Eksposisi Injil Lukas
oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
LUKAS
6:17-26
I) Versi Matius vs versi Lukas:
Sesuatu yang sangat membingungkan
adalah: apakah ucapan bahagia dalam Matius (Mat 5:3-12) paralel / sama dengan
ucapan bahagia / celaka dalam Luk 6:20-26 ini? Saya condong untuk berkata bahwa
tidak semuanya sama / paralel, karena:
1) Mat 5:3 berbicara tentang orang yang ‘miskin dalam roh’ (poor
in spirit), dan ini tidak mungkin menunjuk pada orang yang miskin dalam hal
uang, tetapi orang yang miskin rohani. Jadi maksudnya orangnya sadar bahwa
dirinya miskin secara rohani.
Tetapi
Luk 6:20, yang jelas dikontraskan dengan Luk 6:24, rasanya berbicara tentang
miskin dan kaya dalam hal uang.
2) Mat
5:6 berbicara tentang orang yang ‘lapar dan haus akan kebenaran’, sehingga
jelas bukan berbicara tentang lapar secara jasmani tetapi secara rohani.
Tetapi
Luk 6:21a, yang jelas kontras dengan Luk 6:25a, rasanya berbicara tentang lapar
dan kenyang secara jasmani.
II)
‘Bahagia’ dan ‘celaka’:
1) Arti ‘bahagia’ dan ‘celaka’.
a) Kata ‘bahagia’ di sini bukanlah bahagia menurut ukuran
dunia. Juga bukan suatu ‘perasaan bahagia’ yang terasa dalam hati kita.
‘Bahagia’ di sini adalah dalam pandangan Tuhan. Jadi Tuhan menganggap orang
seperti itu berbahagia.
b) Sedangkan ‘celaka’ merupakan kecaman / penghakiman dari
Allah bagi orang-orang itu.
2) William Hendriksen: "Verses 20-23, ‘Blessed’; Verses 24-26, ‘Woe.’ Some
preachers are forever saying ‘Blessed.’ Others specialize in thundering
‘Woe.’ Jesus avoids both extremes. So should we"
(= Ayat 20-23 - ‘Berbahagialah / Diberkatilah’; Ayat 24-26 -
‘Celakalah’. Beberapa pengkhotbah selalu berkata ‘Berbahagialah /
Diberkatilah’. Yang lain mempunyai kekhususan dalam mengguntur
‘Celakalah’. Yesus menghindari kedua extrim. Kita juga harus demikian).
III) 4
Keadaan yang dikontraskan:
1) Miskin vs kaya (ay 20,24):
a) Orang miskin disebut berbahagia, karena:
1. Karena Injil dikatakan diberitakan kepada orang miskin (Luk 4:18
Mat 11:5 Yes 61:1).
Memang
jelas bahwa Injil juga diberitakan kepada orang kaya, tetapi orang kaya
seringkali begitu terobsesi dengan uang sehingga tidak mempedulikan kerohanian,
dan karenanya tidak mau mendengar Injil.
2.
Orang miskin lebih mudah untuk diselamatkan (Mat 19:23 Luk 18:24).
3.
Orang miskin lebih mudah untuk bersandar kepada Allah karena mereka tidak
mempunyai apa-apa untuk disandari. Sebaliknya kekayaan menyebabkan orang kaya
menganggap dirinya tidak membutuhkan apapun, dan ini menyebabkan ia bersandar
pada kekayaan, bukan kepada Allah. Bdk. Luk 12:16-21.
b) Bukan keadaan miskin itu sendiri yang dianggap sebagai berkat /
kebahagiaan, tetapi apa yang diakibatkan olehnya.
Leon Morris (Tyndale): "He is not blessing
poverty in itself: that can as easily be a curse as a blessing"
(= Ia tidak memberkati kemiskinan itu sendiri: itu bisa sama mudahnya untuk
menjadi suatu kutuk maupun suatu berkat).
c)
Bukan semua orang miskin dianggap berbahagia.
Kalau
mereka menanggapi kemiskinan itu dengan cara yang salah, tentu saja mereka tidak
termasuk orang yang berbahagia.
d)
Jelas bahwa Tuhan bukannya benci kepada semua orang kaya, dan jelas bahwa tidak
semua orang kaya celaka.
Calvin
mengutip Agustinus: "Poor Lazarus
was received into the bosom of rich Abraham"
(= Lazarus yang miskin diterima di dada Abraham yang kaya).
Yang
dimaksud dengan orang kaya di sini adalah orang kaya yang sesuai dengan ay 24b -
‘dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh
penghiburanmu’. Jadi ia
percaya (trust) pada kekayaannya dan ia mencari kepuasan / penghiburan
melalui kekayaan. Tidak bisa tidak ini menyebabkan:
Penerapan:
Dalam
krisis moneter saat ini, apa yang menjadi sandaran / penghiburan saudara? Uang
saudara? Rekening bank saudara? Atau Tuhan dan FirmanNya?
e)
Orang kaya seperti itu disebut celaka, karena mereka ‘telah memperoleh
penghiburan’.
William
Barclay berkata bahwa Kata-kata ‘kamu telah memperoleh’ (ay 24) dalam bahasa
Yunaninya adalah APECHETE, yang berarti ‘kamu telah menerima pembayaran
penuh’.
William
Barclay: "What
Jesus is saying is this, ‘If you set your heart and bend your whole energies
to obtain the things which the world values, you will get them - but that is all
you will ever get’" (= Apa yang
Yesus katakan adalah ini: Jika kamu mengarahkan hatimu dan semua kekuatanmu
untuk mendapatkan hal-hal yang dihargai oleh dunia, kamu akan mendapatkannya,
tetapi itu adalah semua yang akan kamu dapatkan).
Bdk.
ini dengan Luk 16:25 - "Tetapi Abraham
berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu
hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan
dan engkau sangat menderita".
2) Lapar vs kenyang (ay 21a,25a):
a) Kenyang berarti puas dengan kekayaan, tak membutuhkan apapun
selain hal-hal duniawi.
Bdk.
Wah 3:17.
b) Ay
25a mengatakan bahwa mereka yang sekarang ini kenyang akan lapar.
William
Hendriksen: "Yet,
having never shown any appreciation for the higher values of life, these
gluttons, unless they are converted, face the never-ending future with a
maddening ache that can never be assuaged, a burning thirst that can never be
quenched, a ravening hunger that can never be alleviated"
(= Tetapi para pelahap / orang rakus ini, karena tidak pernah menunjukkan
penghargaan apapun untuk nilai-nilai yang lebih tinggi dari kehidupan, kecuali
mereka bertobat, akan menghadapi masa depan yang tanpa akhir dengan rasa sakit
yang membuat gila yang tidak akan pernah bisa dikurangi, rasa haus yang membakar
yang tidak akan pernah bisa dipadamkan, rasa lapar yang luar biasa yang tidak
akan pernah bisa diredakan).
c)
Orang lapar di sini tentu lawannya orang kenyang di atas. Orang-orang ini tidak
puas dengan kekayaan dan kenikmatan duniawi. Mereka mencari kepuasan sejati
dalam diri Tuhan sendiri. Mereka ini akan dipuaskan.
Bdk.
Luk 1:53 - "Ia (Tuhan)
melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang
kaya pergi dengan tangan hampa".
3) Menangis vs tertawa (ay 21b,25b):
Menangis
di sini disebabkan kesedihan karena dosa.
Sebaliknya
orang tertawa menunjuk kepada orang yang puas / senang karena berkat jasmani /
kesenangan daging dalam hidup sekarang ini. Dan mereka ini tidak pernah
menangisi kondisi rohani mereka / dosa mereka.
William
Hendriksen: "The
same holds too for those who now revel in silly merriment, while they reject God
and his word and never weep about their sinful condition. In eternity their
mourning will never cease. Their tears will never be wiped away"
(= Hal yang sama berlaku juga untuk mereka yang sekarang bersukaria dalam
kesukariaan yang tolol, sementara mereka menolak Allah dan FirmanNya dan tidak
pernah menangisi keadaan mereka yang berdosa. Dalam kekekalan, perkabungan
mereka tidak akan berakhir. Air mata mereka tidak akan pernah dihapus).
4)
Dibenci / dikucilkan / dicela / ditolak vs dipuji (ay 22-23,26):
a) Alasan Yesus memberikan bagian ini.
Calvin:
"It is evident from other passages,
that they foolishly imagined the kingdom of Christ to be filled with wealth and
luxuries" (= Adalah jelas dari
bagian-bagian yang lain, bahwa mereka secara tolol membayangkan bahwa Kerajaan
Kristus dipenuhi dengan kekayaan dan kemewahan).
Karena
itu Kristus memberikan ayat-ayat ini sebagai peringatan: ikut Yesus tidak
berarti jalannya mulus, tetapi sebaliknya penuh dengan penderitaan!
b) Ay
22-23 berlaku dalam dunia rohani / kristen. Ini terlihat dari:
Jadi kata ‘berbahagialah’ ini tidak berlaku misalnya untuk
seorang pengacara kafir yang membela orang benar dan lalu menderita
karenanya, atau untuk seorang tentara kafir yang berperang membela negaranya dan
lalu menderita karenanya.
Ini berlaku hanya untuk orang kristen yang menderita karena Kristus
/ karena pemberitaan Injil / Firman Tuhan.
Calvin:
"We cannot be Christ’s soldiers on
any other condition, than to have the greater part of the world rising in
hostility against us, and pursuing us even to death. The state of the matter is
this. Satan, the prince of the world, will never cease to fill his followers
with rage, to carry on hostilities against the members of Christ"
(= Kita tidak bisa menjadi tentara Kristus dengan kondisi / keadaan yang lain
selain mendapatkan sebagian besar dunia ini memusuhi kita, dan mengejar kita
sampai mati. Keadaannya adalah seperti ini. Setan, penguasa dunia ini, tidak
akan pernah berhenti untuk mengisi pengikut-pengikutnya dengan kemarahan,
meneruskan permusuhan terhadap anggota-anggota Kristus).
Luther:
"The Church is the community of
those who are persecuted and martyred for the gospel’s sake"
(= Gereja adalah kumpulan orang yang dianiaya dan dibunuh karena Injil).
c) Orang kristen yang menderita karena Kristus, disebut
‘berbahagia’ (ay 22), dan diperintahkan untuk bersukacita dan bergembira (ay
23). NIV bahkan menterjemahkan ay 23: "Rejoice
in that day and leap for joy" (=
Bersukacitalah pada hari itu dan meloncat-loncatlah dengan sukacita).
Bdk. 1Pet 4:12-14,16. Bdk. juga dengan Kis 5:41 dan Kis 16:25 dimana rasul-rasul
mentaati perintah ini.
Landasan
dari sukacita ini adalah harapannya pada pahala di dunia yang akan datang (ay
23: ‘upahmu besar di sorga’).
d)
Celakalah orang yang dipuji oleh semua orang (ay 26). Mengapa? Karena dunia
tidak akan memuji orang kristen / pemberita Firman Tuhan. Sebaliknya mereka
menentangnya (Yoh 15:18-20). Kalau dunia memuji saudara, itu tandanya saudara
tidak memberitakan Firman Tuhan dengan benar.
Leon
Morris (Tyndale):
"It is a danger when all men speak well of you, for this can scarcely
happen apart from sacrifice of principle" (= Merupakan sesuatu yang
berbahaya kalau semua orang memuji / berbicara baik tentang kamu, karena ini
hampir tidak mungkin terjadi terpisah dari pengorbanan prinsip).
"It is the
false prophets who win wide acclaim (cf. Je. 5:31). A true prophet is too
uncomfortable to be popular" [= Adalah
nabi-nabi palsu yang memenangkan banyak tempik sorak (bdk. Yer 5:31). Seorang
nabi yang benar terlalu tidak menyenangkan untuk menjadi populer].
William
Hendriksen: "When
everybody speaks well of you it must be that you are a deceitful, servile
flatterer" (= Kalau setiap orang
berbicara baik tentang kamu / memuji kamu, itu pasti karena kamu adalah seorang
penjilat yang mau merendahkan diri dan bersifat penipu).
Bdk. Absalom.
Tetapi
William Hendriksen memberikan tambahan yang penting untuk menjaga keseimbangan.
Ia berkata:
"If a person is unpopular, he should ask himself, ‘Is this because
I am loyal to my Lord ... or is it because I have failed to reveal a Christlike
character?’" (= Jika seseorang tidak populer, ia harus bertanya
kepada dirinya sendiri: ‘Apakah ini disebabkan karena aku setia kepada Tuhanku
... atau apakah ini disebabkan karena aku telah gagal untuk menyatakan karakter
yang menyerupai Kristus?’).
Kesimpulan:
Calvin memberikan kata-kata yang
menurut saya bisa menyimpulkan semua ini. Ia berkata:
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali