kalau di GRII Pak Tong ada satu orang yang positif kena virus corona, dan dalam 2 minggu terakhir ia pernah datang beribadah di gereja itu, maka semua orang yang datang di gereja pada saat itu, katakanlah ada 2000 orang, dikarantina semuanya, termasuk pendeta-pendetanya dan Pak Tong sendiri. Bahkan juga semua orang yang kontak dengan 2000 orang itu dan seterusnya. Apakah ini bukan bencana??? Satu gereja bisa habis karena satu orang positif kena virus corona!

 

Tetapi yang ingin saya tekankan dalam khotbah hari ini, adalah sikap merasa aman yang salah, yang disebabkan karena salah pengertian tentang ayat-ayat yang dianggap sebagai menjanjikan perlindungan Tuhan dalam Alkitab. Salah satunya yang paling populer, dan paling banyak digunakan dalam kasus ini adalah Maz 91.

 

Memang dibaca sepintas lalu, Maz 91 ini kelihatannya menjanjikan perlindungan mutlak / total bagi orang Kristen terhadap bencana apapun, termasuk wabah virus corona ini, dan karena itu orang Kristen dianggap pasti aman.

 

Ay 3-13: (3) Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. (4) Dengan kepakNya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayapNya engkau akan berlindung, kesetiaanNya ialah perisai dan pagar tembok. (5) Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, (6) terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. (7) Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. (8) Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik. (9) Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, (10) malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; (11) sebab malaikat-malaikatNya akan diperintahkanNya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. (12) Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. (13) Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga..

 

Ada orang-orang Kristen tertentu yang menambahkan, bahwa yang mendapat perlindungan ini bukan seadanya orang Kristen, tetapi orang Kristen yang sungguh-sungguh beriman dan sungguh-sungguh mentaati Tuhan. BENARKAH INI?

 

Sekarang mari kita meneliti bagian-bagian tertentu dari text ini.

 

Pertama-tama kita melihat bahwa text ini mengharuskan hal-hal tertentu.

 

1)   Harus berlindung kepada Tuhan.

Ay 1,9: “(1) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa ... (9) Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu,”.

 

Manusia sering mencari bermacam-macam perlindungan, tetapi yang benar adalah berlindung kepada Tuhan.

 

Yer 17:5,7 - “(5) Beginilah firman TUHAN: ‘Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! ... (7) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”.

 

2)   Harus menyatakan keyakinan.

Kita bukan hanya harus berlindung kepada Tuhan, tetapi juga menyatakan keyakinan kita kalau kita berlindung kepada Tuhan (ay 2).

Ay 1-2: “(1) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa (2) akan berkata kepada TUHAN: ‘Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.’”.

 

Kalau dalam ay 1 pemazmur membicarakan orang ketiga (‘orang’), maka dalam ay 2 ia membicarakan dirinya sendiri / pengalaman pribadinya (perhatikan kata ‘ku’ dalam ay 2 ini).

 

3)   Harus mengasihi Tuhan.

Ay 14a: “‘Sungguh, hatinya melekat kepadaKu”.

NIV: ‘he loves me’ [= ia mencintai Aku].

NASB: ‘he has loved Me’ [= ia telah mencintai Aku].

RSV: ‘he cleaves to me in love’ [= ia memegangKu erat-erat dalam cinta].

Kita berlindung kepada Tuhan, dekat kepada Tuhan, berdoa kepada Tuhan, tentu bukan hanya karena kita takut pada bahaya, tetapi juga harus karena kita mencintai Tuhan!

 

4)   Harus mengenal nama Tuhan / Tuhan sendiri (ay 14b).

Ay 14b: “maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal namaKu.”.

 

a)         ‘Mengenal’.

NIV menterjemahkan ‘acknowledge’ [= mengakui], tetapi saya tidak setuju dengan terjemahan itu.

NASB: ‘has known’ [= telah mengenal].

RSV: ‘knows’ [= mengenal].

KJV: ‘hath known’ [= telah mengenal].

Kata Ibrani yang dipakai adalah YADA, dan harus diartikan ‘mengenal’.

 

b)         ‘namaKu’.

Kata ‘NamaKu’ (ay 14b) harus diartikan sebagai ‘diri Tuhan sendiri’.

 

5)   Harus berseru kepada Tuhan (berdoa).

Ay 15: Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.”.

 

Kalau kita memang berlindung kepada Tuhan dan yakin akan perlindunganNya, pada waktu ada problem / bahaya mendekat atau pada waktu kita mengalami problem / bahaya, maka tentu kita harus berseru kepadaNya / berdoa kepadaNya.

 

Nah, kalau 5 hal di atas ini dilakukan, maka Tuhan akan menjaga orang Kristen itu secara mutlak sehingga tidak ada bahaya / bencana apapun yang bisa menimpa dia, termasuk virus corona. Tetapi benarkah ini???

 

Saya setuju bahwa ke 5 hal di atas harus kita lakukan. Tetapi apakah itu lalu menjamin bahwa secara mutlak tidak ada bencana apapun yang bisa menimpa orang Kristen, termasuk virus corona?

 

III) Pembahasan yang teliti dan arti yang benar dari Maz 91.

 

Sekarang mari kita menganalisa dengan lebih mendalam dan mendetail Maz 91 ini, dan juga dengan membanding-bandingkannya dengan bagian-bagian lain dari Alkitab, karena itulah cara Hermeneutics yang benar. Bukan hanya sekedar mencomot ayat-ayat tertentu, tetapi harus menafsirkan sesuai dengan kontextnya, dan juga menafsirkannya bersama-sama dengan semua ayat dalam Alkitab yang ada hubungannya.

 

1)   Mari kita sekarang menyoroti bagian-bagian tertentu dari Maz 91 ini.

 

a)   Bagian-bagian tertentu menunjukkan banyaknya serangan setan / bencana / bahaya dalam kehidupan orang Kristen / orang percaya.

 

1.   Ay 3: “Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.”.

Perhatikan kata-kata ‘jerat penangkap burung’ dan ‘penyakit sampar’. Ada yang mengartikan:

a)   Penyakit sampar menunjuk pada bahaya / serangan setan yang terang-terangan.

b)   Jerat menunjuk pada bahaya / serangan setan yang tersembunyi.

 

2)   Ay 5-6: “(5) Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, (6) terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.”.

 

a)         Kedahsyatan malam (ay 5a).

 

b)         Panah yang terbang di waktu siang (ay 5b).

 

c)         Penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap (ay 6a).

 

d)         Penyakit menular yang mengamuk di waktu petang (ay 6b).

Kata-kata ‘di waktu petang’ ini salah terjemahan.

NIV: ‘at midday’ [= pada tengah hari].

KJV/RSV: ‘at noonday’ [= pada tengah hari].

NASB: ‘at noon’ [= pada tengah hari].

 

Jadi, siang atau malam bahaya / bencana / serangan setan itu selalu ada.

 

3)   Ay 13: Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga.”.

 

a)         Singa dan ular tedung (ay 13a).

 

b)         Anak singa dan ular naga (ay 13b).

Istilah ‘anak singa’ salah terjemahan.

NIV: ‘great lion’ [= singa besar].

KJV/RSV/NASB: ‘young lion’ [= singa muda].

 

Calvin menafsirkan bahwa ‘singa’ merupakan serangan terbuka, sedangkan ‘ular’ merupakan serangan tersembunyi.

 

Banyaknya gambaran yang dipakai untuk menunjuk pada bahaya / serangan setan menunjukkan bahwa hidup kita memang penuh dengan bermacam-macam bahaya dan serangan setan yang sangat bervariasi! Perhatikan contohnya dalam kehidupan Paulus:

1.   2Kor 4:7-12 - “(7) Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (8) Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; (9) kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. (10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. (11) Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. (12) Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.”.

2.   2Kor 11:23-27 - “(23) Apakah mereka pelayan Kristus? - aku berkata seperti orang gila - aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. (24) Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, (25) tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. (26) Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. (27) Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian,”.

 

Karena itu, kalau saudara merasa ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh, tetapi hidup saudara penuh dengan penderitaan dan bahaya, jangan terlalu heran.

 

b)   Bagian-bagian tertentu menunjukkan perlindungan yang luar biasa dari Tuhan.

 

1.   Ay 4: Dengan kepakNya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayapNya engkau akan berlindung, kesetiaanNya ialah perisai dan pagar tembok..

 

a.   Ay 4a: “Dengan kepakNya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayapNya engkau akan berlindung,”.

Dalam Perjanjian Lama Tuhan sering digambarkan sebagai induk burung. Dan di sini induk burung itu menggunakan sayapnya untuk melindungi kita sebagai anak-anaknya.

 

b.   Ay 4b: kesetiaanNya ialah perisai dan pagar tembok’.

Kata ‘kesetiaanNya’ diterjemahkan ‘his truth’ [= kebenaranNya] oleh KJV.

Calvin menafsirkan bahwa dengan kata ini pemazmur menunjuk pada kesetiaan Allah, tetapi pada saat yang sama pemazmur juga memikirkan janji-janji Allah. Allah memang adalah Allah yang setia kepada janji-janjiNya.

 

2.   Menyuruh malaikat-malaikatNya menjaga kita.

Ay 11-12: “(11) sebab malaikat-malaikatNya akan diperintahkanNya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. (12) Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.”.

 

Perhatikan bahwa kata ‘malaikat’ di sini ada dalam bentuk jamak. Sebetulnya satu malaikat sudah cukup untuk menjaga kita (bdk. 2Raja 19:35), tetapi toh Tuhan memberikan banyak malaikat untuk menjaga kita. Bandingkan dengan:

 

a.   Maz 34:8 - “Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.”.

 

Barnes’ Notes: The angel whom the Lord sends, or who comes, at his command, for the purpose of protecting the people of God. This does not refer to any PARTICULAR angel as one who was specifically called ‘the angel of the Lord,’ but it, may refer to any one of the angels whom the Lord may commission for this purpose; and the phrase is equivalent to saying that ‘angels’ encompass and protect the friends of God.[= Malaikat yang Tuhan kirim / utus, atau yang datang, karena perintahNya, untuk tujuan melindungi umat Allah. Ini tidak menunjuk kepada malaikat-malaikat khusus manapun seperti satu malaikat yang secara khusus disebut ‘malaikat Tuhan’, tetapi itu bisa menunjuk kepada yang manapun dari malaikat-malaikat yang Tuhan bisa perintahkan untuk tujuan ini; dan ungkapan itu sama dengan mengatakan bahwa ‘malaikat-malaikat’ mengelilingi dan melindungi sahabat-sahabat Allah.].

 

b.   2Raja 6:15-17 - “(15) Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: ‘Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?’ (16) Jawabnya: ‘Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka.’ (17) Lalu berdoalah Elisa: ‘Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.’ Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.”.

 

c)   Bagian-bagian tertentu menunjukkan bahwa orang percaya terkena bencana-bencana itu, sekalipun akhirnya dibebaskan oleh Tuhan.

 

1.   Ay 3: “Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.”.

 

Yang saya tekankan adalah kata ‘melepaskan’!

KJV/RSV: “deliver” [= membebaskan / melepaskan].

NIV: “save” [= menyelamatkan].

NASB: “delivers” [= membebaskan / melepaskan].

 

Jadi ini bukan salah terjemahan!

 

Sekarang, kalau Tuhan melepaskan / membebaskan / menyelamatkan kita dari jerat penangkap burung dan / atau dari penyakit sampar yang busuk, berarti tadinya kita kena atau tidak? Kalau tidak kena, lalu apanya yang dibebaskan / dilepaskan / diselamatkan? Kalau tidak kena seharusnya digunakan kata ‘meluputkan’!!! Tetapi bukan kata itu yang digunakan, dan ini menunjukkan bahwa orang percaya itu kena dahulu, lalu baru belakangan Tuhan melepaskan / membebaskan / menyelamatkan dia. Ini seperti kasus Ayub, dia kena bencana yang sangat hebat, tetapi belakangan dipulihkan, dan bahkan hartanya menjadi 2 x lipat.

 

2.   Ay 15: “Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.”.

 

Ay 15b: “Aku akan menyertai dia dalam kesesakan.

 

Setelah itu baru terjadi ay 15c - “Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.”.

Kata ‘meluputkannya’ menunjukkan orang itu tidak terkena bahaya itu, tetapi kata ini salah terjemahan.

NIV/KJV: ‘deliver’ [= membebaskan].

NASB/RSV: ‘rescue’ [= menolong].

Jadi orangnya mengalami kesesakan / terkena bahaya / bencana, tetapi lalu ditolong oleh Tuhan sehingga tidak sampai hancur.

 

Karena itu dalam ay 5 ada kata-kata ‘Engkau tak usah takut’!!!

 

d)         Sekarang kita kembali pada ay 11-12.

Ay 11-12: “(11) sebab malaikat-malaikatNya akan diperintahkanNya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. (12) Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.”.

 

Perlu diperhatikan bahwa ay 11-12 merupakan ayat yang digunakan Iblis dalam pencobaan ke 2 terhadap Yesus! Dan Yesus menolak pencobaan itu.

 

Mat 4:6-7 - “(6) lalu berkata kepadaNya: ‘Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diriMu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikatNya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kakiMu jangan terantuk kepada batu.’ (7) Yesus berkata kepadanya: ‘Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!’.

 

Jadi, adanya jaminan keamanan / janji perlindungan dari Tuhan tidak menyebabkan kita boleh hidup secara sembrono, tidak berhati-hati, apalagi secara sengaja mencari bahaya dsb!

 

Calvin (tentang Maz 91:11): “to warn us against tempting God by any rash step, and admonish us to confine ourselves within the bounds of our proper calling. For should we commit ourselves recklessly, and attempt things which the promise of God does not warrant us to undertake, aspiring at what is presumptuous, and opposed to the Divine will, we are not to expect that the angels will become ministers and helps to our temerity.” [= untuk memperingatkan kita terhadap tindakan mencobai Allah oleh langkah gegabah apapun, dan menasehati kita untuk membatasi diri kita sendiri di dalam batasan-batasan dari panggilan kita yang benar. Karena jika kita memutuskan dengan gegabah / ceroboh, dan mengusahakan hal-hal yang janji Allah tidak beri kita otoritas untuk lakukan, sangat menginginkan apa yang melampaui batas kebenaran, dan bertentangan dengan kehendak Ilahi, kita tidak boleh mengharapkan bahwa malaikat-malaikat akan menjadi pelayan-pelayan dan pertolongan-pertolongan terhadap keberanian / kecerobohan kita yang berlebihan.].

 

Calvin (tentang Mat 4:7): “in this passage, the word ‘tempt’ denotes the neglect of those means which he puts into our hands, ... In short, whoever desires to make an experiment of the divine power, when there is no necessity for it, tempts God by subjecting his promises to an unfair trial.” [= dalam text ini, kata ‘mencobai’ menunjukkan pengabaian sarana yang Ia letakkan dalam tangan kita, ... Singkatnya, siapapun yang ingin membuat percobaan dengan kuasa ilahi, pada saat tidak ada keperluan untuk itu, mencobai Allah dengan meletakkan janjiNya pada ujian yang tidak fair.].

 

Jadi 2 hal yang Calvin tekankan:

 

1.   Pengabaian sarana.

Contoh: pada waktu kita sakit, sekalipun kita bisa membeli obat / pergi ke dokter, tetapi kita tidak mau melakukan hal-hal itu, dan kita hanya berdoa saja. Ini bukan beriman kepada Allah, tetapi mencobai Allah!

Illustrasi: ada banjir, dan seorang kristen naik ke atap rumah, dan berdoa supaya Tuhan menolong dia. Lalu datang sebuah perahu untuk menolong dia, tetapi orang itu, yang mungkin sekali menginginkan Tuhan menolong dia dengan cara yang spektakuler, menolak dan berkata: ‘Aku sudah berdoa kepada Tuhan dan Ia pasti akan menolong aku’. Beberapa waktu kemudian datang sebuah perahu yang lain, tetapi ia memberikan jawaban yang sama. Lalu datang sebuah helikopter dan mau menolong dia, tetapi ia tetap memberikan jawaban yang sama. Akhirnya banjir itu naik terus dan orang itu mati. Pada waktu menghadap Tuhan, orang itu protes kepada Tuhan: ‘Tuhan aku berdoa dan aku percaya Engkau akan menolong, tetapi mengapa Engkau tidak menolong?’. Tuhan menjawab: ‘Apa maksudmu tidak menolong? Aku mengirimkan 2 perahu dan 1 helikopter!’.

Ini menunjukkan pengabaian sarana!

 

Dalam hal wabah virus corona ini, kalau kita mengabaikan hal-hal yang harus dilakukan, seperti mengurangi keluar rumah atau keluar hanya kalau perlu, menghindari kumpulan orang banyak, membuang jabatan tangan, apalagi cipika cipiki, atau berpelukan, sering mencuci tangan, berolah raga untuk menyehatkan tubuh kita, menjaga makanan dan minuman kita untuk meningkatkan imunitas tubuh kita, dsb, maka itu merupakan pengabaian sarana!

 

2.   Membuat percobaan dengan kuasa ilahi, padahal hal itu tidak diperlukan.

Misalnya: orang yang sengaja mencari bahaya (seperti pencobaan setan ini), atau sengaja tidak mau menghindar dari bahaya, dan minta Tuhan melindungi dirinya.

Contoh: saya mendengar kesaksian seorang dari Flores yang mengatakan bahwa waktu ada gempa bumi, ia tidak mau keluar dari rumahnya, karena yakin Allah melindungi sehingga tidak akan roboh.

Contoh lain: seorang pendeta mendapat informasi bahwa ada majelisnya yang terlihat di komplex pelacuran. Pada waktu pendeta menegur majelis itu, sang majelis menjawab: “Aku memang pergi ke sana, tetapi aku terus berdoa: ‘Tuhan, kuatkanlah aku dari pencobaan perempuan-perempuan jalang ini’, dan aku percaya Ia pasti menolong aku”.

 

Dalam kasus wabah virus corona ini, kalau kita tetap pergi ke luar negeri, apalagi ke negara-negara dimana wabah ini sangat hebat, itu merupakan tindakan mencobai Tuhan!

 

Semua ini merupakan contoh-contoh dari ‘mencobai Tuhan’, bukan ‘tindakan iman’.

 

William Hendriksen (tentang Mat 4:7): He omits any reference to the Scriptural truth that God does not condone but condemns and punishes rashness, a trifling with providence, an impetuous rushing into totally unwarranted danger [= Ia (Iblis) menghapuskan referensi apapun pada kebenaran Kitab Suci bahwa Allah tidak mengabaikan tetapi mengecam dan menghukum kecerobohan, suatu tindakan bermain-main dengan Providensia, suatu tindakan lari cepat-cepat yang tanpa dipikir ke dalam bahaya yang tak diperintahkan / tak diberi otoritas].

 

Kej 13:10-11 - “(10) Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. - Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. - (11) Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah..

 

Tidak mungkin Lot tidak tahu kalau kota itu penduduknya sangat bejat. Tetapi ia mengambil resiko untuk tinggal di sana, tanpa perintah Tuhan, dan kita tahu akibat yang ia alami belakangan!

 

Mat 4:12 - Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea..

 

Yesus melakukan sesuatu yang sangat berbeda. Pada waktu Ia mendengar bahwa Yohanes Pembaptis ditangkap (ini sesuatu yang membahayakan), Ia menyingkir ke Galilea!! Padahal pada saat ini tidak mungkin Ia mati, karena memang belum waktunya!

 

William Hendriksen (tentang Mat 4:7): Jesus, however, does not fall into this trap. He realizes that for him to do what Satan is urging upon him would amount to substituting presumption for faith, effrontery for submission to God’s guidance. It would have meant nothing less than to risk self-destruction. The false trust in the Father, which the devil demanded of Jesus in this second temptation was not any better than the distrust he had proposed in the first. It would have amounted to experimenting on the Father. [= Tetapi Yesus tidak jatuh ke dalam perangkap ini. Ia menyadari bahwa bagi Dia, melakukan apa yang Iblis minta kepadaNya sama dengan menggantikan kesombongan untuk iman, keberanian yang sombong untuk ketundukan pada bimbingan Allah. Itu berarti tidak kurang dari meresikokan penghancuran diri sendiri. Kepercayaan yang salah / palsu kepada Bapa, yang setan tuntut dari Yesus dalam pencobaan kedua tidaklah lebih baik sedikitpun dari pada ketidak-percayaan yang telah ia usulkan dalam pencobaan pertama. Itu sama dengan pencobaan kepada Bapa.].

 

Jadi, kita harus membedakan antara tindakan ‘beriman’ dan tindakan ‘mencobai Tuhan’. Setan menyuruh Yesus terjun dengan iman dari bubungan Bait Allah berdasarkan Maz 91:11-12, tetapi Yesus tahu bahwa itu bukanlah tindakan iman, tetapi ‘terlalu percaya’, atau ‘kepercayaan yang palsu’, dan lebih tepat kalau dikatakan sebagai ‘tindakan yang mencobai Allah’. Memang ‘mencobai Allah’ mirip dengan ‘tindakan iman’, dan kita harus bisa membedakan kedua hal ini!

 

Mat 10:23 - Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.”.

 

Harus lari kalau ada penganiayaan, kecuali ada perintah khusus dari Tuhan untuk tetap ada di sana seperti dalam kasus Paulus dalam Kis 18.

 

Kis 18:9-11 - “(9) Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: ‘Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! (10) Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umatKu di kota ini.’ (11) Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka..

 

Mat 24:15-18 - “(15) ‘Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel - para pembaca hendaklah memperhatikannya - (16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. (17) Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, (18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.”.

 

Amsal 22:3 - Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka..

 

Mungkin ada orang yang mencobai Tuhan tetapi tetap selamat. Saya mengakui bahwa itu memang bisa saja terjadi. Tetapi kalau itu terjadi, itu berarti Tuhan sedang bermurah hati kepada orang bodoh, dan itu sama sekali tidak berarti bahwa tindakan orang itu bisa dibenarkan. Dia tetap salah / berdosa pada waktu melakukan hal itu!

 

2)   Mari kita melihat ayat-ayat Alkitab lain di luar Maz 91 ini.

Ternyata ada sangat banyak orang, bahkan bisa dikatakan semua orang, yang sekalipun sangat beriman dan saleh, terkena bencana, dan bahkan mati karena bencana itu. Saya hanya memberi beberapa contoh.

 

a)         Habel (Kej 4).

 

b)         Ayub.

 

c)         Nabot (1Raja 21).

 

d)         Daud, yang dikejar-kejar Saul selama bertahun-tahun (1Sam 18-31).

 

e)         Stefanus (Kis 6-7).

 

Dengan adanya kasus-kasus ini, dimana orang-orang itu beriman, saleh, tetapi kena bencana yang dahsyat, dan bahkan mati, maka tidaklah memungkinkan bagi kita untuk menafsirkan bahwa Maz 91 itu memberikan perlindungan mutlak dari bencana apapun terhadap orang-orang Kristen, bahkan yang melakukan kelima hal di atas!

 

IV) Tanggapan kita.

 

1)   Tentang wabah Maz 91.

 

Selalulah berhati-hati dalam membaca dan menafsirkan ayat-ayat Kitab Suci yang berkenaan dengan hal-hal seperti ini. Ada ayat-ayat yang seolah-olah menunjukkan bahwa Tuhan akan melindungi orang-orang percaya sehingga sama sekali tidak akan kena bencana dan sebagainya.

Misalnya: Yer 29:11 - “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”.

 

Tetapi ada kelompok ayat kedua yang menunjukkan bahwa orang-orang percaya terkena bencana.

 

Apakah kedua kelompok ayat ini bertentangan? Tidak. Kelompok pertama harus diartikan sebagai bencana yang sungguh-sungguh, yang akan merugikan kita, bencana dari sudut pandang Tuhan. Bencana yang seperti ini tidak akan menimpa kita (Ro 8:28). Tetapi ada bencana, yang sekalipun dari sudut pandang kita betul-betul adalah bencana, dari sudut pandang Tuhan bukan bencana, karena akan membawa kebaikan bagi kita. Bencana yang seperti ini bisa menimpa kita.

 

Repotnya adalah, kita tidak bisa tahu bencana mana yang termasuk kelompok pertama, dan bencana mana yang termasuk kelompok kedua. Kita juga tak bisa tahu wabah virus corona ini termasuk yang mana.

 

Setelah saudara mengerti bagaimana penafsiran yang benar dari Maz 91, berusahalah untuk menghentikan wabah Maz 91 ini dengan menyebarkan khotbah ini (makalah / video di Youtube) kepada sebanyak mungkin orang.

 

2)   Tentang wabah virus corona.

 

a)         Virus corona ini bisa mengenai dan membunuh saudara.

Sudahkah saudara percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara? Kalau belum, pada saat saudara mati, saudara akan pergi ke neraka selama-lamanya! Cepatlah percaya, besok mungkin sudah terlambat.

 

b)   Berusahalah secara maximal untuk menghindari penularan virus corona ini terhadap diri saudara!

Tidak berusaha, itu pasti salah, bahkan seandainya ada janji perlindungan mutlak dari Tuhan! Ini terlihat dari Kis 27, dimana Paulus tetap berusaha maximal, sekalipun ada janji mutlak bahwa seluruh penumpang kapal akan selamat.

 

Kis 27:22-34 - “(22) Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini. (23) Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milikNya, berdiri di sisiku, (24) dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau. (25) Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku. (26) Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau.’ (27) Malam yang keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di laut Adria. Tetapi kira-kira tengah malam anak-anak kapal merasa, bahwa mereka telah dekat daratan. (28) Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan ternyata air di situ dua puluh depa dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga lagi dan ternyata lima belas depa. (29) Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang. (30) Akan tetapi anak-anak kapal berusaha untuk melarikan diri dari kapal. Mereka menurunkan sekoci, dan berbuat seolah-olah mereka hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan. (31) Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: ‘Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat.’ (32) Lalu prajurit-prajurit itu memotong tali sekoci dan membiarkannya hanyut. (33) Ketika hari menjelang siang, Paulus mengajak semua orang untuk makan, katanya: ‘Sudah empat belas hari lamanya kamu menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa. (34) Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya.’”.

 

Jadi, cerita Kitab Suci ini menunjukkan bahwa Allah mengirim malaikat yang memberikan Firman Tuhan yang menja­min keselamatan (jasmani) semua mereka, kecuali kapalnya (ay 23-24). Dan Paulus percaya penuh akan Firman Tuhan yang telah ia terima itu (ay 22,25,34b), tetapi itu tidak menyebabkan Paulus hanya berdiam diri, beriman, berdoa saja! Sekalipun ada Firman Tuhan yang menjamin keselamatan mereka, tetapi Paulus tetap memberikan nasehat supaya Firman Tuhan / janji Tuhan itu terjadi.

1.   Ay 26: Paulus menasehati mereka untuk mendamparkan kapal di salah 1 pulau. Perhatikan kata ‘namun’ dan ‘harus’ (ay 26).

2.   Ay 31: Paulus menasehati perwira dan prajurit untuk tidak membi­arkan anak-anak kapal melarikan diri. Perhatikan kata-kata ‘Jika ..., kamu tidak mungkin selamat’ (ay 31).

3.   Ay 33-34: Paulus menasehati mereka untuk makan. Perhatikan bahwa sekalipun ia yakin akan keselamatan mereka (ay 34b), ia tetap berkata ‘ini perlu untuk keselamatanmu’ (ay 34a).

 

Jadi, sekalipun ada janji Tuhan dan kita percaya janji itu, itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu berusaha supaya janji itu tergenapi!

 

Apalagi kalau tidak ada jaminan perlindungan yang mutlak, seperti dalam kasus wabah virus corona ini!

 

Jadi, dalam menghadapi wabah virus corona ini, sekalipun kita memang tidak usah takut (ay 5), tetapi pada saat yang sama, kita tidak boleh berpikir bahwa sebagai orang Kristen / orang percaya kita tidak mungkin terkena virus corona ini! Tidak ada jaminan mutlak dari Tuhan dalam hal ini. Dan karena itu kita harus berdoa dan berusaha. Kita harus sangat berhati-hati, dan berusaha semaximal mungkin, supaya tidak terkena!

 

Banyak berdoa minta perlindungan Tuhan, mengurangi keluar rumah atau keluar hanya kalau perlu, menghindari kumpulan orang banyak, membuang jabatan tangan, apalagi cipika cipiki, atau berpelukan, sering mencuci tangan, berolah raga untuk menyehatkan tubuh kita, menjaga makanan dan minuman kita untuk meningkatkan imunitas tubuh kita, dsb, adalah hal-hal yang harus kita lakukan, kalau kita mau hidup secara bertanggung jawab!

 

Kiranya Tuhan memberkati saudara semua.

 

-AMIN-

 

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

[email protected]

http://golgothaministry.org

Email : [email protected]