(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)
Sabtu, tgl 22 Desember 2007, pk 18.00
Pdt.
Budi Asali, M. Div.
(8:
7064-1331 / 6050-1331)
Yoh 3:16 - “Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal”.
KJV: “For
God so loved the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever
believeth in him should not perish, but have everlasting life” (=
Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia memberikan AnakNya yang
Tunggal, supaya siapapun yang percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi mempunyai
hidup yang kekal).
Ada orang yang menambahinya dengan kata-kata tertentu
sehingga menjadi seperti ini:
“For God so loved the world, that he gave
his only begotten Son, as a Christmas gift to every one, that whosoever
believeth in him should not perish, but have everlasting life”
(= Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia memberikan AnakNya yang
Tunggal, sebagai hadiah Natal bagi setiap orang, supaya siapapun yang
percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi mempunyai hidup yang kekal).
Streams in the Desert, vol 2, January 15:
“God (the greatest lover) so loved (the
greatest degree) the world (the greatest number) that He gave (the greatest act)
His only begotten Son (the greatest gift) that whosoever (the greatest
invitation) believeth (the greatest simplicity) in Him (the greatest person)
should not perish (the greatest deliverance), but (the greatest difference) have
(the greatest certainty) everlasting life (the greatest possession)” [=
Allah (pecinta terbesar) begitu mengasihi (tingkat terbesar) dunia (jumlah
terbesar) sehingga Ia memberikan (tindakan terbesar) AnakNya yang tunggal
(pemberian / hadiah terbesar) supaya barangsiapa (undangan terbesar) percaya
(kesederhanaan terbesar) kepada Dia (pribadi terbesar) tidak binasa (pembebasan
terbesar), tetapi (perbedaan terbesar) mempunyai (kepastian terbesar) hidup yang
kekal (milik yang terbesar)] - John 3:16.
1) Allah (pecinta terbesar / pribadi dengan cinta yang
terbesar).
Semua
kita tentu lebih senang dicintai dari pada dicuekin apalagi dibenci. Tetapi
siapa orang yang mencintai itu jelas juga penting. Kalau kita dicintai oleh
walikota, kita pasti akan bangga sekali. Apalagi kalau yang mencintai itu
gubernur atau presiden. Tetapi ayat ini tidak mengatakan bahwa walikota /
gubernur / presiden mencintai kita. Ayat ini mengatakan bahwa Allah mencintai
kita! Walikota / gubernur / presiden itu orang besar, tetapi semua mereka tidak
ada apa-apanya dibandingkan dengan Allah, yang adalah Pencipta / pemilik seluruh
alam semesta dengan segala isinya!
2)
Bukti bahwa Allah adalah pecinta terbesar adalah bahwa Ia memberikan
AnakNya yang Tunggal.
a) Anak Allah.
Jangan
berpikir mula-mula ada Allah, lalu suatu waktu Dia beranak, dan muncul Anak
Allah. Kalau diartikan demikian, Anak Allah itu tidak kekal, dan Dia bukan
Allah.
Kita
harus menafsirkan istilah ‘Anak Allah’ itu sesuai dengan pengertian
orang-orang di sana pada jaman itu, dan itu bisa terlihat dari ayat-ayat di
bawah ini:
Yoh 5:18
- “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuhNya,
bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan
bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya (seharusnya
‘menyetarakan diriNya’) dengan Allah”.
Karena
itu, tidak salah menyebut Yesus sebagai ‘the greatest person’ (=
pribadi yang terbesar).
b) Tunggal.
Ini
ditambahkan untuk membedakan istilah ‘Anak Allah’ yang digunakan
terhadap Yesus, dan istilah ‘anak Allah’ pada waktu itu diterapkan
kepada kita. Kalau kita percaya kepada Yesus, kita juga disebut ‘anak
Allah’ (Yoh 1:12), tetapi itu tidak berarti bahwa kita setara dengan
Allah! Mengapa? Karena Yesus adalah Anak Allah yang sesungguhnya / kekal,
sedangkan kita menjadi anak Allah karena diadopsi. Yang seperti Yesus itu hanya
satu, dan karena itu lalu ditambahkan kata ‘Tunggal’ / ‘satu-satunya’.
c) Allah memberikan /
mengaruniakan AnakNya yang Tunggal.
Ini
dilakukan dengan mengutus AnakNya datang ke dalam dunia, menjadi manusia sama
seperti kita (kecuali dalam hal dosa), menderita dan mati disalib untuk memikul
hukuman dosa kita. Jadi, ada hubungan yang sangat erat / tak bisa dipisahkan
antara Natal dan Jum’at Agung. Natal harus ada supaya Jum’at Agung bisa ada!
Yesus
dilahirkan pada Natal, supaya bisa menderita dan mati pada Jum’at Agung.
Menderita dan mati dengan cara bagaimana? Dengan cara yang paling mengerikan,
menyakitkan, hina, dan terkutuk. Penyaliban, yang didahului dengan pencambukan!
Bagi
saudara yang mempunyai banyak anak, saya tanya: bolehkah saya minta anak saudara
untuk disembelih lalu disate? Sekalipun saudara mempunyai banyak anak, saudara
tidak akan ijinkan anak saudara disembelih lalu disate, apalagi kalau punya anak
tunggal!
Sebetulnya
jangankan anak, tetapi bahkan kalau saudara punya banyak anjing, saya minta satu
saja untuk dibuat RW, saudara pasti akan menolak! Tetapi Allah, yang hanya
mempunyai satu Anak, rela memberikanNya untuk kita.
Ini
membuat Dia memang layak disebut sebagai ‘the greatest lover’ (=
pecinta yang terbesar)! KasihNya layak dianggap kasih yang mempunyai ‘the
greatest degree’ (= tingkat terbesar), dan tindakanNya dalam
memberikan AnakNya itu disebut sebagai ‘the greatest act’ (=
tindakan terbesar). Dan ini juga menyebabkan hadiahNya itu layak disebut
sebagai ‘the greatest gift’ (= hadiah terbesar)!
1) Siapa yang disebut dengan istilah ‘dunia’ di
sini?
Tentu
bukan dunia dalam arti alam semesta atau bumi ini, tetapi manusianya. Tetapi
manusia yang mana? Yahudi saja? Terus terang, dulu orang-orang Yahudi mempunyai
pandangan bahwa yang bisa selamat itu hanya orang-orang Yahudi saja, dan Allah
menciptakan orang-orang non Yahudi hanya untuk menjadi bahan bakar di neraka.
Karena itu, ada yang mengatakan bahwa kata ‘dunia’ ini digunakan
dalam Yoh 3:16 ini untuk menentang pandangan Yahudi bahwa hanya orang-orang
Yahudi saja yang bisa selamat. Jadi, kata ‘dunia’ ini diartikan
sebagai ‘Yahudi + non Yahudi’! Dengan kata lain, ‘segala bangsa’!
Mari
kita bandingkan dengan ayat-ayat Kitab Suci yang lain:
a)
Mat 28:19 - “Karena itu pergilah, jadikanlah semua
bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus”.
b)
Luk 24:47 - “dan lagi: dalam namaNya berita tentang pertobatan
dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari
Yerusalem”.
c)
Kis 1:8 - “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus
turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.’”.
d)
Dalam Injil Lukas yang datang kepada Yesus pada Natal adalah para gembala
(Luk 2:8-20). Ini adalah orang-orang Yahudi. Tetapi dalam Injil Matius yang
datang kepada Yesus dalam Natal adalah orang-orang Majus (Mat 2:1-12), yang
adalah orang-orang non Yahudi! Apakah yang terakhir ini ditolak? Tidak mungkin
ditolak, karena Allah sendiri yang memimpin mereka dengan menggunakan petunjuk
bintang!
Catatan: Awas, ini bukan dasar untuk menyetujui / mempercayai
horoscope! Bintang dalam Mat 2 itu bersifat mujijat!
Dari
semua ini jelas bahwa Yesus adalah hadiah Natal dari Allah kepada segala bangsa,
termasuk saudara dan saya, tidak peduli dari bangsa atau suku bangsa apapun kita
berasal! Ini cocok disebut sebagai ‘the greatest number’ (= jumlah
terbesar).
Dan
kebalikannya juga berlaku, yaitu: segala bangsa / suku bangsa hanya mempunyai
satu Juruselamat / Penebus, yaitu Yesus Kristus!
2) Dunia ini adalah dunia yang berdosa.
Sekarang
bagaimana keadaan manusia-manusia di dunia ini kok Allah tahu-tahu mau
memberikan AnakNya yang Tunggal kepada dunia? Apakah dunia ini begitu baik,
suci, mengasihi Allah, selalu menyenangkan dan memuliakan Dia, sehingga Dia lalu
mau memberikan AnakNya yang Tunggal kepada dunia?
Ro 3:10-18
- “(10) seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
(11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari
Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada
yang berbuat baik, seorangpun tidak. (13) Kerongkongan mereka seperti kubur yang
ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. (14) Mulut
mereka penuh dengan sumpah serapah, (15) kaki mereka cepat untuk menumpahkan
darah. (16) Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, (17)
dan jalan damai tidak mereka kenal; (18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada
orang itu.’”.
Melihat
dunia yang seperti ini, lalu Allah itu masih mau memberikan AnakNya yang Tunggal
kepada dunia, itu betul-betul luar biasa! Tak terbayangkan! Itu sebabnya Ia
memang layak disebut sebagai Pecinta terbesar! Bandingkan dengan
ayat-ayat ini:
·
Ro 8:32
- “Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya
bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu
kepada kita bersama-sama dengan Dia?”.
·
1Yoh 4:10
- “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah
yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian
bagi dosa-dosa kita”.
·
Ro 5:6-8
- “(6) Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita
orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. (7) Sebab tidak
mudah seorang mau mati untuk orang yang benar - tetapi mungkin untuk orang
yang baik ada orang yang berani mati -. (8) Akan tetapi Allah menunjukkan
kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita
masih berdosa”.
Kata-kata ‘tidak mudah’ oleh KJV diterjemahkan ‘scarcely’,
oleh NIV diterjemahkan ‘rarely’, dan oleh RSV/NASB diterjemahkan ‘hardly’.
Semua artinya kurang lebih sama, yaitu ‘jarang’ atau ‘sangat jarang’.
Dengan
kata lain, mengapa Allah mengutus Yesus datang ke dalam dunia pada Natal, lalu
menderita dan mati pada Jum’at Agung? Jawabannya: Yoh 3:16b - “... supaya
setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal”.
Jadi,
Ia memberikan AnakNya yang Tunggal itu supaya kita tidak binasa, atau, untuk
menyelamatkan / memberikan hidup kekal kepada kita!
Mungkin
ada orang yang bertanya: Tidak bisakah Allah menggunakan cara lain untuk
menyelamatkan manusia? Jawabannya: tidak ada! Kalau memang ada, Dia akan pakai
cara itu, bukan dengan memberikan AnakNya yang Tunggal!
Mengapa
tidak bisa? Karena Allah itu adil. Ini menyebabkan Ia HARUS menghukum setiap
orang atas setiap dosa yang diperbuatnya. Kalau Allah tak menghukum apakah Ia
baik?
Untuk
menjawab ini, mari kita pikirkan suatu analogi: kalau saudara ditangkap polisi
karena melanggar peraturan lalu lintas, lalu saudara merayu-rayu polisi itu, dan
akhirnya polisi itu membebaskan saudara, apakah polisi itu baik? Bagaimana kalau
ada pencopet tertangkap, lalu merayu polisi itu dan lalu dibebaskan? Apakah
polisi itu baik? Bagaimana kalau penjual narkoba, perampok, pembunuh, pemerkosa,
dsb?
Sekarang
kita terapkan kepada Tuhan / Allah sendiri. Kalau Ia tidak menghukum manusia
berdosa, Ia bukan Allah yang suci, benar ataupun adil! Kalau ada satu dosa saja,
bagaimanapun kecilnya, tidak dihukum selama-lamanya oleh Allah, maka Allah
kehilangan keadilanNya! Yang bisa Ia lakukan, adalah menyediakan seorang
pengganti untuk memikul hukuman dosa itu. Karena itu, Ia mengutus Yesus menjadi
manusia pada Natal pertama, lalu mengorbankanNya pada Jum’at Agung, untuk
memikul hukuman dosa umat manusia. Dengan demikian Yesus menjadi pengganti bagi
kita.
Yes 53:4-6
- “(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit
kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal
kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia
tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan
kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,
dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita sekalian sesat seperti
domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah
menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian”.
2Kor
5:15 - “Dan Kristus telah mati untuk
semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya
sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk
mereka”.
Setelah
Yesus menderita dan mati untuk menggantikan kita, maka tersedia jalan
keselamatan bagi kita. Ingat: seandainya Yesus tidak lahir, menderita dan mati
bagi kita, maka tidak ada jalan keselamatan bagi manusia, dan semua manusia
mulai Adam dan Hawa sampai kiamat, termasuk saudara dan saya, akan masuk ke
neraka selama-lamanya!
Tetapi
faktanya adalah Yesus sudah lahir pada Natal yang pertama, lalu menderita dan
mati untuk menebus dosa kita, dan sekarang telah tersedia jalan untuk selamat
bagi kita.
Ingat
hal ini sekali lagi: Ia adalah hadiah untuk seluruh dunia / segala bangsa, dan
bagi seluruh dunia / segala bangsa hanya ada satu hadiah ini. Tidak ada banyak
hadiah, tidak ada banyak Penebus / Juruselamat, hanya satu, yaitu Yesus Kristus!
Kis 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun
juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama
lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.’”.
1Yoh 5:11-12 - “(11) Dan inilah kesaksian itu: Allah telah
mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya.
(12) Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki
Anak, ia tidak memiliki hidup”.
Yoh 14:6 - “Kata Yesus kepadanya: ‘Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku”.
Calvin:
“our salvation must not be sought any where else than in Christ”
(= keselamatan kita tidak boleh dicari di tempat lain manapun juga selain dalam
Kristus).
Calvin
juga mengatakan kebalikannya: “not the least drop of salvation can be
found out of Christ” (= tidak satu tetes terkecilpun dari keselamatan bisa
ditemukan di luar Kristus).
Terimalah
hadiah itu, dengan menerima / percaya kepada Kristus. Maka saudara tidak akan
binasa, tetapi memiliki hidup kekal.
“God
(the greatest lover) so loved (the greatest degree) the world (the greatest
number) that He gave (the greatest act) His only begotten Son (the greatest
gift) that whosoever (the greatest invitation) believeth (the greatest
simplicity) in Him (the greatest person) should not perish (the greatest
deliverance), but (the greatest difference) have (the greatest certainty)
everlasting life (the greatest possession)” [= Allah (pecinta terbesar) begitu mengasihi (tingkat terbesar) dunia
(jumlah terbesar) sehingga Ia memberikan (tindakan terbesar) AnakNya yang
tunggal (pemberian / hadiah terbesar) supaya barangsiapa (undangan terbesar)
percaya (kesederhanaan terbesar) kepada Dia (pribadi terbesar) tidak binasa
(pembebasan terbesar), tetapi (perbedaan terbesar) mempunyai (kepastian
terbesar) hidup yang kekal (milik yang terbesar)] - John 3:16.
1) Tidak binasa.
Kata
‘binasa’ bukan hanya menunjuk pada kematian, tetapi pada perpisahan
kekal dengan Allah dan pada hukuman kekal di neraka.
2Tes 1:9
- “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan
selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat
Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya”.
Wah
21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya,
orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir,
penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian
mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian
yang kedua.’”.
‘Tidak
binasa’
disebut sebagai ‘the greatest deliverance’ (= pembebasan terbesar)!
Memang kalau kita dibebaskan dari problem, penyakit dsb, kita senang juga.
Tetapi apa gunanya kaya, sehat, hidup tanpa problem di dunia ini, kalau nanti
harus masuk neraka selama-lamanya? Kalau harus memilih, enak jadi Lazarus atau
orang kayanya? Jadi, ‘tidak binasa’ ini yang terpenting; ini adalah pembebasan
terbesar!
2) Hidup yang kekal.
a)
Kata ‘hidup’ kontras dengan ‘binasa’, dan kontras
itu juga ditunjukkan oleh kata ‘tetapi’.
Dan
kata ‘tetapi’ ini mengkontraskan sedemikian rupa sehingga disebut
sebagai ‘the greatest difference’ (= perbedaan terbesar).
Pada
saat mereka masih hidup di dunia, maka ada kontras yang besar antara Lazarus dan
orang kaya. Tetapi setelah mereka mati, keadaan terbalik, dan kontrasnya jauh
lebih besar lagi. Memang antara surga dan neraka ada perbedaan yang layak
disebut sebagai ‘the greatest difference’ (= perbedaan terbesar).
b)
Kata ‘kekal’ berarti selama-lamanya. Kalau bisa berhenti /
hilang itu namanya tidak kekal.
Bdk.
Yoh 10:28-29 - “(28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada
mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan
seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan
mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat
merebut mereka dari tangan Bapa”.
Ini
jelas menunjukkan bahwa keselamatan tidak bisa hilang!
c)
Ini disebut sebagai ‘the greatest possession’ (= milik yang
terbesar).
Lenski:
“Not to perish is to have; not to have is to perish” [= Tidak
binasa artinya mempunyai (hidup kekal); tidak mempunyai (hidup kekal)
artinya binasa] - hal 265.
Apapun
yang saudara punyai, itu tidak ada artinya sama sekali kalau saudara tidak
mempunyai hidup yang kekal ini!
Mat 16:26
- “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?
Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”.
d) Siapapun yang percaya
kepada Yesus dikatakan ‘mempunyai’ hidup yang kekal.
Ini
disebut ‘the greatest certainty’ (= kepastian terbesar). Jadi,
keselamatan / hidup kekal itu bukan hanya mungkin / kemungkinan besar diterima,
tetapi pasti diterima!
3) Percaya kepada Dia (Yesus Kristus).
Cara
/ jalan supaya tidak binasa tetapi beroleh hidup kekal adalah dengan percaya
kepada Yesus Kristus.
Karena
sudah adanya korban Yesus Kristus, maka jalan untuk selamat itu menjadi begitui
sederhana dan mudah, yaitu hanya dengan percaya kepada Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat. Cara / jalan ini disebut sebagai ‘the greatest
simplicity’ (= kesederhanaan terbesar).
Kita
tidak mempercayai keselamatan karena perbuatan baik ataupun karena iman +
perbuatan baik! Ini merupakan cara / jalan yang ruwet! Semboyan Reformasi adalah
SOLA FIDE (= hanya iman).
Ef 2:8-9
- “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan
hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu:
jangan ada orang yang memegahkan diri”.
Tetapi
karena begitu sederhana, banyak orang lalu meremehkan cara / jalan ini. Tetapi
kalau saudara tidak mau jalan yang sederhana ini, tidak ada jalan untuk selamat!
Dan
satu hal lagi: ini ditawarkan kepada ‘whosoever’ (= siapapun). Dan
ini disebut sebagai ‘the greatest invitation’ (= tawaran /
undangan yang terbesar). Jangan sia-siakan undangan ini! Mari kita merayakan
Natal tahun ini dengan menerima hadiah terbesar dari Allah itu, dengan
percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, dan
bahkan dengan membagikannya / menceritakannya kepada orang-orang lain. Maukah
saudara? Selamat hari Natal, Tuhan memberkati saudara semua.
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali