(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)
Jum’at, tgl 17 Oktober 2008, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(HP: 7064-1331 / 6050-1331)
Petrus
dan Kornelius
KIsah rasul
10:1-48
Kis 10:1-48 - “(1) Di Kaisarea ada
seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan
Italia. (2) Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi
banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. (3)
Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, jelas tampak kepadanya
seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya:
‘Kornelius!’ (4) Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata:
‘Ada apa, Tuhan?’ Jawab malaikat itu: ‘Semua doamu dan sedekahmu telah
naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. (5) Dan sekarang, suruhlah
beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang
disebut Petrus. (6) Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit yang bernama
Simon, yang tinggal di tepi laut.’ (7) Setelah malaikat yang berbicara
kepadanya itu meninggalkan dia, dipanggilnya dua orang hambanya beserta
seorang prajurit yang saleh dari orang-orang yang selalu bersama-sama dengan
dia. (8) Dan sesudah ia menjelaskan segala sesuatu kepada mereka, ia menyuruh
mereka ke Yope. (9) Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam
perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari,
naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa. (10) Ia merasa lapar dan ingin
makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa
ilahi. (11) Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk
kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah.
(12) Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang
menjalar dan burung. (13) Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata:
‘Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!’ (14) Tetapi Petrus
menjawab: ‘Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang
haram dan yang tidak tahir.’ (15) Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara
yang berkata kepadanya: ‘Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh
engkau nyatakan haram.’ (16) Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera
sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit. (17) Petrus bertanya-tanya di
dalam hatinya, apa kiranya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu.
Sementara itu telah sampai di muka pintu orang-orang yang disuruh oleh
Kornelius dan yang berusaha mengetahui di mana rumah Petrus. (18) Mereka
memanggil seorang dan bertanya, apakah Simon yang disebut Petrus ada menumpang
di rumah itu. (19) Dan ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu,
berkatalah Roh: ‘Ada tiga orang mencari engkau. (20) Bangunlah, turunlah ke
bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku
yang menyuruh mereka ke mari.’ (21) Lalu turunlah Petrus ke bawah dan
berkata kepada orang-orang itu: ‘Akulah yang kamu cari; apakah maksud
kedatangan kamu?’ (22) Jawab mereka: ‘Kornelius, seorang perwira yang
tulus hati dan takut akan Allah, dan yang terkenal baik di antara seluruh
bangsa Yahudi, telah menerima penyataan Allah dengan perantaraan seorang
malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya dan mendengar apa yang
akan kaukatakan.’ (23) Ia mempersilakan mereka untuk bermalam di situ.
Keesokan harinya ia bangun dan berangkat bersama-sama dengan mereka, dan
beberapa saudara dari Yope menyertai dia. (24) Dan pada hari berikutnya
sampailah mereka di Kaisarea. Kornelius sedang menantikan mereka dan ia telah
memanggil sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya berkumpul. (25) Ketika
Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan
kakinya, ia menyembah Petrus. (26) Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya:
‘Bangunlah, aku hanya manusia saja.’ (27) Dan sambil bercakap-cakap dengan
dia, ia masuk dan mendapati banyak orang sedang berkumpul. (28) Ia berkata
kepada mereka: ‘Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi
untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka.
Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang
najis atau tidak tahir. (29) Itulah sebabnya aku tidak berkeberatan ketika aku
dipanggil, lalu datang ke mari. Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu
memanggil aku.’ (30) Jawab Kornelius: ‘Empat hari yang lalu kira-kira pada
waktu yang sama seperti sekarang, yaitu jam tiga petang, aku sedang berdoa di
rumah. Tiba-tiba ada seorang berdiri di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan
(31) dan ia berkata: Kornelius, doamu telah didengarkan Allah dan sedekahmu
telah diingatkan di hadapanNya. (32) Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput
Simon yang disebut Petrus; ia sedang menumpang di rumah Simon, seorang
penyamak kulit, yang tinggal di tepi laut. (33) Karena itu segera kusuruh
orang kepadamu, dan dengan senang hati engkau telah datang. Sekarang kami
semua sudah hadir di sini di hadapan Allah untuk mendengarkan apa yang
ditugaskan Allah kepadamu.’ (34) Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya:
‘Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. (35)
Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan
kebenaran berkenan kepadaNya. (36) Itulah firman yang Ia suruh sampaikan
kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh
Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang. (37) Kamu tahu tentang
segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea,
sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, (38) yaitu tentang Yesus dari
Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia,
yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang
yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. (39) Dan kami adalah saksi
dari segala sesuatu yang diperbuatNya di tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan
mereka telah membunuh Dia dan menggantung Dia pada kayu salib. (40) Yesus itu
telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia
menampakkan diri, (41) bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi,
yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan
dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.
(42) Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan
bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang
hidup dan orang-orang mati. (43) Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa
barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena
namaNya.’ (44) Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke
atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. (45) Dan semua orang
percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang,
karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain
juga, (46) sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa
roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: (47) ‘Bolehkah orang mencegah
untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima
Roh Kudus sama seperti kita?’ (48) Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam
nama Yesus Kristus. Kemudian mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa
hari lagi bersama-sama dengan mereka”.
1) Tuhan mengutus
seorang malaikat untuk datang kepada Kornelius dalam penglihatan dan menyuruhnya
untuk memanggil Petrus.
Ay 1-6: “(1)
Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang
disebut pasukan Italia. (2) Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah
dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada
Allah. (3) Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, jelas tampak
kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya:
‘Kornelius!’ (4) Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: ‘Ada
apa, Tuhan?’ Jawab malaikat itu: ‘Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke
hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. (5) Dan sekarang, suruhlah beberapa
orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut
Petrus. (6) Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit yang bernama Simon,
yang tinggal di tepi laut.’”.
2)
Kornelius mentaati perintah Tuhan melalui malaikat itu.
Ay 7-8:
“(7) Setelah
malaikat yang berbicara kepadanya itu meninggalkan dia, dipanggilnya dua orang
hambanya beserta seorang prajurit yang saleh dari orang-orang yang selalu
bersama-sama dengan dia. (8) Dan sesudah ia menjelaskan segala sesuatu kepada
mereka, ia menyuruh mereka ke Yope.”.
Kis
10 menceritakan bahwa Kornelius dan prajurit dalam ay 7 ini adalah orang-orang
saleh. Padahal kehidupan seorang tentara pada saat itu sangat jahat / tak
bermoral. Dari peristiwa ini Calvin mengatakan bahwa tak ada satu jenis
kehidupanpun yang memberikan kita dalih untuk tidak menyembah Allah dengan benar
/ murni, hidup benar, melayani Allah dan sebagainya.
Penerapan: jangan berdalih bahwa dalam keadaan dan pekerjaan yang saudara lakukan
saudara tidak bisa menyembah Allah dengan benar, hidup saleh, atau melayani
Allah dengan baik.
Calvin
juga mengatakan bahwa bagian ini menunjukkan bahwa tidak ada larangan bagi orang
Kristen untuk mengangkat senjata / berperang. Kornelius dan tentara ini percaya
kepada Kristus dan hidup saleh, tetapi mereka tidak meninggalkan
ke-tentara-annya.
Bisa
juga ditambahkan bahwa pada saat seorang tentara datang kepada Yohanes
Pembaptis, ia juga tidak disuruh untuk meninggalkan ke-tentara-annya.
Luk 3:14 - “Dan
prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: ‘Dan kami, apakah yang harus kami
perbuat?’ Jawab Yohanes kepada mereka: ‘Jangan merampas dan jangan memeras
dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.’”.
Kalau orang Kristen
boleh menjadi tentara, maka jelas bahwa orang Kristen juga boleh berperang,
selama perang itu adalah perang yang benar (just
war).
3)
Tuhan mempersiapkan Petrus.
Ay 9-16:
“(9) Keesokan
harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota
Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah untuk
berdoa. (10) Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan
disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. (11) Tampak olehnya langit
terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada
keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. (12) Di dalamnya terdapat pelbagai
jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. (13) Kedengaranlah
olehnya suatu suara yang berkata: ‘Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan
makanlah!’ (14) Tetapi Petrus menjawab: ‘Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku
belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.’ (15) Kedengaran
pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: ‘Apa yang dinyatakan
halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.’ (16) Hal ini terjadi
sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit.”.
a)
Providensia Allah mengatur semuanya dengan luar biasa / harmonis.
Allah
yang menyiapkan Kornelius untuk bisa diajar, dan menyuruhnya untuk memanggil
Petrus. Dan Allah juga yang mempersiapkan Petrus sehingga ia mau untuk dipanggil
oleh seorang non Yahudi seperti Kornelius, masuk ke rumahnya, dan memberitakan
Injil kepadanya dan keluarga / sahabat-sahabatnya.
b)
Penghapusan larangan makan binatang-binatang dalam Im 11 dan maknanya.
1.
Perlu diingat bahwa tujuan pelarangan makan bermacam-macam binatang dalam
Im 11 adalah untuk membedakan dan memisahkan bangsa Israel dari
bangsa-bangsa lain.
2.
Penghapusan larangan makan binatang-binatang dalam Im 11 menunjukkan
bahwa pembedaan dan pemisahan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain sudah
ditiadakan. Tembok pemisah itu sudah dihancurkan.
Matthew
Henry: “The
distinction of meats which the law made was intended to put a difference between
Jew and Gentile, that it might be difficult to them to dine and sup with a
Gentile, ... and now the taking off of that prohibition was a plain allowance to
converse with the Gentiles, and to be free and familiar with them” (=
Pembedaan daging-daging yang dibuat oleh hukum Taurat dimaksudkan untuk
meletakkan suatu perbedaan antara orang Yahudi dan orang non Yahudi, supaya
menjadi sukar bagi orang-orang Yahudi untuk makan bersama orang non Yahudi, ...
dan sekarang pengambilan / pencabutan larangan itu merupakan ijin yang jelas
untuk berbicara dengan orang-orang non Yahudi, dan untuk bebas dan akrab dengan
mereka).
Calvin:
“God
doth take away by this voice the law concerning the choice of beasts, that he
may also teach that he rejecteth no people, (Romans 15:16.)” [= Dengan suara
ini Allah mencabut hukum berkenaan dengan pemilihan binatang-binatang, supaya Ia
juga bisa mengajar bahwa Ia tidak menolak bangsa manapun, (Roma 15:16)].
Ro
15:16 - “yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi
bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa
bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan
kepadaNya, yang disucikan oleh Roh Kudus”.
Bdk.
Ef 3:6 - “yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita
Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam
janji yang diberikan dalam Kristus Yesus”.
Calvin
menambahkan bahwa dengan mujijat ini Allah mengajar Petrus untuk mau datang ke
rumah Kornelius, dan memberitakan Injil kepada mereka.
Ada
orang-orang yang bertanya: bukankah Petrus sudah diperintahkan untuk
memberitakan Injil kepada semua bangsa (Mat 28:19)? Lalu untuk apa diberi
mujijat seperti ini lagi? Calvin menjawab bahwa memang para rasul tahu bahwa
dalam Perjanjian Lamapun ada nubuat-nubuat yang menunjukkan pemanggilan
orang-orang non Yahudi, dan lalu ada juga amanat agung Tuhan Yesus sendiri (Mat
28:19-20). Tetapi pada waktu mereka harus melaksanakannya mereka merasakan
keanehan hal itu. Pasti ini disebabkan karena larangan makan maupun pemisahan
dengan orang-orang non Yahudi itu sudah sangat mendarah daging dalam diri
mereka.
Calvin
menambahkan lagi bahwa semua ini menunjukkan bahwa sekarang orang-orang Yahudi
bukan lagi bangsa kudus milik Tuhan. Setelah Allah menerima orang-orang non
Yahudi ke dalam masyarakat perjanjian, maka orang-orang Yahudi dan orang-orang
non Yahudi mempunyai hak yang sama / setara.
Lenski
mengatakan bahwa penghapusan larangan makan di sini merupakan suatu ilustrasi
tentang penghapusan semua hukum Musa berkenaan dengan najis dan tahir. Ini
banyak sekali, misalnya dalam Im 5-22, dan juga dalam kitab Bilangan dan
Ulangan.
Lenski:
“It is God himself, then, who here abrogates the old Mosaic commands
regarding clean and unclean animals and foods, and this is an illustration of
the abrogation of all the Mosaic regulations regarding cleanness and uncleanness
- a far-reaching command, indeed” (= Maka Allah sendirilah yang
membatalkan perintah-perintah kuno Musa berkenaan dengan binatang-binatang dan
makanan-makanan yang halal dan haram, dan ini merupakan suatu ilustrasi
tentang pembatalan semua peraturan-peraturan Musa berkenaan dengan ketahiran dan
kenajisan - betul-betul suatu perintah yang jauh jangkauannya) - hal
402-403.
3.
Penolakan Petrus untuk menyembelih dan makan binatang-binatang haram itu
(ay 14) menunjukkan betapa kerasnya orang-orang Yahudi mentaati perintah
itu.
Bdk.
ay 28a: “Ia berkata kepada mereka: ‘Kamu tahu, betapa
kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang
bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka.”.
Calvin
mengatakan bahwa sebetulnya tak pernah ada larangan makan dengan orang-orang non
Yahudi. Yang ada adalah larangan untuk mengadakan perjanjian, dan juga larangan
untuk kawin dengan mereka, karena ditakutkan bahwa ini akan menyeret bangsa
Israel ke dalam penyembahan berhala.
Ul 7:1-5 - “(1)
‘Apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau
masuk untuk mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu,
yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang
Hewi dan orang Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari
padamu, (2) dan TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga
engkau memukul mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali.
Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau
mengasihani mereka. (3) Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka:
anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak
perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; (4) sebab mereka akan
membuat anakmu laki-laki menyimpang dari padaKu, sehingga mereka beribadah
kepada allah lain. Maka murka TUHAN akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan
memunahkan engkau dengan segera. (5) Tetapi beginilah kamu lakukan terhadap
mereka: mezbah-mezbah mereka haruslah kamu robohkan, tugu-tugu berhala mereka
kamu remukkan, tiang-tiang berhala mereka kamu hancurkan dan patung-patung
mereka kamu bakar habis”.
Larangan
makan dalam Im 11, sebetulnya tidak melarang orang-orang Yahudi untuk bergaul
ataupun makan bersama dengan orang-orang non Yahudi. Larangan dalam Im 11 ini
hanya membuat sukar hal itu, karena masing-masing harus makan makanannya
sendiri. Untuk menunjukkan repot / sukarnya hal itu, perhatikan cerita dalam Dan
1 ini.
Bdk.
Dan 1:5-16 - “(5) Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari
santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama
tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja. (6) Di antara mereka
itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.
(7) Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka: Daniel
dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan
Azarya dinamainya Abednego. (8) Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan
dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja;
dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan
dirinya. (9) Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari
pemimpin pegawai istana itu; (10) tetapi berkatalah pemimpin pegawai istana itu
kepada Daniel: ‘Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan
makanan dan minumanmu, berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat dari pada
orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu aku dianggap
bersalah oleh raja.’ (11) Kemudian berkatalah Daniel kepada penjenang yang
telah diangkat oleh pemimpin pegawai istana untuk mengawasi Daniel, Hananya,
Misael dan Azarya: (12) ‘Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama
sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk
diminum; (13) sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan
orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah
hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu.’ (14) Didengarkannyalah permintaan
mereka itu, lalu diadakanlah percobaan dengan mereka selama sepuluh hari. (15)
Setelah lewat sepuluh hari, ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka
kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan
raja. (16) Kemudian penjenang itu selalu mengambil makanan mereka dan anggur
yang harus mereka minum, lalu memberikan sayur kepada mereka”.
Tetapi
kelihatannya orang-orang Yahudi menafsirkan secara extrim larangan dalam Im 11
dan ayat-ayat lain, sehingga mereka menganggap berdosa kalau mereka bergaul
dengan orang-orang non Yahudi dan masuk ke rumah mereka / makan bersama mereka.
Karena
itu Tuhan sendiri harus campur tangan dengan melakukan mujijat seperti ini
supaya pandangan mereka bisa diubah.
Lenski:
“The Lord himself had to intervene as he here did in order to bring
about the break that simply had to be made. It was revolutionary in the highest
degree even for the apostles. Even they needed much time to recognize that all
the ceremonial laws were only temporary, intended only for the old covenant, in
force only until the Messiah should come, and not the divine will for all
time” (= Tuhan sendiri harus ikut campur tangan seperti yang Ia lakukan di
sini untuk menghasilkan perubahan yang harus dibuat. Itu merupakan suatu
perubahan yang luar biasa dalam tingkat yang tertinggi bahkan bagi rasul-rasul.
Bahkan mereka membutuhkan waktu untuk menyadari bahwa semua hukum-hukum yang
berhubungan dengan upacara keagamaan hanyalah bersifat sementara, dimaksudkan
hanya bagi Perjanjian Lama, berlaku hanya sampai Mesias datang, dan tidak
merupakan kehendak Allah bagi semua jaman) - hal 403-404.
4.
Penghapusan itu sebetulnya terjadi bukan pada saat ini, tetapi pada saat
Kristus mati di kayu salib.
Lenski:
“‘What God made clean,’ God himself, actually made clean (aorist),
refers, not to some present act, but to his act in abrogating all the Mosaic
regulations through Christ who by his death and his resurrection fulfilled the
promises of the old covenant and thus established the new; hence also the
aorist, ‘did make clean’.’” [= ‘Apa yang dinyatakan halal oleh Allah / Apa yang Allah jadikan halal’,
Allah sendiri, sungguh-sungguh membuat halal (aorist / bentuk lampau), menunjuk,
bukan pada tindakan pada saat itu, tetapi pada tindakanNya dalam membatalkan /
menghapuskan semua peraturan-peraturan Musa melalui Kristus yang oleh
kematianNya dan kebangkitanNya menggenapi janji-janji dari Perjanjian Lama dan
dengan demikian meneguhkan Perjanjian Baru; dan karena itu juga digunakan bentuk
aorist / lampau ‘telah membuat halal’] - hal 404.
5.
Hal itu terjadi sampai 3 x.
Ini
dilakukan hanya untuk menegaskan kepastian hal itu. Apakah pada kali ke 2 dan ke
3 Petrus tetap menolak untuk menyembelih dan makan, tidak diketahui.
c)
Petrus masih belum mengerti hal itu.
Ay 17a:
“Petrus bertanya-tanya di dalam hatinya, apa
kiranya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu”.
Yang
tidak dimengerti oleh Petrus bukanlah bahwa larangan makan binatang-binatang
dalam Im 11 telah dihapuskan. Dia pasti mengerti hal itu. Tetapi ia juga tahu
bahwa ada arti / makna yang lebih jauh dalam penghapusan larangan makan
binatang-binatang itu. Ini yang tidak ia mengerti.
d)
Lagi-lagi Providensia Allah mengatur segala sesuatu dengan luar biasa
hebatnya.
Ay 17b-20:
“(17b)
Sementara itu telah sampai di muka pintu orang-orang yang disuruh oleh Kornelius
dan yang berusaha mengetahui di mana rumah Petrus. (18) Mereka memanggil seorang
dan bertanya, apakah Simon yang disebut Petrus ada menumpang di rumah itu. (19)
Dan ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, berkatalah Roh:
‘Ada tiga orang mencari engkau. (20) Bangunlah, turunlah ke bawah dan
berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang menyuruh
mereka ke mari.’”.
Adam
Clarke mengatakan bahwa di sini ada suatu pengaturan oleh Providensia Allah yang
luar biasa. Kornelius berdoa, dan mendapatkan penglihatan yang mempersiapkan dia
untuk menerima pengajaran dari Petrus. Petrus berdoa, dan mendapatkan
penglihatan yang mempersiapkan dia untuk mengajar Kornelius. Dan sekarang
sementara Petrus ada dalam kebingungan tentang arti dari penglihatan itu, para
utusan Kornelius, yang telah diutus di bawah bimbingan dari Providensia yang
khusus, sampai di pintu dari rumah yang ditinggali oleh Petrus, dan Roh Kudus
memberi Petrus informasi bahwa ia tidak boleh bimbang, dan ia harus pergi
bersama orang-orang yang mencarinya itu. Alangkah persisnya segala sesuatu
terjadi dalam pimpinan dari Providensia Allah; dan alangkah sempurnanya segala
sesuatu disesuaikan dengan waktu, tempat, dan kejadian!
Adam
Clarke: “In
all this we find an admirable display of the economy of Providence. Cornelius
prays, and has a vision which prepares him to receive instruction from Peter:
Peter prays, and has a vision which prepares and disposes him to give
instruction to Cornelius. While he is in doubts and perplexity what the full
meaning of the vision might be, the messengers, who had been despatched under
the guidance of a special Providence, came to the door; and the Holy Spirit
gives him information that his doubts should be all cleared up by accompanying
the men who were now inquiring for him. How exactly does everything in the
conduct of Providence occur; and how completely is everything adapted to time,
place, and occasion! All is in weight, measure, and number. Those simple
occurrences which men snatch at, and press into the service of their own wishes,
and call them providential openings, may, indeed, be links of a providential
chain, in reference to some other matter; but unless they be found to speak the
same language in all their parts, occurrence corresponding with occurrence, they
are not to be construed as indications of the divine will in reference to the
claimants. Many persons, through these misapprehensions, miscarrying, have been
led to charge God foolishly for the unsuccessful issue of some business in which
their passions, not his providence, prompted them to engage” (= ).
Catatan:
heran, dalam hal ini orang Arminian haluan keras seperti Adam Clarke ini bisa
menjadi seperti Reformed. Saya tak menterjemahkan kata-kata Clarke ini, karena
intinya sudah ada di atas.
e)
Pentingnya hal ini menyebabkan Roh Kudus berbicara secara langsung kepada
Petrus (ay 19-20).
Lenski
mengatakan: Petrus tidak dibiarkan untuk mengambil kesimpulan sendiri dari semua
ini. Hal ini merupakan sesuatu yang begitu penting, sehingga Roh Kudus sendiri
menunjukkan kepada Petrus arti sepenuhnya dari penglihatan tadi. Dengan
mengatakan ‘Ada
3 orang mencari engkau’ sudah jelas bahwa kedatangan 3 orang ini sama sekali bukan suatu
kebetulan, tetapi diatur oleh Tuhan, dan berhubungan dengan penglihatan yang
didapatkan oleh Petrus dan arti sebenarnya dari penglihatan itu.
f)
Pengaturan Allah (Providensia Allah) dan kata-kata Roh Kudus itu
menyebabkan Petrus mulai mengerti apa yang Allah ajarkan melalui semua ini
kepadanya.
Bahwa
Petrus telah mulai mengerti maksud pengajaran Allah itu terlihat dari:
1.
Petrus mau menerima utusan-utusan Kornelius untuk bermalam di rumahnya,
dan ia sendiri tak keberatan untuk diundang dan datang ke rumah Kornelius.
Ay
21-24: “(21) Lalu turunlah Petrus ke bawah dan berkata kepada orang-orang
itu: ‘Akulah yang kamu cari; apakah maksud kedatangan kamu?’ (22) Jawab
mereka: ‘Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan
yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, telah menerima penyataan
Allah dengan perantaraan seorang malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau ke
rumahnya dan mendengar apa yang akan kaukatakan.’ (23) Ia mempersilakan
mereka untuk bermalam di situ. Keesokan harinya ia bangun dan berangkat
bersama-sama dengan mereka, dan beberapa saudara dari Yope menyertai dia.
(24) Dan pada hari berikutnya sampailah mereka di Kaisarea. Kornelius sedang
menantikan mereka dan ia telah memanggil sanak saudaranya dan
sahabat-sahabatnya berkumpul.”.
2.
Kata-kata Petrus sendiri dalam ay 28-29.
Ay 28b-29a:
“(28b) Tetapi
Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang
najis atau tidak tahir. (29a) Itulah sebabnya aku tidak berkeberatan ketika aku
dipanggil, lalu datang ke mari.”.
Perhatikan
kata ‘orang’ dalam ay 28
itu. Penglihatan yang ia terima berkenaan dengan ‘makanan’, tetapi Petrus
menerapkannya berkenaan dengan ‘orang’. Ini menunjukkan bahwa ia telah
mengerti makna sepenuhnya dari penglihatan tadi.
4)
Petrus pergi ke rumah Kornelius dengan membawa 6 orang Yahudi Kristen
sebagai saksi.
Ay 23
hanya menyebutkan ‘beberapa saudara dari Yope’, tetapi Kis 11:12 menyebutkan
6 orang.
Kis 11:12
- “Lalu kata Roh kepadaku: Pergi bersama mereka dengan tidak bimbang! Dan keenam
saudara ini menyertai aku. Kami masuk ke dalam rumah orang itu”.
Ini
merupakan tindakan yang sangat bijaksana dari Petrus, karena seandainya tidak
ada saksi yang ikut bersama dengan dia, maka pada waktu ia dimintai
pertanggung-jawaban dalam Kis 11, ia pasti akan kerepotan.
5)
Pada saat Petrus sampai ke rumah Kornelius, Kornelius sudah berkumpul
dengan sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya.
Ay 24:
“Dan pada hari berikutnya sampailah mereka di Kaisarea. Kornelius sedang
menantikan mereka dan ia telah memanggil sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya
berkumpul.”.
Ay 27:
“Dan sambil bercakap-cakap dengan dia, ia masuk dan mendapati banyak
orang sedang berkumpul”.
Calvin
mengatakan bahwa Kornelius menginginkan keluarga dan teman-temannya juga beriman
bersama-sama dengan dia, dan karena itu ia mengumpulkan mereka semua di
rumahnya. Pada saat itu, ini bukanlah sesuatu yang tidak berbahaya. Tetapi
Kornelius toh melakukan hal itu. Padahal pada saat itu Allah tidak menyuruhnya
melakukan hal itu. Tetapi rupanya Kornelius mendapatkan dari Perjanjian Lama
bahwa Allah memang menghendakinya untuk mendorong orang-orang lain ke dalam
iman. Dan ia menanggapi terang yang Allah berikan melalui Perjanjian Lama itu
dengan baik.
Calvin:
“He
knew that it was an unjust thing, and a point of discourtesy, to provide for
himself alone, and not to regard others. He counted it a point of filthy
carelessness to hide the treasure of the gospel under the ground” (= Ia tahu bahwa
itu merupakan suatu hal yang tidak benar, dan merupakan sesuatu yang kurang
ajar, untuk menyediakan bagi dirinya sendiri saja, dan tidak mempedulikan
orang-orang lain. Ia menganggap sebagai sesuatu ketidak-pedulian yang kotor
untuk menyembunyikan harta Injil di bawah tanah).
Penerapan:
bagaimana dengan diri saudara kalau dibandingkan dengan Kornelius? Seberapa
besar keinginan dan usaha saudara untuk menjadikan orang-orang lain percaya
kepada Kristus?
Lenski:
“The congregation is assembled and is waiting eagerly for the preacher.
One cannot but admire this Roman officer. He is the leader of this flock; many
of them owed their faith to him and to his influence. Only one man is needed
to start a congregation if he is at all the man he ought to be” (=
Jemaat dikumpulkan dan sedang menunggu sang pengkhotbah dengan keinginan yang
sangat besar. Kita tidak bisa tidak mengagumi perwira Romawi ini. Ia adalah
pemimpin dari kelompok domba ini; banyak dari mereka berhutang iman mereka
kepadanya dan pengaruhnya. Hanya satu orang dibutuhkan untuk memulai suatu
jemaat jika ia memang adalah orang yang seharusnya) - hal 410.
6)
Kornelius menyembah Petrus dan ditolak oleh Petrus.
Ay 25-26:
“(25) Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil
tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. (26) Tetapi Petrus menegakkan
dia, katanya: ‘Bangunlah, aku hanya manusia saja.’”.
Kornelius
pasti tidak menganggap Petrus sebagai Allah sehingga lalu menyembahnya. Ia pasti
hanya melakukan hal itu untuk menghormati Petrus. Tetapi tetap saja Petrus
menganggap salah hal itu, dan melarangnya untuk melakukannya. Ini menunjukkan
bahwa penyembahan, hanya boleh dilakukan terhadap Allah, dan tidak boleh
dilakukan terhadap manusia biasa, siapapun juga adanya dia, apakah orang tua,
kakek / nenek, Maria, orang-orang suci, atau bahkan malaikat!
Lenski:
“In great St. Peter’s in Rome they still kiss the big toe of the
bronze statue of St. Peter; the writer saw a woman and her baby in the act, and
if the guide, a learned Italian professor, may be believed, that bronze toe is
kissed away and has to be renewed about every so often. Peter ought to visit St.
Peter’s” [= Di dalam gereja Santo Petrus yang agung di Roma mereka
(orang-orang Katolik) tetap mencium ibu jari kaki dari patung perunggu dari
Santo Petrus; penulis melihat seorang perempuan dan bayinya melakukan tindakan
itu, dan jika si pemandu, seorang profesor Italia yang terpelajar, bisa
dipercayai, ibu jari kaki perunggu itu dicium habis dan harus diperbaharui
setiap beberapa waktu. Petrus seharusnya mengunjungi gereja Santo Petrus] -
hal 412.
7)
Petrus bertanya apa tujuan Kornelius memanggilnya, dan Kornelius
menjelaskannya.
Ay 29b-33:
“(29b) Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu memanggil aku.’ (30)
Jawab Kornelius: ‘Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu yang sama seperti
sekarang, yaitu jam tiga petang, aku sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba ada
seorang berdiri di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan (31) dan ia berkata:
Kornelius, doamu telah didengarkan Allah dan sedekahmu telah diingatkan di
hadapanNya. (32) Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut
Petrus; ia sedang menumpang di rumah Simon, seorang penyamak kulit, yang tinggal
di tepi laut. (33) Karena itu segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang
hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir di sini di hadapan
Allah untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah kepadamu.’”.
8)
Ini makin membuat Petrus mengerti pengajaran yang Allah berikan kepadanya
melalui seluruh peristiwa ini.
Ay
34-35: “(34) Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: ‘Sesungguhnya aku
telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. (35) Setiap orang dari bangsa
manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan
kepadaNya.”.
Orang-orang
Arminian sering menggunakan text ini untuk menentang doktrin predestinasi,
tetapi ayat / text ini jelas tidak bertentangan dengan doktrin tentang
predestinasi, dan karena itu jelas bahwa mereka menafsirkannya keluar dari
kontextnya.
Text
ini hanya berarti bahwa kalau seseorang itu benar, apakah ia Yahudi atau non
Yahudi, Allah menerima dia. Allah tidak menolak atau menerima seseorang
berdasarkan kebangsaannya. Kata-kata ‘bangsa
manapun’ dalam ay 35, maksudnya adalah ‘Yahudi
atau non Yahudi’!
Disamping
itu, perlu diingat bahwa pemilihan Allah dalam predestinasi, maupun dalam
pemilihan Israel dalam Perjanjian Lama, bukan tergantung orangnya, tetapi
tergantung kehendak Allah sendiri!
-o0o-
-AMIN-
e-mail us at [email protected]