Eksposisi
Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
Bagian ini
paralel dengan Mark 2:1-12 dan Luk 5:17-26.
‘KotaNya
sendiri’ menunjuk pada kota Kapernaum (bdk. Mark 2:1). Yesus memang lahir di
Betlehem dan dibesarkan di Nazaret. Di sini Kapernaum disebut ‘kotaNya
sendiri’ karena Ia sering pergi ke sana.
Ay 2:
(bdk. Mark 2:2-5).
1)
4 orang membawa si lumpuh kepada Yesus. Dari bagian ini kita bisa mempelajari
beberapa hal yang penting tentang suatu pelayanan:
a)
Ada kesatuan dan ada 1 tujuan yaitu membawa si lumpuh kepada Yesus.
b)
Ada kerja sama. Ini mutlak harus ada dalam pelayanan.
c)
Ada ketekunan. Mereka tidak putus asa sekalipun ada halangan (banyak orang
menghalangi pintu masuk).
d)
Ada kasih kepada orang yang dilayani. Kasih ini menyebabkan mereka mau berkorban
tenaga, waktu, perasaan, dsb.
Adakah
hal-hal ini dalam pelayanan saudara?
2)
Penderitaan sering membawa seseorang kepada Kristus.
Kelumpuhan itu jelas merupakan suatu penderitaan. Banyak orang pada
waktu menderita justru lari ke dalam dosa. Tetapi bagi orang lumpuh ini,
penderitaannya justru membawanya kepada Yesus.
3)
Yesus ‘melihat’ iman mereka.
a) Ini merupakan bukti keilahian Yesus. Ia bisa melihat
iman.
b)
Ada yang menganggap bahwa yang dimaksud dengan ‘mereka’ hanyalah 4 orang
yang mengusung si lumpuh. Tetapi ini tidak mungkin, karena kalau si lumpuh itu
sendiri tidak beriman, ia tidak mungkin mendapat pengampunan dosa (bdk. Ibr
11:6). Jadi jelaslah bahwa yang dimaksud dengan ‘mereka’ adalah 4 orang yang
mengusung dan si lumpuh sendiri.
4)
‘Percayalah ...’. Ini salah terjemahan.
NIV/RSV:
‘take heart’ (= teguhkanlah hatimu).
NASB:
‘take courage’ (= beranikanlah dirimu).
KJV:
‘be of good cheer’ (= bergembiralah).
Kata Yunani yang sama dalam Mat 9:22 diterjemahkan ‘teguhkanlah
hatimu’.
5)
‘Dosamu sudah diampuni’.
a) Ini menunjukkan bahwa mungkin sekali orang itu
lumpuh karena dosa.
b)
Orang itu pasti menginginkan kesembuhan jasmani. Yesus memberikan kebutuhan
orang itu, yaitu kesembuhan jiwa, sekalipun orang itu tidak meminta hal itu.
c)
Yesus lebih mementingkan kesembuhan rohani / jiwa dari pada kesembuhan jasmani.
Apakah kita / gereja kita juga seperti itu?
1)
‘Ahli Taurat’.
Bagian paralelnya dalam Luk 5:17 versi Kitab Suci Indonesia tetap
menterjemahkan ‘ahli Taurat’. Tetapi Kitab Suci bahasa Inggris memberikan
terjemahan yang berbeda.
NIV/NASB/RSV:
‘teachers of the law’ (= guru-guru hukum Taurat).
KJV:
‘doctors of the law’ (= doktor-doktor hukum Taurat).
Ini menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang belajar dan
mengajar hukum Taurat.
2)
Mereka menganggap bahwa Yesus menghujat Allah (bdk. Mark 2:7).
Mereka mempunyai pandangan yang benar, yaitu bahwa hanya Allah saja
yang bisa mengampuni dosa. Lalu mereka melihat Yesus mengampuni dosa. Ada 2
kesimpulan yang bisa mereka ambil:
a) Yesus adalah Allah.
b)
Yesus menghujat Allah, karena sekalipun Ia adalah manusia biasa yang bukan
Allah, Ia mengampuni dosa, dan itu berarti menyamakan diri dengan Allah (bdk.
Yoh 10:32-33).
3)
Mereka berkata ‘dalam hatinya’.
Jadi, ini adalah ketidaksenangan yang tidak diungkapkan (beda
dengan Mat 8:34 dan Mat 9:11). Sebetulnya lebih baik mengungkapkan
ketidaksenangan dari pada memendamnya, karena memendam ketidaksenangan biasanya
berakhir dengan penyebaran gossip pada waktu orang yang tak disenangi itu tidak
ada.
Yesus mengetahui
pikiran mereka. Dalam 1Kor 2:11 dikatakan bahwa yang tahu pikiran seseorang
hanyalah roh orang itu. Tetapi seseorang bisa mengetahui pikiran orang lain:
· dengan
pertolongan Tuhan. Contoh: nabi-nabi dan rasul-rasul sering bisa tahu pikiran
orang lain (Misalnya: Kis 5:1-4 1Raja 14:1-6).
· dengan
pertolongan setan. Karena itu jangan terlalu heran dan lalu percaya kepada orang
yang tahu pikiran saudara atau problem / penyakit saudara. Ia mungkin saja
menggunakan kuasa gelap.
· kalau
orang itu adalah Tuhan sendiri.
Dari sudut
manusia memang gampang untuk berkata ‘dosamu sudah diampuni’. Karena apa?
Karena tidak ada buktinya apakah hal itu betul-betul terjadi atau tidak. Tetapi
kalau harus mengucapkan kalimat itu dan harus betul-betul terjadi, maka itu
jelas mustahil. Juga mengatakan ‘bangunlah dan berjalanlah’ dan harus
betul-betul terjadi, adalah sesuatu yang mustahil bagi manusia.
Tetapi bagaimana
kalau ditinjau dari sudut Tuhan? Ada yang mengatakan bahwa bagi Tuhan mengampuni
dosa lebih sukar karena untuk bisa mengampuni dosa Ia harus menjadi manusia dulu
dan mati menebus dosa manusia. Sedangkan untuk menyembuhkan penyakit Ia tidak
perlu melakukan semua itu. Tetapi kalau penyakit orang itu terjadi karena
dosanya, maka jelas bahwa penyakit itu tidak akan sembuh sebelum dosanya
diampuni.
Jadi, pertanyaan
Yesus dalam ay 5 harus dijawab sebagai berikut: ‘Bagi manusia dua hal itu
sama-sama mustahil, sedangkan bagi Allah sama-sama mungkin / bisa dilakukan’.
Arti dari bagian
ini: dalam ay 2 Yesus mengampuni dosa. Ini merupakan suatu claim bahwa Ia
adalah Allah. Tetapi tidak ada bukti bahwa pengampunan dosa itu betul-betul
terjadi. Karena itu, claimnya sebagai Allah juga tidak terbukti. Ia lalu
membuktikan claimnya sebagai Allah itu dengan menyembuhkan orang lumpuh
itu. Ini membuktikan bahwa Ia adalah Allah, dan ini membuktikan bahwa
pengampunan dosa yang tadi Ia ucapkan memang betul-betul terjadi.
Pada waktu
melihat mujijat itu, orang banyak itu kagum, takut, dan memuliakan Allah. Tetapi
mereka toh tetap tidak percaya kepada Yesus! Dari mana kita bisa tahu bahwa
mereka masih tetap tidak percaya?
1)
Sampai Yesus mati dan bangkit, hanya ada 11 murid dan sedikit orang yang
betul-betul percaya kepada Yesus.
2)
Ay 8b mengatakan: ‘Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu
kepada manusia’.
a) Jelas bahwa mereka masih tetap menganggap Yesus sebagai manusia,
bukan sebagai Allah.
b) Kata ‘manusia’ sebetulnya ada dalam bentuk jamak (Inggris: ‘men’).
Yang dimaksud adalah ‘seluruh umat manusia’ (human race). Jadi,
mereka menganggap Yesus hanya sebagai salah satu dari ‘human race /
umat manusia’.
Dalam Mat 8:1-17
Yesus menunjukkan kuasaNya atas penyakit.
Dalam Mat
8:23-27 Yesus menunjukkan kuasaNya atas alam (badai, ombak, angin, dsb).
Dalam
Mat 8:28-34 Yesus menunjukkan kuasaNya atas setan.
Dalam
Mat 9:1-8 Yesus menunjukkan kuasaNya atas dosa!
Mat
9:9-13: (paralel dengan
Mark 2:13-17 dan Luk 5:27-32).
1)
Orang yang bernama ‘Matius’ dalam ay 9 ini sama dengan ‘Lewi’ dalam Mark
2:14 / Luk 5:27. Ialah yang nantinya menulis Injil Matius ini.
Ia adalah:
· orang
Yahudi.
· pemungut
cukai (Luk 5:27).
· orang
kaya.
· orang
yang dibenci masyarakat karena ia bekerja sebagai penagih pajak untuk pemerintah
Romawi (yang adalah penjajah dan orang kafir), dan pada waktu menagih pajak,
pemungut cukai ini memeras rakyat dengan cara menaikkan pajak dan mengkorupsi
kelebihannya.
2)
Matius dipanggil oleh Yesus pada waktu ia ada di rumah cukai. Ia masih ada di
dalam dosa (sebetulnya pekerjaan sebagai penagih pajak bukanlah dosa, tetapi
tindakan korupsinya jelas adalah dosa). Tetapi ia toh dipanggil oleh Yesus.
Inilah kasih Allah kepada orang berdosa!
3)
Matius ikut Yesus, padahal dalam panggilan Yesus kepadanya tidak ada janji
berkat apa-apa! Ini merupakan sesuatu yang luar biasa!
4)
Matius meninggalkan segala sesuatu (Luk 5:28).
a)
Ini kontras sekali dengan sikap pemuda kaya dalam Mat 19:22.
b)
Pekerjaan pemungut cukai sebetulnya tidak dosa kalau dilakukan dengan benar. Ini
terlihat dari:
· Yesus
tidak menyuruh Zakheus meninggalkan pekerjaannya (Luk 19:1-10).
· Yohanes
Pembaptis tidak menyuruh pemungut cukai meninggalkan pekerjaannya.
Tetapi untuk Matius pekerjaan itu tidak memungkinkan ia memenuhi
panggilan Tuhan, sehingga pekerjaan itu harus ditinggalkan. Di sini kita bisa
mempelajari sesuatu yang penting: panggilan Tuhan harus diutamakan lebih dari
segala sesuatu!
c)
Waktu Matius mengikut Yesus ia mendapat sesuatu (damai, sukacita, dsb), tetapi
ia juga kehilangan sesuatu (pekerjaan, harta, teman-teman, dsb). Kalau kita mau
ikut Yesus kita akan mengalami hal yang sama. Harus ada kemauan untuk
mengorbankan sesuatu!
1)
Pesta itu diadakan oleh Matius (Luk 5:29). Ini mungkin merupakan pesta
perpisahan dengan teman-temannya, tetapi jelas juga merupakan usaha Matius untuk
memperkenalkan teman-temannya kepada Yesus. Orang yang sudah diampuni pasti
mempunyai keinginan untuk membawa orang lain kepada Yesus. Adakah keinginan itu
ada pada saudara?
2)
Yesus ikut pesta.
Ini menunjukkan bahwa pesta bukanlah dosa. Orang kristen tidak
pernah diperintah oleh Tuhan untuk menjauhi dunia sedemikian rupa sehingga
menjadi seorang pertapa!
3)
Yesus berkumpul / bergaul dengan orang-orang berdosa.
Ini kontras dengan sikap orang-orang Farisi yang menjauhi orang
berdosa. Kita memang harus mau bergaul dengan orang berdosa / bejad, tetapi
tetap ada batas-batasnya. Kalau pergaulan saudara dengan orang berdosa itu
menyebabkan saudara jatuh ke dalam dosa, maka sebaiknya saudara menghindari hal
itu. Misalnya: ex perokok sebaiknya tidak bergaul dengan perokok!
1)
Orang Farisi itu pasti tidak ikut pesta ini. Mereka menganggap diri mereka lebih
baik dari orang lain (Luk 18:9) dan menganggap bahwa kalau mereka berkumpul atau
bergaul dengan orang berdosa, maka mereka akan menjadi najis.
2)
Mereka mengkritik Yesus yang berkumpul dan bergaul dengan orang berdosa. Mereka
memang pintar mengecam dosa, tetapi mereka tidak berusaha mempertobatkan orang
berdosa itu. Mereka seperti seorang dokter yang hanya mau mendiagnose pasiennya
dari jauh, tetapi tidak mau mendekati pasiennya dan tidak mempunyai keinginan
mengobati / menyembuhkan pasiennya.
1)
Ay 13a merupakan kutipan dari Hos 6:6. Penekanan Hos 6:6 itu
adalah: Tuhan menginginkan mereka mempunyai belas kasihan / kebaikan kepada
sesama manusia. Tidak berarti bahwa persembahan itu tidak penting, tetapi
persembahan yang disertai kehidupan yang jahat kepada sesama manusia, tidak akan
diterima oleh Allah.
Yesus mengutip Hos 6:6 untuk menekankan perlunya kasih / kebaikan /
belas kasihan kepada sesama manusia.
2)
‘pergilah dan pelajarilah’ (ay 13a) artinya adalah ‘renungkanlah’.
‘Menghindari orang berdosa adalah tradisi orang Farisi yang
bertentangan dengan Firman Tuhan. Kalau saja mereka mau merenungkan Firman
Tuhan, maka tradisi seperti itu pasti tidak akan ada. Karena itu merenungkan
Firman Tuhan adalah sesuatu yang penting!
Penerapan:
Dalam hidup saudara mungkin ada banyak tradisi yang bertentangan
dengan Kitab Suci, tetapi tidak saudara sadari karena saudara tidak atau kurang
merenungkan Kitab Suci. Misalnya:
· datang
terlambat dalam kebaktian. Kalau saja saudara merenungkan bahwa dalam 2Tim 2:3-4
orang kristen disebut sebagai ‘prajurit’, yang tentu harus mempunyai
kedisiplinan dalam hal waktu, maka mestinya tradisi datang terlambat dalam
kebaktian itu tidak akan ada dalam hidup saudara!
· tidak
/ jarang bersaat teduh / berdoa. Kalau saja saudara merenungkan Yoh 15:1-8 yang
menggambarkan bahwa kita sebagai ranting anggur harus terus melekat pada pokok
anggur, maka mestinya saudara akan menjadi orang kristen yang banyak berdoa /
bersaat teduh secara teratur.
· tidak
melakukan pelayanan apa-apa. Mayoritas orang kristen termasuk di sini! Kalau
saja mereka mau merenungkan bahwa setiap orang kristen adalah anggota tubuh
Kristus (1Kor 12:27) yang pasti mempunyai fungsi / kegunaan, maka mereka
mestinya akan mau melayani Tuhan.
3)
Ay 12,13b:
a)
Bagian ini tidak berarti bahwa manusia cuma sakit secara rohani. Kitab
Suci mengatakan bahwa manusia berdosa itu mati secara rohani (Ef 2:1).
Perumpamaan Yesus di sini tidak boleh diartikan sehingga keluar dari tujuannya /
fokusnya!
b)
Bagian ini tidak berarti bahwa di dunia ini ada orang benar. Yang dimaksud oleh
Yesus dengan ‘orang benar’ adalah ‘orang berdosa yang merasa dirinya
benar’.
c)
Ay 13b merupakan ayat yang penting dalam memberitakan Injil, yaitu:
· kalau
kita berhadapan dengan orang yang putus asa melihat banyak-nya dosa-dosanya.
Menggunakan ayat ini beritahu orang itu bahwa Yesus justru mencari orang seperti
Dia. Tambahkan juga Yoh 6:37 untuk menunjukkan bahwa kalau Ia mau datang
kepada Yesus, ia pasti tidak akan ditolak.
· kalau
kita berhadapan dengan orang yang membanggakan kebaikan-nya. Beritahu dia, bahwa
kalau ia merasa diri baik, Yesus justru tidak mencari dia, sehingga ia pasti
akan binasa dalam neraka!
d) Dalam Luk 5:32 ada tambahan: ‘supaya mereka
bertobat’.
Ini adalah sesuatu yang penting. Yesus memang mengasihi orang
berdosa dan mau menerima mereka. Tetapi mereka harus bertobat dari segala dosa
mereka dan berbalik kepada Tuhan!
Ini merupakan sesuatu yang harus ditekankan dalam memberitakan
Injil. Jangan hanya memberitakan bahwa orang yang percaya kepada Yesus
akan diampuni dan masuk surga. Beritakan juga bahwa orang yang mau ikut Yesus
harus mau bertobat!
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali