Eksposisi Kisah Para Rasul

oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.


KISAH PARA RASUL 7:1-53

I) Tuduhan terhadap Stefanus (Kis 6:11,13,14).

1) Tentang Bait Allah.

Mungkin Stefanus menyinggung / mengutip kata-kata Tuhan Yesus seperti dalam Yoh 2:18-21 Mat 24:1-2 Yoh 4:19-24 dan oleh mereka lalu diputarbalikkan dan menjadi tuduhan seperti itu.

2) Tentang hukum Taurat dan adat istiadat, penghujatan terhadap Musa dan Allah.

 


 

II) Pembelaan Stefanus.

Dalam Mat 10:17-20 Yesus berjanji bahwa pada saat seperti ini Roh Kudus akan memimpin dalam berbicara. Tetapi mengapa pembelaan Stefanus ini kelihatannya tidak karuan / tidak terarah / tanpa tujuan?

Rupa-rupanya ini terjadi karena pembelaan Stefanus dalam 7:2-50 belum selesai, tetapi lalu terputus oleh kemarahan / omelan orang-orang Yahudi, sehingga Stefanus lalu berganti haluan dan menghardik mereka dalam 7:51-53. Ini lalu terputus lagi oleh kemarahan orang-orang Yahudi yang lalu menyeret Stefanus dan membunuhnya. Adanya interupsi-interupsi ini menyebabkan pembelaan Stefanus tidak kelihatan arahnya.

Tetapi bagaimanapun tetap ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari pembelaan Stefanus ini:

1) Tentang tuduhan menghujat Allah:
 

a) Dalam ay 2 Stefanus menyebut Allah dengan sebutan ’Allah yang mahamulia’ (the God of Glory).

Ini menunjukkan bahwa ia menghormati Allah. Jadi, tidak mungkin ia menghujat Allah!

b) Mungkin ia dianggap menghujat Allah karena memberitakan Yesus sebagai Mesias / Anak Allah. Ini dia pertahankan dengan:

 

 

 

Baik Yusuf maupun Musa adalah ‘penyelamat’ tetapi mereka ditolak / dianiaya. Baik Yusuf maupun Musa adalah type (= gambaran) dari Kristus. Karena itu sekalipun Kristus ditolak / dibunuh, Ia tetap adalah Penyelamat.
 

2) Tentang tuduhan menghujat Musa.

 

Ini dijawab oleh Stefanus dalam ay 25,30-38, dimana dengan jelas ia menyatakan pandangannya tentang Musa, yaitu bahwa:

 

 

 

 

Dengan kepercayaan seperti ini tentang Musa, tidak mungkin Stefanus menghujat Musa!

3) Tentang tuduhan menghina Bait Allah.

Dari Yoh 4:20 terlihat bahwa orang Yahudi sangat menekankan:

 

Kefanatikan seperti ini juga terlihat pada orang-orang kristen jaman sekarang, misalnya:

 

Stefanus menjawab fanatisme mereka dengan berkata:

 

 

Dari semua ini jelaslah bahwa Bait Allah tidak mutlak dan tidak kekal!

4) Tentang tuduhan menghina / mengubah Hukum Taurat / adat istiadat.
 

a) Tentang sunat (ay 8).

Dari ay 8 terlihat dengan jelas bahwa ia percaya bahwa sunat adalah perjanjian dari Tuhan! Tetapi ia juga menceritakan bahwa ‘janji Tuhan’ (ay 5-7) sudah diberikan sebelum sunat itu ada (ay 8). Kalau kita lihat kitab Kejadian, kita juga melihat bahwa Abraham sudah dibenarkan oleh Allah (Kej 15:6) sebelum ada sunat (Kej 17).

 

Jadi, Stefanus tidak merendahkan sunat, karena ia mengatakan bahwa sunat adalah ‘tanda perjanjian’, tetapi ia juga tidak terlalu meninggikan sunat seolah-olah sunat itulah yang membenarkan seseorang. Ia meletakkan sunat pada tempat yang seharusnya.

Penerapan:

Apakah saudara menempatkan baptisan pada tempat yang seharusnya? Saudara bisa meletakkan baptisan pada tempat yang terlalu tinggi, yaitu kalau saudara menganggapnya sebagai jalan keselamatan atau jaminan keselamatan. Ini salah! Baptisan sama sekali tidak menyelamatkan; hanya iman kepada Kristus yang menyelamatkan! Tetapi sebaliknya saudara juga bisa meletakkan baptisan pada tempat yang terlalu rendah, yaitu kalau saudara menganggapnya tidak perlu (baik terhadap diri saudara maupun terhadap anak / cucu saudara).

b) Hukum-hukum Musa diberikan oleh Tuhan (ay 38).
 

Jadi Stefanus percaya bahwa Hukum Taurat (termasuk sunat) adalah dari Tuhan. Mungkin sekali sebetulnya ia mau menjelaskan mengapa ia menghapuskan ceremonial law, tetapi kemarahan orang-orang Yahudi menyebabkan ia tidak keburu menjelaskan hal itu.

Dari semua pembelaan terhadap tuduhan / fitnahan ini, ada satu hal yang bisa kita dapatkan, yaitu: kalau orang kristen difitnah, khususnya kalau fitnahan itu bisa merugikan Tuhan / kekristenan / gereja / pelayanan orang itu, maka ia harus membela diri. Bukan demi dirinya sendiri, tetapi demi Tuhan / kekristenan / gereja!

Contoh: di internet ada tulisan yang menyerang Pdt. Dr. Billy Graham, dan menganggapnya sesat, masuk gerakan anti Kristus dsb. Tetapi Dr. Whitlock, Presiden dari Reformed Theological Seminary (RTS) di Jackson, Mississippi, menganggap hal itu sebagai fitnahan. Saya berpendapat bahwa kalau hal itu memang fitnahan, maka Pdt. Dr. Billy Graham harus membantah hal itu.
 

III) Serangan Stefanus (ay 51-53).

Pada waktu pembelaannya yang Alkitabiah itu ditanggapi oleh orang-orang Yahudi dengan kemarahan, maka Stefanus bukannya menjadi takut, tetapi bahkan lalu ‘menyerang’ mereka dan ia menggambarkan mereka sebagai:

1) Keras kepala (ay 51).

Kata ‘keras kepala’ seharusnya adalah ‘tegar tengkuk’ (stiff-necked). Gambarannya adalah sapi yang tidak mau dipasangi kuk.

Israel dulu juga tegar tengkuk (Kel 32:9 33:3,5) dan orang Yahudi saat itu juga tegar tengkuk. Bagaimana dengan saudara?

2) Tidak bersunat hati / telinga (ay 51).

Mereka membanggakan sunat lahiriah tetapi Stefanus mengatakan bahwa mereka tidak bersunat hati (tidak bertobat dari dalam) dan telinga (tidak mau dengar / peduli Firman Tuhan).

Ini juga kondisi Israel dulu (Im 26:41 Ul 10:16 Yer 4:4 Yer 9:25-26).

Jangan meniru mereka dengan membanggakan baptisan yang tidak disertai iman / pertobatan yang sejati!

3) Menentang Roh Kudus (ay 51).

Mendengar Firman Tuhan tetapi tidak mau taat adalah menentang Roh Kudus. Apakah saudara juga sering bersikap seperti ini?

4) Menganiaya / membunuh nabi-nabi (ay 51-52).

Nenek moyang mereka menganiaya dan membunuh nabi-nabi jaman dulu (ay 52). Orang-orang Yahudi itu menganggap bahwa mereka berbeda dengan nenek moyang mereka dalam hal ini (Mat 23:30 - "Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu"), tetapi Stefanus mengatakan bahwa mereka sama dengan nenek moyang mereka! Persamaannya:

 

Nenek moyang mereka:

 

 

 

 

Orang Yahudi saat itu (ay 52b): mengkhianati (melalui Yudas Iskariot) dan membunuh Yesus, yang adalah Mesias sendiri. Ini lebih hebat lagi dosanya!

 

Penerapan:

Melihat bahwa banyak ‘umat Allah’ di setiap jaman yang menganiaya / membunuh hamba Tuhan, maka kita perlu sangat berhati-hati untuk tidak melakukan hal yang sama! Sebaliknya, saudara harus menghormati hamba Tuhan. Memang kalau seorang pendeta / penginjil adalah nabi palsu, saudara bukan saja tidak perlu, tetapi bahkan tidak boleh meng-hormatinya. Ini terlihat dari 2Yoh 10-11 yang berbunyi: "Jikalau seseorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat".

Tetapi sebaliknya, kalau seorang pendeta / penginjil betul-betul adalah hamba Tuhan, saudara harus menghormatinya. Ini terlihat dari:

 

 

Juga perhatikan peringatan dan janji Yesus di bawah ini:

 

 

5) Mempunyai hukum Taurat tetapi tidak taat (ay 53).

Mungkin penekanan Stefanus di sini adalah dalam hal Yesus. Hukum Taurat menubuatkan tentang Yesus (ay 37,52b), tetapi mereka menolak Yesus dan bahkan membunuhNya. Dengan tindakan ini mereka tidak mentaati hukum Taurat.

Kesimpulan dari 5 hal ini adalah: mereka sama dengan nenek moyang mereka (ay 51b). Orang seharusnya harus belajar dari sejarah (1Kor 10:1-11). Tetapi orang-orang Yahudi ini tidak! Bagaimana dengan saudara?
 

Penutup:

Apa yang bisa kita pelajari dari Kis 7 ini? Stefanus adalah orang yang berani. Ia memang penuh kasih (ay 60), tetapi ia keras dan berani. Gereja saat ini membutuhkan orang-orang seperti ini. Maukah saudara berani bagi / demi Tuhan?
 

-AMIN-

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali