Penginjilan Pribadi

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


I M A N

I)  Macam-macam iman.

1)   Historical faith (iman sejarah).

·        Hanya merupakan pengertian intelektual tentang kebenaran, tetapi tidak ada tujuan moral / rohani (tidak ada tujuan supaya dekat pada Tuhan, dosa diampuni, masuk surga, hidup suci, dsb).

·        Orang yang mempunyai iman jenis ini hanya menerima kebenaran tentang Kristus dengan cara yang sama seperti ia menerima ­fakta-fakta sejarah tentang Napoleon, Hitler, dsb.

·        Orang yang mempunyai iman jenis ini tidak mempunyai hubun­gan pribadi dengan Kristus.

·        Iman seperti ini bisa timbul dari tradisi, pendidikan, lingkungan / keluarga kristen.

2)   Miraculous faith (iman mujijat).

·        Merupakan kepercayaan / keyakinan bahwa Allah akan melakukan mujijat untuk dia / untuk kepentingannya / melalui dirinya (Mat 15:28 17:20).

·        Iman seperti ini bukan iman yang menyelamatkan (saving faith). Iman seperti ini bisa disertai oleh saving faith seperti Mat 8:10-13, bisa juga tidak, seperti dalam Luk 17:11-19 (untuk yang 9 orang kusta) .

3)   Temporary faith (iman sementara).

·        Berbeda dengan historical faith, karena di sini emosi ikut dilibatkan (Mat 13:20-21 ‘dengan gembira’).

·        Tujuan / motivasi orangnya adalah kesenangan / kenikmatan pribadi, bukan kemuliaan Allah.

·        Kadang-kadang, atau bahkan seringkali, iman ini sukar dibedakan dari saving faith / iman yang menyelamatkan.

·        Semua bagian Kitab Suci yang menunjukkan seolah-olah kesela­matan bisa hilang (seperti Ibr 6:4-6) adalah temporary faith. Bandingkan dengan 1Yoh 2:18-19. 

4)   True saving faith (iman yang menyelamatkan yang benar).

·        Harus didahului oleh regeneration (= kelahiran kembali).

Kitab Suci menggambarkan manusia sebagai mati rohani (Yoh 10:10 Ef 2:1) dan karena itu tidak mau dan tidak bisa memberi tanggapan terhadap Firman Tuhan / Injil (1Kor 2:14 Yoh 6:44,65). Jadi supaya manusia yang mati rohani itu bisa dan mau percaya, Roh Kudus harus melahirkan dia kembali. Kelahiran kembali merupakan pekerjaan Roh Kudus saja. Jadi di sini kita bisa melihat dengan jelas akan pentingnya doa dalam Pemberitaan Injil. Tanpa doa, Roh Kudus tidak akan bekerja, dan tanpa pekerjaan Roh Kudus, orang yang kita injili itu tidak akan bisa / mau percaya kepada Yesus.

·        Merupakan aktivitas manusia.

Sekalipun iman juga ditimbulkan oleh pekerjaan Roh Kudus dan iman merupakan anugrah Allah (1Kor 12:3 Mat 16:15-17 Fil 1:29), tetapi Allah tidak beriman untuk kita. Kitalah yang beriman!

II) Elemen-elemen iman yang benar.

1)   Pikiran.

a)   Harus ada pengetahuan / pengertian yang benar tentang Injil / dasar-dasar kekristenan (Ro 10:13-14,17 Mat 13:23).

b)   Harus percaya / setuju secara intelektual pada apa yang diketahui / dimengerti di atas.

2)   Emosi / perasaan.

Tidak cukup kita hanya mengerti dan percaya secara inte­lektual saja. Perasaan juga terlibat. Misalnya: sedih karena dosa (bandingkan dengan Petrus menangis setelah menyangkal Yesus), merasakan kasih Allah, merasa sukacita karena penebusan Kristus, merasa yakin akan keselamatan, dsb.

3)   Kemauan / kehendak.

Sekalipun pikiran sudah mengerti dan percaya, perasaan ikut terlibat, tetapi kalau kita tak mau ikut Kristus, kita bukan orang kristen (bandingkan dengan pemuda kaya dalam Mat 19:21-22).

Dalam Luk 15:17-20, pertobatan anak bungsu mengandung 3 elemen tersebut di atas.

III) ‘TO BELIEVE’ dan ‘TO TRUST’.

‘To believe’ = percaya.

‘To trust’ = mempercayakan.

Tidak adanya ‘trust’ sebetulnya menunjukkan ‘unbelief’ / ‘ketidak-percayaan’.

Illustrasi: Seorang pemain akrobat di atas air terjun Niagara mengatakan bahwa ia bisa membawa seseorang di atas kereta dorong menyeberangi tambang yang melintasi air terjun. Lalu ia bertanya kepada penonton: ‘Percayakah kamu akan hal itu?’. Penonton serempak menjawab: ‘Percaya!’. Lalu ia berkata kepada salah satu dari mereka: ‘Kamu naik ke atas kereta ini’. Orang itu tersentak dan menolak. Ini menunjukkan bahwa ia tidak ‘trust’ / mempercayakan dirinya kepada si pemain akrobat, dan juga menunjukkan bahwa sebetulnya ia tidak percaya kata-kata si pemain akrobat itu.

Kita baru bisa disebut mempunyai iman yang sejati kalau kita bukan sekedar percaya, tetapi kalau kita mau mempercayakan hidup kita setelah kematian, dan juga segala dosa-dosa kita, kepada Kristus.

IV) Object of Faith (Obyek / dari iman).

Obyek dari iman yaitu Yesus Kristus sendiri.

Ada 3 perbedaan antara 3 hal di bawah ini:

1)   Percaya tentang Kristus (misalnya: tentang kelahiranNya, kematianNya, kebangkitanNya dsb). Ini perlu tetapi tidak cukup!

2)   Percaya pada ajaran Kristus (misalnya: tentang mengasihi Allah dan sesama manusia). Ini juga perlu tetapi tidak cukup!

3)   Percaya kepada diri Kristus sendiri. Kalau ini ada barulah bisa timbul ‘trust’.

V) Iman dan keyakinan keselamatan.

1)     Keyakinan keselamatan harus ada! (1Yoh 5:13 Ro 8:16).

2)     Ada orang-orang yang berkata bahwa mereka percaya kalau Kris­tus sudah mati untuk semua dosa-dosa mereka, baik yang lalu maupun yang sekarang, maupun yang akan datang. Tetapi mereka takut kalau mati akan dihukum Tuhan / pergi ke neraka. Ini jelas adalah suatu kontradiksi. Ini menunjukkan bahwa keper­cayaannya tidak sungguh-sungguh.

3)     Ada banyak orang yang punya hobby ‘maju ke depan’ pada waktu ada ‘altar call’ (= pemanggilan untuk maju ke depan bagi yang mau percaya / menerima Yesus). Itu menunjukkan mereka tidak mempunyai keyakinan keselama­tan dan jelas belum sungguh-sungguh percaya.

VI) Iman dalam ajaran Paulus dan Yakobus.

Paulus menghadapi Yudaisme / agama Yahudi yang mempercayai pentingnya ketaa­tan pada hukum Taurat supaya selamat (Kis 15:1-34). Karena itu ia menekankan bahwa kita bisa selamat hanya melalui iman (Ro 3:27-28 Gal 2:16,21 Gal 3:9,11 Ef 2:8,9 Fil 3:8b-9).

Catatan: karena itu hati-hati dengan orang yang menganggap bahwa kekristenan itu tidak terpisahkan dari Yudaisme, atau bahwa Yudaisme adalah landasan kekristenan. Ini ajaran sesat!

Sebaliknya, Yakobus menghadapi orang-orang yang mengaku dirinya Kristen tetapi tidak mengalami perubahan hidup. Karena itu ia menekan­kan pentingnya perbuatan sebagai bukti iman yang sejati (Yak 2:14-26).

 

-AMIN-


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali