oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
NEHEMIA 11:1-13:31
Pendahuluan:
Pada masa antara
Natal dan Tahun Baru, atau setelah Tahun Baru, justru setelah menyelesaikan
proyek / acara Natal, seringkali jemaat menjadi lesu dan mundur.
Dalam bacaan
hari ini kita melihat bagaimana bangsa Israel saat itu juga menyelesaikan
proyeknya, dan setelah itu menjadi mundur.
I)
Hal-hal yang mereka lakukan untuk menyelesaikan proyek:
1) Mengisi Yerusalem (11:1-2).
Dalam 7:4-5 dikatakan bahwa ‘kota itu (Yerusalem) luas dan besar,
tetapi penduduknya sedikit’. Ini suatu keadaan yang berbahaya, karena
menyebabkan kota itu mudah sekali diserang oleh musuh. Karena itu mereka
berusaha mengisi Yerusalem sehingga mempunyai lebih banyak penduduk.
a)
Dalam 11:1 dikatakan bahwa mereka membuang undi untuk menentukan 1 dari 10 orang
yang harus menetap di Yerusalem. Jadi, dengan menggunakan undi mereka
mengharuskan 10 % dari seluruh rakyat untuk menetap / tinggal di Yerusalem.
Penerapan:
· Mengingat
dalam kebanyakan gereja jaman sekarang persekutuan doa selalu sepi, perlukah
kita mengundi siapa-siapa yang harus hadir dalam persekutuan doa?
· kalau
kita membuka pos PI / gereja baru, maka kita bisa mengharuskan orang-orang
tertentu dari gereja induk / pusat untuk ikut kebaktian di gereja yang baru itu,
supaya orang yang ikut kebaktian di sana tidak terlalu sedikit. Dan kalau
gereja saudara melakukan hal itu, dukunglah dengan mau hadir dalam kebaktian di
pos PI itu!
Catatan:
Saya merasa heran akan adanya orang kristen bahkan hamba Tuhan yang menentang
hal seperti ini. Mereka berpendapat bahwa kalau mendirikan gereja baru, maka
jemaatnya tidak boleh didrop dari lain tempat, tetapi harus dari penduduk
setempat. Saya berpendapat bahwa ini adalah omong kosong yang tidak punya dasar
Kitab Suci! Tindakan itu tidak bertentangan ayat Kitab Suci manapun, dan
tindakan itu berguna, maka jelas bahwa tidak ada alasan untuk melarang tindakan
itu!
b)
Dalam 11:2 dikatakan bahwa ada orang-orang yang dipuji karena rela menetap di
Yerusalem.
Ada 2 kemungkinan tentang arti kalimat ini:
· setelah
kena undi, maka mereka rela untuk tinggal di Yerusalem.
· sebelum
kena undi mereka sudah menyatakan untuk rela tinggal di Yerusalem.
Kerelaan memang adalah sesuatu yang patut mendatangkan pujian.
Karena itu, periksalah kerelaan atau keterpaksaan yang ada dalam diri saudara,
baik dalam menghadiri Kebaktian, Pemahaman Alkitab, Persekutuan Doa, maupun
dalam melayani Tuhan, menjabat jabatan tertentu dalam gereja, memberi
persembahan perpuluhan / biasa dsb.
Kalau ternyata saudara melakukan banyak hal dengan terpaksa, maka
renungkan cinta Tuhan bagi saudara yang sudah Ia tunjukkan dengan rela
datang ke dunia, rela menderita bahkan mati bagi saudara. Dan sekarang
renungkan: pantaskah saudara membalas semua itu dengan hal-hal yang saudara
lakukan dengan terpaksa itu?
2) Mentahbiskan tembok Yerusalem (12:27-43).
a)
Yang bisa ditahbiskan bukan hanya manusia, tetapi juga benda. Pokoknya segala
sesuatu yang dikhususkan untuk Tuhan, bisa ditahbiskan. Ini bisa dijadikan dasar
Kitab Suci dari pentahbisan suatu gereja / Sekolah Theologia.
b)
Mereka melakukan pentahbisan tembok Yerusalem ini dalam suatu kebaktian /
ibadah. Hal yang menonjol dalam kebaktian ini adalah adanya penekanan
puji-pujian / nyanyian dan musik.
· dalam
12:8,24,27-29 terlihat penekanan nyanyian / puji-pujian.
Catatan:
Dalam 11:17 ada kalimat yang berbunyi: ‘pemimpin yang mengangkat nyanyian
syukur dalam doa’. Ini bukan dasar untuk melakukan doa dan nyanyi bersama-sama
seperti yang banyak dilakukan pada jaman ini, karena kalimat ini salah
terjemahan! Kata ‘nyanyian’ seharusnya tidak ada. Bandingkan dengan
terjemahan-terjemahan di bawah ini:
KJV/RSV: to begin the thanksgiving in prayer (= memulai
pengucapan syukur dalam doa)
NKJV: began the thanksgiving with prayer (= memulai
pengucapan syukur dengan doa)
NASB: in beginning the thanksgiving at prayer (= dalam
memulai pengucapan syukur pada doa)
NIV: who led in thanksgiving and prayer (= yang memimpin
dalam pengucapan syukur dan doa)
· penggunaan
banyak alat-alat musik terlihat dari 12:27,35-36.
Ada 2 pandangan extrim yang salah tentang penggunaan alat-alat
musik dalam kebaktian:
* pandangan
yang mengecam penggunaan macam-macam alat musik dalam kebaktian. Ini merupakan
pandangan dari banyak orang Protestan yang tidak senang melihat banyaknya alat
musik digunakan dalam kebaktian gereja-gereja Pentakosta / Kharismatik. Tetapi
kecaman seperti ini salah dan tidak alkitabiah, karena bagian Kitab Suci hari
ini justru menekankan penggunaan bermacam-macam alat musik itu.
* pandangan
yang mengecam gereja-gereja yang hanya menggunakan 1 alat musik (piano / organ),
atau yang bahkan tidak menggunakan alat musik. Ini merupakan pandangan dari
banyak orang Pentakosta / Kharismatik yang tidak senang melihat kebaktian
gereja-gereja Protestan yang tidak menggunakan banyak / bermacam-macam alat
musik. Ini juga suatu kecaman yang salah, karena sekalipun penggunaan
macam-macam alat musik itu diperbolehkan, tetapi tidak diharuskan! Pada jaman
Tuhan Yesus, Kitab Suci tidak pernah menceritakan bahwa Yesus dan murid-muridNya
pernah mengadakan kebaktian yang menggunakan alat musik!
· adanya
paduan suara dalam kebaktian (12:31-42).
Penerapan:
Apakah saudara sering mengabaikan nyanyian / puji-pujian dalam
kebaktian? Seringkah saudara datang terlambat dalam Kebaktian / Pemahaman
Alkitab dengan pemikiran ‘Toh baru puji-pujian’? Seringkah saudara tidak
ikut menyanyi dalam kebaktian, tanpa alasan apapun juga? Ingatlah bahwa
sekalipun yang paling penting dalam kebaktian adalah Firman Tuhannya, tetapi
itu tidak berarti bahwa nyanyian / puji-pujian adalah sesuatu yang tidak penting
dan boleh diabaikan!
II) Munculnya hal-hal yang brengsek:
Ada 2 hal yang menyebabkan munculnya hal-hal yang brengsek itu:
A) Proyek mereka sudah selesai.
Tadi pada waktu mereka melihat tembok yang hancur, keadaan mereka
yang berbahaya dsb, maka mereka bersemangat dalam membangun tembok Yerusalem.
Tetapi setelah proyek selesai, maka mungkin mereka merasa bahwa tugas mereka
sudah selesai sehingga mereka boleh hidup santai / sembarangan.
Penerapan:
Hati-hatilah dengan hidup saudara kalau gereja saudara baru
menyelesaikan suatu proyek tertentu (misalnya: perayaan Natal, Camp / Retreat,
pembangunan gedung gereja dsb). Ingat bahwa setiap orang kristen sebetulnya
mempunyai proyek yang kekal, yaitu memuliakan Allah, mencari jiwa bagi
Tuhan, dan mendewasakan iman orang kristen yang lain.
B) Absennya Nehemia (13:6).
Dari 1:1 dan 2:1 kita tahu bahwa Nehemia mulai meninggalkan rajanya
pada tahun ke 20 pemerintahan raja Artahsasta. Sekarang, setelah pembangunan
tembok Yerusalem dan pentahbisannya selesai, yaitu pada tahun ke 32 pemerintahan
raja Artahsasta, ia pulang kepada rajanya [ingat bahwa ia adalah pegawai raja /
juru minuman raja (1:11b)]. Pulangnya Nehemia kepada raja Artahsasta menunjukkan
bahwa Nehemia adalah orang yang mempunyai keseimbangan antara pekerjaannya dan
pelayanannya! Ia bertanggung jawab kepada bossnya dalam pekerjaannya, dan ia
juga bertanggung jawab kepada Tuhan dalam pelayanannya!
Penerapan:
Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara adalah orang yang terus
sibuk dengan gereja / pelayanan saudara sehingga mengabaikan pekerjaan / study
saudara? Atau sebaliknya apakah saudara adalah orang yang terus sibuk dengan
pekerjaan / study saudara sehingga tidak punya waktu untuk gereja /
pelayanan bagi Tuhan? Belajarlah untuk bisa membagi waktu, tenaga, pikiran
saudara seperti Nehemia, sehingga bisa menyeimbangkan pekerjaan / study
dan gereja / pelayanan!
Absennya Nehemia di Yerusalem ini menyebabkan timbulnya bermacam-
macam kebrengsekan!
Hal-hal brengsek yang muncul:
1)
Penyalahgunaan bilik dalam Bait Allah (13:4-5).
a) ‘Imam Elyasib’ (13:4a).
Disini ia disebut hanya sebagai imam, bukan imam besar, sehingga
ada orang-orang yang beranggapan bahwa ia bukanlah imam besar Elyasib (3:1
13:28). Tetapi bahwa ia bisa memberikan sebuah bilik di Bait Allah kepada Tobia,
menunjukkan bahwa ia pasti mempunyai kedudukan tinggi, sehingga saya lebih
setuju dengan pandangan yang mengatakan bahwa orang ini adalah imam besar
Elyasib.
b) ‘Mempunyai hubungan erat dengan Tobia’ (13:4b).
· Tentang
Tobia kita sudah tahu dari 2:10,19 4:3,7 6:1,12,17-19 bahwa ia
adalah orang kafir yang memusuhi / menentang pembangunan tembok Yerusalem.
Tetapi anehnya imam besar Elyasib dikatakan mempunyai hubungan erat
dengan Tobia ini.
Penerapan:
Apakah saudara punya hubungan erat / persahabatan dengan orang yang
anti kristen? Apakah saudara punya hubungan erat / persahabatan dengan nabi-nabi
palsu / pendeta-pendeta yang Liberal dsb? Kalau ya, saudara tidak berbeda dengan
imam besar Elyasib!
· Lebih
dari itu, kata bahasa Ibrani yang diterjemahkan ‘hubungan erat’ itu menunjuk
pada hubungan darah atau hubungan yang terjadi karena pernikahan. Karena Tobia
bukanlah orang Israel, maka tidak mungkin Elyasib mempunyai hubungan darah
dengan dia. Jadi jelas bahwa hubungan yang dimaksud disini adalah hubungan yang
terjadi karena pernikahan.
Ini cocok dengan 6:18 yang menunjukkan bahwa baik Tobia maupun
anaknya kawin dengan orang-orang yang adalah orang Yahudi.
Dan dari 13:28 bisa kita lihat bahwa cucu Elyasib menjadi menantu
Sanbalat, sahabat Tobia, yang bersama-sama dengan Tobia menentang pembangunan
tembok Yerusalem itu (tentang Sanbalat lihat 2:10,19 4:1,7 6:1).
Ini semua menunjukkan bahwa sekalipun Elyasib adalah imam besar,
tetapi ia tidak bisa menjaga hubungan / pergaulannya! Pergaulannya / hubungannya
dengan orang-orang kafir yang brengsek itu menyebabkan ia sendiri jatuh ke
dalam dosa, dimana ia menyediakan bilik di Bait Allah bagi orang kafir / musuh!
Penerapan:
Kita boleh bergaul dengan orang kafir, untuk bisa menginjili
mereka. Tetapi bagaimanapun kita harus menjaga untuk tidak sembarangan bergaul
dengan mereka. Ingatlah bahwa Paulus berkata ‘pergaulan yang buruk merusakkan
kebiasaan yang baik’ (1Kor 15:33).
2)
Perpuluhan tidak diberikan (13:10).
a)
Dalam 10:37-39 orang Israel berjanji akan memberikan perpuluhan dan tidak akan
mengabaikan / meninggalkan Bait Allah. Bahkan dari 10:29 terlihat bahwa itu
bukan sekedar suatu janji biasa, tetapi suatu sumpah yang disertai kutuk kalau
mereka tidak menepatinya!
b)
Dalam 12:44-47 terlihat bahwa mereka bersukacita karena adanya para imam dan
orang-orang Lewi yang bertugas, dan mereka mau memberikan perpuluhan mereka. Ini
menyebabkan imam-imam dan orang-orang Lewi itu bisa bertugas / melayani Tuhan
dengan baik.
c)
Tetapi sekarang mereka berhenti memberikan persembahan perpuluhan sehingga:
· orang-orang
Lewi dan para penyanyi lari ke ladangnya untuk mencari nafkah sendiri (bdk. Bil 35:2-4
Yos 21:3 orang-orang Lewi memang mempunyai kota-kota).
· Bait
Allah dibiarkan / ditinggalkan (13:11).
Karena orang-orang Lewi itu harus bekerja untuk diri mereka
sendiri, maka mereka tidak lagi bisa melayani Tuhan, dan Bait Allah menjadi
terlantar.
Penerapan:
Kalau saudara tidak memberi perpuluhan sehingga hamba Tuhan tidak
bisa dicukupi hidupnya dan ia terpaksa melakukan pekerjaan lain, maka akhirnya
gereja yang berantakan dan saudara sendiri yang rugi! Karena itu berikanlah
perpuluhan saudara dengan setia!
3)
Hukum hari Sabat dilanggar (13:15-16).
Mereka tetap bekerja dan berjual beli pada hari Sabat.
Penerapan:
Apakah saudara memelihara keharusan istirahat pada hari Sabat /
Minggu (bdk. Kel 20:8-11)?
4)
Kawin campur (13:23-24,28).
a)
Ay 23-24 menunjukkan adanya kawin campur antara bangsa Israel dengan:
· orang Asdod. Padahal dari 4:7 terlihat bahwa bangsa ini juga
memusuhi mereka dalam membangun tembok Yerusalem.
· orang Amon dan Moab, yang juga adalah musuh-musuh bangsa
Israel (bdk. 13:1-3 bdk. Ul 23:3-6).
b)
Ay 28 menunjukkan bahwa cucu Elyasib menjadi menantu Sanbalat.
· Pada
jaman Perjanjian Lama jabatan imam (bukan imam besar) menurun kepada anak (bdk.
Kel 28:1 Im 21:16-23). Dan karena itu mestinya cucu Elyasib ini
juga adalah imam. Sedangkan untuk imam lebih ditekankan lagi bahwa ia harus
menikah dengan sesama orang Israel (bdk. Im 21:13-15). Karena itulah maka
Nehemia mengatakan bahwa mereka mencemarkan jabatan imam (13:29).
· Dalam
13:23-24 telah dibicarakan tentang orang Israel yang kawin campur, tetapi dalam
13:28 dibicarakan secara khusus tentang imam yang kawin campur. Mengapa
dibicarakan secara khusus? Karena imam yang kawin campur tentu lebih berat
dosanya dari pada orang Israel biasa yang kawin campur.
Penerapan:
Jangan enak-enak menduduki suatu jabatan dalam gereja. Ingatlah
bahwa jabatan mengharuskan saudara untuk lebih menguduskan diri dibanding dengan
jemaat biasa!
III) Tindakan Nehemia:
1) Dalam kasus penyalahgunaan bilik Bait Allah
(13:7-9).
a)
Nehemia menjadi ‘sangat kesal’ (13:8a).
KJV: grieved me sore (= sangat menyedihkan aku).
RSV: very angry (= sangat marah).
NIV: greatly displeased (= sangat tidak senang).
NASB: very displeasing (= sangat tidak menyenangkan).
Dari terjemahan-terjemahan ini terlihat bahwa melihat / mengetahui
adanya penyalahgunaan bilik Bait Allah itu, Nehemia menjadi sedih, marah dan
tidak senang. Sabar dalam keadaan seperti ini bukan menunjukkan kasih, tetapi
ketololan / kesuaman!
Penerapan:
Bagaimana sikap saudara kalau mengetahui adanya hal-hal yang
brengsek dalam gereja? Acuh tak acuh, ‘sabar’, atau marah dan sedih?
b)
Nehemia melemparkan semua perabot rumah Tobia keluar bilik itu (13:8b).
Kalau saudara menganggap bahwa tindakan ini keterlaluan, tidak
kasih, dan merupakan dosa, maka ingatlah bahwa pada waktu Yesus menyucikan Bait
Allah, Ia melakukan hal yang serupa! (bdk. Yoh 2:13-17 Mat 21:12-13).
Hal seperti ini timbul bukan dari hati yang tidak bisa menguasai diri, tetapi
dari hati yang dipenuhi oleh kasih kepada Tuhan dan rumah Allah!
Penerapan:
Adalah bagus kalau saudara menjadi marah dan sedih pada waktu
melihat adanya hal-hal yang brengsek terjadi dalam gereja. Tetapi sedih dan
marah tok tidak ada gunanya! Apakah yang saudara lakukan untuk membereskan
hal-hal brengsek itu?
c)
Nehemia mentahirkan bilik itu, dan mengembalikan perkakas-perkakas, korban
sajian dan kemenyan (13:9).
Penerapan:
Tidak cukup kita hanya membuang yang jahat / salah dari gereja.
Kita juga harus mengadakan hal-hal yang baik / benar, yang memang seharusnya ada
dalam gereja!
Ada gereja-gereja yang jemaat / majelisnya menjadi marah dan
bergolak karena dalam gereja itu ada ajaran yang sesat (misalnya ajaran yang
mengatakan bahwa Kitab Suci bukanlah Firman Tuhan, atau Yesus bukanlah
satu-satunya jalan ke surga dsb). Ini mereka anggap sebagai ajaran yang negatif
dan mereka berusaha membuang ajaran itu dari gereja mereka. Tetapi mereka tidak
terlalu peduli kalau gereja mereka dipenuhi dengan ajaran-ajaran yang tidak ada
isinya (bukan negatif, tetapi nol besar!). Mereka tidak berusaha mengisi gereja
mereka dengan ajaran-ajaran yang betul-betul membangun jemaat dalam pengertian
Firman Tuhan (ajaran yang betul-betul positif).
Kalau saudara adalah orang yang seperti itu, belajarlah dari
Nehemia!
2) Dalam kasus perpuluhan (13:11-13).
a)
Nehemia menyesali para penguasa (13:11).
Ada
2 hal yang perlu kita perhatikan:
· bukan
orang Lewi yang lari ke ladang itu yang ia sesali (mereka lari ke ladang karena
terpaksa. Itu bukan salah mereka), tetapi orang-orang yang tidak memberikan
perpuluhan.
· Nehemia
berani menegur ‘orang gede’ (bdk. 13:17a dimana ia menyesali para pemuka).
Penerapan:
Mungkin saudara berani menegur orang kecil / miskin, tetapi
bagaimana dengan orang gede / kaya?
b)
Nehemia mengembalikan orang-orang Lewi pada pelayanannya (13:11b).
c)
Nehemia mengangkat pengawas-pengawas (13:13).
Perhatikan orang-orang yang diangkat itu:
· mereka
terdiri dari: 1 orang imam, 1 orang ahli kitab (= ahli Taurat), 1 orang Lewi,
dan 1 orang lagi (13:13a).
· mereka
adalah orang-orang yang dianggap ‘setia’ (13:13b).
KJV/RSV/NKJV: faithful (= setia).
NIV: trustworthy (= dapat dipercaya).
NASB: reliable (= dapat dipercaya / diandalkan).
Jadi, pada waktu Nehemia mengangkat pengawas-pengawas itu, ia
bukannya sekedar memilih orang yang bisa mengatur pembukuan, atau yang pandai
berkelahi sehingga bisa menjaga dengan baik, tetapi ia memilih orang-orang yang
rohani!
Penerapan:
Janganlah sembarangan mengangkat pekerja gereja! Carilah orang yang
bukan hanya mampu menangani tugas itu, tetapi yang juga adalah orang yang
rohani! Pekerja gereja yang tidak rohani sering justru menjadikan timbulnya
kekacauan dalam gereja!
Contoh: seorang gitaris yang tidak rohani mungkin akan menyetem
gitarnya pada saat doa, atau pada saat ada orang yang melakukan sharing,
atau pada saat chairman sedang berbicara, dan ini semua merusak suasana
kebaktian! Seorang organis / chairman yang tidak rohani mungkin sekali
akan datang terlambat atau melakukan tugasnya dengan tidak bertanggung jawab.
Seorang guru sekolah minggu yang tidak rohani tidak akan berdoa untuk
murid-muridnya dan mungkin sekali akan mengajar tanpa mempersiapkan apa yang
akan diajarkan. Pengedar kantong kolekte yang tidak rohani mungkin sekali akan
‘mengintip’ berapa uang yang dipersembahkan oleh jemaat. Seorang penyambut
jemaat yang tidak rohani mungkin sekali akan mengabaikan orang-orang yang
kelihatan miskin dan bersikap ramah terhadap orang yang kaya. Semua ini pasti
merugikan kesaksian gereja yang memakai orang-orang seperti itu dalam pelayanan.
3) Dalam kasus pelanggaran hukum hari Sabat (13:17-22).
a)
Ia menyesali para pemuka (13:17-18).
Perhatikan kata-kata Nehemia kepada para pemuka itu dalam 13:17-18
ini. Ia mengatakan bahwa:
· mereka melakukan kejahatan dengan melanggar kekudusan
hari Sabat (13:17b).
· gara-gara nenek moyang mereka melanggar hukum hari Sabat,
maka Yerusalem dihancurkan (bdk. Yer 17:19-27).
Ini menunjukkan bahwa Tuhan murka kalau kekudusan hari Sabat
diinjak-injak.
Kalau selama ini saudara mengabaikan hukum hari Sabat ini,
renungkan kata-kata Nehemia ini!
b)
Ia menutup pintu gerbang Yerusalem (pada hari Sabat) dan memberi penjaga
(13:19,22).
· Penutupan
pintu gerbang Yerusalem ini ia lakukan supaya para pedagang tidak bisa keluar
masuk Yerusalem pada hari Sabat.
· Orang-orang
yang ia pilih menjadi penjaga:
* ‘anak
buahku’ (13:19).
Ini jelas menunjuk pada orang yang bisa ia percayai.
* ‘orang
Lewi’ (13:22).
Lagi-lagi terlihat bahwa dalam memilih penjaga Nehemia tak memilih
sembarang orang, juga bukan asal orang yang kuat atau bisa berkelahi, tetapi ia
memilih orang yang rohani!
c)
Ia mengancam para pedagang yang bermalam di luar tembok Yerusalem (13:20-21).
· Para
pedagang yang bermalam di luar tembok Yerusalem itu bisa menjadi godaan bagi
orang-orang di dalam untuk pergi keluar dan membeli barang.
· Kata-kata
‘kukenakan tanganku’ berarti bahwa ia mengancam akan menangkap dan
memenjarakan mereka kalau mereka tetap bermalam di sana.
Ini menyebabkan para pedagang itu tidak berani lagi bermalam di
sana. Dengan demikian, Nehemia berhasil menjauhkan godaan terhadap penduduk
Yerusalem untuk membeli barang pada hari Sabat.
Penerapan:
Ini memberikan suatu pelajaran bagi kita untuk bukan hanya berusaha
untuk tidak jatuh ke dalam godaan, tetapi kalau bisa juga menyingkirkan /
menjauhi godaan itu. Kalau saudara adalah orang yang berusaha bertobat dari
rokok, maka jauhilah semua teman yang merokok. Kalau saudara adalah orang yang
mudah jatuh ke dalam percabulan / perzinahan, jauhilah film yang membangkitkan
hawa nafsu dan juga orang-orang yang sering mengajak saudara untuk berzinah!
Kalau saudara adalah orang yang duniawi jauhilah pergaulan dengan orang-orang
yang selalu membicarakan hal-hal duniawi!
4) Dalam kasus kawin campur (13:25-30).
a)
Ay 25: ia menyesali, mengutuki, memukuli, mencabut rambut mereka dan
menyuruh mereka bersumpah.
Kalau tadi ia berani menindak orang gede, maka sekarang ia berani
menindak orang kecil. Sekalipun harus diakui bahwa disini tindakannya kelewat
batas, tetapi sikap tidak pandang bulunya, dimana ia juga menindak orang kecil,
harus kita tiru.
Penerapan:
Boleh jadi saudara adalah orang yang berani menindak orang gede.
Tetapi bagaimana sikap saudara kalau melihat orang kecil melakukan kesalahan?
Apakah saudara tidak mau menindak karena saudara kasihan kepadanya? Kalau
saudara hanya menindak orang gede, tetapi membiarkan orang kecil, ini juga
sesuatu yang tidak adil!
b)
Ay 26: ia menunjukkan dosa Salomo sebagai contoh (bdk. 1Raja-raja 11:1-40).
Sama seperti pada 13:18 di atas, ia menegur dengan meng-gunakan dasar Kitab Suci
/ Firman Tuhan.
Penerapan:
Jangan menegur siapapun juga kalau saudara tidak bisa menunjukkan
kesalahan orang itu berdasarkan Kitab Suci / Firman Tuhan!
c)
Ay 27: ayat ini menunjukkan bahwa kawin campur dianggap sebagai tindakan
tidak setia kepada Allah! Ingat bahwa orang kafir itu, betapapun menariknya,
tetap adalah anak setan! Dengan mengawini anak setan itu saudara menjadikan diri
saudara menantu setan, dan lebih dari itu saudara menjadikan Allah dan setan
menjadi besan!
d)
Ay 28: ia mengusir cucu Elyasib yang melakukan kawin campur, sekalipun
Elyasib adalah imam besar!
Padahal sebagai pemimpin saat itu, pasti ia punya hubungan baik
dengan Elyasib yang adalah imam besar, dan hubungan itu mestinya telah
berlangsung belasan tahun. Tetapi ia tidak mengenal istilah Right or wrong my
friend (= benar atau salah sahabat saya). Ia tidak pro pada teman ataupun
pada orang yang mempunyai jabatan tinggi! Ia pro pada kebenaran!
e)
Ay 30: ia mentahirkan mereka yang telah menjauhkan istri kafirnya.
Catatan:
Dalam Ezra 10:10-19 juga terjadi keharusan menceraikan istri kafir. Tetapi
dalam Perjanjian Baru hal seperti ini dilarang (bdk. 1Kor 7:12-16)!
Penutup:
Kalau dalam
gereja kita / hidup kita secara pribadi muncul hal-hal yang brengsek, maukah /
beranikah saudara membereskan hal-hal itu, seperti yang dilakukan oleh Nehemia?
Mungkin saat ini
kita perlu memandang ke belakang sejenak, dan melakukan introspeksi, baik
terhadap hidup kita secara pribadi, maupun terhadap kegiatan gereja kita.
Adakah
hal-hal yang salah yang harus dibuang? Adakah hal-hal yang kurang dan harus
ditambahkan? Adakah semangat yang lesu yang harus dipulihkan? Maukah saudara
membereskan hal-hal itu?
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali