Pemahaman
Alkitab
(Jl. Dinoyo
19b, lantai 3)
Jumat, tanggal
10 Juli 2009, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(7064-1331
/ 6050-1331)
Kitab Mazmur
Introduction
1)
Tentang judul.
Bible
Knowledge Commentary: “The
English title ‘Psalms’ (or ‘Psalter’) is derived from the Greek
translation of the Old Testament. ... The Greek word psalmos,
which translates the Hebrew mizmor,
signifies ‘music accompanied by stringed instruments.’ Under the influence
of the Septuagint and of Christianity, the word psalmos
came to designate a ‘song of praise’ without an emphasis on
accompaniment by stringed instruments ... Because mizmor
is used in the rifles of 57 of the psalms, the Greek translators used the
translation of that word for the title of the entire collection” [= Judul
bahasa Inggris ‘Psalm’ / ‘Mazmur’ (atau ‘Psalter’ / ‘Pemazmur’)
diturunkan dari terjemahan bahasa Yunani dari Perjanjian Lama. ... Kata bahasa
Yunani PSALMOS, yang menterjemahkan kata bahasa Ibrani MIZMOR, berarti ‘musik
yang disertai alat musik yang menggunakan senar’. Dibawah pengaruh Septuaginta
dan Kekristenan, kata PSALMOS artinya menjadi suatu ‘lagu pujian’ tanpa
suatu penekanan pada penyertaan oleh alat musik yang menggunakan senar ...
Karena MIZMOR digunakan dalam senapan (?) dari 57 mazmur,
penterjemah-penterjemah Yunani menggunakan terjemahan dari kata itu sebagai
judul dari seluruh kumpulan].
The
Biblical Illustrator (Old Testament): “The
title given in New Testament (Luke 20:42; Acts 1:20) is ‘Book of Psalms,’
and in all Christian versions it is the same” [= Judul diberikan dalam
Perjanjian Baru (Luk 20:42; Kis 1:20) adalah ‘kitab Mazmur’, dan dalam semua
versi Kristen itu adalah sama].
Luk
20:42 - “Sebab Daud sendiri berkata dalam kitab Mazmur: Tuhan telah
berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kananKu”.
Kis
1:20 - “‘Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah
perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan:
Biarlah jabatannya diambil orang lain”.
2)
Tentang pembagian.
The
Biblical Illustrator (Old Testament): “DIVISIONS.
- We are accustomed to speak as if the Psalter were a single book; but,
accurately, it is five books drawn up at different times and placed side by
side. In Revised Version this division is rightly maintained, and even in
Authorised Version it may be traced by means of the doxology with which each
book closes. Book I comprises 1-41; Book II, 42-72; Book III, 73-89; Book IV,
90-106; Book V, 107-150. There is some reason to believe, however, that
originally the books were three, and that they were altered into five in
imitation of the Pentateuch; the original divisions being - (1) 1-41, (2) 42-89,
(3) 90-150” [= Pembagian. - Kita terbiasa mengatakan seakan-akan Pemazmur
adalah satu kitab tunggal; tetapi secara akurat itu adalah 5 kitab-kitab yang
disusun pada saat yang berbeda dan diletakkan berdampingan. Dalam Revised
Version pembagian ini dipertahankan secara benar, dan bahkan dalam Authorized
Version itu bisa ditelusuri jejaknya melalui doxology dengan mana setiap kitab
diakhiri. Kitab I terdiri dari 1-41; Kitab II, 42-72; Kitab III, 73-89; Kitab
IV, 90-106; Kitab V, 107-150. Tetapi ada alasan untuk mempercayai bahwa secara
orisinilnya kitab-kitab itu ada tiga, dan bahwa mereka diubah menjadi lima untuk
meniru Pentateuch (lima kitab Musa); dan pembagian orisinilnya adalah - (1)
1-41, (2) 42-89, (3) 90-150].
The
Bible Exposition Commentary: Old Testament:
“The
book of Psalms is divided into five books, perhaps in imitation of the Five
Books of Moses (Gen.-Deut.): 1-41, 42-72, 73-89, 90-106, 107-150. Each of the
first three books ends with a double ‘amen,’ the fourth ends with an
‘amen’ and a ‘hallelujah,’ and the last book closes the entire
collection with a ‘hallelujah.’” [= Kitab Mazmur dibagi menjadi lima
kitab, mungkin meniru lima kitab Musa (Kej - Ul): 1-41, 42-72, 73-89, 90-106,
107-150. Setiap dari tiga kitab yang pertama diakhiri dengan ‘amin’ ganda,
yang keempat dengan ‘amin’ dan ‘haleluyah’, dan kitab terakhir menutup
seluruh kumpulan dengan ‘haleluyah’].
3)
Tentang penambahan di awal dari banyak mazmur.
a)
Banyak mazmur yang pada bagian awalnya diberi semacam judul, yang
biasanya disebut ‘inscription’ / ‘superscription’, yang memberitahu kita
siapa penulis dari mazmur itu, dan kadang-kadang dalam sikon apa mazmur itu
ditulis.
b)
Dalam Kitab Suci Indonesia ‘judul’ itu dimasukkan ke dalam ayat-ayat
dari mazmur tersebut (seperti dalam Alkitab Ibrani - Bible Knowledge
Commentary), tetapi Kitab Suci bahasa Inggris meletakkannya di atas mazmur
tersebut, tanpa nomor ayat (seperti dalam LXX - Bible Knowledge Commentary). Ini
menyebabkan dalam kitab Mazmur penomoran ayat antara Kitab Suci Indonesia dan
Kitab Suci bahasa Inggris bisa berbeda satu atau bahkan dua nomor.
Contoh:
·
Maz 3:1 - “Mazmur
Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya”.
·
Maz 4:1 - “Untuk
pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Mazmur Daud”.
·
Maz 18:1 - “Untuk
pemimpin biduan. Dari hamba TUHAN, yakni Daud yang menyampaikan perkataan
nyanyian ini kepada TUHAN, pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari
cengkeraman semua musuhnya dan dari tangan Saul”.
·
Maz 51:1-2 - “(1)
Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud, (2) ketika nabi Natan datang kepadanya
setelah ia menghampiri Batsyeba”.
c)
Judul ini merupakan penambahan kuno, tetapi tak diketahui kapan itu
ditambahkan.
d)
Judul ini bukan Firman Tuhan, jadi tidak mutlak benar!
1.
Kadang-kadang judul itu benar, dan ini terlihat dari fakta Kitab Suci
bahwa Yesus / rasul-rasul pernah menggunakan keterangan yang diberikan oleh
judul itu.
a.
Contoh dimana Yesus menggunakan ‘judul’ dari mazmur.
Mat 22:41-46
- “(41) Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada
mereka, kataNya: (42) ‘Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?’
Kata mereka kepadaNya: ‘Anak Daud.’ (43) KataNya kepada mereka: ‘Jika
demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya,
ketika ia berkata: (44) Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah
kananKu, sampai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu. (45) Jadi jika Daud
menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?’ (46) Tidak ada
seorangpun yang dapat menjawabNya, dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga
yang berani menanyakan sesuatu kepadaNya”.
Ini
jelas diambil dari Maz 110:1 - “Mazmur
Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: ‘Duduklah di
sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.’”.
Yesus
bisa mengatakan ‘Daud oleh pimpinan Roh ...’ (ay 43), dan ‘jika
Daud menyebut Dia Tuannya’ (ay 45a), pasti dari judul Maz 110
itu yang berbunyi ‘Mazmur Daud’ (Maz 110:1a).
b.
Contoh dimana rasul-rasul menggunakan ‘judul’ dari mazmur.
·
Kis 1:15-20 - “(15) Pada
hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang
berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata: (16)
‘Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh
Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang
menangkap Yesus itu. (17) Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian
di dalam pelayanan ini.’ (18) - Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan
upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga
semua isi perutnya tertumpah ke luar. (19) Hal itu diketahui oleh semua penduduk
Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri
‘Hakal-Dama’, artinya Tanah Darah -. (20) ‘Sebab ada tertulis dalam kitab
Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di
dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain”.
Ini
pasti diambil dari Maz 69:1,26 - “(1) Untuk
pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Dari Daud. ... (26)
Biarlah perkemahan mereka menjadi sunyi, dan biarlah kemah-kemah mereka tidak
ada penghuninya”.
·
Kis 2:25-28 - “(25) Sebab
Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena
Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. (26) Sebab itu hatiku
bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram,
(27) sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak
membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan. (28) Engkau memberitahukan kepadaku
jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapanMu”.
Ini
diambil dari Maz 16:1,8-11 - “(1a) Miktam.
Dari Daud. ... (8) Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia
berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. (9) Sebab itu hatiku bersukacita
dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; (10) sebab
Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang
KudusMu melihat kebinasaan. (11) Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan;
di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada nikmat
senantiasa”.
Catatan:
kedua text ini salah terjemahan, tetapi tidak saya bahas di sini.
·
Ro 4:6-8 - “(6) Seperti
juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan
berdasarkan perbuatannya: (7) ‘Berbahagialah orang yang diampuni
pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; (8) berbahagialah
manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.’”.
Ini
diambil dari Maz 32:1-2 - “(1) Dari
Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni
pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! (2) Berbahagialah manusia, yang
kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!”.
2.
Kadang-kadang judul itu tidak cocok dengan isi mazmur, dan karena itu
dianggap salah oleh para penafsir.
Misalnya:
·
Maz 5:1 memberi judul “Untuk
pemimpin biduan. Dengan permainan suling. Mazmur Daud”. Jadi,
menurut judul ini, penulisnya adalah Daud. Tetapi Maz 5:8 berbunyi: “Tetapi
aku, berkat kasih setiaMu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumahMu,
sujud menyembah ke arah baitMu yang kudus dengan takut akan Engkau”.
Adanya
Bait Kudus / Suci ini tak cocok dengan jaman Daud. Hal yang sama terjadi dengan
Maz 27:1,4 Maz 65:1,5.
·
Maz 51 diberi judul dalam ay 1-2: “(1)
Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud, (2) ketika nabi Natan datang kepadanya
setelah ia menghampiri Batsyeba”. Tetapi pada akhir dari Mazmur
itu, dalam 20 dikatakan “Lakukanlah
kebaikan kepada Sion menurut kerelaan hatiMu bangunkanlah tembok-tembok
Yerusalem!”. Bagaimana mungkin pada jaman Daud bisa ada pembangunan
tembok Yerusalem?
The
Biblical Illustrator (Old Testament): “Perhaps,
too, Psalms which David really wrote may have been expanded by later writers”
(= Mungkin juga Mazmur-mazmur yang memang ditulis oleh Daud diperluas /
dikembangkan oleh penulis-penulis belakangan).
Pertanyaan:
kalau ini benar, apakah perluasannya merupakan Firman Tuhan atau bukan? Mungkin
saya baru akan menjawab pertanyaan ini pada saat membahas text-text seperti itu
nanti.
The
Biblical Illustrator (Old Testament):
“A
large proportion of the Psalms are connected, in the titles prefixed, with the
names of various individuals, namely, Moses (1), David (73), Solomon (2), the
sons of Korah (11, including one to which the name of Heman is also attached),
Asaph (12), and Ethan (1); whilst of the Psalms bearing the name of David,
some are associated with particular incidents in his lifetime. But the
contents of many of these last are inconsistent with the statements in the
titles. In 5:7; 27:4, and 65:4 the allusion to a temple does not suit
David’s reign. In 51, which in the title is brought into relation with
David’s intrigue with Bathsheba, the writer is conscious (ver. 4) of sin
against God only (not man), and the closing verses are a prayer for the
building of the walls of Jerusalem. Ps 34., assigned to the time when
David feigned madness at the court of Gath (1 Sam 21:13), is avowedly intended
to give instruction ‘in the fear of Jehovah.’ In 51, which the title
connects with Saul’s attempt to kill David at his own house (1 Sam 19:11), the
prayer to God to arise and visit the nations (vers. 5, 8) is inappropriate to
the supposed situation. In these cases the value of the titles is
discredited, and doubt, in consequence, is cast upon others which are not so
obviously in error. The internal evidence, however, though sufficing to
disprove many of the conclusions expressed in the titles, is for the most part
too vague to supply others as precise but more correct” (= ).
The
Biblical Illustrator (Old Testament):
“It
is difficult, with any degree of confidence, to assign individual Psalms to
David; for the internal evidence rarely agrees with his date or his life.
Ewald assigned about a dozen Psalms, or parts of Psalms, to David; but since
his day the tendency of critical opinion has steadily been growing less
favourable to the theory of Davidic authorship. ... Perhaps, too, Psalms
which David really wrote may have been expanded by later writers” (=
).
The
Biblical Illustrator (Old Testament):
“The
inscriptions of the Psalms are like the subscriptions to the New Testament
Epistles. They are not of any necessary authority, and their value must be
weighed and tested by the usual critical processes” (= ).
The
Bible Exposition Commentary: Old Testament:
“The
writers of about two-thirds of the psalms are identified in the
superscriptions. David leads the way with 73 psalms. He was Israel’s
‘beloved singer of songs’ (2 Sam 23:1, NIV) and the man who organized the
temple ministry, including the singers (1 Chron 15:16; 16:7; 25:1). The sons
of Korah, who served as musicians in the temple (1 Chron 6:31ff; 15:17ff; 2
Chron 20:19), wrote 11 psalms (42-49; 84; 85; 87), Asaph 12 psalms, King
Solomon two (Ps 72 and 127), Ethan wrote one (Ps 89), and Moses one (Ps 90).
However, not all scholars give equal value to the titles of the psalms”
(= ).
Bible
Knowledge Commentary: “Expositors
of the Psalms should therefore investigate the evidence thoroughly concerning
the superscriptions that seem to indicate authorship. It must also be
remembered that Christ and His apostles considered them as witnesses to the
individual psalms’ authorship. If the notices of authorship stand, the
following tabulation would be instructive for the study of the 90 psalms so
designated: Ps 90 is attributed to Moses; 73 of the psalms are credited to
David; Ps 50; 73:1-83:18 came from Asaph; Heman the Ezrahite wrote Ps 88;
Ethan the Ezrahite (cf. 1 Kings 4:31) wrote Ps 89; and Solomon is attested to
be the author of Ps 72 and Ps 127. (Asaph, Heman, and Ethan were Levite
musicians, 1 Chron 15:17,19; cf. 1 Chron 6:39; 2 Chron 5:12.)” (= ).
Bible
Knowledge Commentary: “In
addition to the lamed preposition with a name to indicate the
author, several psalms have short bits of information about the life of David.
It is difficult to tell when these superscriptions were written, but there
is no reason to doubt their antiquity” (= ).
Bible
Knowledge Commentary: “The
writing of the Psalms, then, spanned a period from Moses through the return
from the Captivity, for some of the psalms, as indicated by their content, are
clearly postexilic” (= ).
e)
Kalau judul-judul itu benar maka ada banyak penulis dari kitab-kitab
mazmur, seperti Musa (Maz 90), Daud (ada 73 buah mazmur), Asaf (Maz 50, Maz
73-83), Heman (Maz 88), Etan (Maz 89), Salomo (Maz 72, Maz 127).
Bible
Knowledge Commentary menyimpulkan bahwa ada seorang editor yang mengumpulkan
kitab-kitab ini menjadi satu kitab mazmur. Tetapi dalam seluruh kumpulan ini
tidak ada satu argumentasi yang berkembang. Dan ia menambahkan bahwa pada akhir
dari Perjanjian Lama kumpulan itu sudah disatukan dalam bentuk yang sekarang
ini.
Bible
Knowledge Commentary: “The
final stage of the formation of the Psalter would then have come with the work
of the final editor. The present order shows the impress of one individual’s
influence. Yet the collection does not seem to have one developing argument
running throughout” (= ).
Bible
Knowledge Commentary: “So
by the close of the Old Testament canon the collections of songs and psalms
had been united into their present form” (= ).
4) Text-text dari kitab mazmur.
Bible
Knowledge Commentary mengatakan bahwa berkenaan dengan kitab mazmur ada:
a)
Text dari Kitab Suci bahasa Ibrani, yang disebut Masoretic Text (MT). Ini
adalah text yang terbaik, tetapi sering menggunakan kata-kata yang kuno, jarang
dipakai dan sukar. Ini menunjukkan bahwa ahli-ahli Taurat sangat menjaga
keaslian text, sehingga tidak mau mengubah kata-kata seperti itu.
b)
Text dari LXX / Septuaginta. Ini diterjemahkan dari text bahasa Ibrani
yang lebih rendah / buruk dari Masoretic Text. Dan dimana ada kata-kata yang
jarang dipakai atau sukar, maka para penterjemah LXX melicinkan text tersebut
dalam penterjemahan mereka.
c)
Text Latin (diterjemahkan oleh Jerome) dan bahasa Inggris sangat
bergantung pada text LXX.
Bible
Knowledge Commentary: “At
least three text types are present in the manuscripts of the Psalms. The
Hebrew Bible, that is, the Masoretic text (MT), certainly represents the
superior text. The manuscripts of this family preserved the best readings,
even though they were at times archaic, rare, or difficult. Such preservation
demonstrates the high regard the scribes had for the text they received. Nevertheless
translators and commentators have occasionally taken liberties in emending the
text in an effort to resolve some of the difficulties. The changes suggested
need to be evaluated carefully. In the Greek Septuagint (LXX) text the
Psalms are based on a different and inferior textual tradition than the
Masoretic text. Where the Hebrew is particularly rare or difficult, and the
Greek translators had some difficulty, they often smoothed out the text in
their renderings. Jerome and the translators of many English Bibles depended
rather heavily on the Greek” (= ).
5)
Isi Kitab Mazmur yang sangat bervariasi.
James
Anderson (Penterjemah dari Calvin’s Commentary tentang kitab Mazmur):
“But the intrinsic excellence of this Book gives it still higher claims
on our attention. Written under the influence of the Spirit of inspiration, its
subject-matter is worthy of its celestial origin. In general, it contains
details of the national history of the Jewish people, records of particular
portions of the life and experience of individuals, and predictions of future
events. Each of these heads embraces a wide field, and they include
illustrations of every religious truth which it is necessary for us to know,
exemplifications of every devout feeling which it is our duty to cherish, and
examples of every spiritual conflict which it is possible for us to experience.
We meet with many disclosures of the greatness, majesty, and perfections of the
only true God; his government of the world; and his special care over his chosen
people. We meet with the varied exercises of the regenerated soul, and behold it
at one time offering up fervent supplications to the Hearer of prayer, at
another celebrating his perfections and works; at one time giving utterance to
the ardent breathings of love to God, and trust in him, at another struggling
with unbelief and corruption; at one time mourning under the divine chastisement
on account of sin, at another rejoicing in a sense of forgiving mercy, and
enjoying the peace which passeth all understanding. We have presented to us many
wonderful predictions concerning the Messiah, his humiliation, sufferings,
death, resurrection, and ascension to his Father right hand; his work in heaven
as the intercessor of his people, and his authority as universal King; the
effusion of the influences of the Holy Spirit, and the conversion of all nations
to the faith of the Gospel. In short, we have unfolded to our view the final
judgment, the gathering of all the righteous to God, and the eternal exclusion
of the wicked from happiness and from hope”
(= Tetapi
keunggulan yang hakiki dari Kitab ini memberinya claim yang lebih tinggi lagi
untuk perhatian kita. Ditulis dibawah pengaruh dari Roh pengilhaman, pokok
persoalannya patut / layak disebut berasal usul dari surga. Secara umum, Kitab
ini mencakup detail-detail dari sejarah nasional bangsa Yahudi, catatan-catatan
dari kehidupan dan pengalaman khusus dari individu-individu, dan ramalan-ramalan
tentang peristiwa-peristiwa yang akan datang. Setiap topik-topik ini mencakup
daerah yang luas, dan mereka mencakup penjelasan / uraian dari setiap kebenaran
rohani yang perlu kita ketahui, pemberian contoh dari setiap perasaan yang saleh
yang wajib kita hargai, dan teladan-teladan dari setiap konflik rohani yang
memungkinkan untuk kita alami. Kita bertemu dengan banyak penyingkapan tentang
kebesaran, keagungan, dan kesempurnaan dari satu-satunya Allah yang benar;
pemerintahanNya terhadap dunia / alam semesta; dan perhatianNya yang khusus
terhadap umat pilihanNya. Kita bertemu dengan bermacam-macam tindakan dari orang
yang sudah dilahirbarukan, dan melihatnya pada satu saat mempersembahkan
permohonan kepada sang Pendengar doa, dan pada saat yang lain merayakan
kesempurnaan dan pekerjaanNya; pada satu saat memberikan ucapan nafas yang
bergairah tentang kasih kepada Allah, dan kepercayaan kepadaNya, pada saat yang
lain bergumul dengan ketidak-percayaan dan kejahatan; pada satu saat berkabung
dibawah hajaran ilahi karena dosa, pada saat yang lain bersukacita karena belas
kasihan yang mengampuni, dan menikmati damai yang melampaui akal. Kita
mendapati banyak ramalan yang luar biasa mengenai Mesias, perendahan,
penderitaan, kematian, kebangkitan, dan kenaikanNya ke sebelah kanan Bapa;
pekerjaanNya di surga sebagai juru syafaat umatNya, dan otoritasNya sebagai Raja
universal; pencurahan dari pengaruh-pengaruh dari Roh Kudus, dan pertobatan dari
semua bangsa pada iman dari Injil. Singkatnya, kita telah membuka bagi pandangan
kita penghakiman terakhir, pengumpulan dari semua orang benar kepada Allah, dan
pengeluaran kekal dari orang jahat dari kebahagiaan dan dari pengharapan) -
Introductory Notice, hal v-vi.
6)
Buku tafsiran Calvin tentang Kitab Mazmur.
James Anderson
(Penterjemah dari Calvin’s Commentary tentang kitab Mazmur):
“Many of the Psalms, in addition to the literal meaning, have a
prophetical, evangelical, and spiritual sense. While referring primarily to
David and the nation of Israel, they have, at the same time, a reference to
Christ and the New Testament Church, founded on the fact that the former were
typical of the latter. Calvin, indeed, explains some of the Psalms on this
principle. But he applies the principle less frequently than he might have done,
without contravening the canons of sound hermeneutics. His great aversion to the
mystical method of interpretation, and to the absurd and extravagant lengths to
which it was carried by the Fathers, perhaps made him err on the other extreme
of confining his attention too much to the literal meanings and directing his
attention too little to the prophetical and spiritual character of the Book, and
to the reference which it has to Christ and the Church” (= Banyak dari
mazmur-mazmur, sebagai tambahan terhadap arti hurufiahnya, mempunyai arti
nubuatan, bersifat penginjilan, dan rohani. Sementara menunjuk secara terutama
kepada Daud dan bangsa Israel, pada saat yang sama mereka mempunyai referensi
kepada Kristus dan Gereja Perjanjian Baru, didasarkan pada fakta bahwa yang
terdahulu merupakan TYPE dari yang terakhir. Calvin memang menjelaskan beberapa
mazmur berdasarkan prinsip ini. Tetapi ia menerapkan pinsip ini kurang sering
dari pada yang seharusnya ia lakukan, tanpa bertentangan dengan ukuran dari
Hermeneutics yang sehat. Ketidaksenangannya yang besar pada metode penafsiran
mistik, dan pada kepanjangan yang menggelikan dan berlebih-lebihan kemana mazmur
itu dibawa oleh bapa-bapa gereja, mungkin membuatnya bersalah dalam extrim yang
sebaliknya dengan terlalu membatasi perhatiannya pada arti-arti hurufiah dan
terlalu sedikit mengarahkan perhatiannya pada arti nubuatan dan rohani dari
Kitab ini, dan pada referensi yang dipunyai kitab ini kepada Kristus dan
GerejaNya) - Introductory Notice, hal viii.
Catatan: penafsiran mistik adalah
penafsiran yang sangat banyak digunakan oleh bapa-bapa gereja sebelum jaman
Calvin, yang terlalu banyak mengalegorikan / menyimbolisir hal-hal yang bukan
alegori / simbol.
James Anderson
(Penterjemah dari Calvin’s Commentary tentang kitab Mazmur):
“Since this COMMENTARY was first published, a
great number of Translations of The Psalms, as well as numerous critical and
explanatory works upon them, have made their appearance, while much new light
has been thrown upon many passages from more extensive philological research,
from an attention to the parallelism of Hebrew poetry, and from the fuller
information which we now possess, by the discoveries of modern travelers, of the
natural history, customs, and manners of the East, to which frequent allusion is
made in The Psalms. But such is the acuteness of judgment, and success in
discovering the mind of the Spirit which distinguish these prelections, that
they are not superseded by any modern Commentary on the same subject :
and though it is nearly three centuries since they were written, there are few
separate works on The Psalms from which the student of the present day, who
wishes critically to examine them, will derive more important assistance”
(= Sejak buku tafsiran ini diterbitkan untuk pertama kalinya, sejumlah besar
Terjemahan dari Kitab Mazmur, dan juga banyak pekerjaan-pekerjaan kritik dan
yang menjelaskan tentang kitab ini, telah muncul; sementara banyak terang yang
baru telah diberikan kepada banyak text dari penyelidikan ilmu bahasa yang luas,
dari suatu perhatian pada paralelisme dari puisi Ibrani, dan dari informasi yang
lebih penuh yang kita miliki sekarang, oleh penemuan-penemuan dari
pelancong-pelancong modern, dari sejarah alam, tradisi dan kebiasaan dari Timur,
pada mana Kitab Mazmur sering menunjuk. Tetapi begitu teliti / tajam / pandainya
penilaiannya, dan kesuksesan dalam menemukan pikiran dari Roh yang membedakan
pelajaran-pelajaran ini, sehingga mereka tidak digantikan / disingkirkan
karena kuno oleh buku tafsiran modern manapun tentang subyek / pokok yang
sama : dan sekalipun sudah hampir 3 abad lewat sejak mereka dituliskan, hanya
ada sedikit pekerjaan-pekerjaan terpisah tentang Kitab Mazmur dari mana
pelajar-pelajar / murid-murid dari jaman sekarang, yang ingin memeriksanya
secara kritis, akan mendapatkan pertolongan yang lebih penting) -
Introductory Notice, hal xi-xii.
Catatan:
·
kata ‘supercede’
dalam Webster’s
New World Dictionary diterjemahkan: “to
cause to be set aside or dropped from use as inferior or obsolete and replaced
by something else” (= Menyebabkan disingkirkan atau dihentikan dari penggunaan sebagai
sesuatu yang rendah mutunya atau kuno dan digantikan oleh sesuatu yang lain).
·
bandingkan komentar ini dengan
‘pandangan Yakub Tri’ yang mengatakan bahwa ia tak mau memakai buku-buku
tafsiran kuno (termasuk tafsiran Calvin!), karena sudah kuno / ketinggalan
jaman!
-o0o-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali